Anda di halaman 1dari 6

Step Up Revolution: Film yang Melumpuhkan Revolusi

Step Up Revolution adalah film kelanjutan dari Step Up series. Bedanya, kali ini tarian-tarian berada dalam kemasan tema, seperti judulnya, perlawanan. Step Up Revolution menghasilkan pendapatan kotor hingga Rp 1,3 triliun di seluruh dunia. Pada pekan perdana pemutarannya di awal November, posisi empat Box Office berhasil disikat. Namun, kritikus menilainya dengan sinis. Film ini hanya mendapat tanggapan positif dari 25% kritikus media dan film terkemuka pilihan Rotten Tomatoes. Sebagian menilai Step Up Revolution memiliki alur cerita yang gampang ditebak. Namun, kesalahan fatal dari film ini berada di bagian akhir yang meluluhlantahkan semua gagasan utama film soal revolution. Ungkapan revolusi yang melekat sebagai bagian perbendaharaan kata komunisme menumbangkan kapitalisme justru berbalik digunakan untuk mendukungnya. Ringkasan Cerita Secara sekilas, Step Up Revolution mengkisahkan munculnya kesadaran untuk melakukan perlawanan. Sekelompok pemuda di Miami menamakan diri The Mobs (Gerombolan) beranggotakan orang-orang terpinggirkan yang memiliki hobi menarik. Sean contohnya, pemimpin grup ini merupakan pelayan di sebuah restaurant, yang menghabiskan waktu luangnya berlatih menari. Pencerita di bagian awal mengatakan, ketika kamu tumbuh di kota sebesar Miami, gampang merasa kecil. pemukiman kami ada di tengah gedung pencakar langit. Hanya beberapa kilometer dari Pantai Selatan tapi seperti di dunia lain saja. Tumbuh di tempat seperti ini, Kau akan cepat belajar, kau harus bicara lebih keras ketimbang semua orang agar didengar. .Dan ada waktunya kau harus bersuara, berjuang untuk yang kau inginkan.

Untuk memenangkan lomba berhadiah uang di laman Youtube, mereka harus membuat video yang dlihat 10 juta pengunjung. The Mobs membuat video pertunjukan tari dengan memblokade pusat kota Miami dan merubahnya menjadi panggung dadakan. Mereka menyebutnya melakukan mobs. Bagi The Mobs, melanggar aturan dan membuat kota macet untuk memaksa mereka menonton pertunjukan di panggung dadakan merupakan tindakan membangkang guna bersuara. Seperti kata Sean, ketua The Mobs, pada anak si pengembang, Emily Sean: Kau tahu? Langgar aturan. Emily: Aku? Sean: Kau harusnya sadar, orang seperti aku dan Eddy, tidak tampak di kota ini. Itulah kenapa kami mendapatkan gagasan melakukan Mobs. Kami seperti mengatakan, Dengarkanlah. Kami ada. Kota ini juga milik kami.

Sayangnya, beberapa kali dicoba, ulah yang membuat gerah polisi ini tak kunjung membuahkan hasil. Orientasi uang dan ketenaran bergeser menjadi perlawanan ketika mereka bersama ribuan orang lainnya terancam digusur. Pasalnya, developer ternama hendak membangun tempat padat penduduk ini menjadi industry mewah. Mereka mengalihkan tarian jalanan mereka menjadi ajang menyampaikan pesan perlawanan. Dengan gaya tari sedemikian rupa, mereka akhirnya berhasil menarik simpati warga kota Miami untuk mendukung perlawanan mereka; membatalkan penggusuran untuk industry pariwisata kelas mewah. Cara ini juga akhirnya berhasil membatalkan persetujuan dari Dewan Kota dan menarik Nike untuk menjadi sponsor

mereka.

Tarian Anti- Revolusi

Revolusi merupakan perubahan mendasar dan secara sistematis untuk menggantikan suatu sistem dengan yang lainnya. Contohnya, revolusi k komunisme yang bertujuan mengganti kapitalisme dengan komunisme. Pengertian sederhana kapitalisme yang ditawarkan Simon Torney sebagai kapitaisme adalah adanya kepemilikan pribadi, buruh upahan dan akumulasi capital melalui kerja (baik itu keringat sendiri dan orang lain). Dengan tiga syarat itu, kelompok kaya dapat mempekerjakan buruh miskin dan menengah demi menumpuk laba bagi dirinya. Revolusi komunisme bertujuan menghancurkan itu semua dengan menjadikan alat produksi milik bersama. Dengan begitu, semua orang dapat bekerja sesuai kemampuannya dan menerima sesuai kebutuhannya.

Dalam sejarah, sejumlah revolusi juga terpaksa dijalankan melalui peperangan dan kekerasan, contohnya revolusi Agustus 1945 untuk mengusir Belanda di Indonesia. Kekerasan kerap menjadi cara terakhir karena pihak penindas mesti dipaksa untuk menghentikan penindasannya. Kekerasan kerap menjadi taring pamungkas.

Revolusi dalam Step Up Series membalik makna revolusi sosial. Dalam perlawanan The Mobs, perjuangan kelompok yang dibalut dengan kemasan terpinggirkan ini bukanlah revolusi karena tidak merubah secara structural dan sistematis sistem kapitalisme, sebaliknya, malah mengokohkan. Kenapa sistem kapitalisme yang semestinya dirubah?

Karena mereka terpinggirkan akibat sistem kapitalisme. Dalam kapitalisme, kota menjadi pusat penumpukan modal di tengah kesenjangan ekonomi yang diciptakan. Kesenjangan ekonomi ini berujung pada berbagai kesenjangan lain, seperti budaya, sosial dan politik.

Pertama, film ini tidak mengandung kritik sosial soal kenapa masyarakat mereka menjadi terpinggirkan dalam Miami. Tidak ada pembahasan soal penyebab kemiskinan sistematis yang menimpa mereka. Sejumlah tokoh secara gamblang digambarkan terasingkan dari ekspresi diri mereka, seperti Sean yang terpaksa menjadi juru masak untuk mendapat uang agar bisa menari. Namun, tidak ada kritikan soal penyebab keterasingan itu. Tentu jika muncul kritik, analisa itu akan berbau marxis karena mengkritik penindasan kaum pekerja yang mengakibatkan keterasingan. Selain itu, solusi yang ditawarkan untuk keluar dari penindasan adalah revolution yang sangat individualistis, atau paling banter sektarian, berlatihlah sekeras mungkin agar kelompokmu didengar dan mendapat kesuksesan. Ini tercermin karena mereka sembari tersenyum menerima tawaran dari Bob Cooper untuk menjadi model kampanye Nike, perusahaan yang memiliki reputasi buruh dengan buruh murah di dunia ketiga, termasuk Indonesia. Klien terbesar kita adalah Nike. Mereka mencari sesuatu yang berbedauntuk kampanye mereka. Saya kira kelompok Anda sempurna. Siap memperkenalkan The Mobs ke seluruh dunia? Sean: Apa yang saya pertimbangkan? Di mana saya mesti tanda tangan kontrak? Dengan tambahan unsur tari revolusi yang dibawa The Mobs, persuahaan besar seperti Nike justru semakin kokoh.

Kedua, mereka menentang rencana pembangunan industri pariwisata dengan gaya mewah.Namun, mereka justru merubah cara menjual dengan lebih efektif. The Mobs mendesak budaya jalanan sebagai bahan jualan karena menilai hal itu adalah bagian dari identitas Miami. Tentu, dengan mengesankan Miami sebagai tempat wisata dengan ikon budaya jalanan, pengunjung dari segmen bawah dapat terus membanjiri kota itu untuk menghabiskan uang mereka. Budaya perkampungan kumuh bukannya dilawan, kebodohan dan penindasan tidak dilawan, tapi justru menjadi jualan. Perlawanan The Mobs merupakan upaya agar kaum terpinggirkan dapat menikmati buah kapitalisme, bukannya merubah sistem.

Ketiga, film ini berusaha menyingkirkan cara kekerasan dalam menuntaskan konflik sosial. Asumsinya tentu saja, kekerasan hanya boleh dilakukan apparatus negara. Padahal, dalam sebagian besar kasus, negara dikuasai oleh kelompok pemodal yang membeli politik. Dalam tarian gambling tercermin, mereka menunjukan gerakan-gerakan yang mengancam akan mengusir. Contohnya,tari yang menggambarkan seseorang bakal menembak. Namun, desakan mengenyahkan pengembang itu tidak memiliki tindak lanjut selain kampanye tarian-tarian mereka. Seumpama pengembang tetap menjalankan rencana sambil berkolaborasi dengan pemerintah (dalam hal ini Dewan Kota) The Mobs tidak akan mampu melawan aparat kekerasan sama sekali. Selain itu, aksi melanggar aturan mereka dengan menggelar pertunjukan tari di gedung Dewan Kota dan jalanan umum sangatlah tidak masuk akal dalam kehidupan nyata. Amerika Serikat sudah memiliki alat pengintai menggunakan kamera cctv. Kamera ini memiliki program untuk memindai dengan cepat identitas

wajah. Akibatnya, dengan gampang akan terekam data orang-orang yang berbuat onar menurut pemerintah. Melawanlah dengan cara ini dan Anda akan segera masuk penjara karena alasan konyol.

Singkatnya, Step Up Revolution benar-benar menihilkan gagasan bahwa revolusi adalah perubahan mendasar dan sistematis yang kerap melibatkan kekerasan. Dengan propaganda film-film seperti ini, para penonton diajak untuk tidak menekan hasrat perlawanan mereka. Namun, perlawanan diajarkan utnuk menjadi tumpul dan tidak bermakna.

Anda mungkin juga menyukai