Anda di halaman 1dari 14

Tulisan Teratas Meninggal an Sholat Jum'at 3x SEJARAH DAN KEHIDUPAN JIN Contoh Hadits Qudsi Keutamaan sholat jum'at

60 Sahabat Nabi RAHASIA ALAM JIN MISTERI KEHIDUPAN JIN HAKEKAT JIN MENURUT AGAMA ISLAM MENGATASI G ANGGUAN KESURUPAN JIN Yang wajib sholat jum'at Hadits Qudsi, Marfu, Mauquf dan Maqthu Ni ah Nama Buah Hati wanita

bacaan dan Ru un hatib jumat blogstate Blog Stats 248,142 hits top rated Posts | Pages | Comments All | Today | This Wee | This Month Mushab Bin Umair 5/5 (3 votes) SALMAN AL-FARISI 5/5 (2 votes) MUADZ BIN JABAL 5/5 (2 votes) top Rated RSS RSS - Tulisan online Google Toolbar Installed.

quranterjemah.com/index.p downtr.net/engine/go.php? ahlulhadist.wordpress.com syariahonline.com/v2/aqid

Kli

tertinggi

Fenomena susu

al-fi rah.net/web_data/eb Rate this: 1 Vote Share this: Li e this: Be the first to li e this. KHULAFAUR RASYIDIN KHULAFAUR RASYIDIN KHULAFAUR RASYIDIN PADA MASA ISLAM Adapun Kata " hilafah" atau " halifah" adalah berasal dari ata erja " h-l-f" y ang artinya mengganti an atau berada di bela ang sesuatu yang lain. Khalifah art inya seorang pengganti yang berada di bela ang orang lain yang diganti annya. Kh ilafah adalah ata benda yang mengabstra si an proses penggantian itu. Rasululla h SAW bersabda : "Sesungguhnya tida ada Nabi setelah a u, dan a an ada para ha lifah, dan banya (jumlahnya)." para sahabat bertanya, "Apa yang eng au perintah an epada ami? Nabi SAW menjawab, "penuhilah bai'at yang pertama, dan yang per tama. Dan Allah a an bertanya epada mere a apa-apa yang mere a pimpin." (HR. MU SLIM) Rasulullah SAW berwasiat epada aum muslimin, agar jangan sampai ada masa tanpa adanya halifah (yang memimpin aum muslimin). Ji a hal ini terjadi, deng an tiadanya seorang halifah, ma a wajib bagi aum muslimin berupaya mengang at halifah yang baru, mes ipun hal itu bera ibat pada ematian.Sabda Rasulullah SA W : "Barang siapa mati dan dipunda nya tida membai'at Seorang imam ( halifah), ma a matinya (seperti) mati (dalam eadaan) jahiliyyah." Rasulullah SAW juga ber sabda : "Ji a alian menya si an seorang halifah, henda lah alian taat, walaup un (ia) memu ul punggungmu. Sesungguhnya ji a tida ada halifah, ma a a an terj adi Ke acauan." (HR. THABARANI) sesungguhnya Allah SWT telah memerintah an ( epa da ita) untu taat epada halifah. Allah berfirman : "Hai orang-orang yang ber firman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan ulil amri diantara amu." (A N NISA :59). Kaum muslimin telah menjaga wasiat Rasulullah SAW tersebut sepanjan g 13 abad. Selama interval wa tu itu, aum muslimin tida pernah menya si an sua tu ehidupan tanpa ada (dipimpin) seorang halifah yang mengatur urusan-urusan m ere a. Keti a seorang halifah meninggal atau diganti, ahlul halli wal 'aqdi seg era mencari, memilih, dan menentu an pengganti halifah terdahulu. Hal ini terus berlangsung pada masa-masa islam (saat itu). Setiap masa, aum muslimin senanti asa menya si an bai'at epada halifah atas dasar taat. Ini dimulai seja masa K hulafaur Rasyidin hingga periode para Khalifah dari Dinasti 'Utsmaniyyah. Kaum m uslimin mengetahui bahwa halifah pertama dalam sejarah Islam adalah Abu Ba ar r a, a an tetapi mayoritas aum muslimin saat ini, tida mengetaui bahwa Sultan 'A bdul Majid II adalah halifah tera hir yang dimili i oleh umat Islam, pada masa lenyapnya Daulah Khilafah Islamiyyah a ibat ulah Musthafa Kamal yang menghancur an sistem ilafah dan meruntuhnya Dinasti 'Utsmaniyyah. Fenomena initerjadi pada tanggal 27 Rajab 1342 H. Dalam sejarah aum muslimin hingga hari ini, pemerinta h Islam di bawah institusi Khilafah Islamiah pernah dipimpin oleh 104 halifah. Mere a (para halifah) terdiri dari 5 orang halifah dari hulafaur raasyidin, 1 4 halifah dari dinasti Umayyah, 18 halifah dari dinasti 'Abbasiyyah, dii uti d ari Bani Buwaih 8 orang halifah, dan dari Bani Salju 11 orang halifah. Dari s ini pusat pemerintahan dipindah an e airo, yang dilanjut an oleh 18 orang hal ifah. Setelah itu halifah berpindah epada Bani 'Utsman. Dari Bani ini terdapat 30 orang halifah. Umat masih mengetahui nama-nama para hulafaur rasyidin diba nding an dengan yang lain. Walaupun mere a juga tida lupa dengan Khalifah 'Umar bin 'Abd al-'Aziz, Harun al-rasyid, Sultan 'Abdul Majid, serta halifah- halifa h yang masyur di enal dalam sejarah. Adapun nama-nama para halifah pada masa h ulafaur Rasyidin sebagai beri ut: Khulafaur Rasyidin ( 11-40 H / 632-660 M) Khilafah Rasyidah merupa an pemimpin umat Islam setelah Nabi Muhammad SAW wafat, yaitu pada masa pemerintahan Abu Ba ar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan

Ali bin Abi Thalib, dimana sistem pemerintahan yang diterap an adalah pemerintah an yang demo ratis. Nabi Muhammad SAW tida meninggal an wasiat tentang siapa yang a an mengganti an beliau sebagai pemimpin politi umat Islam setelah beliau wafat. Beliau nampa n ya menyerah an persoalan tersebut epada aum muslimin sendiri untu menentu ann ya. Karena itulah, tida lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya dima a m an, sejumlah to oh Muhajirin dan Anshar ber umpul di balai ota Bani Saidah, Ma dinah. Mere a memusyawarah an siapa yang a an dipilih menjadi pemimpin. Musyawar ah itu berjalan cu up alot arena masing-masing piha , bai Muhajirin maupun Ans har, sama-sama merasa berha menjadi pemimpin umat Islam. Namun, dengan semangat u huwah Islamiyah yang tinggi, a hirnya, Abu Ba ar terpilih. Rupanya, semangat eagamaan Abu Ba ar mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam, sehingga m asing-masing piha menerima dan membaiatnya. . Masa Abu Ba ar ra. ( 11-13 H / 632-634 M) Sebagai pemimpin umat Islam setelah Rasul, Abu Ba ar disebut Khalifah Rasulillah (Pengganti Rasul) yang dalam per embangan selanjutnya disebut halifah saja. Kh alifah adalah pemimpin yang diang at sesudah Nabi wafat untu mengganti an belia u melanjut an tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan epala pemerintahan. Abu Ba ar menjadi halifah hanya dua tahun. Pada tahun 634 M ia meninggal dunia. Masa sesing at itu habis untu menyelesai an persoalan dalam negeri terutama ta ntangan yang ditimbul an oleh su u-su u bangsa Arab yang tida mau tundu lagi epada pemerintah Madinah. Mere a menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad SAW, dengan sendirinya batal setelah Nabi wafat. Karena itu mere a menentang Abu Ba ar. Karena si ap eras epala dan penentangan mere a yang dapa t membahaya an agama dan pemerintahan, Abu Ba ar menyelesai an persoalan ini den gan apa yang disebut Perang Riddah (perang melawan emurtadan). Khalid ibn Al-Wa lid adalah jenderal yang banya berjasa dalam Perang Riddah ini. Nampa nya, e uasaan yang dijalan an pada masa Khalifah Abu Ba ar, sebagaimana p ada masa Rasulullah, bersifat sentral; e uasaan legislatif, e se utif dan yudi atif terpusat di tangan halifah. Selain menjalan an roda pemerintahan, Khalifah juga mela sana an hu um. Mes ipun demi ian, seperti juga Nabi Muhammad SAW, Abu Ba ar selalu mengaja sahabat-sahabat besarnya bermusyawarah.

Setelah menyelesai an urusan perang dalam negeri, barulah Abu Ba ar mengirim e uatan e luar Arabia. Khalid ibn Walid di irim e Iraq dan dapat menguasai al-Hi rah di tahun 634 M. Ke Syria di irim e spedisi di bawah pimpinan empat jenderal yaitu Abu Ubaidah, Amr ibn Ash, Yazid ibn Abi Sufyan dan Syurahbil. Sebelumnya pa su an dipimpin oleh Usamah yang masih berusia 18 tahun. Untu memper uat tentara ini, Khalid ibn Walid diperintah an meninggal an Ira , dan melalui gurun pasir yang jarang dijalani, ia sampai e Syria. Salah satu hal monumental pada era Abu Ba ar ra adalah pengumpulan mushaf al Qur an dari para sahabat-sahabat yang lain, yang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit ra. . Masa Umar Ibn Khatab ra. (13-23 H / 634-644 M) Abu Ba ar meninggal dunia, sementara barisan depan pasu an Islam sedang menganca m Palestina, Ira , dan erajaan Hirah. Ia diganti oleh tangan anannya, Umar ibn K hattab. Keti a Abu Ba ar sa it dan merasa ajalnya sudah de at, ia bermusyawarah dengan para pemu a sahabat, emudian mengang at Umar sebagai penggantinya dengan ma sud untu mencegah emung inan terjadinya perselisihan dan perpecahan di al angan umat Islam. Kebija sanaan Abu Ba ar tersebut ternyata diterima masyara at yang segera secara beramai-ramai membaiat Umar. Umar menyebut dirinya Khalifah R asulillah (pengganti dari Rasulullah). Ia juga memper enal an istilah Amir al-Mum inin (Komandan orang-orang yang beriman).

Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah ber embang terutama di Persia. A dministrasi pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi: Ma ah, Madina h, Syria, Jazirah Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Beberapa departemen yang dipandang perlu didiri an. Pada masanya mulai diatur dan ditertib an sistem pemb ayaran gaji dan paja tanah. Pengadilan didiri an dalam rang a memisah an lembag a yudi atif dengan lembaga e se utif. Untu menjaga eamanan dan etertiban, jaw atan epolisian dibentu . Demi ian pula jawatan pe erjaan umum. Umar juga mendir i an Bait al-Mal, menempa mata uang, dan mencipta an tahun hijrah. Salah satu hal yang monumental pada era sayidina Umar ra adalah mengenai sholat tarawih. Beri ut salah satu riwayatnya, yang menjadi pegangan umat islam di selu ruh dunia sampai saat ini. Diriwayat an oleh Yazid Ibn Khusayfah dari Sib Ibn Yazd bahwa semua orang mengerja an sholat tarawih 20 ra aat dalam bulan ramadlan pada masa halifah Umar Ibn Kh atab ra. (Baihaqi dalam As Sunaul Kubra, vol.2 hal 496) Peganglah uat- uat sunnah u dan sunnah hulafaurrasyidin.(Abu Dawud vol 2 hal 6 35, Tirmidzi vol 2 hal 108, Sunan Darimi vol 1 hal 43 dan Ibn Majah hal 5). Umar ra memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644 M). Masa jabatannya ber a hir dengan ematian. Dia dibunuh oleh seorang buda dari Persia bernama Abu Lul uah. Untu menentu an penggantinya, Umar tida menempuh jalan yang dila u an Abu Ba ar. Dia menunju enam orang sahabat dan meminta epada mere a untu memilih s alah seorang diantaranya menjadi halifah. Enam orang tersebut adalah Usman, Ali , Thalhah, Zubair, Saad ibn Abi Waqqash, Abdurrahman ibn Auf. Setelah Umar wafat, tim ini bermusyawarah dan berhasil menunju Utsman sebagai halifah, melalui per saingan yang aga etat dengan Ali ibn Abi Thalib. . Masa Utsman Ibn Afan ra. ( 23-35 H / 644-655 M) Di masa pemerintahan Utsman (644-655 M), Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan b agian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristall berhasil direbut. E spansi Islam pertama berhenti sampai di sini. hir masa e hali Islam terhadapny Umar. Ini mung i sifatnya yang le aum pemberonta

Salah satu fa tor yang menyebab an banya ra yat ecewa terhadap epemimpinan Us man adalah ebija sanaannya mengang at eluarga dalam edudu an tinggi. Yang ter penting diantaranya adalah Marwan ibn Ha am. Dialah pada dasarnya yang menjalan an pemerintahan, sedang an Usman hanya menyandang gelar Khalifah. Setelah banya

Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun, pada paruh tera fahannya muncul perasaan tida puas dan ecewa di alangan umat a. Kepemimpinan Usman memang sangat berbeda dengan epemimpinan n arena umumnya yang lanjut (diang at dalam usia 70 tahun) dan mah lembut. A hirnya pada tahun 35 H 1655 M, Usman dibunuh oleh yang terdiri dari orang-orang yang ecewa itu.

Di zaman Umar gelombang e spansi (perluasan daerah e uasaan) pertama terjadi; i bu ota Syria, Damas us, jatuh tahun 635 M dan setahun emudian, setelah tentara Bizantium alah di pertempuran Yarmu , seluruh daerah Syria jatuh e bawah e u asaan Islam. Dengan mema ai Syria sebagai basis, e spansi diterus an e Mesir di bawah pimpinan Amr ibn Ash dan e Ira di bawah pimpinan Saad ibn Abi Waqqash. Is andaria, ibu ota Mesir, dita lu an tahun 641 M. Dengan demi ian, Mesir jatuh e bawah e uasaan Islam. Al-Qadisiyah, sebuah ota de at Hirah di Iraq, jatuh ta hun 637 M. Dari sana serangan dilanjut an e ibu ota Persia, al-Madain yang jat uh pada tahun itu juga. Pada tahun 641 M, Mosul dapat di uasai. Dengan demi ian, pada masa epemimpinan Umar, wilayah e uasaan Islam sudah meliputi Jazirah Ara bia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir.

Mes ipun demi ian, tida berarti bahwa pada masanya tida ada egiatan- egjatan yang penting. Usman berjasa membangun bendungan untu menjaga arus banjir yang b esar dan mengatur pembagian air e ota- ota. Dia juga membangun jalan-jalan, je mbatan-jembatan, masjid-masjid dan memperluas masjid Nabi di Madinah. Penulisan Al Quran dila u an embali pada masa sayidina Utsman ra. Ini terjadi p ada tahun 25 H. Dan al Quran yang ita pegang saat ini adalah mushaf Utsman. . Masa Ali Ibn Abi Thalib wh. ( 35-40 H / 655-660 M) Setelah Utsman wafat, masyara at beramai-ramai membaiat Ali ibn Abi Thalib sebag ai halifah. Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia me nghadapi berbagai pergola an. Tida ada masa sedi it pun dalam pemerintahannya y ang dapat di ata an stabil. Setelah mendudu i jabatan halifah, Ali memecat para gubernur yang diang at oleh Utsman. Dia ya in bahwa pemberonta an-pemberonta an terjadi arena eteledoran mere a. Dia juga menari embali tanah yang dihadiah an Utsman epada pendudu dengan menyerah an hasil pendapatannya epada negara, dan mema ai embali sistem distribusi paja tahunan diantara orang-orang Islam sebagaimana pernah diterap an Umar. Tida lama setelah itu, Ali ibn Abi Thalib menghadapi pemberonta an Thalhah, Zub air dan Aisyah. Alasan mere a, Ali tida mau menghu um para pembunuh Utsman, dan mere a menuntut bela terhadap darah Utsman yang telah ditumpah an secara zalim. Ali sebenarnya ingin se ali menghindari perang. Dia mengirim surat epada Thalh ah dan Zubair agar eduanya mau berunding untu menyelesai an per ara itu secara damai. Namun aja an tersebut ditola . A hirnya, pertempuran yang dahsyat pun be r obar. Perang ini di enal dengan nama Perang Jamal (Unta), arena Aisyah dalam pertempuran itu menunggang unta, dan berhasil mengalah an lawannya. Zubair dan T halhah terbunuh eti a henda melari an diri, sedang an Aisyah ditawan dan di ir im embali e Madinah. Bersamaan dengan itu, ebija sanaan- ebija sanaan Ali juga menga ibat an timbuln ya perlawanan dari gubernur di Damas us, Muawiyah, yang didu ung oleh sejumlah be as pejabat tinggi yang merasa ehilangan edudu an dan ejayaan. Setelah berhas il memadam an pemberonta an Zubair, Thalhah dan Aisyah, Ali bergera dari Kufah menuju Damas us dengan sejumlah besar tentara. Pasu annya bertemu dengan pasu an Muawiyah di Shiffin. Pertempuran terjadi di sini yang di enal dengan nama perang shiffin. Perang ini dia hiri dengan tah im (arbitrase), tapi tah im ternyata ti da menyelesai an masalah, bah an menyebab an timbulnya golongan etiga, al-Khaw arij, orang-orang yang eluar dari barisan Ali. A ibatnya, di ujung masa pemerin tahan Ali bin Abi Thalib umat Islam terpecah menjadi tiga e uatan politi , yait u Muawiyah, Syiah (pengi ut) Ali, dan al-Khawarij (oran-orang yang eluar dari bar isan Ali). Keadaan ini tida menguntung an Ali. Munculnya elompo al- hawarij m enyebab an tentaranya sema in lemah, sementara posisi Muawiyah sema in uat. Pada tanggal 20 ramadhan 40 H (660 M), Ali terbunuh oleh salah seorang anggota Khawa rij. . Pasca Sayidina Ali ibn Abi Thalib wh., Hasan ibn Ali (40-41 H / 660-661 M)

Kedudu an Ali sebagai

halifah emudian dijabat oleh ana nya Hasan selama bebera

anggota eluarganya yang dudu dalam jabatan-jabatan penting, Usman la sana bon e a di hadapan erabatnya itu. Dia tida dapat berbuat banya dan terlalu lemah terhadap eluarganya. Dia juga tida tegas terhadap esalahan bawahan. Harta e ayaan negara, oleh arabatnya dibagi-bagi an tanpa ter ontrol oleh Usman sendiri .

pa bulan. Namun, arena Hasan tentaranya lemah, sementara Muawiyah sema in uat, ma a Hasan membuat perjanjian damai. Perjanjian ini dapat mempersatu an umat Isl am embali dalam satu epemimpinan politi , di bawah Muawiyah ibn Abi Sufyan. Di sisi lain, perjanjian itu juga menyebab an Muawiyah menjadi penguasa absolut dala m Islam. Tahun 41 H (661 M), tahun persatuan itu, di enal dalam sejarah sebagai tahun jamaah (am jamaah)! Dengan demi ian bera hirlah masa yang disebut dengan masa Khulafaur Rasyidin, dan dimulailah e uasaan Bani Umayyah dalam sejarah politi Islam. Keti a itu wilayah e uasaan Islam sangat luas. E spansi e negeri-negeri yang s angat jauh dari pusat e uasaannya dalam wa tu tida lebih dari setengah abad, m erupa an emenangan mena jub an dari suatu bangsa yang sebelumnya tida pernah m empunyai pengalaman politi yang memadai. Fa tor-fa tor yang menyebab an e spans i itu demi ian cepat antara lain adalah: 1. Islam, disamping merupa an ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan , juga agama yang mementing an soal pembentu an masyara at. 2. Dalam dada para s ahabat, tertanam eya inan tebal tentang ewajiban menyeru an ajaran-ajaran Isla m (da wah) e seluruh penjuru dunia. Disamping itu, su u-su u bangsa Arab gemar berperang. Semangat da wah dan egemaran berperang tersebut membentu satu esat uan yang padu dalam diri umat Islam. 3. Bizantium dan Persia, dua e uatan yang menguasai Timur Tengah pada wa tu itu, mulai memasu i masa emunduran dan elema han, bai arena sering terjadi peperangan antara eduanya maupun arena persoal an-persoalan dalam negeri masing-masing. 4. Pertentangan aliran agama di wilayah Bizantium menga ibat an hilangnya emerde aan beragama bagi ra yat. Ra yat tida senang arena piha erajaan mema sa an aliran yang dianutnya. Mere a juga tid a senang arena paja yang tinggi untu biaya peperangan melawan Persia. 5. Isl am datang e daerah-daerah yang dimasu inya dengan si ap simpati dan toleran, t ida mema sa ra yat untu mengubah agamanya dan masu Islam. 6. Bangsa Sami di S yria dan Palestina dan bangsa Hami di Mesir memandang bangsa Arab lebih de at e pada mere a daripada bangsa Eropa, Bizantium, yang memerintah mere a. 7. Mesir, Syria dan Ira adalah daerah-daerah yang aya. Ke ayaan itu membantu penguasa Is lam untu membiayai e spansi e daerah yang lebih jauh. Mulai dari masa Abu Ba ar sampai epada Ali dinama an periode Khilafah Rasyidah. Para halifahnya disebut al-Khulafa al-Rasyidun, ( halifah- halifah yang mendapa t petunju ). Ciri masa ini adalah para halifah betul-betul menurut teladan Nabi . Mere a dipilih melalui proses musyawarah, yang dalam istilah se arang disebut demo ratis. Setelah periode ini, pemerintahan Islam berbentu erajaan. Ke uasaa n diwaris an secara turun temurun. Selain itu, seorang halifah pada masa hilaf ah Rasyidah, tida pernah bertinda sendiri eti a negara menghadapi esulitan; Mere a selalu bermusyawarah dengan pembesar-pembesar yang lain. Sedang an halif ah- halifah sesudahnya sering bertinda otoriter . A. URUTAN LENGKAP KHALIFAH SETELAH KHULAFAUR RASYIDIN DALAM LINTASAN SEJARAH PER JUANGAN ISLAM Setelah mere a, halifah berpindah e tangan Bani Umayyah yang ber langsung lebih dari 89 tahun. Khalifah pertama adalah Mu'awiyyah. Sedang an hal ifah tera hir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Ha am. Masa e uasaan me re a sebagai beri ut: 1. Mu'awiyah bin Abi Sufyan (tahun 40-64 H/661-680 M) 2. Y azid bin Mu'awiyah (tahun 61-64 H/680-683 M) 3. Mu'awiyah bin Yazid (tahun 64-68 H/683-684 M) 4. Marwan bin Ha am (tahun 65-66 H/684-685 M) 5. 'Abdul Mali bin Marwan (tahun 66-68 H/685-705 M) 6. Walid bin 'Abdul Mali (tahun 86-97 H/705-71 5 M) 7. Sulaiman bin 'Abdul Mali (tahun 97-99 H/715-717 M) 8. 'Umar bin 'Abdul 'Aziz (tahun 99-102 H/717-720 M) 9. Yazid bin 'Abdul Mali (tahun 102-106 H/720724 M) 10. Hisyam bin Abdul Mali (tahun 106-126 H/724-743 M) 11. Walid bin Yazi d (tahun 126 H/744 M) 12. Yazid bin Walid (tahun 127 H/744 M) 13. Ibrahim bin Wa lid (tahun 127 H/744 M) 14. Marwan bin Muhammad (tahun 127-133 H/744-750 M) Sete lah mere a, halifah berpindah e tangan Bani Umayyah yang berlangsung lebih dar i 89 tahun. Khalifah pertama adalah Mu'awiyyah. Sedang an halifah tera hir adal ah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Ha am. Masa e uasaan mere a sebagai beri

ut : I. Dari Bani 'Abbas 1. Abul 'Abbas al-Safaah (tahun 133-137 H/750-754 M) 2. Abu Ja'far al-Mansyur (tahun 137-159 H/754-775 M) 3. Al-Mahdi (tahun 159-169 H/ 775-785 M) 4. Al-Hadi (tahun 169-170 H/785-786 M) 5. Harun al-Rasyid (tahun 170194 H/786-809 M) 6. Al-Amiin (tahun 194-198 H/809-813 M) 7. Al-Ma'mun (tahun 198 -217 H/813-833 M) 8. Al-Mu'tashim Billah (tahun 218-228 H/833-842 M) 9. Al-Watsi q Billah (tahun 228-232 H/842-847 M) 10. Al-Mutawa il 'Ala al-Allah (tahun 232-2 47 H/847-861 M) 11. Al-Muntashir Billah (tahun 247-248 H/861-862 M) 12. Al-Musta 'in Billah (tahun 248-252 H/862-866 M) 13. Al-Mu'taz Billah (tahun 252-256 H/866 -869 M) 14. Al-Muhtadi Billah (tahun 256-257 H/869-870 M) 15. Al-Mu'tamad 'Ala a l-Allah (tahun 257-279 H/870-892 M) 16. Al-Mu'tadla Billah (tahun 279-290 H/892902 M) 17. Al-Mu tafi Billah (tahun 290-296 H/902-908 M) 18. Al-Muqtadir Billah (tahun 296-320 H/908-932 M) II. Dari Bani Buwaih 19.Al-Qahir Billah (tahun 320-3 23 H/932-934 M) 1. Al-Radli Billah (tahun 323-329 H/934-940 M) 2. Al-Muttaqi Lil lah (tahun 329-333 H/940-944 M) 3. Al-Musa tafi al-Allah (tahun 333-335 H/944-94 6 M) 4. Al-Muthi' Lillah (tahun 335-364 H/946-974 M) 5. Al-Thai'i Lillah (tahun 364-381 H/974-991 M) 6. Al-Qadir Billah (tahun 381-423 H/991-1031 M) 7. Al-Qa'im Bi Amrillah (tahun 423-468 H/1031-1075 M) III. Dari Bani Salju 1. Al Mu'tadi B iamrillah (tahun 468-487 H/1075-1094 M) 2. Al Mustadhhir Billah (tahun 487-512 H /1094-1118 M) 3. Al Mustarsyid Billah (tahun 512-530 H/1118-1135 M) 4. Al-Rasyid Billah (tahun 530-531 H/1135-1136 M) 5. Al Muqtafi Liamrillah (tahun 531-555 H/ 1136-1160) 6. Al Mustanjid Billah (tahun 555-566 H/1160-1170 M) 7. Al Mustadhi'u Biamrillah (tahun 566-576 H/1170-1180 M) 8. An Naashir Liddiinillah (tahun 576622 H/1180-1225 M) 9. Adh Dhahir Biamrillah (tahun 622-623 H/1225-1226 M) 10. al Mustanshir Billah (tahun 623-640 H/1226-1242 M) 11. Al Mu'tashim Billah ( tahun 640-656 H/1242-1258 M) Setelah itu aum muslimin hidup selama 3,5 tahun tanpa s eorang halifah pun. Ini terjadi arena serangan orang-orang Tartar e negeri-ne geri Islam dan pusat e halifahan di Baghdad. Namun demi ian, aum muslimin di M esir, pada masa dinasti Mamalu tida tinggal diam, dan berusaha mengembali an embali e hilafahan. emudian mere a membai'at Al Muntashir dari Bani Abbas. Ia adalah putra Khalifah al-Abbas al-Dhahir Biamrillah dan saudara la i-la i halif ah Al Mustanshir Billah, paman dari halifah Al Mu'tashim Billah. Pusat pemerint ahan dipindah an lagi e Mesir. Khalifah yang diang at dari mere a ada 18 orang yaitu : 1. Al Mustanshir billah II (taun 660-661 H/1261-1262 M) 2. Al Haa im Bia mrillah I ( tahun 661-701 H/1262-1302 M) 3. Al Musta fi Billah I (tahun 701-732 H/1302-1334 M) 4. Al Watsiq Billah I (tahun 732-742 H/1334-1354 M) 5. Al Haa im Biamrillah II (tahun 742-753 H/1343-1354 M) 6. Al Mu'tadlid Billah I (tahun 753763 H/1354-1364 M) 7. Al Mutawa il 'Alallah I (tahun 763-785 H/1363-1386 M) 8. Al Watsir Billah II (tahun 785-788 H/1386-1389 M) 9. Al Mu'tashim (tahun 788-791 H/1389-1392 M) 10. Al Mutawa il 'Alallah II (tahun 791-808 H/1392-14-9 M) 11. Al Musta'in Billah (tahun 808-815 H/ 1409-1426 M) 12. Al Mu'tadlid Billah II (ta hun 815-845 H/1416-1446 M) 13. Al Musta fi Billah II (tahun 845-854 H/1446-1455 M) 14. Al Qa'im Biamrillah (tahun 754-859 H/1455-1460 M) 15. Al Mustanjid Billah (tahun 859-884 H/1460-1485 M) 16. Al Mutawa il 'Alallah (tahun 884-893 H/14851494 M) 17. Al Mutamasi Billah (tahun 893-914 H/1494-1515 M) 18. Al Mutawa il 'Alallah OV (tahun 914-918 H/1515-1517 M) Keti a daulah Islamiyah Bani Salju be ra hir di anatolia, Kemudian muncul e uasaan yang berasal dari Bani Utsman deng an pemimpinnya "Utsman bin Arthagherl sebagai halifah pertama Bani Utsman, dan bera hir pada masa halifah Bayazid II (918 H/1500 M) yang diganti oleh putranya Sultan Salim I. Kemuadian halifah dinasti Abbasiyyah, ya ni Al Mutawa il "ala llah diganti oleh Sultan Salim. Ia berhasil menyelamat an unci- unci al-Haramai n al-Syarifah. Dari dinasti Utsmaniyah ini telah ber uasa sebanyah 30 orang hal ifah, yang berlangsung mulai dari abad eenam belas Masehi. nama-nama mere a ada lah sebagai beri ut: 1. Salim I (tahun 918-926 H/1517-1520 M) 2. Sulaiman al-Qan uni (tahun 916-974 H/1520-1566 M) 3. Salim II (tahun 974-982 H/1566-1574 M) 4. M urad III (tahun 982-1003 H/1574-1595 M) 5. Muhammad III (tahun 1003-1012 H/15951603 M) 6. Ahmad I (tahun 1012-1026 H/1603-1617 M) 7. Musthafa I (tahun 1026-102 7 H/1617-1618 M) 8. 'Utsman II (tahun 1027-1031 H/1618-1622 M) 9. Musthafa I (ta hun 1031-1032 H/1622-1623 M) 10. Murad IV (tahun 1032-1049 H/1623-1640 M) 11. Ib rahim I (tahun 1049-1058 H/1640-1648 M) 12. Mohammad IV (1058-1099 H/1648-1687 M ) 13. Sulaiman II (tahun 1099-1102 H/1687-1691M) 14. Ahmad II (tahun 1102-1106 H

/1691-1695 M) 15. Musthafa II (tahun 1106-1115 H/1695-1703 M) 16. Ahmad II (tahu n 1115-1143 H/1703-1730 M) 17. Mahmud I (tahun 1143-1168/1730-1754 M) 18. "Utsma n IlI (tahun 1168-1171 H/1754-1757 M) 19. Musthafa II (tahun 1171-1187H/1757-177 4 M) 20. 'Abdul Hamid (tahun 1187-1203 H/1774-1789 M) 21. Salim III (tahun 12031222 H/1789-1807 M) 22. Musthafa IV (tahun 1222-1223 H/1807-1808 M) 23. Mahmud I I (tahun 1223-1255 H/1808-1839 M) 24. 'Abdul Majid I (tahun 1255-1277 H/1839-186 1 M) 25. "Abdul 'Aziz I (tahun 1277-1293 H/1861-1876 M) 26. Murad V (tahun 12931293 H/1876-1876 M) 27. 'Abdul Hamid II (tahun 1293-1328 H/1876-1909 M) 28. Muha mmad Risyad V (tahun 1328-1339 H/1909-1918 M) 29. Muhammad Wahiddin II (tahun 13 38-1340 H/1918-1922 M) 30. 'Abdul Majid II (tahun 1340-1342 H/1922-1924 M) Se al i lagi terjadi dalam sejarah aum muslimin, hilangnya e halifahan. Sayangnya, aum muslimin saat ini tida terpengaruh, bah an tida peduli dengan runtuhnya e hilafahan. Padahal menjaga e hilafahan tergolong ewajiban yang sangat penting . Dengan lenyapnya institusi e hilafahan, menga ibat an goncangnya dunia Islam, dan memicu instabilitas di seluruh negeri Islam. Namun sangat disayang an, tida ada (pengaruh) apapun dalam diri umat, ecuali sebagian ecil saja.Ji a aum m uslimin pada saat terjadinya serangan pasu an Tartar e negeri mere a, mere a se mpat hidup selama 3,5 tahun tanpa ada halifah, ma a umat Islam saat ini, telah hidup selama lebih dari 75 tahun tanpa eberadaan seorang halifah. Seandainya n egara-negara Barat tida menjajah dunia Islam, dan seandainya tida ada penguasa -penguasa muslim bayaran, seandainya tida ada pengaruh tsaqofah, peradaban, dan berbagai persepsi ehidupan yang dipa sa an oleh Barat terhadap aum muslimin, sungguh embalinya e hilafahan itu a an jauh lebih mudah. A an tetapi ehenda Allah berla u bagi ciptaanNya dan menetap an umat ini hidup pada masa yang cu up lama. Umat Islam saat ini henda nya mulai rindu dengan ehidupan mulia di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Dan Insya Allah Daulah Khilafah itu a an ber diri. Sebagaimana sabda Rasulullah "... emudian a an tega Khilafah Rasyidah yan g sesuai dengan manhaj Nabi". Kami dalam hal ini tida hanya ya in bahwa e hila fahan a an tega , lebih dari itu, ota Roma (sebagai pusat agama Nashrani) dapat dita lu an oleh aum muslimin setelah di alah annya Konstantinopel yang se ara ng menjadi Istambul. Begitu pula daratan Eropa, Ameri a, dan Rusia a an di alah an. Kemudian Daulah Khilafah Islamiyah a an menguasai seluruh dunia setelah berd irinya pusat Daulah Khilafah. Sungguh hal ini dapat terwujud dengan Izin Allah. Kita a an menya si annya dalam wa tu yang sangat de at. B. PENGUMPULAN AL-QURAN P ADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN 1. Al Quran Pada Masa Khalifah Abu Ba ar Setelah Nabi wafat aum muslimin mengang at Abu Ba ar Shiddi mengganti an beliau sebagai h alifah yang pertama pada masa permulaan. Ke halifahan pemerintahan Abu Ba ar tim bul suatu eadaan yang mendorong pengumpulan ayat ayat Al Quran dalam satu mushaf . Keadaan itu ialah sebagian besar orang orang yang hafa Al Quran gugur syahidah dalam perang Yamamah. Timbullah e hawatiran a an hilangnya beberapa ayat dari A l Quran, ji a semua huffazhul Quran sudah tida ada lagi. Yang mula mula sadar a a n hal ini ialah Umar bin Khatab, lalu beliau mengingat an halifah a an bahaya y ang mengancam eutuhan Al Quran. Umar menyaran an supaya halifah mengambil lang ah lang ah untu mengaman an Al Quran, yaitu dengan mengumpul an ayat ayat Al Qura n dalam satu mushaf. Umar bin Khatab pergi e halifah Abu Ba ar dan bermusyawar ah dengannya dalam hal itu salah satu yang diucap an Umar adalah : Saya berpendap at lebih bai anda memerintah an manusia untu mengumpul an Al Quran. Abu Ba ar me njawab : Bagaimana ita a an mela u an sesuatu yang belum pernah dila u an oleh R asulullah saw. Umar balas menjawab : Ini demi Allah a an membawa ebai an. Umar mas ih terlibat dialog dengan Abu Ba ar sehingga Allah melapang an dada Abu Ba ar (m enerima usulan Umar). Lalu Abu Ba ar memanggil Zaid bin Tsabit sembari ber ata p adanya : Sesungguhnya eng au adalah seorang pemuda yang bera al cerdas dan onsis ten. Eng au telah menulis wahyu di zaman Rasulullah saw, ma a a u memintamu untu mengumpul annya. Zaid menjawab : Demi Allah, seandainya eng au mema sa u untu m emindah an satu gunung dari gunung yang lain ma a itu tida lebih berat bagi u d aripada perintahmu epada u mengumpul an Al Quran. A u ber ata : Bagaimana eng au me la u an sesuatu yang belum pernah Rasulullah saw? Dia menjawab : Demi Allah, itu m embawa ebai an. Abu Ba ar senantiasa membuju u hingga Allah melapang an dadau, se bagaimana sebelumnya Dia melapang an dada Abu Ba ar dan Umar. Ma a a upun mulai mencari AL Quran, u umpul an ia dari pelepah urma, epingan epingan batu dan d

ari hafalan hafalan para penghapal, sampai a hirnya a an mendapat an a hir surat Taubah berada pada Abu Khuzaimah Al Ansari. Zaid bin Tsabit bertinda sangat tel iti dan hati hati. 2. Al Quran Pada Masa Khalifah Umar bin Khatab Pada masa hali fah Umar bin Khatab egiatan penyiaran dan da wah Islam demi ian pesat sehingga daerah halifah Islam sampai e Mesir dan Persia Khalifah Umar bin Khattab menga rah an pada egiatan da wah tersebut. Kumpulan Al Quran yang disimpan oleh Abu Ba ar emudian disimpan oleh Umar hanya disalin menjadi satu shuhuf. Hal ini dima sud an agar Al Quran yang telah di umpul an itu terpelihara dalam bentu tulisan yang original atau bersifat standarisasi. Pada masa itu masihbanya para sahabat yang hafal Al Quran yang dapat mengajar annya epada para sahabat yang lain. Set elah Umar wafat shuhuf itu disimpan oleh Hafsah Bin Umar denangan pertimbanga ba hwa Hafsah adalah istri Nabi Muhammad saw dan putri Umar yang pandai membaca dan menulis. 3. Al Quran Pada Masa Khalifah Usman Pada masa halifah Usman bin Affan m timbul hal hal yang menyadar an halifah a an perlunya memperbanya nas ah shu huf dan mengirim annya e ota ota besar dalam wilayah negara Islam, esadaran ini timbul arena para huffazal Quran telah bertebaran e ota ota besar dan dia ntara mere a terdapat perbedaan bacaan terhadap beberapa huruf dari Al Quran. Kar ena perbedaan diale bahasa mere a. Selanjutnya masing masing menganggap mere a b acaannya yang lebih tepat dan bai . Berita perselisihan itu sampai etelinga Usm an dan beliau menganggap hal itu sebagai sumber bahaya besar yang harus segera d iatasi. Beliau memintan epada Hafsah binti Umar supaya mengirim an mushaf Abu B a ar yang ada padanya. Kemudian halifah menugas an : Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin Ash dan Abdurrahman bin Harits bin Hisyam untu menyalin (m embu u an) menjadi beberapa shuhuf. Setelah selesai penghimpunannya, mushaf asli di embali an e Hafsah dan tujuh mushaf yang telah disalin, masing masing di ir im an e ota ota Kufah, Bashrah, Damas us, Me ah, Madinah dan Mesir, halifah meninggal an sebuah dari tujuh mushaf itu untu dirinya sendiri. Dalam penyalina n (pembu uan) Al QURan itu dimana amat teliti dan tegas, sebagaimana yang diung a p an oleh Ibnu Jarir mengata an ber enaan apa yang telah dila u an Usman Ia telah menyatu an umat Islam dalam satu mushaf dan satu shuhuf, sedang an mushaf yang lain di sobe . C. SEJARAH PERUNDANGAN ISLAM DI MASA KHULAFAUR RASYIDIN Zaman ini pula merang umi zaman halifah yang empat iaitu Abu Ba ar r.a, Umar ibn al-Khab, U thman ibn al-Affn dan juga Ali ibn Abi Tlib . Zaman ini bermula selepas ewafatan baginda yang bermula pada tahun 11 Hijrah sehinggalah ewafatan halifah al-Rsyid in yang eempat iaitu Ali bin Abi Tlib pada tahun 40 Hijrah . Jawatan Khalifah Is lam Pertama di sandang oleh Abu Ba ar al-Siddiq dan dii uti oleh Umar ibn al-Khab, Uthman Ibn al-Affn dan selepas itu Ali ibn Abi Talib. Perundangan pada zaman Khal ifah al-Rsyidin ini juga masih berpegang uat epada al-Quran dan Hadis. Ijtihad hanya a an diguna an apabila tiadanya nas di dalam edua-dua sumber tersebut 1. Metodologi Perundangan Cara-cara halifah al-Rsyidin apabila muncul masalah-masal ah hu um ialah mere a a an terus meruju epada al-Quran. Seandainya mere a mene mui nas yang ter andung di dalam al-Quran mengenai masalah tersebut, mere a a an menghu um mengguna an nas tersebut. Ini adalah bertepatan dengan firmanNya: Alnisa 59 Seterusnya, setelah meruju al-Quran, tetapi tiada nas yang menyebut ten tang masalah tersebut mere a a an meruju epada Hadis serta fatwa-fatwa Rasulul lah. Selain daripada itu, mere a juga turut mengada an perbincangan dengan sahab at-sahabat lain sama ada ada di alangan mere a yang mengetahui atau mendengar t entang hadis-hadis Rasulullah s.a.w mengenai per ara tersebut. Se iranya ada, me re a a an menghu um dengan per ara tersebut. Hal ini juga bertepatan dengan Firm anNya: Al-Nisa 59. Kemudian, setelah meng aji di dalam al-Quran, Hadis, dan juga bertanya epada para sahabat yang lain tentang hadis ataupun fatwa Baginda s.a. w dan tiada di antara mere a yang mengetahui tentangnya, mera a a an mengada an mesyuarat di antara ahli Fiqh dan juga Sahabat untu membincang annya. Se iranya terdapat persepa atan, mere a a an menghu um berdasar an persepa atan tersebut. Persepa atan ini di enali sebagai Ijma sahabat. Ia juga adalah salah satu sumber hu um dan dalil epada permasalahan yang timbul. Seterusnya mere a a an berijti had berpandu an al-Quran dan Hadis se iranya tiada nas yang jelas tentang sesuat u permasalahan pada eti a itu. Ini adalah erana pada eti a itu, banya masala h baru yang telah lahir dan tiada nas menyebut tentangnya. Permasalahan-permasal ahan tersebut juga tida pernah berla u pada zaman Rasulullah s.a w, ma a, tiada

Hadis juga yang menyebut tentang permasalahan tersebut. Justeru itu, jalan terb ai untu para sahabat menyelesai an masalah tersebut adalah dengan berijtihad. 2. Sumber-Sumber Perundangan Terdapat empat sumber perundangan yang diguna an pa da zaman Khalifah al-Rsyidin iaitu: a. Al-Quran Pada zaman Abu Ba ar, telah terja di peperangan al-Yamamah yang menyebab an ramai aum muslimin mati syahid termas u lah 70 orang di antaranya yang terdiri daripada penghafaz al-Quran. Umar yang mengetahui tentang per ara ini telah mencadang an epada Khalifah Abu Ba ar supa ya mengumpul an al-Quran di dalam satu Mushaf. Walaupun pada mulanya beliau ura ng bersetuju erana per ara itu tida pernah dila u an oleh Rasulullah s.a.w tet api, apabila beliau mendapati banya ebai an daripada cadangan tersebut. Beliau a hirnya memerintah an Zaid bin Thabit untu mengetuai pengumpulan tersebut dan membentu jawatan uasa untu membantu Zaid. Mere a menyalin ayat-ayat al-Quran tersebut dan membanding annya dengan hafalan para sahabat yang lain. Pada Zaman pemerintahan halifah Uthman ibn al-Affan pula telah berla unya penulisan al-Qur an. Empat orang sahabat yang terlibat dengan penulisan al-Quran iaitu Zaid ibn T habit, Abdullah ibn al-Zubair, Saad ibn al-As dan Abdul Rahman ibn al-Harith tela h menyalin semula mashaf yang telah ditulis pada zaman Abu Ba ar. Setelah siap d i salin, salinan-salinan mashaf itu di hantar e setiap wilayah Islam iaitu Kufa h, Basrah, Damsyiq, Me ah dan juga Madinah. Mushaf-mushaf selainnya diba ar atas arahan halifah Uthman ibn Affan. Beliau sendiri turut menyimpan satu mushaf ya ng di enali sebagai Mushaf al-Imam. b. Hadis Sebagaimana yang telah ditetap an d i dalam al-Quran, hadis adalah sumber edua dalam menetap an hu um. Oleh yang se demi ian, pada zaman Khalifah al-Rasyidin ini juga, Hadis turut menjadi sumber edua selepas al-Quran dalam perundangan Islam pada eti a itu. Di antara contohcontoh yang menunju an bahawa Khalifah al-Rasyidin berhujah mengguna an Hadis R asulullah s.a.w ialah pada zaman pemerintahan Abu Ba ar, seorang nene telah dat ang bertemu beliau yang menda wa dia berha mendapat pusa a. Beliau telah ber at a epada nene tersebut bahawasanya beliau tida menjumpai di dalam al-Quran ten tang nas yang menyebut mengenai pusa a yang patut diterima oleh nene tersebut. Beliau juga telah memberitahu nene tersebut yang beliau tida tahu mengenai hu um terhadap per ara perwarisan tersebut walaupun dari Rasulullah sendiri. Oleh i tu, Abu Ba ar telah bertanya epada para sahabat yang lain mengenai ha perwaris an dan al-Mughirah ibn Syubah bangun dan ber ata: Ma sudnya: Da u hadir bersama r asulullah s.a.w, lalu Baginda memberi an epadanya (nene itu) 1/6 daripada hart a pusa anya. Serenta dengan itu, Muhammad ibn Maslamah telah memberi sa si baha wa apa yang di ata an oleh Mughirah adalah benar dan e oran daripada itu, Abu Ba ar telah menghu um bahawa nene tersebut mendapat 1/6 daripada harta pusa a . S elain daripada Khalifah Abu Ba ar, Uthman juga turut berhujah dengan hadis seper timana Abu Ba ar. Contohnya, pernah di suatu eti a Uthman telah pergi e tempat mengambil wudu dan meminta di ambil an air untu berwudu . Kemudian, beliau te lah ber umur dan membasuh hidung, membasuh mu a 3 ali, edua-dua belah tangan s ebanya tiga ali, menyapu air e epala sebanya tiga ali dan membasuh edua a i sebanya 3 ali dan beliau ber ata bahawa beliau telah melihat Rasulullah be rwudu sedemi ian. Ini menunju an bahawa beliau juga mela u an sesuatu dan meng hu um an sesuatu berdasar an Sunnah Rasulullah s.a.w c. Ijma Ijma ialah persepa at an di alangan para mujtahid mengenai sesuatu hu um syara . Perselisihan hu um p ada zaman halifah al-Rasyidin berbeza sedi it berbanding dengan zaman selain me re a erana apabila di emu a an masalah hu um, mere a a an bermesyuarat untu me ndapat an fatwa. Ji a berla u perselisihan, mere a a an cuba berbincang untru m endapat an persepa atan yang mana ia dinama an Ijma. Pada eti a ini juga, para halifah senang untu bersepa at erana beberapa fa tor. Di antaranya ialah eran a sebilangan besar dari mere a tinggal di satu tempat sahaja dan ini memudah an mere a untu ber umpul dan mencapai persepa atan. Selain daripada itu, periwayat an hadis juga belum tersebar luas dan hal ini menyebab an urangnya percanggahan terhadap sesuatu hu um. Seterusnya, sumber-sumber perundangan pada eti a itu h anyalah sumber yang disepa ati sahaja iaitu al-Quran, Hadis, Ijma dan juga al-Qiy as. Ini menyebab an para sahabat hanya erap meruju epada eempat-empat sumber ini sahaja. Si ap sahabat yang amat berhati-hati dan wara juga turut menjadi s alah satu fa tor urangnya perselisihan dan terbentu nya persepa atan di antara mere a. Walaupun adang ala terdapat juga perselisihan yang berla u, namun, mere

Sumber : http://www.cybermq.com/dan http://deepmudi.wordpress.com/ Tinggal an Balasan Tulisan Berjalan atagori

Pilih Kategori arsip Pilih Bulan copy code

quran, hadist bhu ari & muslim http://m.quranterjemah.com download gratis Alam Semesta sahabat muslim sahabat hadist tutorial blog to sahabat visitor visitor hit counter

tu ar lin

a tida mudah memper ecil an pendapat sahabat yang lain, sebali nya mere a a an cuba mempertimbang annya dengan tida menola nya bulat-bulat . d. Ijtihad Ijtih ad juga adalah salah satu sumber perundangan pada zaman Khalifah al-Rasyidin. Wa laupun semasa hayat baginda Rasulullah s.a.w baginda lebih ber uasa untu berijt ihad, namun, baginda turut mengamanah an para sahabat yang tertentu untu berijt ihad. Contohnya ialah ijtihad Ali ibn abi Talib terhadap satu perselisihan eti a Baginda s.a.w mengutus an beliau e Yaman dan bersabda: Ma sudnya: Sesungguhny a Allah S.W.T a an memberi petunju e dalam hatimu dan mnetap an lidah mu. Se a lipun ijtihad adalah sumber perundangan, namun, hu um-hu um yang di bina berdasa r an ijtihad ini adang ala bercanggah erana berbezanya pandangan atau pendapat di antara sahabat. 3. Keistimewaan Perundangan Di antara eistimewaan prundanga n pada zaman Khalifah al-Rasyidin ialah : a. Telah berla unya pengumpulan dan pe mbu uan al-Quran sepenuhnya. Setiap salinan di irim an e setiap wilayah Islam s upaya tida berla u perpecahan yang mung in terjadi disebab an oleh perselisihan dalam pembacaannya. b. Mana ala hadis pada eti a itu belum lagi menjalani pros es yang sama sepertimana al-Quran sebali nya masih berselera , di hafal oleh par a sahabat dan periwayatannya hanya secara lisan. Periwayatan hadis pada eti a i tu juga masih belum meluas e oran daripada tinda an para Khalifah al-Rasyidin ya ng menetap an syarat yang etat sebelum menerima sesebuah hadis. c. Pada zaman i ni juga telah terbentu nya satu sumber perundangan lain selain al-Quran dan hadi s iaitu Ijma para sahabat yang juga menjadi salah satu sumber yang wajib dii uti sehingga ini. by. deep sejarah

sahabat edywitanto on Ni ah INT on Ni ah tycoon gold addon on JUMAT edywitanto on Yang wajib sholat jum dora on Yang wajib sholat jum Langganan Surel Masu an alamat surel Anda untu berlangganan blog ini dan menerima pemberitahua n tulisan-tulisan baru melalui email. Bergabunglah dengan 29 pengi ut lainnya. Daftar! twiter Chec out "edywitanto's videos" collection @Loc erz loc erz.com/c/5387062?ref=cob a 2 months ago SOUVENIR PERNIKAHAN MURAH KOTA MALANG: ANEKA KUPU awanggaadvertising.blogspot.co m/2011/07/ane a-coba 3 months ago tutorial blogcoba 2 years ago Perlu Di aji LebihDalam Tangisan seumur hidup Renungan Gelombang Reje i Al Maauun blog di suspended Sombo ng Pulau bahagia Ru un Islam Dan Ru un Iman II Usia 40 Keluarga Sa inah Fatamorg ana Yang Paling Mulia Wali Allah Yang Dita uti Ramadhan Ru un Iman & Ru un Islam I Doa Atau Keluh Kesah Persamaan Gender Sebong ah Hati PERJALANAN MENUJU ALLAH Penyatuan Siapa atau apa itu setan dan iblis Kara ter umat islam Sepenggal Doa b agi Indonesia yang Merintih Kesa itan Gratis Su ses tulisan tera hir Cermin Bergentayangan dalam rumah pelacuran Mengembara Sejoli Penyesalan Yang Terlambat Gelombang Parti el Tuhan Renungan Suasana roh ala meninggal an tubuh

Al Maauun Blog Di Suspended Syair Sufi Burdah al Bushiri Memasang Recent Posts (Arti el Terbaru) Tepat Di Bawah Posting Pada WordPress.co m Posting WordPress.com Lewat Office Word 2007 Membuat Formulir Pemesanan (Form Order) Di WordPress.com irim email

delicious suport Daftar

RSS Entri RSS Komentar WordPress.com Blogroll Documentation 0 edai islam 0

Plugins 0 Suggest Ideas 0 Support Forum 0 Themes 0 WordPress Blog 0 Blog pada WordPress.com. Tema: Enterprise oleh StudioPress. ISLAM DAN ALQURAN Just another WordPress.com site LANJUT KAHLIL GILBRAN KAHLIL GILBRAN UNCATEGORIZED UNCATEGORIZED 60 SAHABAT NABI 60 SAH ABAT NABI TOKOH ISLAM TOKOH ISLAM RENUNGANKU RENUNGANKU BERITA INDONESIA BERITA INDONESIA WALISONGO WALISONGO TUTORIAL WORDPRESS TUTORIAL WORDPRESS TUTORIAL HTML TUTORIAL HTML

Lagi

Twitter Faceboo

Masu

Ceta Digg StumbleUpon Reddit

Su a Enter your comment here... TULISAN KOMENTAR BERANDA BERANDA BELAJAR ISLAM DENGAN BENAR BELAJAR ISLAM DENGAN BENAR WARIS WARIS 25 NABI & RASUL 25 NABI & RASUL ALQURAN TERJEMAH &HADIST ALQU RAN TERJEMAH &HADIST AQIQOH AQIQOH BELAJAR BAHASA ARAB BELAJAR BAHASA ARAB BERITA INDONESIA BERITA IN DONESIA BIDAH BIDAH FILSAFAT FILSAFAT FIQIH FIQIH HADIST QUDSI HADIST QUDSI HAJI HAJI HARUN YAHYA HARUN YAHYA HUKUM MEMBERI NAMA H UKUM MEMBERI NAMA ILMU KALAM ILMU KALAM ISLAM ISLAM ISLAM DAN KEJAWEN ISLAM DAN KEJAWEN JIN JIN JUMAT JUMAT KAHLIL GIBRAN KAHLIL GIBRA N KHULAFAUR RASYIDIN KHULAFAUR RASYIDIN KOLEKSI VIDEO ADMIN KOLEKSI VIDEO ADMIN KUMPULAN DOA KUMPULAN DOA LOGIKA LOGIKA MISTERY MISTERY PAGERANK & BACKLINK PAGE RANK & BACKLINK PENULIS PENULIS PIDATO PIDATO PUASA PUASA SASTRA SASTRA SEJARAH ISLAM SEJARAH ISLAM SHALAT SHALAT SIHIR SIHIR SITUS WEB SI TUS WEB TASAWUF TASAWUF TOKOH ISLAM TOKOH ISLAM TUKAR LINK TUKAR LINK TUTORIAL TUTORIAL UKM UKM USHUL FIQIH USHUL FIQIH WALI SON GO WALI SONGO SEJARAH NABI MUHAMAD SEJARAH NABI MUHAMAD SERBA SERBI ISLAM SERBA SERBI ISLAM DAFTAR ISI DAFTAR ISI

Anda mungkin juga menyukai