Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan bendabenda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.

Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah pada peningkatan kompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk

menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkan proboscis nya, namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar.

B. Tujuan

Untuk mengetahui Cara Hidup Nyamuk DBD Untuk mengetahui Ekologi Nyamuk DBD Untuk mengetahui Cara Berkembang Biak DBD Untuk mengetahui Cara Pemberantasan Nyamuk DBD

BAB II CARA HIDUP NYAMUK DBD ( AEDES AEGYPTI )


PERILAKU DAN SIKLUS HIDUP

Di Indonesia, nyamuk A. aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak belakang dengan A. albopictus yang cenderung berada di daerah hutan berpohon rimbun (sylvan areas).

Nyamuk A. aegypti, seperti halnya culicines lain, meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung.

Telur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat memengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk.

Aktif

: Pagi Sore

jam jam

07.00 15.00

12.00 17.00

WIB WIB

Hinggap pada benda benda yang menggantung. Larva Telur : Berkembang biak pada air jernih yang dasarnya bukan tanah. : Diletakkan pada dinding kontainer tepat diatas permukaan air. Jumlah telur selama hidupnya berjumlah 600 - 800 butir. Lama hidupnya 3-4 Minggu. Pupa Terbang : Dibawah permukaan air. : Kemampuan terbang 50 200 m 1-2 hr.

Siklus hidup : Telur - larva - pupa - dewasa 1-2 hr 4-5 hr

A. EKOLOGI NYAMUK DBD

Penyakit DBD adalah penyakit menular yang sangat ganas sehingga dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat karena terjadinya perdarahan dan syok. Penyakit DBD disebabkan karena virus dengue yang disebarkan oleh vektor nyamuk aedes.

Pencegahan penyakit DBD yang paling utama adalah memberantas vektor penyakit, yaitu membasmi nyamuk aedes. Strategi pemberantasan nyamuk yang ideal harus didasarkan pemahaman yang baik tentang profil nyamuk tersebut meliputi pola kembang biak, cara penularan, karakteristik virus di dalam tubuh nyamuk dan sebagainya.

Vaktor penyebab penyakit

Penularan penyakit DBD dari satu orang ke orang lain dengan perantara nyamuk Aedes. Penyakit ini tidak akan menular tanpa ada gigitan nyamuk. Nyamuk pembawa virus dengue yang paling utama adalah jenis aedes aegypti, sedangkan aedes albopictus relatif jarang.

Aedes aegypti umumnya berkembang biak di rumah penduduk, aedes albopictus lebih suka di cekungan dahan pohon yang menampung air. Makanya nyamuk jenis ini lebih sering ditemukan di kebun-kebun. Ditemukan hal yang ganjil, terdapat angka penderita cukup tinggi meskipun jumlah penduduknya jarang di daerah tertentu.

Setelah ditelusuri, ternyata penyebabnya banyak nyamuk albopictus terdapat di kebunkebun warga. Persamaannya, kedua jenis nyamuk ini sama-sama menyukai air bersih dan nyaris terdapat di seluruh Indonesia. Kecuali di daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan air laut.
4

Nyamuk Aedes Aegypty mulanya berasal dari Mesir yang kemudian menyebar ke seluruh dunia, melalui kapal laut atau udara. Nyamuk hidup dengan baik di belahan dunia yang beriklim tropis dan subtropis seperti Asia, Afrika, Australia, dan Amerika.

Secara fisik bentuk nyamuk aedes adalah hitam putih pada kaki dan badannya, `pontianak' kecil berukuran lebih kurang lima milimeter. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah serta memilih darah manusia untuk mematangkan telurnya. Sedangkan nyamuk jantan tidak bisa menggigit dan menghisap darah, melainkan hidup dari sari bunga tumbuh-tumbuhan. Umur nyamuk betina berkisar antara 2 minggu sampai 3 bulan atau rata-rata 11/2 bulan dan tergantung suhu kelembaban udara sekelilingnya. Kepadatan nyamuk akan meningkat saat musim hujan. Nyamuk Aedes aegypti adalah nyamuk yang mempunyai sifat yang khas, menggigit pada waktu siang yaitu pada pagi dan sore hari, hinggap antara lain di gantungan baju, dan berkembang biak di tempat penampungan air bersih seperti bak mandi, tempayan, tempat minum burung dan barang-barang bekas yang dibuang sembarangan yang pada waktu hujan terisi air. Untuk berkembang biak, nyamuk dewasa bertelur di air, hari pertama langsung menjadi jentik sampai hari ke-4, lalu menjadi pupa (kepompong), kemudian akan meninggalkan rumah pupa-nya menjadi nyamuk dewasa.Hanya bertelur di tempat genangan air jernih dan tidak bersarang di air got dan semacamnya. Nyamuk aedes dapat berkembang di dalam air bersih yang menggenang lebih dari lima hari. Dapat berkembangbiak di air dengan volume minimal kira-kira 0.5 sentimeter atau sama dengan satu sendok teh saja. Siklus perkembangbiakan nyamuk berkisar antara 10-12 hari. Kemampuan terbangnya antara 40 hingga 100 m. Kajian ilmiah terkini mendapatkan bahwa nyamuk aedes dewasa yang bertelur akan menurunkan virusnya secara langsung kepada keturunannya. Apabila dewasa kelak, ia tidak perlu menggigit manusia yang ada terinfeksi virus untuk menjadi pembawa virus dengue. Masalah lain yang mengkawatirkan bahwa telur aedes dapat bertahan hingga enam bulan lamanya sekalipun berada di tempat yang kering dan bukannya di dalam air. Apabila telur tersebut terkena air dalam waktu tertentu, ia tetap akan membiak menjadi jentik-jentik.
5

B. CARA BERKEMBANG BIAK NYAMUK DBD

Penularan DBD

Untuk berkembang biak, nyamuk dewasa bertelur di air, hari pertama langsung menjadi jentik sampai hari ke-4, lalu menjadi pupa (kepompong), kemudian akan meninggalkan rumah pupa-nya menjadi nyamuk dewasa.Hanya bertelur di tempat genangan air jernih dan tidak bersarang di air got dan semacamnya. Nyamuk aedes dapat berkembang di dalam air bersih yang menggenang lebih dari lima hari. Dapat berkembangbiak di air dengan volume minimal kira-kira 0.5 sentimeter atau sama dengan satu sendok teh saja. Siklus perkembangbiakan nyamuk berkisar antara 10-12 hari. Kemampuan terbangnya antara 40 hingga 100 m. Kajian ilmiah terkini mendapatkan bahwa nyamuk aedes dewasa yang bertelur akan menurunkan virusnya secara langsung kepada keturunannya. Apabila dewasa kelak, ia tidak perlu menggigit manusia yang ada terinfeksi virus untuk menjadi pembawa virus dengue. Masalah lain yang mengkawatirkan bahwa telur aedes dapat bertahan hingga enam bulan lamanya sekalipun berada di tempat yang kering dan bukannya di dalam air. Apabila telur tersebut terkena air dalam waktu tertentu, ia tetap akan membiak menjadi jentik-jentik. Anak yang sakit demam berdarah di dalam darahnya mengandung virus DBD. Bila anak ini digigit nyamuk Aedes Aegypti maka bibit penyakit ikut terhisap masuk ke

dalam tubuh nyamuk. Dan bila nyamuk tersebut menggigit anak lain (anak sehat), maka anak itu akan dapat ketularan penyakit ini. Gejala-gejala DBD

Tanda-tanda demam berdarah: 1. Mendadak panas tinggi selama 2 sampai 7 hari 2. Tampak bintik-bintik merah pada kulit 3. Kadang-kadang terjadi pendarahan di hidung (mimisan) 4. Mungkin terjadi muntah atau berak darah 5. Gusi berdarah 6. Sering terasa nyeri di ulu hati 7. Bila sudah parah, penderita gelisah. Tangan dan kakinya dingin dan berkeringat. Dalam beberapa hari saja keadaan penderita dapat menjadi parah, dan dapat menyebabkan kematian

Tindakan yang harus dilakukan bila ada penderita demam berdarah: 1. Pertolongan pertama yang penting memberi minum sebanyak mungkin
o o o

* Air masak yang dibubuhi garam oralit atau gula. * Susu * Air kelapa atau air teh

2. Kompres dengan air es 3. Beri obat turun panas 4. Selanjutnya penderita segera dibawa ke dokter/Puskesmas yang terdekat untuk diperiksa. Bila diduga terserang Demam Berdarah akan dikirim ke Rumah Sakit untuk dirawat. Lapor segera ke Puskesmas / Sudin Kesehatan setempat dengan membawa surat dari Rumah Sakit

C. CARA MEMBERANTAS NYAMUK DBD

Cara penyemprotan, pengasapan, pengembunan, pemasangan jerat nyamuk elektronik, dan sebagainya merupakan cara yang masih cukup popular dalam memberantas nyamuk Aedes Aegypti, namun cara ini belum efektif. Cara pengendalian yang efektif sebaiknya tidak hanya kepada nyamuk dewasa saja, tetapi juga kepada penanggulangan larva atau jentik nyamuk karena nyamuk hanya perlu siklus yang sangat singkat untuk menjadi dewasa. Pengendalian jentik nyamuk yang efektif dapat dilakukan dengan cara abatisasi atau penaburan butiran Abate ke tempat-tempat yang dicurigai sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk. . Kejadian Luar Biasa (KLB) Nasional Demam Berdarah yang melanda Indonesia saat ini perlu segera ditindak lanjuti secara langsung oleh masyarakat melalui PSN (Pembersihan Sarang Nyamuk). Upaya ini merupakan cara yang terbaik, ampuh, murah, mudah dan dapat dilakukan oleh masyarakat, dengan cara sebagai berikut: 1. Bersihkan (kuras) tempat penyimpanan air (seperti : bak mandi / WC, drum, dan lain-lain) sekurang-kurangnya seminggu sekali. Gantilah air di vas kembang, tempat minum burung, perangkap semut dan lain-lain sekurangkurangnya seminggu sekali 2. Tutuplah rapat-rapat tempat penampungan air, seperti tampayan, drum, dan lain-lain agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembang biak di tempat itu 3. Kubur atau buanglah pada tempatnya barang-barang bekas, seperti kaleng bekas, ban bekas, botol-botol pecah, dan lain-lain yang dapat menampung air hujan, agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Potongan bambu, tempurung kelapa, dan lain-lain agar dibakar bersama sampah lainnya 4. Tutuplah lubang-lubang pagar pada pagar bambu dengan tanah atau adukan semen 5. Lipatlah pakaian/kain yang bergantungan dalam kamar agar nyamuk tidak hinggap disitu 6. Taburkan bubuk ABATE ke tempat penampungan air yang dicurigai sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk Demam Berdarah.

Pencegahan utama

Sejak dulu tidak ada yang berubah dengan bionomik atau perilaku hidup nyamuk Aedes aegypti sehingga teknologi pemberantasannya pun dari dulu tidak berubah. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD peran masyarakat sangat besar, sehingga boleh dikatakan persentasenya lebih dari 90% dari keseluruhan upaya pemberantasan penyakit DBD. Dan upaya tersebut sangat berkaitan dengan faktor perilaku dan faktor lingkungan. Masyarakat juga dapat berperan dalam upaya pemberantasan vektor yang merupakan upaya paling penting untuk memutuskan rantai penularan dalam rangka mencegah dan memberantas penyakit DBD muncul di masa yang akan datang. Dalam upaya pemberantasan vektor tersebut antara lain masyarakat dapat berperan secara aktif dalam pemantauan jentik berkala dan melakukan gerakan serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). PSN secara umum adalah melakukan gerakan 3M yaitu menguras bak air, menutup tempat yang mungkin menjadi sarang berkembang biak nyamuk, mengubur barangbarang bekas yang bisa menampung air. Di tempat penampungan air seperti bak mandi diberikan insektisida yang membunuh larva nyamuk seperti abate. Ini bisa mencegah perkembangbiakan nyamuk selama beberapa minggu, tapi pemberiannya harus diulang setiap periode waktu tertentu. Dengan demikian gerakan PSN dengan 3M Plus yaitu menguras tempat-tempat penampungan air minimal seminggu sekali atau menaburinya dengan bubuk abate untuk membunuh jentik nyamuk. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air agar nyamuk Aedes aegipty tidak bisa bertelur. Mengubur dan membuang barang-barang bekas seperti ban bekas, kaleng bekas yang dapat menampung air hujan. Pemberantasan DBD akan berhasil dengan baik jika upaya PSN dengan 3M Plus dilakukan secara sistematis, terus-menerus berupa gerakan serentak, sehingga dapat mengubah perilaku masyarakat dan lingkungannya ke arah perilaku dan lingkungan yang bersih dan sehat, tidak kondusif untuk hidup nyamuk Aedes aegypti. Berbagai gerakan yang pernah ada di masyarakat seperti Gerakan Disiplin Nasional (GDN), Gerakan Jumat Bersih (GJB), Adipura, Kota Sehat dan gerakan-gerakan lain serupa dapat dihidupkan kembali untuk membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Keberhasilan Jenderal WC Gorgas memberantas nyamuk Aedes aegypti untuk memberantas demam kuning (Yellow Fever) lebih dari 100 tahun yang lalu di Kuba
9

dapat kita ulangi di Indonesia. Teknologi yang digunakan oleh Jenderal Gorgas adalah gerakan PSN yang dilaksanakan serentak dan secara besar-besaran di seluruh negeri. Agar gerakan yang dilakukan oleh Jenderal Gorgas bisa dilakukan di Indonesia diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh jajaran struktur pemerintahan bersamasama masyarakat dan swasta. Berbagai negara yang mempunyai masalah yang sama dengan Indonesia menggunakan berbagai macam pendekatan dalam melakukan PSN antara lain Singapura dan Malaysia menggunakan pendekatan hukum yaitu masyarakat yang rumahnya kedapatan ada jentik Aedes aegypti dihukum dengan membayar denda. Sri Lanka menggunakan gerakan Green Home Movement untuk tujuan yang sama yaitu menempelkan stiker hijau bagi rumah yang memenuhi syarat kebersihan dan kesehatan termasuk bebas dari jentik Aedes aegypti dan menempelkan stiker hitam pada rumah yang tidak memenuhi syarat kebersihan dan kesehatan. Bagi pemilik rumah yang ditempeli stiker hitam diberi peringatan 3 kali untuk membersihkan rumah dan lingkungannya dan jika tidak dilakukan maka orang tersebut dipanggil dan didenda. Dalam era otonomi dan desentralisasi saat ini Pemerintah Kabupaten/Kota dalam mengatur rumah tangganya sendiri dapat melakukan gerakan-gerakan inovatif seperti yang disebutkan di atas yang didukung dengan berbagai Peraturan Daerah. Sedangkan pencegahan dengan pengasapan sebenarnya hanya dengan cara ini saja kurang efektif. Pengasapan hanya dapat menghalau atau membunuh nyamuk betina dewasa tetapi tidak dapat membunuh larvanya. Pengasapan menggunakan insektisida Malathion 4 persen dicampur solar, hanya dapat membunuh nyamuk-nyamuk dewasa pada wilayah radius 100-200 meter di sekitarnya dan efektif hanya untuk satu-dua hari. Sementara, siklus pertumbuhan jentik nyamuk menjadi nyamuk dewasa memerlukan waktu 10 hari. Sehingga tidak cukup dilakukan satu kali penyemprotan saja. Tetapi pengasapan yang dilakukan secara berulang-ulang bisa mengganggu keseimbangan ekologi, termasuk peningkatan kekebalan nyamuk tersebut. Para ahli lebih menekankan pembasmian nyamuk demam berdarah pada tingkat larva dibandingkan pembasmian nyamuk betina dewasa.

Pencegahan alternatif

10

Pencegahan alternatif yang mulai dilakukan adalah penggunaan tanaman pengusir nyamuk. Meskipun belum terbukti secara ilmiah hal ini sudah banyak dilakukan masyarakat sejak lama. Beberapa tanaman tersebut di antaranya adalah zodia, geranium, lavender, dan serai wangi. Zodia lebih banyak ditanam di dalam pot, maka geranium lazim ditanam outdoor, meskipun cara penggunaannya sama, yakni dengan menggoyang-goyang helaian daun, atau tertiup oleh angin maupun kipas angin, lalu keluar bau wangi yang khas (agak langu). Bau tersebut berasal dari kandungan yang dimiliki geranium, yakni zat citronella. Tanaman geranium (Pelargonium citrosa) tumbuh merumpun, daunnya hijau, berbentuk menyerupai jangkar, tepi daun bergerigi dan batangnya banyak mengandung air. Daunnya diambil lalu diselipkan di antara pakaian dalam almari. Khasiatnya mampu mengusir nyamuk dan ngengat, juga memberikan aroma khas. Sedangkan bunga lavender atau Lavandula angustifolia berwarna ungu kecil-kecil dan tampak menarik. Bunga ini mengeluarkan aroma wangi. Bunga ini sering digosokgosok ke tubuh untuk menghindari gigitan nyamuk. Perbanyakan tanaman lavender biasanya dengan menggunakan bijinya. Biji-biji yang tua dan sehat disemaikan. Bila sudah tumbuh, dipindahkan ke polybag. Ketika tingginya mencapai 15 - 20 cm, dapat dipindahkan ke dalam pot atau ditanam di halaman rumah. Tanaman lain adalah serai wangi atau Cymbopogon nardus dipakai untuk bumbu masak dan bahan pencampur jamu. Tanaman serai wangi mengandung zat-zat seperti geraniol, metilheptenon, terpen-alkohol, asam-asam organik, dan terutama adalah sitronelal. Zat sitronelal ini memiliki sifat racun kontak. Sebagai racun kontak, ia dapat menyebabkan kematian akibat kehilangan cairan secara terus-menerus sehingga tubuh nyamuk kekurangan cairan.

Tanaman Zodia atau Evodia suaveolens biasa digunakan orang Papua dengan cara menggosok kulitnya sebelum masuk ke hutan untuk melindungi dari serangan nyamuk. Tanaman ini mengandung zat evodiamine dan rutaecarpine.

Meskipun saat ini banyak sekali ditawarkan berbagai tehnologi pembasmian nyamuk demam berdarah yang modern, namun PSN tetap yang masih harus diutamakan

BAB III
11

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nyamuk Demam Berdarah ( aedes aegypti ) merupakan suatu nyamuk yang yang membawa virus, dan sangat berbahaya bagi manusia. Karena dapat menular secara cepat dari preoses nya yang begitu komplek. Oleh karena itu kita harus lah sangat berhati hati dalam menjaga lingkungan sekitar agar kita terbebas dari wabah penyakit malang tersebut,yaitu dengan melakukan beberapa hal di atas yang telah saya uraikan tadi.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, pemakalah menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan yang pemakalah miliki. Oleh sebab itu, pemakalah meminta kritikan dan saran para pembaca.

12

DAFTAR PUSTAKA
http://medicastore.com http://www.google.com http://rahmanbudyono.wordpress.com http://911medical.blogspot.com http://www.pramukanet.org

13

Anda mungkin juga menyukai