Anda di halaman 1dari 2

Mass Media and Television Programs in Indonesia Media Massa dan Pertelevisian di Indonesia

Media massa menurut mbah wiki adalah media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah. Selama hampir tiga tahun berkuliah di negeri tetangga ini, saya memang tidak begitu mengikuti perkembangan berita terkini melalui media massa yang tersedia (baca: media massa di Singapura); saya hampir tidak pernah menonton siaran televisi ataupun membaca koran. Hal ini mungkin karena saya kurang begitu tertarik dengan perkembangan ekonomi atau politik di Singapura. . Nah, waktu liburan hampir satu bulan di Bandung, akhirnya saya kembali membaca koran dan menonton televisi. Namun saya merasa sedikit agak kecewa karena hampir semua stasiun televisi menawarkan sajian menu (gawad banyak redundansi) yang serupa dan kebanyakan dari sajian tersebut dapat dikategorikan sampah menurut definisi saya. Mari kita tilik satu-persatu. infotainment: kebanyakan materi yang disajikan adalah gosip, dan yang lebih menyebalkan hampir semua stasiun televisi menyajikan gosip yang sama dan diulangulang terus, mulai dari kematian penyanyi Alda sampai kasus anggota DPR. Lalu apakah yang bisa kita dapatkan dari infotainment? Kebanyakan gosip-gosip tentang selebritis ini akan terlupakan dalam waktu 1-2 bulan sesudahnya (baca: basi) dan malah banyak selebritis yang ingin mendulang popularitas dengan membuat gosip yang hangat-hangat tai ayam (baca: overacting). Alhasil bisa dibayangkan bahan pembicaraan sehari-hari para ibu rumah tangga tidak akan jauh dari gosip-gosip tentang selebritis ini. games (mau ngomong kuis ato apa tapi ga tau temanya apa): memang tidak semua games yang ditayangkan di televisi jelek. Tapi menurut saya games dapat merusak moral masyarakat karena secara tidak langsung, games ikut andil dalam menanamkan konsep dapat uang itu mudah kalau anda mempunyai peruntungan. Kembali lagi, uang menjadi sesuatu yang didewa-dewakan, bahkan orang rela untuk memasukkan bendabenda menjijikan ke dalam mulutnya. Binatang pun akan melawan kalau dipaksa untuk memakan sesuatu yang bukan makanannya, sebaliknya manusia dengan senang hati melahap benda-benda tersebut demi uang. Di mana harga diri manusia?

sinetron: kembali lagi kemelorotan moral manusia menjadi sajian utama ataupun bumbu-bumbu yang menarik dalam sinetron. Istri yang selingkuh, ibu tiri yang kejam, suami yang memukul istri, dan berbagai adegan lain menjadi tontonan sehari-hari. Di sisi lain, kemewahan dan kecantikan terus dijadikan standar kebahagiaan. Seakan-akan konsep bahagia hanya akan dicapai dengan rumah mewah yang ada kolam renang, pacar yang ganteng/cantik dan tajir, atau mobil mewah plus supir pribadi. Bahkan yang lebih tidak tahu malu lagi, ada production house yang dengan bangganya mencuri ide tanpa menyebutkan sumbernya, lalu mengakui itu sebagai hasil karyanya (baca: Plagiarism). Salah satu contoh adalah sinetron Buku Harian Nayla yang hampir 90% mirip dengan drama jepang 1 Litre of Tears () atau Siapa Takut Jatuh Cinta yang mirip Meteor Garden. Kreativitas menjadi mati ketika rating dan popularitas mulai berbicara.

reality show: reality show yang saya maksudkan dalam poin ini adalah acara-acara semacam uang kaget, bedah rumah dan acara-acara sejenis. Seringkali dalam acara semacam ini, orang-orang miskin dengan segala penderitaannya menjadi tontonan publik di mana sang tertolong bahkan sampai menangis terisak-isak ketika diberi bantuan uang oleh sang penolong (baca: semakin banyak air mata yang keluar, semakin membuat orang terharu dan semakin bagus rating acaranya). Memang acara semacam ini akan mengugah kepedulian penonton untuk melihat kondisi yang real yang ada di masyarakat, namun apakah etis kemiskinan orang diekspos di tempat publik? Kalau memang mau membantu, berilah bantuan dengan sukarela tanpa perlu diketahui oleh orang banyak. kriminal: semua berita-berita kriminal menjadi bahan utama dalam acara ini, orang yang membunuh temannya karena tersinggung, cucu yang membunuh nenek demi uang, perampokan, pemerkosaan, penggerebekan tempat-tempat maksiat adalah tema-tema standar yang disajikan dalam acara ini. Secara tidak langsung, masyarakat akan berpikir bahwa melakukan kejahatan itu adalah hal yang biasa, toh itu sudah biasa dilakukan di mana-mana, bahkan semua koran dan televisi pun mengumandangkan kenyataan semacam ini. acara mistis/gaib, acara dangdut plus goyang, dan lain-lain: sepertinya sudah cukup jelas dan tidak perlu diuraikan lebih jauh lagi. Anda sekalian bisa menilai sendiri apakah acara semacam ini berkualitas untuk mendapatkan penghargaan ataukah hanya seonggok sampah?

Anda mungkin juga menyukai