Anda di halaman 1dari 11

Yatin Dwi Rahayu Pendidikan Teknologi Agroindustri

Produk holtikultur yaitu sayur dan buahbuahan merupakan produk yang memiliki kadar air yang cukup tinggi sehingga perishable. Oleh karena itu, membutuhkan teknologi pengolahan agar produk holtikultur daya simpannya menjadi lebih lama dan nilai ekonomis bertambah.

Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari Kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pisang termasuk dalam famili Musaceae, dan terdiri atas berbagai varietas dengan penampilan warna, bentuk, dan ukuran yang berbeda-beda. Varietas pisang yang diunggulkan antara lain Pisang Ambon Kuning, Pisang Ambon Lumut, Pisang Barangan, Pisang Badak, Pisang Raja Besar, Pisang Kepok Kuning, Pisang Susu, Pisang Tanduk, dan Pisang Nangka.

Pisang sebagai bahan pangan yang bergizi tinggi merupakan sumber vitamin, mineral, dan karbohidrat. Pisang dikonsumsi bukan saja sebagai bahan tambahan tetapi juga di beberapa negara dikonsumsi sebagai bahan makanan pokok

Daun

Kemasan produk
Dendeng jantung pisang Tepung jantung pisang pupuk batang pisang Keripik , getuk, selai, dodol, puree, saus, dan sale pisang Manisan Nata de banana skin

Bunga/jantung
Batang Buah Kulit

Pemanfaatan limbah pengolahan pisang berupa kulit pisang merupakan cara mengoptimalkan pemanfaatan buah pisang. Limbah kulit pisang cukup baik digunakan untuk substrat pembuatan Nata de Banana. Dalam kulit pisang terdapat berbagai nutrisi yang bisa dimanfaatkan bakteri penghasil Nata de Banana. Nutrisi yang terkandung dalam kulit pisang antara lain : gula sukrosa 1,28%, sumber mineral yang beragam antara lain Mg2+ 3,54 gr/l, serta adanya faktor pendukung pertumbuhan (growth promoting factor)

merupakan senyawa yang mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri

penghasil nata (Acetobacter xylinum).

ALAT: Keler-keler gelas atau waskom plastik Ember plastik Saringan Kain / Kertas saring Blender Pengaduk Corong Kertas koran Gelas ukur Pisau stainless Neraca Talenan Kertas saring / saringan Beaker glass volume 1 liter Kompor

BAHAN: Kulit Pisang Gula pasir Asam cuka atau asam asetat glasial Cairan bibit atau kultur murni atau bibit nata de pina Pengawet Natrium benzoat, essens, vanilli dan lain-lain bila dianggap perlu Urea

Pencucian

pencucian

Pemasakan 2

Ekstraksi

Perendaman

penirisan

Inokulasi Saat suhu 3040C

Inkubasi 1-15 hari

Pemotongan & pengemasan

Cuci dan potong-potong kulit pisang, kemudian haluskan dengan blender dengan komposisi 2:1. Kemudian saringlah dengan menggunakan saringan kain 2. Didihkan ekstrak kulit pisang dalam panci, kemudian tambahkan gula pasir sebanyak 75 gr per liter. 3. Ukurlah pH dari ekstrak kulit pisang. Apabila pHnya diatas 4 4,5 tambahkan asam cuka atau asam asetat glasial sampai pH menjadi 4 4,5. Kemudian saringlah dengan menggunakan saringan.
1.

Masukkan ekstrak kulit pisang ke dalam keler atau waskom plastik atau wadah lainnya, kemudian tutup dengan kertas yang bersih, beri keterangan dan simpan di tempat yang aman . 5. Setelah suhunya mencapai 300 400 C Masukkan cairan bibit sebanyak 165 ml / liter. 6. Setelah 10-15 hari akan terbentuk lapisan putih pada permukaan ekstrak kulit pisang. Angkatlah lapisan tersebut.
4.

(Hati-hati jangan sampai lapisan bawahnya terkontaminasi, karena cairan ini dapat digunakan sebagai bibit untuk pembuatan nata de banana skin berikutnya.)

Rendam lapisan putih (nata) tadi selama 2 3 hari untuk menghilangkan asamnya. Setiap hari air rendaman harus diganti dengan air yang baru. 8. Buang lapisan/selaput tipis yang melekat pada bagian bawah lapisan putih tadi, kemudian potongpotong lapisan putih yang diperoleh sesuai dengan bentuk yang diinginkan, lalu dicuci hingga bersih. 9. Kemudian ditiriskan. Didihkan nata sampai bau asamnya hilang (dapat ditambah perisa) lalu potong-potong dan kemas.
7.

Anda mungkin juga menyukai