A. Sejarah SOA
Salah satu tema yang sangat menarik dalam Association Certified Fraud Examiner (ACFE) Annual Fraud Conference ke-14 di Chicago adalah diterbitkannya SarbanesOxley Act (SOX atau SOA). Undang-undang ini merupakan suatu terobosan dan sebagai reformasi terbesar di USA khususnya dan dunia pada umumnya bagi penilaian corporate governance sejak diterbitkannya Securities Acts of 1933 and 1934. Undang-undang tersebut diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes (Maryland) dan Representative Michael Oxley (Ohio). Undang-undang ini diterbitkan sebagai jawaban dari Kongres Amerika Serikat terhadap berbagai skandal pada beberapa korporasi besar seperti: Enron dan kemudian diikuti oleh WorIdCom, Qwest, Tyco, HeaIthSouth dan lain-lain, yang juga melibatkan beberapa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang termasuk dalam kelompok lima besar "the big five" seperti: Arthur Andersen, PWC, dan KPMG. Semua skandal ini merupakan contoh yang tragis dan menyedihkan bagaimana skema kecurangan (fraud schemes) berdampak sangat buruk terhadap pemegang saham, pasar, pegawai dan masyarakat dalam arti luas. Dengan diberlakukannya undang-undang Sarbanes Oxley 2002 yang ditandatangani oleh Presiden George Walker Bush pada 30 Juli 2002 diharapkan dapat membawa dampak positif bagi berbagai profesi, antara lain : akuntan publik bersertifikat (CPA); kantor akuntan publik (KAP); perusahaan yang memperdagangkan sahamnya (listed di bursa US (termasuk direksi, komisaris, karyawan, dan pemegang saham); perantara (broker); penyalur (dealer); pengacara yang berpraktik untuk perusahaan publik; investor perbankan serta para analis keuangan. Penerapan undang-undang tersebut dilatarbelakangi oleh bangkrutnya sejumlah korporasi di Amerika Serikat. Dalam tulisan ini akan dibahas tentang : apa saja yang diatur dalam SOA dan bagaimana sanksi yang akan dijatuhkan jika aturan-aturan dalam SOA dilanggar.
4. Melindungi lingkungan alam (protect natural environment) 5. Adanya etika untuk mencegah dan menegakkan hukum terhadap tindakan ilegal (ethics to deter and provide for enforcement against misconduct)
Enron Corporation
Pimpinan dan CEO Ken Lay mengaku tidak terlibat dalam suatu rencana untuk membohongi publik, para pemegang saham dan pemerintah. Jeffrey Skilling, seorang eksekutif Enron, juga mengaku tidak terlibat dalam : kecurangan, konspirasi, insider trading, dan berbagai kecurangan yang lain. Andrew Fastow, seorang Chief Financial Officer (CFO), mengaku terlibat dan suatu konspirasi dan bersedia untuk bekerjasama dengan aparat penegak hukum. Pemain utama atas kebangkrutan Enron : Ken Lay : Lay menduduki jabatan sebagai Chairman dari Board of Directors sejak Februari 1986 sampai dengan Februari 2002. Lay terlibat dalam perusahaan tersebut sejak Enron didirikan pada tahun 1985. ia menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) dari Februari 1986 sampai dengan Februari 2001, dan kemudian menduduki jabatan lagi dari Agustus 2001 hingga mengundurkan diri pada Januari 2002. Lay merupakan orang yang menjadi pusat perhatian ketika terjadinya skandal Enron, karena ia merupakan orang benar-benar mencurahkan waktu dan pikirannya pada Enron. Jeff Skilling : Skilling adalah partner di perusahaan konsultan ternama yaitu McKinsey & Company. la merupakan seorang konsultan bisnis yang sukses setelah lulus dari Harvard Business School. Skilling merupakan sosok eksekutif pekerja keras dan berkompeten. la menduduki berbagai jabatan di Enron sebelum ditunjuk sebagai Presiden dan Chief Operating Officer (COO) pada Januari 1997. ia menduduki jabatan tersebut selama empat tahun lebih. Pada Februari 2001 Skilling ditunjuk sebagai CEO Enron dan kemudian pada tanggal 14 Agustus 2001 mengundurkan diri karena alasan pribadi. Andrew Fastow : Fastow memulai meniti karir di Enron pada tahun 1990. ia adalah seorang manajer yang cerdas dan kreatif. Karir Fastow di Enron cukup cemerlang dan pernah menduduki berbagai jabatan, sebelum menjabat sebagai Senior Vice President Financial pada Januari 1997 dan Chief Financial Officer (CFO) pada Maret 1998. Fastow membentuk dan mengelola persekutuan yang merupakan cikal bakal dari terjadinya skandal Enron. la mendapatkan gelar MBA dari Kellogg Graduate School of Management di Northwestern University , sebelum bergabung dengan Enron la pernah bekerja pada Continental Illinois Bank's Asset Securitizzation Group.
Andrew Fastow : Fastow memulai meniti karir di Enron pada tahun 1990. ia adalah seorang manajer yang cerdas dan kreatif. Karir Fastow di Enron cukup cemerlang dan pernah menduduki berbagai jabatan, sebelum menjabat sebagai Senior Vice President Financial pada Januari 1997 dan Chief Financial Officer (CFO) pada Maret 1998. Fastow membentuk dan mengelola persekutuan yang merupakan cikal bakal dari terjadinya skandal Enron. la mendapatkan gelar MBA dari Kellogg Graduate School of Management di Northwestern University , sebelum bergabung dengan Enron la pernah bekerja pada Continental Illinois Bank's Asset Securitizzation Group.
WorIdCom Inc.
Bernard Ebbers, pejabat CEO, mengaku tidak terlibat dalam kecurangan dan konspirasi terhadap kecurangan akuntansi yang menyebabkan terjadinya kerugian yang diprediksi lebih dari US$11 milyar. Scott Sullivan, pejabat CEO, mengaku terlibat dalam kecurangan tersebut dan akan dikonfrontasikan dengan Ebbers.
publik ketika industri dibidang tersebut sedang naik daun, Quattrone dijatuhi hukuman selama satu tahun.
HeaIthSouth Corporation.
Richard Scrushy, CEO didakwa telah menggelembungkan pendapatan HeaIthSouth sebesar jutaan-dollar US. Sehingga laporan keuangan perusahaan tersebut kelihatan sangat menarik bagi para investor. Sebanyak 16 orang eksekutif dari HeaIthSouth juga terlibat dalam kecurangan tersebut. Scrushy merupakan satusatunya eksekutif yang tidak mengaku terlibat dalam skandal tersebut dan juga tidak mau bekerja sama dengan para investigator.
2. Memiliki dampak negatif bagi perusahaan terhadap persaingan global (it impacts negatively on a firm's global competitiveness) Argumen ini juga mendasarkan atas biaya yang dikeluarkan untuk menjaga kepatuhan operasi internal terhadap undang-undang. Kritik ini berargumen bahwa perusahaan lain yang berasal diluar USA tidak harus menanggung beban ini, kenapa perusahaan-perusahaan USA harus menanggungnya? 3. Pengeluaran pemerintah juga meningkat untuk menerapkan undangundang tersebut (government costs also increase to regulate the law) The SEC (Bapepam-LK) menerima tip (pengaduan) tentang adanya pelanggaran hukum melalui e-mail yang telah disediakan (http://www.sec.gov/complaint.shtml). Jumlah pengaduan meningkat dari 77.000 pada tahun 2001 menjadi 180.000 pada tahun 2003. SEC menerima pengaduan sekitar 250.000 pada tahun 2006. Setiap had diterima lebih dari 1.300 pengaduan lewat e-mail. Sebagian besar pengaduan tersebut berkisar tentang adanya permasalahan akuntansi pada perusahaan publik. 4. Chief Financial Officer (CFO) bertambah bebannya dan tertekan karena harus mematuhi akuntabilitas yang dipersyaratkan oleh undang-undang Berdasarkan survei yang dilakukan oleh majalah CFO menyatakan bahwa sejak 2001, 1/5 dari eksekutif keuangan mengatakan bahwa mereka merasakan lebih tertekan karena harus menggunakan metode akuntansi dengan penuh pertimbangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang lebih baik. Selain itu mereka juga harus melakukan sertifikasi terhadap laporan keuangan. 5. Menurunnya Minat Perusahaan Privat Untuk Menjadi Perusahaan Publik Argumennya adalah dengan menerapkan SOA menyebabkan perusahaan harus menanggung biaya yang begitu besar sehingga untuk perusahaan ukuran kecil dan menengah enggan untuk go publik.
Paul Volcker (ahli dari SEC) dan Arthur Levitt (ahli dari Federal Reserve), memberikan sejumlah argumen terhadap sejumlah kritik terhadap penerapan SOA:
1. Biaya yang dikeluarkan untuk menerapkan SOA adalah lebih kecil dibandingkan jika tidak menggunakannya (the cost of implementing SOA are minimal to the costs of not having it). Misalkan terjadinya kerugian dalam saham sebesar US$7 triliun, hal ini belum terhitung kerugian yang dialami oleh pegawai, keluarga pegawai, dan dampak ekonomi secara keseluruhan. 2. Perubahan yang dipersyaratan untuk menerapkan SOA adalah sulit (the changes required to implement this law are difficult) Berdasarkan survei yang dilakukan oleh majalah Corporate Board Member menyatakan bahwa lebih 60% dari 153 direktur berkeyakinan bahwa SOA memiliki dampak positif bagi perusahaan mereka, dan lebih dari 70% berpendapat bahwa hukum juga memiliki dampak positif bagi mereka. 3. Tidak adanya data pendukung terhadap argumen bahwa penerapan SOA akan menyebabkan perusahaan tidak mampu bersaing dalam lingkungan global.
The NASDAQ stock exchange menyatakan telah terjadi penambahan 6 (enam) perusahaan internasional yang listing dalam kuartal kedua selama 2004. Dan berdasarkan survei yang dilakukan oleh Broadgate Capital Advisory dan the Valuae Alliance menyatakan bahwa hanya 8% dari 143 perusahaan asing yang telah go public dan sahamnya diperdagangkan di bursa USA mengklaim bahwa karena SOA akan menyebabkan mereka untuk berfikir ulang untuk memasuki pasar USA. 4. Jika suatu perusahaan menerapkan SOA sebagai alasan tidak untuk go public, perusahaan tidak harus go public atau menggunakan dana dari para investor. Pasar USA termasuk salah satu pasar yang paling diminati di dunia karena memiliki regulasi yang sangat baik. 5. Para pejabat dibidang keuangan (financial officer) yang protes tentang persyaratan dari SOA, ada kemungkinan mereka tertekan karena sebelumnya tidak memiliki pengendalian intern. Pada tahun 2003, sebanyak 57 perusahaan dari skala kecil hingga terbesar mengatakan bahwa mereka memiliki kelemahan yang sangat mengkhawatirkan tentang pengendalian, setelah para auditor yang bertugas melakukan tes terhadap pengendalian keuangan diberhentikan. Keputusan ini diambil oleh perusahaan untuk menekan biaya. Polemik tentang biaya dan manfaat yang diperoleh dari penerapan SOA terus akan berlanjut. Paul Volcker dan Arthur Levitt menegaskan bahwa "meskipun diperlukan biaya dalam meningkatkan kepatuhan, kita berkeyakinan bahwa suatu investasi dalam tata kelola perusahaan yang baik, professional integrity, dan transaparansi akan dibayar kembali deviden yang berbentuk meningkatnya kepercayaan dari investor, pasar yang lebih efisien, dan partisipasi pasar yang lebih baik dimasa mendatang.