Anda di halaman 1dari 14

BUDAYA POSITIF

1. Budaya Gotong Royong Gotong Royong merupakan suatu kegiatan sosial yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia dari jaman dahulu kala hingga saat ini. Rasa kebersamaan ini muncul karena adanya sikap sosial tanpa pamrih dari masing-masing individu untk meringankan beban yang sedang dipikul. Hanya di Indonesia, kita bisa menemukan sikap gotong royong ini karena di negara lain tidak ada sikap ini dikarenakan saling acuh tak acuh terhadap lingkungan di sekitarnya. Ini merupakan sikap positif yang harus di lestarikan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kokoh & kuat di segala lini. Tidak hanya dipedesaan bisa kita jumpai sikap gotong royong, melainkan di daerah perkotaan pun bisa kita jumpai dengan mudah. Karena secara culture, budaya tersebut memang sudah di tanamkan sifat ini sejak kecil hingga dewasa. Karena ini merupakan salah satu cermin yang membuat Indonesia bersatu dari sabang hingga merauke, walaupun berbeda agama, suku & warna kulit tapi kita tetap menjadi kesatuan yang kokoh. Inilah salah satu budaya bangsa yang membuat Indonesia di puja & puji oleh bangsa lain karena budayanya yang unik & penuh toleransi antar sesama manusia.

2.

Budaya Antre Bagi diri sendiri, mengantre dapat melatih kedisiplinan karena kita harus menunggu waktu yang

tepat. Selain itu, mengantre dapat melatih pengendalian diri kita. Dalam hal ini kita harus bisa membunuh keinginan kita yang mau cepat-cepat dan melangkahi hak orang lain. Kesabaran sangat dibutuhkan dalam proses ini. Sementara bagi sesama, mengantre dapat melatih masyarakat untuk saling menghormati hak orang lain. Hal ini sangat penting karena ketika kita menghormati hak-hak orang lain maka kehidupan akan berjalan dengan damai dan segala macam kegiatan akan berjalan dengan lancar.

Namun sayangnya, budaya antre yang sebenarnya sepele ini begitu susah dilakukan. Kecenderungan orang adalah egois. Mereka merasa bahwa kepentingan diri sendiri lebih berharga daripada kepentingan orang lain. Selain itu, orang tidak mau diatur karena merasa dirinya sudah benar. Meskipun demikian, suka atau tidak suka, negeri ini harus bisa menanamkan budaya antre sedini mungkin. Tujuannya adalah agar negeri ini menjadi lebih maju. Bayangkan jika setiap orang bisa mengantre dengan baik, pasti semuanya bisa berjalan lebih lancar. Impresi orang asing terhadap negeri kita ini akan menjadi lebih baik pula karena semuanya dapat berjalan lebih teratur. Untuk menanamkan budaya antre sejak dini, kita harus bisa memulainya dari diri sendiri terlebih dahulu. Orang tua harus bisa memberikan teladan nyata bagi anak-anaknya. Dengan demikian kejadian yang sering saya temukan di ruang publik tidak akan terjadi lagi, yaitu ketika saya menegur seorang dengan baik malahan dia tidak peduli dan tetap menerobos antrean. Padahal itu dilihat oleh anaknya secara langsung. Selain itu, sebaiknya diberikan tanda-tanda yang jelas agar dapat menjadi pengingat yang efektif.

3.

Budaya Musyawarah Musyawarah adalah salah satu budaya negeri nusantara yang telah dipraktekkan sejak

Indonesia belum merdeka. Musyawarah dilakukan oleh masyarakat dalam mengambil sebuah keputusan dari yang kecil sampai yang sangat urgen sekali. Kita semua tahu bahwa Indonesia adalah Negeri Pancasila dan didalam Pancasila ada sila keempat yang berbunyi Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, dan didalam UUD 1945 demokrasi yang dimaksudkan adalah musyawarah. Hal ini sejalan dengan kebiasaan masyarakat yang terbiasa bermusyawarah dalam mengambil keputusan. 2

Keunggulan demokrasi musyawarah adalah tidak selamanya melihat pada suara terbanyak tetapi lebih mementingkan hasil yang baik, keputusan yang baik dan tujuan. Kegiatan ini telah mengakar dalam diri masyarakat Indonesia. Namun dewasa ini, musyawarah sudah mulai ditanggalkan dan hanya menjadi kegiatan keluarga saja. Semua gegabah mengadopsi demokrasi ala barat yang lebih mementingkan suara terbanyak dan sering diselewengkan.

4.

Budaya Malu Budaya malu mempunyai arti membiasakan diri untuk mempunyai rasa malu terhadap hal-hal

negatif. Ada tujuh butir malu, yaitu: 1) Malu karena pulang terlambat atau pulang cepat 2) Malu karena melihat rekan sibuk melakukan aktivitas 3) Malu karena melanggar peraturan 4) Malu untuk berbuat salah 5) Malu karena bekerja tidak berprestasi 6) Malu karrena tugas tidak terlaksana/selesai tepat waktu 7) Malu karena tidak berperann aktif dalam mewujudkan kebersihan lingkungan. Demikianlah budaya malu yang harus kita teladani sejak dini. Karena menumbuhkan budaya malu sangatlah penting, agar kita tidak terbiasa dengan sikap malu-maluin. Dalan arti menumbuhkan budaya malu disini, ialah dapat menumbuhkan rasa kedisiplinan diri. Maka hal ini sangatlah baik kita terapkan sejak dini. Dengan kedisiplinan diri yang tinggi, kelak kita akan menjadi orang yang sukses.

5.

Budaya Cium tangan Cium tangan sudah menjadi suatu budaya bangsa ini untuk menyatakan bentuk hormat

kepada orang yang sangat kita hormati. Mencium tangan guru kita berarti kita memberikan penghormatan, penghargaan dan menunjukkan rasa cinta kepada pahlawan tanpa tanda jasa itu. 3

Mencium tangan orang tua bermakna menunjukkan bakti dan cinta kita kepada keduanya. Tetapi perlu diingat mencium tangan adalah simbol, lebih dari itu penghormatan, penghargaan dan rasa cinta itu harus diwujudkan dalam perbuatan.

6.

Menggunakan Produk dalam Negeri Banyak manfaat yang didapat dalam menggunakan berbagai produk-produk yang berasal dari

negeri sendiri, dibandingkan menggunakan produk asing. Hal tersebut diungkapkan oleh Nadia Mulia, Puteri Indonesia Pariwisata 2004 yang juga menjadi Brand Ambassador Kopi Body Care Series Mustika Ratu. Kepada Tribun, Ibu dua anak ini mengatakan ada rasa kerugian yang didapat ketika masyarakat Indonesia menggunakan produk luar negeri dari produk dalam negeri. Dimana pihak luar akan mendapatkan keuntungan jauh lebih banyak, ketika produk-produknya banyak digunakan masyarakat Indonesia. Sedangkan, produk dalam negeri tentu saja akan mengalami dampak langsung berupa kerugian. Masih banyak yang belum tahu bahwa sebenarnya produk-produk Indonesia itu memiliki kualitas yang tak kalah bagusnya dari produk-produk luar negeri, terangnya.

7.

Budaya Cinta lingkungan SEMUA organisme memperoleh bahan-bahan dan energi untuk hidupnya dari alam lingkungan

hidupnya. Begitu pula halnya dengan manusia. Ia mempergunakan sumber daya alam yang ada untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Lingkungan kita, sudah barang tentu merupakan kawan dan harus menjadi kawan. Antara kita dan alam lingkungan, satu sama lain harus saling memelihara, saling membutuhkan dan saling memberi. Sebab, antara kita dan alam lingkungan adalah satu dalam suatu kehidupan. Apabila dalam masyarakat ada suatu gerakan berupaya melestarikan hubungan harmonis antara manusia dan alam lingkungannya, maka gerakan itu harus kita sambut dan dukung. Karena gerakan tersebut adalah gerakan yang berusaha menempatkan manusia sebagai makhluk yang 4

mulia, yang dengan akal dan pikirannya mengutamakan kepentingan bersama. Selayaknya, kita juga tidak hanya menunggu gerakan semacam itu, tapi lebih jauh hendaknya menciptakan dan memprakarsai gerakan serupa. Pelestarian lingkungan merupakan kewajiban setiap manusia sebagai perwujudan manusia itu sendiri yang nyata dalam mengaplikasikan dirinya terhadap Sang Maha Pencipta, Allah Azza wa Jalla.. Lebih jauh dari itu, pemanfaatan sumber daya alam hendaknya selaras, seimbang, dan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan bertanggung jawab atas berlangsungnya hidup manusia serta makhluk hidup lainnya di alam ini. Itulah kesadaran kita terhadap lingkungan. Sadar terhadap lingkungan, berarti membangun dan melestarikan sumber daya alam menuju tegaknya budaya cinta lingkungan.

8.

Ramah tamah Salah satu dari keanekaragaman budaya di Indonesia adalah sikap ramah tamah. Dengan kita

bertutur kata sopan dan lembut, tersenyum dengan seseorang saat kita sedang berbicara dengan orang lain maupun dengan seseorang yang kita temui sudah merupakan cerminan dari sikap ramah tamah. Budaya ramah tamah sendiri pun menjadi sesuatu yang memiliki daya tarik sendiri, contohnya : masyarakat indonesia terkenal dengan sikap ramah tamahnya hal ini membuat banyak warga negara lain (turis) senang berkunjung ke indonesia, bahkan tidak sedikit dari turis-turis tersebut yang ingin menjadi warga negara indonesia (WNI) karena terpikat dengan sikap ramah tamah dari masyarakat indonesia itu sendiri.

9.

Budaya Hidup Sehat Masyarakat zaman sekarang sangat suka bermalas-malasan saat mengisi waktu luang.

Akibatnya, tubuh menjadi kurang bergerak dan menimbulkan penyakit menumpuk dalam tubuh.

Budaya hidup sehat perlu diterapkan ddalam kehidupan sehari-hari agar tubuh tetap sehat dan menghasilkan kerja yang maksimal. Menurut www.AnneAhira.com, Budaya hidup sehat merupakan sebuah konsep kehidupan dengan mengutamakan berbagai kegiatan hidup yang berbasis pada langkah-langkah sehat. Jika tubuh kita sehat, maka segala kegiatan dalam hidup kita dapat kita laksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat tercapai jika pengertian budaya hidup sehat sudah melekat dan menjadi bagian penting dalam diri kita. Untuk dapat mencapai hidup sehat, beberapa kegiatan perlu kita biasakan untuk dilakukan sebagai rutinitas. Diantaranya: 1) 2) 3) 4) Berolahraga secara rutin Mengonsumsi makanan sehat Istirahat dan tidur Rekreasi

BUDAYA NEGATIF
1. Korupsi KORUPSI, merupakan tindakan seseorang dan kelompok yang menguntungkan serta memperkaya diri sendiri, keluarga, dan juga dan orang-orang dekat. Tindakan itu, dilakukan (secara sendiri dan kelompok) melalui pengelapan dan penyelewengan; manipulasi data keuangan, data jual-beli, dan lain-lain. Korupsi bisa dilakukan oleh siapa pun, pada semua bidang pekerjaan, kedudukan, jabatan; pada tataran institusi atau lembaga pemerintah, swasta, maupun organisasi keagamaan. Budaya korupsi akan menjadi cermin dari kepribadian bangsa yang bobrok dan sungguh membuat negara ini miskin karena kekayaan-kekayaan negara dicuri untuk kepentingan segelintir orang tanpa memperdulikan bahwa dengan tindakannya akan membuat sengsara berjuta-juta rakyat ini. Tentu untuk mengatasi masalah korupsi ini adalah tugas berat namun tidak mustahil untuk dilakukan. Dibutuhkan lintas aspek dan tinjauan untuk mengatasi, mencegah tindakan korupsi. Tidak saja dari segi aspek agama, dibutuhkan juga penegakan hukum yang berat untuk menjerat para koruptor sehingga mereka jera, serta dibutuhkan norma sosial untuk memberikan rasa malu kepada pelaku koruptor bahwa mereka juga akan bernasib sama dengan pelaku terorisme.

2.

Berobat ke luar negeri Ada beberapa alasan mengapa orang Indonesia senang berobat ke luar negeri. Pertama, tidak

dapat dilakukan di Indonesia. Kedua, pelayanan kesehatan di luar negeri dianggap lebih profesional. Ketiga, gengsi. Alasan pertama tentu kita sangat mengerti. Memang ada pelayanan kesehatan tertentu yang saat ini belum diterapkan di Indonesia, tetapi barangkali ini pelayanan yang sangat spesifik. Soal gengsi berobat di luar negeri, juga sangat personal urusannya.

Akan tetapi, kalau alasannya karena pelayanan kesehatan di Indonesia dianggap tidak profesional, apalagi biaya lebih mahal, tentu ini menjadi tanggung jawab sekaligus tantangan bagi pemerintah dan kita semua. Secara umum, kesan masyarakat luas terhadap pelayanan kesehatan, terutama milik pemerintah, tidak memuaskan. Mutu pelayanan kesehatan bergantung pada dua faktor. Pertama, sistem dan peraturan. Kedua, sumber daya manusia. Mengenai sumber daya manusia, khususnya dokter dan paramedis, tentu tidak terlepas dari lembaga pendidikan. Bagaimana pemerintah memfasilitasi fakultas kedokteran agar selalu meningkatkan kualitasnya. Di sisi lain, tentu saja dokter dan paramedis dituntut punya moralitas tinggi dalam menjalankan profesinya. Selanjutnya, bagaimana meningkatkan kualitas teknis dokter dan paramedis dengan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran terkini ataupun kemampuan komunikasinya. Keluhan pasien yang beralih berobat ke luar negeri umumnya memang masalah komunikasi. Komunikasi sebagai inti pekerjaan dokterkepandaian nomor duajustru belum banyak dipraktikkan. Padahal, 60 persen pasien sebenarnya hanya mengalami kelainan fungsional dan hanya 40 persen yang benar-benar sakit. Itu pun 20 persen bisa sembuh sendiri. Berkaitan dengan biaya, ternyata ada biaya pelayanan kesehatan tertentu di Malaysia yang lebih murah daripada di Jakarta. Ini sudah termasuk biaya transpor dan hotel selama di sana. Tidak mengherankan apabila sebagian masyarakat memilih berobat ke Malaysia saja.

3.

Tidak Tepat Waktu (Terlambat) Bangsa kita adalah bangsa yang berbudaya. Ya. Budaya kesenian tradisional banyak sekali

berasal dari berbagai suku di negara kita. Tapi, ada sebuah budaya yang tidak berasal dari suku apaapa, yang berasal dari diri kita sendiri yaitu: budaya terlambat, alias ngaret. Istilah ngaret tampak sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Namun kenyataannya hal tersebut tetap merugikan kita semua. Herannya masih ada saja di antara kita yang 8

punya hobby ngaret. Dari berbagai level sosial, ekonomi dan pendidikan, ngaret sudah menjadi sebuah penyakit yang tampak disukai namun juga dibenci. Apa sih yang menyebabkan seseorang itu terlambat alias ngaret? 1) 2) Rumah jauh dari lokasi yang dituju Macet, ada perbaikan jalan, di tengah jalan ada yang tabrakan, antrian di POM bensin panjang dan lama, ada pejabat lewat, atau ada pohon tumbang 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Kendaraan rusak atau kendaraan umum yang ditumpangi mogok, rusak, jalannya lambat Kondisi darurat yang mendadak dari pihak keluarga/teman Sakit Tugas yang mustinya sudah terpenuhi tapi belum selesai Begadang, bangun kesiangan, Lupa pasang weker Hujan dan banjir Janji sebelumnya terlambat jadi kita ikut terlambat

Luar biasa banyak yang bisa kita persalahkan. Daftar di atas akan berkelanjutan, sampai pada akhirnya kita menyalahkan pemerintah atas kurangnya jumlah jalanan. OK. Kalau itu sudah di luar kuasa kita. Banyak hal di luar kuasa kita. Namun BANYAK hal juga terjadi atas kuasa kita. Pada dasarnya dalam kehidupan akan selalu ada 2 kemungkinan: hal yang di luar kuasa kita dan hal yang merupakan kuasa kita. Semakin jauh seseorang meningkatkan kualitas dalam dirinya, semakin banyak kemampuannya untuk bertindak dalam menghadapi suatu keadaan.

4.

Tawuran Akhir-akhir ini, ungkapan tentang budaya tawuran sudah terbalik, jika ada tukang becak

berkelahi, orang mengatakan: kayak mahasiswa saja, untuk menggambarkan bahwa zaman sudah berubah, mahasiswa lebih sering berkelahi (plus tawuran) dibanding tukang becak. Memang, dulu kalaupun ada tukang becak yang berkelahi, sangatlah jarang atau bahkan tidak pernah berlanjut menjadi tawuran antar tukang becak. Ungkapan kayak mahasiswa saja dalam konteks di atas 9

tentu sangat ironis jika dikaitkan dengan posisi mahasiswa yang katanya adalah kalangan intelektual dan memiliki idealisme yang tinggi. Dalam konteks sebagai manusia, mahasiswa dan tukang becak tidak ada bedanya, pekerjaan menjadi tukang becak sangatlah mulia, demikian halnya mahasiswa. Selain tidak berpijak pada tugas dan fungsi mahasiswa sebagai agen of change dan agen of control. Mereka (pendemo) juga berusaha menutup kampus dengan alasan supaya banyak yang ikut demonstrasi dan menginginkan adanya solidaritas dari mahasiswa lain. Solidaritas harusnya lahir dari hati nurani masing-masing, bukan dipaksakan. Jika solidaritas itu tidak spontan muncul ketika ada isu bersama terutama yang bersifat eksternal --- misalkan yang terkait kebijakan penguasa --- itu dapat terjadi antara lain karena gerakan mahasiswa gagal membangun soliditas internal mereka. Seharusnya ini menjadi masalah bersama dan menjadi bahan refleksi bagi gerakan mahasiswa untuk membangun kekuatan dan soliditas internal tersebut agar solidaritas mudah bangkit di kalangan mereka. Tawuran mahasiswa hanya akan mempertegas rendahnya soliditas di antara mereka. Kesan intelektual yang mengutamakan otot daripada otak akan muncul. Padahal, sejarah Indonesia mencatat bahwa solidaritas dan soliditas yang tumbuh dalam gerakan mahasiswa telah berhasil meruntuhkan dua tembok raksasa dari rezim diktator yang berbeda, yakni Orde Lama dan Orde Baru. Namun, jika tawuran terjadi di antara mereka, akan memunculkan pertanyaan: Bagaimana mereka dapat mengurusi masalah eksternal jika urusan internal mereka tidak pernah selesai? Atau, apakah memang gerakan mahasiswa saat ini sudah kehilangan ruh sehingga mereka sibuk mengobok-obok diri sendiri? Bagaimanapun, tawuran antar mahasiswa (termasuk penutupan kampus) pasti sangat mengganggu proses pemanusiaan yang sedang berlangsung, dan juga citra kampus sebagai markas intelektual akan ternodai.

10

5.

Membuang sampah sembarangan Menurut bahasa, budaya diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal

manusia. Sedangkan sampah memiliki arti material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses atau barang yang dibuang karena tidak terpakai lagi. Tapi, jika ditarik dan digabung arti dari dua suku kata di atas apakah termasuk dalam budi dan akal manusia karena cenderung diartikan negatif. Sampah dapat dibedakan menjadi dua jenis pertama adalah sampah anorganik atau non organik. Sampah ini berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri yang penguraiannya memerlukan waktu lama hingga ratusan tahun bahkan ada sampah yang tidak dapat dihancurkan yakni sterofoam. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan melalui proses yang cukup lama misalnya botol kaca, plastik, dan kaleng. Yang kedua adalah sampah organik. Sampah ini terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang berasal dari alam yang proses penguraiannya memerlukan waktu relative pendek dan berlangsung secara alami alami seperti sayuran, kulit buah, dan daun. Proses penguraianya pun relative gampang dan secara alami akan hancur dengan waktu relatif pendek. Indonesia dengan jumlah penduduk hingga 225 juta setiap hari menghasilkan sampah baik organik maupun anorganik dengan perbandingan jumlah hampir sama. Permasalahan utama adalah kesadaran masyarakat akan membuang dan memproses serta memilah sampah masih sangat rendah dengan didukung sistem pengelolaan sampah yang masih buruk. Jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari di Indonesia hingga mencapai 11,330 ton per hari. Jika diambil rata-rata maka setiap orang menghasilkan sampah sebesar 0.050 Kg per hari. Jika jumlah sampah itu dihasilkan dalam hitungan hari tinggal dikalikan dengan tahun, maka sampah yang dihasilkan hingga mencapai 4.078.800 ton. Sudah saatnya kita mulai menjadi orang yang "beradab" dengan menghindari budaya nyampah.

11

6.

Malpraktik Dalam bidang kedokteran sekarang sering ditemui kegagalan dalam melakukan praktek atau

yang biasa disebut malpraktek. Banyak masyarakat awam yang tidak tau cara bagaimana menangani masalah tersebut sehingga para dokter dan rumah sakit melakukan pelanggaran etika yaitu tidak bertanggung jawab dan lebih memilih diam atau lari dari masalah. Belum ada parameter yang jelas akan hukum malpraktek sehingga membuat masyarakat bingung dengan ketetapan hukum yang berlaku. Membuat mereka tidak bisa melakukan hal-hal yang bisa mereka tuntut. Bagi mereka yang datang kerumah sakit dan tidak mendapatkan penanganan yang sesuai sering kali tidak mengadukan hal-hal tersebut dan memilih diam dan menerima keadaan tersebut. Padahal mereka bisa mendapatkan penanganan yang lebih dari pihak rumah sakit. Kedudukan pasien yang semula hanya sebagai pihak yang bergantung pada dokter dalam menentukan cara penyembuhan (terapi) kini berubah menjadi sederajat dengan dokter. Dengan demikian dokter tidak boleh lagi mengabaikan pertimbangan dan pendapat pihak pasien dalam memilih cara pengobatan termasuk pendapat pasien untuk menentukan pengobatan dengan operasi atau tidak. Akibatnya apabila pasien merasa dirugikan dalam pelayanan dokter maka pasien akan mengajukan gugatan terhadap dokter untuk memberikan ganti rugi terhadap pengobatan yang dianggap merugikan dirinya. Dokterpun bereaksi, tindakan-tindakan penuntutan dipengadilan itu mereka anggap sebagai ancaman. Penerapan hukum dibidang kedikteran dianggap sebagai intervensi hukum. Mereka mengemukakan bahwa KODEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia) sudah cukup untuk mengatur dan mengawasi dokter dalam bekerja, sehingga tidak perlu lagi adanya intervensi hukum tersebut.

7.

Aborsi
Sebagai Negara yang mempunyai jumlah populasi penduduk yang banyak, aborsi sebenarnya

bisa menjadi salah satu cara untuk mengendalikan jumlah penduduk yang tidak terkendali. Namun, 12

dikarena Indonesia merupakan Negara yang dilandasi dengan kehidupan beragama yang sangat kuat. Aborsi menjadi sesuatu yang illegal, dianggap bertentangan dengan norma dan etika, baik dalam etika social dan beragama. Setiap tahun, surat kabar selalu memberitakan adanya penggrebekan rumah bersalin dan klinik aborsi. Mulai dari penggerebekan klinik di daerah Menteng dalam, Raden saleh, Kramat, hingga Bekasi hingga melalui praktek dukun beranak non komersil. Berikut beberapa berita yang saya ambil melalui search engine google: Menurut kantor berita Antara; Di Indonesia kasus aborsi mencapai 2.5 juta pertahun, disiniyalir bahkan lebih dari jumlah tersebut jika dikaitkan dengan praktek praktek aborsi di dukun beranak, dan sebagainya. Sebagian besar praktek aborsi di Indonesia adalah aborsi yang disengaja (induced abortion). 70% praktek aborsi di kota kota besar dilakukan di klinik bersalin dan 84% di pedesaan dilakukan oleh dukun beranak. Perempuan yang tidak menginginkan janin tersebut dikarenakan beberapa faktor seperti hamil di luar nikah, hamil karena perkosaan, janjij dideteksi punya cacat genetik, alasan social ekonomi, kesehatan, KB gagal, dan sebagainya. Tetapi berdasarkan UU no 1 tahun 1946 tetntang KUHP menjelaskan bahwa dengan alasan apapun melakukan tidakan aborsi adalah melanggar hukum, sedangkan pada UU Kesehatan 23 tahun 1992 aborsi diperbolehkan dengan alasan medis, isi UU yang saling bertolak belakang ini menimbulkan dilema bagi tenaga medis, sehingga dibutuhkan ketegasa Pemerintah dalam membuat undang-undang yang mengatur masalah aborsi.

13

DAFTAR PUSTAKA
http://ahmadrandukcom.blogspot.com/2011/05/makalah-aborsi.html http://arda.students-blog.undip.ac.id/2011/02/28/budaya-cinta-lingkungan/ http://arsavin666.blogspot.com/2011/08/budaya-gotong-royong.html http://banunrusmanu.blogspot.com/2012/04/budaya-cium-tangan.html http://batam.tribunnews.com/2012/03/28/tidak-ada-ruginya-menggunakan-produk-dalam-negeri http://health.kompas.com/read/2012/08/13/08085656/Jangan.Berobat.ke.Luar.Negeri. http://id.omg.yahoo.com/blogs/maylaffayza/bangsa-berbudaya-dan-budaya-ngaret004753712.html http://id.shvoong.com/law-and-politics/1944040-budaya-korupsi-yang-semakin-menakutkan/ http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/3/294/budaya_amerika_-_indonesia_aborsi http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/08/21/menuju-indonesia-yang-lebih-baik-denganbudaya-antre/ http://politik.kompasiana.com/2012/10/01/pada-era-foke-dki-jakarta-merupakan-propinsiterkorup-di-indonesia/ http://rapheeazmi.blogspot.com/2011/08/budaya-hidup-sehat.html http://student-senator.umm.ac.id/files/file/BUDAYA%20TAWURAN.doc http://sosbud.kompasiana.com/2011/05/07/musyawarah-demokrasi-paling-indonesia/ http://tamarabidari.blogspot.com/2011/02/budaya-kita-budaya-malu.html http://www.p-wec.org/id/go-green/hindari-budaya-nyampah

14

Anda mungkin juga menyukai