Anda di halaman 1dari 3

Oseltamivir Oseltamivir merupakan satu-satunya obat penghambat neuraminidase yang cukup efektif dan dapat diberikan secara oral.

Telah diketahui bahwa neuraminidase influenza sangat penting untuk replikasi virus, yaitu untuk lepasnya virus dari sel pejamu. Karena replikasi virus influenza sangat aktif pada hari-hari pertama infeksi, hambatan terhadap neuraminidase dalam kisaran waktu ini dapat memotong siklus infeksi virus influenza. Oleh karena itu, pengobatan dengan oseltamivir sangat perlu diberikan sedini mungkin pada infeksi influenza agar dapat mencapai efikasi klinis yang maksimal. Enzim Neuraminidase Pada tahun 1942 Hirst menemukan adanya aktivitas enzim pada permukaan virus influenza. Kemudian Gottschalk menemukan struktur kimia asam neuraminik, dan hubungannya dengan glycoconjugate serta spesifisitas enzim untuk ujung residu asam neuraminik. Penghambat neuraminidase pertama dikembangkan oleh Meindl dan Tuppy pada tahun 1969. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, neuraminidase virus sangat penting untuk lepasnya virion influenza yang baru disintesis dari sel yang diinfeksi, tetapi penghambat yang pertama ditemukan potensi spesifisitas blockade neuraminidase-nya masih rendah. Hemaglutinin virus berguna untuk menempelnya virus pada reseptor sel untuk memulai penetrasi serta mendorong terjadinya fusi antara membran virus dan membran sel yang akan diinfeksi. Neuraminidase menghancurkan reseptor yang dikenal oleh hemagluitnin dengan memotong ikatan penghubung a-ketosidik. Pemotongan ini mengakibatkan virion yang baru terbentuk akan lepas dan dapat bergerak menuju daerah infeksi yang lain pada saluran napas. Karena mukus/lendir pada traktus respiratorius juga mengandung residu asam neuraminik, maka penghancuran reseptor merupakan faktor penting lain agar virus dapat menembus sekresi mukus tersebut. Agar virion dapat bergerak bebas, maka ia harus melewati berbagai rintangan. Dengan adanya penghambat neuraminidase, maka virion akan tetap menempel pada membran sel yang diinfeksi, dan juga terjadi penempelan antara satu virus dengan yang lain, sehingga menyebarnya virus dapat dicegah.

Efektivitas Oseltamivir Banyak penelitian membuktikan bahwa oseltamivir mempunyai kemampuan mencegah dan meringankan penyakit influenza dengan cukup efektif. Pengobatan oseltamivir yang dimulai dalam 3 hari sesudah munculnya gejala dapat mengurangi lama dan beratnya penyakit influenza akut pada orang dewasa yang tidak menderita penyakit lain. Jika dibandingkan dengan plasebo, oseltamivir dapat mengurangi lamanya penyakit sampai lebih dari 30% (p<0,006), mengurangi beratnya penyakit sampai 38% (p<0,001), serta lamanya sakit akan berkurang 2-3 hari (p<0,05). Selain itu, lama dan beratnya gejala penyakit termasuk panas, batuk, dan mialgia juga berkurang. Komplikasi bronkitis dan sinusitis terjadi pada 7% kelompok yang mendapat oseltamivir, sedangkan pada kelompok yang mendapat plasebo 15% (p<0,05). Oseltamivir juga dikatakan sangat efektif untuk mencegah infeksi virus influenza A dan B. Efikasi protektif pemberian oseltamivir oral sebanyak 75 mg setiap hari atau dua kali sehari selama 6 minggu pada orang dewasa yang tidak imun terhadap penyakit influenza secara keseluruhan adalah 74%. Risiko untuk menderita influenza pada orang mendapat oseltamivir adalah 1,2%-1,3%, sedangkan pada orang yang mendapat plasebo 4,8% (p<0,001). Penderita dengan biakan positif berkurang 87% bila mendapat oseltamivir. Selain itu, pemberian oseltamivir secara oral sebagai profilaksis mengakibatkan terjadinya penurunan proporsi kasus orang dengan tes laboratorium positif dan berkurangnya gejala penyakit sebanyak 50%.17 Studi lain memperlihatkan bahwa bila oseltamivir diberikan sebagai profilaksis kepada orang yang mengadakan kontak dengan penderita influenza positif dalam rumah tangga akan memberikan efek protektif (mencegah timbulnya gejala klinis influenza) sebanyak 89%. Pemberian oseltamivir juga dilaporkan dapat mengurangi terjadinya komplikasi bronkitis, pneumonia, otitis media, dan sinusitis secara bermakna. Sebagai contoh, oseltamivir dapat mengurangi angka kejadian otitis media sebanyak 44% pada anak, yang disertai dengan penurunan jumlah resep antibiotik. Kebutuhan antibiotik dari penderita dewasa yang mendapat komplikasi influenza juga akan menurun sebanyak 50% bila sebelumnya sudah mendapat pengobatan oseltamivir. sumber: http://imadesetiawan.files.wordpress.com/2009/10/mki-april-2009-5.pdf dikutip dari Majalah Kedokteran Indonesia, Volume: 59, Nomor: 4, April 2009

Inhibitor Neuraminidase ( Oseltamivir, Zanamivir ) Merupakan obat amtivirus dengan mekanisme kerja yang sam terhadap virus influenza A dan B. Keduanya merupakan inhibitor neuraminidase; yaitu analog asam Nasetilneuraminat ( reseptor permukaan sel virus influenza ), dan disain struktur keduanya didasarkan pada struktur neuraminidase virion. 1. Mekanisme kerja : Asam N-asetilneuraminat merupakan komponen mukoprotein pada sekresi respirasi, virus berikatan pada mucus, namun yang menyebabkan penetrasi virus ke permukaan sel adalah aktivitas enzim neuraminidase. Hambatan terhadap neuraminidase mencegah terjadinya infeksi. Neuraminidase juga untuk penglepasan virus yang optimaldari sel yang terinfeksi, yang meningkatkan penyebaran virus dan intensitas infeksi. Hambatan neuraminidase menurunkan kemungkinan berkembangnya influenza dan menurunkan tingkat keparahan, jika penyakitnya berkembang. 2. Resistensi : Disebabkan adanya hambatan ikatan pada obat dan pada hambatan aktivitas enzim neuraminidase. Dapat juga disebabkan oleh penurunan afinitas ikatan reseptor hemagglutinin sehingga aktivitas neuraminidase tidak memiliki efek pada penglepasan virus pada sel yang terinfeksi. 3. Indikasi : Terapi dan pencegahan infeksi virus influenza A dan B. 4. Dosis : Zanamivir diberikan per inhalasi dengan dosis 20 mg per hari ( 2 x 5 mg, setiap 12 jam )selama 5 hari. Oseltamivir diberikan per oral dengan dosis 150 mg per hari ( 2 x 75 mg kapsul, setiap 12 jam ) selama 15 hari. Terapi dengan zanamivir /oseltamivir dapat diberikan seawal mungkin, dalam waktu 48 jam, setelah onset gejala. 5. Efek samping : Terapi zanamivir : gejala saluran nafas dan gejala saluran cerna., dapat menimbulkan batuk, bronkospasme dan penurunan fungsi paru reversibel pada beberapa pasien. Terapi oseltamivir : mual, muntah, nyeri abdomen , sakit kepala. Nama NIM Kelompok : Ristra R. Difarissa : I11110039 : 6 (enam)

Anda mungkin juga menyukai

  • Metastasis o Tak
    Metastasis o Tak
    Dokumen25 halaman
    Metastasis o Tak
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • BAB III Keratitis
    BAB III Keratitis
    Dokumen1 halaman
    BAB III Keratitis
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • MR 10062015
    MR 10062015
    Dokumen13 halaman
    MR 10062015
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Metastasis o Tak
    Metastasis o Tak
    Dokumen25 halaman
    Metastasis o Tak
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen1 halaman
    Daftar Tabel
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • BAB I Keratitis
    BAB I Keratitis
    Dokumen2 halaman
    BAB I Keratitis
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Gambar
    Daftar Gambar
    Dokumen1 halaman
    Daftar Gambar
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Li DK P2
    Li DK P2
    Dokumen1 halaman
    Li DK P2
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Visum Hidup
    Visum Hidup
    Dokumen1 halaman
    Visum Hidup
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Apendiks
    Apendiks
    Dokumen3 halaman
    Apendiks
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Skizofrenia
    Skizofrenia
    Dokumen35 halaman
    Skizofrenia
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Jaga
    Jadwal Jaga
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Jaga
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Imunisasi
    Imunisasi
    Dokumen2 halaman
    Imunisasi
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Pemicu 4
    Pemicu 4
    Dokumen1 halaman
    Pemicu 4
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Referat Lengkap
    Referat Lengkap
    Dokumen1 halaman
    Referat Lengkap
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Bahan Dkp3 Hemato
    Bahan Dkp3 Hemato
    Dokumen7 halaman
    Bahan Dkp3 Hemato
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Imunisasi
    Imunisasi
    Dokumen2 halaman
    Imunisasi
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Morning Report
    Morning Report
    Dokumen16 halaman
    Morning Report
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Cerita
    Cerita
    Dokumen4 halaman
    Cerita
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Bahan DK p5
    Bahan DK p5
    Dokumen3 halaman
    Bahan DK p5
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Dapus Pembahasan
    Dapus Pembahasan
    Dokumen2 halaman
    Dapus Pembahasan
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Tugas Komunikasi Efektif DK 3
    Tugas Komunikasi Efektif DK 3
    Dokumen15 halaman
    Tugas Komunikasi Efektif DK 3
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Kebanyakan Penelitian Sebelumnya Pada Diagnostik Non
    Kebanyakan Penelitian Sebelumnya Pada Diagnostik Non
    Dokumen1 halaman
    Kebanyakan Penelitian Sebelumnya Pada Diagnostik Non
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Malaria
    Malaria
    Dokumen1 halaman
    Malaria
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Embriologi Payudara
    Embriologi Payudara
    Dokumen4 halaman
    Embriologi Payudara
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Bahan Dkp3 Hemato
    Bahan Dkp3 Hemato
    Dokumen7 halaman
    Bahan Dkp3 Hemato
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat
  • Pertanyaan Diskusi
    Pertanyaan Diskusi
    Dokumen1 halaman
    Pertanyaan Diskusi
    Lida Cii Reyhan
    Belum ada peringkat