Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Umum Salah satu usaha pemerintah Indonesia dalam mencukupi kebutuhan gula adalah dengan mendirikan Pabrik Gula Kwala Madu. Pabrik Gula Kwala Madu merupakan salah satu dari enam pabrik pertama dari delapan belas pabrik gula yang direncanakan pmerintah Republik Indonesia dibangun di luar pulau jawa. Pabrik gula Kwala Madu merupakan proyek pemerintah dimana PTP.IX merupakan Implementing Agent yang ditunjuk pemerintah untuk mengelolanya. Perbandingan Investasinya adalah 60:40, dimana 40% adalah dana dari pemerintah dengan tender Internasional. Pada waktu itu tender tersebut dimenangkan oleh salah satu perusahaan Jepang yaitu Hitachi Building Engineering Co.Ltd. Perusahaan ini kemudian berubah nama menjadi Hitachi Zosen. Pabrik Gula Kwala Madu atau dengan nama lain Pabrik gula Sei Semayang II merupakan penyempurnaan Pabrik Sei Semayang I. Secara singkat dapat diuraikan bahwa pembangunan dan penyelesaian pabrik ini dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan : Mulai dibangun Selesai dibangun Giling percobaan Giling komersil I Suplai bahan oleh : 6 Januari 1982 : 2 januari 1984 : 20 Januari 1984 : 24 Januari 1984 : Hitachi Zosen-Jepang

Univeritas Sumatera Utara

Pembangunan oleh National Perakitan oleh

: PT.Indomarine dan PT. Gruno

: PT Indomarine

Pengawasan pembangunan : Joint Sugar Project Unit (JSPU) Project Manajer Resident Enginer : Malikoes Soesilo,Bsc : Walsen Napitupulu

Pabrik Gula Kwala Madu (PGKM) merupakan bagian dari PT. Perkebunan IX yang dipimpin oleh seorang Administraktur. Selanjutnya kerena adanya reorganisasi yang dilakukan oleh pemerintah, maka terhitung sejak tanggal 11 Maret 1996 PGKM bergabung ke dalam PT.Perkebunan Nusantara II.

Gambar 1.1. PG Kuala Madu

Nama tebu hanya dikenal di Indonesia, di lingkungan Internasional tanaman ini dikenal dengan nama ilmiahnya Saccharum Offcinarum L. Jenis ini termasuk ke dalam famili Graminae (Poaceae) atau lebih dikenal dengan sebagai kelompok rumput-rumputan. Secara morfologi tanaman tebu dapat di bagi menjadi beberapa bagian yaitu : batang, daun, akar dan bunga. Sistematika dari tebu yaitu :

Univeritas Sumatera Utara

Divisio Class Sub Class Famili Genus Species

: Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledoneae : Poaceae : Saccharum : Saccharum Offcinarum L.

Tanaman tebu dipanen pada saat memiliki kadar gula atau sukrosa yang tinggi / umur sekitar 10-12 bulan. Sebelum tebu dipanen terlebih dahulu diadakan penganalisaan pendahuluan dua bulan. Tujuan dari analisa ini adalah untuk mengetahui tingkat kemasakan yang optimal berdasarkan perhitungan rendemen, factor kemasakan, koefisien peningkatan, dan koefisen daya tahan tebu. Gula pertama kali dikenal manusia tidak dapat ditentukan dengan pasti, tetapi kemungkinan gula berasal dari New Guinea dan dibawa ke India beberapa abad sebelum masehi. Perkembangan ekstraksi dan pemurnian gula dari tebu berjalan sangat lambat, tetapi terdapat catatan bahwa metode itu dibawa dari timur ke Eropa sekitar tahun 1400. Gula pertama kali Diekstraksi di Amerika Utara pada tahun 1689, menggunakan tebu yang berasal dari Hindia Barat. Pemasakan gula dengan menggunakan uap dan penggilingan roll mill dikenal abad ke-18, penggunaan vacuum pan diperkenalkan oleh Howard sekitar tahun 1842. Penjernihan warna dengan menggunakan tulang arang diketahui pertama kali pada tahun 1812. Penguapan dengan multi tahap dipakai pada tahun 1834. Dan pemakaian sentrifusi dikembangkan oleh Wetson pada tahun 1852. Pemakaian bubuk arang aktif dan proses pertukaran ion untuk mengurangi abu

Univeritas Sumatera Utara

dan warna menjadi lebih dikenal. Penguapan, adsorpsi, sentrifusi dan filtrasi merupakan langkah awal yang penting dalam industri dan menjadi dasar konsep umum dari satuan operasi. Pada tahun 1747 ditemukan gula bit. Produksi gula pertama kali dilakukan pada tahun 1872 dengan produksi berupa gula cair. Baru pada tahun 1918 diproduksi gula kristal dektrosa yang mempunyai kemurnian lebih tinggi. Perkembangan terakhir adalah diproduksi gula fruktosa pada tahun 1970. Penemuan ini telah membuat jagung sebagai salah satu sumber gula penting disamping tebu dan bit. Kualitas gula yang dihasilkan terutama sangat dipengaruhi oleh kwalitas batang tebu yang masuk ke pengolahan di pabrik. Hampir seluruh bagian dari tebu dapat dimanfaatkan. Setelah mengalami 5 kali penggilingan, hasil dari gilingan 1 dan 2 diproses menjadi gula, gilingan 3,4,dan 5 sebagai nira embilisi sedangkan ampas dari hasil gilingan dipakai sebagai bahan bakar untuk ketel.

1.2. Gambaran Umum Pabrik Gula Kwala Madu Pabrik Gula Kwala Madu terletak di desa Kwala begumit, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.Pabrik tersebut terletak di jalan Binjai-Stabat km.32 dan berjarak 4000 m dari jalan utama atau kira-kira 36 km dari kota Medan dengan kapasitas giling 4000 ton/hari dengan luas area penanaman tebu seluas 670647 Ha. Selain itu pabrik juga memperoleh tebu dari hasil tebu rakyat disekitar pabrik melalui Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI) sejumlah 500,25 Ha. Areal penanaman tebu untuk pabrik terdiri dari 2 macam, yaitu :

Univeritas Sumatera Utara

1. Area Konversi, yaitu areal yang terus-menerus ditanami tebu, misalnya perkebunan Kwala Bingei. 2. area Rotasi, yaitu areal yang ditanami secara bergantian antara tembakau dengan tebu, misalnya : Perkebunan Tandam Hilir dan Bulu Cina. Proses pengolahan tebu hingga menjadi gula pada pabrik ini melalui beberapa tahap. Pertama sekali tebu digiling untuk mengambil niranya. Selanjutnya nira mengalami tahap pemurnian dengan penambahan susu kapur (Gas sulfit).kemudian nira dipekatkan dengan melakukan penguapan. Pemasakan dalam vacuum pan akan menghasilkan kristal gula. Kristal gula tersebut diputar hingga menghasilkan GKP (Gula Kristal Putih) dan Tetes (Molase).

1.3. Kebutuhan Pompa Pada Pabrik Gula Kwala Madu Suatu pabrik Gula membutuhkan pompa yang banyak sekali untuk keperluan proses pengolahan. Kebutuhan pompa sangatlah penting dan mutlak mengingat pemindahan jenis fluida dan kondisi kerja yang sangat beragam. Adapun sebagian pompa yang digunakan sebagai pengolahan Tebu adalah: Pompa air pinggir sungai (River Side Water Pump) Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan air dari sungai ke Stasiun Treatment dan akan di pergunakan sebagai air bersih setelah mengalami proses pada stasiun treatment. Pompa Nira (Juice Pump) Berfungsi untuk memompakan air nira yang di hasilkan dari stasiun penggilingan (Milling Stasiun) masuk ke stasiun boiling. Pompa penampungan nira mentah (weighed juice Pump)

Univeritas Sumatera Utara

Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan nira mentah dari tangki penampungan nira mentah ke timbangan sebelum masuk ke proses pemasakan. Pompa air imbibisi (Imbibition Water pump) Berfungsi untuk memompakan air imbibisi ke rol gilingan Pompa air kondensat (Condensate water Pump) Pompa ini berfungsi untuk menyalur air yang telah di proses pada stasiun penguapan (Evaporator Stasiun) ke tangki N 18. Pompa minyak oli (Fuel Oil Pump) Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan minyak oli Pompa Tetes Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan tetes yang dihasilkan dari stasiun putaran ke tangki penampungan tetes. Selanjutnya dalam penulisan Karya Akhir ini penulis mengambil topik maintenance dari salah satu pompa sentrifugal yang ada di pabrik gula yaitu maintenance pompa air pinggir sungai (River Side water Pump).

1.4. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan Karya Akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara melakukan maintenance River side Pump dan hubungan biaya dengan Man Power, hubungan biaya dengan Man Hour, hubungan biaya dengan Tool, hubungan biaya dengan Equipment, hubungan biaya dengan Material, hubungan biaya dengan Consumable, dengan sistem Preventive Maintenance pada River Side Pump di PTP NUSANTARA II (PERSERO) PABRIK GULA KWALA MADU.

Univeritas Sumatera Utara

1.5. Batasan Masalah Adapun batasan masalah yang dibahas penulis adalah mengenai perawatan dan perbaikan dengan sistem preventive maintenance pada River Side Pump serta jenis-jenis pompa pada umumnya. Pada laporan Karya Akhir ini penulis membahas mengenai maintenance pada River Side Pump di PTP NUSANTARA II (PERSERO) PABRIK GULA KWALA MADU. Pembatasan ini dimaksudkan untuk membatasi permasalahan yang akan dibahas sehingga lebih sistematis.

1.6. Metode Pembahasan Metode pembahasan yang dilakukan penulis dalam penulisan Karya Ahir ini adalah: 1. Metode wawancara Penulis melakukan tanya jawab langsung dengan koordinator dan pegawai PGKM untuk mendapatkan informasi tentang topik yang dibahas pada Karya Akhir ini. 2. Metode Observasi Penulis mengadakan peninjauan langsung ke PGKM dan meninjau langsung pompa River Side Pump yang ada di Pabrik Gula Kwala Madu. 3. Metode Kepustakaan Penulis mempelajari buku-buku petunjuk mengenai topik yang dibahas dan buku-buku referensi baik dari perusahaan atau dari perpustakaan kampus.

Univeritas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai