Anda di halaman 1dari 3

Aku berlindung padaMu ya Allah dari godaan syetan yang terkutuk dan dari ancaman nafsuku sendiri bila

melewati batas-batas kebenaran, maka ijinkanlah hambamu ini untuk menuangkan renungan yang ada
dalam pikirannya pada sesama hambaMu ?.

Setiap hari saya sebagai seorang hamba tak ada yang dicita-citakan selain suatu
kehidupan yang tentram dan sejahtera dari segi rohani maupun jasmani dan berusaha
mewujudkan kehidupan yang diridhoi Allah, yang tentunya mendapatkan dukungan dari
seorang isteri yang soleha, yang mendukung semua perbuatan dan kelakuan pasangannya
dalam membangun ibadah menuju Tuhannya. Tetapi apakah cita-cita seorang hamba ini
merupakan hanya sebuah cita-cita atau sebuah harapan yang menggantung ?.

Penuh harapan dan keinginan untuk membangun sebuah masa depan yang diridhoi oleh
Allah, hingga pada proses pendekatanku terhadapNya merupakan suatu proses yang
menjadi tumpuan terhadap diri sendiri,.karena Allah telah mengilhamkan jalan kebaikan
dan keburukan terhadap semua mahluk manusia tergantung akan pilihan yang hendak
mereka pilih.

keadaan ini menyiratkan pikiran dalam benak saya tentang sudut pandang bagi kaum
wanita, dikarenakan peran pentingnya yang menggerakkan roda kehidupan dalam
bermasyarakat dan beragama terdapat di tangan kaum wanita demikian halnya dengan
kaum pria, tetapi notabene kaum pria beranggapan bahwa mereka adalah pemimpin dan
seorang rahmat, hal itu memang benar, dan kaum pria adalah kepala rumah tangga tetapi
siapa yang menjadi badannya ?. Dengan demikian tidak berarti kaum pria berkedudukan
lebih tinggi dari kaum wanita, hal itu hanya menyiratkan bahwa kaum pria memilki
kelebihan dari segi fisik maupun logika dari kaum wanita, karena sudah jelas dalam
firman Allahpun bahwa yang berkedudukan lebih tinggi dihadapan Allah adalah yang
siapa lebih bertakwa, maka jika seorang wanita yang saleha memilih pria yang tidak
sepadan dengan dirinya maka hanya akan menjadi siksaan bagi dirinya begitu juga
sebaliknya, jika keadaan hal tersebut menjadi suatu standar dalam kehidupan maka
seorang wanita maupun pria akan lebih selektif dalam memilih pasangan.

Dari kondisi seperti itu saya berpendapat bahwa ada tiga hal yang hendaknya menjadi
tumpuan bagi seorang wanita dalam membagun dirinya sebagai seorang wanita yang
sesuai dengan firman Allah yaitu, pertama dalam al-quran dan hadits Nabi dikatakan
bahwa ” surga ada ditelapak kaki seorang ibu”, yang kedua “ bahwa wanita merupakan
perhiasan yang paling berharga di dunia”, dan yang ketiga “ bahwa penghuni neraka
paling banyak berasal dari kaum wanita”, dari tiga buah pikiran diatas saya coba
menjabarkannya :

Bila seorang anak melakukan suatu kebaikan dan perbuatan yang terpuji maka ibunya
pun akan mendapatkan juga kebaikan itu , baik itu berupa penilain ataupun penghargaan
di masyarakat dan yang terlebih di mata Allah, tetapi begitu pula dengan tindakan yang
sebaliknya, sebagaimana dalam al-qur’an ( 2-233 ) “ – Janganlah seorang ibu menderita
kesengsaraan karena anaknya - ..”
Bila seorang wanita mampu mengembangkan potensi-potensi terbaik dalam dirinya maka
ia telah menciptakan suatu surga di dunia yaitu berupa ketentraman dan kedamaian bagi
diri dan keluarganya. Dengan itu kita khususnya kaum pria dan anak tak perlu menunggu
surga yang akan datang, Sebagaimana Sabda Nabi Saw “ Doa anak-anak bermamfaat
bagi orang tuanya jika orang tuanya itu telah meninggal, dari anak-anak yang
meninggal sebelum orang tuanya akan memintakan ampun bagi mereka kelak di hari
pengadilan “. Dari hubungan dan kerterikatan batin antara seorang anak dengan seorang
ibu yang begitu dalam hingga seorang anak terperanjat hatinya untuk selalu berdoa bagi
kedua orang tuanya. Nyatalah bahwa seorang ibu mampu menjadi surga bagi si anak dan
perhiasan yang paling berharga di dunia bagi suaminya, karena sesungguhnya bagi
seorang suami tak ada hal yang yang teramat berharga setelah imannya selain isteri yang
soleha, selain patut pada suami iapun memberi suatu hadiah kesabaran dan keluhuran
budi, sebagaimana Nabi Saw bersabda “ Saya mencintai tiga hal di dunia ini wewangian,
wanita, dan penyegaran kembali dengan shalat “, dan Khalifah umar berkata “ Setelah
iman tak ada rahmat yang bisa menyamai isteri yang baik”.

Apabila seorang wanita atau seorang ibu enggan untuk mengembangkan potensi terbaik
dalam dirinya demi menciptakan surga dan perhiasan bagi anak dan suaminya, maka
kaum wanita dan para ibu hanya akan menjadi penghuni neraka yang paling banyak.
"Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata: Nabi saw. bersabda: "Ditampakkan padaku neraka,
tiba-tiba kebanyakan penghuninya adalah orang-orang wanita yang ingkar. Dikatakan:
"Apakah mereka ingkar kepada Allah?" Beliau bersabda: " Mereka ingkar kepada
suaminya dan mengingkari kebaikan. Seandainya kamu berbuat baik kepada salah
seorang dari padanya setahun kemudian ia melihat sesuatu (yang tak menyenangkan)
dari padamu maka ia berkata: "Saya tidak pernah melihat kebaikan daripadamu ." Dan
di luar kondisi tersebut itupun wanita hanya menjadi ujian terbesar bagi seorang pria
begitupun sebaliknya ” Telah dijadikan kesukaan pada manusia menyintai berbagai-
bagai nafsu keinginan iaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari emas
sawah dan ladang. Itulah kenikmatan hidup di dunia, sedangkan di sisi Allah pula
terdapat syurga tempat kembali yang amat indah “Al-‘Imran(14).
(HR: Bukhari

Allah tidak pernah menguji mahluknya tetapi ia sendiri yang menguji dan menganiaya
diri sendiri.

Bila tak cukup bukti akan kemampuan dan potensi istimewa yang dimilki oleh seorang
wanita, “Pernahkah kita berpikir tentang semua kelahiran seorang nabi yang terlahir dari
rahim seorang ibu yang saleha, kecuali Adam as. ?, maka teringatlah kita pada cerita
seorang perawan suci Maryam yang menjaga kehormatan dan kesuciannya hanya untuk
Allah sehingga ia mendapat kepercayaan dari Allah untuk mengandung seorang Isa yaitu
ruh Allah, dan bagaiamana pula halnya dengan keajaiban air zam-zam yang muncul
karena Hajar isteri nabi Ibrahim yang dilanda kebingungan dan kegelisahan setelah
ditinggal suaminya di tengah lembah tandus antara shafa dan marwah mencari air untuk
minum anaknya Ismail yang kehausan sehingga menjadi salah satu simbol ritual haji
sampai sekarang, dan bagaimana pula halnya dengan peran isteri Nabi kita Siti khadijah
yang mendukung segala perbuatan suaminya Muahammad, baik harta maupun jiwanya
dijalan Allah, bahkan ia menjadi orang pertama yang meyakini Islam, dan bagaimana
pula halnya dengan seorang wanita yang bernama Rabi’ah, seorang sufi wanita yang
menjaga cinta kasihnya hanya untuk Allah dibandingkan dengan yang lainnya, maka
jelaslah bagi saya bahwa peran dan potensi seorang wanita memiliki keistimewaan.

Anda mungkin juga menyukai