Anda di halaman 1dari 4

BAB II ISI

1.

Pengertian Tabzir Kata tabzir berasal dari kata bahasa arab yaitu bazara, yubaziru tabzir yang artinya pemborosan sihingga menjadi sia-sia, tidak berguna atau terbuang. Secara istilah tabzir adalah membelanjakan / mengeluarkan harta benda yang tidak ada manfaatnya dan bukan dijalan Allah. Sifat tabzir ini timbul karena adanya dorongan nafsu dari setan dan biasanya untuk hal-hal yang tidak disenangi oleh Allah serta ingin dipuji oleh orang lain. Jika israf menekankan pada berlebih-lebihannya maka, tabzir menekankannya pada kesiasian benda yang digunakan itu. Sikap tabzir dapat terjadi dalam berbagai hal, misalnya boros dalam menggunakan uang, boros dalam menggunakan harta, boros dalam menggunakan waktu dan lain sebagainya. Ada juga boros terhadap anggota tubuh, yaitu ketika kita melakukan maksiat maka telah menyia-nyiakan anggota tubuh kita untuk hal yang membuat dosa. Agama Islam melarang pada setiap umatnya untuk berlaku boros, karena hal tersebut dapat merugikan pada diri sendiri dan orang lain.

2.

Dalil tentang Larangan Tabzir Perilaku tabzir dilarang oleh Allah swt sebagaimana firman-Nya

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.(QS. Al-Isra:26-27)

Berdasarkan ayat di atas, orang yang berlaku tabzir atau boros disamakan dengan saudara setan. Padahal setan adalah makhluk yang ingkar kepada Tuhannya. Selanjutnya tempat kembali orang yang ingkar adalah neraka yang penuh penderitaan dan kesengsaraan. Contoh perilaku tabzir adalah mengadakan pesta-pesta yang tidak perlu dan tidak dicontohkan dalam Islam Pesta-pesta semacam itu memakan banyak biaya. Banyak pula makanan dan minuman yang tersia-siakan. Jika dana itu diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan, berapa banyak orang yang akan terbantu. Terlebih lagi perilaku semacam itu akan membawa seseorang pada kesombongan. Ia termotivasi untuk memamerkan kekayaan dan kemewahan yang dimilikinya.

Pemboros cenderung cepat menjadi miskin atau fakir dan kemudian menjadi kafir.Oleh karena itu, seorang mukmin yang baik tidak bersikap boros dan tidak pula kikir dalam membelnjakan hartanya.Harus ada keseimbangan di antara kedua macam sifat tersebut yang senantias di pelihara dan dijaga. Sebagaimana firman Allah SWT

Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (QS Al Furqan :67)

Harta yang merupakan karunia Allah, hendaknya tidak dihambur-hmburkan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat atau tidak ada perintahnya karena hal itu termasuk pemborosan. Sabda Nabi Muhammad SAW Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, ia berkata, Rasulallah saw bertemu dengan Saad pada saat berwudu, lalu Rasulallah menegur Alangkah borosnya wudumu itu wahai Saad! Saad berkata, Apakah didalam berwudu ada pemborosan? Rasulallah saw.bersabda,Ya, meskipun kamu berada ditepi sungai yang mengalir.(HR Ahmad dan Ibnu Mjah)

3.

Contoh Perilaku Tabzir Selama manusia masih hidup berarti ia masih memerlukan makan, minum, berpakaian, dan kebutuhan lainnya yang harus dipenuhi agar tetap bisa bertahan hidup. Bagi sebagian orang, untuk memenuhi kebutuhannya ia harus bekerja keras dan itupun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, ada juga sebagian masyarakat yang tidak kebutuhan dasar saja yang terpenuhi tetapi kebutuhan sekunder atau bahkan kebutuhan mewah bisa terpenuhi.

Bila manusia menuruti seluruh keinginannya pastilah ia akan menjadi orang yang selalu merasa kurang dan terjebak pada kesenangan sesaat. Beberapa tindakan yang tergolong sebagai perbuatan tabzir, yaitu : Membantu orang lain dalam kemaksiatan. Contoh : Memberi sumbangan kepada orang untuk meminum-minuman keras Mengkonsumsi makanan/minuman yg tidak ada manfaatnya dan justru membahayakan bagi jiwa dan raga. Misal : Rokok Orang yang bersodakoh tetapi tidak ikhlas Merayakan Hari Raya lebaran dengan berlebihan Merayakan pesta pernikahan dengan berlebihan tidak sesuai dengan syari'at

4.

Akibat dari Perbuatan Tabzir Setiap aturan yang telah Allah buat untuk Hamba-Nya sudah pasti mengandung hikmah/manfaat bagi hamba-Nya, begitupun larangan terhadap perbuatan tabzir (boros). Berikut beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari perbuatan tabzir, yaitu : Mendapat murka Allah Mendapat siksa yang teramat pedih oleh Allah Mendapat kesengsaraan dunia dan akhirat Mendapat cacian dari orang lain

5.

Menghindari sifat Tabzir dalam kehidupan sehari-hari Cara menghindari sifat tabzir a. b. Memiliki keinginan yang kuat untuk membina kepribadian istri dan anak-anaknya. Selalu memikirkan dan merenungkan realita kehidupan manusia pada umumnya dan kaum muslimin khususnya. c. d. e. f. g. h. i. Memikirkan dan merenungkan akibat dan bahaya tabzir. Tidak menjalin persahabatan dengan orang-orang tabzir Selalu ingat karakter jalan hidup yang penuh beban dan penderitaan. Hemat dan tepat dalam menggunakan harta (efektif dan efisien). Menabung untuk masa depan. Bersedekah dan menunaikan zakat bila sudah sampai nisabnya. Memberikan bantuan kepada musafir (orang yang dalam perjalanan) untuk tujuan yang diridai Allah, yaitu berupa bantuan dan pertolongan agar tujuannya tercapai. j. Mempererat tali persaudaraan dan hubungan kasih sayang, bersikap sopan, dan membantu meringankan penderitaan kaum duafa. k. Mengadakan kegiatan amal saleh seperti membiayai anak asuh, lanjut usia, dan prasejahtera.

6.

Manfaat Pola Hidup Sederhana a. b. Terhindar dari sifat-sifat buruk,seperti rakus, iri hati, kikir, dan sombong. Bersikap konomis dan membiasakan diri menabung demi kepentingan yang lebih besar dan bermanfaat di masa depan.

c.

Terhindar dari kemiskinan karena pola hidup sederhana dapat menghindari kekurangan dan terbiasa merasa cukup sehingga bisa berbagi dengan orang lain atau kaum duafa.

d.

Disukai banyak orang karena ia tidak akan menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain dengan gaya dan sikap hidupnya. Orang kaya yang rendah hati dan bersikap sederhana akan dipandang sebagai orang yang mulia di dalam masyarakat, sebaliknya orang yang kaya,tetapi kikir dn sombong pasti akan dijauhi karena sikapnya terhadp orang lain akan menjadi negatif.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan Boros merupakan salah satu perilaku setan, karenanya, jika seseorang melakukan pemborosan, maka ia telah mengikuti jejak langkah setan. Pemborosan merupakan perbuatan merusak nikmat dan tanda tidak bersyukur akan pemberian Allah SWT. Itulah sebabnya boros (tabzir) disebut perilaku tercela. Pemborosan sering terjadi dalam masalah keuangan. Akan tetapi, boros juga dapat merujuk ke nikmat-nikmat lain seperti anggota tubuh: mata, tangan, kaki, akal, telinga, pikiran, dan lainnya. Jika seseorang menggunakan anggota tubuhnya untuk melakukan perbuatan maksiat kepada Allah SWT, maka ia telah melakukan pemborosan dan kufur nikmat. Begitu pula boros terhadap waktu dan usia, misalnya menyia-nyiakan masa muda untuk hura-hura, menyia nyiakan waktu belajar, amanah, serta tanggung jawab. Hal-hal tersebut adalah perbuatan tabzir.

B. Saran Sebagai umat Islam yang beriman kepada Allah SWT, sebaiknya kita tidak berperilaku tabzir dengan tidak membuang waktu, uang, dan perbuatan untuk hal-hal yang sia-sia dan dapat merugikan diri kita sendiri, memanfaatkan seluruh harta dan anggota tubuh semestinya dan tidak berlebihan, serta menyadari bahwa Allah tidak menyukai orang yang berprilaku tabzir.

Anda mungkin juga menyukai