Anda di halaman 1dari 18

I .

PENDAHULUAN
Teknologi membran telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal itu mungkin dipicu fakta bahwa pemisahan dengan membran memiliki banyak keunggulan yang tidak dimiliki metode-metode pemisahan lainnya. Keunggulan tersebut yaitu pemisahan dengan membran tidak

membutuhkan zat kimia tambahan dan juga kebutuhan energinya sangat minimum. Membran dapat bertindak sebagai filter yang sangat spesifik. Hanya molekul-molekul dengan ukuran tertentu saja yang bisa melewati membran sedangkan sisanya akan tertahan di permukaan membran. Selain keunggulankeunggulan yang telah disebutkan, teknologi membran ini sederhana, praktis, dan mudah dilakukan. Membrane separation yaitu suatu teknik pemisahan campuran 2 atau lebih komponen tanpa menggunakan panas. Komponen-komponen akan terpisah berdasarkan ukuran dan bentuknya, dengan bantuan tekanan dan selaput semipermeable. Hasil pemisahan berupa retentate (bagian dari campuran yang tidak melewati membran) dan permeate (bagian dari campuran yang melewati membran).

Berdasarkan jenis pemisahan dan strukturnya, membran dapat dibagi menjadi 3 kategori:

* Porous membrane. Pemisahan berdasarkan atas ukuran partikel dari zat-zat yang akan dipisahkan. Hanya partikel dengan ukuran tertentu yang dapat melewati membran sedangkan sisanya akan tertahan. Berdasarkan klasifikasi dari IUPAC, pori dapat dikelompokkan menjadi macropores (>50nm), mesopores (2-50nm), dan micropores (<2nm). Porous membrane digunakan pada microfiltration dan ultrafiltration.

* Non-porous membrane. Dapat digunakan untuk memisahkan molekul dengan ukuran yang sama, baik gas maupun cairan. Pada non-porous membrane, tidak terdapat pori seperti halnya porous membrane. Perpindahan molekul terjadi melalui mekanisme difusi. Jadi, molekul terlarut di dalam membran, baru kemudian berdifusi melewati membran tersebut.

* Carrier membrane. Pada carriers membrane, perpindahan terjadi dengan bantuan carrier molecule yang mentransportasikan komponen yang diinginkan untuk melewati membran.

II . PEMBAHASAN 2.1 Membran Penyaringan didefinisikan sebagai pemisahan dua atau lebih komponen dari aliran cair atau gas didasarkan pada perbedaan ukuran. Secara tradisional, biasanya merujuk pada pemisahan partikel dari zat cair atau gas. Pemisahan dengan membran diperluas sebagai suatu proses untuk memisahkan zat terlarut. Fungsi utama membran adalah sebagai lapisan selektif. Membran menahan komponen tertentu dan melewatkan komponen lainnya baik pada medium cair maupun gas. Secara lebih spesifik membran dapat didefinisikan sebagai:

Bagian tidak kontinyu yang memisahkan dua fasa. Fase yang bertindak sebagai penahan untuk mencegah perpindahan massa tetapi menahan atau mengatur perpindahan bagian komponen tertentu.

Dengan demikian, membran dapat berupa gas, cairan, padatan maupun kombinasinya. Lebih lanjut, membran dapat diklasifikasi menjadi membran alami dan buatan; berdasarakn strukturnya, berpori dan tak berpori atau sebagai membran cair; berdasarkan aplikasinya, pemisahan gas, gas-cair, cair-cair, dll; berdasarkan mekanisme dari fungsi membran, adsortif dan difusif, perpindahan ion, osmosis, atau membran non selektif.

Klasifikasi membran dapat dilihat pada Tabel 1. Proses pemisahan pada Tabel 1 merupakan proses yang paling umum dan banyak diterapkan

Diantara proses yang satu dengan yang lainnya dipisahkan oleh batas yang cukup bias, berkembang dan tergantung kesepakatan. Karena mekanisme dan proses pemisahan yang satu dengan lainnya sangat berbeda, pembahasan pada buku ini hanya difokuskan pada proses dengan pemicu perbedaan tekanan, yaitu mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, nanofiltrasi dan omosis balik. Pada proses-proses membran tersebut, pemisahan dipicu melalui perbedaan tekanan hidrolik pada kedua sisi membran. Membran menyeleksi komponen apa saja yang dapat melaluinya.

Gambar 1. Proses membrane yang beroperasi akibat perbedaan tekanan.

Membran mikrofiltrasi menahan partikel dengan ukuran micron (10-6 m), biasanya merupakan partikel tersuspensi pada rentang 0,1-5 m. Partikel dengan ukuran diatas itu, umumnya dipisahkan menggunakan metode konvensinal dengan saringan pasir. Membran ultrafiltrasi hanya menahan molekul besar atau partikel yang lebih besar dari 10-200 (angstrum) (atau sekitar 0,001-0,02 m). Nanofiltrasi menahan senyawa organic kecil seperti gula, sedangkan osmosis balik (RO) menahan semua zat terlarut kecuali pelarutnya (dalam hal ini air). Oleh karena itu, RO sering dikenal sebagai proses pemurnian air, ultrafiltrasi sebagai metode yang secara simultan memurnikan, memekatkan atau memfraksionasi makromolekul atau suspensi koloid kecil. Mikrofiltrasi paling banyak digunakan untuk klarifikasi dan pemisahan partikel tersuspensi dari pelarut.

Dalam hal kehandalannya, sentrifugasi merupakan salah satu metode yang mengimbangi membran. 2.1.1 Pembuatan Membran Berbagai macam bahan baku/material dapat digunakan untuk membuat membran. Teknik pembuatan membran biasanya disesuaikan dengan material dan sturuktur membran yang diinginkan. Berdasarkan strukturnya, secara umum membran bisa dikategorikan menjadi dua jenis: membran berpori (ultrafiltrasi, mikrofiltrasi) dan tidak berpori pemisahan gas, pervaporasi, dialisis, reverse osmosis). Meskipun tidak semua membran tercakup dalam kategori diatas, namun cukup mewakili topik pembahasan. Meskipun demikian, pada kenyataannya, tidak ada batas yang jelas antara berpori dan tidak berpori.

Untuk membran berpori, ukuran pori terutama menentukan sifat pemisahannya, sedangkan tipe material menetukan kestabilan kimia, temperatur dan mekanik, tapi bukan flux dan rejeksi.Proses pemisahan terjadi akbat perbedaan ukuran pori dan ukuran partikel. selektifitas yang tinggi dapat diperoleh jika ukuran pori lebih kecil daripada ukuran partikel yang akan dipisahkan. Disisi lain untuk membran tak berpori sifat intrilsik material terutama menentukan karakteristik pemisahan. Membran jenis ini dapat memisahkan molekul dengan ukuran yang hampir sama. Pemisahan terjadi akibat perbedaan kelarutan (solubility) dan/atau difusifitas. Ini berarti bahwa sifat intrinsik dari material menentukan tingkat selektifitas dan permeabilitas 2.2 Teknologi membran Teknologi membran telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal itu mungkin dipicu fakta bahwa pemisahan dengan membran memiliki banyak keunggulan yang tidak dimiliki metode-metode pemisahan lainnya. Keunggulan tersebut yaitu pemisahan dengan membran tidak

membutuhkan zat kimia tambahan dan juga kebutuhan energinya sangat minimum. Membran dapat bertindak sebagai filter yang sangat spesifik. Hanya molekul-molekul dengan ukuran tertentu saja yang bisa melewati membran sedangkan sisanya akan tertahan di permukaan membran. Selain keunggulankeunggulan yang telah disebutkan, teknologi membran ini sederhana, praktis, dan mudah dilakukan. 2.2.1 Reverse Osmosis Salah satu teknologi membran yang banyak digunakan saat ini yaitu reverse osmosis (RO). Proses ini merupakan kebalikan dari osmosis. Pada osmosis, pelarut berpindah dari daerah berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah berkonsentrasi tinggi (hipertonik) sehingga konsentrasi di kedua daerah menjadi berimbang.

Proses ini terjadi secara alami sehingga tidak membutuhkan energi. Contoh osmosis yang terjadi di alam yaitu penyerapan air oleh akar tanaman. Berbeda dengan osmosis, RO terjadi dengan arah yang berlawanan yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Untuk melawan gradien konsentrasi, dibutuhkan energi eksternal berupa tekanan. 2.2.1.1 Keunggulan dan Aplikasi Reverse Osmosis Menurut Ir. Teuku Zulkarnain, MT, kandidat doktor teknik lingkungan Institut Teknologi Bandung, Keunggulan RO yang paling superior dibandingkan metode-metode pemisahan lainnya yaitu kemampuan dalam memisahkan zat-zat dengan berat molekul rendah seperti garam anorganik atau molekul organik kecil seperti glukosa dan sukrosa. Keunggulan lain dari RO ini yaitu tidak membutuhkan zat kimia, dapat dioperasikan pada suhu kamar, dan adanya penghalang absolut terhadap aliran kontaminan, yaitu membran itu sendiri. Selain itu, ukuran penyaringannya yang mendekati pikometer, juga mampu memisahkan virus dan bakteri. Teknologi RO cocok digunakan dalam pemurnian air minum dan air buangan. Di bidang industri, teknologi RO dapat digunakan untuk memurnikan air umpan boiler. Selain itu, Karena kemampuannya dalam memisahkan garam-garaman, teknologi reverse osmosis cocok digunakan dalam pengolahan air laut menjadi air tawar (desalinasi). Pengolahan ini terdiri dari beberapa tahap:

Pre-treatment untuk memisahkan padatan-padatan yang terbawa oleh umpan. Padatan-padatan tersebut jika terakumulasi pada permukaan membran dapat menimbulkan fouling. Pada tahap ini pH dijaga antara 5,5-5,8.

High pressure pump digunakan untuk memberi tekanan kepada umpan. Tekanan ini berfungsi sebagai driving force untuk melawan gradien konsentrasi. Umpan dipompa untuk melewati membran. Keluaran dari membran masih sangat korosif sehingga perlu diremineralisasi dengan cara ditambahkan kapur atau CO2. Penambahan kapur ini juga bertujuan menjaga pH pada kisaran 6,8-8,1 untuk memenuhi spesifikasi air minum.

Disinfection dilakukan dengan menggunakan radiasi sinar UV ataupun dengan cara klorinasi. Sebenarnya, penggunaan RO untuk desalinasi sudah cukup jitu untuk memisahkan virus dan bakteri yang terdapat dalam air. Namun, untuk memastikan air benar-benar aman (bebas virus dan bakteri), disinfection tetap dilakukan.

Sea Water Desalinantion: Concept Drawing of Membrane Distillation Sea Water Desalination.

Selain untuk desalinasi, RO juga digunakan dalam dialisis untuk proses cuci darah penderita penyakit ginjal. Ginjal berfungsi sebagai penyaring darah terhadap pengotor-pengotor hasil

metabolisme tubuh seperti urea, yang kemudian dikeluarkan melalui urin. Mesin dialisis berfungsi sebagai ginjal tersebut. Darah dikeluarkan dari tubuh menuju mesin dialisis yang di dalamnya terdapat membran. Darah yang telah melewati membran dikembalikan lagi ke dalam tubuh. Teknologi membran berkembang dengan sangat pesat. Dewasa ini, banyak membran dapat dioperasikan pada tekanan rendah sehingga memungkinkan dioprerasikan di rumah tinggal, tempat

pengungsian, bahkan dapat digerakkan dengan genset berskala kecil. Selain itu, kemajuan dalam bidang material membran juga memungkinkan proses pemisahan menggunakan membran dapat dilakukan dengan lebih ekonomis.

2.2.2 Teknologi Membran dan Pemanfaatannya dalam Industri Migas Teknologi membran merupakan istilah generik untuk berbagai jenis proses pemisahan yang menggunakan membran sebagai medium pemisah. Teknologi membran telah menjadi teknologi pemisahan yang unggul selama beberapa dekade terakhir ini. Kekuatan utama teknologi membran adalah fakta bahwa teknologi tersebut bekerja tanpa

penambahan bahan kimia, penggunaan energi yang relatif rendah, serta kemudahan pengaturan dan pelaksanaan proses. Karena keunggulan itulah, maka proses pemisahan menggunakan membran menjadi lebih kompetitif dibandingkan proses konvensional.

Penelitian membran untuk proses osmosis sudah diteliti sejak tahun 1748, dan secara komersial sudah dimanufaktur oleh Sartorius di Jerman sejak akhir Perang Dunia I, walaupun baru digunakan untuk keperluan laboratorium. Saat ini, membran sudah diaplikasikan untuk proses mikrofiltrasi (MF), ultrafiltrasi (UF), nanofiltrasi (NF), reverse osmosis (RO), elektrodialisis, pemisahan gas, pervaporation, membrane

distillation, serta membrane contactor, dan digunakan pada proses berikut :

- Pengolahan air limbah - Pengolahan air proses - Hemodialisis/cuci darah - Pembuatan bir

2.2.2.1 Prinsip Proses Pemisahan dengan Membran

Secara

sederhana,

membran

dapat

didefinisikan

sebagai

penghalang tipis (semi-permeable) yang selektif antara dua fasa fluida yang berbeda. Membran dapat terbuat dari bahan organik (cellulose acetate, polysulphone, polyamide) atau anorganik (alumina, zirconia, titania, keramik). Membran anorganik

umumnya lebih kuat dan tahan terhadap suhu tinggi serta serangan biologis (bakteri atau mikroorganisme lain) yang dapat merusak membran.

Umpan pada teknologi pemisahan dengan membran dipisahkan menjadi retentat (aliran yang lebih pekat/concentrate) dan permeat (lihat Gambar 1). Apabila yang diinginkan adalah konsentrasi larutan yang lebih pekat, maka yang menjadi produk adalah aliran retentat. Namun jika yang diinginkan adalah pemurnian aliran, maka baik retentat maupun permeat dapat dianggap sebagai aliran produk, bergantung pada senyawa apa yang ingin disingkirkan.

10

Prinsip proses pemisahan dengan membran adalah pemanfaatan sifat membran, di mana dalam kondisi yang identik, jenis molekul tertentu akan berpindah dari satu fasa fluida ke fasa lainnya di sisi lain membran dalam kecepatan yang berbeda-beda, sehingga membran bertindak sebagai filter yang sangat spesifik, di mana satu jenis molekul akan mengalir melalui membran, sedangkan jenis molekul yang berbeda akan tertangkap oleh membrane (lihat Gambar 2). Driving force yang memungkinkan molekul untuk menembus membran antara lain adanya perbedaan suhu, tekanan atau konsentrasi fluida. Driving force ini dapat dipicu antara lain dengan penerapan tekanan tinggi, atau pemberian tegangan listrik.

11

Terdapat dua faktor yang menentukan efektivitas proses filtrasi dengan membran : factor selektivitas dan faktor produktivitas. Selektivitas adalah keberhasilan pemisahan komponen, dinyatakan dalam parameter Retention (untuk sistem larutan), atau faktor pemisahan [alpha](untuk sistem senyawa organic cair atau campuran gas). Produktivitas didefinisikan sebagai volume/massa yang mengalir melalui membran per satuan luas membran dan waktu, dan dinyatakan dalam parameter flux, dan. Nilai selektivitas dan produktivitas sangat bergantung pada jenis membran.

2.2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Teknologi Membran dalam Industri Migas

Jika

dibandingkan

dengan

teknologi

pemisahan

lainnya,

keunggulan dari teknologi membran antara lain adalah : 1. Proses pemisahan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan (continuous) 2. Konsumsi energi umumnya rendah

12

3. Dapat dengan mudah dipadukan dengan teknologi pemisahan lainnya (hybrid) 4. Umumnya dioperasikan dalam kondisi sedang (bukan pada tekanan dan temperatur tinggi) dan sifat membran mudah untuk dimodifikasi 5. Mudah untuk melakukan up-scaling 6. Tidak memerlukan aditif

Namun demikian, dalam pengoperasiannya, perlu juga diperhatikan halhal berikut : Penyumbatan/fouling Umur membran yang singkat Selektivitas yang rendah

Fouling atau penyumbatan merupakan masalah yang sangat umum terjadi, yang terjadi akibat kontaminan yang menumpuk di dalam dan permukaan pori membran dalam waktu tertentu. Fouling tidak dapat dielakkan, walaupun membran sudah melalui proses pre-treatment. Jenis fouling yang terjadi sangat bergantung pada berbagai faktor, termasuk diantaranya kualitas umpan, jenis membran, bahan membran, dan perancangan serta pengendalian proses.

Tiga jenis fouling yang sering terjadi pada membran adalah fouling akibat partikel, biofouling, dan scaling. Kontaminasi ini menyebabkan perlunya beban kerja lebih tinggi, untuk menjamin kapasitas membran yang berkesinambungan. Pada titik tertentu, beban kerja yang diterapkan akan menjadi terlalu tinggi, sehingga proses tidak lagi ekonomis. Fouling dapat diminimalisasi dengan cara menaikkan pH sistem, menerapkan sistem backwash, serta penggunaan zat disinfectant untuk mencegah bakteri yang dapat menyerang membran. Sedangkan cara untuk menyingkirkan fouling adalah dengan flushing atau chemical cleaning.

13

2.3Penerapan di Industri Migas : Pemisahan Gas dan Recovery Komponen LPG Menggunakan Membran

Kilang memproduksi gas bertekanan rendah yang mengandung hidrokarbon ringan dan gas-gas lainnya. Gas ini umumnya digunakan sebagai bahan bakar kilang atau hanya dibakar pada flare. Secara tradisional, recovery komponen LPG dilakukan dengan proses absorpsi dan cryogenic, namun teknologi ini menggunakan peralatan bergerak dan penambahan bahan kimia, sehingga membutuhkan investasi yang besar dan biaya operasi tinggi. Teknologi membran menjadi alternatif yang sederhana dan efisien untuk me-recover komponen LPG dari gas kilang tersebut. Dengan menerapkan teknologi pemisahan gas menggunakan membran, komponen hidrokarbon ringan (C3+) dapat diambil kembali menjadi komponen LPG, sehingga memberikan nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan jika komponen tersebut dijadikan bahan bakar kilang. Jika diinginkan, retentat keluaran membran pemisahan komponen LPG tersebut dapat diproses lebih lanjut untuk me-recover gas-gas lain yang dapat dimanfaatkan kembali.

Salah satu perusahaan yang mengembangkan sistem membran untuk teknologi pemisahan gas di industri migas adalah Membrane Technology and Research, Inc. (MTR) di California, Amerika Serikat. Produk membrane mereka, VaporSep, telah digunakan sejak tahun 1996 di berbagai industri petrokimia, gas alam, dan kilang minyak bumi, dan telah diterapkan untuk berbagai lisensor proses. Salah satu sistem yang dikembangkan oleh MTR antara lain adalah untuk recovery komponen LPG dan hidrogen dari gas kilang, dengan memadukan dua jenis membran yang berbeda.

14

Diagram alir pada Gambar 3 menunjukkan bagaimana dua jenis membran yang berbeda dapat dipadukan untuk me-recover LPG dan hidrogen dari gas bahan bakar. Membran pertama berfungsi untuk menghasilkan permeat hidrogen murni dari gas kilang. Retentat dari permisahan ini kemudian dialirkan ke membran kedua yang menghasilkan permeat komponen LPG. Komponen LPG kemudian dikompresi, dan LPG diambil dalam bentuk cairan pada kondensor.

Keunggulan dari proses ini :

dapat me-recover 60-90% komponen LPG dari umpan, dan dapat dikendalikan lebih mudah karena LPG yang dihasilkan berbentuk cairan mengurangi jumlah gas yang dikirim ke flare sehingga memperbaiki efisiensi penggunaan bahan bakar kilang recovery hidrogen yang dimurnikan dapat menjadi benefit tambahan beroperasi pada tekanan dan suhu sedang instalasi dan pengoperasian secara sederhana, tidak membutuhkan bahan kimia tambahan, sehingga praktis tidak menghasilkan limbah.

15

Sesuai dengan peruntukannya, proses ini dapat diaplikasikan pada pada unit-unit berikut : gas kilang/flare gas keluaran catalytic reformer gas puncak FCC gas keluaran unit aromatic gas umpan unit steam methane reforme

III . PENUTUP Kesimpulan Secara sederhana, membran dapat didefinisikan sebagai

penghalang tipis (semi-permeable) yang selektif antara dua fasa fluida yang berbeda. Membran dapat terbuat dari bahan organik (cellulose acetate, polysulphone, polyamide) atau anorganik (alumina, zirconia, titania, keramik). Membran anorganik umumnya lebih kuat dan tahan terhadap suhu tinggi serta serangan biologis (bakteri atau mikroorganisme lain) yang dapat merusak membran. Membrane separation yaitu suatu teknik pemisahan campuran 2 atau lebih komponen tanpa menggunakan panas. Fungsi utama membran adalah sebagai lapisan selektif. Membran menahan komponen tertentu dan melewatkan komponen lainnya baik pada medium cair maupun gas. Membran dapat diklasifikasi menjadi membran alami dan buatan; berdasarakn strukturnya, berpori dan tak berpori atau sebagai membran cair; berdasarkan aplikasinya, pemisahan gas, gas-cair, cair- membran dapat diklasifikasi menjadi membran alami dan buatan; berdasarakn strukturnya, berpori dan tak berpori atau sebagai membran cair; berdasarkan aplikasinya, pemisahan gas, gas-cair, cair-cair. Membran dapat bertindak sebagai filter yang sangat spesifik. Hanya molekulmolekul dengan ukuran tertentu saja yang bisa melewati membran sedangkan sisanya akan tertahan di permukaan membran. Pada osmosis, pelarut berpindah dari daerah berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah berkonsentrasi tinggi (hipertonik) sehingga konsentrasi di kedua daerah

16

menjadi berimbang Teknologi RO cocok digunakan dalam pemurnian air minum dan air buangan. Di bidang industri, teknologi RO dapat digunakan untuk memurnikan air umpan boiler.

Saran Penyusunan makalah ini didasari berbagai sumber dan literatur yang ada. Sehingga menambah wawasan serta pengetahuan bagi si pembaca, namun masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya , maka penulis mengharapkan kritikan dari pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki kembali materi yang telah di susun di dalam makalah ini. Setiap saran dan pendapat dapat diterima penulis.

17

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, hiskia. 1993. Penentuan dasar-dasr praktikum kimia. Bandung : FMIPA ITB Day dan underwood. 1998. Analisis kimia kuantitatif adisi keenam. Jakarta : Erlangga Gandjar. Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakaarta : Pustaka Pelajar Kealey, D and Haines, P.J., 2002, Instant Notes: Analytical Chemistry, BIOS Scientific Publishers Limited, New York. Khopkar , SM . 2010 . Konsep Dasar Kimia Analitik . Jakarta : UI-Press Sudjadi, 1986. Metode pemisahan . Yogyakarta : Kanisius Argo Anas , Koirul . 2009 . Teknologi Membran . dalam blok wordpress Azril , Anif. 2010 . Membran . dalam wikibooks Noname . 2001 . Aplikasi Membran Kontraktor untuk Pemisahan Co2+ . dalam majarimagazine Rhien . 2010 . Teknologi Membran dan Pemanfaatannya . dalam articel blogspot Roilbilad . 2010 . Pembuatan Membran . dalam blok wordpress Ptlikua . 2010. Reverse Osmosis . dalam blok wordpress

18

Anda mungkin juga menyukai