Anda di halaman 1dari 2

Pendahuluan Logistik secara sederhana, dapat didefinisikan sebagai penyediaan suatu barang yang dibutuhkan yang pengadaannya dapat

dilakukan langsung oleh pihak yang membutuhkan atau dilakukan oleh pihak lain. Dalam perkembangannya, persepsi tentang logistik berubah, logistik dipersepsikan bukan lagi suatu barang yang dibutuhkan tetapi proses mengadakan barang kebutuhan tersebut dipersepsikan sebagai logistik. Wikipedia, the free encyclopadia, mendefinisikan logistik sebagai suatu proses mendapatkan barang yang tepat (at the right item), dalam jumlah yang tepat (in the right quantity), pada waktu yang tepat (at the right time), pada tempat yang tepat (at the righ place) untuk harga yang tepat (for the right price). Dari perspektip lain, logistik dapat didefinisikan sebagai kerangka kerja perencanaan bisnis untuk manajemen material, jasa, informasi dan arus modal, mencakup peningkatan kompleksitas sistem informasi, komunikasi dan pengendalian yang dikehendaki lingkungan bisnis saat ini. (dari Logistics World, Logistix Parteners OY, Helsinki Fl,1996). Manajemen Logistik adalah bagian dari Manajemen Rantai Suplai yang merencanakan, menerapkan dan mengendalikan tingkat efisiensi dan efektifitas dari arus dan penyimpanan barang, jasa dan informasi yang terkait, dari hulu-ke-hilir dan sebaliknya, mulai dari titik asal barang tersebut hingga titik tempat digunakan atau dikonsumsinya barang tersebut, untuk dapat memenuhi persyaratan dan permintaan dari pelanggan. Istilah Logistics atau Logistik itu sendiri lebih diartikan pada eksekusi dan proses kegiatan didalam supply chain. Supply chain dan logistics adalah merupakan elemen-elemen penting dalam meningkatkan daya saing suatu entitas (perusahaan). Dalam tatanan ekonomi dunia, logistik atau manajemen logistik memiliki peranan yang penting dalam mendukung perkembangan ekonomi dan kesejahteraan suatu Negara. Pengelolaan logistik yang lebih baik akan membantu pelaku usaha di suatu negara untuk dapat lebih unggul dari persaingan perbandingan biaya dan karenanya akan menghasilkan nilai lebih untuk produk atau jasa yang dihasilkan. Perbaikan daya saing tersebut akan membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Logistik yang efisien juga secara langsung akan ikut mempertahankan kelestarian lingkungan dan menghemat energi. Menekan biaya dan meningkatkan kualitas sistem logistik dan transportasi akan meningkatkan akses ke pasar internasional, yang akan bedampak langsung pada peningkatan perdagangan, dan melalui hal ini, akan meningkatkan pendapatan dan berarti mengurangi tingkat kemiskinan secara signifikan. Untuk tatanan makro, suatu Negara adalah sebuah Value Chain (entitas bisnis) dalam lingkungan perdagangan ekonomi global, yang tentu saja harus punya daya saing guna tetap hidup dan berkembang (makmur dan sejahtera). Sektor logistik nasional suatu negara otomatis menjadi penting untuk meningkatkan daya saing negara tersebut. Oleh karenanya, perbaikan di sektor Logistik perlu diberikan perhatian khusus oleh pemerintah dalam bentuk kejelasan visi dan strategi logistik nasional berikut rencana aksi dan metoda pemantauan pencapaian pelaksanaan aksi tersebut. Pentingnya sektor logistic dalam rangka peningkatan daya saing suatu entitas (perusahaan atau negara) dapat pula dilihat dari tingginya prosentase biaya logistik perusahaan dibandingkan dengan harga barang dari berbagai industri yang berbeda dan porsi biaya logistik nasional dibandingkan dengan GDP dari negara yang bersangkutan. a. Peran Sektor Logistik Nasional Bila pada kerangka mikro peserta rantai suplai adalah perusahaan, maka dalam kerangka makro, peserta rantai suplai global adalah Negara. Letak geografis suatu negara di peta percaturan ekonomi dunia adalah faktor penggerak lokasi dari teori diatas. Kondisi geografis, dalam hal ini untuk Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, menentukan bagaimana manajemen factor penggerak transportasi harus dikelola. Bersama dengan faktor produk (sebaran sentra produksi) dan faktor persediaan (supply and demand), faktor letak dan kondisi geografis ini sangat menentukan kebijakan perdagangan dan industri suatu negara, yg tentu akan pada gilirannya juga menentukan kebijakan logistik nasional nya. Agar kebijakan tersebut berjalan sebagaimana mestinya, dukungan faktor penggerak informasi (tekonologi dan manajemen) tentu sangat diperlukan. Keunikan kondisi dan letak geografis Indonesia, termasuk juga keadaan alam, demografi dan sebaran sentra produksi komoditas, tentu akan membutuhkan arah kebijakan logistik nasional yang khusus atau unik pula. Oleh karenanya, pemahaman dalam keunikan tersebut terkait dengan pengembangan sektor logistik nasional adalah penting.

b. Ruang Lingkup Sektor Logistik Nasional kegiatan logistik adalah kegiatan arus barang kearah hilir maupun arus sebaliknya, penyimpanan barang barang, layanan layanan lain dan juga arus informasi yang berkaitan dengan barang-barang tersebut, mulai dari titik asal barang tersebut hingga titik tempat digunakan atau dikonsumsinya barang tersebut, untuk dapat memenuhi persyaratan dan permintaan dari pelanggan. Dalam sistem logistik di suatu industri atau negara, model teoritis tentang pengendalian arus pergerakan barang, membagi pelaku kegiatan logistik dalam lima kelompok, yaitu: a. Produsen dan Pedagang yang menentukan lokasi berdasarkan sumber pasokan bahan baku dan jaringan distribusi yang dibutuhkan, bentuk proses produksi dan jenis jalur penjualan, serta jenis/tipe/merek dan harga dari produknya; b. Konsumen yang menentukan jenis dan jumlah barang-barang yang akan dibeli dari produsen, dan preferensi dimana produk tersebut di beli; c. Penyedia jasa logistik yang menyimpan barang atas nama pemilik barang, mencatat, mensortir dan termasuk juga mengemas bilamana perlu, mengangkut sesuai dengan rencana penyediaan (fulfillment plan), yang juga disesuaikan dengan karakteristik barang yang di angkut dan moda angkutan yang diperlukan; d. Pemilik prasarana dan sarana angkutan yang biasanya adalah agen yang melaksanakan kegiatan angkutan tersebut, sesuai prinsip operasi moda angkutannya; e. Pemerintah yang menyiapkan peraturan perundangan dan infrastruktur yang diperlukan untuk terlaksananya proses logistik didalam suatu sistem. c. Keunikan Geografis Negara Indonesia

Michael Hugos, pada bukunya berjudul The Essential of Supply Chain Managament (2003), menulis bahwa ada 5 (lima) penggerak utama dalam suatu rantai suplai (major supply chain drivers). Ke 5 (lima) penggerak utama itu adalah produk, persediaan, transportasi, lokasi & informasi. Sebagai Negara kepulauan, Indonesia membutuhkan sistem distribusi nasional yang terintegrasi guna mampu menjamin ketersediaan bahan kebutuhan pokok masyarakat secara adil dan merata. Dengan sistem logistik yang efektif dan efisien, suatu barang atau jasa akan berada ditangan penguna jasa dalam bentuk dan kondisi yang sesuai dengan keinginan, dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat serta harga yang terjangkau. Kenyataan yang ada menunjukkan hal yang berbeda. Sistem logistik nasional di Indonesia saat ini dikenal tidak efisien dan tidak efektif. Berberapa permasalahan distribusi komoditi / produk kerap kali menjadi isu strategis di tingkat nasional, yang memperlihatkan lemahnya dukungan sektor logistik nasional. Permasalahan-permasalahan tentang distribusi pupuk, BBM, beras, gula, dan logistik PEMILU adalah beberapa contoh persoalan distibusi barang tingkat domestik yang sering merepotkan pemerintah, yang tentu menimbulkan persoalan bagi bangsa. d. Permasalah Sektor Logistik Indonesia Banyak masalah strategis dalam sektor logistik nasional teridentifikasi dari hasil berbagai seminar, diskusi, bahkan riset yang terkait dengan sektor logistik. Masalah kerentanan sektor logistik nasional terlihat pula ketika di akhir tahun 2008 terjadi krisis keuangan dunia yang dipicu oleh krisis keuangan di Amerika Serikat. Berawal dari pemberian kredit murah pada sektor perumahan yang berakibat pada banyaknya gagal bayar, banyak lembaga pembiayaan keuangan bangkrut, ekonomi Amerika Serikat tidak berkembang, atau bahkan menyusut, daya beli (impor) berkurang, nilai expor hasil produksi atau manufaktur ke Amerika Serikat berkurang (termasuk dari Indonesia), yang tentu berpengaruh sangat signifikan bagi kegiatan logistik global dan Indonesia. Berikut ini beberapa permasalahan di sector logistic Indonesia, diantaranya : 1. Rendahnya Penegakan Hukum/Peraturan 2. Rendahnya Koordinasi Lintas Sektoral 3. Sistem Perdagangan Yang Kurang Mendukung 4. Kurangnya Dukungan Infrastruktur dan Sistem 5. Rendahnya Kompetensi SDM dan Lembaga Pendidikan Bidang Logistik

Anda mungkin juga menyukai