Pengemasan Makanan
Menjamin produk makanan yang diproduksi benar-benar dalam kondisi benaryang higienis Tidak membahayakan kesehatan konsumennya.
- Kemasan Anti Oksidan dan Hampa UdaraTL-4120 Sanitasi Makanan TLTL-4120 Sanitasi Makanan
- Proses Pengeringan Makanan - Freezing ProductsTL-4120 Sanitasi Makanan TL-4120 Sanitasi Makanan
Sanitasi bangunan dan fasilitas metode untuk menghindarkan makanan dari kemungkinan terkontaminasi akibat bangunan dan fasilitas produksi yang tidak higienis.
Sanitasi Manusia
Pelatihan operator pengemasan Mengawasi kemungkinan terjadinya kontaminasi Hand-Washing Kebersihan para personal Akses personal dan tamu harus dibatasi
- Label Makanan- Pelabelan Makanan Impor yang Lebih KetatTL-4120 Sanitasi Makanan TL-4120 Sanitasi Makanan
Proses biologi
- Limbah RPH-
Aerobik: kolam aerasi, trickling filter, kontak stabilisasi Anaerobik: kolam anaerobik, digester
Produk
Mentega cair, whey yang dikentalkan, keju (lunak maupun diproses), es krim, susu bubuk maupun kental, whey kering, dan produk kultur seperti yoghurt
Memodifikasi proses agar dapat menggunakan lebih sedikit air Melakukan pretreatment untuk mengurangi beban pencemar
- Limbah Susu -
-Limbah Sayur-
- Komposting-
Penggilingan biji-bijian
Definisi
serealia: gandum, beras, barley, oat, rye, rye, jagung, dsb kacang-kacangan: kacang kering, pea, dan bijikacangbijibijian non-serealia lainnya non-
Penggilingan biji-bijian
Produk hasil
Tepung dan sampingannya Beras dan sampingannya Malt, ekstraknya, dan buangannya. Pakan ternak/hewan
Proses produksi
Penggilingan Malting (spt dlm pembuatan bir) pengadukan/pencampuran produk gilingan
Karakteristik buangan
BOD5 TSS Minyak/lemak
Efek
Eutrofikasi Penghilangan DO Membunuh kehidupan air
Produk
Minyak sayur dan margarine Margarine Sabun Lilin, gliserine, dan mayonaise
Alternatif pengolahan
Screening dan/atau filtrasi Pemisahan minyak secara gravitasi maupun dengan DAF Pengolahan biologis untuk menghilangkan BOD Limbah B3 di kirimkan ke instalasi pengolahan B3.
Minuman Alkohol
Pembuatan bir
Malting Pengeringan dan penggilingan basah maupun kering Penghancuran (mashing) dengan tambahan air tambahan dan bahan lain Pendidihan, diikuti dengan klarifikasi dan pendinginan Aerasi Fermentasi dan pematangan, termasuk karbonasi dengan fermentasi residu gula, pemisahan kelebihan ragi dan klarifikasi Treatment pasca-pematangan termasuk pascapasteurisasi dan filtrasi Pengemasan
TL-4120 Sanitasi Makanan
Minuman beralkohol
Brewing untuk pembuatan bir Fermentasi untuk pembuatan arak dan cider
Minuman alkohol
Pembuatan arak
Pemerasan anggur/apel Penambahan SO2 untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan ragi Penambahan zat pengklarifikasi Pembuatan sari buah anggur dan apel Pematangan Filtrasi dan klarifikasi Penambahan pengawet dan antioksidan Pengemasan, biasanya dalam atmosfer yang inert untuk menghindari oksidasi
Alternatif pengolahan
Screening dan/atau filtasi Pengolahan biologis untuk menghilangkan BOD dan COD Proses netralisasi untuk mengontrol pH
Peraturan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan sebagai pengganti dari Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 235 tahun 1979 Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No. 2592/BVIII/91 tentang penggunaan bahan tambahan makanan. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 43/Menkes/SK/II/1979 yang menetapkan persyaratan mutu untuk masing-masing bahan tambahan makanan seperti dimuat pada Kodeks Makanan Indonesia (KMI) yang telah diangkat menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI) Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan NO. 02594/B/SK/VII/91 tentang Komposisi Bahan Tambahan Makanan. Permenkes RI No. 208/Menkes/Per/IV/1985 tentang pemanis buatan Keputusan Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan No. 2987/B/SK/XII/90 tentang Pendaftaran Bahan Tambahan Makanan tertentu.
TL-4120 Sanitasi Makanan