Anda di halaman 1dari 3

KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA DI SD 1.

Kemampuan mendongeng yang semakin langka


Memang benar, pada era gobalisasi saat ini, tradisi mendongeng bukan lagi menjadi rutinitas saat sebelum tidur. Para orang tua tidak lagi meninabobokkan anaknya dengan dongeng. Kini orang tua, menjadikan teknologi sebagai pengganti tradisi mendongeng. Lahirnya ragam teknologi informasi serta tayangan audiovisual, membuat orang tua menjadi malas mendongeng. Kehadiran tayangan yang interaktif ini seolah-olah sudah mencakup tugas orang tua untuk mendongengi anaknya. Teknologi informasi dan ragam tayangan memang berkontribusi besar pada memudarnya tradisi mendongeng. Walaupun perkembangan zaman memang mempunyai dampak yang baik, namun dengan adanya peralihan mendongeng secara lisan menuju cara dongeng dengan tayangan televisi, dapat mempengaruhi prinsip dasar mendongeng, dan para orang tua tidak sadar, bahwa budaya mendongeng mempunyai arti penting bagi perkembangan jiwa anak. Selain itu, peran guru di sekolah juga sangat penting dalam pemberian materi pembelajaran berupa dongeng- dongeng. Seorang guru khususnya guru bidang studi bahasa Indonesia, sebaiknya mempunyai kompetensi tersebut, dongeng di sekolah tidak hanya berfungsi sebagai pembelajaran saja, akan tetapi juga dapat digunakan untuk menyegarkan fikiran siswa setelah memperoleh banyak materi pembelajaran, yang mungkin saja materi tersebut menjenuhkan bagi siswa. Sebagai pendidik, sebaiknya kita harus melestarikan dongeng dan sebisa mungkin menerapkan budaya dongeng pada anak didik kita. Selain itu dalam (Media Indonesia, 2006), Kalangan ahli psikologi juga menyarankan agar orang tua membiasakan mendongeng untuk mengurangi pengaruh buruk alat permainan modern. Hal itu dipentingkan mengingat interaksi langsung antara anak dengan orang tuanya lewat kegiatan mendongeng sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anak menjelang dewasa.
Comment [lc3]: Sangat penting, Comment [lc2]: Untuk memberikan Comment [lc1]: Mewakili

2. Fungsi dan kedudukan mendongeng


Dongeng mempunyai fungsi untuk : 1. mengembangkan minat baca, daya pikir, kosa kata dan imajinasi anak, 2. mengembangkan kemampuan berbicara anak, mengembangkan daya sosialisasi anak dan yang terutama adalah sarana komunikasi anak dengan orang tuanya. 3. menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk menumbuhkan rasa empati

Selain beberapa fungsi di atas, setidaknya kita sebagai pendidik mendapatkan tiga manfaat dari kegiatan mendongeng, antara lain : a) kita dapat menanamkan nilai-nilai luhur kehidupan kepada anak-anak, seperti nilai-nilai keberanian, kejujuran, dan kesetiaan. Bahwa yang baik, yang jujur, pada akhirnya akan menjadi pemenang, atau sebaliknya, yang jahat, yang suka berbohong, akan menanggung malu dan kekalahan. b) melalui mendongeng kita bisa lebih dekat lagi secara emosional dengan anak-anak. Cerita atau dongeng menjadi sarana yang efektif untuk mendekatkan hubungan psikologis antara orangtua dengan anaknya. c) berawal dari mendongeng, anak-anak bisa dimotivasi untuk membaca buku. Setelah didongengkan sebagian, selanjutnya anak bisa didorong mendapatkan kelanjutannya dengan membaca dari buku cerita sumbernya. Dengan begitu, secara tidak langsung kita telah menerapkan kebiasaan membaca pada peserta didik kita. Kedudukan Dongeng Dongeng mempunyai kedudukan yang hampir sama dengan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, khususnya pada jenjang pendidikan dasar. Dongeng digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran, dongeng juga dapat berpengaruh terhadap proses pembelajaran, yaitu sebagai perantara dalam proses pembelajaran. Selain itu, dongeng juga dapat membantu guru dalam ketercapaian tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, dongeng sebaiknya dikolaborasikan dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga dongeng juga dapat membantu menyegarkan atau membuat kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan bagi siswa.

3. Metode pembelajaran berbicara :


a. Metode Memberikan Deskripsi Dengan metode ini siswa diberikan tugas untuk untuk mendeskripsikan suatu benda yang diperlihatkan oleh guru. Keterampilan yang dilatih selain kemampuan pokok yaitu mengungkapkan pendapat adalah megamati benda, memilih dan mencocokkan sehingga sangat cocok diterapkan pada siswa kelas awal sampai menengah di Sekolah Dasar. Rekayasa pembelajaran : 1. Guru memperlihatkan sebuah tayangan ataupun gambar 2. Kemudian siswa diminta untuk mengamati tayangan atau gambar yang telah disediakan oleh guru
2

3. Setelah mengamati gambar, siswa diminta untuk mendeskripsikan atau menceritakan gambar yang telah di amati secara lisan di depan kelas, secara bergantian. b. Metode Memberi Petunjuk Metode ini digunakan untuk mempelajari bahan ajar tentang denah, petunjuk penggunaan obat dan alat tertentu. Dengan metode ini, siswa akan tertantang untuk berbicara dan menyampaikan penjelasan berdasarkan ide dan pendapat masing-massing dengan bahasanya sendiri. Rekayasa pembelajaran: 1. guru memberikan contoh denah atau petunjuk penggunaan benda lain 2. kemudian guru meminta salah satu siswa untuk mnceritakan atau menjelaskan denah yang telah diberikan oleh guru secara lisan. c. Metode Wawancara Kegiatan ini adalah kegiatan tingkat tinggi dari bertanya hingga menganalisa jawaban audien kemudian mengajukan pertanyaan berikutnya yang diikuti oleh proses pelaporan layaknya seorang wartawan. Proses berbicara dari nkegiatan ini adalah awal dari membentuk pribadi yang kritis dan santun . Rekayasa pembelajaran: 1. Siswa diminta untuk membuat beberapa pertanyaan 2. Kemudian siswa menunjuk salah satu narasumber dan kemudian mewawancarai narasumber tersebut berdasar pertanyaan yang telah di susun sebelumnya. d. Metode Diskusi Kegiatan ini adalah proses interaksi tingkat tertinggi yang merangsang daya fikir, logika, kritis dan santun. Dalam kegiatan ini sejelek apapun pendapat, sanggahan dan klarifikasi siswa adalah hal yang maha baik dalam memulai suatu sikap peka terhadap lingkungan dan isu-isu tertentu dalam mencari jalan keluar. Rekayasa pembelajaran : 1. Siswa dibentuk kelompok 2. Guru memberikan permasalahan yang akan didiskusikan oleh siswa 3. Siswa mendiskusikan permasalahan dalam kelompoknya, dan memberikan tanggapan 4. Salah satu siswa dari perwakilan kelompok maju ke depan kelas dan mempresentasikan apa yang telah didiskusikan sebelumnya.
Comment [lc5]: sangat Comment [lc4]: kegiatan

Anda mungkin juga menyukai