SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Strata Satu dan meraih gelar
Sarjana Ekonomi
Diajukan Oleh :
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) TERHADAP KINERJA PUSKESMAS BONTONOMPO II KABUPATEN GOWA
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Nurdin, S.Pd.,M.M.
ii
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) TERHADAP KINERJA PUSKESMAS BONTONOMPO II KABUPATEN GOWA
Yang dipersiapkan dan disusun oleh SYARIFA UMMI HANI Nomor Pokok Mahasiswa : 200912000003 NIRM : 90131020410035 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada hari Rabu, tanggal 3 Oktober 2012 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
iii
ABSTRAK Syarifa Ummihani, Pengaruh Pembelrian Dana bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Terhadap Kinerja Puskesmas Bontonompo II Kab. Gowa. (dibimbing oleh Ibu Ita Hartati dan Ibu Murbayani). Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya menggunakan beberapa sumber dana yang antara lain dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ini ditujukan membiayai kegiatankegiatan puskesmas yang bersifat promotif dan preventif yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) terhadap peningkatan kinerja Puskesmas Bontonompo II. Kab. Gowa. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis deskriptif komparatif kualitatif. Data penelitian yang digunakan diperoleh dengan tekhnik pengumpulan data yaitu observasi, kuisioner, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh adalah data kinerja Puskesmas Bontonompo II sebelum adanya dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) tahun 2009 dan sesudah adanya dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) tahun 2010 yang kemudian diolah menggunakan software SPSS Statistics 17.0 yang menghasilkan kesimpulan bahwa pemberian dana bantuan operasional kesehatan (BOK) kepada Puskesmas Bontonompo II pada tahun 2010 terbukti dapat meningkatkan kinerja Puskesmas Bontonompo II.
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah, SWT., karena atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis memperoleh kekuatan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Patria Artha. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengakui masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Keadaan ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan yang ada pada diri penulis, oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun. Dalam menyusun skripsi ini penulis mengalami banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan, namun berkat bantuan, bimbingan, petunjuk, dan dari berbagai pihak, akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan tak terhingga kepada: 1. Bapak Nurdin, S.Pd,. M.M. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Patria Artha. 2. Ibu Ita Hartati AK. M.B.A. selaku pembimbing I, yang senantiasa sabar dan ikhlas dalam skripsi ini. membimbing dan meluangkan waktunya dalam penyelesaian
3. Ibu Murbayani, S.T., M.M., M.T., selaku pembimbing II, yang senantiasa sabar dan ikhlas dalam penyelesaian skripsi ini 4. Ibu Fina Diana S.E., Ak. Msi. Selaku ketua Prodi Akuntansi Universitas Patria Artha 5. Bapak Abd. Latif, SKM., selaku Kepala Puskesmas Bontonompo II di Bontonompo. 6. Seluruh staf Puskesmas Bontonompo II dan Dinas Kesehatan Kab. Gowa. 7. Suamiku Zulkifli,S.Si., anakku Wina Afiqah Zulkifli dan keluargaku tercinta yang telah mendukung penulis baik secara moril maupun materil, yang senantiasa memberikan doa, nasehat, dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaian skripsi ini, Sabir, Winda dan teman-teman yang lain tidak dapat penulis sebutkan satu persatu penulis mengucapkan terima kasih. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat memberi manfaat bagi pembaca. Makassar ..2012 membimbing dan meluangkan waktunya dalam
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..... i HALAMAN PERSETUJUAN .......ii HALAMAN PENETAPAN PENGUJI .... iii ABSTRAK .... iv KATA PENGANTAR ....v DAFTAR ISI ;.. vii DAFTAR TABEL;... ix DAFTAR LAMPIRAN ..... x BAB I : PENDAHULUAN ..... 1 A. Latar Belakang ...... 1 B. Rumusan Masalah .... 5 C. Tujuan Penelitian ...... 6 D. Manfaat Penelitian ... 6 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ....... 7 A. Pengertian .... 7 1. Kinerja ................................................................................................. 7 2. Pengukuran/Penilaian kinerja ............................................................ 10 3. Mamfaat Penilaian Kinerja ................................................................ 10 4. Metode Penilaian Kinerja .................................................................. 12 5. Puskesmas ........................................................................................ 15
vii
viii
6. Penilaian Kinerja Puskesmas ............................................................ 13 7. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ........................................... 17 8. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan ................... 20 9. Millennium Development Goals (MDGs) ........................................ 22 B. Penyelenggaraan Manajemen Puskesmas ...... 22 C. Kerangka Pikir ........ 24 D. Hipotesis ............. 26 BAB III : METODE PENELITIAN ...... 27 A. Tempat dan Waktu Penelitian ...... 27 B. Jenis dan Sumber Data ........... 27 C. Metode Pengumpulan Data .... 28 D. Populasi dan Sampel ...... 28 E. Metode Analisa ...... 29 F. Definisi Operasional ...... 32 BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN....... 35 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian......;.. 35 1. Sejarah Singkat Puskesmas Bontonompo II....... 35 2. Visi dan Misi Puskesmas Bontonompo II.. 35 3. Struktur Organisasi Puskemas Bontonompo II...... 35 4. Kondisi Geografis Wilayah Kerja ......... 36 5. Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Bontonompo II .. 36 6. Kondisi Ketenagaan Pada Puskesmas Bontonompo II ............. 37 7. Kondisi Fasilitas Kesehatan Pada Puskesmas Bontonompo II ......... 38
ix
8. Kondisi Fasilitas Pendidikan Pada Puskesmas Bontonompo II ... 38 9. Kondisi Kesehatan Lingkungan Pada Puskesmas Bontonompo II ... 39 B. Hasil Penelitian................ 40 C. Pembahasan Data Hasil Penelitian Dengan Software SPSS Statistics 17.00 ................................................................................................................... 64 BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN..... 67 A. Kesimpulan ...... 67 B. Saran......... 68 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN .. 71
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 : Jumlah Penduduk Di Wilayah Kerja Puskesmas Bontonompo II ............................................................................................................. 36 Tabel IV. 2 : Jumlah Tenaga Di Puskesmas Bontonompo .... 37 Tabel IV. 3 : Jumlah Tenaga Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan Puskesmas Bontonompo II ...................................................................... 38 Tabel IV. 4 : Jumlah Fasilitas Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bontonompo II........ 39 Tabel IV. 5 : Cakupan Kegiatan Pelayanan Puskesmas Bontonompo II tahun 2009 ................................. 40 Tabel IV. 6 : Cakupan Kegiatan Pelayanan Puskesmas Bontonompo II tahun 2010 ................................. 47 Table IV. 7 : Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas Bontonompo II Tahun 2009 ........................ 53 Table IV. 8 : Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas Bontonompo II Tahun 2010 ........................ 56 Table IV. 9 : Penilaian Mutu Pelayanan Puskesmas Bontonompo II Tahun 2009 ................................ 59 Table IV. 10 : Penilaian Mutu Pelayanan Puskesmas Bontonompo II Tahun 2010 ................................ 60
ix
Table IV. 11 : Alokasi Bantuan Operasional Kesehatan (B.O.K.) Tahun 2010 ..... 60 Tabel IV. 12 : Pelayanan Kesehatan ..................... 61 Tabel IV. 13 : Manajemen Puskesmas ............. 62 Tabel IV. 14 : Mutu Pelayanan Puskesmas .................. 62 Tabel IV. 15 : Indikator Penilaian Kinerja Puskesmas .................... 63 Tabel IV.16 : Data Hasil Penelitian .......................................................................... 64 Tabel IV.17 : Paired Samples Statistics .................................................................... 65 Tabel IV.18 : Paired Samples Correlations .............................................................. 65 Tabel IV.19 : Paired Samples Test ........................................................................... 66
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Struktur Organisasi Puskesmas Bontonompo II ... 72 Lampiran 2 : Peta Wilayah Kerja Puskesmas Bontonompo ... 73 Lampiran 3 : Foto dan Peta Lokasi Puskesmas Bontonompo II ..... 74
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Dalam rangka meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada masyarakat maka terus dilakukan peningkatan dan pemerataan puskesmas dan jaringannya di semua wilayah termasuk pula di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK). Demikian pula dengan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM), khususnya poskesdes dan posyandu. Walau demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini juga masih ditemukan berbagai masalah yang dihadapi oleh puskesmas dan jaringannya dalam upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat. Beberapa masalah tersebut salah satu masalah yang cukup mengemuka adalah pembiayaan untuk pelayanan kesehatan dipuskesmas, khususnya biaya operasional pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah. Saat ini biaya operasional pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah sangat beragam. Beberapa pemerintah daerah mampu mencukupi kebutuhan biaya operasional kesehatan Puskesmas di daerahnya. Di saat yang sama, tidak sedikit pula pemerintah
daerah yang masih sangat terbatas dalam hal alokasi untuk biaya operasional Puskesmas didaerahnya. Berbagai upaya telah dan akan ditingkatkan baik oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat agar peran dan fungsi puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan primer akan semakin meningkat. Beberapa upaya yang telah dilakukan , salah satu diantaranya saat ini dukungan pemerintah pusat akan bertambah lagi dengan diluncurkannya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). BOK sebagai dukungan pembiayaan dipuskesmas, ditujukan untuk membantu membiayai berbagai upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif di samping kegiatan lainnya seperti Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Persalinan (Jampersal). Penyaluran dana Bantuan Opersional Kesehatan (BOK) merupakan salah satu bentuk tanggungjawab pemerintah dalam pembangunan kesehatan bagi seluruh masyarakat khususnya dalam upaya meningkatkan pencapaian target yang diamanatkan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan, sebagai tolak ukur urusan kewenangan wajib bidang kesehatan yang telah dilimpahkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Puskesmas sebagai salah satu pelaksana pelayanan bidang kesehatan juga mengemban amanat untuk mencapai target tersebut sehingga masyarakat akan mendapat pelayanan kesehatan yang semakin merata, berkualitas, dan berkeadilan. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan salah satu program unggulan Kementerian Kesehatan. BOK merupakan upaya
pemerintah untuk membantu daerah dalam mencapai target nasional bidang kesehatan yang menjadi kewenangan wajib daerah. Kita menyadari bahwa tidak semua kabupaten/kota mempunyai kecukupan anggaran atau kepedulian untuk membiayai pembangunan kesehatan, khususnya di Puskesmas. Padahal peran Puskesmas sangat penting, karena menjadi ujung tombak dalam upaya kesehatan di masyarakat, terutama upaya promotif dan preventif. Terdapat empat fungsi Puskesmas yang perlu terus ditingkatkan, yaitu sebagai: 1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan 2) Pusat pemberdayaan masyarakat 3) Pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer 4) Pusat pelayanan kesehatan perorangan primer. Saat ini terjadi kecenderungan Puskesmas kurang melakukan upaya promotif dan preventif secara aktif ke masyarakat. Padahal banyak masalah kesehatan yang dapat dicegah bila fungsi Puskesmas berjalan sebagaimana yang diharapkan. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) secara khusus dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja Puskesmas dan jejaringnya, serta Poskesdes dan Posyandu. BOK mendorong agar Puskesmas mampu mengidentifikasi permasalahan kesehatan di wilayah kerjanya melalui lokakarya mini, selanjutnya disusun rencana kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut. Peningkatan kinerja Puskesmas, Poskesdes dan Posyandu tentu akan berdampak positif bagi masyarakat yang dilayani.
Komitmen pemerintah untuk membantu daerah terus meningkat. Pada tahun 2010 dana BOK dialokasikan sebesar Rp. 216 Miliar. Tahun 2011 ditingkatkan menjadi Rp. 932 Miliar, dan tahun 2012 menjadi sebesar Rp. 1,065 Triliun. Namun demikian, BOK tetap bersifat suplemen, sehingga komitmen pemerintah daerah sangat diharapkan untuk mengalokasikan anggaran kesehatan secara memadai, terutama untuk upaya promotif dan preventif. Meningkatnya dana BOK harus dibarengi pengelolaan yang transparan dan akuntabel. BOK harus dapat dimanfaatkan secara optimal, karena BOK dapat dipergunakan untuk seluruh program kesehatan yang bersifat promotif-preventif. Sangat diharapkan peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mengkoordinasikan, membina dan mengawasi, agar dana BOK digunakan secara efektif, efisien dan akuntabel, serta mampu menjadi katalisator dalam mendorong pemanfaatan dana BOK yang maksimal. Selain itu, sebagai perpanjangan tangan Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi diharapkan melakukan pembinaan dan evaluasi terhadap pelaksanaan BOK di kabupaten/kota. Sejak diluncurkan Dana Bantuan Operasional (BOK) pertama kali pada tahun 2010, telah banyak dilakukan penyempurnaan, seperti kebijakan mekanisme penyaluran dana, pengorganisasian, ruang lingkup BOK dan sebagainya. Setiap tahun pelaksanaan BOK terus kami evaluasi dan hasil evaluasi ini menjadi masukan dalam menyempurnakan kebijakan BOK selanjutnya, baik teknis maupun manajemen.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis berminat melakukan penelitian, untuk melihat ada atau tidaknya peningkatan kinerja di puskesmas Bontonompo II setelah adanya dana bantuana operasional kesehatan dengan membandingkan kinerja puskesmas tahun 2009 & 2010 dengan judul: Pengaruh Pemberian Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Terhadap Peningkatan Kinerja Puskesmas Bontonompo II, Kab. Gowa
B. Rumusan Masalah Mengingat kepedulian pemerintah terhadap pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat. Oleh karena itu, penyusun bermaksud mengetahui bagaimana peningkatan kinerja puskesmas Bontonompo II setelah adanya Dana Bantuan Operaional Kesehatan (BOK) sebagai penunjang peningkatan pelayanan kesehatan. Sehingga dapat
mengoptimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) terhadap peningkatan kinerja Puskesmas Bontonompo II. Kab. Gowa.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :
1. Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang pastinya berguna diwaktu yang akan datang. 2. Dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan untuk kebijakan-kebijakan puskesmas Bontonompo II dalam upaya peningkatan kinerja puskesmas ke depan. 3. Dapat memberikan gambaran tentang manfaat pemberian dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) terhadap peningkatan kinerja puskesmas dalam hal ini Puskesmas Bontonompo II.
A. Pengertian 1. Kinerja Kinerja (performance) dapat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau dengan kata lain, kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi. Semakin tinggi kinerja organisasi semakin tinggi tingkat pencapaian tujuan organisasi. Jadi suatu organisasi dikatakan memiliki kinerja yang optimal, jika
menghasilkan sesuatu yang menguntungkan. Sandra J. Hale menyatakan "dua cara utama bagi organisasi untuk mencapai kinerja yang tinggi adalah (1). Memusatkan pada misi yang berorientasi kepada komitmen (2). Memastikan bahwa seluruh pegawai dilibatkan dalam sepenuhnya dalam mengelola pekerjaannya". Rummler dan Brache mengemukakan tiga tingkatan kinerja yaitu tingkat organisasi, tingkat proses dan tingkat pelaksanaan tugas. Kinerja diartikan sebagai hasil kerja. Hasil kerja yang dicapai tentunya sesuai dengan persyaratan atau aturan yang ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan. Simamora
mengatakan bahwa kinerja merupakan suatu pencapaian persyaratanpersyaratan tertentu yang pada akhirnya secara langsung dapat
7
tercermin dari out-put yang dihasilkan baik dalam jumlah maupun kualitasnya. Kirana mengemukakan kinerja merupakan serangkaian
akatifitas yang dikerjakan oleh para karyawan sesuai dengan adanya budaya perusahaan, menyangkut kreativitas kerja terhadap
pelaksanaan juga melalui kemampuan keahlian, pengetahuan dan perilaku spesifik dengan pekerjaan. Sedangkan kinerja menurut Hasibuan diartikan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kemampuan yang ditinjau dari seorang karyawan. Untuk mengukur suatu kinerja organisasi yang efektif, efesien dan optimal seperti halnya kinerja pada organisasi Puskesmas maka sangat dipengaruhi oleh beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius, sebab hal itu dinilai sebagai ujung tombak dalam pencapaian kinerja suatu organisasi diantaranya adalah : a. Perencanaan Planning atau perencanaan merupakan proses pemikiran dan penentuan secara jelas dari segala sesuatu yang akan dijelaskan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Karena pada dasarnya setiap proses pemikiran itu memerlukan suatu keputusan, maka planning atau perencanaan meliputi serangkaian keputusan-
prosedur, program dan metode serat jadwal waktu pelaksanaan. Perencanaan merupakan dasar atau arah atau pedoman bagi manajemen dalam melaksanakan tugas. Oleh karena itu berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuannya sangat ditentukan oleh rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan apabila rencana itu salah maka dengan sendirinya tujuan organisasi tidak akan tercapai. b. Pengawasan Pengawasan atau controlling bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan tugas/pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan menyangkut kegiatan membandingkan antara hasil nyata yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan dan apabila pelaksanaannya menyimpang dari rencana maka perlu diadakan koreksi seperlunya. Organisasi akan berhasil dan akan mencapai sasarannya apabila pimpinan mampu melaksanakan fungsi pengawasan dengan sebaik-baiknya. c. Evaluasi Proses evaluasi di dalam manajemen adalah sangat penting. Demikian pula di dalam dunia kesehatan. Pembangunan kesehatan merupakan investasi sosial yang cukup berperan usaha-usahanya mencakup sasaran kesejahteraan manusia. Evaluasi sesungguhnya adalah proses kegiatan yang akan menilai segala sesuatu yang akan diperoleh dengan apa yang sudah
10
ditetapkan perencanaannya atau dengan apa yang ingin dicapai melalui perencanaan semula. Karenanya untuk menghindarkan agar penyimpangan itu tidak berlangsung terlalu jauh dari suatu kekeliruan. Jadi kita harus melakukan point evaluasi pada setiap titik kegiatan yang dianggap perlu. 2. Pengukuran/Penilaian kinerja Pengukuran/penilaian kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas : efisiensi dalam penggunaan sumber daya untuk mengahsilkan barang dan jasa, kualitas barang dan jasa (seberapa baik diserahkan kepada pelanggan dan seberapa jauh pelanggang terpuaskan). 3. Mamfaat Penilaian Kinerja Penilaian kinerja mempunyai beberapa mamfaat bagi
organisasi dan pegawai antara lain : a. Performance improvment, memungkinkan untuk pegawai dan manejer untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja. b. Compensation keputusan adjusment, membantu siapa para saja pengambil berhak
untuk
menentukan
yang
memperoleh kenaikan gaji atau sebaliknya. c. Placement decision, menentukan promosi dan mutasi.
11
d. Training and development needs, mengevaluasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan bagi pegawai agar kinerja lebih optimal. e. Career planing and development, memandu untuk menentukan jenis karir dan potensi karir yang dapat dicapai. f. Staffing process defiencies, mempengaruhi proses perekrutan pegawai. g. Informational inaccuracies and job-design errors, membantu menjelaskan apa saja kesalahan yang telah terjadi dalam manajemen sumber daya manusia terutama di bidang informasi job-analysis, job-design, dan sistem informasi manajemen sumber daya manusia. h. Equal employment opportunity, menunjukkan bahwa placement decision tidak diskriminatif. i. External challenges, kadang-kadang kinerja pegawai
dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti keluarga, keuangan pribadi, kesehatan, dan lain-lainnya. Biasanya faktor ini tidak terlalu kelihatan, namun dengan melakukan penilaian kinerja, faktor- faktor eksternal ini akan kelihatan sehingga membantu departemen sumber daya manusia untuk memberikan bantuan bagi peningkatan kinerja pegawai. j. Feedback, memberikan umpan balik bagi urusan kepegawaian maupun bagi pegawai itu sendiri.
12
4. Metode Penilaian Kinerja Banyak metode dalam penilaian kinerja yang bisa
dipergunakan, namun secara garis besar dibagi menjadi dua jenis : a. Past based methods adalah penilaian kinerja atas kinerja seseorang dari pekerjaan yang telah dilakukannya.
Kelebihannya adalah jelas dan mudah diukur, terutama secara kuantitatif. Kekurangannya adalah kinerja yang diukur tidak dapat diubah sehingga kadangkadang justru salah
menunjukkan seberapa besar potensi yang dimiliki oleh seseorang. Selain itu, metode ini kadang-kadang sangat subyektif dan banyak biasnya. b. Future based methods adalah penilaian kinerja dengan menilai seberapa besar potensi pegawai dan mampu untuk menetapkan kinerja yang diharapkan pada masa datang. Metode ini juga kadang-kadang masih menggunakan past method. Catatan kinerja juga masih digunakan sebagai acuan untuk menetapkan kinerja yang diharapkan. Kekurangan dari metode ini adalah keakuratannya, karena tidak ada yang bisa memastikan 100% bagaimana kinerja seseorang pada masa datang.
13
5. Puskesmas Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat telah dibangun puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai: a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan b. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat c. Pusat pelayanan strata pertama Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari: a. Perencanaan tingkat Puskesmas b. Lokakarya Mini Puskesmas c. Penilaian kinerja Puskesmas dan manajemen sumberdaya termasuk alat, obat, keuangan, dan tenaga, serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan disebut sistem informasi manajemen puskesmas (SIMPUS) dan upaya
peningkatan mutu pelayanan. (Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas, 2006:1) 6. Penilaian Kinerja Puskesmas Penilaian kinerja puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja/prestasi puskesmas. Pelaksanaan
14
penilaian dimulai dari tingkat puskesmas, sebagai instrumen mawas diri karena setiap puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan (khusus bagi puskesmas yang telah mengembangkan mutu pelayanan) atas perhitungan seluruh puskesmas. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten/kota bersama puskesmas dapat menetapkan puskesmas ke dalam kelompok (I, II, III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya. A. Tujuan dan manfaat penilaian kinerja puskesmas Tujuan: 1. Tercapaianya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan kabupaten/kota. 2. Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen puskesmas pada akhir tahun kegiatan. 3. Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok puskesmas.
15
4. Mendapatkan informasi analisis kinerja puskesmas dan bahan masukan dalam penyusunan rencana kegiatan puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk tahun yang akan datang. Manfaat: 1. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan target yang harus dicapainya. 2. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja puskesmas (out put dan out come) 3. Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat
menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya. 4. Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sumberdaya puskesmas dan urgensi pembinaan puskesmas. Indikator penilaian kinerja puskesmas berdasarkan pedoman penilaian kinerja puskesmas, meliputi: 1. Pelayanan kesehatan a. Upaya kesehatan wajib 1. Promosi kesehatan 2. Kesehatan lingkungan 3. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
16
4. Upaya perbaikan gizi masyarakat 5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 6. Upaya pengobatan b. Upaya kesehatan pengembangan 1. Puskesmas dengan rawat inap 2. Upaya kesehatan lansia 3. Upaya kesehatan mata/pencegahan kebutaan 4. Upaya kesehatan telinga/pencegahan gangguan
pendengaran 5. Kesehatan jiwa 6. Kesehatan olah raga 7. Pencegahan dan penanggulangan penyakit jiwa 8. Perawatan kesehatan masyarakat 9. Bina kesehatan tradisional 10. Bina kesehatan kerja 2. Manajemen puskesmas a. Manajemen operasional puskesmas b. Manajemen alat & obat c. Manajemen keuangan d. Manajemen ketenagaan 3. Penilaian mutu pelayana a. Persalinan oleh tenaga kesehatan
17
b. Penanganan komplikasi obstetri/risiko tinggi c. Error rate pemeriksaan BTA d. Error pemeriksaan darah malaria e. Kepatuhan terhadap standar ANC f. Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB paru g. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan puskesmas (Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas, 2006: 2) 7. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Bantuan Operasinal Kesehatan (BOK) adalah bantuan dana dari pemerintah melalui kementerian kesehatan dalam membantu pemerintahan kabupaten dan pemerintahan kota melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) kesehatan menuju Millennium Development Goals (MDGs) dengan meningkatkan kinerja puskesmas dan jaringannya serta Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif. BOK hanya dapat digunakan untuk upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif termasuk penunjangnya, untuk membantu pencapaian target SPM Bidang Kesehatan di kabupaten/kota guna mempercepat pencapaian target MDGs. Upaya kesehatan promotif adalah upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat secara optimal menolong
18
dirinya sendiri (mencegah timbulnya masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya, dan mampu berperilaku mengatasi apabila masalah kesehatan tersebut sudah terlanjur datang), serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Sedangkan upaya kesehatan preventif adalah suatu upaya untuk mengendalikan risiko kesehatan, mencegah komplikasi penyakit, meningkatkan seoptimal mungkin mutu hidup. Upaya kesehatan yang dibiayai dari dana BOK adalah: 1. Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana 2. Imunisasi 3. Gizi 4. Promosi Kesehatan 5. Kesehatan Lingkungan 6. Pengendalian Penyakit Selain 6 (enam) upaya prioritas di atas, Puskesmas dapat melaksanakan upaya kesehatan lainnya sesuai dengan risiko dan masalah utama di wilayah setempat. 1. Biaya transportasi petugas kesehatan untuk kegiatan kesehatan luar gedung. 2. Biaya transportasi kader kesehatan dalam rangka mendukung kegiatan
19
3. Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu. 4. Biaya transportasi dukun beranak dalam rangka mendukung kegiatan terkait kemitraan bidan dan dukun. 5. Biaya pembelian bahan/makanan untuk kegiatan PMT
penyuluhan dan/atau PMT pemulihan untuk balita 6-59 bulan dengan gizi kurang, gizi buruk pasca perawatan atau rawat jalan dan ibu hamil KEK dengan mengutamakan bahan/makanan lokal. Dana BOK di Puskesmas tidak boleh dimanfaatkan untuk: 1. Upaya kuratif dan rehabilitatif 2. Gaji, uang lembur, insentif; 3. Pemeliharaan gedung (sedang dan berat); 4. Pemeliharaan kendaraan (sedang dan berat); 5. Biaya listrik, telepon, dan air; 6. Pengadaan obat, vaksin dan alat kesehatan; 7. Biaya transportasi rujukan pasien. Mekanisme pembiayaan dana bantuan operasional kesehatan (BOK) : 1. Sumber Dana Dana untuk Kegiatan bantuan operasional kesehatan (BOK) bersumber dari APBN Kementerian Kesehatan. 2. Alokasi Dana Alokasi dana bantaun dana operasional kesehatan (BOK) per kabupaten/kota ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan.
20
Selanjutnya Kepala Dinas Keseehatan Kabupaten/Kota menetapkan alokasi dana BOK tiap Puskesmas di daerahnya, dengan mempertimbangkan berbagai kondisi setiap Puskesmas. 3. Penerima Dana Penerima dana BOK adalah Puskesmas di seluruh Indonesia yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. (Petunjuk Tehnis Penggunaan Dana Bantuan Kesehatan Tahun 2009 , 2010: 4). Operasional
8. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. (Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/kota, 2008: 3). Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan adalah tolak ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan pemerintah daerah kabupaten/kota. Indikator kesehatan meliputi : a. Pelayanan Kesehatan Dasar 1. Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
21
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 4. Cakupan pelayanan nifas 5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 6. Cakupan kunjungan bayi 7. Cakupan desa/kelurahan Universal Child Imunization (UCI) 8. Cakupan pelayanan anak balita 9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 24 bulan keluarga miskin 10. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan 11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 12. Cakupan peserta KB aktif 13.Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit 14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin b. Pelayanan Kesehatan Rujukan 1. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 2. Cakupan pelayan gawat darurat level I yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kabupaten/kota c. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
22
d. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Cakupan desa siaga aktif (Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 828/Menkes/SK/IX/2008 Tentang Petunjuk Teknis Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kab./Kota, 2008: 17).
9. Millennium Development Goals (MDGs) Millennium Development Goals (MDGs) adalah komitmen global untuk mengupayakan pencapaian delapan tujuan utama bersama pada tahun 2015 terkait pengurangan kemiskinan, pencapaian pendidikan dasar, prevalensi penyakit menular, pelestarian
lingkungan hidup, kerjasama global. Tujuan Millennium Development Goals (MDGs), meliputi: a. Menurunkan angka kematian anak b. Meningkatkan kesehatan ibu c. Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular lainnya d. Memastikan Perkembangan Keberlanjutan Pencapaian Lingkungan Tujuan Hidup (Laporan Milenium
Pembangunan
(Millenium Development Goals), 2004: 14) B. Penyelenggaraan Manajemen Puskesmas Untuk dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan promotif dan preventif secara optimal, tepat sasaran, efesien, dan efektif perlu dilaksanakan manjemen puskesmas yang mencakup:
23
1. Perencanaan Tingkat Puskesmas (P1) Perencanaan yang dimaksud dalam hal ini bahwa puskesmas sebelum melaksanakan kegiatan harus menyusun terlebih dahulu perencanaan kegiatan promotif dan preventif selama satu tahun, yang akan diselenggarakan oleh puskesmas dan jaringannya termasuk poskesdes dan posyandu. 2. Penggerakan Pelaksanaan (P2) Penggerakan rangkaian proses pelaksanaan kegaiatan pada dasarnya dari adalah suatu
yang
dimulai
penyusunan
perencanaan, pelaksanaan, pembinaan/supervisi serta evaluasi hasil yang telah disusun dalam suatu periode bulanan atau triwulan (bergantung pada kondisi daerah setempat). Di Puskesmas kegiatan ini dikenal dengan istilah Lokakarya Mini Puskesmas. 3. Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3) a. Pengawasan dan Pengendalian Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan apakah sudah ada kesesuaian dengan aturan, petunjuk teknis, sesuai dengan
perencanaan, serta sesuai dengan prinsip transparan dan akuntabel, maka dilakukan pengawasan dan pengendalian. b. Penilaian Penilaian sebagai bagian dari instrumen manajemen Puskesmas adalah penilaian kinerja puskesmas. Unsur yang akan dilakukan penilaian adalah komponen pelaksanaan pelayanan kesehatan upaya
24
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan, pencapaian berupa cakupan-cakupan seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh puskesmas di dalam maupun di luar gedung dalam periode satu tahun. Penilaian kinerja puskesmas dilakukan oleh puskesmas sendiri yang hasilnya diverifikasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
C. Kerangka Pikir Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) terhadap peningkatan kinerja Puskesmas Bontonompo II, kab. Gowa, dimana kinerja Puskesmas Bontonompo II pada tahun 2009 atau sebelum adanya pemberian dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dibandingkan dengan kinerja Puskesmas Bontonompo II pada tahun 2010 atau setelah adanya pemberian dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) menggunakan metode analisis deskriptif menggunakan software SPSS Statistic 17.0 untuk menarik kesimpulan apakah pemberian dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) berpengaruh terhadap kinerja Puskesmas Bontonompo II atau tidak.
25
Puskesmas Bontonompo II
Kinerja Puskesmas: Pelayanan Kesehatan Puskesmas Manajemen Puskesmas Mutu Pelayanan Puskesmas
Analisis Deskriptif
Kesimpulan
26
D. Hipotesis
Hipotesis (hypo = sebelum; yhesisi = pernyataan, pendapat) adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris. Hipotesis memungkinkan untuk menghubungkan teori dengan
pengamatan, atau pengamatan dengan teori. Hipotesis mengemukakan pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan hubungan antara variable-variabel didalam persoalan. Dengan demikian hipotesis ini memberikan arah pada penelitian yang harus dilakuakn oleh peneliti. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis itu adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : : jika nilai sig. > 0,05 berati kinerja puskesmas Bontonompo II
sebelum adanya dana bantuan operasional kesehatan (2009) dan setelah adanya dana bantuan operasional kesehatan (2010) adalah sama. : jika nilai sig. < 0,05 berati kinerja puskesmas Bontonompo II
sebelum adanya dana bantuan operasional kesehatan (2009) dan setelah adanya dana bantuan operasional kesehatan (2010) adalah berbeda secara signifikan (berarti).
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Puskesmas Bontonompo II.
Jl. Bontocaradde, Kelurahan Tamallayang, Kecamatan Bontonompo, Kab. Gowa. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 3 (tiga) bulan, dimulai pada bulan Juli September 2012. B. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data a. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angkaangka seperti jumlah dan peningkatan indikator kinerja. b. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk lisan maupun tulisan yang berupa data hasil pengamatan. 2. Sumber Data a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari perusahaan dengan melakukan pengamatan atau peninjauan langsung pada objek yang diteliti. b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari luar perusahaan seperti buku-buku referensi dan literatur yang relevan dengan materi yang diangkat dalam penelitian.
27
28
C. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh informasi yang akurat sehingga target penelitian dapat tercapai dalam rangka penelitian proposal ini maka dilakukan pengumpulan data melalui : 1. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. 2. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para responden untuk dijawab. 3. Wawancara adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk menggali data secara lisan. Hal ini haruslah dilakukan secara mendalam agar kita mendapatkan data yang valid dan detail. 4. Analisis dokumen lebih mengarah pada bukti konkret. Dengan instrumen ini, kita diajak untuk menganalisis isi dari dokumen-dokumen yang dapat mendukung penelitian. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penanggungjawab program kesehatan di Puskesmas Bontonompo II. Adapun jumlah populasi pada penelitian ini adalah 22 penanggungjawab program kesehatan. 2. Sampel
29
Berdasarkan populasi pada penelitian ini kurang dari 30 orang, maka sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 100% atau dengan kata lain jumlah populasi itu sendiri yaitu 22 responden.
E. Metode Analisa Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah kinerja puskesmas Bontonompo II sebelum adanya dana bantuan operasional kesehatan (2009) dan setelah adanya dana bantuan operasional kesehatan (2010). Tehnik analisa data akan menggunakan data deskriptif kuantitatif untuk memperoleh gambaran mengenai Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), khususnya mengenai peningkatan kinerja puskesmas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis komparatif/perbandingan, untuk melihat perbandingan kinerja puskesmas sebelum dan setelah adanya dana bantuan operasional kesehatan (BOK) dengan menggunakan 3 (tiga) indikator penilaian kinerja berdasarkan pedoman kinerja puskesmas : 1. Penilaian cakupan kegiatan pelayanan kesehatan Penilaian cakupan kegiatan pelayanan kesehatan sub variabel dan variabel. Cakupan sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil pencapaian (H) dengan target sasaran (T) dikalikan 100 atau; SV(%) = (H/T) x 100%
30
Cakupan variabel (V)dihitung dengan menjumlah seluruh nilai sub variabel ( SV ) kemudian dibagi dengan jumlah variabel (n) atau; V (%) = SV/ n Jadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah Rerata perjenis kegiatan. Kinerja cakupan pelayanan dikelompokkan sebagai berikut: a. Kelompok 1 (kinerja baik): Tingkat pencapaian hasil 91% b. Kelompok II (kinerja cukup) Tingkat pencapaian hasil 81-90% c. Kelompok III (kinerja kurang) Tingkat pencapaian hasil 80% 2. Penilaian kegiatan manajemen puskesmas Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dikelompokkan menjadi 4 kelompok: a. Manajemen operasional kesehatan b. Manajemen alat dan obat c. Manajemen keuangan d. Manajemen ketenagaan Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dengan mempergunakan skala nilai sebagai berikut: Skala 1 nilai 4 Skala 2 nilai 7
31
Skala 3 nilai 10
Nilai masing-masing kelompok manajemen adalah Rerata nilai kegaiatan masing-masing kelompok manajemen. Skala 1 nilai 4 Skala 2 nilai 7 Skala 3 nilai 10
3. Penilaian mutu pelayanan puskesmas Cara penilaian: a. Nilai mutu dihitung dengan hasil pencapaian puskesmas dan dimasukkan kedalam kolom yang sesuai. b. Hasil nilai skala dimasukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel c. Hasil rata-rata nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai akhir mutu. d. Nilai mutu pelayanan dikelompokkan menjadi: Baik Cukup Kurang : nilai rata rata > 8,5 : nilai 5,5 8,4 : nilai < 5,5
Setelah diperoleh data kinerja puskesmas Bontonompo II sebelum adanya dana bantuan operasional kesehatan (2009) dan setelah adanya dana bantuan operasional kesehatan (2010), maka data tersebut diolah menggunakan software
32
SPSS Statistic 17.0 sehingga diperoleh nilai t hitung dan nilai sig., dari nilai ini dapat diambil kesimpulan apakah terdapat perbedaan signifikan (berarti) atau tidak terdapat perbedaan perbedaan signifikan (berarti) antara data kinerja puskesmas Bontonompo II sebelum adanya dana bantuan operasional kesehatan (2009) dan setelah adanya dana bantuan operasional kesehatan (2010). Dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut : : jika nilai sig. > 0,05 berati kinerja puskesmas Bontonompo II sebelum adanya dana bantuan operasional kesehatan (2009) dan setelah adanya dana bantuan operasional kesehatan (2010) adalah sama. : jika nilai sig. < 0,05 berati kinerja puskesmas Bontonompo II sebelum adanya dana bantuan operasional kesehatan (2009) dan setelah adanya dana bantuan operasional kesehatan (2010) adalah berbeda secara signifikan (berarti). F. Definisi Operasional 1. Bantuan operasional kesehatan (BOK) merupakan bantuan
pemerintah pusat kepada masyarakat melalui puskesmas untuk memperoleh akses dan pemerataan pelayanan kesehatan bersifat promotif dan preventif. Kebijakan operasional dana bantuan operasional kesehatan (BOK) meliputi:
33
a. Dana bantuan operasional kesehatan (BOK) yang tersedia di puskesmas dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan puskesmas dan jaringannya, termasuk poskesdes dan posyandu. b. Dana bantauan operasional kesehatan (BOK) bukan merupakan dana utama, oleh karena itu pemerintah daerah tetap berkewajiban menyediakan dana operasional yang tidak terbiayai melalui BOK. c. Dana bantuan operasional kesehatan (BOK) dimanfaatkan
sepenuhnya secara langsung oleh puskesmas untuk pelayanan kesehatan masyarakat dan tidak dijadikan sumber pendapatan daerah sehingga tidak boleh disetotrkan ke kas daerah. 2. Penilaian kinerja puskesmas Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan (khusus bagi
puskesmas yang telah mengembangkan mutu pelayanan) atas perhitungan seluruh puskesmas. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten/kota bersama puskesmas dapat menetapkan puskesmas ke dalam kelompok (I, II, III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya. 3. Pelayanan kesehatan puskesmas, upaya kesehatan wajib sesuai dengan kebijakan nasional, dimana penetapan jenis pelayanannya disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota 4. Pelaksanaan manajemen puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan, meliputi:
34
a. Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini dan pelaksanaan penilaian kinerja b. Manajemen keuangan, dll. 5. Mutu pelayanan puskesmas, penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan serta penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap standar pelayanan yang telah ditetapkan. 6. Uji-t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua. Perlakuan pertama mungkin saja berupa kontrol, yaitu terhadap objek tidak memberikan perlakuan sama sekali sumberdaya termasuk manajemen alat, obat,
penelitian. Misal
pada
perlakuan pertama,
menerapkan kontrol, sedangkan pada perlakuan kedua, barulah objek penelitian dikenai suatu tindakan tertentu, misal pemberian obat. Dengan demikian, performance obat dapat diketahui dengan cara membandingkan kondisi objek penelitian sebelum dan sesudah diberikan obat.
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Puskesmas Bontonompo II Puskesmas Bontonompo II didirikan pada tahun 1976, merupakan puskesmas hasil pemekaran dari Puskesmas Bontonompo I yang dulunya membawahi wilayah kerja kecamatan Bontonompo yang kemudian dimekarkan menjadi kecamatan Bontonompo Selatan dan Kecamatan Bontonompo. 2. Visi dan Misi Puskesmas Bontonompo II Visi Puskesmas Bontonompo II Terwujudnya peningkatan mutu pelayanan kesehatan
masyarakat Kecamatan Bontonompo menuju pelayanan prima dalam menuju indonesia sehat. Misi Puskesmas Bontonompo II Meningkatkan profesionalisme, pengembangan manajemen puskesmas dan penyempurnaan sarana prasarana puskesmas. 3. Struktur Organisasi Puskemas Bontonompo II Struktur organisasi adalah sebagai sarana untuk mencapai tujuan, dimana dalam struktur tersebut jelas menunjukkan pembagian tugas secara jelas menurut bagian-bagiannya, sehingga dalam menjalankan
35
36
tugas sehari-hari karyawan tidak kaku dan pelaksanaan tugas berjalan semestinya. (Lampiran 1) 4. Kondisi Geografis Wilayah Kerja Puskesmas Bontonompo II terletak di Jalan Bontocaradde', Kelurahan Tamallayang, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa. Luas wilayah kerja sekitar 38,5 km2 yang terdiri dari 3 kelurahan dan 11 desa, di mana pada sebelah utara berbatasan denganKecamatan Bajeng, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Polongbangkeng Selatan kabupaten Takalar, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bontonompo Selatan dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Wilayah kerja Puskesmas Bontonompo II berada di dataran rendah dan relatif mudah dijangkau. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Bontonompo II. (Lampiran 2 & 3) 5. Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Bontonompo II Jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas Bontonompo II adalah 37.509 orang. Tabel IV.1 Jumlah Penduduk Di Wilayah Kerja Puskesmas Bontonompo II
No.
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PEREMPUAN 1.904 2.516 1.313 LAKI-LAKI 1.798 2.315 1.321 3.702 4.831 2.634
1 2 3
37
No.
NAMA DESA / KELURAHAN Bt. Biraeng Utara Bt. Biraeng Selatan Romanglasa Bulogading Barembeng Kalebarembeng Bt. Langkasa Utara Katangka Bt. Langkasa Selatan Bategulung Manjapai JUMLAH
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PEREMPUAN 876 1.448 1.128 771 1.593 1.534 1.368 887 1.626 777 1.478 19.219 LAKI-LAKI 821 1.341 1.109 744 1.546 1.375 1.250 852 1.510 748 1.560 18.290 1.697 2.789 2.237 1.515 3.139 2.909 2.618 1.739 3.136 1.525 3.038 37.509
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Sumber : Puskesmas Bontonompo II 6. Kondisi Ketenagaan Pada Puskesmas Bontonompo II Jumlah tenaga yang ada di puskesmas Bontonompo II, termasuk tenaga medis dan tenaga non medis adalah 45 orang. Tabel IV.2 Jumlah Tenaga Di Puskesmas Bontonompo II
Keteknisan Medis
Asisten Apoteker
Analisis Farmasi
Keterapian Fisik
Dokter Spesialis
Dokter Umum
Perawat Gigi
Kesmas (S1)
Kesmas (S2)
Dokter Gigi
Keuangan
Sanitarian
Pekarya
Perawat
Jumlah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Bontonompo II
11
12
44
Jumlah
24 45
Sopir
Gizi
TU
38
7. Kondisi Fasilitas Kesehatan Pada Puskesmas Bontonompo II Fasilitas kesehatan yang dimiliki Puskesmas Bontonompo II terdiri dari Pustu sebanyak 11 buah, Polindes 2 buah, Poskesdes 1 buah dan Posyandu 46 buah yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas Bontonompo II. Tabel IV.3 Jumlah Fasilitas Kesehatan Di Puskesmas Bontonompo II
No.
NAMA DESA / KELURAHAN BONTONOMPO TAMALLAYANG KALASE'RENNA BT. BIRAENG UTARA BT. BIRAENG SELATAN ROMANG LASA BULO GADING BAREMBENG KALEBAREMBENG BT. LANGKASA UTARA KATANGKA BT. LANGKASA SELATAN BATEGULUNG MANJAPAI JUMLAH
PUSTU
POLINDES
POSKESDES
POSYANDU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 2
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
4 4 3 2 4 4 3 2 4 3 2 4 2 5 46
Sumber : Puskesmas Bontonompo II 8. Kondisi Fasilitas Pendidikan Pada Puskesmas Bontonompo II Jumlah fasilitas pendidikan yang ada di wilayah kerja puskesmas Bontonompo II adalah 58 buah, dengan perincian seperti pada tabel IV.4
39
No.
SARANA PENDIDIKAN
JUMLAH
1 2 3 4 5
18 32 5 3 0 58
Sumber : Puskesmas Bontonompo II 9. Kondisi Kesehatan Lingkungan Pada Puskesmas Bontonompo II Data kesehatan Lingkungan meliputi :
- Jumlah rumah - Jumlah rumah yang menggunakan air bersih - Jumlah rumah yang menggunakan jamban - Jumlah rumah yang menggunakan SPAL - Jumlah Tempat-tempat Umum (TTU) - Jumlah TP2 Pestisida - Jumlah industri
memenuhi persyaratan
B. Hasil Penelitian 1. Cakupan kegiatan pelayanan puskesmas Bontonompo II tahun 2009 Tabel IV.5 Cakupan Kegiatan Pelayanan Puskesmas Bontonompo II tahun 2009
TARGET SASARAN (T) CAKUPAN PENCAPAIA SUB VARIABEL N (H) VARIABEL (V) (SV)
No.
JENIS KEGIATAN
SATUAN
UPAYA KESEHATAN WAJIB I. PROMOSI KESEHATAN A. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada : 1. Rumah tangga 2. Institusi pendidikan (sekolah) 3. Institusi sarana kesehatan 4. Intitusi TTU B. Mendorong terbentuknya upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat 1. Posyandu Madya (baru) 2. Posyandu Purnama II. KESEHATAN LINGKUNGAN A. Penyehatan Air 1. Inspeksi sanitasi air bersih 2. Pembinaan kelompok masyarakat/kelompok pemakai air B. Hygiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman 1. Inspeksi sanitasi tempat pengelolaan makanan 2. Pembinaan tempat pengelolaan makanan
9500 32 1 139 5 5
5500 21 1 43 0 0
42,41
120 120 54 54
50 50 54 54
53,20
No.
JENIS KEGIATAN
SATUAN
C. Penyehatan tempat pembuangan sampah dan limbah 1. Inspeksi sanitasi sarana pembuangan sampah dan limbah D. Penyehatan Lingkungan Pemukiman dan Jamban Keluarga 1. Pemeriksaan penyehatan lingkungan pada perumahan E. Pengawasan Sanitasi Tempat-tempat Umum 1. Inspeksi sanitasi tempat-tempat umum 2. Sanitasi tempat-tempat umum memenuhi syarat F. Pengamanan Tempat Pengelolaan Pestisida 1. Inspeksi sanitasi sarana pengelolaan pestisida 2. Pembinaan tempat pengelolaan pestisida G. Pengendalian Vektor Pengawasan tempat-tempat potensial perindukan vektor di pemukiman 1. penduduk dan sekitarnya 2. 3. Pemberdayaan sasaran/kelompok/pokja potensial dalam upaya pemberantasan tempat potensial perindukan vektor di pemukiman penduduk dan sekitarnya
0 0 110 110 7 7
lokasi kelompok
14 14 14
7 7 7
Desa/lokasi potensial yang mendapat intervensi pemberantasan vektor penyakit desa/lokasi menular III. KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KELUARGA BERENCANA A. Kesehatan Ibu 1. Pelayanan kesehatan bagi bumil sesuai standar untuk kunjungan lengkap 2. Dropout K4-K1 ibu hamil ibu hamil
867 97
767 45
88,47 46,39
29,82
No.
JENIS KEGIATAN
SATUAN
Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan termasuk pendampingan persalinan ibu bersalin dukun oleh tenaga kesehatan sesuai standar 4. Pelayanan nifas lengkap (ibu & neonatus) sesuai standar (KN3) ibu/bayi 5. Pelayanan dan atau rujukan ibu hamil resiko tinggi/komplikasi ibu hamil B. Kesehatan Bayi 1. Penanganan dan atau rujukan neonatus resiko tinggi bayi 2. Cakupan BBLR ditangani bayi C. Upaya Kesehatan Balita dan Anak Pra Sekolah 1. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang Balita balita 2. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang Anak Pra Sekolah anak D. Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah Dan Remaja Pelayanan kesehatan anak sekolah dasar oleh nakes atau tenaga terlatih/guru 1. anak UKS/dokter kecil 2. Cakupan pelayanan kesehatan remaja anak E. Pelayanan Keluarga Berencana 1. Akseptor KB aktif di Puskesmas (CU) PUS 2. Akseptor aktif MKET di Puskesmas (CU) orang 3. Akseptor MKET dengan komplikasi orang 4. Akseptor MKET mengalami kegagalan orang IV. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 1. Pemberian kapsul Vit. A pada balita 2x/tahun anak 2. Pemberian tablet Besi (90 tablet) pada ibu hamil ibu hamil 3. Pemberian PMT pemulihan pada balita gizi buruk pada gakin anak 3.
20,76 0,00 65,86 0,00 0,00 0,00 81,20 69,02 0,00 38,13
No.
JENIS KEGIATAN
SATUAN
4. Balita yang naik Bbnya 5. Balita BGM V. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (P2M) A. TB Paru 1. Pengobatan Penderita TB Paru BTA positif 2. Pengobatan Penderita TB Paru BTA negatif Rontgen positif B. Malaria 1. Pemeriksaan Sediaan Darah (SD) pada penderita malaria klinis*) 2. Penderita malaria klinis yang diobati 3. Penderita '+' (positif) malaria yang diobati sesuai standar 4. Penderita yang terdeteksi Malaria Berat di Puskesmas yang dirujuk ke RS*) C. Kusta 1. Penemuan tersangka penderita kusta 2. Pengobatan penderita kusta 3. Pemeriksaan kontak penderita D. Pelayanan Imunisasi 1. Imunisasi DPT 1 pada bayi 2. Drop Out DPT 3 - Campak 3. Imunisasi HB-1 <7 hari 4. Imunisasi Campak pada bayi 5. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD 6. Imunisasi TT pada anak SD kelas 2 dan 3
anak anak
3490 48
1120 4
32,09 8,33
38 38 0 0 0 0
34 1 0 0 0 0
33,41
No.
JENIS KEGIATAN
SATUAN
E. Diare 1. Penemuan kasus diare di puskesmas dan kader 2. Kasus diare ditangani oleh puskesmas dan kader dengan oral rehidrasi 3. Kasus diare ditangani dengan Rehidrasi intravena F. ISPA 1. Penemuan kasus pnemonia dan pnemonia berat oleh puskesmas dan kader 2. Jumlah kasus pnemonia dan pnemonia berat ditangani 3. Jumlah kasus pnemonia berat / dengan tanda bahaya ditangani / dirujuk G. Demam Berdarah Dengue (DBD)*) 1. Angka Bebas Jentik (ABJ) 2. Cakupan Penyelidikan Epidemiologi (PE) H. Pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV / AIDS 1. Kasus PMS yang diobati 2. Klien yang mendapat penanganan HIV / AIDS I. Pencegahan dan penanggulangan Rabies*) 1. Cuci Luka terhadap kasus gigitan HPR 2. Vaksinansi terhadap kasus gigitan HPR yang berindikasi J. Pencegahan dan penanggulangan Filariasis dan Schistozomiasis*) 1. Kasus Filariasis yang ditangani 2. Prosentase pengobatan selektif Schistozomiasis 3. Prosentase pengobatan selektif F. Buski VI UPAYA PENGOBATAN
37509 37509 0
1243 1154 0
37509 37509 6 95 95 0 0 0 0 0 0 0
661 654 7 55 0 0 0 0 0 0 0 0
1,76 1,74 116,67 57,89 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
No.
JENIS KEGIATAN
SATUAN
A. Pengobatan 1. Kunjungan rawat jalan umum 2. Kunjungan rawat jalan gigi B. Pemeriksaan Laboratorium*) 1. Pemeriksaan Hemoglobin pada ibu hamil 2. Pemeriksaan darah trombosit tersangka DBD 3. Pemeriksaan darah malaria 4. Pemeriksaan test kehamilan 5. Pemeriksaan sputum TB 6. Pemeriksaan Urine Protein pada ibu hamil UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN I Puskesmas dengan Rawat Inap 1. BOR Puskesmas tempat tidur 2. Hari rawat rata-rata (ALOS) di puskesmas tempat tidur 3. Asuhan keperawatan individu pada pasien rawat inap Upaya Kesehatan Usia Lanjut 1. Pembinaan Kelompok Usia Lanjut sesuai standar Pemantauan Kesehatan pada anggota Kelompok Usia Lanjut yang dibina sesuai 2. standar Kesehatan Olah Raga 1. Pemberdayaan Masyarakat melalui pelatihan kader
14,01
85 3 1010 14 14
77 2,6 1010 7 7
II
92,42
50,00
III
orang
0,00
25,00
No.
JENIS KEGIATAN
SATUAN
IV
2. Pembinaan kelompok potensial / klub, dalam Kes. OR 3. Pemeriksaan kesegaran jasmani anak sekolah 4. Pemeriksaan kesegaran jasmani pada atlet Bina Kesehatan Kerja 1. Pos UKK berfungsi baik 2. Pos UKK menuju SIMASKER 3. Pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan pada pekerja di pos UKK
4 0 0 3 4 3
4 0 0 3 4 3
2. Cakupan kegiatan pelayanan puskesmas Bontonompo II tahun 2010 Tabel IV.6 Cakupan Kegiatan Pelayanan Puskesmas Bontonompo II tahun 2010
TARGET SASARAN (T) CAKUPAN PENCAPAIA SUB VARIABEL N (H) VARIABEL (V) (SV)
No.
JENIS KEGIATAN
SATUAN
UPAYA KESEHATAN WAJIB I. PROMOSI KESEHATAN A. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada : 1. Rumah tangga 2. Institusi pendidikan (sekolah) 3. Institusi sarana kesehatan 4. Intitusi TTU B. Mendorong terbentuknya upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat 1. Posyandu Madya (baru) 2. Posyandu Purnama II. KESEHATAN LINGKUNGAN A. Penyehatan Air 1. Inspeksi sanitasi air bersih 2. Pembinaan kelompok masyarakat/kelompok pemakai air B. Hygiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman 1. Inspeksi sanitasi tempat pengelolaan makanan 2. Pembinaan tempat pengelolaan makanan C. Penyehatan tempat pembuangan sampah dan limbah 1. Inspeksi sanitasi sarana pembuangan sampah dan limbah
9500 32 1 139 5 5
7000 32 1 121 2 0
66,79
83,29
No.
JENIS KEGIATAN
SATUAN
D. Penyehatan Lingkungan Pemukiman dan Jamban Keluarga 1. Pemeriksaan penyehatan lingkungan pada perumahan E. Pengawasan Sanitasi Tempat-tempat Umum 1. Inspeksi sanitasi tempat-tempat umum 2. Sanitasi tempat-tempat umum memenuhi syarat F. Pengamanan Tempat Pengelolaan Pestisida 1. Inspeksi sanitasi sarana pengelolaan pestisida 2. Pembinaan tempat pengelolaan pestisida G. Pengendalian Vektor Pengawasan tempat-tempat potensial perindukan vektor di pemukiman 1. penduduk dan sekitarnya 2. 3. Pemberdayaan sasaran/kelompok/pokja potensial dalam upaya pemberantasan tempat potensial perindukan vektor di pemukiman penduduk dan sekitarnya
Desa/lokasi potensial yang mendapat intervensi pemberantasan vektor penyakit desa/lokasi menular III. KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KELUARGA BERENCANA A. Kesehatan Ibu 1. Pelayanan kesehatan bagi bumil sesuai standar untuk kunjungan lengkap ibu hamil
43,13
2. Dropout K4-K1 ibu hamil Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan termasuk pendampingan persalinan 3. ibu bersalin dukun oleh tenaga kesehatan sesuai standar 4. Pelayanan nifas lengkap (ibu & neonatus) sesuai standar (KN3) ibu/bayi 5. Pelayanan dan atau rujukan ibu hamil resiko tinggi/komplikasi ibu hamil B. Kesehatan Bayi 1. Penanganan dan atau rujukan neonatus resiko tinggi bayi 2. Cakupan BBLR ditangani bayi
No.
JENIS KEGIATAN
SATUAN
C. Upaya Kesehatan Balita dan Anak Pra Sekolah 1. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang Balita balita 2. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang Anak Pra Sekolah anak D. Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah Dan Remaja Pelayanan kesehatan anak sekolah dasar oleh nakes atau tenaga terlatih/guru 1. anak UKS/dokter kecil 2. Cakupan pelayanan kesehatan remaja anak E. Pelayanan Keluarga Berencana 1. Akseptor KB aktif di Puskesmas (CU) PUS 2. Akseptor aktif MKET di Puskesmas (CU) orang 3. Akseptor MKET dengan komplikasi orang 4. Akseptor MKET mengalami kegagalan orang IV. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 1. Pemberian kapsul Vit. A pada balita 2x/tahun anak 2. Pemberian tablet Besi (90 tablet) pada ibu hamil ibu hamil 3. Pemberian PMT pemulihan pada balita gizi buruk pada gakin anak 4. Balita yang naik Bbnya anak 5. Balita BGM anak V. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (P2M) A. TB Paru 1. Pengobatan Penderita TB Paru BTA positif orang 2. Pengobatan Penderita TB Paru BTA negatif Rontgen positif orang B. Malaria 1. Pemeriksaan Sediaan Darah (SD) pada penderita malaria klinis*) % 2. Penderita malaria klinis yang diobati orang 3. Penderita '+' (positif) malaria yang diobati sesuai standar orang 4. Penderita yang terdeteksi Malaria Berat di Puskesmas yang dirujuk ke RS*) %
100,29 59,15 67,65 45,97 64,16 0,00 0,00 0,00 82,93 78,64 0,00 34,73 9,26 41,11
48 48 4 4 4 100
38 2 5 5 5 100
56,31
No.
JENIS KEGIATAN
SATUAN
C. Kusta 1. Penemuan tersangka penderita kusta 2. Pengobatan penderita kusta 3. Pemeriksaan kontak penderita D. Pelayanan Imunisasi 1. Imunisasi DPT 1 pada bayi 2. Drop Out DPT 3 - Campak 3. Imunisasi HB-1 <7 hari 4. Imunisasi Campak pada bayi 5. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD 6. Imunisasi TT pada anak SD kelas 2 dan 3 E. Diare 1. Penemuan kasus diare di puskesmas dan kader 2. Kasus diare ditangani oleh puskesmas dan kader dengan oral rehidrasi 3. Kasus diare ditangani dengan Rehidrasi intravena F. ISPA 1. Penemuan kasus pnemonia dan pnemonia berat oleh puskesmas dan kader 2. Jumlah kasus pnemonia dan pnemonia berat ditangani 3. Jumlah kasus pnemonia berat / dengan tanda bahaya ditangani / dirujuk G. Demam Berdarah Dengue (DBD)*) 1. Angka Bebas Jentik (ABJ) 2. Cakupan Penyelidikan Epidemiologi (PE) H. Pencegahan dan penanggulangan PMS dan HIV / AIDS 1. Kasus PMS yang diobati 2. Klien yang mendapat penanganan HIV / AIDS I. Pencegahan dan penanggulangan Rabies*) 1. Cuci Luka terhadap kasus gigitan HPR
orang orang orang bayi bayi bayi bayi anak anak orang orang orang orang orang % % % orang orang %
3 3 120 842 842 842 842 643 643 37509 37509 0 37509 37509 6 95 95 0 0 0
4 4 120 903 23 697 922 721 624 1546 1293 0 759 749 10 71 0 0 0 0
133,33 133,33 100,00 107,24 2,73 82,78 109,50 112,13 97,05 4,12 3,45 0,00 2,02 2,00 166,67 74,74 0,00 0,00 0,00 0,00
No.
JENIS KEGIATAN
SATUAN
2. Vaksinansi terhadap kasus gigitan HPR yang berindikasi J. Pencegahan dan penanggulangan Filariasis dan Schistozomiasis*) 1. Kasus Filariasis yang ditangani 2. Prosentase pengobatan selektif Schistozomiasis 3. Prosentase pengobatan selektif F. Buski VI UPAYA PENGOBATAN A. Pengobatan 1. Kunjungan rawat jalan umum 2. Kunjungan rawat jalan gigi B. Pemeriksaan Laboratorium*) 1. Pemeriksaan Hemoglobin pada ibu hamil 2. Pemeriksaan darah trombosit tersangka DBD 3. Pemeriksaan darah malaria 4. Pemeriksaan test kehamilan 5. Pemeriksaan sputum TB 6. Pemeriksaan Urine Protein pada ibu hamil UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN I Puskesmas dengan Rawat Inap 1. BOR Puskesmas tempat tidur 2. Hari rawat rata-rata (ALOS) di puskesmas tempat tidur 3. Asuhan keperawatan individu pada pasien rawat inap Upaya Kesehatan Usia Lanjut 1. Pembinaan Kelompok Usia Lanjut sesuai standar Pemantauan Kesehatan pada anggota Kelompok Usia Lanjut yang dibina sesuai 2. standar Kesehatan Olah Raga
0 0 0 0
0 0 0 0
16,44
85 3 1252 14 14
102,09
II
100,00
III
No.
JENIS KEGIATAN
SATUAN
IV
1. Pemberdayaan Masyarakat melalui pelatihan kader 2. Pembinaan kelompok potensial / klub, dalam Kes. OR 3. Pemeriksaan kesegaran jasmani anak sekolah 4. Pemeriksaan kesegaran jasmani pada atlet Bina Kesehatan Kerja 1. Pos UKK berfungsi baik 2. Pos UKK menuju SIMASKER 3. Pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan pada pekerja di pos UKK
0 4 0 0 3 4 3
0 4 0 0 3 4 3
25,00
100,00
3. Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas Bontonompo II Tahun 2009 Tabel IV.7 Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas Bontonompo II Tahun 2009
No.
JENIS VARIAVEL
SKALA 1 NILAI = 4
SKALA 2 NILAI = 7
SKALA 3 NILAI = 10
NILAI HASIL
4 4 4 4 10 4 7
I. MANAJEMEN OPERASIONAL PUSKESMAS 1. Membuat data pencapaian/cakupan kegiatan pokok tahun lalu 2. Menyusun RUK melalui analisa dan perumusan masalah berdasarkan prioritas sebagian < sebagian 50% semuanya 50% - 80% 100% ya, beberapa ya, sebagian ya, ada analisa ada analisa seluruhnya perumusan perumusan ada analisa perumusan ya, terinci ya, terinci ya, terinci sebagian sebagian semua kecil besar < 5x/tahun 5 - 8x/tahun 9 - 12x/tahun < 2x/tahun 2 - 3x/tahun 4x/tahun < 6x < 6x/tahun 6 - 9 x/tahun 10 12x/tahun 6 - 8x/tahun 9 - 12x/tahun
4. Melaksanakan Mini Lokakarya bulanan 5. Melaksanakan Mini Lokakarya tribulanan (lintas sektor) 6. Membuat dan mengirimkan laporan bulanan ke kabupaten/kota tepat waktu 7. Membuat data 10 penyakit terbanyak setiap bulan
No.
JENIS VARIAVEL
SKALA 1 NILAI = 4
SKALA 2 NILAI = 7
SKALA 3 NILAI = 10
NILAI HASIL
7 7 7 7
II. MANAJEMEN ALAT DAN OBAT 1. Membuat kartu inventaris dan menempatkan di masingmasing ruangan 2. Melaksanakan up dating daftar inventaris alat 3. Mencatat penerimaan dan pengeluaran obat di setiap unit pelayanan 4. Membuat kartu stok untuk setiap jenis obat/bahan di gudang obat secara rutin 5. Menerapkan FIFO dan FEFO < 60% ruang < 3x/tahun ya, beberapa unit ya, beberapa item obat ya, beberapa item obat 61 - 80% ruang 4 - 6x/tahun ya, sebagian besar ya, sebagian besar item obat ya, sebagian besar item obat 81 - 100% ruang tiap bulan ya, seluruhnya ya, seluruh item obat ya, seluruh item obat
10
III. MANAJEMEN KEUANGAN 1. Membuat cacatan bulanan uang masuk-keluar dalam buku ya, tidak tentu kas 2. Kepala puskesmas melakukan pemeriksaan keuangan ya, tidak tentu secara berkala IV. MANAJEMEN KETENAGAAN ya,setiap 3 bulan ya,setiap 3 bulan ya, setiap bulan ya, setiap bulan
10 7
No.
2. Membuat uraian tugas dan tanggung jawab setiap petugas ya, tidak tentu 3. Membuat rencana kerja bulanan bagi setiap petugas sesuai ya, tidak tentu dengan tugas, wewenang dan tanggungjawab 4. Membuat penilaian DP3 tepat waktu ya, tidak tentu
SKALA 2 NILAI = 7 ya,setiap 3 bulan ya,setiap 3 bulan ya,setiap 3 bulan ya,setiap 3 bulan
SKALA 3 NILAI = 10 ya, setiap bulan ya, setiap bulan ya, setiap bulan ya, setiap bulan
NILAI HASIL
10 10 10 4
4. Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas Bontonompo II Tahun 2010 Tabel IV.8 Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas Bontonompo II Tahun 2010
No.
JENIS VARIAVEL
SKALA 1 NILAI = 4
SKALA 2 NILAI = 7
SKALA 3 NILAI = 10
NILAI HASIL
7
I. MANAJEMEN OPERASIONAL PUSKESMAS 1. Membuat data pencapaian/cakupan kegiatan pokok tahun lalu 2. Menyusun RUK melalui analisa dan perumusan masalah berdasarkan prioritas sebagian < sebagian 50% semuanya 50% - 80% 100% ya, beberapa ya, sebagian ya, ada analisa ada analisa seluruhnya perumusan perumusan ada analisa perumusan ya, terinci ya, terinci ya, terinci sebagian sebagian semua kecil besar < 5x/tahun 5 - 8x/tahun 9 - 12x/tahun < 2x/tahun 2 - 3x/tahun 4x/tahun < 6x < 6x/tahun 6 - 9 x/tahun 10 12x/tahun 6 - 8x/tahun 9 - 12x/tahun
10 10 10 10 10 7
4. Melaksanakan Mini Lokakarya bulanan 5. Melaksanakan Mini Lokakarya tribulanan (lintas sektor) 6. Membuat dan mengirimkan laporan bulanan ke kabupaten/kota tepat waktu 7. Membuat data 10 penyakit terbanyak setiap bulan
No.
JENIS VARIAVEL
SKALA 1 NILAI = 4
SKALA 2 NILAI = 7
SKALA 3 NILAI = 10
NILAI HASIL
10 7 7 7
II. MANAJEMEN ALAT DAN OBAT 1. Membuat kartu inventaris dan menempatkan di masingmasing ruangan 2. Melaksanakan up dating daftar inventaris alat 3. Mencatat penerimaan dan pengeluaran obat di setiap unit pelayanan 4. Membuat kartu stok untuk setiap jenis obat/bahan di gudang obat secara rutin 5. Menerapkan FIFO dan FEFO < 60% ruang < 3x/tahun ya, beberapa unit ya, beberapa item obat ya, beberapa item obat 61 - 80% ruang 4 - 6x/tahun ya, sebagian besar ya, sebagian besar item obat ya, sebagian besar item obat 81 - 100% ruang tiap bulan ya, seluruhnya ya, seluruh item obat ya, seluruh item obat
10
III. MANAJEMEN KEUANGAN 1. Membuat cacatan bulanan uang masuk-keluar dalam buku ya, tidak tentu kas 2. Kepala puskesmas melakukan pemeriksaan keuangan ya, tidak tentu secara berkala IV. MANAJEMEN KETENAGAAN ya,setiap 3 bulan ya,setiap 3 bulan ya, setiap bulan ya, setiap bulan
10 10
No.
2. Membuat uraian tugas dan tanggung jawab setiap petugas ya, tidak tentu 3. Membuat rencana kerja bulanan bagi setiap petugas sesuai ya, tidak tentu dengan tugas, wewenang dan tanggungjawab 4. Membuat penilaian DP3 tepat waktu ya, tidak tentu
SKALA 2 NILAI = 7 ya,setiap 3 bulan ya,setiap 3 bulan ya,setiap 3 bulan ya,setiap 3 bulan
SKALA 3 NILAI = 10 ya, setiap bulan ya, setiap bulan ya, setiap bulan ya, setiap bulan
NILAI HASIL
10 10 10 10
5. Penilaian Mutu Pelayanan Puskesmas Bontonompo II Tahun 2009 Tabel IV.9 Penilaian Mutu Pelayanan Puskesmas Bontonompo II Tahun 2009 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. JENIS KEGIATAN Drop out pelayanan ANC (K1-K4) Persalinan oleh Tenaga kesehatan Penanganan Komplikasi Obstetri/risiko tinggi Error rate pemeriksaan BTA Error rate pemeriksaan darah malaria Kepatuhan terhadap standar ANC Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Tingkat kepuasan pasien terhadap SKALA 3 SKALA 2 SKALA 1 NILAI 10 NILAI 7 NILAI 4 < 10% > 80% > 5% > 5% > 5% > 50% > 50% > 50% 11 - 20% 70 - 79% 4 - 4,9% 6 -10% 6 -10% 51 - 80% 51 - 80% 51 - 80% > 20% < 70% < 4% > 10% > 10% 81 -100% 81 -100% 81 -100% NILAI AKHIR 7 10 0 7 7 7 7 7
6. Penilaian Mutu Pelayanan Puskesmas Bontonompo II Tahun 2010 Tabel IV.10 Penilaian Mutu Pelayanan Puskesmas Bontonompo II Tahun 2010 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. JENIS KEGIATAN Drop out pelayanan ANC (K1-K4) Persalinan oleh Tenaga kesehatan Penanganan Komplikasi Obstetri/risiko tinggi Error rate pemeriksaan BTA Error rate pemeriksaan darah malaria Kepatuhan terhadap standar ANC Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Tingkat kepuasan pasien terhadap SKALA 3 SKALA 2 SKALA 1 NILAI 10 NILAI 7 NILAI 4 < 10% > 80% > 5% > 5% > 5% > 50% > 50% > 50% 11 - 20% 70 - 79% 4 - 4,9% 6 -10% 6 -10% 51 - 80% 51 - 80% 51 - 80% > 20% < 70% < 4% > 10% > 10% 81 -100% 81 -100% 81 -100% NILAI AKHIR 10 10 0 7 7 7 7 7
59
5. Penilaian Mutu Pelayanan Puskesmas Bontonompo II Tahun 2009 Tabel IV.9 Penilaian Mutu Pelayanan Puskesmas Bontonompo II Tahun 2009
SKALA 3 NILAI 10 < 10% > 80% > 5% > 5% > 5% > 50% > 50% > 50% SKALA 2 NILAI 7 11 - 20% 70 - 79% 4 - 4,9% 6 -10% 6 -10% 51 - 80% 51 - 80% 51 - 80% SKALA 1 NILAI 4 > 20% < 70% < 4% > 10% > 10% 81 -100% 81 -100% 81 -100% NILAI AKHIR 7 10 0 7 7 7 7 7
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
JENIS KEGIATAN Drop out pelayanan ANC (K1K4) Persalinan oleh Tenaga kesehatan Penanganan Komplikasi Obstetri/risiko tinggi Error rate pemeriksaan BTA Error rate pemeriksaan darah malaria Kepatuhan terhadap standar ANC Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Paru Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan Puskesmas
6. Penilaian Mutu Pelayanan Puskesmas Bontonompo II Tahun 2010 Tabel IV.`10 Penilaian Mutu Pelayanan Puskesmas Bontonompo II Tahun 2012
SKALA 3
NILAI 10
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
JENIS KEGIATAN Drop out pelayanan ANC (K1K4) Persalinan oleh Tenaga kesehatan Penanganan Komplikasi Obstetri/risiko tinggi Error rate pemeriksaan BTA Error rate pemeriksaan darah malaria Kepatuhan terhadap standar ANC Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Paru Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan Puskesmas
SKALA 2
NILAI 7
SKALA 1
NILAI 4
NILAI AKHIR 7 10 0 7 7 7 7 7
< 10% > 80% > 5% > 5% > 5% > 50% > 50% > 50%
> 20% < 70% < 4% > 10% > 10% 81 -100% 81 -100% 81 -100%
60
7. Alokasi Dana Bantuan Operasional Kesehatan (B.O.K.) Puskemas Bontonompo II Pada Tahun 2010
No. 1. 2. 3.
Sumber : Data diolah , 2012 Jumlah Dana Bantuan Operasional Kesehatan (B.O.K.) Puskemas Bontonompo II Pada Tahun 2010 adalah Rp. 90.000.000 Dana tersebut dialokasikan untuk kegiatan promotif dan preventif di Puskemas Bontonompo II, yang meliputi kegiatan pelayanan kesehatan sebesar Rp. 60.383.150 (67,09 %), kegiatan manejemen puskesmas sebesar Rp. 23.866.850 (26,52 %) dan kegiatan mutu pelayanan sebesar Rp. 5.750.000 (6,39 %).
61
8. Perbandingan Hasil Kinerja Puskesmas Bontonompo II Tahun 2009 dan 2010 Tabel IV.12 Pelayanan Kesehatan
Promosi Kesehatan Kesehatan Lingkungan Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk KB Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Upaya Pengobatan Rawat Inap Upaya Kesehatan Usia Lanjut Kesehatan Olahraga Bina Kesehatan Kerja Rata-rata
terjadi peningkatan, dimana pada tahun 2009 nilai rata rata kinerjanya adalah 47,84 dan meningkat menjadi 63,42 pada tahun 2010. Namun masih tergolong kurang karena tidak tercapainya target pada kegiatan promosi kesehatan, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB, Upaya
62
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Upaya Pengobatan, dan Kesehatan Olahraga. Tabel IV.13 Manejemen Puskesmas
PENCAPAIAN TAHUN TAHUN 2009 2010
No.
JENIS KEGIATAN
MANAJEMEN PUSKESMAS Manajemen Operasional Puskesmas Manajemen Alat dan Obat Manajemen Keuangan Manajemen Ketenagaan Rata-rata
Sumber : Data diolah, 2012 Cakupan terjadi kegiatan manajemen pada Puskesmas Bontonompo II
kinerjanya adalah 7,47 dan meningkat menjadi 9,34 pada tahun 2010.
PENCAPAIAN 2009 No. JENIS KEGIATAN NILAI MUTU PELAYANAN Drop out pelayanan ANC (K1-K4) Persalinan oleh Tenaga kesehatan Penanganan Komplikasi Obstetri/risiko tinggi Error rate pemeriksaan BTA Error rate pemeriksaan darah malaria Kepatuhan terhadap standar ANC
KATEGORI KINERJA
63
PENCAPAIAN 2009 No. JENIS KEGIATAN Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Paru Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan Puskesmas Rata-rata NILAI 7,00
KATEGORI KINERJA
Cukup
KATEGORI KINERJA
Cukup
VII. VIII .
7,00
7,00
Cukup
7,00 6,88
Cukup
6,50
Cukup
Cukup
Sumber : Data diolah, 2012 Cakupan mutu pelayanan pada Puskesmas Bontonompo II terjadi peningkatan , dimana pada tahun 2009 nilai rata rata kinerjanya adalah 6,50 dan meningkat menjadi 6,88 pada tahun 2010.
No. I II III
Sumber : Data diolah, 2012 Kinerja rata rata Puskesmas Bontonompo II terjadi peningkatan , dimana pada tahun 2009 nilai rata rata kinerjanya adalah 20,60 dan meningkat menjadi 26,55 pada tahun 2010.
64
C. Pembahasan Data Hasil Penelitian Dengan Software SPSS Statistics 17.0 Tabel IV.16 Data Hasil Penelitian
VARIABEL 42,41 53,20 29,82 38,13 33,41 14,01 92,42 50,00 25,00 100,00 5,29 7,60 8,50 8,50 7,00 10,00 0,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 66,79 83,29 43,13 41,11 56,31 16,44 102,09 100,00 25,00 100,00 9,14 8,20 10,00 10,00 10,00 10,00 0,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00
Kesehatan Lingkungan Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk KB Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Upaya Pencegahan & Pemberantasan Penyakit Menular Upaya Pengobatan Rawat Inap Upaya Kesehatan Usia Lanjut Kesehatan Olahraga Bina Kesehatan Kerja Manajemen Operasional Puskesmas Manajemen Alat dan Obat Manajemen Keuangan Manajemen Ketenagaan Drop out pelayanan ANC (K1-K4) Persalinan oleh Tenaga kesehatan Penanganan Komplikasi Obstetri/risiko tinggi Error rate pemeriksaan BTA Error rate pemeriksaan darah malaria Kepatuhan terhadap standar ANC Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Paru Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan Puskesmas
65
N 22 22
Paired Samples Statistic, menunjukkan rata rata kinerja Puskesmas Bontonompo II, sebelum adanya dana bantuan operasional kesehatan operasional kesehatan (2010) = (2009) = adalah 25.4677 dan setelah adanya dana bantuan adalah 33.0227
N Pair 1 x1 & x2 22
Correlation .942
Sig. .000
Paired Samples Correlation, hasil uji menunjukkan bahwa korelasi antara dua variabel adalah 0.942 dengan sig sebesar 0.000. hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara dua rata rata kinerja sebelum
66
dan sesudah adanya dana bantuan operasional adalah kuat dan signifikan. Tabel IV.19 Paired Samples Test
Paired Differences Std. Std. Error t Deviation Mean 1.306.143 278.471 -2.713
df 21
Paired Samples Test, nilai t hitung adalah sebesar = - 2,713 dengan sig. 0,013. Karena nilai sig. < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ditolak atau Bontonompo II sebelum diterima, artinya kinerja puskesmas adanya dana bantuan operasional
kesehatan (2009) dan setelah adanya dana bantuan operasional kesehatan (2010) adalah berbeda, sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa pemberian dana bantuan operasional kesehatan (BOK) kepada Puskesmas Bontonompo II pada tahun 2010 terbukti dapat meningkatkan kinerja Puskesmas Bontonompo II.
67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bagian Pembahasan Data Hasil Penelitian diperoleh data indikator penilaian kinerja sebagai berikut : 1. Pelayanan kesehatan meningkat dari 47,84 pada tahun 2009 menjadi 63,42 pada tahun 2010. 2. Manajemen puskesmas meningkat dari 7,47 pada tahun 2009 menjadi 9,34 pada tahun 2010. 3. Mutu pelayanan meningkat dari 6,50 pada tahun 2010 menjadi 6,88 pada tahun 2010. Dari data tersebut kemudian diolah dengan metode uji t-berpasangan menggunakan software SPSS Statistics 17.0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahwa pemberian dana bantuan operasional kesehatan (BOK) kepada Puskesmas Bontonompo II pada tahun 2010 terbukti dapat meningkatkan kinerja Puskesmas Bontonompo II.
67
68
B. SARAN Berdasarkan pada hasil penelitian ini penulis menyarankan : 1. Agar pemberian dana bantuan operasional kesehatan ini dapat dilanjutkan dimasa-masa yang akan datang bahkan dapat lebih ditingkatkan baik dari segi jumlah maupun kualitas pengelolaannya. 2. Data hasil penelitian ini dapat dijadikan salahsatu referensi dalam perencanaan kegiatan di Puskesmas Bontonompo II ke depannya. 3. Untuk indikator pelayanan kesehatan dapat lebih ditingkatkan kinerjanya karena masih tergolong kategori kurang yaitu pada kegiatan promosi kesehatan, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Upaya Pengobatan, dan Kesehatan Olahraga, sehingga bisa meningkatkan kinerja puskesmas secara umum.
68
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, 1996, Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga, Rina Rupa Akasara;Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006, Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat; Jakarta , 2006, Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat; Jakarta , 2008, Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/kota, biro hukum dan organisasi setjen depkes RI; Jakarta , 2008, Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 828/Menkes/SK/IX/2008 Tentang Petunjuk Teknis Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kab./Kota, Kementerian Kesehatan; Jakarta , 2010, Tata Cara Penyelenggaraan Administrasi Keuangan Bantuan Operasional Kesehatan Tahun 2012, Kementerian Kesehatan; jakarta , 2009, Petunjuk Tehnis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Kesehatan Tahun 2010, Kementerian Kesehatan; Jakarta Hessel, Nogi, Manajemen Modern Untuk sector Public, Balairung & Co.;Yogyakarta Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional, 2004, Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals), Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional; jakarta Kurniawan, Dedy, 2008, Uji T Berpasangan (Paired T-Test), Dedy Kurniawan, Jakarta. Mangkunegara, A.P., 2010, Evaluasi Kinerja SDM, Refika Aditama; Jakarta.
Soeprihanto, John, 2005, Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, Edisi 1, BPFE; Yogyakarta.
69
70 `
Sugiyono, 2011, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta; Bandung. Tim Manajemen Puskesmas Banjarangkan II, 2010, Laporan Kinerja Puskesmas Banjarangkan II Tahun 2009, Dinas Kesehatan Kab. Klungkung; Bali Umar, Husein, 2002, Evaluasi Kinerja Perusahaan, Gramedia Pustaka Utama; Jakarta. Wibowo, 2008, Manajemen Kinerja, Edisi Ketiga, Rajawali Pers; Jakarta.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
69
PengeLoLa Data & SP2TP Upaya Kesehatan Pengembangan Hj. Hijjarawati & Hartati Perkesmas Rahmatiah UKS / UKGS Hj. Hijjarawati
Kesehatan Lingkungan
Farmasi
Hj.St.Rahmatiah & Hj. Hijjarawati Hj. Patmawati Hj. Patmawati Kartu Rekam Medik
Perawatan / UGD
Nurhaerati
Upaya Kesehatan Kerja Upaya Kesehatan Gigi dan MuLut drg. Syahruddin Kesehatan Jiwa Hasiah Irwan Syamsuddin
H. Nawawie, A.Mk. dr. Isna Tirtawati dr. Fatmawaty Baharuddin Hj. Hajrah Pengobatan
Kesehatan Mata dr. Fatmawaty Baharuddin Rahmatiah Bina Batra Siari N. UsiLa
PUSTU KALASE'RENA PUSTU KALEBAREMBENG Kasrawiyah & Hijrawati A. St. DahLiah KumaLa Ratna
PUSTU BT. BIRAENG SELATAN PUSTU BT. LANGKASA SELATAN Norma NusLiah
PUSTU ROMANGLASA PUSTU KATANGKA Hj. Haryani Sitti Nurmiati & Megawati
PUSTU BATEGULUNG
Lampiran 2
Lampiran 3