Anda di halaman 1dari 2

Infeksi nosokomial Infeksi nosokomial dapat diartikan infeksi yang berasal atau terjadi di rumah sakit.

Infeksi yang timbul dalam kurun waktu 48 jam setelah dirawat di rumah sakit sampai dengan 30 hari lepas rawat dianggap sebagai infeksi nosokomial (anonim, 2012).

Suatu infeksi pada pasien dapat dinyatakan sebagai infeksi nosokomial bila memenuhi beberapa kriteria : 1. Pada waktu pasien mulai dirawat di rumah sakit tidak didapatkan tanda klinis infeksi tersebut. 2. Pada waktu pasien mulai dirawat di rumah sakit tidak sedang dalam masa inkubasi infeksi tersebut. 3. Tanda klinis infeksi tersebut baru timbul sekurangkurangnya 48 jam sejak mulai perawatan. 4. Infeksi tersebut bukan merupakan sisa infeksi sebelumnya (Nguyen, 2009).

Infeksi neonatal merupakan salah satu penyebab kematian neonatal di negara berkembang. Diperkirakan angka kematian neonatus menyumbang hampir 60% dari kematian bayi dan proporsi terbesar erat kaitannya dengan infeksi (zulfikar, 1999).

Bakteri Gram negatif yang paling sering diisolasi di ICU anak adalah Pseudomonas aeruginosa,Escherichia coli, Enterobacter cloacae, dan Klebsiella pneumoniae. Sumber bakteremia tersering adalah infeksi saluran kemih dan pneumonia (Garcia, 2002).

Pseudomonas selalu muncul di unit perawatan Neonatologi dan dihubungkan dengan tingginya angka kematian pada neonatus di unit perawatan intensif. Reservoir potensial untuk pseudomonas meliputi alat-alat resusitasi, humidifier, inkubator, susu formula, pompa payudara, bayi dengan perawatan lama, dan tangan petugas kesehatan (Polin dkk, 2003)

Antibiotik yang digunakan pada kasus ini dari golongan sefalosphorin, yang terbaik ceftazidime. Secara invitro hasil tidak menggembirakan, namun secara invivo hasilnya cukup baik karena spektrum antibiotik ini dapat menembus sawar darah otak. Apabila diberikan bersama anti pseudomonas dari golongan aminoglikosida seperti amikasin akan memberikan

efek sinergisme yang signifikan dalam menurunkan angka kematian (Johanes Edy S. Dkk , 2007) Pemilihan antibiotik sebaiknya tergantung pada hasil data pola kuman dan sensitivitas setempat. Pemberian antibiotik secara empiris haruslah dievaluasi selama maksimal tiga hari (sebelum didapatkan hasil biakan), bila hasil biakan telah ada maka pemilihan antibiotik harus berspektrum sempit (Johanes Edy S. Dkk , 2007)

Anda mungkin juga menyukai