Anda di halaman 1dari 10

Jawaban

PREDIKSI SOAL FISIKA SMA/MA


UJIAN NASIONAL 2009

Disusun oleh

Khairon

Guru fisika pada


SMA TEUKU NYAK ARIEF BANDA ACEH
Jalan Sidirman VIII No.49 Geceu Meunara Banda Aceh

Email
&
blog

charonMonzoo@Gmail.com
kkhairon@yahoo.co.id
www.galiFisika.blogspot.com
Jawaban
SOAL FISIKA SMA/MA PREDIKSI
UJIAN NASIONAL 2009
10 soal kedua
11. Sebuah benda bermassa 5 kg mula-mula diam kemudian
bergerak lurus dengan percepatan 3 m/s2. Usaha yang diubah
menjadi energi kinetik setelah 2 sekon adalah ....
a. 30 Joule
b. 36 Joule
c. 48 Joule
d. 80 Joule
e. 90 Joule

Jawab :
Diketahui :
Massa, m = 5 kg
Kecepatan awal, vo = 0 (karena dari keadaan diam)
Percepatan, a = 3 m/s2
Waktu, t = 2 s
Ditanya : Usaha, W = ?

Penyelasaian:
Usaha W = gaya, F dikali dengan perpindahan, s. (Dimana F
searah dengan s).
W = (m).(a). (s)
W = (m).(a). (vo.t + ½ at2)→ vo = 0
W = (m).(a). (½ at2)
W = (5 kg). (3 m/s2). (½ . (3 m/s2). (2 s)2)
W = 90 Joule
Jadi, usaha yang berubah menjadi energi kinetik sebesar 90
Joule.
Not: F = m.a → dari hukum Newton II.
S = vo.t + ½ at2 → persamaan gerak lurus berubah
beraturan (glbb).
Jawaban : (e)

12.Sebuah balok 0,6 kg didorong ke atas dengan gaya 10


N pada bidang miring seperti pada gambar. Bila
gesekan diabaikan maka usaha total yang dilakukan
pada balok adalah ....

a. 12 J

2m
F
30o
b. 14 J
c. 15 J
d. 16 J
e. 18 J

F
Gambar
diagram gaya-gaya w sin 30o
30o
w cos 30o x
w

Jawab :
Gaya-gaya yang mempengaruhi gerak balok adalah gaya dorong
F dan gaya berat balok w. Gaya w diurai dalam arah x dan y.
Karena balok hanya bergerak dalam arah sumbu x, maka gaya F
dan komponen w sin 30o saja yang perlu kita perhatikan.

Usaha total = (jumlah Gaya dalam arah x) X (perpindahan)


Wt = (F – w sin 30o) X s
Wt = (10N – 6N . ½) X 2m = 14 joule

Jawaban : (b)

13.Berdasarkan grafik hubungan gaya pegas (F) terhadap


regangannya (x) dengan data sebagaimana tergambar. Usaha
untuk meregang pegas 20 cm adalah ....

F (N)
a. 6,0 J
12 b. 4,8 J
c. 3,6 J
d. 1,2 J
e. 0,8 J
0 0,3 x (m)

Jawab :
Usaha, W = ½ k .x2
k adalah konstanta pegas besarnya 12N/0,3 m =40 N/m
(lihat grafik).
Usaha untuk meregang pegas sebesar x = 20 cm = 0,2 m adalah
W = ½ k .x2 = ½ (40 N/m) .(0,2 m)2 = 0,8 joule
Jawaban : (e)

14. Sebuah bola bermassa 1 kg jatuh bebas dari puncak menara


yang tingginya 30 m dari permukaan tanah., ketika energi kinetik
bola 100 Joule maka energi potensialnya adalah .... (g = 10 m/s2)
a. 100 Joule
b. 200 Joule
c. 350 Joule
d. 400 Joule
e. 450 Joule

Jawab :
Energi mekanik (jumlah energi kinetik dan energi potensial)
adalah tetap selama bola jatuh.
Ketika di puncak menara semua energi mekanik EM1 dalam
bentuk energi potensial (mgh), sedangkan energi kinetiknya
adalah nol karena laju bola saat itu adalah nol,

EM1 = EP1 + EK1 = mgh + ½ mv2 = (1 kg)(10 m/s2)(30 m) + 0


=300 Joule

Karena energi mekanik adalah kekal di titik manapun di


lintasannya maka pada saat energi kinetiknya 100 Joule, haruslah
energi potensialnya 200 Joule. Artinya, setelah energi kinetik
betambah dari nol menjadi 100 J, energi potensial berkurang dari
300 J menjadi 200 J karena telah berubah menjadi energi kinetik.

EM2 = EP2 + EK2 = 200 J + 100 J = 300 Joule

Jadi, ketika energi kinetik bola 100 Joule maka energi


potensialnya adalah 200 J.
Jawaban : (b)

15.Bola A bergerak ke kanan dengan laju 1 m/s menumbuk bola B


yang sedang diam secara lenting sempurna. Bila kedua bola
bermassa sama, maka laju bola A setelah bertumbukan adalah
….

a. 0
b. ½ m/s ke kiri
1 m/s
c. ½ m/s ke kanan A B
d. 1 m/s kekiri
e. 1 m/s ke kanan
Jawab:
Ingat, untuk dua bola bermassa sama bertumbukan lenting
sempurna, akan terjadi serah terima kecepatan atau momentum.
Jadi, bola A akan diam sedangkan bola B akan bergerak dengan
laju 1 m/s. Dalam hal ini yang bertumbukan adalah pusat massa
dari kedua bola.
Untuk mengecek silakan anda terapkan hukum kekekalan
momentum untuk menentukan laju kedua bola setelah
bertumbukan. Gunakan pula koefisien restitusi e = 1 (lenting
seempurna).

Jawaban : (a)

16. Sebatang logam bermassa 100 gram dan bersuhu 90oC


dicelup ke air bermassa 1 kg dan bersuhu 30oC. Setelah
kesetimbangan termal, suhu akhir campuran adalah ….
(kalor jenis logam dan air berturut-turut 8400 J/kg.K dan
4200 J/kg.K)
a. 40 oC
b. 60 oC
c. 80 oC
d. 100 oC
e. 120 oC

Jawab :
Logam akan melepaskan sejumlah kalor kepada air dan
air akan menerima sejumlah kalor dari logam. Besar
kalor yang dilepas dan diterima tersebut adalah sama.
Prinsip ini dikenal dengan asas Black. Suhu akhir
campuran adalah ta, yang akan kita tentukan.

Kalor yang dilepaskan logam


QL = m.c. ΔT = (0,1 kg).( 8400 J/kg.K)(90-ta)K = 840 (90-
ta )

Kalor yang diterima air


QA = m.c. ΔT = (1 kg).( 4200 J/kg.K)(ta-30)K = 4200 (ta-
30)

Kalo dilepas = kalor diterima


840 (90-ta) = 4200 (ta-30)
75600 – 840 ta = 4200 ta -12600
75600 +12600 = 840 ta + 4200 ta
201600 = 5040 ta
o
ta = 40 C
Ingat bahwa range suhu dalam satuan kelvin sama
dengan dalam satuan celsius.
Jawaban : (a)

17. Air mengalir dalam sebuah pipa yang berbeda luas


penampangnya dan berbeda tinggi(level)nya, lihat gambar!
Apabila P1 dan v1 adalah tekanan dan laju air dalam pipa 1
sedangkan P2 dan v2 adalah tekanan dan laju air dalam pipa 2
maka ....
a. laju air v tetap sama
b. tekanan P tetap sama
c. laju v1 > v2 2 A2
d. tekanan P1 > P2 P2
e. tekanan P1 < P2 v2
h 1 A1>A2
Jawab : A 1
Pada gambar sudah P1
diperlihatkan fluida(air) yang v1
melalui sebuah pipa yang
yang berbeda level atau tingginya dari h1 ke h2 dari satu bagian
ke bagian yang lain. Jika luas penampang pipa sama maka laju
fluida tidak berubah sesuai persamaan kontinuitas: A1 v1 = A2 v2,
tetapi karena luas penampang pipa A1>A2, dimana laju aliran
fluida berbanding terbalik dengan luas penampangnya maka
haruslah v1 < v2, bukan sebaliknya. Ingatlah bahwa laju air tidak
bergantung pada ketinggian h melainkan pada luas penampang
pipa tempat air mengalir.
Lain halnya dengan tekanan air dalam pipa. Tekanan air
bergantung pada ketinggian bagian air lain di atasmya (h).
Berdasakan persamaan Bernoulli

1 1
P1 + ρ g h1 + ρv12 = P2 + ρ g h2 + ρv22
2 2

yang kita ubahsuai untuk kasus soal ini dengan mengambil


tekanan P2 adalah,

1
P2 = P1 - ρ g (h2 – h1) - ρ(v22 −v 21 ) , dimana karena h2 – h1 = h
2
maka
1
P2 = P1 - ρ g h - ρ(v22 −v 21 )
2

Artinya, kita akan peroleh nilai P2 yang lebih kacil dari pada P1,
karena ada pengurangan tekanan sebesar ρ g h, sebagai tekanan
hidrostatik air setinggi h. Pengurangan ini disebabkan juga
pengaruh kelajuan air yang lebih besar di pipa 2. ( ρ adalah
massa jenis fluida dan g adalah percepatan gravitasi bumi). Dari
persamaan tersebut dapat kita tulis perbedaan tekanan P1
dengan P2 sebagai berikut:
1
P1 – P2 = ρ g h + ρ(v22 −v 21 ) ,
2
yakni sebagai jumlah tekanan hidrostatik air setinggi h dan
tekanan yang disebabkan perbedaan laju v1 dan v2.

Jawaban : (d)

18.Sebuah tabung berpenutup piston kedap udara yang dapat


bergerak bebas naik-turun diisi sejumlah gas ideal. Awalnya,
tekanan gas 140 kPa dan tinggi piston 25 cm. Ketika massa
pemberat diletakkan atas piston tekanan gas 175 kPa. Jika gas
bersuhu tetap 300 K, tinggi piston menjadi ....
a. 22 cm
b. 20 cm
c. 18 cm
d. 14 cm h gas
e. 12 cm gas h'

Jawab :
Bila suhu sistem gas dijaga konstan, sehingga PV = NkT juga
konstan, sebagaimana Hukum Boyle, P1V1 = P2V2. Hubungan ini
dapat kita gunakan untuk menentukan V2 asalkan diketahui
P1,V1 dan P2.

P1V1 = P2V2

V2 = V1 (P1/P2)

Selanjutnya, volume tabung berhungan dengan tingginya


sebagai V = A h. Ingat bahwa luas penampang tabung A adalah
sama untuk kedua kasus keadaan gas ini sehinga dapat kita
cancel, untuk mudah menghitung tinggi h’.

A h2 = A h1 (P1/P2)

h2 = h1 (P1/P2)
P1 140kPa
h2 = h1 = (25cm) = 20cm
P2 175kPa

Dalam hal ini, perlu diingat bahwa tekanan luar pada gas adalah
jumlah tekanan atmosfer dan tekanan yang disebabkan berat
piston.
Jawaban : (b)

19.Faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan energi kinetik gas


adalah ....
i. menaikkan suhu gas
ii. menambah tekanan gas
iii. memperkecil volume gas
iv. menambah jumlah molekul gas
Pernyataan yang paling benar adalah ....
a. i dan ii
b. i dan iii
c. ii dan iii
d. i, ii dan iv
e. i, ii, iii, dan iv

Jawab :
Berdasarkan teori kinetik gas diperoleh hubungan tekanan gas
dengan energi kinetik rata-rata molekul gas,

3  N  1 
P =   mv 2 
2  V  2  rata − rata

Persamaan ini menjelaskan bahwa tekanan gas P berbanding


lurus dengan jumlah molekul gas N dan energi kinetik rata-rata
molekul-molekulnya, (½ mv2)rata-rata, dimana m adalah massa
sebuah molekul gas, tetapi berbanding terbalik dengan volume
gas V.
Ada pula hubungan yang sangat penting antara energi kinetik
rata-rata molekul gas dengan suhu gas,

1 2 3
 mv  = kT
2  rata − rata 2
Persamaan ini menjelaskan bahwa energi kinetik rata-rata
sebuah molekul gas berbanding langsung dengan suhu gas
dalam satuan Kelvin T. Artinya cukup dengan menaikkan suhu
gas untuk menaikkan energi kinetik molekul-molekul gas
tersebut.
Ketika kita memanaskan sejumlah gas, apa yang terjadi pada
tingkat mikroskopik adalah pergerakan molekul-molekul dengan
laju rata-rata vrat yang meningkat. Demikian juga, pendinginan
gas menyebabkan molekul-molekul melambat. Pada saat volume
gas diperkecil atau gas dikompresi, seiring dengan itu suhu gas
ikut bertambah dan tekanan gas membesar, sehingga menaikkan
energi kinetik rata-rata molekul gas. Bila jumlah gas dipaksa
tambah dalam suatu tabung yang volumenya tetap maka akan
memperbesar tekanan gas sehingga menaikkan laju rata-rata
melekulnya.
Jadi, kita dapat mengubahnaikkan energi kinetik rata-rata
molekul gas dengan cara menambah tekanannya , memperkecil
volumenya , dan menambah jumlah molekulnya N, selain
menaikkan suhu gas tersebut.
Jawaban : (e)

20.Sebuah mesin kalor dengan efisiensi 25% melakukan usaha


1250 J. Maka jumlah kalor yang diserap mesin dari reservoir
panas dan kalor yang dibuang pada reservoir dingin berturut-
turut adalah ....
a. 5000 J dan 3800 J
b. 5000 J dan 3750 J
c. 4500 J dan 3750 J
d. 4000 J dan 3500 J
e. 3500 J dan 3250 J

Jawab : Reservoir panas


Pada diagram memperlihatkan skema dari
Q1
mesin kalor. Kita ketahui usaha yang
dilakukannya, dan efisiensi mesin. Kita akan W = 1250 J
tentukan kalor Q1 dan Q2. mesin
Ingat bahwa efisiensi 25% berarti e = 0,25 =
¼. e = 0,25
(a) Kita hitung dulu kalor yang diserap mesin Q2
dari reservoir panas dengan definisi Reservoi dingin
efisiensi e =W/Q1.

W 1250
Q1 = = = 5000 J
e 0,25

(b) Kita hitung Q2 dengan menggunakan prinsip kekekalan energi


W = Q1 – Q2,

Q2 = Q1– W = 5000 J – 1250 J = 3750 J


atau dengan menggunakan pernyataan batas efisiensi e = 1 –
(Q2/Q1),

Q2 = (1 – e).Q1 = (1 – 0,25).5000 J = 3250 J

Ingat, jika efisiensi mesin kalor lebih kecil dari ½, seperti dalam
kasus ini, jumlah kalor yang terbuang pada reservoir dingin lebih
banyak dari pada jumlah kalor yang diubah menjadi usaha.
Jawaban : (b)

Anda mungkin juga menyukai