Anda di halaman 1dari 22

Tulisan Teratas Meninggal an Sholat Jum'at 3x SEJARAH DAN KEHIDUPAN JIN Contoh Hadits Qudsi Keutamaan sholat jum'at

60 Sahabat Nabi RAHASIA ALAM JIN MISTERI KEHIDUPAN JIN HAKEKAT JIN MENURUT AGAMA ISLAM MENGATASI G ANGGUAN KESURUPAN JIN Hadits Qudsi, Marfu, Mauquf dan Maqthu Yang wajib sholat jum'at Nama Buah Hati wanita Ni ah bacaan dan Ru un hatib jumat

Blog Stats 248,130 hits top rated Posts | Pages | Comments All | Today | This Wee | This Month Mushab Bin Umair 5/5 (3 votes) SALMAN AL-FARISI 5/5 (2 votes) MUADZ BIN JABAL 5/5 (2 votes) top Rated RSS RSS - Tulisan online Google Toolbar Installed.

quranterjemah.com/index.p downtr.net/engine/go.php? al-fi rah.net/web_data/eb ahlulhadist.wordpress.com

Kli

tertinggi

Fenomena susu

blogstate

syariahonline.com/v2/aqid riti membangun QEIS BIN SAAD BIN UBADAH Rate this: Rate This Share this: Li e this: Be the first to li e this. KHALID IBNUL WALID NOVEMBER 29, 2010 TINGGALKAN KOMENTAR KHALID IBNUL WALID IA SELALU WASPADA, DAN TIDAK MEMBIARKAN ORANG LENGAH DAN ALPA Keadaannya memang aneh. Dia lah yang dulunya menjadi pembunuh ejam yang menggen tar an Kaum Muslimin dalam perang Uhud, emudian ia pula yang jadi omandan pera ng yang mengecut an hari setiap penentang Islam di bela ang hari ! Marilah ita ceritera an iaahnya dari bermula. Tetapi dari permulaan yang mana, ya? Karena ia sendiri hampir ta tahu di mana ehidupannya bermula, ecuali di hari itu, di mana ia bersalaman dan berjabatan tangan dengan Rasulullah, berjanj i dan bersumpah setia . Kalau se iranya ia mampu, ia ingin se ali mengi ia habis dari sejarah hidupnya s emua periatiwa dan ejadian di hari-hari dan tahun-tahun yang telah berlalu . Kalau begitu, marilah ita mulai saja dari periatiwa yang mengesan annya . . . , saat-saat gemilang yang membahagia an, di mana albunya tundu epada Allah, ji wanya menemu an Sentuhan rahmat Allah Maha Rahman, Tuhan yang daripadaNya datang segala rahmat arunia. Jiwanya memancar an erinduan epada Agama-Nya, epada R asul-Nya dan epada einginan mempertaruh an nyawa sebagai syahid dalam membela ebenaran guna menanggal an dan membuang jauh-jauh dari punda nya semua dosa dan e eliruannya di masa yang lalu dalam mempertahan an yang bathil.

Sungguh la i-la i itu adalah Rasul . . . ! Lalu, sampai apan ?? Ah, a u a an pe rgi berang at, demi Allah, a u a an masu Islam. . . .. Nah, marilah ita dengar an ia radhiallahu anhu menceritera an perjalanannya penu h ber at epada Rasulullah saw. dan eberang atannya dari Me ah e Madinah, guna mengambil tempatnya ela dalam afilah Kaum Muslimin: A u mengingin an seseorang yang a an menjadi teman seperjalanan, lalu ujumpai Ut sman bin Thalhah; uceritera an epadanya apa ma sud u, dan ia pun segera menyet ujuinya. Kami e luar berang at bersama-sama wa tu mende ati siang . Sewa tu ami sampai di suatu dataran tinggi, tiba-tiba ami bertemu dengan Amr bin Ash. Ia mengucap an salam dan ami membalasnya. Kemudian ia bertanya: Mau e mana tuan -tuan ini? Ma a ami berita an epadanya ma sud tujuan ami; ia bali memberita a n ma sudnya henda menjumpai Nabi pula, henda masu Islam.

Di suatu hari ia mela u an dialog dengan dirinya pribadi dan mengguna an fi iran sehat untu merenung an Agama baru, Yang panji-panji ebenarannya selalu bertam bah cemerlang hari demi hari, sema in tinggi menjulang. Ia bermohon epada Allah Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib, iranya Ia mengulur an jalan petunju . . . , lalu bercahayalah e dalam hatinya eya inan yang menggembira an. Ia ber ata epada dirinya: Demi Allah, sungguh telah nyata bu ti-bu tinya !

Ma a berang atlah ami bersama-sama sehingga sampai e ota Madinah di awal hari bulan SaIar tahun yang edelapan Hijriyah. Di ala a u telah de at dengan Rasul ullah saw., a u segera memberi salam enabiannya, Nabi pun membalas salam u deng an mu a yang cerah. A u pun masu Islam dan mengucap an syahadat yang haq Ma a sabda Rasul: Sungguh a u telah mengetahui bahwa anda mempunyai a al sehat, d an a u mengharap, a al sehat itu hanya a an menuntun anda epada jalan yang bai . . .. A u berjanji setia (baiat) epada Rasulullah, lalu ata u: Mohon anda minta an ampun untu u terhadap semua tinda an masa lalu u yang menghalangi jalan Alla h . . .. Beliau menjawab: Sesungguhnya eIslaman itu telah menghapus an segala perbuatan yang lampau. Kata u pula: Se alipun demi ian ya Rasulallah Ma a beliau pun mengucapa n doa: Ya Allah, a u mohon eng au ampuni dosa Khalid ibnul Walid terhadap tindahannya me nghalangi jalan-Mu di masa lalu.

Ada ah anda perhati an ucapannya epada Rasul: Mohon anda minta an ampun terhadap semua dosa-dosa u masa lalu dalam menghalangi jalan Allah? Orang yang memperhati an ucapan tersebut dengan mata lahir maupun mata bathinnya, a an dapat memahami dengan jelas apa yang belum di etahuinya dari riwayat hidup orang yang se arang menjadi pahlawan Islam dan Pedang Allah ini . !

Dan setelah sampai e taraf-taraf tersebut dalam iaah ehidupan Khalid, ma a uc apannya itulah yang a an menjadi dalil dan alasan ita untu memahami pendirian itu dan menafsir annya . Adapun se arang, Khalid yang telah masu Islam dibawa oleh esadarannya, tadinya ita lihat sebagai seorang penunggang dan penjina uda yang ce atan dari su u Quraiay. Kita sa si an ia sebagai seorang ahli siasat perang dari seluruh dunia Arab, Yang telah meninggal an berhala pujaan nene moyangnya dan ebanggaan uno mili bangsanya. Kemudian se arang tampil seiman, dan satu derap dengan perjuan gan Rasul dan Kaum Muslimin sebagai seorang ahli di bawah naungan benderanya Yan g baru. Taqdir Allah telah menentu annya a an bang it berjuang di bawah panji-panji Nabi Muhammad saw. menega an alimat tauhid . Se arang bersama Khalid, yang telah me melu Islam, a an ita sa si an hal-hal yang mena jub an . . .

Dan masih ingat ah anda a an ata- ata Rasulullah saw. melipur du a eti a emat ian mere a sebagai syuhada; tiga orang pahlawan perang Mu tah, sewa tu beliau be rsabda: Panji perang di tangan Zaid bin Haritsah. Ia bertempur bersama panjinya s ampai ia tewas. Kemudian panji tersebut diambil JaIar yang bertempur pula bersama dengan panjinya sampai ia gugur pula. Kemudian giliran Abdullah bin Rawahah mem egang panji tersebut sambil bertempur maju, hingga ia gugur sebagai syahid pula.

Sebenarnya ada dari pemberitaan Rasulullah ini yang masih etinggalan, sengaja ami simpan untu mengisi lembaran beri ut ini .

Masih ingat ah anda, tiga orang syuhada pahlawan perang Mu tah? Mere a d bin Haritsah, JaIar bin Abi Thalib dan Abdullah bin Rawahah . . . . anya pahlawan perang Mu tah di tanah Syria. Untu eperluan peperangan -orang Romawi telah mengerah an se itar dua ratus ribu prajurit dan di Kaum Muslimin menunju an prestasi gemilang.

ialah Zai Mere a semu ini orang sana pula

Sesudah itu datang pula Amr bin Ash, emudian Utsman bin Thalhah ma memelu Islam dan berjanji setia epada Rasulullah.

eduanya sama-sa

Dan sisa yang etinggalan itu ialah: Kemudian panji itu pun diambil alih oleh suatu pedang dari pedang Allah, lalu All ah membu a an emenangan di tangannya. Siapa ah iranya pahlawan itu, Ia adalah Khalid ibnul Walid. Sebenarnya Khalid b in Walid yang segera i ut menerjun an diri e dalam perang Mu tah sesudah masu Islam ini hanyalah prajurit biasa saja, di bawah pimpinan panglima yang bertiga yang telah diang at Rasul: Zaid, JaIar dan Ibnu Rawahah yang telah menemui syahid nya menurut urutan tersebut di medan perang yang dahsyat itu. sesudah panglima yang etiga tewas menemui syahidnya, dengan cepat Tsabit bin Ar qam menuju bendera perang tersebut lalu membawanya dengan tangan anannya dan me ngang atnya tinggi-tinggi di tengah-tengah pasu an Islam agar barisan mere a tid a acau balau dan agar semangat pasu an tetap tinggi . Ta lama sesudah itu, den gan gesit ia melari an udanya e arah Khalid, sembari ber ata epadanya: Peganglah panji ini, wahai Abu Sulaiman Khalid merasa dirinya sebagai seorang yang baru masu Islam, tida laya memimpi n pasu an yang di dalamnya terdapat orang-orang Anshar dan Muhajirin yang telah lebih dulu masu daripadanya. Sopan, rendah hati, arif bija sana dan elebihanelebihan a hlaq lainnya, memang mili nya dan sewajarnya ada padanya.Keti a itu i a menjawab: Tida . . . ta usah a u yang memegang panji, andalah yang berha mem egangnya, anda lebih tua, dan telah menyertai perang Badar! Tsabit menjawab pula: Ambillah, sebab anda lebih tahu muslihat perang dari a u, d an demi Allah a u ta a an mengambilnya, ecuali untu diaerah an epada anda! Ke mudian ia berseru epada seluruh anggota pasu an Islam: Sedia ah amu se alian di bawah pimpinan Khalid . . . Mere a menjawab: Setuju! Dengan gesit panglima baru ini melompati udanya; dide apnya panji itu dan menco ndong annya e arah depan dengan tangan anannya, ta ubahnya henda memecah an semua pintu yang ter unci selama ini dan sudah datang saatnya buat didobra dan diterjang melalui jalan panjang . .. , dari saat itulah bai selagi Rasul masih hidup maupun sesudah beliau waIat, epahlawanannya yang luar biasa, mencapai tit i punca yang telah ditentu an Allah baginya . . . . Pimpinan tentara se arang berada di tangan Khalid, sesudah hasil pertempuran dit entu an. Korban dari fiha Kaum Muslimin banya berjatuhan, tubuh-tubuh mere a b erlumuran darah, sedang balatentara Romawi dengan bilangannya yang jauh lebih be sar, terns maju la sana banjir yang menyapu medan. Dalam situasi yang demi ian, ta ada jalan dan ta ti perang yang bagaimanapun, a an mampu merobah esudahan pertempuran berbali 180 derajat, yang menang jadi alah dan Yang alah jadi menang. Dan satu-satunya yang dapat diharap an dari se orang pahlawan, ialah bagaimana melepas an tentara Islam ini dari emusnahan tot al, dengan menghenti an qurban-qurban yang terus berjatuhan, dan eluar dengan s isa-sisa yang ada dengan selamat, mengundur an diri secara tepat dan teratur, Ya ng dapat menghalangi ehancuran masaal di medan tempur itu. Hanya pengunduran seperti itu termasu barang mustahil . . . . Tetapi, bila bena rlah apa yang di ata an orang, bahwa ta ada yang mustahil bagi hati yang pember ani, ma a siapa pula orang yang lebih berani hatinya dari Khalid, epahlawananny a lebih hebat, dan pandangannya lebih tajam daripadanya? Di saat itu tampillah Pedang Allah menyorot seluruh medan tempur yang luas itu d engan edua matanya yang tajam la sana mata burung elang, diaturlah rencana dan lang ah yang a an diambil secepat ilat, dan dibagi-baginya pasu annya e dalam

elompo - elompo besar dalam suasana perang ber ecamu terus. Setiap elompo d iberinya tugas sasarannya. Lalu diperguna annya seni yudhanya yang membawa mu ji zat, dan ecerdi an a alnya yang luar biasa, sehingga a hirnya dengan idzin Alla h jua, ia berhasil membu a jalur luas di antara barisan pasu an Romawi. Dari jal ur tersebut seluruh sisa pasu an Islam dapat e luar melolos an diri dengan sela mat. Keberhasilan ini adalah ber at epahlawanannya, ber at eberanian disertai ecerdi an dan ecepatan bertinda yang tepat yang ta dapat dilupa an dalam sej arah . . . . Dan diaebab an pertempuran inilah Rasulullah menganugerah an padany a gelar: Si Pedang Allah yang selalu terhunus. Dalam periatiwa lain . . . . pada saat orang-orang Quraiay menodai perjanjian da mainya dengan Rasulullah. Ma a bergera lah Kaum Muslimin di bawah pimpinan belia u untu membebas an ota Me ah . Di bagian sayap anan pasu an, Rasul mengang at Khalid ibnul Walid sebagai pemimpinnya. Ma a masu lah Khalid e ota Me ah sebagai salah seorang pemimpin pasu an Ummat Islam, sesudah selama ini dataran dan gunung-gunungnya menya si annya sebagai pe mimpin tentara watsani (penyembah berhala) dan penganut syiri . Teringatlah ia a an enangan masa ana - ana nya, di mana ia bermain-main dengan manjanya, dan enangan masa muda remajanya selagi ia berhandai-handai menghabis an wa tu. Kemud ian datang embali padanya segala enangan masa lalu Y ang panjang di mana usian ya hilang percuma untu pengorbanan sia-sia bagi

Bagaimana ah esudahannya mujizat itu? Dan ulasan apa ah iranya yang dapat diber i an oleh periatiwa ini? Ta ada Yang lain, ecuali yang sedang diucap an oleh m ere a yang sedang berjalan berduyun-duyun di sela-sela suara tahlil dan ta bir m ere a, di ala mere a berpandangan satu sama lain dengan gembira: Janji Allah . Allah ta pernah memung iri janji-Nya (Q.S.30 ar-Rum:6) Ia mengang at epala serta menengadah annya, lalu memandang penuh bangga dan rid la epada bendera-bendera Islam Yang memenuhi ang asa . . . seraya ber ata epad a dirinya sendiri: Benarlah . . . bahwa itu janji Allah, dan Allah ta pernah men yalahi janji-Nya . . . ! Kemudian ditundu annya Pula epalanya arena rasa syu ur dan haru terhadap nimat Ilahi yang telah memberinya petunju masu Islam dan yang telah membuatnya pada hari emenangan yang besar ini, menjadi salah seorang pembawa Agama Islam e o ta Me ah, dan bu annya dari golongan orang-orang yang masu Islam arena terbawa -bawa emenangan Islam. Khalid selalu berada di samping Rasulullah, menyerah an semua tenaga dan emampu annya yang tinggi untu berba ti epada Agama yang telah diimaninya dengan penuh eya inan, dan yang seluruh ehidupannya a an diderma an untu nya. Sesudah Rasul waIat, memenuhi panggilan Allah Maha Pengasih lagi Maha Tinggi, Ab u Ba ar Shiddiq memi ul segala tanggung jawab KhilaIah. Gelora angin emurtadan

Sebelum penyesalannya ian parah, hatinya bangun tersadar oleh himbauan esa sia n hebat dan ebesarannya, yaitu esa sian dari nur yang menerangi ota Me ah . . . . , esa sian nyata bagaimana orang-orang lemah yang diperla u an semena-mena , menanggung adzab derita dan ancaman, se arang embali e ampung halaman mere a dari tempat mere a diusir secara aniaya dan ejam. Mere a embali e sana meng endarai uda- uda mere a yang mering i berdengusan serta di bawah panji-panji d an bendera-bendera Islam yang ber ibaran. Suara-suara yang mere a membisi an di Darul Arqarn dulu, se arang berubah menjadi ta bir yang gemuruh yang menggegar an ota Me ah, disertai bahana tahlil emenangan. Alam pun seperti i ut menyerta i suasana gembira mere a, semuanya seolah-olah berhari raya.

berhala-berhala yang lemah ta

berdaya .

bertiup encang dengan tipu dayanya, henda menghancur an Agama yang baru dengan semboyannya yang berbiaa dan propagandanya yang merusa binasa . . . . Di awal egemparan yang mengejut an ini, Abu Ba ar menoleh an mata dan perhatiannya yang pertama epada seorang pejuang yang tepat, seorang la i-la i pilihan . Abu Sulai man, si Pedang Allah, Khalid bin Walid. Memang benar, bahwa Abu Ba ar telah mulai memerangi aum murtad dengan pasu an y ang dipimpinnya sendiri, tetapi hal ini tida bertentangan dengan rencananya unt u mempersiap an Khalid untu suatu hari yang menentu an nanti, ya ni menentu an alah menangnya dalam peperangan terseru menghadapi orang-orang murtad itu, di mana ia merupa an bintang lapangan dan pahlawan yang ulung . Di ala golongan aum murtad bersiap-siap henda mela sana an hasil eputusan pe rse ong olan mere a yang besar, KhaliIah Abu Ba ar berte ad memimpin sendiri pas u an Muslimin. Para shahabat utama berusaha menghalangi ma sudnya itu, tetapi si a-sia, malah menambah ebulatan te adnya . Dan mung in ma sud KhaliIah dengan cara ini, untu mewarnai pertempuran dengan c ora husus dan arti yang penting, yang dapat mendorong orang-orang untu menyer tainya. Hal ini hanya dapat di uat an dengan partisipasi nyata dari beliau dalam perang yang dahsyat, ya ni dengan memimpinnya langsung, bai atas sebagian maup un atas seluruh e uatan ummat. Sungguh, jalannya peperangan tersebut a an menen tu an timbul tenggelamnya e uatan iman menghadapi e uatan murtad yang sesat! Dan sesungguhnya munculnya emurtadan di mana-mana secara serenta ini sangat me ng hawatir an se ali, walaupun pada mulanya tampa nya . sebagai pembang angan saj a. Dan dalam situasi seperti ini, abilah- abilah yang selama ini ingin membalas dendam terhadap Islam, maupun yang selalu mengintai-intai elemahannya, se aran g mendapat esempatan iatimewa atau peluang baru untu beronta , tanpa ecuali a pa ah mere a abilah Arab pedalaman, atau yang tinggal di perbatasan, di mana ma sih berco ol e uasaan dan pengaruh erajaan Persi dan Romawi. Kerajaan- erajaan tersebut telah merasa an timbulnya e uatan Islam yang menjadi bahaya dan ancam an terhadap e uasaannya. Oleh sebab itulah sebagai dalang di bela ang layar, me re a dengan sengaja mengobar dan menyebar an berbagai macam fitnah. Demi ianlah, api dan nyala fitnah ber obar di alangan su u-su u Asad, GhatIan, A bas, Thay dan Dzibyan . juga di antara abilah- abilah Bani Amir, Hawazin, Salim, d an Bani Tamim . . . . Mula-mula diawali dengan terjadinya bentro an-bentro an ber senjata yang ecil, yang emudian berobah menjadi pertempuran besar yang melibat an e uatan pasu an sampai berpuluh ribu tentara. Pemberonta an-pemberonta an ini segera Pula mendapat du ungan dari pendudu Bahr ain, Oman, dan Muhrah. Se arang Islam benar-benar menghadapi bahaya besar, dan a pi peperangan itu telah dinyala an se eliling Kaum Muslimin. Untunglah di sana a da Abu Ba ar . Beliau menyiap an pasu an Muslimin dan se aligus memimpinnya menuju abilah- abi lah Bani Abbas, Bani Muhrah dan Dzibyan yang tampil sebagai pasu an uat. Pertem puran Pun terjadilah, dan a ibatnya Islam dapat mencatat emenangan besar dan ma ntap. Tetapi pasu an yang menang ini tida sempat lama beriatirahat di Madinah, arena KhaliIah terpa sa mengerah annya lagi untu menghadapi pertempuran beri u tnya .

Imam Ali terpa sa menghadang Abu Ba ar dan memegang tali e ang uda yang sedang ditungganginya untu mencegah eberang atannya bersama pasu an, sembari ber ata

Berita -berita tentang pembang angan aum- aum dan su u-su u, setiap saat nampa nya sema in berbahaya. Abu Ba ar sendiri maju memimpin pasu an yang edua ini Te tapi, para shahabat utama jadi hilang eshabaran mere a. Semuanya sepa at untu meminta KhaliIah agar tetap tinggal di Madinah.

epadanya: Henda e mana anda, wahai KhaliIah Rasulullah? A an u ata an epada anda, apa yang pernah diucap an Pasulullah di hari Uhud: Simpanlah pedangmu waha i Abu Ba ar, jangan eng au cemas an ami dengan dirimu! Di hadapan desa an dan suara bulat Kaum Muslimin, KhaliIah terpa sa menerima unt u tinggal di ota Madinah. Ma a dibaginya tentara Islam menjadi sebelas esatua n, masing-masing esatuan dibebani tugas tertentu, sedang sebagai epala dari es eluruhan esatuan tersebut diang atnya Khalid ibnul Walid. Dan setelah menyerah an bendera pasu an epada masing-masing omandannya, KhaliIah mengarah an mu any a epada Khalid, lalu atanya: A u pernah mendengar Rasulullah bersabda: Bahwa sebai -bai hamba Allah dan awan sepergaulan, ialah Khalid ibnul Walid, sebilah pedang di antara pedangpedang Al lah yang ditebas an epada orang-orang afir dan munafi . ..! Maka Khalid pun segera menjalan an tugasnya, berpindah-pindah bersama pasu annya dari suatu medan tempur, e pertempuran yang lain, dari suatu emenangan e em enangan beri utnya, sampai bera hir dengan pertempuran yang menentu an Di sanalah ya ni di Yamamah, Bani HaniIah bersama abilah- abilah yang telah ber gabung dengan mere a telah membangun suatu gabungan ane a ragam tentara murtad y ang paling berbahaya di epalat oleh Musailamatul Kaddzab . . . . Sudah ada sebag ian esatuan Islam yang mencoba e uatan mere a, tetapi tida berhasil. Se arang datanglah perintah KhaliIah epada panglimanya yang ta ter alah an agar berang at epada Bani HaniIah itu. Khalid pun maju berang at dan demi Musailamah mengetahui bahwa Khalid sedang di tengah perjalanan menuju tempatnya, embali i a memper uat susunan pasu annya, arena ia benar-benar menganggapnya sebagai bah aya dahsyat dan musuh yang amat uat. Kedua pasu an tentara itu telah berhadap-hadapan Dan di wa tu anda membaca bu ubu u riwayat dan sejarah tentang jalannya pertempuran yang sengit itu, tentu and a a an merasa ngeri arena seolah-olah diri anda sedang menya si an suatu pertem puran yang menyerupai perang masa ini dalam e erasan dan e ejamannya, se alip un berbeda jenis senjata dan sarana perang yang diperguna an . . . . Khalid mengambil posisi dengan pasu annya di dataran bu it-bu it pasir Yamamah, sementara Musailamah menghadapinya dengan segala econg a an dan edurha aannya bersama barisan tentaranya yang banya sea an-a an ta habis-habisnya Khalid segera menyerah an bendera dan panji-panji perang epada omandan- omanda n pasu annya. Kedua elompo balatentara itu pun serang-menyerang dan bertempur rapat. Perang ber ecamu tiada hentinya, orban dari piha Muslimin susul-menyusul berguguran la sana bunga-bunga dan embang di taman yang , ditiup angin topan ! Khalid telah melihat eunggulan musuh, ia lalu memacu udanya e suatu tanah tin ggi yang terde at, lalu ia layang an pandangannya e seluruh medan tempur, panda ngan cepat yang diliputi etajaman dan eariIan. Dengan cepat pula ia dapat mena ng ap dan menyimpul an titi -titi elemahan pasu annya. Ia dapat merasa an rasa tanggung jawab yang melemah di alangan prajuritnya di b awah serbuan-serbuan mendada yang dila u an pasu an Musailamah. Ma a diputus an nya secepat ilat untu memper uat semangat tempur Kaum Muslimin dan tanggung ja wab mere a setinggi mung in. Dipanggilnya omandan- omandan teras dan sayap, dit ertib annya posisi masing-masing di medan tempur, emudian ia berteria dengan s uaranya Yang mengesan an emenangan: Tunju anlah elebihanmu. masing-masing . a a n ita lihat hari ini jasa setiap su u!

Orang-orang Muhajirin maju dengan panji-panji perang mere a dan orang-orang Ansh ar pun maju di bawah panji-panji mere a, seterusnya tiap elompo su u dengan pa nji-panji tersendiri. Demi ianlah, hingga jelas nanti, dari mana datangnya e al ahan itu. Semangat juang jadi bergelora lebih panas memba ar, penuh dengan ebul atan te ad dan mengejut an musuh. Dan Khalid dari saat e saat menggema an tahli l dan ta bir atau mengeluar an perintah yang menentu an, ma a berubahlah pedangpedang pasu annya bagai tangan-tangan Malat at maut Yang tida dapat ditola eh enda nya, dan tida dapat dirubah tujuannya. Dan dalam wa tu yang sing at saja b erubahlah arah pertempuran, prajurit-prajurit Musailamah mulai gugur berjatuhan dari puluhan, jadi ratusan emudian ribuan, la sana nyamu -nyamu yang menggelep ar bermatian. Khalid telah menyala an semangat eberaniannya seperti aliran liatri epada set iap prajuritnya; jiwanya telah menempati setiap prajurit pasu annya itulah salah satu eistimewaannya Yang mena jub an. Dan demi ianlah jalan pertempuran yang p aling mencemas an dan menyeram an melawan orang-orang murtad itu. Musailamah tew as dan mayat-mayat ana buah dan para prajuritnya bergelimpangan memenuhi seluru h medan perang, dan di ubur pulalah di sana selama-lamanya bendera- bendera yang menyeru an ebohongan dan epalsuan. Di Madinah KhaliIah shalat syu ur epada Yang Maha Agung dan Maha Tinggi, arena di arunisi emenangan tersebut dan pahlawan per asa ini KhaliIah Abu Ba ar dengan ecerdasan dan etajaman pandangannya telah mengetahui e uatan- e uatan jahat yang masih berco ol di bela ang se itar negerinya yang merupa an bahaya besar yang mengancam elangsungan hidup Islam dan pemelu nya . . . , yaitu Persi di Ira dan Romawi di Syria. Imperium-imperium yang sudah tua dan lemah ini yang selalu mengintai elemahan u mmat Islam dan menjadi pusat dan penyebar e acauan, eduanya Saling berhubungan dengan i atan yang lapu dengan ejayaan mere a di masa lampau. Mere a memeras dan menyi sa ra yat Ira dan Syria, serta merendah an martabat mere a, bah an me ngerah an ra yat Yang sebagian besar di antaranya adalah orang-orang Arab untu memerangi Kaum Muslimin. Dengan panji-panji Agama baru yang dibawanya, Kaum Muslimin berma sud meruntuh a n benteng-benteng peradaban uno serta mengi ia habis segala bentu ejahatan da n e ejamannya. Keti a itulah, KhaliIah Abu Ba ar menjatuh an pilihannya epada Khalid untu ber ang at dengan pasu annya menuju Ira . . . . Ma a berang atlah pahlawan ini e I ra . Sayang lembaran ini tida cu up untu menulia an setiap emenangan pasu ann ya di segala tempat. Andainya cu up, tentulah a an ita lihat hal-hal yang amat mengagum an saja. Ia memulai operasi militernya di Ira dengan mengirim Surat-Su rat e seluruh pembesar Msra (Kaisar Persi) dan gubemur-gubernurnya di semua wil ayah Ira dan ota- otanya, sebagai beri ut: Dengan nama Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Khalid ibnul Walid epa da pembesar-pembesar Persi. Keselamatan bagi siapa yang mengi uti petunju . Kemudian segala puji epunyaan Allah yang telah mempora -poranda an a i tangan alian, dan merenggut erajaan alian, serta melemah an tipu muslihat alian.

Siapa yang shalat seperti shalat ami, dan menghadap iblat ami, dan mema an se mbelihan ami, jadilah ia seorang Muslim, ia a an mendapat ha seperti ha yang ami dapat an, dan ia ber ewajiban seperti ewajiban ami. Bila telah sampai ep ada alian surat u ini, ma a henda lah alian irim an epada u jaminan, dan ter imalah daripada u perlindungan.

Lalu setiap su u tampillah dengan

elebihannya sendiri-sendiri.

Dan ji a tida , ma a demi Allah yang tida ada Tuhan selain Dia, a an u irim an epada alian satu aum berani mati, padahal alian masih sangat mencintai hidu p ! Para mata-mata yang disebar annya e seluruh penjuru datang menyampai an berita tentang eberang atan pasu an. balatentara yang besar, yang dipersiap an oleh pa nglima-panglima Persi di Ira . Khalid tida membuang-buang wa tu, dengan cepat ia pergi mempersiap an pasu anny a untu menumpas ebathilan, sedang an jara perjalanan dapat ditempuhnya dalam wa tu sing at. Kemenangan demi emenangan dicapai oleh pasu an e spedisinya, seja dari Ubullah e as-Sadir, disusul oleh an-Najaf, lalu al-Hirsh, emudian al-Anbar sampai e Kadhimiah. Di setiap tempat ia disambut oleh wajah berseri arena gembira. Bende ra dan panji-panji Islam pun nai , di bawahnya berlindung orang lemah yang terti ndas penjajah Persia. Memang, ra yat yang lemah dan terjajah mengalami derita perbuda an dan penyi saa n selama ini dari orang Persi. Banding an dengan peringatan eras dari Khalid e pada seluruh anggota pasu annya setiap ali a an berang at: Jangan alian sa iti para petani, biar anlah mere a be erja dengan aman, ecuali bila ada yang henda menyerang alian. Perangilah orang yang memerangi alian . . .. Ia menerus an perjalanannya dengan pasu annya yang telah memenang an peperangan seperti mata pisau tajam mengiris permu aan susu yang membe u, hingga sampailah ia e perbatasan negeri Syam. Keti a itu ber umandanglah suara ta bir dari muadzin disertai ta bir orang yang menang perang. Bagaimana dugaanmu, suclah ah orang-orang Romawi mendengarnya di Syam ini? Apa ah mere a menyadari bahwa ta bir ini merupa an bunyi lonceng emat ian dan a hir dunia e ejaman? Benar, mere a telah mendengarnya, mere a di aget an dan menjadi ecut mere a telah memutus an dengan membabi buta untu terjun e medan perang, diaebab an rasa putus asa dan sia-sia. Kemenangan yang diperoleh orang-orang Islam di Ira dari orang Persi, menimbul a n harapan diperolehnya emenangan yang sama dari orang Romawi di Syria. Abu Ba ar Shiddiq mengerah an sejumlah pasu an dan untu mengepalatnya dipilihny a dari elompo panglima-panglima mahir seperti Abu Ubaidah bin Jarrah, dan Amar bin Ash, Yazid bin Abi Sufyan dan emudian Muawiyah bin Abi Sufyan. Sewa tu berita gera an balatentara ini sampai epada Kaisar Romawi, ia menasihat an para menteri dan jenderal-jenderalnya agar berdamai saja dengan orang-orang Islam dan tida melibat an diri dalam peperangan yang a an menimbul an erugian saja. Tetapi para menteri dan jenderal-jenderalnya dengan gigih bersi eras henda menerus an perang sambil ber ata: Demi Tuhan, a an ita layani Abu Ba ar itu, a gar ia ta mampu mendatang an pasu an ber udanya e negeri ita ! Mere a menyiap an tida urang dari 240 ribu tentara untu peperangan ini. Pemim pin-pemimpin pasu an tentara Islam mengirim an gambaran tentang situasi gawat in i epada Khalifah. Karenanya Abu Ba ar ber ata: Demi Allah semua e hawatiran dan eragu-raguan mere a a an usembuh an dengan edatangan Khalid! Penyembuh e hawa tiran ini, (ya ni e hawatiran a an hilangnya disiplin, pembang angan dan emusyr i an) ialah perintah berang at e Syam dari KhaliIah epada Khalid untu mengepa lat seluruh pasu an Islam yang sudah mendahuluinya berada di sana. Dan alang ah cepatnya Khalid mematuhi perintah itu, ia segera menyerah an pimpinan di Ira e

pada Mutsanna bin Haritsah, dan dengan cepatnya ia berang at hersama prajurit-pr ajurit pilihannya, hingga sampai e tempat orang-orang Islam di negeri Syam. Den gan eahliannya yang iatimewa, dalam wa tu sing at dila sana annya penyusunan pa su an Islam dengan menertib an posisinya. Di medan perang dan sebelum pertempuran dimulai, ia berdiri di tengah-tengah pra jurit Islam berpidato Ber atalah ia sesudah memuji Allah dan bersyu ur epada-Ny a: Hari ini adalah hari-hari Allah. Ta pantas ita di sini berbangga-bangga dan berbuat durha a . I hlas anlah jihad alian, dan harap an ridla Allah dengan amal mu! Mari ita bergantian memegang pimpinan, yaitu secara bergiliran. Hari ini sa lah seorang memegang pimpinan, beso yang lain, lusa yang lain lagi, sehingga se luruhnya mendapat esempatan memimpin ! Hari ini adalah hari-hari.Allah . . . ! Alang ah hebatnya ata- ata itu dari semul a, menggugah. Ta pantas ita di sini, berbangga-bangga dan durha a . . . ! Yang l ebih menggugah lagi ialah erendahan hati yang amat sempurna. Tida urang bija sananya panglima besar ini yang dengan rendah hati tida menge mu a an diri. Se alipun KhaliIah telah mengang atnya untu mengepalat seluruh pa su an tentara dengan membawahi para panglima tetapi arena ia tida ingin jadi p embantu syetan atas pribadi-pribadi shahabatnya, ia pun sedia turun dari pucu j abatan yang telah dipercaya an KhaliIah secara mutla , dan dijadi annya bergilir an .

Balatentara Romawi, bai melihat besar jumlahnya maupun cu upnya perleng apan, m erupa an suatu yang sangat mengecut an. Dan pemimpin-pemimpin mere a ya in bahwa wa tu berada di piha Kaum Muslimin, dan bahwa berlarut-larutnya peperangan dan banya nya medan tempur a an membantu emenangan yang mantap bagi Kaum Muslimin. Oleh arena itu mere a memutus an untu menghimpun seluruh e uatan mere a pada suatu medan tempur saja, dengan mempersiap an satu lapangan jeba an bagi orangorang Arab. Tida diragu an lagi bahwa orang-orang Islam pun sebelum edatangan Khalid bin W alid merasa gentar dan cemas, menyebab an rasa gelisah dan eluh esah memenuhi jiwa mere a. Tetapi iman mere a membuat enteng segala pengabdian dalam suasana g elap gulita seperti itu dan tiba-tiba fajar harapan dan emenangan meliputi mere a dengan cahayanya. Bagaimanapun hebatnya orang-orang Romawi dan balatentaranya, namun Abu Ba ar tel ah ber ata, sedang ia me ngetahui benar eadaan orang-orangnya: Khalid a an menye lesai annya . . . ! dan tu asnya lagi: Demi Allah segala e hawatiran mere a a an ulenyap an dengan Khalid! Biar an orang-orang Romawi dengan segala ehebatannya itu datang! Bu an ah bagi Kaum Muslimin ada Tu ang Pu ulnya? Ibnul Walid mempersiap an tentaranya, dibagi-baginya epada beberapa esatuan be sar. Diaturnya lang ah-lang ah ta ti dan strategi baru untu menyerang dan bert ahan, untu menandingi ta ti -ta ti Romawi, seperti yang telah dialaminya dari awan- awannya orang Persi di Ira . Dilu is annya pula setiap emung inan dari p eperangan ini. Anehnya peperangan itu telah berjalan tepat seperti yang digaria an Khalid dan d iharap annya. Lang ah demi lang ah, gera an demi gera an, sehingga tampa nya a a n terbu ti seandainya diramal annya banya nya pu ulan pedang di pertempuran itu, perhitungannya ta a an eliru! Setiap pancingan yang dinanti-nanti annya dari orang-orang Romawi, mere a la u an. Setiap pengunduran diri yang diramal annya, betul-betul mere a perbuat.

Hari ini seorang Amir . beso dan begitulah seterusnya .

Amir yang edua . . . dan lusa Amir yang lain pula,

Sebelum menerjuni ancah peperangan, ada satu hal yang sedi it mengganggu fi ira nnya, yaitu emung inan sebagian anggota pasu annya melari an diri, terutama mer e a yang baru saja masu Islam, sesudah mere a menya si an ehebatan dan eseram an tentara Romawi. Rahasia emenangan- emenangan iatimewa yang diperoleh Khalid dalam setiap pepera ngan, ialah satu hal yaitu tsabat artinya tetap tabah dan berdisiplin. la memandan g bahwa larinya dua tiga orang prajurit dari pasu an, a an menyebar an ePani an dan e acauan di seluruh esatuan yang bera ibat fatal, suatu bencana yang selu ruh esatuan musuh sendiri belum tentu dapat menimbul annya. Oleh sebab itu tind a annya amat tegas dan eras se ali terhadap mere a yang membuang senjata dan be rpaling melari an diri. Ma a pada pertempuran ini sendiri yaitu pertempuran,Yarmu , sesudah seluruh pasu annya mengambil posisinya, dipanggilnya perempuan-perempuan Muslimin dan untu per tama alinya diberinya senjata. Mere a diperintah annya untu berada di bela ang barisan pasu an Muslimin di setiap penjuru, sambil atanya epada mere a: Si apa yang melari an diri, bunuhlah saja! Sungguh, suatu a al bija , yang membuah a n hasil sebai -bai nya. De at sebelum pertempuran berlangsung, panglima Romawi meminta Khalid tampil e depan, arena ia ingin berbicara dengannya. Khalid pun muncullah hingga edua me re a berhadap-hadapan di atas punggung uda masing-masing, ya ni pada suatu lapa ngan osong di antara edua pasu an besar. Panglima pasu an Romawi yang bernama Mahan itu pun ber ata: Kami mengetahui, bahwa yang mendorong alian e luar dari negeri alian ta lain hanyalah elaparan dan esulitan . Ji a alian setuju, saya beri masing-masing a lian 10 dinar leng ap dengan pa aian dan ma anan, asal an alian pulang embali e negeri alian. Di tahun yang a an datang saya irim an sebanya itu pula ! Mendengar itu, bu an main marahnya Khalid, tapi ditahannya, sambil menggerta an gigi ia menganggap suatu e urangajaran dalam ata- ata panglima Romawi itu . . . , lalu diputus annya a an menjawabnya dengan ata- ata yang sesuai, ma a beru caplah ia: Bahwa yang mendorong ami eluar dari negeri ami, bu an arena lapar seperti yan g anda sebut an tadi, tetapi ami adalah satu bangsa yang biasa minum darah. Dan ami tahu benar, bahwa ta ada darah yang lebih manis dan lebih bai dari darah orang-orang Romawi, arena itulah ami datang! Panglima Khalid menggerta an e ang udanya, sambil embali e pasu annya, dian g atnya bendera tinggi-tinggi memberitahu an dimulainya pertempuran . . . . Allahu A bar , berhembuslah angin surga! Balatentaranya pun maju menyerbu la sana p eluru yang ditemba an. Dan pertempuran berlangsung mencapai punca nya Yang ta ada tandingannya. Orang-orang Romawi datang meng hadang dengan pasu an-pasu an b esar yang menggunung . . . . Tapi nyata dan jelas bagi orang-orang itu sesuatu y ang tida mere a duga-duga dari Kaum Muslimin. Pahlawan-pahlawan itu telah melu is an gambar perjuangan yang mengagum an dengan pengurbanan dan eteguhan hati m ere a. Itu salah seorang dari mere a sedang mende ati Abu Ubaidah ibnul Jarrah r. a. sementara pertempuran ber ecamu itu sembari ber ata: A u sudah berte ad mati syahid, apa ah anda mempunyai pesan penting Yang a an usampai an epada Rasulul lah, bila a u menemui nanti? Jawab Abu Ubaidah: Ada, ata an epada beliau: Ya Rasu lallah, sesungguhnya ami telah menemu an bahwa apa yang dijanji an Allah epada ami, memang benar! La i-la i itu pun berlalulah maju menyerang bagai ana panah lepas dari busurnya . . ., ia menyerbu e tengah-tengah pertempuran dahsyat, merindu an tempat pera

duan dan pembaringannya. Ia meneta dengan sebilah pedang, ia dipu ul oleh serib u pedang, sampai ia nai mati syahid . . .!! Dan ia adalah I rimah bin Abi Jahal ! Benar ana Abu Jahal. Ia berseru epada ora ng-orang Islam, sewa tu te anan orang Romawi sema in berat atas mere a, atanya dengan suara lantang: Sungguh a u telah lama memerangi Rasulullah saw. di masa ya ng lalu sebelum a u ditunju i Allah masu Islam, apa ah pastas a u lari dari mus uh-musuh Allah hari ini? Kemudian ia berteria : Siapa ah yang bersedia dan berjanji untu mati ! Sekelompok Muslimin berjanji epadanya untu berjuang sampai mati, emudian mere a sama menyerbu e jantung pertempuran, bu an hanya mencari emenangan tetapi alau emenangan itu harus ditebus oleh jiwa raganya, mere a sudah siap untu mat i syahid . . .. Allah menerima pengurbanan dan baiat mere a, mere a semuanya mati syahid . I Ada pula orang yang lu a-lu a berat, ma a dibawa an orang air, ia memberi isyara t epada temannya yang berde atan agar diberi lebih dulu arena lu anya lebih be rat. Dan sewa tu orang ini diberi air, ia mengisyarat an pula agar diberi an ep ada yang lain, sedang wa tu didatangi orang lain itu, ia menunju epada temanny a dan begitulah seterusnya . Demi ianlah yang terjadi sampai rela menderita ehau san sewa tu ruh-ruh mere a melayang . .. . Inilah contoh teladan yang paling ind ah tentang pengurbanan dan mendahulu an epentingan awan. Peperangan Yarmu benar-benar tempat pengurbanan yang jarang tandingannya. Dan d i antara monumen-monumen tebusan yang menajubkan itu, yaitu monumen iatimewa yang dibina oleh ematian- emauan eras, melu ia an arya Khalid ibnul Walid sedang mengerah an 100 orang tentaranya tida lebih. Mere a menyerbu sayap iri Romawi yang jumlahnya tida urang dari 40 ribu orang, dan Khalid berseru epada seratu s orang yang bersamanya itu: Demi Allah yang diri u di tanganNya! Ta ada lagi e shabaran dan etabahan yang tinggal pada orang-orang Romawi, ecuali apa yang a mu lihat! Sungguh, a u mengharap Allah memberi an esempatan epada alian untu menebas batang-batang leher mere a ! Seratus . . . masu menerobos e dalam 40 ribu . . . ? Kemudian mere a menang . ? Tetapi, enapa tercengang? Bu an ah hati-hati mere a penuh eimanan epada All ah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar? Dan iman epada Rasul-Nya saw. yang benar l agi terpercaya? Iman epada etentuan Allah, yaitu hu um-hu um hidup yang terban ya membawa ebai an, petunju dan martabat. Bu an ah KhaliIah mere a ash-Shiddiq r.a. (yang lurus dan benar), yang benderany a se arang telah menjulang tinggi di dunia, tapi ia sendiri di Madinah, ibu ota baru bagi dunia baru, masih sedia memerah susu ambing untu janda ematian suam i, dan dengan edua tangannya mengadu an roti bagi ana -ana yatim piatu . . . ? Dan bu an ah panglima mere a adalah Khalid ibnul Walid, Penawar ecemasan, Pemba smi esombongan, e erasan, edurha aan, permusuhan, dan Pedang Allah yang terhu nus yang a an menebas unsur-unsur perselisihan, ebencian dan emusyri an . . . ? Bu an ah itu memang demi ian? Karena itu, berhembuslah wahai angin emenangan! Bertiuplah oh e uatan per asa, yang menang, dan yang uat uasa! Allah jugalah di atas segala-galanya. Keluarbiasaan Khalid telah mengagum an para panglima Romawi dan omandan pasu an nya, yang mendorong salah seorang di antara mere a, Georgius namanya untu mengu ndang Khalid dalam saat-saat peperangan berhenti agar tampil epadanya.

Di ala eduanya sudah bertemu, panglima Romawi itu menghadap an perca apannya epada Khalid, atanya:

Yuan Khalid . . . , jujurlah anda epada u, jangan berbohong, sebab orang merde a ta pernah bohong! Apa ah Allah telah menurun an sebilah pedang epada Nabi and a dari langit, lalu pedang itu diberi annya epada anda, hingga setiap anda hunu s an terhadap siapa pun, pedang tersebut pasti membinasa annya? Jawab Khalid: Oh, tida ! Orang itu bertanya pula: Mengapa anda dinamai Pedang Allah? Jawab Khalid: Sesungguhnya Allah telah mengutus RasulNya epada ami, sebagian a mi ada yang membenar annya, dan sebagian pula mendusta annya. A u dulunya termas u orang yang mendusta annya, sehingga a hirnya Allah menjadi an hati ami mener ima Islam, dan memberi petunju epada ami melalui Rasul-Nya, lalu ami berjanj i setia epadanya Kemudian Rasul mendoakanku, dan beliau ber ata epada u: Eng au adalah pedang Alla h di antara se ian banya pedang pedang-Nya. Demi ianlah, ma a a u diberi nama . Pedang Allah

Kemudian Rasul mendoakanku, dan beliau ber ata epada u: Eng au adalah pedang Alla h di antara se ian banya pedang pedang-Nya. Demi ianlah, ma a a u diberi nama . Pedang Allah Kepada apa anda se alian diserunya?

Apa ah orang-orang yang masu Islam se arang a an mendapat pahala dan ganjaran s eperti anda juga? Memang, bah an lebih Bagaimana dapat jadi, padahal anda sudah lebih dahulu memas u inya? Karena sesungguhnya ami telah hidup bersama Rasullah saw., ami telah melihat t anda-tanda erasulan dan mu- jizatnya, dan sewajarnyalah bagi setiap orang yang t elah melihat seperti yang ami lihat dan mendengar seperti yang ami dengar, a an mas u Islam dengan mudah . . . Adapun anda, wahai orang-orang yang belum pernah mel ihat dan mendengarnya, lalu anda beriman epada yang ghaib, ma a pahala anda leb ih berlipat ganda dan besar, bila anda membenar an Allah dengan hati i hlas sert a niat yang suci.

Selagi Khalid memimpin balatentara Islam dalam peperangan yang banya menimbul a

Ar ian, se arang a an ami etengah an suatu ebesaran enampilan termegah .

emanusisan dalam suatu p

Panglima Romawi itu pun berseru, sambil memaju an udanya e de at Khalid dan be rdiri di sampingnya: Ajar anlah epada u Islam itu, hai Khalid . . . ! Ma a masu Islamlah panglima itu . . . dan shalat dua ra aat, satu-satunya shalat yang sempa t dila u annya . . . . Kedua pasu an balatentara itu sudah mulai bertempur lagi. Dan panglima Romawi Georgius se arang berperang di piha Muslimin, dan mati-mat ian menuntut syahid, sampai ia mencapainya dan berbahagia mendapat annya . . . .

Kepada mentauhid an Allah dan

epada Islam.

ami menerima Islam, dan memberi petunju mi berjanji setia epadanya

epada ami melalui Rasul-Nya, lalu

n qurban ini, selagi ia merenggut an emenangan gemilang dari ceng eraman tentar a Romawi secara luar biasa, saat itulah ia tiba-tiba di ejut an oleh sepucu sur at yang datang dari Madinah, dibawa oleh seorang urir KhaliIah yang datang dari KhaliIah baru, Amirul Muminin Umar bin Khatthab . . . . Dalam surat tersebut ter cantum salam penghargaan Al-faruq epada seluruh pasu an Islam, berita ber abungny a terhadap KhaliIah Rasulullah saw. Abu Ba ar Shiddiq r.a. yang telah wafat. Kem udian putusannya memberhenti an Khalid dari pimpinan pasu an dan mengang at Abu U baidah bin Jarrah sebagai gantinya. Khalid membaca surat itu dengan tenang . . . dengan memohon an rahmat untu Abu Ba ar serta taufiq untu Umar Dimintanya epada si pembawa surat agar tida menceritera an epada siapapun isi surat tersebut, menyuruhnya tetap tinggal di suatu tempat dan tida meninggal a nnya, serta tida berhubungan dengan siapa pun. la memulai lagi menerus an pimpinan pertempuran, sambil menyembunyi an berita e matian Abu Ba ar dan perintah-perintah Umar sampai emenangan betul-betul menjad i enyataan, yang wa tu itu telah de at se ali seolah-olah telah berada di tanga n . Lonceng emenangan pun telah berbunyi, orang-orang Romawi telah mengundur an dir i . . . ma a menghadaplah pahlawan itu epada Abu Ubaidah seraya memberi hormat s ebagaimana laya nya seorang prajurit terhadap panglimanya . . . . Abu Ubaidah mul a-mula hanya menyang a sebagai olo -olo dari seorang panglima yang , telah mewujud an emenangan yang ta diduga-duga . Tetapi ta lama emudian ia melihat suatu enyataan yang sesungguhnya, lalu diciumnya Khalid di antara edua matanya dan memuji ebesaran jiwa dan a hlaqnya. Ada lagi riwayat lain dalam sejarah yang mengata an, bahwa surat yang di irim an oleh Amirul Muminin Umar dituju an epada Abu Ubaidah berita tersebut disimpan sa ja oleh Abu Ubaidah terhadap Khalid sampai perang bera hir . Riwayat manapun yang benar, yang ini atau yang itu, yang penting bagi ita ialah si ap Khalid pada edua ondisi tersebut, yang mengung ap an bahwa benar-benar ia suatu pribadi yang mengagum an, penuh eagungan dan emuliaan. Dan setahu u, ta satu pun dalam seluruh ehidupan Khalid, suatu ejadian yang menjelas an ei hlasannya yang mendalam dan ejujurannya yang teguh, melebihi apa yang ditunju an periatiwa ini.

Sama saja baginya, apa ah jadi panglima, atau hanya prajurit biasa. Sesungguhnya jadi pemimpin seperti halnya prajurit masing-masing membawa ewajiban yang haru s ditunai an annya terhadap Allah yang ia imani, terhadap Rasul yang ia baiat, te rhadap Agama yang telah dipelu nya, dan ia bernaung di bawah panji-panjinya . Ba tinya yang diberi an sebagai amir yang memerintah, sama dengan darmanya yang diba ti annya sebagai prajurit yang dititah. Kemenangan besar terhadap nafsu ini dipersiap an baginya sebagai juga bagi orang lainnya, oleh contoh teladan dan pe rangai para KhaliIah, yang memegang tampu pimpinan Ummat Islam wa tu itu . . . . Abu Ba ar dan Umar .. . dua nama, yang bila saja lidah bergera menyebutnya, m a a terbayanglah dalam hati segala sifat eutamaan manusia dan ebesarannya . Se alipun hubungan belas asih seolah-olah hilang tercecer antara Umar dan Khali d, namun ebersihan jiwa Umar, eadilan, etaqwaan dan ebesaran pribadinya yang luar biasa, ta sebenang pun diragu an oleh Khalid. Karena itu pula, ta ada alasan untu meneragu an eputusan- eputusan yang diamb ilnya, arena hati nurani yang mengeluar annya, telah sampai e punca eshaleha n, elurusan, ei hlasan don ejujuran, sejauh yang dapat dicapai oleh manusia y

ang berhati bersih dan terpimpin. Ta ada sedi it pun ma sud jele Umar terhadap pribadi Khalid itu, hanya ia mera sa eberatan terhadap pedangnya yang terlalu cepat dan tajam . . . . Hal ini tel ah dibayang annya sewa tu ia mengusul an pemberhentian Khalid epada Abu Ba ar, menyusul terbunuhnya Mali bin Nuwairah, atanya:

Lalu dijawab oleh KhaliIah ash-Shiddiq: A u ta a an menyarung an pedang, yang te lah dihunus Allah atas orang-orang afir . . . Umar tida mengata an bahwa rohaq ( eeepatan bertinda ) pada Khalid . . . hanya menjadi sifat rohaq itu sebagai sifat pedangnya bu an pribadi orangnya. Kata- at a itu tida saja mengung ap an adab sopan santun, tapi juga penilaian bai nva te rhadap diri Khalid . Kehidupan Khalid adalah perang seja lahir sampai mati. Ling ungannya, pertumbuh annya, pendidi annya dan seluruh ehidupannya sebelum dan sesudah Islam, seluruh nya merupa an arena bagi seorang pahlawan ber uda yang lihai lagi dita uti. Kemu dian bahwa egigihannya di masa silam sebelum Islam, peperangan-peperangan yang diterjuninya menentang Rasul dan shahabatnya, dan pu ulan-pu ulan pedangnya di m asa syir yang menjatuh an epala- epala orang-orang yang beriman serta eningening para shahabat peribadat, semuanya itu merupa an beban yang berat bagi jiwa dan albunya.

Ma a se arang dijadi annya pedangnya alat yang ampuh penebus masa lalu, denganmemancung habis segala tongga emusyri an berlipat ganda hebatnya dari apa yang telah pernah dila u annya terhadap Islam. Dan barang ali anda masih ingat alim at yang pernah ami cantum an di permulaan ceritera ini, yang terlompat dari mul utnya sewa tu berbicara dengan Rasulullah saw.: Ya Rasulallah . . . . Mohon anda minta an a u ampun terhadap semua yang telah ula u an, berupa menghalangi jalan Allah! Se alipun Rasul telah menjelas an bahwa Islam telah memaafkan semua masa lalu, na mun ia berusaha untu mendapat an janji dari Rasulullah selagi ia masih hidup ag ar beliau memohon an ampun epada Allah atas segala perbuatannya di masa silam i tu. Dan pedang yang sedang berada di tangan seorang panglima ber uda iatimewa sepert i Khalid, emudian tangan yang menggenggam pedang itu digera an oleh hati yang bergelora dengan ehangatan pensucian dan penebusan, serta dipenuhi dengan pembe laan mutla terhadap agama yang masih di elilingi berbagai perse ong olan jahat dan permusuhan, sungguh sulitlah bagi pedang ini untu melepas an diri sama se a li dari pembawaannya yang eras dahsyat, dan etajamannya yang memutus .

Ma a sewa tu selesainya pembebasan ota Me ah, Nabi saw. mengutusnya epada seba gian abilah yang berde atan dengan negeri Me ah, sambil mengata an epadanya: A u mengutusmu sebagai dai penyeru ummat bu an sebagai penyerang mere a, rupanya ped angnya itu telah menguasai dirinya yang mendorongnya e peranan seorang penyeran g dan terlepas dari peranan seorang dai sebagaimana telah diwasiat an Rasul epad anya, Nabi merasa esal dan bersedih sewa tu tinda an Khalid disampai an epadan ya dan sambil berdiri menghadap iblat, beliau mengang at an tangannya, memohon ampun epada Allah dengan ucapannya: Wahai ya Allah, a u berlepas diri epada-Mu, dari tinda an yang telah dila u an K

Beginilah eadaannya, .

ita lihat pedang Khalid membuat esu aran bagi pemili nya

Sesungguhnya pada pedang Khalid itu ada rohaqnya,- artinya dan etergesaan.

elancangan, etajaman

halid; lalu diutusnya Ali epada mere a untu memberi an tebusan ganti rugi, terh adap darah dan harta mere a. Kata setengah orang, Khalid membela dirinya dengan alasan, Abdullah bin HudzaIah as Sahmi mengata an epadanya bahwa Rasulullah memerintah an dia untu memerang i mere a arena mere a menola Islam . Khalid memili i tenaga di luar tenaga manusia biasa . . . . Tenaga itu mendorong nya se uat- uatnya untu menghancur an seluruh dunia lamanya yang menyi sa hatin ya . . . . Kalaulah ita mau memahaminya, bagaimana ia meruntuh an berhala Uzza eti a dialah yang di irim Nabi untu meruntuh annya! Dan se iranya ita melihat bagaimana ia menghancur an bangunan batu tersebut, a an ita lihat seorang la ila i seolah-olah sedang memerangi seantero tentara. Ditebasnya semua epada o nu m-o munnya dan dibinasa an seluruh barisannya dengan ematian.

la menghantam dengan tangan anannya, tangan irinya, dengan a inya sambil bert eria epada runtuhan yang bertebaran dan debu yang berjatuhan: Ya Uzza ufrana , la Subhana , Hai Uzza, eparat amu, persetan a an ebesaranmu! Sungguh, ulihat A llah telah menghina anmu! Kemudian patung itu diba arnya dengan menyala an api di tanahnya. Setiap ciri-ci ri emusyri an dan sisa-sisanya seperti Uzza pada pandangan Khalid ta ada tempat nya lagi di slam baru, di mana Khalid berdiri di bawah benderanya . Khalid ta melihat alat lain untu membersih annya, ecuali pedangnya! Atau ala u tida benta annya : Keparat au hai Uzza, persetan a an ebesaranmu! Sungguh, u lihat Allah telah menghina anmu! Tetapi ita sendiri, arena apa yang ita harap an tida beda dengan yang dihara p an sayyidina Umar, seandainya pedang Khalid tida bertinda eras ita a an se lalu mengulang-ulangi ucapan Amirul Muminin yang berbunyi: Ta seorang wanita pun a an sanggup melahir an lagi la i-la i seperti Khalid ! Sewa tu ia meninggal dunia Umar menangis sejadi-jadinya. Kemudian umum dapat men getahui, bahwa Umar bu an menangis hanya arena ehilangannya semata, tetapi yan g beliau tangisi ialah lenyapnya esempatan untu mengang atnya embali memegang pucu pimpinan tentara Islam, sesudah ber urangnya efanati an manusia yang ber lebih-lebihan epadanya. Karena sebetulnya sudah aga lama Umar berte ad memulih an epemimpinannya itu dan menjernih an sebab-sebab pemberhentiannya, alau tid a lah maut datang menjemput pahlawan besar itu untu bersegera pulang e tempat embalinya di surga . . . . Bu an ah ia tida pernah beriatirahat seperti itu di bumi? Bu an ah telah datang masanya bagi jasad yang selalu be erja eras itu, u ntu tidur se ejap? la lah pribadi yang sering dilu is an oleh shahabat-shahabat maupun oleh musuh-musuhnya, dengan ata- ata: Orang yang tida pernah tidur dan tida membiar an orang lain tidur . ! Adapun ia sendiri, seandainya diboleh an memilih, tentu ia a an memilih agar All ah menambah usianya agar dapat menerus an perjuangan meruntuh an semua bangunanbangunan lapu , dan agar dapat menambah amal-amal dan jihadnya dalam Islam . Semangat juang dan eharuman namanya a an selalu di enang sepanjang masa, selama uda- uda perang masih mering i , mata-mata pedang masih ber ilatan, dan selama panji-panji dan bendera tauhid masih ber ibaran di atas punda bala tentara Isl am . Sungguh dia pernah ber ata: Ta ada yang dapat menandingi egembiraan u, bah an lebih gembira dari saat malam pengantin, atau di saat di aruniai bayi, yaitu suatu malam yang sangat genting, di mana a u dengan e spedisi tentara bersama orang-orang Muhajirin menggempur a

um musyri in di wa tu shubuh . . .! Oleh arena itulah ada sesuatu yang selalu merisau an fi irannya sewa tu masih h idup, yaitu alau- alau ia, mati di atas tempat tidur, padahal ia telah menghabi s an seluruh umurnya di atas punggung, uda perangnya, dan di bawah ilatan peda ngnya. Ia lah orangnya yang pernah berperang bersama Rasulullah saw. Ia yang telah menu ndu an aum murtad. Ia yang telah membumi rata an ta hta erajaan Persi dan Rom awi. Ia yang telah melompat menjelajahi bumi di Ira lang ah demi lang ah .. .. hingga dimenang annya untu Islam dan di Syria setapa demi setapa pula, sampai semuanya dipersembah annya e haribaan Islam. la adalah seorang panglima, dengan esu aran hidup seorang prajurit serta rendah hatinya . . . . Sebali nya seorang prajurit dengan tanggung jawab seorang pangl ima dengan teladannya! seorang pahlawan perang yang hatinya risau alau- alau ia mati di atas tempat tidurnya. Keti a itu ia ber ata, sedang air matanya meleleh eluar: A u telah i ut serta dalam pertempuran di mana-mana. seluruh tubuh u penuh dengan tebasan pedang, tusu an tomba serta tancapan panah . Kemudian inilah a u tida sebagai yang uingini, mati di atas tempat tidur, la s ana matinya see or unta! Ma a tida a an tertidur mata orang-orang pengecut. Itulah ata- atanya, ya ni ata- ata yang ta a an diucap an seseorang dalam sua sana demi ian, ecuali seorang la i-la i jantan seperti dia! Di saat-saat ia ham pir menghembus an nafasnya yang penghabisan, ia ucap an wasiatnya itu . Tahu ah anda epada siapa la berwasiat? Yaitu epada Umar bin Khatthab sendiri

Kemudian apa lagi?

Ta suatu pun esenangan dunia yang mempengaruhi einginan nafsunya. Oh, ada sat u, yaitu suatu barang yang sangat hati-hati se ali dan mati-matian ia memelihara nva. Barang itu berupa opiah. Pernah suatu eti a, opiah itu terjatuh dalam pe rang Yarmu lalu ia menyusah an dirinya dan orang lain untu mencarinya. Keti a orang lain mencelanya arena itu, ma a ujarnya: Di dalamnya terdapat beberapa hel ai rambut dari ubun-ubun Rasulullah, Dan a hirnya jenazah pahlawan besar ini eluar dari rumahnya diusung oleh para s hahabatnya. Ibu dari sang pahlawan memandangnya dengan edua mata yang bercahaya memperlihat an e erasan hati tapi disaput awan du acita, lalu melepasnya denga n ata- ata: Jutaan orang tida dapat melebihi eutamaanmu . Mere a gagah per asa tapi tundu d i ujung pedangmu . Eng au pemberani melebihi singa betina . Yang sedang mengamu melindungi ana nya . Eng au lebih dahsyat dari air bah .

Demi ian itu, disebab an seumur hidupnya ta pernah ia dipengaruhi einginan, cuali meni mati emenangan dan berjaya mengalah an musuh ebenaran.

Yang lain ta ada lagi sesuatu barang berharga yang dapat dini mati atau dimili i orang.

Tahu ah anda e ayaan apa yang ditinggal annya? Hanya

uda perang dan pedangnya.

Yang terjun dari celah bu it curam e lembah . Umar mendengar ucapan tersebut, ma a hatinya bertambah du a dan terharu, dan air mata beliau sema in jatuh berderai, lalu atanya: Benar ucapannya itu . . . ! De mi Allah sungguh-sungguh demi ian Dan tinggallah pahlawan itu di pembaringannya. Para shahabatnya tega berdiri de ngan husu nya; dunia se eliling mere a hening, tenang dan sepi . . . . Kehening an yang meng haru an itu, tiba-tiba dipecah an oleh bunyi ring i dan dengus ud a yang dating, sebagaimana yang dapat ita bayang an, sesudah melepas an tali e angnya, segera mendompa dan melompat lalu berlari melintasi jalan-jalan ota M adinah menyusul dari bela ang jenazah tuannya, pemili dan penunggangnya, sement ara eharuman dan ewangian jenazah itu semerba membawanya e arah tujuan . Sewa tu uda itu sampai e de at umpulan orang-orang yang sedang termenung meng hadapi permu aan ubur yang masih basah, digera -gera annya epalanya bagai an mengibar an panji perang, disertai dengan dengusan yang merendah .. . ta ubahny a seperti yang dila u annya selagi pahlawannya masih hidup menai i punggungnya, pergi bertempur menggoncang an istana-istana dan ta hta erajaan Persi dan Romaw i, menghilang an segala angan-angan eberhalaan dan edurha aan, dan mengi is ha bis segala e uatan emusyri an dan emunduran yang merintangi jalan Islam . Ia terhenti sembari matanya nanap menatap ubur ta ber isar sedi it pun. Digoya ng-goyang annya epalanya nai turun, sea an-a an melambai-lambai an epada tuan dan pahlawannya, memberi hormat dan menyampai an salam perpisahan . Kemudian ia tertegun pula, dengan epala terang at e atas disertai ening menin ggi . . . , dan dari ce u di bawahnya mengalirlah air matanya yang deras ta te rbendung lagi. Kuda ini telah diwa af an Khalid bersama pedangnya untu jalan Allah. Tetapi ada ah orang ber uda lainnya yang sanggup menungganginya sesudah Khalid ? Mau ah ia merendah an punggungnya bagi orang lain? Hai, pahlawan yang selalu jaya, wahai fajar di setiap malam ! Sesungguhnya amu mengang at tinggi moral pasu anmu, dengan ucapan setiap berger a maju: Di ala shubuh datang menjelma, pejalan-pejalan malam memuji su a. (Henda mencapa i esenangan, haruslah dengan bersusah payah lebih dahulu). Hingga ata- atamu itu telah menjadi ata- ata bersayap Nah, inilah amu, telah amu selesai an perjalanan malammu! Ma a puji-pujianlah untu wa tu pagi-pagimu, wahai Abu Sulaiman! Sebutan namamu amat mulia, harum mewangi, e al abadi, waha i Khalid! Dan biar anlah ami . . . mengulang-ulangi bersama Amirul Muminin ucapa n ata- atanya yang sedap, manis dan indah yang diguna annya untu meratapi dan melepas epergianmu: Rahmat Allah bagi Abu Sulaiman.

DISIMPAN DALAM 60SAHABAT NABI Perihal edywitanto wira wiri mla u bareng angin Tinggal an Balasan Tulisan Berjalan

Apa yang di sisi Allah lebih bai ahagia setelah mati.

daripada yang di dunia. Ia hidup terpuji dan berb

atagori

Pilih Kategori arsip Pilih Bulan copy code

quran, hadist bhu ari & muslim http://m.quranterjemah.com download gratis Alam Semesta sahabat muslim sahabat hadist tutorial blog to sahabat visitor visitor hit counter sahabat edywitanto on Ni ah INT on Ni ah tycoon gold addon on JUMAT edywitanto on Yang wajib sholat jum dora on Yang wajib sholat jum Langganan Surel Masu an alamat surel Anda untu berlangganan blog ini dan menerima pemberitahua n tulisan-tulisan baru melalui email. Bergabunglah dengan 29 pengi ut lainnya. Daftar! twiter Chec out "edywitanto's videos" collection @Loc erz loc erz.com/c/5387062?ref=cob a 2 months ago SOUVENIR PERNIKAHAN MURAH KOTA MALANG: ANEKA KUPU awanggaadvertising.blogspot.co

tu ar lin

m/2011/07/ane a-coba 3 months ago tutorial blogcoba 2 years ago Perlu Di aji LebihDalam Tangisan seumur hidup Renungan Gelombang Reje i Al Maauun blog di suspended Sombo ng Pulau bahagia Ru un Islam Dan Ru un Iman II Usia 40 Keluarga Sa inah Fatamorg ana Yang Paling Mulia Wali Allah Yang Dita uti Ramadhan Ru un Iman & Ru un Islam I Doa Atau Keluh Kesah Persamaan Gender Sebong ah Hati PERJALANAN MENUJU ALLAH Penyatuan Siapa atau apa itu setan dan iblis Kara ter umat islam Sepenggal Doa b agi Indonesia yang Merintih Kesa itan Gratis Su ses tulisan tera hir Cermin Bergentayangan dalam rumah pelacuran Mengembara Sejoli Penyesalan Yang Terlambat Gelombang Parti el Tuhan Renungan Suasana roh ala meninggal an tubuh Al Maauun Blog Di Suspended Syair Sufi Burdah al Bushiri Memasang Recent Posts (Arti el Terbaru) Tepat Di Bawah Posting Pada WordPress.co m Posting WordPress.com Lewat Office Word 2007 Membuat Formulir Pemesanan (Form Order) Di WordPress.com irim email

delicious suport Daftar

RSS Entri RSS Komentar

Masu

WordPress.com Blogroll Documentation 0 edai islam 0

Plugins 0 Suggest Ideas 0 Support Forum 0 Themes 0 WordPress Blog 0 Blog pada WordPress.com. Tema: Enterprise oleh StudioPress. ISLAM DAN ALQURAN Just another WordPress.com site LANJUT KAHLIL GILBRAN KAHLIL GILBRAN UNCATEGORIZED UNCATEGORIZED 60 SAHABAT NABI 60 SAH ABAT NABI TOKOH ISLAM TOKOH ISLAM RENUNGANKU RENUNGANKU BERITA INDONESIA BERITA INDONESIA WALISONGO WALISONGO TUTORIAL WORDPRESS TUTORIAL WORDPRESS TUTORIAL HTML TUTORIAL HTML About these ads

Lagi Su a Enter your comment here... TULISAN KOMENTAR BERANDA BERANDA BELAJAR ISLAM DENGAN BENAR BELAJAR ISLAM DENGAN BENAR WARIS WARIS 25 NABI & RASUL 25 NABI & RASUL ALQURAN TERJEMAH &HADIST ALQU RAN TERJEMAH &HADIST AQIQOH AQIQOH BELAJAR BAHASA ARAB BELAJAR BAHASA ARAB BERITA INDONESIA BERITA IN DONESIA BIDAH BIDAH FILSAFAT FILSAFAT FIQIH FIQIH HADIST QUDSI HADIST QUDSI HAJI HAJI HARUN YAHYA HARUN YAHYA HUKUM MEMBERI NAMA H UKUM MEMBERI NAMA ILMU KALAM ILMU KALAM ISLAM ISLAM ISLAM DAN KEJAWEN ISLAM DAN KEJAWEN JIN JIN JUMAT JUMAT KAHLIL GIBRAN KAHLIL GIBRA N KHULAFAUR RASYIDIN KHULAFAUR RASYIDIN KOLEKSI VIDEO ADMIN KOLEKSI VIDEO ADMIN KUMPULAN DOA KUMPULAN DOA LOGIKA LOGIKA MISTERY MISTERY PAGERANK & BACKLINK PAGE RANK & BACKLINK PENULIS PENULIS PIDATO PIDATO PUASA PUASA SASTRA SASTRA SEJARAH ISLAM SEJARAH ISLAM SHALAT SHALAT SIHIR SIHIR SITUS WEB SI TUS WEB TASAWUF TASAWUF TOKOH ISLAM TOKOH ISLAM TUKAR LINK TUKAR LINK TUTORIAL TUTORIAL UKM UKM USHUL FIQIH USHUL FIQIH WALI SON GO WALI SONGO SEJARAH NABI MUHAMAD SEJARAH NABI MUHAMAD

Twitter Faceboo

1 Ceta Digg StumbleUpon Reddit

SERBA SERBI ISLAM SERBA SERBI ISLAM DAFTAR ISI DAFTAR ISI

Anda mungkin juga menyukai