Anda di halaman 1dari 197

BUPATI BANTUL

PERATURAN BUPATI BANTUL


NOMOR 33 TAHUN 2012

TENTANG

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)
KABUPATEN BANTUL
TAHUN 2013





PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
Jalan Robert Wolter Monginsidi Nomor 1 Kabupaten Bantul 55711
Website : www.bantulkab.go.id
Me ni mbang : a.
b.
c.
Mengi ngat : L
5.
6.
1 Tahun 2OO4 tentang
Bi JPA' I I I f AN' I UL
PERA.TURAN t]UI]ATI BANTUL
NOMOR 3 3.
" I AHUN
2012
' l
DNTAl i (i
RDNCANA KDR. ] A PDI ", 1BA1' I I i UNAN DAERAI J (RKP] ] J
KAI JI JI ' A' I I . ] N L9qN I I ] L' I AI ] UN 20 I 3
DENGAAI I l Al I MA' I '
' f
U I I AN YANG MAI I A ] I SA
BT] PATI BANTUI -,
bahwa dalanl relngka r:nengoptimalkan pen]'e1en{garijran
pemeri nt ahan dan pel akl ranaan pembangl rnan yang ef el (1. i i
dan ef i si en sesui l i dcngan pri o. i t as, sasaran sert a si ncr' gi t as
progrrm-program Perneri nt ah dan Pcmeri nt ah Daerah, nrakrl
perl u meni nl l l {at l {an ci aya guna dan hasi l gl rna peren(: arl aal l
pernbangurri t ' r dl l i ?r bupal (: n Bant ] -l l ;
bahwa bel dasarkan ket ent uan Pasal 5 Perat uran Daerah
Kabupat en I l ant ul Nomor Ol Tahun 2011 t ent ang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupat en Bant ul Tahun 2011
-
2015, harus di j abarkan 1rt :
dalam RKPD pada tahun yang bersangkutan;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Bupati Bantul Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Kabupat en Bant ul Tahun 2013;
Undang-Undang Nomor 15 Tahun l 95O t ent ang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Daerah lstimewa Jogiakarta;
Undang-Undang Nomor 2A Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari
Kon-lpsi, Kolusi dan Nepotisme;
2.
3. Undang"Undang Nomor 17 Tahun 2OO3 tentang Kenangan
Negara;
4. Undang-Undang Nomor
Perbendaharaan Negara;
.
Undaig-Undang Nomor 25 Tahun 2OO4 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang
Pemerintahan Daerah sebagairnana telah diubah beberapa
ka-li terakhir dengar Undang-Undang Nornor 12 Tahun 2OO8;
Undaig-Unda;rg Nomor 33 Tahun 2OO4 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah;
7.
Menetapkan :
8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang
Pcnetapan Mulai Berlakuirya Undang-Llndang Tahun 1950
Nomor 12, 13, 14 dan 15;
9. Peraturan Pemerintah Nomor B Tahun 2OO8 tentang
Tahapan, Tatacara Penjrusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencarla Pembangunan Daerah:
10. Peraturan Menteri Dal am Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagairnana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalanr
Negeri Nomor 2l Tahun 20 I l ;
11. Peraturan Menteri Dal anr Negeri Nomor 54 Tahr.rn 2O1O
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2OO8 tentang Tahapan, Tatacaia Penlrusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksalaan Rencana Pembangunan Daerah;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2OO5
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten
Bantul Tahun 2006
-
2025 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 12
Tahun 20 10;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 10 Tahun 2OO7
tentng Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Bantul;
14. Peratura-n Daerah Kabupaten Bantul Nomor 17 Tahun 2OO7
tentang Pembentukai Organisasi Lmbaga Teknis Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten BaItul sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul
Nornor 16 Tahun 2OO9;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 24 Tahun 2OO8
tentang Tata Cara Pen]rusunart Perencanaan Pembangunan
Daerah darr Pelaksa-naan Musvawarah Perencanaan
Pembangunan Daerah;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 1 Tahun 2011
tentang Renca-na Pembangunan Jarrgka Menengah Daerah
Kabupaten Bantul Tahun 2011
-
2015;
MEMUTUSKAN :
PERATURAN BUPATI BANTUL TENTANG RENCANA KERJA
PEMBANGUNAN DAERAH
(RKPD)
KABUPATEN BANTUL
TAHUN 2OI3
Pasal I
Rehcana Kerja Pembangunarr Daerai Kabupaten Baltul Tahun 2013 yang
selanjutrtya disebut RKPD Tahun 2013, menipakan dokumen per_encanaail
pembangunan daerah untuk Tahun 2013 yang dimulai pada tanggal 1 Januari
2013 dan beralhir pada tanggal 3l Desember 2013.
Pasal 2
RKPD Tahun 2013 berisi rencana prograrn/kegiaran pembangtlnah
daeiah pada
Tahun 2013 ye-ng pada halekatnya merupakan penjabaran tahun ketiga Reniana
Pembangunan Jangka Menedgah Daerah (RPJMD)
Tahun 2O11
-
20lS.
Pasal 3
RKPD Tahun 2Ol3 merupakarl dokumen rencara kerja pembangunan
Kabupaten
Bantul sebagai landasan penlrusunan
KUA dan
ppAS
dalam rangka penlrujunan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bantul Tahun
Anggaran 20 13.
Pasal 4
(l) Program/kegiat11 yang tidak tertuang dalarn dokumen RKpD Tahun 20l3 tidak
dapat dimasukkan dalam Rencana Anggaran
pendapatan
dan Belanja Daerah.
{2)
Prograrn/ kegiat.n Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersifat mendesak
dapat dibiayai Inelalui perubahan anggaran berdasarkan kemampuan keuangan
daerah.
Pasal 5
RKPD Tahun 2013 sebagaimana te.sebut dalam LamDiran
yang merupakan bagi an t i dak t erpi sahkan dari
perai uran
Bentuk dan Susunan
turan Bupati ini
ti ini.
Pasal 6
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggel ditetapkan.
seti ap
denga-n
orang mengetahuinya, mcmerintahkan pengundangan
peraturan
Bupati
penempatannys dalam Berita Daerah Kabupaten Bantul.
Ditetapkan di,Ba.tul
pada tanggal
3 0 MAY 2012
WIDATI
undangkan di Bantul
T.'Et-t
UPATEN BANTUL,
BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL
TAHUN 2012 NOMoR3
?
ii
3F
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

l-1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Rencana Kerja Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen
perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu tahun. Sebagai suatu dokumen resmi rencana
daerah, RKPD mempunyai kedudukan strategis, yaitu menjembatani antara perencanaan strategis
jangka menengah dengan perencanaan dan penganggaran tahunan.
Mengingat posisi strategis dokumen RKPD dalam penyelenggaraan pemerintahan tersebut, maka
perhatian yang besar harus diberikan sejak awal penyusunan hingga penetapan dokumen RKPD
sehingga dapat dihasilkan dokumen RKPD yang berkualitas. Dokumen RKPD Kabupaten Bantul
Tahun 2013 disusun dengan tahapan sebagai berikut:
1. Persiapan penyusunan RKPD
Tahap persiapan penyusunan RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 meliputi:
a. Penyusunan rancangan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Bantul tentang pembentukan
tim penyusun RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013;
b. Orientasi mengenai RKPD kepada seluruh anggota tim untuk penyamaan persepsi dan
memberikan pemahaman terhadap berbagai peraturan perundang-undangan kebijakan
pemerintah berkaitan dengan perencanaan pembangunan nasional dan daerah;
c. Penyusunan agenda kerja tim penyusun RKPD;
d. Penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah.
2. Penyusunan rancangan awal RKPD
Rancangan awal RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 disusun dengan berpedoman pada
RPJMD Kabupaten Tahun 2011 2015 serta mengacu pada RPJMD Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2009 2013 dan RPJM Nasional Tahun 2010 2014. Berpedoman pada
RPJMD kabupaten dilakukan melalui penyelarasan:
a. Prioritas dan sasaran pembangunan tahunan daerah dengan program pembangunan
daerah yang ditetapkan dalam RPJMD kabupaten;
b. Rencana program serta kegiatan prioritas tahunan daerah dengan indikasi rencana
program prioritas yang ditetapkan dalam RPJMD kabupaten.
Sedangkan mengacu pada RPJMD provinsi serta RPJMN dilakukan melalui penyelarasan
program dan kegiatan pembangunan daerah kabupaten dengan pembangunan provinsi serta
dengan prioritas pembangunan nasional.
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

l-2
Tahap penyusunan rancangan awal RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 terdiri atas
perumusan dan penyajian rancangan awal RKPD.
a. Perumusan rancangan awal RKPD
Perumusan rancangan awal RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 mencakup:
1) Pengolahan data dan informasi;
2) Analisis gambaran umum kondisi daerah;
3) Analisis ekonomi dan keuangan daerah;
4) Evaluasi kinerja tahun lalu;
5) Penelaahan terhadap kebijakan pemerintah;
6) Penelaahan pokok-pokok pikiran DPRD kabupaten;
7) Perumusan permasalahan pembangunan daerah kabupaten;
8) Perumusan rancangan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan keuangan daerah;
9) Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah beserta pagu indikatif;
10) Pelaksanaan forum konsultasi publik; dan
11) Penyelarasan rencana program prioritas daerah beserta pagu indikatif.
b. Penyajian rancangan awal RKPD
Rancangan awal RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 disusun dengan sistematika paling
sedikit sebagai berikut:
1) Pendahuluan;
2) Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu;
3) Rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan;
4) Prioritas dan sasaran pembangunan; dan
5) Rencana program prioritas daerah.
3. Penyusunan rancangan RKPD
Penyusunan rancangan RKPD merupakan proses penyempurnaan rancangan awal RKPD
menjadi rancangan RKPD berdasarkan hasil verifikasi rancangan Renja SKPD. Verifikasi
sebagaimana dimaksud, adalah mengintegrasikan program, kegiatan, indikator kinerja dan
dana indikatif pada setiap rancangan Renja SKPD kabupaten sesuai dengan rencana program
prioritas rancangan awal RKPD kabupaten.
4. Pelaksanaan musrenbang RKPD
Musrenbang RKPD Kabupaten Bantul dilaksanakan untuk penajaman, penyelasaran, klarifikasi
dan kesepakatan terhadap rancangan RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013. Penajaman,
penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan tersebut mencakup:
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

l-S
a. Prioritas dan sasaran pembangunan daerah kabupaten dengan arah, kebijakan, prioritas
dan sasaran pembangunan daerah provinsi;
b. Usulan program dan kegiatan yang telah disampaikan masyarakat kepada pemerintah
daerah kabupaten pada musrenbang RKPD di kecamatan;
c. Indikator kinerja program dan kegiatan prioritas daerah kabupaten;
d. Prioritas pembangunan daerah serta program dan kegiatan prioritas daerah;
e. Sinergi dengan RKP Tahun 2013 dan RKPD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
2013.
5. Perumusan rancangan akhir RKPD
Perumusan rancangan akhir RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 dilakukan berdasarkan
berita acara kesepakatan hasil musrenbang RKPD Kabupaten Bantul, musrenbang RKPD
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan musrenbang RKP.
6. Penetapan RKPD
RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 ditetapkan dengan Peraturan Bupati Kabupaten Bantul
setelah RKPD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan. RKPD Kabupaten Bantul
Tahun 2013 yang telah ditetapkan dijadikan pedoman penyempurnaan rancangan Renja SKPD
Kabupaten Bantul Tahun 2013. Selain itu, RKPD yang telah ditetapkan tersebut digunakan
sebagai bahan evaluasi rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul tentang APBD
Kabupaten Bantul Tahun 2013 untuk memastikan APBD Kabupaten Bantul 2013 telah disusun
berlandaskan RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013.

1.2. Dasar Hukum
Dasar Hukum penyusunan RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten
Dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

l-4
Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
7. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
11. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai
Berlakunya Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15;
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2004 tentang Pelaporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah;
15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

l-S
21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
22. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 2014;
23. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2012 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Tahun 2013;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
59 Tahun 2007;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
26. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2009 2013;
27. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 26 Tahun 2012 tentang Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2006-2025 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 12 Tahun 2010;
29. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 13 Tahun 2007 tentang Penetapan Urusan
Pemerintahan Wajib dan Pilihan Kabupaten Bantul (Lembaran Daerah Kabupaten Bantul Tahun
2007 Seri D Nomor 11);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 24 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2008 Seri D);
31. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 01 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015;
32. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 04 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Bantul Tahun 2010 2030.

1.3. Hubungan Antar Dokumen
RKPD merupakan penjabaran RPJMD untuk jangka waktu satu tahun, memuat rancangan kerangka
ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya dengan
mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKPD merupakan acuan bagi daerah dalam
Rencono Kerjo

menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), dengan demikian Kepala
Daerah dan DPRD dalam menentukan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta penentuan Prioritas
dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS) didasarkan atas dokumen RKPD.
telah disepakati digunakan sebagai acuan dalam proses penyusunan APBD.

Dokumen RKPD merupakan acuan bagi SKPD dalam menyempurnakan Rencana Kerja SKPD
(Renja SKPD) untuk tahun yang sama. Proses penyusunan RKPD dilakukan secara simultan da
sifatnya saling memberi masukan dengan proses penyusunan Renja SKPD.
Hubungan RKPD dengan Dokumen Perencana Lainnya

1.4. Sistematika Dokumen RKPD
Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum penyusunan dokumen RKPD yang mencakup
latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika
dokumen RKPD serta maksud dan tujuan.
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Bab ini menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan, serta evaluasi
pelaksanaan program dan kegiatan RKPD sampai tahun berjal
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), dengan demikian Kepala
Daerah dan DPRD dalam menentukan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta penentuan Prioritas
dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS) didasarkan atas dokumen RKPD. KUA dan PPAS yang
telah disepakati digunakan sebagai acuan dalam proses penyusunan APBD.
okumen RKPD merupakan acuan bagi SKPD dalam menyempurnakan Rencana Kerja SKPD
(Renja SKPD) untuk tahun yang sama. Proses penyusunan RKPD dilakukan secara simultan da
sifatnya saling memberi masukan dengan proses penyusunan Renja SKPD.
Gambar 1.1
Hubungan RKPD dengan Dokumen Perencana Lainnya
Sistematika Dokumen RKPD
Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah disusun dengan sistematika penulisan sebagai
Bab ini berisi tentang gambaran umum penyusunan dokumen RKPD yang mencakup
latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika
dokumen RKPD serta maksud dan tujuan.
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Bab ini menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan, serta evaluasi
pelaksanaan program dan kegiatan RKPD sampai tahun berjalan dan realisasi RPJMD.
Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
l-6
menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), dengan demikian Kepala
Daerah dan DPRD dalam menentukan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta penentuan Prioritas
KUA dan PPAS yang
okumen RKPD merupakan acuan bagi SKPD dalam menyempurnakan Rencana Kerja SKPD
(Renja SKPD) untuk tahun yang sama. Proses penyusunan RKPD dilakukan secara simultan dan

Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah disusun dengan sistematika penulisan sebagai
Bab ini berisi tentang gambaran umum penyusunan dokumen RKPD yang mencakup
latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika
DAN CAPAIAN KINERJA
Bab ini menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan, serta evaluasi
an dan realisasi RPJMD.
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

l-7
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN
DAERAH
Bab ini memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu (Tahun 2011) dan
perkiraan tahun berjalan (Tahun 2012), yang antara lain mencakup indikator
pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah
daerah yang diperlukan dalam pembangunan ekonomi daerah meliputi pendapatan
daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah.
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
Bab ini mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran pembangunan
daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu
dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD, identifikasi isu strategis dan
masalah mendesak di tingkat daerah dan nasional, rancangan ekonomi daerah beserta
kerangka pendanaan, serta usulan SKPD berdasarkan prakiraan maju pada RKPD
tahun sebelumnya.
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
Bab ini mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas daerah
yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun rencana
(RKPD), dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD.
BAB VI PENUTUP

1.5. Maksud dan Tujuan
1.5.1. Maksud
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,
prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya merupakan dokumen
perencanaan daerah selama satu tahun disusun untuk mewujudkan integrasi, sinkronisasi dan
sinergitas pembangunan serta untuk mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan perencanaan pembangunan daerah.

1.5.2. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan RKPD adalah sebagai acuan bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Kabupaten Bantul dalam menyusun program dan kegiatan yang dianggarkan
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2013.
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-1
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2011 DAN CAPAIAN KINERJA
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1. Gambaran Umum Kondisi Kabupaten Bantul
2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1.1 Letak, Luas, Batas Wilayah Administrasi dan Kondisi Geografis
Kabupaten Bantul merupakan bagian integral wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang
meliputi empat kabupaten dan satu kota. Berdasarkan posisi geografisnya, wilayah Kabupaten
Bantul merupakan salah satu wilayah paling selatan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak
antara 0744'04" - 0800'27" LS dan 11012'34" - 11031'08" BT dengan luas 506,85 km
2
dan
batas-batas wilayah sebagai berikut (Gambar 2.1):
Sebelah Utara : Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Sleman
Sebelah Timur : Kabupaten Gunungkidul
Apabila dilihat dari bentang alamnya, wilayah Kabupaten Bantul terdiri dari daerah dataran yang
terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat, serta
kawasan pantai di sebelah selatan. Kondisi bentang alam tersebut relatif membujur dari utara ke
selatan.
Secara administratif, Kabupaten Bantul dibagi dalam 17 kecamatan, 75 desa, dan 933 pedukuhan.
Desa-desa di Kabupaten Bantul dibagi lagi berdasarkan statusnya menjadi desa pedesaan (rural
area) dan desa perkotaan (urban area). Secara umum jumlah desa yang termasuk dalam wilayah
perkotaan sebanyak 41 desa, sedangkan desa yang termasuk dalam wilayah perdesaan sebanyak
34 desa (Tabel 2.1). Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa Kecamatan Dlingo
mempunyai wilayah paling luas, yaitu 55,87 km
2
, sedangkan jumlah desa dan pedukuhan yang
terbanyak terdapat di Kecamatan Imogiri dengan 8 desa dan 72 pedukuhan.

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-2

Gambar 2.1. Peta Batas Wilayah Kabupaten Bantul

Sumber : Bappeda Kabupaten Bantul, 2011

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-3
Tabel 2.1. Jumlah Desa, Dukuh, dan Luas Kecamatan di Kabupaten Bantul Tahun 2009
No Kecamatan
Desa Luas
(km
2
)
% Luas
Perkotaan Perdesaan
1 Srandakan Poncosari (24 dusun ) Trimurti (19 dusun) 18,32 3,61
2 Sanden
Sri Gading(20 dusun) Gadingsari (18 dusun)
23,16 4,57 Gadingharjo (6 dusun)
Murtigading (18dusun)
3 Kretek
Tirtohargo (6 dusun) Donotirto (13dusun)
26,77 5,28
Parangtritis (11 dusun)
Tirtosari(7 dusun)
Tirtomulyo (15 dusun)
4 Pundong
Seloharjo (16 dusun) Srihardono (17 dusun)
23,68 4,67
Panjang Rejo(16 dusun)
5 Bambanglipuro
Sumber Mulyo(16 dusun) Sidomulyo (15 dusun)
22,70 4,48
Mulyodadi (14dusun)
6 Pandak
Caturharjo (14dusun) Wijirejo (10dusun)
24,30 4,79 Triharjo (10dusun)
Gilangharjo (15dusun)
7 Pajangan
Guwosari (15 dusun) Triwidadi (22 dusun)
33,25 6,56
Sendangsari (18 dusun)
8 Bantul
Sabdodadi (5 dusun) Palbapang (10 dusun)
21,95 4,33
Ringinharjo (6 dusun)
Bantul (12 dusun)
Trirenggo (17 dusun)
9 Jetis
Patalan (20 dusun) Trimulyo (12 dusun)
24,47 4,83
Canden (15 dusun ) Sumber Agung (17 dusun)
10 Imogiri
Selopamioro(18 dusun ) Kebonagung (5)
54,49 10,75
Sriharjo (13 dusun) Karangtalun (5 dusun )
Karangtengah (6 dusun ) Imogiri (4 dusun)
Wukirsari (16 dusun )
Girirejo (5 dusun )
11 Dlingo
Mangunan (6 dusun) Dlingo (10 dusun )
55,87 11,02
Muntuk (11 dusun)
Temuwuh (12 dusun)
Jatimulyo (10 dusun )
Terong (9 dusun)
12 Banguntapan
Tamanan (9 dusun) Baturetno (8 dusun)
28,48 5,62
Jagalan (2 dusun) Banguntapan 11 dusun)
Singosaren (5 dusun)
Wirokerten (8 dusun)
Jambidan (7 dusun)
Potorono (9 dusun)
13 Pleret
Bawuran (7 dusun) Wonokromo (12 dusun)
22,97 4,53 Wonolelo (8 dusun) Pleret (11)
Segoroyoso (9 dusun)
14 Piyungan
Sitimulyo (21 dusun) Srimulyo (22 dusun)
32,54 6,42
Srimartani (17 dusun)
15 Sewon
Pendowoharjo(16 dusun) Bangunharjo(17 dusun)
27,16 5,36
Timbulharjo (16 dusun) Panggungharjo(14 dusun)
16 Kasihan
Tamantirto (10 dusun) Tirtonirmolo (12 dusun)
32,38 6,39 Ngestiharjo (12 dusun)
Bangunjiwo (19 dusun)
17 Sedayu
Argodadi (14 dusun) Argosari (13 dusun)
34,36 6,78
Argomulyo (14 dusun) Argorejo (13 dusun)
Jumlah 41 34 506,85 100,00
Sumber : Bagian Tata Pemerintahan, Desember 2010
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-4
Wilayah Kabupaten Bantul merupakan salah satu bagian wilayah Indonesia yang rawan bencana
khususnya gempa bumi karena wilayah ini terletak pada pertemuan lempeng Eurasia dan lempeng
Indonesia-Australia. Selain itu, wilayah Kabupaten Bantul juga terletak pada lintasan patahan/sesar
Opak yang masih aktif. Oleh karena itu, wilayah Kabupaten Bantul merupakan kawasan rawan
bencana gempa bumi tektonik yang potensial tsunami. Wilayah Kabupaten Bantul dilewati oleh tiga
sungai utama dan tiga sungai lainnya yaitu :
1. Sungai Oya (Kecamatan Dlingo, Imogiri) dengan panjang sungai 35,75 km;
2. Sungai Progo (Kecamatan Sedayu, Pajangan, Pandak dan Srandakan) dengan panjang sungai
24 km;
3. Sungai Opak (Kecamatan Piyungan, Banguntapan, Pleret, Jetis, Imogiri, Pundong, Kretek)
dengan panjang sungai 19 km;
4. Sungai Winongo (Kecamatan Sewon, Bantul, Jetis, Pundong, Kretek) dengan panjang sunai
18,75 km;
5. Sungai Bedog (Kecamatan Kasihan, Pajangan, Bantul, Pandak) dengan panjang sungai 9,50
km;
6. Sungai Code (Kecamatan Banguntapan, Pleret, Sewon, Jetis) dengan panjang sungai 7 km.

2.1.1.2 Topografi
Secara topografis, Kabupaten Bantul terbagi menjadi daerah dataran, daerah perbukitan serta
daerah pantai. Secara garis besar, satuan fisiografi Kabupaten Bantul sebagian besar berada pada
dataran aluvial (Fluvio Volcanic Plain), perbukitan di sisi barat dan timur serta fisiografi pantai.
Adapun pembagian satuan fisiografi yang lebih rinci di Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut:
a. Daerah di bagian Timur merupakan jalur perbukitan berlereng terjal dengan kemiringan lereng
dominan curam (>70%) dan ketinggian mencapai 400 meter dari permukaan air laut, Daerah ini
terbentuk oleh formasi Nglanggran dan Wonosari,
b. Daerah di bagian Selatan ditempati oleh gisik dan gumuk-gumuk pasir (fluviomarine) dengan
kemiringan lereng datar-landai, Daerah ini terbentuk oleh material lepas dengan ukuran pasir
kerakal,
c. Daerah di bagian tengah merupakan dataran aluvial (Fluvio Volcanic Plain), yang dipengaruhi
oleh Graben Bantul dan terendapi oleh material vulkanik dari endapan vulkanik Merapi,
d. Daerah di bagian Barat merupakan perbukitan rendah dengan kemiringan lereng landai-curam
dan ketinggian mencapai 150 meter dari permukaan air laut, Daerah ini terbentuk oleh formasi
Sentolo.
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-5
Apabila dilihat per wilayah kecamatan terlihat bahwa wilayah kecamatan yang paling luas memiliki
lahan miring terletak di Kecamatan Dlingo dan Imogiri, sedangkan wilayah kecamatan yang
didominasi oleh lahan datar terletak di Kecamatan Sewon dan Banguntapan.
Tabel 2.2. Kelas Ketinggian dan Luas Wilayah Kabupaten Bantul Tahun 2011
No Kelas Ketinggian (dpl) m Luas (ha) (%)
1 0 7 3.228 6,37
2 7 25 8.948 17,65
3 25 100 27.709 54,67
4 100 - 500 10.800 21,31
5 > 500 - -
Jumlah 50.685 100
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2011
Ketinggian tempat di Kabupaten Bantul dibagi menjadi empat kelas. Hubungan kelas ketinggian
dengan luas sebarannya dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3. Dari kedua tabel tersebut dapat
diketahui bahwa kelas ketinggian Kabupaten Bantul yang memiliki penyebaran paling luas terletak
pada elevasi antara 25-100 meter (27.709 ha atau 54,67%) yang terletak pada bagian utara, bagian
tengah, dan bagian Tenggara Kabupaten Bantul. Wilayah yang mempunyai elevasi rendah (elevasi
kurang dari 7 meter) seluas 3.228 Ha (6,37%) terdapat di Kecamatan Kretek, Sanden, dan
Srandakan. Wilayah dengan elevasi rendah umumnya berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Untuk wilayah yang mempunyai elevasi di atas 100 meter terdapat di sebagian Kecamatan Dlingo,
Imogiri, Piyungan, dan Pajangan. Kecamatan Srandakan dan Sanden merupakan daerah terendah
di antara kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Bantul, yaitu berkisar dari 0 sampai 25 meter dari
permukaan laut, mencakup areal seluas 4.161 ha atau 8,2% dari seluruh luas Kabupaten Bantul.

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-6
Tabel 2.3. Luas Wilayah Kabupaten Bantul Menurut Ketinggian dari Permukaan Laut di Kabupaten
Bantul Tahun 2011
No, Kecamatan
Luas (Ha) dan Ketinggian tempat (dpl)
Jumlah
0 7m 7 25m 25100m 100-500m >500m
1. Srandakan
1.058 776 - - - 1.834
2. Sanden
1.246 1.081 - - - 2.327
3. Kretek
924 1.335 190 101 - 2.550
4. Pundong
- 1.938 239 199 - 2.376
5. Bambanglipuro
- 1.494 788 - - 2.282
6. Pandak
- 1.312 1.117 - - 2.429
7. Pajangan
- 221 2.646 452 - 3.319
8. Bantul
- - 2.199 - - 2.199
9. Jetis
- - 2.549 11 - 2.560
10. Dlingo
- - 815 4.819 - 5.634
11. Banguntapan
- - 2.154 475 - 2.629
12. Pleret
- - 1.783 345 - 2.128
13. Piyungan
- - 1.965 1.347 - 3.312
14. Sewon
- - 2.676 - - 2.676
15. Kasihan
- - 2.608 630 - 3.238
16. Sedayu
- - 3.262 149 - 3.411
17. Imogiri
- 791 2.718 2.272 - 5.781
T o t a l 3.228 8.948 27.709 10.800 - 50.685
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2011

Kemiringan lahan wilayah Kabupaten Bantul sebagian besar berupa daerah dataran yang tersebar di
wilayah selatan, tengah, dan utara Kabupaten Bantul dengan kemiringan kurang dari 2% dan luas
sebesar 31.421 ha (61,99%). Wilayah timur dan barat umumnya berupa daerah dengan kemiringan
2,1 - 40,0% dan luas sebesar 15.255 ha (30,09%). Sebagian kecil wilayah timur dan barat seluas
4.009 ha (7,9%) mempunyai kemiringan lereng di atas 40,1%. Wilayah yang memiliki lahan miring
paling luas terletak di Kecamatan Dlingo dan Banguntapan, sedangkan wilayah kecamatan yang
didominasi oleh lahan datar terletak di Kecamatan Kasihan dan Pleret (Tabel 2.4).





Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-7
Tabel 2.4. Luas Wilayah Berdasarkan Kemiringan Tanah di Kabupaten Bantul Tahun 2011
No, Kecamatan
Luas kemiringan tanah/lereng (ha)
Jumlah
0 2% 2 - 8% 8-15% 1525% 2540% >40%
1, Srandakan 1.680 154 - - - - 1,834
2, Sanden 2.100 227 - - - - 2,327
3, Kretek 1.756 288 - 27 11 468 2,550
4, Pundong 1.395 171 - 90 108 612 2,376
5, Bambanglipuro 2.210 72 - - - - 2,282
6, Pandak 2.123 306 - - - - 2,429
7, Pajangan 815 661 990 162 394 247 3,269
8, Bantul 2.184 - - 15 - - 2,199
9, Jetis 2.305 81 - 144 - 30 2,560
10, Dlingo 1.768 585 279 900 954 1.295 5,781
11, Banguntapan 72 1.993 268 572 1.433 1.296 5,634
12, Pleret 2.629 - - - - - 2,629
13, Piyungan 704 431 365 55 547 26 2,128
14, Sewon 2.187 702 - - 423 - 3,312
15, Kasihan 2.668 - - 8 - - 2,676
16, Sedayu 2.312 - 598 182 161 35 3,288
17, Imogiri 2.513 227 300 138 233 - 3,411
T o t a l 31.421
5.898 2.800
2.293 4.264 4.009 50.685
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2011


2.1.1.3 Geologi
Formasi adalah suatu susunan batuan yang mempunyai keseragaman ciri-ciri geologis yang nyata,
baik terdiri dari satu macam jenis batuan, maupun perulangan dari dua jenis batuan atau lebih yang
terletak di permukaan bumi atau dibawah permukaan. Geologi menunjukkan kelompok-kelompok
bantuan yang berguna sebagai indikator terdapatnya suatu bahan tambang.
Jenis batuan yang terdapat di Kabupaten Bantul secara umum terdiri dari tiga jenis batuan yaitu
batuan beku, batuan sedimen dan batuan endapan. Berdasarkan sifat-sifat batuannya dapat dirinci
menjadi beberapa formasi (Tabel 2.5)

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-8
Tabel 2.5. Hubungan Formasi Geologi dengan luas penyebarannya di Kabupaten Bantul
No Formasi Geologi Jenis Batuan Luas (Ha) %
1. F. Yogyakarta Pasir vulkanik klastik, lanau, gravel 23.316 46
2. F. Semilir-Nglanggran Breksi, batupasir, tuff 12.164 24
3. F. Sentolo Batu gamping berlapis, napal, tuff 9.123 18
4. F. Wonosari Batugamping karang lagoon 4.055 8
5. F. Sambipitu Konglomerat, batupasir 1.520 3
6. F. Gumuk Pasir Pasir tersortasi 507 1
J u m l a h 50.685 100
Sumber: Bappeda Kabupaten Bantul
Wilayah Kabupaten Bantul mempunyai tujuh jenis tanah yaitu tanah Renzina, Alluvial, Grumusol,
Latosol, Mediteran, Regosol, dan Lithosol (Tabel 2.6). Jenis tanah Regosol merupakan jenis tanah
yang dominan di wilayah Kabupaten Bantul. Tanah Regosol adalah tanah yang berasal dari material
gunung berapi, bertekstur (mempunyai butiran) kasar bercampur dengan pasir, dengan solum tebal
dan memiliki tingkat kesuburan rendah. Jenis tanah ini tersebar pada Kecamatan Kasihan, Sewon,
Banguntapan, Jetis, Bantul, dan Bambanglipuro. Tanah Lithosol berasal dari batuan induk batu
gamping, batupasir, dan breksi/konglomerat, tersebar di Kecamatan Pajangan, Kasihan, dan
Pandak. Tanah Mediteran berasal dari batugamping karang, batugamping berlapis, dan batupasir,
tersebar di Kecamatan Dlingo dan sedikit di Sedayu. Tanah Latosol berasal dari batuan induk breksi,
tersebar di Kecamatan Dlingo, Imogiri, Pundong, Kretek, Piyungan, dan Pleret. Tanah Grumusol
berasal dari batuan induk batu gamping berlapis, napal, dan tuff, terdapat di Kecamatan Sedayu,
Pajangan, Kasihan, Pandak, Sanden, Bambanglipuro, dan Srandakan.
Tabel 2.6. Hubungan jenis tanah dengan luas penyebaran di Kabupaten Bantul Tahun 2011
No Jenis Tanah
Luas
Ha %
1 Renzina 787,80 1,55
2 Aluvial 1.188,50 2,34
3 Grumusol 7.607,70 15,01
4 Latosol 6.537,90 12,89
5 Mediteran 1.564,40 3,08
6 Regosol 25.930,00 51,16
7 Lithosol 7.067,80 13,97
Jumlah 50,685,00 100,00
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2011

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-9
2.1.1.4 Hidrologi
Di wilayah Kabupaten Bantul terdapat tiga DAS (Daerah Aliran Sungai) yaitu DAS Progo, DAS Opak,
dan DAS Oya. DAS Oya mempunyai satu sub-DAS yaitu sub-DAS Oya. Untuk DAS Opak
mempunyai 12 sub-DAS yaitu sub-DAS Opak, Gawe, Buntung, Tepus, Kuning, Mruwe, Kedung
Semerengan, Code, Gajah Wong, Winongo, Bulus, Belik, dan Plilan. DAS Progo mempunyai satu
sub-DAS yaitu sub-DAS Bedog. Secara keseluruhan DAS di wilayah Kabupaten Bantul menempati
lahan seluas 4.819,83 ha. DAS yang menempati areal paling luas adalah DAS Opak dengan luas
3.308,43 ha. DAS Progo menempati luas 1454,40 ha. Sungai-sungai tersebut merupakan sungai
yang berair sepanjang tahun (permanen), meskipun untuk sungai yang kecil pada musim kemarau
debit airnya relatif sedikit.
Salah satu fungsi dari masing-masing DAS adalah untuk mengairi areal pertanian. Di samping itu air
sungai juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada Tabel 2.7 disajikan data
Daerah Aliran Sungai yang berada di Kabupaten Bantul.
Tabel 2.7. Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Bantul Tahun 2010
No Nama Sub-DAS Nama Sub-DAS Luas (Ha)
Luas Lahan yang diairi
(Ha)
1 Oya Oya 57,00 15,00
2 Opak Kali Gawe 178,00 178,00
Kali Buntung 108,18 119,70
Kali Tepus 68,14 74,10
Kali Kuning 141,11 132,10
Kali Mruwe 642,51 653,90
Kali Kedung Semerengan 278,25 382,60
Kali Code 277,96 865,40
Kali Gajah Wong 287,00 246,80
Kali Winongo 910,58 2.110,50
Kali Bulus 185,30 96,30
Kali Belik 133,82 117,40
Kali Plilan 97,58 97,34
3 Progo Kali Bedog 1.454,40 1.528,44
JUMLAH 14 Sub Das 4.819,83 6.617,58
Sumber: Dinas SDA, Desember 2010
2.1.1.5 Klimatologi
Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Bantul dapat dikategorikan sebagai daerah beriklim tropis
basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af sampai Am dari klasifikasi iklim Koppen.
Pada musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut
Cina Selatan dan bagian Barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-10
relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di Tenggara. Data curah hujan disajikan sebagai
perbandingan adalah data pada Tahun 2007-2009 (Tabel 2.8).
Tabel 2.8 : Pola curah Hujan Tahun 2007 2009

Sumber : Dipertahut 2010

2.1.1.6 Penggunaan Lahan

Berdasarkan Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul
Tahun 2010 - 2030 rencana pola ruang Kabupaten Bantul terdiri atas:
1. Kawasan Lindung Kabupaten
Rencana pengembangan Kawasan Lindung Kabupaten meliputi :
a. Kawasan hutan lindung
Penyebaran kawasan hutan lindung meliputi Desa Dlingo, Desa Mangunan, Desa Muntuk,
Desa Jatimulyo, Desa Temuwuh, Desa Terong Kecamatan Dlingo, Desa Wonolelo
Kecamatan Pleret, Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, dan Desa Srimulyo Kecamatan
Piyungan.
b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yaitu kawasan
resapan air.
c. Kawasan perlindungan setempat
Kawasan perlindungan setempat adalah kawasan sempadan sungai, kawasan sempadan
pantai, kawasan sekitar mata air, dan ruang terbuka hijau perkotaan kabupaten.
d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
e. Kawasan rawan bencana
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-11
Kawasan rawan bencana meliputi kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan longsor,
kawasan rawan banjir, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan
kekeringan.
2. Kawasan budidaya Kabupaten
Rencana pengembangan kawasan budidaya Kabupaten terdiri atas:
a. Kawasan peruntukan hutan rakyat
Kawasan peruntukan kehutanan (hutan rakyat) direncanakan seluas kurang lebih 8.545
Hektar atau 16,86% dari luas wilayah Kabupaten Bantul.
b. Kawasan peruntukan pertanian
Kawasan peruntukan pertanian meliputi kawasan pertanian lahan basah, kawasan
pertanian lahan kering, dan kawasan peternakan. Kawasan pertanian lahan basah di
Kabupaten direncanakan seluas kurang lebih 13.324 Hektar atau 26,29%. Kawasan
pertanian lahan kering di Kabupaten direncanakan seluas kurang lebih 5.247 Hektar atau
10,35% dari luas wilayah Kabupaten Bantul. Kawasan peternakan di Kabupaten
direncanakan sebagai berikut:
1) Peternakan itik di Kecamatan Kretek, Kecamatan Bantul, dan Kecamatan Sanden;
2) Peternakan sapi perah di Kecamatan Srandakan, Kecamatan Banguntapan,
Kecamatan Jetis, dan Kecamatan Sedayu;
3) Peternakan sapi potong tersebar di hampir seluruh kecamatan;
4) Peternakan babi di Kecamatan Srandakan dan Kecamatan Kasihan;
5) Peternakan kambing tersebar di hampir seluruh kecamatan;
6) Peternakan kerbau di Kecamatan Sanden dan Kecamatan Banguntapan; dan
7) Peternakan kelinci di Kecamatan Sanden
c. Kawasan peruntukan perikanan
d. Kawasan peruntukan pertambangan
e. Kawasan peruntukan industri
f. Kawasan peruntukan pariwisata
g. Kawasan peruntukan permukiman
h. Kawasan peruntukan lainnya


Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-12
2.1.1.7 Potensi pengembangan wilayah
Secara geografis dan administratif Kabupaten Bantul memiliki potensi pengembangan, hal ini
berdasarkan:
Batas wilayah yang tidak berbatas secara fisik, meski terdapat ring road namun
perkembangan saat ini telah melewati batas tersebut,
Topografi kawasan yang relatif datar,
Tidak terdapat kendala terhadap kawasan resapan air,
Banyaknya daerah wisata yang belum tergarap secara optimal untuk pengembangan sektor
hotel dan restoran.

Sesuai Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 Tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun
2010-2030 , potensi pengembangan kawasan di Kabupaten Bantul dilakukan dengan penetapan
kawasan strategis kabupaten yang meliputi kawasan strategis ekonomi, kawasan strategis sosio -
kultural, dan pengembangan kawasan strategis lingkungan hidup. Kawasan strategis ekonomi
kabupaten meliputi:
1. Kawasan Strategis Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY);
2. Kawasan Strategis Bantul Kota Mandiri (BKM);
3. Kawasan Strategis Pantai Selatan,Pengembangan Pesisir dan Pengelolaan Hasil Laut
Pantai Depok, Pantai Samas, Pantai Kuwaru, dan Pantai Pandansimo;
4. Kawasan Strategis Industri Sedayu; dan
5. Kawasan Strategis Industri Piyungan.
Sedangkan kawasan strategis sosio kultural kabupaten meliputi Kawasan Strategis Desa Wisata
dan Kerajinan Gabusan Manding Tembi (GMT) dan Kasongan Jipangan Gendeng
Lemahdadi (Kajigelem). Dan kawasan strategis lingkungan hidup kabupaten meliputi:
1. Kawasan Strategis Agrowisata di Kecamatan Dlingo dan Agropolitan di Kecamatan Sanden,
Kecamatan Kretek, Kecamatan Pundong, Kecamatan Imogiri, dan Kecamatan Dlingo; dan
2. Kawasan Strategis Gumuk Pasir Parangtritis yang berfungsi untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan penelitian.

2.1.1.8 Wilayah rawan bencana
Wilayah Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi rawan
bencana alam seperti: rawan banjir, bencana tanah longsor, gempa bumi, tsunami, dan kekeringan.
Bencana gempa tanggal 27 Mei 2006 terjadi hampir di seluruh Kabupaten Bantul. Bencana air
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-13
pasang merupakan bencana yang mengikuti bencana gempa bumi tahun 2006 dan terjadi di
kawasan pantai selatan Kabupaten Bantul meliputi Kecamatan Kretek, Sanden, dan Srandakan.
Kekeringan di Kabupaten Bantul hampir terjadi setiap tahun dan terjadi di Kecamatan Dlingo,
Piyungan, Pajangan, Pleret, Imogiri, dan Pundong. Kawasan rawan bencana sebagaimana
dimaksud dalam Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul
Tahun 2010-2030 meliputi kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan longsor, kawasan rawan
banjir, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan kekeringan.
Tabel 2.9. Kawasan rawan bencana di Kabupaten Bantul menurut Perda Kabupaten Bantul Nomor 4
Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010 - 2030
No Jenis Bencana Lokasi yang berpotensi
1. Kawasan rawan gempa bumi Di seluruh kecamatan
2. Kawasan rawan longsor Imogiri, Dlingo, Pleret, Piyungan, Pundong.
3. Kawasan rawan banjir
Kretek, Srandakan, Sanden, Pandak, Jetis,
Pundong, Pleret.
4. Kawasan rawan gelombang pasang
Kretek, Srandakan,Sanden, sebagian Pandak,
sebagian Pundong, sebagian Imogiri, sebagian
Jetis, sebagian Bambanglipuro.
5. Kawasan rawan kekeringan
Dlingo, sebagian Piyungan, sebagian Pajangan,
sebagian Pleret, sebagian Imogiri, sebagian
Pundong, sebagian Sedayu, sebagian Kasihan,
dan sebagian Kretek.
Sumber : Bappeda, 2011

Upaya penanggulangan bencana guna menghindari jatuhnya korban jiwa ataupun kerugian yang
lebih besar dilakukan dengan penghijauan di kawasan rawan longsor dan sekitar pantai,
pembangunan talud, drainase, pembangunan prasarana air bersih, droping air, dan sebagainya.
Pembangunan berbasis pengurangan risiko bencana:
1. Pada daerah-daerah sesar/wilayah rawan tinggi bencana gempa bumi tidak dibangun untuk
permukiman dan fasilitas umum,
2. Pada daerah-daerah sesar/wilayah rawan sedang, permukiman haruslah mempunyai struktur
bangunan yang kuat, begitu pula sekolah, puskesmas, tempat ibadah dan toko-toko,
3. Pada daerah-daerah sesar/wilayah rawan gempa, disiapkan sekolah siaga bencana, desa
siaga bencana, bahkan kantor siaga bencana.


Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-14
2.1.1.9 Demografi
Berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Bantul tercatat sejumlah
911.503 jiwa. Berdasarkan data sensus penduduk Tahun 2010 dan laju pertumbuhan SP2000-
SP2010(1,07%) maka estimasi jumlah penduduk Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 ini mencapai
921.263 jiwa (Tabel 2.10).
Tabel 2.10. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan rasio jenis kelamin per kecamatan di
Kabupaten Bantul, 2011
No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Rasio jumlah laki-
laki dan
perempuan
1 Srandakan 14.214 14.454 28.668 98,34
2 Sanden 14.616 15.128 29.744 96,62
3 Kretek 14.131 15.192 29.323 93,02
4 Pundong 15.543 16.236 31.779 95,73
5 Bambanglipuro 18.524 18.956 37.480 97,72
6 Pandak 23.926 23.982 47.908 99,77
7 Bantul 29.681 30.073 59.754 98,70
8 Jetis 25.887 26.426 52.313 97,96
9 Imogiri 28.008 28.528 56.536 98,18
10 Dlingo 17.609 18.058 35.667 97,51
11 Pleret 21.926 21.805 43.731 100,55
12 Piyungan 24.604 24.823 49.427 99,12
13 Banguntapan 62.127 60.383 122.510 102,89
14 Sewon 53.486 52.215 105.701 102,43
15 Kasihan 56.487 56.221 112.708 100,47
16 Pajangan 16.493 16.723 33.216 98,62
17 Sedayu 22.197 22.601 44.798 98,21
Jumlah 459.459 461.804 921.263 99,49
Persentase 49,87 50,13 100
Sumber: BPS, 2012 (Estimasi penduduk dengan laju pertumbuhan SP2000-SP2010, angka sementara)

Guna melakukan kebijakan yang berprespektif gender maka sangat diperlukan pengetahuan
mengenai persebaran penduduk berdasarkan jenis kelamin. Kebijakan pada persebaran penduduk
yang seimbang antara laki-laki dan perempuan sudah seharusnya berbeda dengan persebaran yang
didominasi salah satunya. Dengan demikian kebijakan yang diambil lebih efektif.
Kepadatan penduduk geografis menunjukkan jumlah penduduk pada suatu daerah setiap kilometer
persegi. Kepadatan penduduk geografis menunjukkan penyebaran penduduk dan tingkat kepadatan
penduduk di suatu wilayah.



Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-15
Tabel 2.11. Kepadatan Penduduk Geografis per Kecamatan Tahun 2011
No Kecamatan Luas (km2) Jumlah Penduduk Kepadatan/Km
2

1 Srandakan 18,32 28.668 1.565
2 Sanden 23,16 29.744 1.284
3 Kretek 26,77 29.323 1.095
4 Pundong 23,68 31.779 1.342
5 Bambanglipuro 22,70 37.480 1.651
6 Pandak 24,30 47.908 1.972
7 Bantul 21,95 59.754 2.722
8 Jetis 24,47 52.313 2.138
9 Imogiri 54,49 56.536 1.038
10 Dlingo 55,87 35.667 638
11 Pleret 22,97 43.731 1.904
12 Piyungan 32,54 49.427 1.519
13 Banguntapan 28,48 122.510 4.302
14 Sewon 27,16 105.701 3.892
15 Kasihan 32,38 112.708 3.481
16 Pajangan 33,25 33.216 999
17 Sedayu 34,36 44.798 1.304
Jumlah 506,85 921.263 1.818
Sumber: BPS, 2012
Pada tabel 2.11 terlihat bahwa penyebaran penduduk di Kabupaten Bantul tidak merata, daerah
yang mempunyai kepadatan penduduk geografis tinggi terletak di wilayah Kabupaten Bantul yang
berbatasan dengan kota Yogyakarta yang meliputi kecamatan Banguntapan (4.302 jiwa/km
2
),
Sewon (3.892 jiwa/km
2
), dan Kasihan (3.481 jiwa/km
2
), sedangkan kepadatan penduduk geografis
terendah terletak di Kecamatan Dlingo (638 jiwa/km
2
sedangkan kepadatan penduduk geografis
Kabupaten Bantul Tahun 2011 mencapai 1.818 jiwa per km
2
.
Selain kepadatan penduduk geografis, kepadatan penduduk dapat pula ditinjau dari kepadatan
penduduk agraris. Berdasarkan mata pencaharian penduduk di Kabupaten Bantul sebagian besar
menggantungkan hidupnya di sektor pertanian, sehingga kepadatan penduduk agraris per wilayah
perlu diketahui agar tercapai akurasi kebijakan. Secara rinci kepadatan penduduk agraris dapat
dilihat pada Tabel 2.12. Kepadatan penduduk agraris adalah angka yang menunjukkan
perbandingan jumlah penduduk pada suatu daerah dengan luas lahan pertanian yang tersedia.
Berdasarkan data kepadatan penduduk agraris yang ada diketahui bahwa setiap tahun terjadi
penyusutan lahan pertanian yang berdampak pada berkurangnya jumlah produksi pertanian.
Dengan melihat kecenderungan bahwa setiap tahun terjadi pengurangan lahan pertanian, maka
perlu ada upaya-upaya kongkrit agar pemenuhan kebutuhan dari produk pertanian tetap terjaga
serta adanya langkah-langkah pengamanan lahan pertanian untuk menekan laju penyusutannya.
Penyusutan lahan banyak terjadi di daerah aglomerasi perkotaan seperti di Sewon, Banguntapan,
dan Kasihan. Hal ini banyak disebabkan oleh migrasi dari kota Yogyakarta.
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-16
Tabel 2.12. Kepadatan Penduduk Agraris per Kecamatan di Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kecamatan Luas Areal Pertanian (Ha) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan/Ha
1 Srandakan 419 28.668 50
2 Sanden 986 29.744 26
3 Kretek 892 29.323 12
4 Pundong 864 31.779 24
5 Bambanglipuro 1.164 37.480 24
6 Pandak 927 47.908 28
7 Bantul 1.132 59.754 58
8 Jetis 1.177 52.313 39
9 Imogiri 1.109 56.536 18
10 Dlingo 512 35.667 9
11 Pleret 860 43.731 26
12 Piyungan 1.385 49.427 23
13 Banguntapan 1.409 122.510 100
14 Sewon 1.305 105.701 83
15 Kasihan 673 112.708 150
16 Pajangan 262 33.216 23
17 Sedayu 960 44.798 16
Jumlah (Rata-rata) 16.036 921.263 31
Sumber: BPS, 2012 (angka sementara)

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
2.1.2.1.1. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB merupakan jumlah nilai tambah (barang dan jasa) yg dihasilkan oleh seluruh unit usaha
dalam suatu wilayah selama periode tertentu. PRDB Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 sebesar
Rp. 10.025.775 juta atas dasar harga berlaku dan mencapai Rp. 4.176.868 juta atas dasar harga
konstan Tahun 2000. Sedangkan struktur ekonomi Kabupaten Bantul Tahun 2011 mengalami
pergeseran dari sektor primer menuju ke sektor sekunder dan tersier (Gambar 2.2). Adapun nilai dan
kontribusi sektor-sektor dalam PDRB secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.13.

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-17
Gambar 2.2 Struktur Ekonomi Kabupaten Bantul Tahun 2010 2011
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-18
Tabel 2.13. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 2011 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten Bantul
No Sektor
2007 2008 2009 2010* 2011**
(Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) %
1 Pertanian 838.545 24,31 880.148 24,33 919.417 24,32 933.260 23,52 950.491 22.76
2 Pertambangan & Penggalian 35.023 1,02 35.829 0,99 35.783 0,95 36.525 0,92 36.576 0.88
3 Industri Pengolahan 582.328 16,88 596.187 16,48 610.781 16,16 647.939 16,33 680.271 16.29
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 29.294 0,85 31.675 0,88 34.448 0,91 36.289 0,91 37.969 0.91
5 Konstruksi 413.694 11,99 437.151 12,08 434.409 11,49 454.480 11,45 482.930 11.56
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 659.401 19,12 702.353 19,41 746.833 19,76 789.789 19,90 844.427 20.22
7 Pengangkutan & Komunikasi 234.814 6,81 248.779 6,88 268.145 7,09 287.236 7,24 308.199 7.38
8 Keuangan, Sewa, & Jasa Perusahaan 202.511 5,87 212.888 5,88 230.768 6,11 252.015 6,35 271.556 6.50
9 Jasa-jasa 453.340 13,14 473.049 13,07 499.364 13,21 530.397 13,37 564.448 13.51
PDRB 3.448.949 100 3.618.060 100 3.779.948 100 3.967.928 100 4.176.868 100
Sumber : BPS 2012
* Angka Sementara
**Angka Sangat sementara
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-19
Tabel 2.14. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 2011 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bantul
No Sektor
2007 2008 2009 2010* 2011**
(Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) %
1 Pertanian 1.348.018 21,03 1.587.482 21,40 1.705.935 20,94 1.834.746 20,21 2.019.432 20,14
2 Pertambangan & Penggalian 64.077 1,00 71.679 0,97 75.592 0,93 85.446 0,94 87.174 0,87
3 Industri Pengolahan 1.228.352 19,16 1.391.054 18,75 1.527.505 18,75 1.750.151 19,28 1.904.919 19,00
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 67.967 1,06 83.561 1,13 98.549 1,21 108.148 1,19 114.736 1,14
5 Konstruksi 814.190 12,70 951.861 12,83 988.181 12,13 1.104.073 12,16 1.206.859 12,04
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 1.100.094 17,16 1.289.407 17,38 1.454.135 17,85 1.602.662 17,66 1.799.008 17,94
7 Pengangkutan & Komunikasi 440.421 6,87 509.703 6,87 560.368 6,88 623.940 6,87 697.451 6,96
8 Keuangan, Sewa, & Jasa Perusahaan 398.161 6,21 459.309 6,19 527.028 6,47 615.172 6,78 699.893 6,98
9 Jasa-jasa 948.369 14,80 1.073.924 14,48 1.210.568 14,86 1.352.064 14,90 1.496.304 14,92
PDRB 6.409.648 100 7.417.980 100 8.147.860 100 9.076.401 100 10.025.775 100
Sumber : BPS 2012
*Angka sementara
**Angka sangat sementara
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-20
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 mengalami
peningkatan dari 4,97% pada Tahun 2010 menjadi 5,27% pada Tahun 2011 (Tabel 2.15).

Tabel 2.15. Pertumbuhan PDRB Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000 di
Kabupaten Bantul Tahun 2009 2011 (Juta Rp)
No Tahun
Harga Berlaku Harga Konstan tahun 2000
Nilai
(Juta Rp)
Pertumbuhan (%)
Nilai
(Juta Rp)
Pertumbuhan (%)
1 2009 8.147.860 9,84 3.779.948 4,47
2 2010 9.076.401* 11,4 3.967.928* 4,97
2 2011 10.025.775** 10,46 4.176.868** 5.27
Sumber : BPS, 2012
*Angka sementara
**Angka sangat sementara

Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 berdasarkan harga konstan sebesar
5,27% sedangkan Tahun 2010 sebesar 4,97%. Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB
Tahun 2007 2011 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2000 Kabupaten
Bantul dapat dilihat pada tabel berikut :




Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-21
Tabel 2.16. Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 2011 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2000 Kabupaten
Bantul

No Sektor
2007 2008 2009 2010* 2011**
Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk
% % % % % % % % % %
1 Pertanian 21,03 24,31 21,40 24,33 20,94 24,32 20,21 23,52 20,14 22,76
2 Pertambangan & Penggalian 1,00 1,02 0,97 0,99 0,93 0,95 0,94 0,92 0,87 0,88
3 Industri Pengolahan 19,16 16,88 18,75 16,48 18,75 16,16 19,28 16,33 19,00 16,29
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,06 0,85 1,13 0,88 1,21 0,91 1,19 0,91 1,14 0,91
5 Konstruksi 12,70 11,99 12,83 12,08 12,13 11,49 12,16 11,45 12,04 11,56
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 17,16 19,12 17,38 19,41 17,85 19,76 17,66 19,90 17,94 20,22
7 Pengangkutan & Komunikasi 6,87 6,81 6,87 6,88 6,88 7,09 6,87 7,24 6,96 7,38
8 Keuangan, Sewa, & Jasa Perusahaan 6,21 5,87 6,19 5,88 6,47 6,11 6,78 6,35 6,98 6,50
9 Jasa-jasa 14,80 13,14 14,48 13,07 14,86 13,21 14,90 13,37 14,92 13,51
PDRB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber: BPS, 2012
*Angka sementara
**Angka sangat sementara
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-22
2.1.2.1.2. Pertumbuhan Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita
Produk Domestik Regional Bruto perkapita merupakan salah satu indikator produktivitas penduduk
dihitung dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang
bersangkutan. Produk Domestik Regional Bruto perkapita dapat dihitung atas dasar berlaku maupun
atas dasar konstan. PDRB perkapita Kabupaten Bantul selama lima tahun terakhir menunjukkan
peningkatan baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan (Tabel 2.17).
Tabel 2.17. Perkembangan PDRB Per Kapita Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun
2000 Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011
No Tahun
Pendudukpertengahan
tahun
Harga Berlaku
Harga Konstan Tahun
2000
Nilai (Rp) Pertumbuhan Nilai (Rp) Pertumbuhan
1 2007 872.866 7.343.221 10,32 3.951.293 2,95
2 2008 886.061 8,371.861 14 4.083.309 3,34
3 2009 899.312 9.060.104 8,22 4.203.156 2,93
4 2010* 911.503 9.957.620 9,9 4.353.170 3,56
5 2011** 921.263 10.882.642 9,28 4.533.849 4,15
Sumber: BPS, 2011
* = angka sementara
** = angka sangat sementara
2.1.2.1.3. Laju inflasi
Laju inflasi tahun kalender di Kabupaten Bantul pada bulan Desember berada pada angka 3,73
persen, lebih rendah apabila dibandingkan dengan laju inflasi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
yang mencapai 3,88 persen dan laju inflasi nasional yaitu sebesar 3,79 persen. Dari tujuh kelompok
pengeluaran yang dipantau harganya, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar
memiliki laju inflasi tahun kalender lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta maupun nasional, sedangkan kelompok sandang dan kelompok transportasi,
komunikasi, dan jasa keuangan memiliki laju inflasi tahun kalender lebih tinggi dibandingkan dengan
kota Yogyakarta dan nasional. Secara grafis, perbandingan laju inflasii triwulan IV Tahun 2011 antar
Kabupaten Bantul dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Nasional dapat dilihat pada
Gambar 2.3 sebagai berikut :






Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-23
Gambar 2.3 Laju Inflasi Tahun Kalender Triwulan IV Tahun 2011 Kabupaten Bantul, DIY, dan Nasional


lnflasi Tahun 2011 sebesar 3,73 persen termasuk ke dalam kriteria inflasi ringan (kurang dari 10%
per tahun). Inflasi ringan mempunyai dampak positif dalam arti dapat mendorong perekonomian
lebih baik antara lain meningkatkan pendapatan dan investasi. Perkembangan Inflasi Kabupaten
Bantul dari Tahun 2007 sampai 2011 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.18. Perkembangan Inflasi di Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011
No Tahun Inflasi Kab. Bantul Provinsi DIY Inflasi Nasional
1 2007 7,1 7,99 6,59
2 2008 10,26 10,80 11,06
3 2009 2,99 2,93 2,78
4 2010 6,56 7,38 6,96
5 2011 3,73 3,88 3,79
Sumber: BPS, 2012

2.1.2.1.4. Koefisien Gini
Koefisien Gini merupakan salah satu indikator untuk mengetahui distribusi dan ketimpangan
pendapatan penduduk. Koefisien Gini pada Tahun 2010 sebesar 0,2469 dan pada Tahun 2011
diprediksikan sebesar 0,2445, mengingat bahwa faktor perkalian baru dapat ditentukan oleh BPS
Pusat pada Tahun 2011. Koefisien Gini Tahun 2011 merupakan prediksi yang didasarkan pada
penurunan persentase angka kemiskinan pada Tahun 2011, peningkatan laju pertumbuhan PDRB
Tahun 2011, dan kondisi perekonomian Kabupaten Bantul yang relatif stabil.
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-24
Pemerintah menyadari bahwa hasil pembangunan yang telah dilaksanakan belum sepenuhnya
dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Tujuan pembangunan tidak semata-mata mengejar
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun juga telah memberikan penekanan dengan bobot yang
sama kepada aspek peningkatan tingkat pendapatan masyarakat dan aspek pemerataan.
Alternatif pilihan kebijakan penanggulangan ketimpangan dan kemiskinan antara lain program
Jamkesmas, jamkesda, PNPM mandiri. Pelaku bisnis dan masyarakat juga perlu ikut berperan aktif,
agar kaum miskin tidak semakin terpinggirkan dengan memberikan lapangan kerja.
Tabel 2. 19. Gini Rasio di Kabupaten Bantul Tahun 2007 - 2011
Uraian 2007 2008 2009 2010 2011*
Gini Ratio 0,2474 0,2536 0,2473 0,2469 0,2445
Kriteria Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
* Prediksi Bappeda
2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial
2.1.2.2.1. Angka Melek Huruf
Angka melek huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan
menulis dalam huruf latin atau lainnya. Angka melek huruf didapat dengan membagi jumlah
penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk usia 15
tahun keatas kemudian hasilnya dikalikan dengan seratus. Angka melek huruf di Kabupaten Bantul
tahun 2007 2011 disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.20. Angka Melek Huruf di Kabupaten Bantul Tahun 2007 2011
Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah Melek Huruf (orang) 670.368 690.526 720.624 750.540 760.000
Persentase Melek Huruf (%) 82,073 84,09 87,44 89.82 90.91
Sumber: Dinas Pendidikan dan Non Formal, 2011
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa angka melek huruf di Kabupaten Bantul pada Tahun 2011
mengalami penurunan menjadi 91,03%. Namun angka tersebut melebihi dari target RPJMD 2011-
2015 yaitu sebesar 89,94%. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar masyarakat cukup tinggi.
2.1.2.2.2. Angka Partisipasi Murni (APM)
APM merupakan indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat partisipasi murni penduduk
usia sekolah. Keberhasilan program wajib belajar sembilan tahun dapat dilihat dari indikator angka
partisipasi kasar dan angka partisipasi murni. APM menunjukkan perbandingan antara jumlah siswa
yang berasal dari Kabupaten Bantul dengan jumlah penduduk Kabupaten Bantul pada usia
sekolah.
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-25
Tabel 2.21: Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2007 2011 Kabupaten Bantul
No Jenjang Pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011
1.
APM SD/MI 90.71 91.27 92.12 89.03 81,76
2.
APM SMP/MTs 73.03 74.55 73.94 74.63 62,09
3.
APM SMA/MA/SMK 57.11 58.3 59.98 43.80 50,27
Sumber: Dinas Pendidikan Dasar & Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal, 2011
Realisasi APM SD/MI pada Tahun 2011 adalah 81,76%, adapun APM SMP/MTs Tahun 2011 adalah
62,09%. Capaian APM seperti di atas bukan berarti bahwa anak usia 7-12 tahun dan anak usia 13-
15 tahun tidak bersekolah, akan tetapi dimungkinkan dari kelompok umur tersebut ada yang
bersekolah di luar Kabupaten Bantul atau sudah masuk di jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan
untuk SMA/MA/SMK mencapai 50,27%. Angka ini lebih tinggi daripada Tahun 2010 yang mencapai
43,80%.
2.1.2.2.3. Angka Partisipasi Kasar (APK)
APK adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan
jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun atau rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang
sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang
berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK pada setiap jenjang pendidikan di Kabupaten
Bantul pada Tahun 2007 2011 disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.22 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar(APK) Tahun 2007 2011 Kabupaten Bantul
No Jenjang Pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011
1.
APK SD/MI 104,44 104,64 104,99 91,48 92,39
2.
APK SMP/MTs 95,25 96,22 96,41 91,66 87,97
3.
APK SMA/MA/SMK 76,3 78,13 80,53 65 69,88
Sumber : Dikdas dan Dikmenof
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai APK baik SD, SMP maupun SMA dari Tahun 2007 2009
mengalami kenaikan namun pada Tahun 2010 nilai APK tersebut mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan karena jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan baik SD/MI, SMP/MTS,
maupun SMA/MA/SMK pada Tahun 2010 semakin banyak yang sesuai dengan usia sekolah
(banyak sekolah yang memberlakukan minimal usia sekolah), sedangkan pada tahun-tahun
sebelumnya masih banyaknya siswa yang bersekolah tidak pada usia sekolah. Pada Tahun 2011 ini
nilai APK kembali naik untuk SD/MI dan SMA/MA/SMK. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan
jumlah penduduk antara proyeksi dan hasil sensus.

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-26
2.1.2.2.4. Angka Kelangsungan Hidup Bayi dan Angka Kematian Ibu
Peningkatan kesehatan bayi mengalami tren meningkat yang ditandai dengan Angka Kematian Bayi
(AKB) sejak Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011 secara umum cenderung mengalami
penurunan yang disebabkan karena kinerja pemerintah dalam bidang kesehatan cukup baik.
Dengan angka kematian bayi yang semakin menurun ini menunjukkan bahwa angka kelangsungan
hidup bayi semakin tinggi. Upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bantul yaitu dengan lebih
meningkatkan peran serta masyarakat melalui Program Desa bebas 4 masalah Kesehatan (DB4MK)
sehingga diharapkan pada tahun-tahun berikutnya bisa menurunkan angka kematian bayi.
Dalam mempercepat penurunan kematian bayi, memerlukan keterpaduan lintas program antara lain
yaitu Program Pencegahan Penyakit melalui imunisasi pada bayi, Program Perbaikan Gizi Masyarakat, yaitu
peningkatan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif bagi bayi sampai umur enam bulan, dan pemberian
makanan pendamping ASI bagi keluarga miskin (Gakin), serta kegiatan Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu)
yang memotivasi ibu hamil untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada saat melahirkan sehingga
mendorong peningkatan pemberian ASI Eksklusif.
Tabel 2.23 Perkembangan Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) Tahun 2009 2011 Kabupaten
Bantul
Uraian 2009 2010 2011
Jumlah kematian bayi usia dibawah 1 th 142 120 114
Jumlah kelahiran hidup 11984 12185 13446
AKB 11,8 9,8 8,5
AKHB 988,2 990,2 991,5
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul (*AKHB = 1000 AKB)
Program peningkatan dan Keselamatan Ibu bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Angka kematian ibu pada Tahun
2011 ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi apabila dibandingkan dengan Tahun 2010.
Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) terjadi karena kurangnya pemberdayaan masyarakat dalam
kegiatan pengenalan tanda bahaya dan cara pencegahan selama kehamilan, bersalin dan nifas
serta perawatan kesehatan dan cara pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dalam
penanganan kegawatdaruratan. Untuk itu diperlukan peningkatan partisipasi masyarakat melalui
pemberdayaan kader kesehatan untuk pendampingan ibu hamil resiko tinggi dan peningkatan
kualitas sarana prasarana kesehatan serta sumber daya manusia sangat diperlukan. Peningkatan
partisipasi stakeholders terkait dan masyarakat dalam rangka menurunkan AKI melalui kegiatan-
kegiatan, yaitu Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu) yang sudah di integrasikan dengan Kelas Ibu,
membentuk jejaring Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak (KIBBLA) dan peningkatan Puskesmas
mampu Penanganan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) sehingga nantinya diharapkan
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-27
semakin mendukung peningkatan status kesehatan ibu sehingga memberikan kontribusi dalam
penurunan AKI.
Upaya mempercepat penurunan AKI memerlukan keterpaduan lintas program antara lain Program
Perbaikan Gizi Masyarakat, khususnya pada ibu hamil melalui pemberian PMT Pemulihan bagi ibu
hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
melalui penyiapan masyarakat dalam Desa Siaga, Ambulance Desa dan Donor Darah.
Tabel 2.24. Perkembangan Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun 2007 2011 Kabupaten Bantul
Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
Bantul 47,14 140,13 158,29 82,07 111,2
DIY 105 104 104 99,8
Nasional 228 214 201
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
2.1.2.2.5. Angka usia harapan hidup dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya.
Pada Tahun 2010 usia harapan hidup Kabupaten Bantul mencapai 71,31 tahun. Angka tersebut
lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas
kesehatan penduduk Kabupaten Bantul sudah meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya.
Dari sisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI), yaitu suatu
ukuran untuk menilai keberhasilan pembangunan dari segi pendidikan, kesehatan, dan ekonomi,
kondisi di Kabupaten Bantul dari tahun 2009-2010 cenderung mengalami peningkatan, dimana pada
tahun 2009 sebesar 73,75 dan pada Tahun 2010 sebesar 74,53. Angka IPM Tahun 2011 belum
diterbitkan oleh BPS (Tabel 2.25).
Tabel 2.25. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2007 2010 Kabupaten Bantul, Propinsi
DIY, dan Nasional
Uraian 2007 2008 2009 2010
Kabupaten Bantul 72,78 73,38 73,75 74,53
Propinsi DIY 78,14 78,95 79,29 79,52
Nasional 70,59 71,17 71,76 72,27
Sumber: BPS Kabupaten Bantul
2.1.2.2.6. Persentase balita gizi buruk
Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi buruk terhadap jumlah
balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan menurut umur. Status gizi balita secara
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-28
sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur maupun
menurut panjang badannya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Dari Tabel 2.29 dapat
dilihat bahwa prosentase balita gizi buruk Kabupaten Bantul mengalami kanaikan pada Tahun 2010.
Hal ini dikarenakan penggantian definisi operasional dengan pembagi yaitu balita yang ditimbang
saja, sedang definisi operasional lama dengan pembagi seluruh balita.
Tabel 2.26. Persentase Balita Gizi Buruk Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
Uraian 2009 2010 2011
Jumlah balita gizi buruk (jiwa) 203 196 178
Jumlah balita (jiwa) 57785 63321 74275
Persentase balita gizi buruk 0,35 0,31 0,29
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
2.1.2.2.7. Prosentase penduduk diatas garis kemiskinan dan prosentase kemiskinan
Prosentase penduduk diatas garis kemiskinan dihitung dengan menggunakan formula (100 angka
kemiskinan). Angka kemiskinan adalah persentase penduduk yang masuk kategori miskin terhadap
jumlah penduduk. Penduduk miskin dihitung berdasarkan garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah
nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi standar minimum kebutuhan-
kebutuhan konsumsi pangan dan non pangan yang dibutuhkan oleh individu untuk hidup layak. Dari
Tabel 2.27 dapat dilihat bahwa angka kemiskinan Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 adalah
15,02% sehingga persentase penduduk diatas garis kemiskinan sebesar 84,98%. Angka ini lebih
baik daripada Tahun 2010 dimana persentase jiwa miskin terhadap jumlah jiwa total sebesar
15,37%. Namun prosentase kemiskinan pada Tahun 2011 ini masih belum memenuhi target dalam
RKPD Tahun 2011 yaitu sebesar 14,5%. Hal ini dikarenakan belum adanya sistem dan mekanisme
baku tentang sistem pencatatan dan pelaporan program pengentasan kemiskinan, lembaga TKPKD
(Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah ) secara operasional baru berada di tingkat
kabupaten sedangkan ditingkat kecamatan belum terbentuk, kebijakan penggunaan data basis
keluarga miskin belum secara operasional dipergunakan sebagai intervensi program pengentasan
kemiskinan.
Tabel 2.27 Prosentase KK Miskin dan Jiwa Miskin Tahun 2010 2011 Kabupaten Bantul
Tahun Jumlah KK
Total
Jumlah KK
Miskin
% Jumlah Jiwa Total Jumlah Jiwa Miskin %
2010 256.463 41.480 16,17 842.928 129.614 15,37
2011 258.294 40.321 15,61 848.608 127.479 15,02
Sumber : BKK PP dan KB Kabupaten Bantul, 2012
Bentuk upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam rangka penanggulangan kemiskinan adalah
melalui program pemberdayaan masyarakat, pengurangan beban KK Miskin, penguatan
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-29
kelembagaan, serta validasi data keluarga miskin. Kebijakan tersebut diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan masyarakat, membangun perilaku, serta pengorganisasian
masyarakat. Program kegiatan penanganan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Bantul dari tahun ke tahun telah menunjukan hasil yang cukup baik, hal ini tercermin dari semakin
berkurangnya jumlah Kepala Keluarga (KK) miskin.
Tabel 2.28. Jumlah Keluarga Miskin Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011
No, Kecamatan
KKM
2007 2008 2009 2010 2011 Jiwa Miskin 2011
1 Kretek 1.940 1.842 1.600 1.482 1.479 4.065
2 Sanden 1.474 1.454 1.337 1.238 1.296 3.991
3 Srandakan 2.326 2.025 1.790 1.305 1.312 4.262
4 Pandak 4.810 3.376 3.224 2.791 2.646 8.320
5 Bambanglipuro 3.269 2.685 2.158 1.611 1.551 4.835
6 Pundong 3.778 2.834 1.725 2.199 1.972 6.062
7 Imogiri 6.521 4.734 3.408 3.302 3.117 9.543
8 Dlingo 3.418 3.411 2.595 2.560 2.477 7.367
9 Jetis 4.599 3.654 2.982 2.929 2.951 8.811
10 Bantul 3.920 3.747 3.132 2.019 1.949 5.630
11 Pajangan 2.312 2.183 1.886 1.672 1.537 4.713
12 Sedayu 3.780 2.984 2.604 2.596 2.545 9.573
13 Kasihan 5.333 4.845 4.427 3.948 3.842 12.738
14 Sewon 6.531 6.061 4.548 3.980 3.771 12.291
15 Piyungan 3.634 3.593 2.366 2.217 2.257 6.921
16 Pleret 4.449 2.838 2.270 1.817 1.817 5.392
17 Banguntapan 5.495 5.273 4.963 3.814 3.802 12.965
Jumlah 67.589 57.539 47.015 41.480 40.321 127.479
Sumber: BKK PP dan KB Bantul 2012

2.1.2.2.8. Kesempatan kerja (Rasio penduduk yang bekerja)
Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan
tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat
menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja.
Sedangkan rasio penduduk yang bekerja adalah perbandingan jumlah penduduk yang bekerja
terhadap jumlah angkatan kerja. Rasio penduduk yang bekerja Kabupaten Bantul pada Tahun 2011
mencapai 0,94 (Tabel 2.30).Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 94% dari angkatan kerja
yang ada di Kabupaten Bantul memperoleh kesempatan kerja sedangkan 6% nya bekerja dan
setengah menganggur.

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-30
Tabel 2.29. Jumlah Angkatan Kerja di Kabupaten Bantul Tahun 2010 - 2011
No Kecamatan
Angkatan Kerja 2010 Angkatan Kerja 2011
Bekerja Menganggur
Setengah
Menganggur
Bekerja Menganggur
Setengah
Menganggur
1 Kasihan 37.018 2.726 4.612 41.067 2.801 6.642
2 Sewon 38.506 4.088 6.915 37.599 2.645 6.229
3 Banguntapan 45.412 2.022 3.423 48.617 1.432 3.375
4 Bantul 22.338 4.239 7.170 22.301 4.286 10.095
5 Pajangan 17.417 962 1.626 19.159 701 1.650
6 Sedayu 24.461 1.315 2.225 24.614 1.121 2.643
7 Pandak 26.641 1.324 2.241 24.792 1.984 4.679
8 Srandakan 16.550 333 563 17.037 267 629
9 Sanden 9.509 2.747 4.647 10.312 2.497 5.880
10 Bambanglipuro 19.774 2.921 4.942 19.121 2.361 5.564
11 Pundong 14.406 481 815 14.838 386 910
12 Kretek 16.763 766 1.298 17.231 615 1.449
13 Jetis 23.314 1.579 2.669 20.338 2.007 4.726
14 Imogiri 32.904 1.658 2.802 32.745 1.466 3.453
15 Dlingo 18.713 1.181 2.000 20.177 1.176 2.771
16 Pleret 17.516 792 1.344 18.614 2.886 6.796
17 Piyungan 19.047 1.005 1.700 19.129 588 1.385
JUMLAH 400.289 30.139 50.992 407.691 29.219 68.876
Sumber : Disnakertrans
Tabel 2.30. Rasio Penduduk yang Bekerja dengan Angkatan Kerja Tahun 2007 2011 Kabupaten
Bantul
Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah penduduk yang bekerja 427.431 430.771 440.259 451.281 476.467
Jumlah angkatan kerja 461.593 466.136 471.112 481.420 505.786
Rasio Penduduk yang bekerja 0,93 0,92 0,93 0,94 0,94
Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul
Secara kewilayahan pengangguran banyak dijumpai di wilayah sub-urban dan wilayah tengah
Kabupaten Bantul. Dilihat dari komposisi penguasaan keterampilan penganggur terlihat bahwa
sebagian terbesar penganggur belum memiliki ketrampilan spesifik yang siap untuk membuka usaha
atau mencari kerja.

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-31
2.1.2.2.9. Kriminalitas (angka kriminalitas yang tertangani)
Pemerintah daerah dapat terselenggara dengan baik apabila pemerintah dapat memberikan rasa
aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalam pergaulan masyarakat, serta menanggulangi
kriminalitas sehingga kuantitas dan kualitas kriminalitas dapat diminimalisir.
Angka kriminalitas yang tertangani adalah penanganan kriminal oleh aparat penegak hukum
(polisi/kejaksaan). Angka kriminalitas yang tertangani merupakan jumlah tindak kriminal yang
ditangani selama 1 tahun terhadap 10.000 penduduk. Angka kriminalitas Kabupaten Bantul Tahun
2011 menurun menjadi 4,71 (data per Mei 2011). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kemanan dan
ketertiban semakin tercipta sehingga akan menjadi salah satu pendukung dalam perencanaan
pengembangan investasi di Kabupaten Bantul.
Tabel 2.31 Angka Kriminalitas Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
Uraian 2009 2010 2011*
Jumlah tindak kriminal tertangani dalam 1 th (kasus) 1.011 1.560 434
Jumlah penduduk 899312 911503 921263
Angka kriminalitas 11,24 17,11 4,71
Sumber: Polres Bantul (*Data per Mei 2011)
2.1.2.3. Fokus Seni budaya dan olah raga
Fokus Seni budaya mencakup jumlah kelompok seni budaya dan jumlah gedung olah raga.
Pencapaian pembangunan seni, budaya dan olahraga dapat dilihat berdasarkan indikator jumlah
grup kesenian, jumlah gedung kesenian, jumlah klub olahraga, dan jumlah gedung olahraga.
Capaian pembangunan seni, budaya, dan olahraga Kabupaten Bantul Tahun 2010 disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel 2.32. Capaian Pembangunan Seni, Budaya, dan Olahraga Tahun 2010
NO Capaian Pembangunan 2010
1 Jumlah grup kesenian 1.193
2 Jumlah gedung kesenian 3
3 Jumlah klub olahraga 372
4 Jumlah gedung olahraga 52
Sumber : Kantor PORA dan Disbudpar, 2011
Kebudayaan merupakan penunjang sektor pariwisata di Kabupaten Bantul. Hal ini disebabkan
karena pilar pariwisata di Kabupaten Bantul bertumpu pada wisata budaya dan wisata alam. Potensi
bidang kebudayaan di Kabupaten Bantul ditunjukkan dengan adanya sejumlah lembaga budaya
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-32
yang terus menerus melaksanakan peran pelestarian. Lembaga budaya yang ada di Kabupaten
Bantul pada Tahun 2011 disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.33. Lembaga Budaya di Kabupaten Bantul Tahun 2011
No
.
Nama Alamat
Bentuk
Organisasi
Bidang
1 Bintang Mataram Jl. Ringin putih 500 B
Perum Depag Kotagede
telp. 378620
Org. informal Teater kontemporer
2 Badan Seni
Mahasiswa
Indonesia (BSMI)
Purek III ISI Yogayakrta
Telp. 3791333 fax 371233
JL. Parangtritis km 6 PO
BOX 1210
Org. informal Musik tradisional, musik kontemporer, teater, tari, tari
kontemporer, seni lukis tradisional dan kontemporer,
seni patung tradisional dan kontemporer, fotografi,
animasi desain, sastra
3 Dagelan Mataram
Baru (DMB)
Desa Kerajinan Keramik
Kasongan
Org. informal Teater tradisional
4 Forum Kesenian
Indonesia
Jotawang, Bangunharjo
Telp. 385137
Yayasan Teater kontemporer, pendamping dan pelatihan sastra
5 Institut Seni
Indonesia
ISI Yogayakrta
Telp. 3791333 fax 371233
JL. Parangtritis km 6 PO
BOx 1210
Org. informal Musik tradisional, musik kontemporer, teater tradisional,
tari tradisional, tari kontemporer, seni lukis tradisional
dan kontemporer, seni patung tradisional dan
kontemporer, fotografi, animasi desain, sastra, tradisi
lisan, etnomusikologi, etnologi tari, sejarah seni,
antrpologi
6 Kelompok
Jendela
Kersan No. 211 RT 08 / 05
Tirtonirmolo
Telp.08122965526
Org. informal Seni lukis kontemporer, seni patung kontemporer,
instalasi, sastra, tradisi lisan, sejarah seni, antrpologi,
lingkungan, hukum, politik dan social
7 Keroncong Sinten
Remen
Desa Kersa, Tirtonirmolo
surat d.a. Yayasan Galang
Jl. Bakung Baru 13
Yogyakarta 55225 Telp.
376554, 375039 Fax.
520105
Org. informal musik tradisional dan kontemporer
8 Komunitas
Angkringan
Jl. Nitiprayan 50 Ngestiharjo
RT 01/RW 01 Kode pos
55182
Org. informal Musik kontemporer, teater kontemporer, tari
kontemporer, sastra, tradisi lisan, entomusikologi,
etnologi tari,sejarah seni, antropologi
9 Gentong Potters Soboiman Gg. Kemuning
no. 232
RT 06 / 29 Ngestiharjo
55182
Telp. 418261 Fax. 381217
Org. informal Keramik
11 Komunitas
Kethoprak Lesung
Yogyakarta
Perum Sewon Indah C-17
Kode Pos 55188
Org. informal Teater tradisional
12 KUA Etnika
Komunitas Seni
Desa Kersa, Tirtonirmolo
surat d.a. Yayasan Galang
Jl. Bakung Baru 13
Yogyakarta 55225 Telp.
376554, 375039 Fax.
520105
Org. informal Muasik tradisional dan kontemporer
13 Lembaga
Penelitian Institut
Seni Indonesia
Yogyakarta

Jl. Parangtritis km 6.5 Telp.
379935
Fax. 371233
Lembaga musik tradisional dan kontemporer, teater tardisional
dan kontemporer, pedalangan, seni grafis dan seni
kriya
14 Lembaga Rumah
Dongeng
Indonesia
Saman RT 4 RW 15,
Bangunharjo
Telp. 387292
Yayasan Musik kontemporer, teater kontemporer, teater boneka
kontemporer, teater anak (wayang kardus
kontemporer), seni lukis kontemporer, fotografi, sastra,
tradisi lisan, permainan dan maianan anak
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-33
No
.
Nama Alamat
Bentuk
Organisasi
Bidang
15 Lembaga Studi
Kajian Desain
Jl. Sonopakis Lor No. 15
Telp. 378276
Lembaga Desain
16 Lembaga Studi
Pengembangan
Musik
Perumahan Sewon Indah
A-15
Kode Pos 55188 Telp.
389522
Yayasan musik klasik barat, musikologi
17 Ngudya Wirama
Paguyuban
Gedongkuning RT 04 / 03
Kode Pos 55198
Org. informal musik tradisional
18 Orkes Mahasiswa
ISI Yogyakarta
ISI Yogayakrta
Telp. 3791333 fax 371233
JL. Parangtritis km 6 PO
BOX 1210
Org. informal musik kontemporer dan klasik
19 Paguyuban Seni
Kasanggit
Perum Perndowo Harjo
Indah
Jl. Nakula 14 Sewon
Org. informal musik tradisional, teater boneka tradisional, teater
kontemporer, tari tradisionasal
20 PAKRIYO
(Paguyuban
Kriyawan
Indonesia)
Tirto Bangunjiwo Telp.
370542
Org. informal seni kriya
21 Pardiman
Acapella
Desa Kersa, Tirtonirmolo
surat d.a. Yayasan Galang
Jl. Bakung Baru 13
Yogyakarta 55225 Telp.
376554, 375039 Fax.
520105
Org. informal musik tradisional dan kontemporer
22 Petak Umpet
Rancang Grafis
Sorowajan 316 RT 12 / 29
Panggungharjo
Org. informal Desain, ilustrasi, animasi
23 Pracabaan Ki
Pudjo
Gendeng RT 04 / 02
Bangunjiwo
Kode Pos 55181
Org. informal musik tradisional, teater boneka tardisional, wayang
kulit purwa
24 Sanggar Kereta Jeblog Rt o1 / 06 Ds. III
Tirtonirmolo Kode Pos
55181
Lembaga Musik tradisional, musik kontemporer, teater tradisional,
tari tradisional, tari kontemporer, seni lukis tradisional
dan kontemporer, seni patung tradisional dan
kontemporer, sastra, tradisi lisan
25 Sanggar/Balai
Tari Wasana
Nugraha
Dagaran, Jurug
Bangunharjo
RT 06 / 45 Sewon
Org. informal musik tardisional, tari tradisional dan kontemporer,
tradisi lisan etnomusikologi, etno tari
26 Sekolah
Mengengah Musik
Negeri 2 (SMKN 2
Kasihan)
Jl. PG Madukismo Bugisan
Telp. 374627, 380720
Instansi
Pemerintah
musik universal
27 SENI : Jurnal
Pengetahuan dan
Pencipataan Seni
Jl. Parangtritis km 6 PO
BOX 1210
Instansi
Pemerintah
sastra, tardisi lisan, etnomusikologi, etnologi tari,
sejarah seni, estetika kritik seni
28 SMK Negeri 3
Kasihan (SMSR
Yogakarta
Jl. PG Madukismo Bugisan
Telp. 374947
Lembaga Seni lukis tradisional dan kontemporer, seni patung
tradisonal dan kontemporer, fotografi kriya kayu dan
keramik
29 SMKN I Kasihan
(SMKIN YK)
Jl. PG Madukismo Bugisan
Telp. 374467
Instasi
Pemerintah
Musik tradisional, teater tradisional, teater kontemporer,
teaater boneka tradisional, sastra, etnologi tari dan
sejarah seni
30 Studio ISI Jurusan Teater FSP ISI
Yogyakarta Jl. Parangtritis
km 6.5 Perum Puspa Indah
Sito. 18 - 20 Kasongan
Kode Pos 375380
Yayasan teater tradisional dan kontemporer
31 Study Sastar dan
Teater Sila
Jotawang, Bangunharjo
Sewon Kode Pos 55187
Lembaga teater tradisional, kontemporer dan sastra
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-34
No
.
Nama Alamat
Bentuk
Organisasi
Bidang
Telp. 387534
32 Teater Alam Jl. Sawo No. 6 Perum
Wirokerten Indah Telp.
377861
Org. informal teater kontemporer
33 Teater Gandrik Desa Kersa, Tirtonirmolo
surat d.a. Yayasan Galang
Jl. Bakung Baru 13
Yogyakarta 55225 Telp.
376554, 375039 Fax.
520105
Org. informal teater kointemporer
34 Teater Garasi
Yogayakarta
Jl. Bugisan Selatan Tegal
Kenongo
RT 01/08 No. 36A Telp.
415844
Lembaga teater kontemporer, fotografi, film, video, sastra, tradisi
lisan, sejarah seni, antropogi, gagasan teater
35 Teater Gema STIE Kerjasama
Jl. Parangtritis km 3.5
Lemabaga musik kontemporer, teater kontemporer, musik klasik,
puisi, seni lukis kontemporer
36 Teater Pelopor Panggung, Argomulyo Kode
Pos 55752
Org. Informal Teter kontemporer, sastra, sejarah seni, teater dan
biografi
38 Yayasan
Padepokan Seni
Bagong
Kusudiharjo
Kemabaran RT 04/21 No.
146 Tamantirto 55183 Telp.
376394
Yayasan Musik tradisional, musik kontemporer, teater tradisional,
tari tradisional, tari kontemporer, seni lukis tradisional
dan kontemporer, sejarah seni
39 Yayasan Peduli
Tekstil Tradisional
Indonesia
(PETTRII)
Karangnongko RT 10/42
Panggungharjo Telp/fax
415177
Yayasan seni kerajinan tekstil, seni kriya tekstil, sastra, tradisi
lisan, etnologi tari, sejarah seni, antropologi, sejarah
tekstil tradisional
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, 2011
Keberhasilan pembangunan di bidang pemuda dan olahraga di Kabupaten Bantul dapat dilihat dari
banyaknya prestasi olahraga yang dicapai oleh Kabupaten Bantul baik tingkat propinsi maupun
nasional. Hal ini didukung dengan adanya klub olahraga dan pembangunan gedung olah raga di
Kabupaten Bantul.
2.1.3. Aspek Pelayanan Umum
Aspek pelayanan umum menjelaskan tentang kondisi pelayanan umum di Kabupaten Bantul sebagai
bagian dari indikator kinerja pembangunan secara keseluruhan. Salah satu indikator tersebut adalah
pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM). Pemerintah daerah dalam melaksanakan urusan
wajib yang merupakan pelayanan dasar kepada masyarakat dibutuhkan standar baik jenis dan mutu
yaitu Standar pelayanan Minimal. SPM yang telah ditetapkan Pemerintah ada 13 bidang, meliputi:
1. bidang perumahan rakyat,
2. bidang pemerintahan dalam negeri,
3. bidang sosial,
4. bidang kesehatan,
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-35
5. SPM terpadu bagi sanksi dan atau korban tindak pidana perdagangan orang dan
penghapusan eksploitasi seksual pada anak dan remaja, bidang layanan terpadu bagi
perempuan dan anak korban kekerasan,
6. bidang lingkungan hidup,
7. bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera,
8. bidang pendidikan dasar,
9. bidang ketenagakerjaan,
10. bidang pekerjaan umum dan penataan ruang,
11. bidang ketahanan pangan,
12. bidang kesenian, dan
13. bidang kominfo.

Adapun capain Standar Pelayanan Minimal Kabupaten Bantul Tahun 2011 disajikan pada tabel
berikut:


Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Pembilang Penyebut Pembilang Penyebut
A PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 11.178 13.377 84% 13.783 14.508 95% 2015 95% 88 100
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 2.454 2.675 92% 2.321 2.900 80% 2015 80% 115 100
3
Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan
atau tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan.
12.212 12.226 100% 13.846 13.846 100% 2015 90% 111 111
4 Cakupan pelayanan Ibu Nifas 10.117 12.262 83% 12.475 13.846 90% 2015 90% 92 100
5
Cakupan neonatal dengan komplikasi yang
ditangani.
1.269 1.828 69% 1.582 1.978 80% 2010 80% 87 100
6 Cakupan kunjungan bayi. 11.131 12.341 90% 11.868 13.186 90% 2010 90% 100 100
7
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child
Immunization (UCI).
75 75 100% 75 75 100% 2010 100% 100 100
8 Cakupan pelayanan anak balita. 43.845 63.321 69% 59.337 65.930 90% 2010 90% 77 100
9
Cakupan pemberian makanan pendamping
ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga
miskin.
3.714 3.714 100% 3.956 3.956 100% 2010 100% 100 100
10
Cakupan Balita gizi buruk mendapat
perawatan.
48 48 100% 53 53 100% 2010 100% 100 100
11
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD
dan setingkat.
12.313 12.748 97% 12.748 2.748 464% 2010 70% 138 663
12 Cakupan peserta KB Aktif. 116.507 147.940 79% 112.350 160.500 70% 2010 70% 113 100
13
Cakupan Penemuan dan penanganan
penderita penyakit.
a. AFP rate per 100.000 pnddk < 15 th 9 4 225% 4 4 100% 2010 100% 225 100
b. Penemn penderita pneumonia balita 434 1.307 33% 131 1.307 10% 2010 100% 33 10
c. Penemuan pasien baru TB BTA + 285 563 51% 364 606 60% 2010 100% 51 60
d. Penderita DB yg ditangani 1.557 1.557 100% 550 550 100% 2010 100% 100 100
e. Penemuan penderita diare 1.325 72.454 2% 725 72.454 1% 2010 100% 2 1
14
Cakupan pelayanan kesehatan dasar
masyarakat miskin
209.713 222.987 94% 222.987 222.987 100% 2015 100% 94 100
B Pelayanan Kesehatan Rujukan
Tabel 2. 34 Capaian Standar Pelayanan Minimal Tahun 2011
Capaian
SPM Tahun
2011
Angka Absolut Pencapai
an (%)
Angka Absolut Pencapa
ian (%)
Tahun Nilai
Capaian
SPM Tahun
2010
Indikator
2010 2011 TARGET
No
BIDANG KESEHATAN
II-36
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Pembilang Penyebut Pembilang Penyebut
Capaian
SPM Tahun
2011
Angka Absolut Pencapai
an (%)
Angka Absolut Pencapa
ian (%)
Tahun Nilai
Capaian
SPM Tahun
2010
Indikator
2010 2011 TARGET
No
15
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan
pasien masyarakat miskin.
34.943 222.987 16% 33.450 222.987 15% 2015 100% 16 15
16
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg
harus diberikan sarana kesehatan (RS) di
Kab/Kota.
12 12 100% 12 12 100% 2015 100% 100 100
C Penyelidikan epidemiologi dan Penanggulangan KLB
17
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB
yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24
jam.
75 75 100% 75 75 100% 2015 100% 100 100
D. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
18 Cakupan Desa Siaga Aktif. 75 75 100% 60 75 80% 2015 80% 125 100
A Pencegahan pencemaran air
1
Prosentase (%) jumlah usaha dan/ atau
kegiatan yang mentaati persyaratan
administratif dan teknis pencegahan
pencemaran air
4 7 57% 5 8 63% 2013 100% 57 63
B
2
Prosentase (%) jumlah usaha dan/atau
kegiatan sumber tidak bergerak yang
memenuhi persyaratan administratif dan teknis
pencegahan pencemaran udara
3 8 38% 5 8 63% 2013 100% 38 63
C
3
Presentase (%) luasan lahan yang telah
ditetapkan status kerusakan lahan/tanah untuk
produksi biomassa yang diinformasikan
340,6 1.328,1 26% 9.464 15.994 59% 2013 100% 26 59
D
4
Prosentase (%) jumlah laporan/pengaduan
masyarakat akibat adanya dugaan
pencemaran dan atau perusakan lingkungan
yang ditindak lanjuti
22 22 100% 12 17 71% 2013 100% 100 71
BIDANG PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
LINGKUNGAN HIDUP
Pencegahan pencemaran udara dari sumber
Pelayanan penyediaan informasi status
Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat
II-37
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Pembilang Penyebut Pembilang Penyebut
Capaian
SPM Tahun
2011
Angka Absolut Pencapai
an (%)
Angka Absolut Pencapa
ian (%)
Tahun Nilai
Capaian
SPM Tahun
2010
Indikator
2010 2011 TARGET
No
A Pelayanan Dokumen Kependudukan
1
Cakupan penerbitan Kartu Tanda Penduduk
(KTP)
769.958 769.958 100% 869.958 869.958 100% 2011 100% 100 100
2 Cakupan penerbitan akta kelahiran 10.727 11.249 95% 8.000 8.000 100% 2011 100% 95 100
B
3
Cakupan petugas Perlindungan Masyarakat
(Linmas) di Kab/Kota
5.467 1.681 325% 5.467 1.681 325% 2015 50% 650 650
4
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3
(Ketertiban, ketentraman, keindahan) di
Kot/kab
486 710 68% 575 800 72% 2015 80% 86 90
C Penanggulangan Bencana Kebakaran
5
cakupan pelayanan bencana kebakaran
kab/kota
176,26 508,85 35% 176,26 508,85 35% 2015 25% 139 139
6
Tingkat waktu tanggap (response time rate)
daerah layanan wilayan managemen
kebakaran (WMK)
12 12 100% 12 12 100% 2015 75% 133 133
I Pelaksanaan program/ kegiatan Bidang Sosial
bidang sosial
a
1
Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang
memperoleh bantuan sosial. Untuk memenuhi
kebutuhan dasar
9.512 75.553 13% 7.390 75.553 10% 2015 80% 16 12
b
2
Persentase (%) jumlah PMKS dalam 1 satu)
skala Kab/Kota yang menerima program
pemberdayaan sosial melalui Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial
sejenis lainnya
1.400 20.646 7% 1.300 20.646 6% 2015 80% 8 8
II Penyediaan sarana dan parasana sosial
c
3
Persentase (%) panti sosial skala kab/kota
yang menyediakan sarana prasarana pelay
kesejahteraan sosial
15 26 58% 17 26 65% 2015 80% 72 82
BIDANG SOSIAL
pemberian bantuan sosial bagi penyandang
Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Sosial
penyediaan sarana prasarana panti sosial skala
Pemeliharaan Ketentraman dan Ketertiban
II-38
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Pembilang Penyebut Pembilang Penyebut
Capaian
SPM Tahun
2011
Angka Absolut Pencapai
an (%)
Angka Absolut Pencapa
ian (%)
Tahun Nilai
Capaian
SPM Tahun
2010
Indikator
2010 2011 TARGET
No
d
4
Persentase (%) Wahana Kesejahteraan Sosial
Berbasi Masyarakat (WKSBM) yang
menyediakan sarana prasarana pelayanan
kesejahteraan sosial
7 8 88% 7 8 88% 2015 60% 146 146
III Penanggulangan korban bencana
c bantuan sosial bagi korban bencana skala kab/kota
5
Persentase (%) Korban bencana yang
menerima bantuan sosial selama masa
tanggap darurat
19.287 20.820 93% 25 291 9% 2015 80% 116 11
19.137 20.670 93%
d evakuasi korban bencana skala kab/kota
6
Persentase (%) Korban bencana yang
dievakuasi dengan menggunakan sarana
prasarana tanggap darurat
2.176 2.176 100% 467 467 100% 2015 80% 125 125
IV
e
7
Persentase (%) Penyandang cacat fisik dan
mental serta lanjut usia tidak potensial yang
telah menerima jaminan sosial
398 7.139 6% 398 7.913 5% 2015 40% 14 13
A Ketersediaan dan Cadangan Pangan
1 Ketersediaan Energi Per Kapita (90%-2015) 1.750 2.200 80% 1.800 2.200 82% 2015 80% 99 102
Ketersediaan Protein Per Kapita (90%-2015) 50 57 88% 52 57 91% 2015 80% 110 114
2 Penguatan Cadangan Pangan (60%-2015) 5 100 5% 20 100 20% 2015 60% 8 33
cadangan pangan pemerintah
B. Distribusi dan Akses Pangan
3
Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan
Akses Pangan di Daerah (90%-2015)
29 52 56% 40 52 77% 2015 60% 93 128
4
Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan (90%-
2015)
9 29 31% 16 40 40% 2015 60% 52 67
C. Penganekaragaman dan Keamanan Pangan
penyediaan sarana prasarana pelayanan luar
Pelaksanaan dan pengembangan jaminan
penyelengaraan jaminan sosial skala kab/kota
BIDANG KETAHANAN PANGAN
II-39
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Pembilang Penyebut Pembilang Penyebut
Capaian
SPM Tahun
2011
Angka Absolut Pencapai
an (%)
Angka Absolut Pencapa
ian (%)
Tahun Nilai
Capaian
SPM Tahun
2010
Indikator
2010 2011 TARGET
No
5
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) (90%-
2015)
89,5 95 94% 83,5 95 88% 2015 95% 99 93
6
Pengawasan dan Pembinaan Keamanan
Pangan (80%-2015)
16 20 80% 38 45 84% 2015 80% 100 106
D. Penanganan kerawanan pangan
7
Penanganan daerah rawan Pangan (60%-
2015)
2 8 25% 3.521 3.214 110% 2015 80% 31 137
BIDANG LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN ANAK
KORBAN KEKERASAN
A
1
Cakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapatkan penanganan
pengaduan oleh petugas terlatih di dalam unit
pelayanan terpadu.
47 64 73% 60 75 80% 2014 100% 73 80
B.
2
Cakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapatkan layanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di
Puskesmas mampu tatalaksana KtP/A dan
PPT/PKT di Rumah Sakit.
24 47 51% 45 75 60% 2014 100% 51 60
C
3
Cakupan layanan rehabilitasi sosial yang
diberikan oleh petugas rehabilitasi sosial
terlatih bagi perempuan dan anak korban
kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu
21 47 45% 24 60 40% 2014 75% 45 53
4
Cakupan layanan bimbingan rohani yang
diberikan oleh petugas bimbingan rohani
terlatih bagi perempuan dan anak korban
kekerasan di dalam unit pelayanan terpadu.
22 47 47% 24 60 40% 2014 75% 47 53
D Penegakan dan bantuan Hukum Bagi
Pelayanan Kesehatan Bagi Perempuan dan
Rehabilitasi Sosial bagi Perempuan dan Anak
Penanganan Pengaduan/Laporan Korban
II-40
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Pembilang Penyebut Pembilang Penyebut
Capaian
SPM Tahun
2011
Angka Absolut Pencapai
an (%)
Angka Absolut Pencapa
ian (%)
Tahun Nilai
Capaian
SPM Tahun
2010
Indikator
2010 2011 TARGET
No
5
Cakupan penegakan hukum dari tingkat
penyidikan sampai dengan putusan
pengadilan atas kasus-kasus kekerasan
terhadap perempuan dan anak.
25 47 53% 30 60 50% 2014 80% 53 63
6
Cakupan perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapatkan layanan
bantuan hukum.
9 47 19% 12 60 20% 2014 50% 19 40
E
7
Cakupan layanan pemulangan bagi
perempuan dan anak korban kekerasan.
11 47 23% 12 60 20% 2014 50% 23 40
8
Cakupan layanan reintegrasi sosial bagi
perempuan dan anak korban kekerasan.
11 47 23% 60 60 100% 2014 100% 23 100
BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
A Komunikasi Informasi dan Edukasi Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KIE KB dan KS)
1
Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya
dibawah usia 20 tahun (3,5%)
921 150.988 1% 800 151.680 1% 2014 3,5% 574 664
2
Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur
menjadi Peserta KB aktif (65%)
120.583 151.654 80% 122.666 154.618 79% 2014 65% 122 122
3
Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-
KB tidak terpenuhi (Unmet Need) (5%)
13.174 151.654 9% 12.376 154.618 8% 2014 5% 174 58
4
Cakupan Anggota Kelompok Bina Keluarga
Balita (BKB) ber-KB (70%)
9.590 10.887 88% 9.666 10.948 88% 2014 70% 126 126
5
Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera
(UPPKS) yang ber-KB (87%)
19.607 22.324 88% 19.657 22.324 88% 2014 87% 101 101
6
Ratio Petugas Lapangan Keluarga
Berencana/Penyuluh Keluarga Berencana
(PLKB/PKB) 1 Petugas di setiap 2
(dua)Desa/Kelurahan
70 37 189% 62 37 168% 2014 90% 210 186
7
Ratio Pembantu Pembina Keluarga
Berencana (PPKBD) 1 (satu ) petugas di
setiap Desa/Kelurahan
981 75 13 988 75 13 2014 100% 1308 1317
B Penyediaan Alat dan obat Kontrasepsi
Pemulangan dan Reintegrasi Sosial Bagi
II-41
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Pembilang Penyebut Pembilang Penyebut
Capaian
SPM Tahun
2011
Angka Absolut Pencapai
an (%)
Angka Absolut Pencapa
ian (%)
Tahun Nilai
Capaian
SPM Tahun
2010
Indikator
2010 2011 TARGET
No
8
Cakupan penyediaan alat dan obat
Kontrasepsi untuk memenuhi permintaan
masyarakat 30 % setiap Tahun.
33.650 43.238 78% 33.583 43.164 78% 2014 100% 78 78
C Penyediaan Informasi Data Mikro
9
Cakupan penyediaan informasi data mikro
keluarga di setiap Desa 100% setiap tahun.
75 75 100% 75 75 100% 2014 100% 100 100
BIDANG PENDIDIKAN
A
1
Tersedianya satuan pendidikan dalam jarak yg
terjangkau dengan
berjalan kaki yaitu maksimam 3 km untukS
D/MId an 6 km untuk
SMP/MTs dari kelompok permukiman
permanen di daerah
terpencil.
IP-1.1 3 3 100% 3 3 100% 2015 80% 125 125
IP-1.2 1 1 100% 1 1 100% 2015 80% 125 125
2
Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan
belajar untuk
SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk
SMP/MTs tidak
melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan
belajar tersedia 1
(satu) ruang kelas yang di lengkapi dengan
meja dan kursi yang
cukup untuk peserta didik dan guru, serta
papan tulis.
IP-2.1 361 376 96% 376 376 100% 2015 80% 120 125
IP-2.2 374 376 99% 376 376 100% 2015 80% 124 125
IP-2.3 101 107 94% 107 107 100% 2015 80% 118 125
IP-2.4 105 107 98% 107 107 100% 2015 80% 123 125
Pelayanan Pendidikan Dasar oleh kab/Kota
II-42
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Pembilang Penyebut Pembilang Penyebut
Capaian
SPM Tahun
2011
Angka Absolut Pencapai
an (%)
Angka Absolut Pencapa
ian (%)
Tahun Nilai
Capaian
SPM Tahun
2010
Indikator
2010 2011 TARGET
No
3
Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang
laboratorium IPA yang di lengkapi dengan
meja kursi yg cukup untuk 36 peserta didik
dan minimal satu set peralatan praktek IPA
untuk demonstrasi dan eksperimen serta didik.
IP-3.1 79 107 74% 95 107 89% 2015 80% 92 111
IP-3.2 60 107 56% 90 107 84% 2015 80% 70 105
4
Di setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu
ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan
kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah
dan staff pendidikan lainnya; di setiap
SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang
terpisah dari ruang guru.
IP-4.1 367 374 98% 374 374 100% 2015 80% 123 125
IP-4.2 106 107 99% 107 107 100% 2015 80% 124 125
5
Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru
untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam)
orang guru untuk setiap satuan
pendidikan dan untuk daerah khusus 4
(empat) orang guru setiap satuan pendidikan.
IP-5.1 354 376 94% 376 376 100% 2015 80% 118 125
IP-5.2 20 376 5% 24 376 6% 2015 80% 7 8
6
Di setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang
guru untuk setiap mata pelajaran dan untuk
daerah khusus tersedia satu orang guru untuk
setiap rumpun mata pelajaran
92 107 86% 107 107 100% 2015 80% 107 125
7
Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru
yang memenuhi klasifikasi S-1 atau D-iV dan
2 (dua) orang guru yang telah memiliki
sertifikat pendidikan.
IP-7.1 376 376 100% 376 376 100% 2015 80% 125 125
IP-7.2 376 376 100% 376 376 100% 2015 80% 125 125
II-43
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Pembilang Penyebut Pembilang Penyebut
Capaian
SPM Tahun
2011
Angka Absolut Pencapai
an (%)
Angka Absolut Pencapa
ian (%)
Tahun Nilai
Capaian
SPM Tahun
2010
Indikator
2010 2011 TARGET
No
8
Disetiap SD/MI tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S-1 atau D - lV sebanyak
70% dan separuhnya diantaranya (35% dari
keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat
pendidik, untuk daerah khusus masing-masing
sebanyak 40% dan 20%.
IP-8.1 100 107 93% 107 107 100% 2015 80% 117 125
IP-8.2 92 107 86% 107 107 100% 2015 80% 107 125
9
Di setiap SMP/MT tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah
memiliki sertifikat pendidik masing-masing
satu orang untuk mata pelajaran Matematika,
IPA, Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
97 107 91% 107 107 100% 2015 80% 113 125
10
Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala
sekolah SD/MI berkualifikasi akademik S-1
atau D-IV dan telah memiliki sertifikat
pendidik.
264 376 70% 317 376 84% 2015 80% 88 105
11
Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala
sekolah SMP/MT berkualifikasi akademik S-1
atau D-IV dan telah memiliki sertifikat
pendidik.
102 107 95% 105 107 98% 2015 80% 119 123
12
Di setiap Kabupaten/Kota semua pengawas
sekolah dan madrasah memiliki kualfikasi
akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki
sertifikat pendidik.
73 73 100% 73 73 100% 2015 80% 125 125
13
Pemerintah Kab/Kota memiliki rencana dan
melaksanakan keg untuk membantu satuan
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum
dan proses pembelajaran yang efektif
55 107 51% 66 107 62% 2015 80% 64 77
II-44
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Pembilang Penyebut Pembilang Penyebut
Capaian
SPM Tahun
2011
Angka Absolut Pencapai
an (%)
Angka Absolut Pencapa
ian (%)
Tahun Nilai
Capaian
SPM Tahun
2010
Indikator
2010 2011 TARGET
No
14
Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan
dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap
kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk
melakukan supervisi dan pembinaan
IP-14.1 355 367 97% 360 367 98% 2015 80% 121 123
IP-14.2 105 107 98% 107 107 100% 2015 80% 123 125
B.
15
Setiap SD/MI menyediakan buku teks yg
sudah ditetapkan kelayakannya oleh
pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa
Indinesia, Matematika, IPA. IPS dengan
perbandingan sati set untuk setiap peserta
didik.
IP-15.1 45.676 74.010 62% 46.500 74.010 63% 2015 80% 77 79
IP-15.2 219 376 58% 245 376 65% 2015 80% 73 81
16
Setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yg
sdh ditetapkan kelayakannya oleh pemerintah
mencakup semua mata pelajaran dengan
perbandingan satu set untuk setiap peserta
didik.
IP-16.1 29.510 34.661 85% 31.250 34.661 90% 2015 80% 106 113
IP-16.2 88 107 82% 92 107 86% 2015 80% 103 107
17
Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga
IPA dan bahan yg terdiri dari model kerangka
manusia, model tubuh manusia, bola dunia
(globe), contoh peralatan optik, kit IPA untuk
eksperimen dasar, dan poster/carta IPA
30 376 8% 45 376 12% 2015 80% 10 15
18
Setiap SD/MI memiliki 100 judul buku
pengayaan dan 10 buku referensi, dan setiap
SMP/MTs memiliki 200 judul buku pengayaan
dan 20 buku referensi
IP-18.1 82 376 22% 115 376 31% 2015 80% 27 38
Pelayanan Pendidikan Dasar oleh Satuan
II-45
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Pembilang Penyebut Pembilang Penyebut
Capaian
SPM Tahun
2011
Angka Absolut Pencapai
an (%)
Angka Absolut Pencapa
ian (%)
Tahun Nilai
Capaian
SPM Tahun
2010
Indikator
2010 2011 TARGET
No
IP-18.2 105 107 98% 107 107 100% 2015 80% 123 125
IP-18.3 44 376 12% 54 376 14% 2015 80% 15 18
IP-18.4 101 107 94% 104 107 97% 2015 80% 118 121
19
Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam perminggu
di satuan pendidikan, termasuk
merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing atau melatih peserta didik, dan
melaksanakan tugas tambahan.
IP-19.1 3.621 10.863 33% 7.242 10.863 67% 2015 80% 42 83
IP-19.2 175 376 47% 350 376 93% 2015 80% 58 116
IP-19.3 85 107 79% 102 107 95% 2015 80% 99 119
20
Satuan pendidikan menyelenggarakan proses
pembelajaran selama 34 minggu per tahun
dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut:
(a) Kelas I-II 18 jam/mggu (b) Kelas III 24
jam/mggu (c)Kelas IV-VI 27 jam/mggu (d)
Kelas VII-IX 27 jam/mggu)
IP-20.1 376 376 100% 376 376 100% 2015 80% 125 125
IP-20.2 107 107 100% 107 107 100% 2015 80% 125 125
21
Satuan pendidikan menerapkan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTPS) sesuai
ketentuan yang berlaku.
IP-21.1 338 376 90% 355 376 94% 2015 80% 112 118
IP-21.2 99 107 93% 104 107 97% 2015 80% 116 121
22
Setiap guru menerapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
disusun berdasarkan silabus untk setiap mata
pelajaran yang diampunya.
IP-22.1 5.088 5.197 98% 5.110 5.197 98% 2015 80% 122 123
IP-22.2 355 376 94% 365 376 97% 2015 80% 118 121
IP-22.3 103 107 96% 104 107 97% 2015 80% 120 121
II-46
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Pembilang Penyebut Pembilang Penyebut
Capaian
SPM Tahun
2011
Angka Absolut Pencapai
an (%)
Angka Absolut Pencapa
ian (%)
Tahun Nilai
Capaian
SPM Tahun
2010
Indikator
2010 2011 TARGET
No
23
Setiap guru mengembangkan dan
menerapkan program penilaian untuk
membantu meningkatkan kemampuan belajar
peserta didik.
IP-23.1 4.435 5.197 85% 4.935 5.197 95% 2015 80% 107 119
IP-23.2 289 376 77% 325 376 86% 2015 80% 96 108
IP-23.3 89 107 83% 102 107 95% 2015 80% 104 119
24
Kepala sekolah melakukan supervisi kelas
dan memberikan umpan balik kepada guru
dua kali dalam setiap semester
IP-24.1 335 376 89% 365 376 97% 2015 80% 111 121
IP-24.2 103 107 96% 105 107 98% 2015 80% 120 123
25
Setiap guru menyampaikan laporan hasil
evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian
setiap peserta didik kepada kepala sekolah
pada akhir semester dalam bentuk laporan
hasil prestasi belajar peserta didik.
IP-25.1 5.197 5.197 100% 5.197 5.197 100% 2015 80% 125 125
IP-25.2 376 376 100% 376 376 100% 2015 80% 125 125
IP-25.3 107 107 100% 107 107 100% 2015 80% 125 125
26
Kepala sekolah atau madrasah
menyampaikan laporan hasil ulangan akhir
semester (UAS) dan ulangan Kenaikan Kelas
(UKK) serta Ujian Akhir (US/UN) kepada
orang tua peserta ddidik dan menyampaikam
rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan
Kab/Kota atau kantor Kementrian Agama di
kab/kota pada setiap akhir semester.
IP-26.1 376 376 100% 376 376 100% 2015 80% 125 125
IP-26.2 434 434 100% 434 434 100% 2015 80% 125 125
IP-26.3 49 49 100% 49 49 100% 2015 80% 125 125
II-47
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Pembilang Penyebut Pembilang Penyebut
Capaian
SPM Tahun
2011
Angka Absolut Pencapai
an (%)
Angka Absolut Pencapa
ian (%)
Tahun Nilai
Capaian
SPM Tahun
2010
Indikator
2010 2011 TARGET
No
27
Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-
prinsip manajemen berbasis sekolah (MBS).
IP-27.1 376 376 100% 376 376 100% 2015 80% 125 125
IP-27.2 376 376 100% 376 376 100% 2015 80% 125 125
IP-27.3 376 376 100% 376 376 100% 2015 80% 125 125
BIDANG KETENAGAKERJAAN
A Pelayanan Pelatihan Kerja
1
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan berbasis kompetensi
144 270 53% 192 360 53% 2016 100% 53 53
2
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan berbasis masyarakat
332 500 66% 272 400 68% 2016 100% 66 68
3
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan kewirausahaan
15 60 25% 15 60 25% 2016 100% 25 25
B. Pelayanan Pelatihan Kerja
4
Besaran pencari kerja yang terdaftar yang
ditempatkan
1.829 13.229 14% 1.050 7.000 15% 2016 70% 20 21
C. Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
5
Besaran Kasus yang diselesaikan dengan
Perjanjian Bersama (PB)
26 26 100% 26 26 100% 2016 60% 167 167
D. Pelayanan Kepesertaan Jamsostek
6
Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta
program Jamsostek
18.956 32.415 58% 19.156 32.179 60% 2016 50% 117 119
E Pelayanan Pengawasan Ketenagakerjaan
7 Besaran Pemeriksaan Perusahaan 181 570 32% 181 570 32% 2016 45% 71 71
8 Besaran Pengujian Peralatan di Perusahaan 36 358 10% 38 358 11% 2016 50% 20 21
BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
I Sumber Daya Air
1
Tersedianya air baku untuk memenuhi
kebutuhan pokok minimal sehari hari.
3.521 3.214 110% 3.521 3.214 110% 2014 100% 110 110
2
Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat
pada sistem irigasi yang sudah ada.
44.629,84 57.109,50 78% 44.829 57.109 78% 2014 70% 111 112
II Jalan
II-48
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Pembilang Penyebut Pembilang Penyebut
Capaian
SPM Tahun
2011
Angka Absolut Pencapai
an (%)
Angka Absolut Pencapa
ian (%)
Tahun Nilai
Capaian
SPM Tahun
2010
Indikator
2010 2011 TARGET
No
3
(Aksesibilitas) Tersedianya jalan yang
menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam
wilayah kabupaten/kota.
895.725 895.725 100% 895.725 895.725 100% 2014 100% 100 100
4
(Mobilitas) Tersedianya jalan yang
memudahkan masyarakat perindividu
melakukan perjalanan.
9,837 3 3,28 9,837 3 328% 2014 100% 328 328
5
(keselamatan) Tersedianya jalan yang
menjamin pengguna jalan berkendara dengan
selamat.
618.075 895.725 69% 626.075 895.725 70% 2014 60% 115 116
6
(kondisi jalan) Tersedianya jalan yang
menjamin kendaraan dapat
berjalan dengan selamat dan
nyaman.
618.075 895.725 69% 626.075 895.725 70% 2014 60% 115 116
7
(Kecepatan) Tersedianya jalan yang
menjamin perjalanan dapat
dilakukan sesuai dengan
kecepatan rencana.
618.075 895.725 69% 626.075 895.725 70% 2015 60% 115 116
III Air Minum
8
Tersedianya akses air minum yang aman
melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan
jaringan perpipaan dan bukan jaringan
perpipaan terlindungi dengan kebutuhan
pokok minimal 60 liter/orang/ hari
65.499.759 865.206 76 67.465.244 876.172 77 2014 65,34% 11.586 11.785
IV Air Limbah Permukiman
9
Tersedianya sistem air limbah setempat yang
memadai. (60%-2014)
470.913 856.206 55% 9.520 15.868 60% 2014 60% 92 100
10
Tersedianya sistem air limbah skala
komunitas/kawasan/kota (5%-2014)
8.000 856.206 1% 12.300 876.172 1% 2014 5% 19 28
IV Persampahan
11
Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di
perkotaan. (20%-2014)
9.125 272.965 3% 9.125 276.965 3% 2014 20% 17 16
12
Tersedianya sistem
penanganan sampah di
perkotaan. (70%-2014)
148.920 2.345.490 6% 164.250 2.492.960 7% 2014 70% 9 9
II-49
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Pembilang Penyebut Pembilang Penyebut
Capaian
SPM Tahun
2011
Angka Absolut Pencapai
an (%)
Angka Absolut Pencapa
ian (%)
Tahun Nilai
Capaian
SPM Tahun
2010
Indikator
2010 2011 TARGET
No
IV Drainase
13
Tersedianya sistem jaringan drainase skala
kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi
genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam)
dan tidak lebih dari 2 kali
setahun.
332.642 665.284 50% 332.642 665.284 50% 2014 50% 100 100
V. Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan
14
Berkurangnya luasan permukiman kumuh di
kawasan perkotaan.
3 88 3,4% 4 88 4,5% 2014 10% 34 45
VI. Penataan Bangunan dan Lingkungan
15 (IMB) Terlayaninya masyarakat dalam 1.702 1.922 89% 1.562 2.410 65% 2014 50% 177 130
16
(Harga Satuan Bangunan) Tersedianya
pedoman Harga Standar Bangunan Gedung
Negara dikabupaten/kota.
1,00 1,00 100% 1,00 1,00 100% 2014 100% 100 100
VII. Jasa Konstruksi
17
Penerbitan IUJK dalam waktu 10 (sepuluh)
hari kerja setelah persyaratan
lengkap.
46 48 96% 86 149 58% 2014 100% 96 58
18
Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi
setiap tahun
3,00 6,00 50% 3,00 6,00 50% 2015 100% 50 50
VIII Penataan Ruang
19
Tersedianya informasi mengenai Rencana
Tata Ruang (RTR) wilayah kabupaten/kota
beserta rencana rincinya melalui peta analog
dan peta digital.(kab/kec ; kelurahan
96,00 123,00 78% 115,20 123,00 94% 2014 90% 87 104
20
Terlaksananya penjaringan aspirasi
masyarakat melalui forum konsultasi publik
yang memenuhi syarat inklusif
dalam proses penyusunan RTR dan program
pemanfaatan ruang, yang
dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap
disusunnya RTR dan program pemanfaatan
ruang.
1,00 2,00 50% 1,00 1,00 100% 2014 80% 63 63
II-50
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Pembilang Penyebut Pembilang Penyebut
Capaian
SPM Tahun
2011
Angka Absolut Pencapai
an (%)
Angka Absolut Pencapa
ian (%)
Tahun Nilai
Capaian
SPM Tahun
2010
Indikator
2010 2011 TARGET
No
21
Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan
izin pemanfaatan ruang sesuai dengan
Peraturan Daerah
tentang RTR wilayah kabupaten/kota beserta
rencana rincinya.
986 3.452 29% 1.183,20 3.452 34% 2014 100% 29 34
22
Terlaksanakannya tindakan awal terhadap
pengaduan masyarakat tentang pelanggaran
di bidang penataan ruang, dalam waktu 5
(lima) hari kerja.
21 21 100% 15,00 15 100% 2015 100% 100 100
23
Tersedianya luasan RTH
publik sebesar 20% dari luas
wilayah kota/kawasan
perkotaan.
5.243 19.500 26,9% 5.234 19.500 26,8% 2015 25% 26.9% 26.9%
A Rumah Layak Huni dan Terjangkau
1 Cakupan ketersediaan rumah layak huni 178 357 50% 214 357 60% 2015 80% 62,32493 74,789916
2
Cakupan layanan rumah layak huni yang
terjangkau
209 357 59% 251 357 70% 2015 80% 73,179272 87,8151261
B.
3
Cakupan Lingkungan Yang Sehat dan Aman
yang didukung dengan PSU
27 39 69% 32 39 83% 2015 80% 86,538462 103,846154
BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
A Pelaksanaan Diseminasi Informasi Nasiunal
1 Pelaksanaan,Diseminasi dan Pendistribusian informasi nasional melalui:
a
media massa seperti majalah, radio, dan
televisi (12x/th)
106 106 100% - - #DIV/0! 2014 12,kali/Th 883 #DIV/0!
b
media baru seperti website (media online)
setiap tahun
306,kali/Th 288,kali/Th 106% 70,kali/Th 250,kali/Th 28% 2015 setiap hari 100 #VALUE!
c
media tradisional seperti pertunjukan rakyat.
(12x/th)
17 17 100% 17 17 100% 2015 12,kali/Th 8 8
note: 1) Anggaran 2010 dan 2011 terkait IMB (IK 15) dan penerbitan IUJK (IK 16) menjadi satu kesatuan anggaran pada Sekretariat Dinas dan bidang-bidang di
Dinas Perijinan
BIDANG PERUMAHAN RAKYAT
Lingkungan Yang Sehat dan Aman yang
II-51
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Pembilang Penyebut Pembilang Penyebut
Capaian
SPM Tahun
2011
Angka Absolut Pencapai
an (%)
Angka Absolut Pencapa
ian (%)
Tahun Nilai
Capaian
SPM Tahun
2010
Indikator
2010 2011 TARGET
No
d
Media interpersonal seperti sarasehan,
ceramah/diskusi dan lokakarya. (12x/th) per
kecamatan
17 17 100% 17 17 100% 2015 12,kali/Th 8 8
e
Media luar ruang seperti media buletin, leaflet,
booklet, brosur, spanduk dan baliho. (12x/th)
32 32 100% 25 25 100% 2010 12,kali/Th 267 8
2 Pengembangan dan Pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat
a
Cakupan pengembangan dan pemberdayaan
Kelompok Informasi Masyarakat di Tingkat
Kecamatan
1 1 100% 1 1 100% 2015 100% 100 100
BIDANG KESENIAN
A
1 Cakupan Kajian Seni 15 15 100% 8 15 53% 2014 50% 200 107
2 Cakupan Fasilitas Seni 7 7 100% 2 7 29% 2014 30% 333 95
3 Cakupan Gelar Seni 4 4 100% 3 4 75% 2014 75% 133 100
4 Misi Kesenian 1 1 100% 3 4 75% 2014 80% 125 94
B. Sarana dan Prasarana
1 Cakupan Sumber Daya Manusia Kesenian 4 8 50% 2 8 25% 2014 25% 200 100
2 Cakupan Tempat 6 8 75% 1 2 50% 2014 100% 75 50
3 Cakupan Organisasi 2 3 67% 1 3 33% 2014 34% 196 98
Perlindungan, Pengembangan, dan
II-52
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-53
Aspek pelayanan umum juga ditinjau dari fokus layanan urusan wajib dan layanan urusan pilihan
yang meliputi urusan pendidikan, kesehatan, sarana prasarana, lingkungan hidup, perhubungan,
penanaman modal, koperasi dan UKM, kependudukan, ketenagakerjaan, dan keluarga berencana.
2.1.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib
2.1.3.1.1. Pendidikan
A. Rasio Ketersediaan sekolah /penduduk usia sekolah
Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan dasar per 10.000 jumlah
penduduk usia sekolah dasar. Peningkatan jumlah sarana sekolah dari Tahun 2007 2011
menunjukkan bahwa sarana pendidikan dasar dan menengah secara kuantitas telah cukup
memadai. Pada jenjang sekolah menengah telah dilakukan inovasi berupa dua SMA mencapai RSBI
sekaligus ISO yaitu SMA Negeri 1 Kasihan dan SMA 1 Bantul sedangkan SMK RSBI yaitu SMK
Negeri 1 Bantul dan SMK 2 Kasihan. Dari seluruh jumlah SMK ada lima SMK yang telah memiliki
standar ISO yaitu SMKN 1 Bantul, SMKN 1 Kasihan, SMKN 2 Kasihan, SMKN 1 Sedayu, dan SMKN
1 Sewon.
Tabel 2.35 Ketersediaan Sekolah Tahun 2007 2011 Kabupaten Bantul
No Jenjang Pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011
1. Jumlah gedung sekolah SD/MI 372 372 372 376 380
2. Jumlah gedung sekolah SMP/MTs 106 106 107 107 107
3. Jumlah gedung sekolah SMA/MA/SMK 76 79 79 79 86
Sumber: Dikdas & Dikmenof Kabupaten Bantul

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-54
Tabel 2.36 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2011 Menurut Kecamatan Kabupaten Bantul
No Kecamatan
SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK
jumlah gedung
sekolah
jumlah penduduk
usia 7-12 th
Rasio
jumlah gedung
sekolah
jumlah penduduk
usia 13-15 th
Rasio
jumlah
gedung
sekolah
jumlah penduduk usia
16-18 th
Rasio
1 Kec. Sewon 28 8,429 301 9 4,317 480 8 5,349 669
2 Kec. Pandak 24 4,595 191 7 2,353 336 2 2,186 1093
3 Kec. Pundong 20 2,883 144 4 1,476 369 2 1,409 704.5
4 Kec. Bantul 25 4,998 200 12 2,560 213 16 2,709 169
5 Kec. Sanden 16 2,773 173 6 1,420 237 3 1,283 428
6 Kec. Kretek 14 2,585 185 3 1,324 441 3 1,270 423
7 Kec. Sedayu 23 3,815 166 3 1,954 651 7 2,036 291
8 Kec. Dlingo 27 3,716 138 9 1,903 211 3 1,549 516
9 Kec. Jetis 22 4,943 225 5 2,532 506 1 2,343 2343
10 Kec. Pajangan 16 3,289 206 3 1,684 561 2 1,473 736
11 Kec. Bambanglipuro 17 3,380 199 7 1,731 247 5 1,599 320
12 Kec. Piyungan 20 4,769 238 7 2,442 349 8 2,415 302
13 Kec. Srandakan 16 2,608 163 3 1,336 445 3 1,321 440
14 Kec. Banguntapan 30 9,795 327 9 5,017 557 7 6,106 872
15 Kec. Imogiri 25 5,293 212 7 2,711 387 5 2,465 493
16 Kec. Kasihan 35 9,472 271 9 4,851 539 7 5,755 822
17 Kec. Pleret 20 4,365 218 6 2,235 373 4 2,145 536
Jumlah 378 81,708

109 41,849

86 43,413 505
Sumber: Dinas Pendidikan Dasar & Dinas Pendidikan Non Formal Kabupaten Bantul
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-55
B. Rasio guru/murid
Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan dasar /menengah per 1.000
jumlah murid pendidikan dasar/menengah. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar.
Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar per kelas. Di samping itu juga untuk
mengukur jumlah ideal guru per kelas terhadap jumlah murid agar tercapai mutu pengajaran.
Tabel 2.37. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2007 s.d
2011 Kabupaten Bantul
NO Jenjang Pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011
1 SD/MI
1.1. Jumlah Guru 5.553 5.439 5.221 5.426 6.226
1.2. Jumlah Murid 70.326 70.264 70.808 74.010 74.324
1.3. Rasio 78,96 77,41 73,73 73,31 83.76
2 SMP/MTs
2.1. Jumlah Guru 3.223 3.224 3.169 3.072 3.727
2.2. Jumlah Murid 29.132 29.155 29.050 34.661 33.041
2.3. Rasio 110,63 110,58 109,09 88,63 11,28
3 SMA/MA/SMK
3.1. Jumlah Guru 2.940 3.062 3.215 3.189 3334
3.2 Jumlah Murid 23.031 24.081 24.769 27.778 29.478
3.3 Rasio 127,65 127,15 129,80 114,80 113,1.
Sumber : Dikdas,Dikmenof NF 2011
Dari tabel diatas terlihat bahwa dari pada Tahun 2011 dalam 1000 murid terdapat 83,76 orang guru
di tingkat pendidikan dasar, sedangkan di tingkat pendidikan menengah terdapat 11,28 orang guru
dalam 1000 murid. Tahun 2007 hingga Tahun 2011 jumlah guru dan murid semakin bertambah,
namun rasio guru murid pendidikan dasar semakin berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa secara
kuantitas ketersediaan guru di tingkat pendidikan dasar semakin kecil (adanya pensiun). Namun
secara kualitas dengan tingginya guru yang lulus sertifikasi (SD sebesar 37,55%, SMP sebesar
40,81%, 50,47% SMA/MA dan 42,86% SMK) menunjukkan peningkatan mutu guru yang semakin
baik. Sedangkan di tingkat pendidikan menengah besarnya rasio guru murid juga semakin kecil,
namun jumlah ketersediaan guru masih mencukupi. Peningkatan mutu guru lebih diarahkan melalui
peningkatan kualifikasi dan sertifikasi profesi.
2.1.3.1.2. Kesehatan
A. Rasio pos pelayanan terpadu (posyandu) per satuan balita
Posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat untuk menyampaikan dan memperoleh
pelayanan kesehatan dasarnya, maka diharapkan pula strategi operasional pemeliharaan dan
perawatan kesejahteraan ibu dan anak secara dini dapat dilakukan di setiap posyandu.
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-56
Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pendekatan
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai dan idealnya satu Posyandu melayani 100
balita (Permendagri 54 Tahun 2010).
Tabel 2.38. Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2007 2011 Kabupaten Bantul
NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1.
Jumlah posyandu 1101 1113 1113 1123 1123
2. Jumlah balita 61.029 59.097 57.785 63321 74275
3. Rasio (per 1000 balita)
18,04 18,83 19,26 17,73 15,12
Sumber : Dinkes 2011
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada Tahun 2011 rasio posyandu per 1000 balita sebesar
15,12 berarti dalam 1000 balita terdapat 17,72 posyandu. Hal ini dapat diartikan bahwa 1
posyandu melayani 66,14 bailta. Rasio tersebut menunjukan bahwa dari segi kuantitas jumlah
posyandu di Kabupaten Bantul sudah mencukupi. Sesuai dengan tingkat penyebarannya jumlah
posyandu hampir merata di 17 kecamatan. Ada 2 kecamatan dimana pelayanan posyandunya
melebihi 100 balita yaitu kecamatan Piyungan dan Kecamatan Pleret (Tabel 2.39)
Tabel 2.39 Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2011 Menurut Kecamatan Kabupaten Bantul
No Kecamatan Jumlah posyandu Jumlah balita
Rasio (/jumlah
posyandu/
jumlah balita)
1 posyandu
melayani x balita
1
Kec. Sewon
117 8482 13.79 72.49
2
Kec. Pandak
52 3569 14.57 68.63
3
Kec. Pundong
55 2386 23.05 43.38
4
Kec. Bantul
89 4692 18.97 52.72
5
Kec. Sanden
63 2236 28.17 35.49
6
Kec. Kretek
53 3013 17.59 56.85
7
Kec. Sedayu
67 3573 18.75 53.33
8
Kec. Dlingo
74 2726 27.15 36.84
9
Kec. Jetis
72 4238 16.99 58.86
10
Kec. Pajangan
36 2727 13.20 75.75
11
Kec. Bambanglipuro
45 2904 15.49 64.53
12
Kec. Piyungan
38 4159 9.14 109.45
13
Kec. Srandakan
44 2137 20.59 48.57
14
Kec. Banguntapan
120 10629 11.29 88.57
15
Kec. Imogiri
69 4593 15.02 66.56
16
Kec. Kasihan
95 9173 10.36 96.56
17
Kec. Pleret
34 4059 8.38 119.38
Jumlah 1123 74275 15.12
66.14
Sumber: Dinas Kesehatan 2012 Kabupaten Bantul
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-57
B. Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Tenaga Kesehatan
Hasil Program Pengembangan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat diketahui dengan semakin
meningkatnya kuantitas dan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah seperti Rumah Sakit
Umum, Rumah Sakit Khusus (KIA, Bedah), Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Sarana Puskesmas
Keliling, Balai Pengobatan dan Balai Pengobatan-Rumah Bersalin. Selain fasilitas pelayanan
kesehatan milik pemerintah, fasilitas pelayanan kesehatan milik swasta juga mengalami
perkembangan yang cukup pesat pada Tahun 2011.
Keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang semakin banyak sudah pasti diikuti dengan semakin
banyak pula tenaga kerja di sektor kesehatan. Kondisi ini perlu diantisipasi dengan regulasi agar
tenaga kerja benar-benar kompeten dibidangnya, sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan
dalam pelayanan yang dapat berakibat fatal. Regulasi tersebut antara lain dengan menerbitkan
aturan bahwa setiap tenaga yang bekerja di sektor kesehatan (dokter, dokter gigi, perawat, bidan,
apoteker, nutrisionis, analis, radiographer, fisioterapis dan sanitarian) wajib memiliki Surat Ijin
sebelum melakukan pekerjaan sesuai kompetensinya (lihat Tabel 2.40 dan Tabel 2.41)
Tabel 2.40 Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Bantul Tahun 2011
No Fasilitas Pelayanan Kesehatan Umum
2009
(unit)
2010
(unit)
2011
(unit)
1 Rumah Sakit Umum 5 9 9
2 Rumah Sakit Bersalin 3 0 0
3 Rumah Sakit Khusus (Bedah) KIA) 2 3 23
4 Balai Pengobatan 66 78 70
5 Rumah Bersalin 27 32 33
6 Apotek 72 100 108
7 Toko Obat - 4 3
8 Industri Peracik Batra 9 13 13
9 Laboratorium - 4 4
10 Optik - 8 11
11 Posyandu 1123 1123 1123
12 Puskesmas Rawat Inap 16 16 16
13 Puskesmas Non Rawat Inap 11 11 11
14 Puskesmas Pembantu 67 67 67
15 Puskesmas Keliling 27 27 27
Sumber:Dinas Kesehatan, 2012

Sarana kesehatan milik Pemerintah di Kabupaten Bantul Tahun 2011 meliputi Puskesmas sebanyak
27 unit, Puskesmas Pembantu sebanyak 67 unit, Poliklinik sebanyak 70 unit dan 1 Rumah Sakit
Umum Daerah , yaitu Rumah Sakit Umum Panembahan Senopati Bantul .

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-58
Tabel 2.41 Jumlah Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Bantul Tahun 2009-2011
No Jenis 2009 2010 2011
2 Dokter Umum 94 282 286
3 Dokter Gigi 61 82 74
4 Apoteker 9 146 191
5 Bidan 256 339 392
6 Perawat 319 679 1001
7 Farmasi 36 54 98
8 Gizi 39 61 76
9 Teknis Medis 75 46 233
10 Sanitasi 54 51 96
11 Kesmas 33 44 78
Sumber: Dinas Kesehatan, 2012
*) data berdasarkan sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit)

Adapun persebaran puskesmas, poliklinik dan pustu di masing-masing kecamatan yang ada di
Kabupaten Bantul dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.42 Jumlah Puskesmas, Poliklinik, dan Pustu Tahun 2011 Menurut Kecamatan Kabupaten
Bantul
No Kecamatan Puskesmas Poliklinik Pustu
1 Kec. Sewon 2 6 4
2 Kec. Pandak 2 2 3
3 Kec. Pundong 1 1 3
4 Kec. Bantul 2 8 5
5 Kec. Sanden 1 4 3
6 Kec. Kretek 1 4 4
7 Kec. Sedayu 2 3 5
8 Kec. Dlingo 2 3 5
9 Kec. Jetis 2 6 3
10 Kec. Pajangan 1 5 4
11 Kec. Bambanglipuro 1 4 3
12 Kec. Piyungan 1 4 3
13 Kec. Srandakan 1 4 2
14 Kec. Banguntapan 3 3 7
15 Kec. Imogiri 2 4 7
16 Kec. Kasihan 2 7 2
17 Kec. Pleret 1 2 4
Jumlah 27 70 67
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
2.1.3.1.3. Lingkungan Hidup
A. Persentase penanganan sampah
Pengelolaan sampah di Kabupaten Bantul dilaksanakan dengan prinsip mengurangi, memanfaatkan,
dan mendaur ulang sampah. Pengembangan sistem persampahan terdiri atas pengelolaan cara
setempat, pengelolaan cara komunal dan pengolahan sampah mandiri. Pengelolaan sampah pada
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-59
tempat penampungan sampah sementara ditetapkan tersebar di seluruh kecamatan sesuai dengan
tingkat pelayanannya.Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah yaitu di desa Sitimulyo kecamatan
Piyungan seluas kurang lebih 12 hektar, yang dikelola dengan sanitary landfill untuk sampah residu
akhir.
Jumlah volume produksi sampah di Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 sebesar 2.142,04 m
3
/hari
dengan jumlah sampah yang ditangani sebesar 113,33 m
3
/hari (UPTD KP3 DPU, 2011). Jadi
persentase penduduk yang terlayani pengelolaan sampah hanya sedikit (5,29/6%), diantaranya
karena kurangnya armada pengangkutan sampah. Hal ini menunjukkan bahwa masalah sampah di
Kabupaten Bantul masih harus ditangani dengan lebih baik agar tidak menyebabkan penumpukan
volume sampah dan pencemaran lingkungan. Sebagian sampah yang tidak terlayani dilakukan
pengelolaan oleh masyarakat, antara lain dimanfaatkan untuk pupuk tanaman.
Penanganan pengelolaan air diupayakan dengan sistem pengelolaan air limbah domestik setempat
dan terpusat. Sistem pengolahan air limbah domestik setempat meliputi pembuangan air limbah
domestik ke dalam tangki septik individual, tangki septik komunal atau Instalasi Pengolah Air Limbah
(IPAL) Komunal. Sistem pengolahan air limbah domestik terpusat adalah pembuangan air limbah
domestik ke dalam jaringan air limbah terpusat yang disediakan oleh Pemerintah di IPAL Sewon,
IPAL Pleret dan IPAL Bambanglipuro.
Tabel 2. 43 Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah Tahun 2011 Kabupaten Bantul
No Uraian 2011
1 Jumlah sampah yang ditangani (m3/hari) 113,33
2 Jumlah volume produksi sampah (m3/hari) 2142,04
3 Persentase 5,29/6
Sumber: DPU
Pada Tahun 2011 ini jumlah desa yang menangani sampah dengan prinsip 3R adalah 30% (dari 75
desa). Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah masih
rendah, namun diharapkan dengan semakin meningkatnya jumlah jejaring sampah dan bank
sampah menjadi icon nasional dan program-program penanganan persampahan diharapkan pada
tahun mendatang volume persampahan akan semakin tertangani dengan baik.
B. Penduduk berakses air minum
Sumber air minum sebagian besar berasal dari air tanah, baik air tanah dangkal yang berupa sumur
gali maupun sumur dalam. Sebagian besar penduduk menggunakan sumur gali, mencapai lebih dari
80% dan hanya sebagian kecil menggunakan air dari PDAM yang bersumber dari sumur dalam
(lebih kurang 17%). Sumur gali merupakan sarana yang paling mudah untuk mendapatkan air
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-60
karena muka air tanah relatif dangkal, sedangkan sumber air dari PDAM membutuhkan unit
pengolah dengan energi listrik cukup besar, sehingga berdampak pada harga satuan air yang relatif
mahal.
Penyediaan Pengelolaan Air Bersih dilaksanakan Dinas PU bekerjasama dengan PDAM Kabupaten
Bantul. Dalam rangka penanganan di lokasi rawan kekeringan dan belum terjangkau jaringan
PDAM, selama lima tahun terakhir telah dibangun Hidran Umum (HU), pembangunan Sistem
Instalasi Perpipaan Air Sederhana (SIPAS). Selain itu, untuk mendukung kawasan siap
bangun/lingkungan siap bangun (Kasiba/Lisiba) Bantul Kota Mandiri dibangun sistem pengolahan air
minum (SPAM) di IKK Pajangan.
Dari kegiatan pengadaan air bersih ini banyak wilayah yang sudah terlayani air bersih. Adapun
jumlah penduduk yang mendapatkan air bersih pada Tahun 2010 sebesar 688.449 jiwa dengan
persentase penduduk berakses air bersih sebesar 75,31% yang bersumber dari air sumur dan
19,94% yang bersumber dari jaringan PDAM. Proporsi jumlah penduduk yang mendapat air minum
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.44. Persentase penduduk berakses air bersih Tahun 2009 2010 di Kabupaten Bantul
No Uraian 2009 2010
1. Jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum 667.209 686.449
2. Jumlah penduduk 899.312 911.503
3. Persentase penduduk berakses air bersih (%) 74,19 75,31
Sumber : DPU 2011
Tabel 2.45 Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapat Air Minum dan Jumlah Penduduk Tahun
2009 2010 Kabupaten Bantul
No Uraian 2009 2010
1 Jumlah penduduk yg mendapatkan akses air minum 143.678 181.754
2 Jumlah penduduk 899.312 911.503
3 Persentase penduduk berakses air bersih (%) 15,97 19,94
Sumber: PDAM Bantul 2011
2.1.3.1.4. Sarana dan Prasarana Umum
A. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
Pada Tahun 2011 panjang jaringan jalan beraspal dengan kondisi mantap sepanjang 636,875 km
atau 95,71%. Hal ini menunjukkan peningkatan pelayanan infrastruktur jalan yang semakin baik.
Namun demikian pada Tahun 2011 masih terdapat ruas-ruas jalan kabupaten dengan kondisi
sedang rusak, rusak, ataupun rusak berat dimana proporsinya menurun dari tahun ke tahun.
Panjang jaringan jalan berdasarkan kondisi di Kabupaten Bantul ditunjukkan pada tabel berikut:

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-61
Tabel 2.46: Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Bantul
NO Kondisi Jalan
Panjang Jalan (km)
2007 2008 2009 2010 2011
1. Kondisi Baik 322,61 328,61 365,56 386,25 407,25
2. Kondisi Sedang Rusak 311,27 316,87 295,07 285,58 285,58
3. Kondisi Rusak 217,95 209,65 195,20 180,90 159,9
4. Kondisi Rusak Berat 48,00 44,70 44,00 43,00 43,00
5. Jalan Kabupaten 899,83 899,83 899,83 895,73 895,725
Jalan Propinsi 154,05 146,00 146,00 136,05 136,05
Jalan Nasional 42,24 42,24 42,24 30,58 30,58
Jumlah Jalan secara keseluruhan 1.096,12 1.088,07 1.088,07 1.062,36 1.062,36
Sumber : DPU 2011
Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi,
budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan. Jalan sebagai prasarana distribusi
barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara. Sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan, maka jalan dikelompokkan menurut fungsi,
status, dan kelas.
Berdasarkan statusnya, jalan yang ada di Kabupaten Bantul terdiri dari jalan nasional, jalan provinsi,
jalan kabupaten, dan jalan desa. Total panjang jalan di Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 lebih
kurang 1.062,36 km. Di Kabupaten Bantul terdapat 11 ruas jalan yang berstatus sebagai jalan
provinsi, dengan panjang lebih kurang 136,05 km (Tahun 2011). Kondisi jalan provinsi di Kabupaten
Bantul hampir seluruhnya dalam kondisi mantap, sehingga sangat mendukung peningkatan
perekonomian dan akses hubungan antar wilayah. Adapun jalan provinsi yang berada di wilayah
Kabupaten Bantul antara lain Jalan Palbapang-Samas, Jalan Sedayu-Pandak, dan lainnya.
B. Jaringan Irigasi
Jaringan irigasi di Kabupaten Bantul terdiri dari jaringan primer, jaringan sekunder dan jaringan
tersier. Pada Tahun 2011, kondisi jaringan irigasi primer dan sekunder yang berfungsi baik,
meningkat dari 339.345,53 meter (82,50%) pada Tahun 2010 menjadi 341.402,17 meter (83,00%)
atau terdapat peningkatan 2.056,64 meter (0,61%) (lihat Tabel 2.47)



Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-62
Tabel 2.47 Target dan Capaian Saluran Irigasi dalam Kondisi Baik tahun 2007-2011
Tahun
Target dan Capaian
Target*) (m) % Capaian (m) %
2007 308.495,93 75 302.326,01 73.5
2008 304.382,65 74 304.382,65 74
2009 308.495,93 75 312.609,21 76
2010 329.062,33 80 339.345,53 82.5
2011 335.232,25 81,5 341.402,17 83
Sumber: Dinas SDA, 2012
*) Target adalah target lima tahunan
Panjang total saluran primer-sekunder kewenangan pemerintah adalah 371.634 m.


Berdasarkan data Bulan Desember 2011 terdapat 159 Daerah Irigasi (DI) dengan luas oncoran
sebesar 16.133,05 hektar, terdiri dari irigasi teknis pada sembilan DI dengan luas oncoran 4.979,32
hektar, irigasi semi teknis pada 98 DI dengan luas oncoran 9.159,75 hektar, dan irigasi sederhana
pada 52 DI dengan luas oncoran 1.993,98 hektar.
Pemenuhan air irigasi pada lahan daerah irigasi (lihat Tabel 2.48) meningkat dari 12.727,50 ha
(78%) pada Tahun 2010 menjadi 13.380,19 ha (82%) pada Tahun 2011 atau lebih luas 489,52 ha
(3,8%) dari target 12.890,67 ha (79%).

Tabel 2.48 Target dan Capaian DI yang Terlayani Air Irigasi Tahun 2007-2011
Tahun
Saluran irigasi (Primer dan Sekunder) dalam kondisi baik
Rencana (m) % Realisasi (m) %
2007 11.911,64 73 12.074,81 74
2008 12.074,81 74 12.074,81 74
2009 12.237,98 75 12.401,16 76
2010 12.645,92 77,5 12.727,50 78
2011 12.890,67 79 13.380,19 82
Sumber: Dinas SDA, 2012
C. Rasio Tempat Ibadah per Satuan Penduduk
Sarana tempat ibadah di Kabupaten Bantul meliputi: Masjid, Gereja, dan Pura. Rasio tempat ibadah
per satuan penduduk di Kabupaten Bantul Tahun 2010 dan 2011 disajikan dalam tabel berikut:

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-63
Tabel 2.49. Rasio Tempat Ibadah Tahun 2010 dan 2011 Kabupaten Bantul
NO
Bangunan
tempat
Ibadah
2010 2011
Jumlah
(unit)
Jumlah pemeluk Rasio
Jumlah
(unit)
Jumlah
pemeluk
Rasio
1. Masjid 1715 846.850
1 : 493
1,719 846,850
1:493
2. Gereja 44 37.462
1 : 851
46 37,999
1:826
3. Pura 2 667
1 : 333
2 677
1:339
4. Vihara - - - - 370 -
5. Kelenteng - - - - - -
6. Lain-Lain - - - - - -
Sumber: Kementerian Agama Kab. Bantul, 2011
Mayoritas penduduk Bantul beragama Islam, karena itu persebaran tempat ibadah Masjid di masing-
masing kecamatan hampir merata (tabel 2.48) Tempat ibadah gereja juga tersebar di masing-
masing kecamatan, hanya di kecamatan Sanden dengan pemeluk sebanyak 393 dan kecamatan
Piyungan dengan pemeluk sebanyak 1618 yang belum mempunyai gereja. Disamping itu sudah
terdapat pura 2 unit namun untuk fasilitas vihara masih belum ada.
Tabel 2.50 Jumlah Tempat Ibadah Kecamatan Tahun 2011 Kabupaten Bantul
No Kecamatan
Masjid Gereja Pura Vihara
Jumlah
(unit)
Jumlah
pemeluk
Jumlah
(unit)
Jumlah
pemeluk
Jumlah
(unit)
Jumlah
pemeluk
Jumlah
(unit)
Jumlah
pemeluk
1
Kec. Sewon 105 80,655 1 2,910 1 75 - 32
2
Kec. Pandak 74 49,884 3 1,493 - 11 - 2
3
Kec. Pundong 78 32,337 2 866 - - - -
4
Kec. Bantul 94 59,253 3 3,407 - 22 - -
5
Kec. Sanden 109 36,246 - 393 - 5 - 3
6
Kec. Kretek 62 30,734 2 1,790 - 33 - -
7
Kec. Sedayu 87 43,611 4 4,669 - 2 - 2
8
Kec. Dlingo 97 42,490 1 53 - - - -
9
Kec. Jetis 103 51,075 3 1,728 - 3 - 3
10
Kec. Pajangan 41 32,712 2 932 - - - -
11
Kec. Bambanglipuro 56 42,064 4 2,608 - 5 - -
12
Kec. Piyungan 144 41,320 - 1,618 - - - -
13
Kec. Srandakan 57 34,232 2 321 - - - -
14
Kec. Banguntapan 220 86,420 9 4,794 1 234 - 81
15
Kec. Imogiri 111 61,547 3 927 - - - -
16
Kec. Kasihan 245 79,722 7 9,418 - 267 - 247
17
Kec. Pleret 36 42,548 - 72 - 20 - -

Jumlah 1,719 846,850 46 37,999 2 677 0 370
Sumber: Kementerian Agama Bantul,2012

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-64
D. Persentase rumah tinggal bersanitasi
Tabel 2.51 Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Tahun 2011 Kabupaten Bantul
No Uraian 2011
1 Jumlah rumah tinggal berakses sanitasi 168.949
2 Jumlah rumah tinggal 213.532
3 Persentase 79,1
Sumber:DPU 2011
E. Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk
Tabel 2.52 Tempat Pemakaman Umum Per Satuan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010
Kabupaten Bantul
No Kecamatan
Tempat
Pemakaman
Umum (TPU)
Tempat
Pemakaman
Bukan Umum
(TPBU)
Tempat
Pemakaman
Khusus (TPK)
Lain-lain Jumlah Total
Jmh Luas(m) Jmh Luas(m) Jmh Luas(m) Jmh Luas(m)
Tempat
Pemakam
an
Luas(m)
1
Kec. Sewon
189 255.270 - - 1 210 - - 190 255.480
2
Kec. Pandak
144 170.815 - - - - - - 144 170.815
3
Kec. Pundong
112 64.665 7 700 1 100 - - 120 65.465
4
Kec. Bantul
180 184.180 14 7.325 - - 2 250 196 191.755
5
Kec. Sanden
81 28.931 - - - - - - 81 28.931
6
Kec. Kretek
120 288.000 - - 6 1.500 - - 126 289.500
7
Kec. Sedayu
119 340.650 7 4.500 - - - - 126 345.150
8
Kec. Dlingo
27 143.530 - - - - - - 27 143.530
9
Kec. Jetis
169 129.812 1 1.000 2 450 1 40 173 131.302
10
Kec. Pajangan
83 899.460 - - - - 5 7.650 88 907.110
11
Kec.
Bambanglipuro 140 178.500 - - 1 1.500 - - 141 180.000
12
Kec. Piyungan
60 980.550 2 15.000 - - - - 62 995.550
13
Kec. Srandakan
81 75.200 - - 1 950 - - 82 76.150
14
Kec.
Banguntapan 163 148.037 6 1.620 1 2.500 - - 170 152.157
15
Kec. Imogiri
121 179.450 6 54.800 3 4.700 - - 130 238.950
16
Kec. Kasihan
115 362.460 13 17.135 3 1.200 - - 131 380.795
17
Kec. Pleret
53 141.371 9 1.917 3 835 - - 65 144.123

Jumlah
1.957 4.570.881 65 103.997 22 13.945 8 7.940 2.052 4.696.763
Sumber : Kecamatan 2011
F. Tempat pembuangan sampah (TPS)
Jumlah tempat pembuangan sampah di Kabupaten Bantul Tahun 2011 sebanyak 115 unit dengan
daya tampung 380 ton dengan jumlah penduduk sebesar 921.263 jiwa .

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-65
2.1.3.1.5. Penataan Ruang
A. Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya
lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang
sengaja ditanam. Ruang terbuka hijau di Kabupaten Bantul meliputi daerah sekitar sungai, taman
kota, lapangan olahraga dan makam, jalan, serta hinterland. Program ini dilaksanakan melalui
kegiatan pembuatan taman hijau seluas 120 m
2
di Komplek Perkantoran Baru Pemerintah

Kabupaten Bantul. Pembuatan taman hijau bertujuan untuk menambah luasan RTH, pencegahan
banjir, penurunan pencemaran udara, peningkatan produktivitas masyarakat dan meningkatkan
keindahan lingkungan.
B. Jumlah Bangunan Ber-IMB
Izin mendirikan bangunan gedung adalah perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten
Bantul kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun baru, mengubah, memperluas,
mengurangi, dan/atau merawat bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan
persyaratan teknis yang berlaku. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi
yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas dan/atau di
dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik
untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,
maupun kegiatan khusus. Di Kabupaten Bantul, jumlah bangunan ber-IMB dari Tahun 2009 sampai
Tahun 2011 berturut-turut adalah 50.000, 26.015, dan 16.000 (DPU, 2011). Jumlah IMB dari tahun
2009 sampai Tahun 2011 cenderung mengalami penurunan, hal ini terkait dengan telah selesainya
proses rekonstruksi gempa.
2.1.3.1.6. Perhubungan
A. Jumlah Penumpang Angkutan Umum
Angkutan umum yang ada di Kabupaten Bantul berupa armada bis. Angkutan umum yang lain
seperti kereta api, kapal laut, dan pesawat udara tidak terdapat di Kabupaten Bantul. Adapaun
jumlah penumpang angkutan umum bis di Kabupaten Bantul dari Tahun 2007 2010 cenderung
mengalami penurunan (Tabel 2.53).

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-66
Tabel 2.53: Jumlah Penumpang Angkutan Umum Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Bantul
No Uraian 2007 2008 2009 2010
1. Jumlah penumpang Bis 4.229.232 3.150.908 3.054.892 2.963.296
2. Jumlah penumpang Kereta api - - - -
3. Jumlah penumpang Kapal laut - - - -
4.
Jumlah penumpang Pesawat
udara
- - - -
5. Total Jumlah Penumpang 4.229.232 3.150.908 3.054.892 2.963.296
Sumber : Dinas Perhubungan, 2011
Tabel 2.54 Jumlah Uji KIR Angkutan Umum Tahun 2010 Kabupaten Bantul
No Angkutan Umum
2010
Jmlh Jmlh KIR %
1 Mobil penumpang umum 27
2 Mobil bus 736
3
Mobil barang
Pick up 6,769
Truck 3,589
4 Kereta gandengan 14
5 Mobil 8 Ton 152
6 Taksi 146
7 Khusus 9
Jumlah 11,442
Sumber: Dinas Perhubungan, 2011
Penurunan penggunaan angkutan umum di masyarakat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya
kemudahaan memperoleh kendaraan pribadi (terutama sepeda motor), keterbatasan jalur angkutan
umum yang ada, ketidaknyamanan menggunakan angkutan umum. Hal ini terbukti dengan kenaikan
jumlah kendaraan pribadi terutama roda dua.
B. Jumlah Ijin Trayek
Izin Trayek adalah izin untuk mengangkut orang dengan mobil bus dan/ atau mobil penumpang
umum pada jaringan trayek. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa
angkutan orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap
dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal. Jaringan Trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang
menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang. Jumlah izin trayek di Kabupaten Bantul
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.55. Jumlah Ijin Trayek Tahun 2007 s.d 2010 Kabupaten Bantul
No Uraian 2007 2008 2009 2010
1. Izin Trayek perkotaan 13 13 13 13
2. Izin Trayek perdesaan 8 8 8 8
3. Jumlah Izin Trayek 21 21 21 21
Sumber : Dinas Perhubungan, 2011
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-67
C. Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis
Pelabuhan laut diartikan sebagai sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, danau untuk menerima
kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Di Kabupaten Bantul
pelabuhan laut dikembangkan dengan mengoptimalkan Kawasan Pandansimo di Desa Poncosari
Kecamatan Srandakan sebagai pelabuhan perikanan dan pendukung wisata pantai. Pelabuhan
udara/bandara bisa diartikan sebagai sebuah fasilitas untuk menerima pesawat dan memindahkan
barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Terminal bus dapat diartikan sebagai prasarana
transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra
dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan
umum. Adapun jumlah terminal bis sampai Tahun 2011 sebanyak 4 terminal (Tabel 2.54).
Tabel 2.56: Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Bantul
No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1. Jumlah pelabuhan laut - - - - -
2. Jumlah pelabuhan udara - - - - -
3. Jumlah terminal bis 3 3 4 4 4
Jumlah 3 3 4 4 4
Sumber : Dinas Perhubungan, 2011
Sistem transportasi darat (sebagaimana dimaksud dalam Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 tahun
2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030 Pasal 13 ayat 2) untuk pergerakan lokal
maupun regional didukung oleh pengembangan fasilitas angkutan darat di Kabupaten yang meliputi:
a. terminal penumpang tipe B di Desa Imogiri Kecamatan Imogiri dan di Desa Palbapang
Kecamatan Bantul;
b. terminal angkutan barang di Desa Argosari Kecamatan Sedayu;
c. stasiun penumpang dan stasiun barang serta pergudangan di Stasiun Sedayu; dan
d. terminal angkutan barang di Desa Srimulyo Kecamatan Piyungan.
2.1.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan
2.1.3.2.1. Penanaman Modal
Penanaman modal di Kabupaten Bantul difokuskan pada peningkatan iklim investasi dan promosi
investasi. Pada Tahun 2011 investasi di Kabupaten Bantul lebih didominasi oleh investor asing yang
mencapai jumlah 53 investor (aktif 30) dibandingkan dengan investor dalam negeri yang hanya
berjumlah 15 (aktif 6). Dihitung berdasarkan nilai investasinya, Penanaman Modal Asing (PMA)
mencapai Rp 10.863.379.840,- dan US$ 17.719.988 sedangkan nilai investasi Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 200.172.644.150,71,-. Selain itu, penanaman modal asing juga
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-68
mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 6.969 orang yang terdiri dari 56 tenaga kerja asing dan
6.913 orang WNI. Adapun investor dalam negeri hanya mempekerjakan tenaga kerja sejumlah 3.260
orang. Perlu diketahui bahwa data investasi mengalami perubahan yang signifikan karena sebelum
Tahun 2011, pencatatan hanya berdasarkan legal formal dari Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM), berupa surat persetujuan, izin prinsip, dan izin usaha. Sedangkan mulai Tahun 2011,
pengumpulan data juga berdasarkan verifikasi Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) untuk
mengetahui realisasi penanaman modal dan perkembangan usaha sehingga dapat diketahui aktif-
tidaknya kegiatan penanaman modal tersebut. Pada Tahun 2011 tercatat lima PMA yang
mengajukan izin penanaman modal di Kabupaten Bantul dan dua di antaranya telah memperoleh
izin serta melaporkan kegiatan usahanya (Tabel 2.57).
Tabel 2.57 Investasi PMA dan PMDN di Kabupaten Bantul Tahun 2011
No Tahun Jenis
Jumlah
Investor
Tenaga Kerja Nilai Investasi
Ket.
Aktif Pasif WNA WNI US$ Rp
1 2010 PMA 51 117 9.513 29.730.328 266.278.885.773 Data
termasuk
rencana
PMDN 13 13 3.510 - 173.438.101.000
2 2011 PMA 30 23 56 6.913 17.719.988 10.863.379.840 Seluruhnya
data
realisasi
PMDN 6 9 - 3.260 - 200.172.644.150,71
Sumber: Disperindagkop, 2012
Adapun capaian nilai investasi Tahun 2011 baik investasi pemerintah, masyarakat maupun investasi
dalam negeri melebihi dari target RKPD Tahun 2011. Namun untuk investasi PMA masih jauh
dibawah target RKPD Tahun 2011, hal ini merupakan dampak adanya krisi global.
Tabel 2.58 Nilai Investasi Kabupaten Bantul Tahun 2011
Investasi Tahun 2011
Pemerintah 334.808.689.124,00
Masyarakat 211.036.023.990,71
PMDN 200.172.644.150,71
PMA 170.343.271.840,00
Total Investasi 916.360.629.105,42
Sumber : Disperindakop, AP, DPKAD Tahun 2012

2.1.3.2.2. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM)
A. Prosentase koperasi aktif
Pembangunan koperasi dan UKM di Kabupaten Bantul diarahkan pada pengembangan koperasi
dan UKM menjadi unit usaha yang kuat, maju, dan mandiri serta memiliki daya saing dengan fokus
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-69
pada revitalisasi koperasi serta fasilitasi koperasi dan UKM. Adapun sasarannya adalah peningkatan
kinerja dan produktifitas usaha koperasi dan UKM. Di Kabupaten Bantul sampai saat ini terdapat 458
koperasi yang didominasi koperasi primer sejumlah 438. Dilihat dari kondisi koperasi, terdapat 380
koperasi aktif (83%) dan 78 koperasi tidak aktif (17%) (lihat Tabel 2.59)
Tabel 2.59 Persentase Koperasi Aktif Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Bantul
No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1 Koperasi aktif 246 278 322 358 380
2 Koperasi kurang aktif 74 100 85 85 78
3 Jumlah koperasi 320 378 407 443 458
4 Persentase koperasi aktif 76% 73% 79% 81% 83%
Sumber : Disperindakop,2012
Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bantul dalam bidang koperasi diantaranya
karena belum optimalnya penataan manajemen dan organisasi koperasi, terbatasnya permodalan
koperasi dan belum optimalnya kemitraan pengusaha besar dengan koperasi. Adapun upaya yang
telah dilakukan antara lain melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi pengelola koperasi dengan
lebih intensif, penguatan permodalan koperasi baik melalui perbankan maupun non perbankan serta
keterpaduan program melalui bantuan permodalan baik dari APBD Kabupaten ,Propinsi maupun dari
pemerintah pusat serta memfasilitasi pertemuan antara pengusaha besar dan koperasi. Adapun
jumlah koperasi menurut jenisnya di Kabupaten Bantul dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.4 Jumlah Koperasi Menurut Jenis di Kabupaten Bantul Tahun 2010 2011

Sumber : Disperindakop, 2012
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-70
B. Jumlah UKM dan BPR/LKM
Pembangunan koperasi dan UKM di Kabupaten Bantul dilaksanakan dengan mengembangkan
koperasi dan UKM menjadi unit usaha yang kuat, maju, dan mandiri serta memiliki daya saing,
sehingga secara makro mampu mendukung pembangunan ekonomi di Kabupaten Bantul.
Sasaran pembangunan dalam mengembangkan koperasi dan UKM di Kabupaten Bantul antara lain
meningkatnya kinerja, produktivitas usaha koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM),
meningkatnya akses kelembagaan keuangan dan permodalan pada UMKM/Industri Kecil dan
Menengah (IKM), meningkatnya sumber daya manusia (SDM) pengelola koperasi UMKM/IKM,
meningkatnya kualitas dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan UKM, serta terwujudnya
masyarakat yang berjiwa wirausaha (entrepreneur) tinggi dan mampu mengembangkan potensi dan
sumber daya yang ada. Perkembangan jumlah UKM dan BPR di Kabupaten Bantul dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2.60 Jumlah UKM non BPR/LKM Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No Uraian 2009 2010 2011*)
1 Jumlah seluruh UKM
44,778 44,778 44,778
2 Jumlah BPR/LKM
15 15 15
3 Jumlah UKM non BPR/LKM
44,763 44,763 44,763
Sumber: Dinas Perindustrian,perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul
Ket :LKM yang menjadi binaan
Upaya yang telah dilakukan antara lain fasilitasi UMKM; pelatihan manajemen ekspor, impor,
pelatihan TI; kerjasama dengan Kementerian Luar Negeri, serta mengadakan pendataan secara
langsung ke eksportir maupun importer.
2.1.3.2.3. Kependudukan
A. Pertumbuhan penduduk
Data jumlah penduduk Kabupaten Bantul dari Tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Tabel 2.61.
Angka laju pertumbuhan penduduk menurun dari tahun ke tahun sehingga kondisi ini menunjukkan
keberhasilan dalam pengendalian pertumbuhan penduduk.
Tabel 2.61 Angka Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011
No Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan (%)
1 2007 872.866 1,52
2 2008 886.061 1,51
3 2009 899.312 1,50
4 2010 911.503 1,36
5 2011 921.263 1,07
Sumber: BPS (Estimasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Hasil SP2010)
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-71
B. Pengelompokan penduduk
Persebaran penduduk menurut umur sangat diperlukan untuk mengambil kebijakan yang berkaitan
dengan banyak sektor seperti tenaga kerja, pendidikan, dan lain-lain. Dengan mengetahui sebaran
penduduk kelompok umur dominan di suatu wilayah maka dapat dilakukan kebijakan yang lebih
tepat dan efisien untuk pengembangan wilayah tersebut.
Kepadatan penduduk kelompok umur adalah jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur pada
suatu daerah setiap kilometer persegi. Kepadatan penduduk kelompok umur menunjukkan proporsi
umur berdasarkan kelompok umur terbesar pada umur 40 tahun ke atas (37,16%), kedua pada
kelompok umur 25-39 tahun (24,13%), sedangkan proporsi terendah pada kelompok umur 10-14
tahun (7,46%).
Berdasarkan data pada tabel berikut dalam perencanaan pembangunan khususnya di bidang
kesehatan pada kelompok umur 40 tahun ke atas harus mendapatkan prioritas dan perhatian lebih.
Pada usia 25-39 tahun yang proporsinya juga cukup besar dan merupakan kelompok umur produktif
maka kebijakan ekonomi menjadi lebih dominan.
Tabel 2.62 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten Bantul Tahun 2011
Kecamatan
Kelompok Umur
Jumlah
0-9 10-14 15-19 20-24 25-39 40+
1 Srandakan 4.160 2.066 2.177 1.834 6.237 12.194 28.668
2 Sanden 4.184 2.248 2.288 1.638 6.170 13.216 29.744
3 Kretek 3.928 2.133 2.188 1.699 6.084 13.291 29.323
4 Pundong 4.546 2.355 2.418 2.039 6.880 13.541 31.779
5 Bambanglipuro 5.598 2.675 2.699 2.268 8.212 16.028 37.480
6 Pandak 7.016 3.562 3.628 3.190 10.824 19.688 47.908
7 Bantul 9.034 4.299 4.532 4.372 13.872 23.645 59.754
8 Jetis 8.155 3.749 3.917 3.619 12.506 20.367 52.313
9 Imogiri 8.613 4.034 4.163 3.908 13.395 22.423 56.536
10 Dlingo 5.257 2.920 2.782 2.294 7.898 14.516 35.667
11 Pleret 7.621 3.452 3.626 3.308 11.279 14.445 43.731
12 Piyungan 8.153 4.324 4.155 3.459 11.960 17.376 49.427
13 Banguntapan 20.062 8.844 9.626 12.724 32.430 38.824 122.510
14 Sewon 16.341 7.768 8.510 10.009 27.150 35.923 105.701
15 Kasihan 17.573 8.318 9.108 11.476 28.809 37.424 112.708
16 Pajangan 5.268 2.511 2.511 2.447 8.105 12.244 33.216
17 Sedayu 7.151 3.400 3.400 3.078 10.554 17.254 44.798
Jumlah 142.660 68.749 71.728 73.362 222.365 342.399 921.263
Persentase 15,48 7,46 7,78 7,96 24,13 37,16 100,00
Sumber: BPS, 2012 (Estimasi pendududk dengan laju pertumbuhan SP2000-SP2010, angka sementara)

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-72
2.1.3.2.4. Ketenagakerjaan
A. Angkatan Kerja
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum,
selama dan sesudah masa kerja. Ketenagakerjaan berhubungan dengan tingkat angkatan kerja
pada suatu wilayah tertentu. Jumlah angkatan kerja terdiri dari jumlah penduduk yang bekerja
dengan perbandingan penduduk yang belum mendapatkan kesempatan bekerja.
Untuk mengatasi permasalahan angkatan kerja ini diantaranya melalui program untuk persediaan
tenaga kerja (menambah jenis pelatihan sesuai kondisi pasar, meningkatkan bantuan pendidikan
bagi tenaga kerja, meningkatkan program keluarga berencana untuk menurunkan laju pertumbuhan
penduduk dan tenaga kerja), program untuk kebutuhan tenaga kerja (meningkatkan kapasitas dan
peralatan serta kemampuan pengajar di sekolah sekolah kejuruan, melaksanakan pelatihan
wirausaha bantuan permodalan dan fasilitas, memberikan insentif dan kemudahan dalam bidang
investasi) dan program untuk pengangguran (pembangunan informasi pasar kerja yang mudah
diakses, peningkatan penempatan tenaga kerja luar negeri melalui pemasaran, pelatihan, bantuan
permodalan). Pada Tahun 2010 angkatan kerja di Bantul sebanyak 481.420 orang menjadi 505.786
orang pada Tahun 2011 atau naik sekitar 4,8%. Jumlah angkatan kerja laki-laki dan perempuan di
Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 ini hampir sama, yaitu laki-laki sebesar 262.020 jiwa dan
perempuan sejumlah 243.766 jiwa. Jumlah penduduk angkatan kerja menurut kelompok umur dan
tingkat pendidikan Tahun 2011 dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.5 Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur Tahun 2011 Kabupaten Bantul

Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2011


Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-73
Gambar 2.6 Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2011 Kabupaten Bantul

Sumber: DInas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2011

B. Kesempatan kerja
Kesempatan kerja merupakan peluang atau keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan
pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam proses produksi dapat
memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian, keterampilan dan bakatnya masing-masing.
Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan/ketersediaan pekerjaan. Jumlah
penduduk yang ada dalam suatu wilayah kemudian dikelompokkan berdasarkan lapangan usaha
yang ada. Jika dilihat menurut jenis kelamin, komposisi penduduk yang bekerja dengan jenis
kelamin laki-laki lebih besar daripada perempuan yang masing-masing sebesar 215.894 jiwa (53%)
dan 191.797 jiwa (47%).
Komposisi penduduk yang bekerja Tahun 2011 secara umum didominasi oleh kelompok umur 25-34
tahun dan > 35 tahun. Dari struktur data tersebut terlihat bahwa penduduk yang bekerja pada
kelompok umur > 35 tahun jumlahnya sangat tinggi. Kondisi seperti ini sangat dimungkinkan sebagai
akibat adanya kecenderungan bahwa mereka yang sudah habis masa kerjanya, setelah beberapa
tahun kemudian tetap menjalankan kegiatan yang memiliki nilai ekonomi baik dalam hubungan kerja
(kegiatan ekonomi formal) maupun di luar hubungan kerja (kegiatan ekonomi informal).


Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-74
Tabel 2.63 Penduduk Yang Bekerja menurut kelompok umur Tahun 2011
Kelompok umur Tahun 2011
15-19 th 44.388
20-24 th 69.873
25-34 th 117.747
35 th + 175.683
Jumlah 407.691
Sumber : Disnakertrans 2011
Penduduk yang bekerja dengan pendidikan SLTA jumlahnya paling banyak dibandingkan dengan
strata pendidikan yang lainnya. Disusul penduduk bekerja dengan pendidikan SLTP.Kondisi ini
sejalan dengan banyaknya jumlah pencari kerja lulusan SLTA dan SLTP sementara lapangan kerja
yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya tersebut dengan kualifikasi yang dibutuhkan
sangat terbatas, sementara saingan pencari kerja dengan tingkat pendidikan yang sama jumlahnya
banyak.
Tabel 2.64 Penduduk Yang Bekerja menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2011
Pendidikan Tahun 2011
Tidak tamat SD 41.120
SD 84.140
SLTP 109.311
SLTA 131.317
Akademi 23.896
Perguruan Tinggi 17.907
Jumlah 407.691
Sumber : Disnakertrans 2011
Komposisi penduduk yang bekerja di sektor pertanian masih cukup mendominasi dalam penyerapan
tenaga kerja dibandingkan dengan sektor lainnya, meskipun jumlahnya cenderung menurun sekitar
6,6%. Menurunnya proporsi jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian diduga karena para
pencari kerja lebih memilih untuk bekerja di sektor non pertanian.
Tabel 2.65 Penduduk Yang bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2011
Lapangan Usaha Tahun 2010 Tahun 2011
1.Pertanian 179.040 167.192
2.Pertambangan dan Penggalian 7.419 5.213
3.Industri Pengolahan 35.979 38.232
4.Listrik, Gas dan Air 5.526 5.771
5.Bangunan 50.446 55.021
6.Perdagangan,Hotel dan Restoran 52.398 58.600
7.Angkutan dan Komunikasi 11.504 15.540
8.Keuangan Persewaan dan jasa Perusahaan 16.761 16.986
9.Jasa Lainnya 41.215 45.135
Jumlah 400.289 407.691
Sumber : Disnakertrans 2011
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-75
C. Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Jumlah pengangguran di Kabupaten Bantul pada
Tahun 2011 sebesar 29.219 orang atau sebesar 5,8% dari jumlah penduduk angkatan kerja
(505.786 orang). Upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi pengangguran ini diantaranya
melalui program kerja sama penempatan tenaga kerja di Malaysia, inkubasi bisnis, uji coba
wirausaha, subsidi program, padat karya produktif dan infrastruktur serta perluasan lapangan keja.
Jika dilihat menurut jenis kelamin jumlah penganggur laki-laki dibanding penganggur perempuan
tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok.
Tabel 2.66 Penganggur Terbuka menurut Jenis Kelamin Tahun 2010-2011
Jenis kelamin Tahun 2010 Tahun 2011
Laki-laki 14.048 13.745
Perempuan 16.091 15.474
Jumlah 30.139 29.219
Sumber : Disnakertrans 2011
2.1.3.2.5. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak
A. Persentase Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah adalah proporsi perempuan yang bekerja
pada lembaga pemerintah terhadap jumlah seluruh pekerja perempuan.
Tabel 2.67. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Tahun 2009 2011
Kabupaten Bantul
No Uraian 2009 2010 2011
1 Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon II 2 2 2
2 Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon III 36 43 42
3 Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon IV 161 189 212
4 Pekerja perempuan di pemerintah 6161 6330 6196
5 Jumlah pekerja perempuan 6360 6564 6452
6 Persentase pekerja perempuan di lembaga pemerintah 50 52 52,60
Sumber:Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul
B. Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Indeks Gender
Kasus KDRT di Kabupaten Bantul belum dapat dipantau secara keseluruhan dikarenakan belum
semua korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) mau melaporkan kasusnya ke pihak yang
berwenang. Diharapkan dengan adanya pemberian pelayanan dan perlindungan terhadap
perempuan dan anak yang bersedia melaporkan kasus dan mengalami tindak kekerasan/KDRT
akan menjadi solusi yang tepat.
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-76
Tabel 2. 68 Rasio KDRT Tahun 2010 2011 Kabupaten Bantul
No Uraian 2010 2011
1 Jumlah KDRT 47 59
2 Jumlah Rumah Tangga 256.463 258.294
3 Rasio KDRT 0,018 0,022
Sumber: BKKPP & KB kabupaten Bantul
Pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang kesetaraan gender masih kurang. Hal ini dapat
dilihat dari Indeks Kesetaraan Gender (IKG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) yang masih
relatif cukup rendah. Solusi yang dilakukan diantaranya yaitu dengan memfasilitasi terbentuknya
Pokja PUG di Kabupaten Bantul serta melaksanakan sosialisasi dan diklat tentang PUG bagi
stakeholder.
Tabel 2.69: Perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender Kabupaten Bantul Tahun 2010 - 2011
Tahun
Perempuan Di
Parlemen (%)
Perempuan
Pekerja
Profesional (%)
Perempuan Dalam
Angkatan Kerja
(%)
Perempuan Upah
Pekerja Non
Pertanian
IDG
2010 15,6 6,46 43,08 800,0 63,83
2011 15,6 7,62 34,82 800,0 64,03
Sumber: SP 2010 dan Disnakertrans, 2012
2.1.3.2.6. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
A. Rasio akseptor KB
Program Keluarga Berencana yang telah berhasil dilaksanakan meliputi penyediaan pelayanan KB
dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin, pelayanan KIE, peningkatan perlindungan hak reproduksi
individu, promosi pelayanan KHIBA, pembinaan Keluarga Berencana, pengadaan sarana mobilitas
tim KB keliling, pendampingan kegiatan Harganas dan mengikuti Jambore PKB/PLKB tingkat
nasional.
Tujuan program Keluarga berencana adalah mengendalikan jumlah kelahiran sehingga laju
pertumbuhan penduduk dapat terkendali dengan tujuan kesejahteraan keluarga dapat ditingkatkan.
Gambaran jumlah Pasangan Usia Subur (PUS), peserta KB Aktif (PA) dan perbandingan PA/PUS
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. 70 Rasio Akseptor KB Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No Uraian 2009 2010 2011
1 Jumlah akseptor KB (PA) 116.781 120.583 120.697
2 Jumlah pasangan usia subur (PUS) 149.766 151.654 151.998
3 Rasio akseptor KB (PA/PUS) 0,780 0,795 0.794
Sumber: BKK PP dan KB, 2011

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-77
Tabel 2. 71 Rasio Akseptor KB Menurut Kecamatan Tahun 2010 Kabupaten Bantul
No Kecamatan Jumlah akseptor KB (PA)
Jumlah pasangan
usia subur (PUS)
Rasio Akseptor KB
(PA/PUS)
1 Kec. Sewon 11.977 15.376 0,779
2 Kec. Pandak 6.621 8.233 0,804
3 Kec. Pundong 4.681 5.721 0,802
4 Kec. Bantul 8.128 9.956 0,816
5 Kec. Sanden 3.986 5.101 0,781
6 Kec. Kretek 3.970 4.951 0,802
7 Kec. Sedayu 6.124 7.725 0,793
8 Kec. Dlingo 6.424 7.783 0,825
9 Kec. Jetis 7.661 9.639 0,795
10 Kec. Pajangan 4.452 5.548 0,803
11 Kec. Bambanglipuro 4.801 6.185 0,776
12 Kec. Piyungan 6.890 8.552 0,806
13 Kec. Srandakan 3.750 4.671 0,803
14 Kec. Banguntapan 14.245 17.536 0,812
15 Kec. Imogiri 8.344 10.614 0,786
16 Kec. Kasihan 12.268 16.214 0,757
17 Kec. Pleret 6.261 7.849 0,798
Jumlah 120.583 151.654 0,795
Sumber: BKK PP & KB Kabupaten Bantul
2.1.3.2.7. Komunikasi dan Informasi
A. Jumlah surat kabar nasional/lokal
Surat kabar merupakan komunikasi massa yang diterbitkan secara berkala dan bersenyawa dengan
kemajuan teknologi pada masanya dalam menyajikan tulisan berupa berita, feature, pendapat,cerita
rekaan dan bentuk karangan yang lain. Jumlah surat kabar nasional/lokal adalah banyaknya jenis
surat kabar terbitan nasional atau terbitanlokal yang masuk ke daerah.
Tabel 2.72 Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No Uraian 2009 2010 2011
1 Jumlah jenis surat kabar terbitan nasional 5 4 3
2 Jumlah jenis surat kabar terbitan lokal 6 7 7
3 Total jenis surat kabar 11 11 10
Sumber: Bagian Humas Kabupaten Bantul
B. Penyiaran radio/TV
Jumlah penyiaran radio/TV lokal adalah banyaknya penyiaran radio/TV nasional maupun radio/TV
lokal yang masuk daerah. Jumlah penyiaran radio/TV lokal ditampilkan dalam tabel berikut:

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-78
Tabel 2. 73 Jumlah Penyiaran Radio/TV Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No Uraian 2009 2010 2011
1 Jumlah penyiaran radio lokal 4 3 3
2 Jumlah penyiaran radio nasional - - -
3 Jumlah penyiaran TV lokal 3 1 2
4 Jumlah penyiaran TV nasional - - -
5 Total penyiaran radio/TV lokal 7 4 5
Sumber: Bagian Humas Kabupaten Bantul
Semakin banyak jumlah penyiaran radio/TV baik di daerah maupun nasional di daerah maka
menggambarkan semakin besar ketersediaan fasilitas jaringan komunikasi massa berupa media
elektronik sebagai pelayanan penunjang dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.
2.1.3.2.8. Pertanahan
a. Persentase luas lahan bersertifikat
Urusan wajib pertanahan masih menjadi kewenangan pemerintah pusat dan sampai saat ini belum
diserahkan untuk menjadi kewenangan daerah, sehingga program dan kegiatan anggaran masih
bersumber dari APBN dan dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul. Sedangkan
fungsi kabupaten dalam urusan pertanahan bersifat koordinasi.
Tabel 2.74 Luas Lahan Bersertifikat Tahun Tahun 2010 2011 Kabupaten Bantul
No Uraian 2010 2011
1 Luas wilayah daratan 506,85 506,85
2 Luas tanah bersertifikat HGB 41,26 0,984
3 Luas tanah bersertifikat HM 17.965,04 17.830,1
4 Total luas tanah bersertifikat 18.006,3 18.9357
5 Prosentase HGB dibanding luas daratan 8% 2%
6 Prosentase HM dibanding luas daratan 35,44% 35%
7 Prosentase total luas lahan bersertifikat 35,53% 37,40%
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2011
2.1.3.2.9. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
A. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
Lembaga Pemberdayan Masyarakat (LPM) adalah lembaga atau wadah yang dibentuk atas
prakarsa masyarakat sebagai mitra pemerintahan desa atau kelurahan dalam menampung dan
mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan.

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-79
Tabel 2.75 Kelompok Binaan LPM Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No Kecamatan
2009 2010 2011
Jmlh LPM
Jmlh
Kelompok
Binaan
Jmlh LPM
Jmlh
Kelompok
Binaan
Jmlh LPM
Jmlh
Kelompok
Binaan
1
Kec. Sewon
4 17 4 17 4 17
2
Kec. Pandak
4 17 4 17 4 17
3 Kec. Pundong 3 13 3 13 3 13
4
Kec. Bantul
5 21 5 21 5 21
5
Kec. Sanden
4 17 4 17 4 17
6
Kec. Kretek
5 21 5 21 5 21
7
Kec. Sedayu
4 17 4 17 4 17
8
Kec. Dlingo
6 21 6 21 6 21
9
Kec. Jetis
4 17 4 17 4 17
10
Kec. Pajangan
3 13 3 13 3 13
11
Kec. Bambanglipuro
3 13 3 13 3 13
12
Kec. Piyungan
3 13 3 13 3 13
13
Kec. Srandakan
2 9 2 9 2 9
14
Kec. Banguntapan
8 33 8 33 8 33
15 Kec. Imogiri 8 33 8 33 8 33
16
Kec. Kasihan
4 17 4 17 4 17
17
Kec. Pleret
5 21 5 21 5 21

Jumlah
75 313 75 313 75 313
Sumber: kantor PMD Kabupaten Bantul
B. Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah gerakan nasional dalam pembangunan
masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolanya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju
terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Beraklak mulia
dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesejahteraan dan keadilan gender serta
kesadaran hokum dan lingkungan. Kelompok binaan PKK adalah kelompok-kelompok masyarakat
yang berada di bawah Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan, yang dapat dibentuk berdasarkan
kewilayahan atau kegiatan seperti kelompok dasawisma dan kelompok sejenis. Jumlah kelompok
binaan PKK dari tahun 2009 2011 meningkat, hal ini membuktikan bahwa keaktifan masyarakat
Bantul dalam pembangunan daerah semakin besar melalui PKK (Tabel 2.76).

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-80
Tabel 2.76 Kelompok Binaan PKK Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No Kecamatan
2009 2010 2011
Jmlh PKK
Jmlh
Kelompok
Binaan
Jmlh PKK
Jmlh
Kelompok
Binaan
Jmlh PKK
Jmlh
Kelompok
Binaan
1 Kec. Sewon 1 83 1 103 1 103
2 Kec. Pandak 1 54 1 142 1 142
3 Kec. Pundong 1 50 1 86 1 86
4 Kec. Bantul 1 48 1 88 1 88
5 Kec. Sanden 1 60 1 101 1 101
6 Kec. Kretek 1 86 1 78 1 78
7 Kec. Sedayu 1 66 1 102 1 102
8 Kec. Dlingo 1 121 1 99 1 99
9 Kec. Jetis 1 77 1 127 1 127
10 Kec. Pajangan 1 98 1 112 1 112
11 Kec. Bambanglipuro 1 98 1 116 1 116
12 Kec. Piyungan 1 131 1 166 1 166
13 Kec. Srandakan 1 67 1 124 1 124
14 Kec. Banguntapan 1 70 1 133 1 133
15 Kec. Imogiri 1 159 1 160 1 160
16 Kec. Kasihan 1 87 1 94 1 94
17 Kec. Pleret 1 47 1 95 1 95
Jumlah 17 1402 17 1926 17 1926
sumber: kantor PMD Kabupaten Bantul
C. Jumlah LSM yang aktif
Lembaga Swadaya Masyarakat adalah organisasi/lembaga yang dibentuk oleh anggota masyarakat
warga Negara Indonesia secara sukarela atas kehendak sendiri dan berminat serta bergerak di
bidang kegiatan tertentu dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat,
yang menitikberatkan kepada pengabdian secara swadaya. Jumlah LSM yang terdaftar di
Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 sejumlah 129 LSM.
Tabel 2.77 Jumlah LSM Aktif Tahun 2009 s.d 2011 Kabupaten Bantul
No Uraian 2009 2010 2011
1 Jumlah LSM terdaftar - - 129
2 Jumlah LSM tidak aktif - - -
3 Jumlah LSM aktif - - -
Sumber: Kesbangpolinmas Kabupaten Bantul

2.1.3.2.10. Perpustakaan
Pelayanan pengunjung Perpustakaan Daerah Kabupaten Bantul di layani di kantor perpustakaan
dan didukung dengan perpustakaan keliling yang berjumlah 12 armada mobil pintar, dengan roda
empat sebanyak 7 armada dan roda tiga sebanyak 5 armada. Koleksi buku yang ada saat ini
sebanyak 30.231 buku dengan judul buku sebanyak 18.000 judul. Pada Tahun 2011 jumlah
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-81
pengunjung perpustakaan daerah sebanyak 30.119 pengunjung. Adapun pengunjung tersebut terdiri
dari pelajar/mahasiswa, pegawai negeri sipil/karyawan, maupun masyarakat umum.
Tabel 2.78 Jumlah Perpustakaan Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No Uraian 2009 2010 2011
1 Jumlah Perpustakaan milik Pemerintah Daerah (pemda) 611 611 611
2 Jumlah Perpustakaan milik non pemda 48 48 90
3 Total Perpustakaan 659 659 701
Sumber: Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Bantul
Tabel 2.79 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No Uraian 2009 2010 2011
1
Jumlah Pengunjung Perpustakaan milik Pemerintah Daerah
(pemda)
32,639 38,374 30,119
2
Jumlah Pengunjung Perpustakaan milik non pemda


3
Total Pengunjung Perpustakaan 32,639 38,374 30,119
Sumber: Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Bantul
2.1.3.2.11. Penyelenggaraan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
Rasio jumlah polisi pamong praja menggambarkan kapasitas pemda dalam memelihara dan
menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah dan
Keputusan Kepala Daerah. Ketersediaan polisi pamong praja yang dimiliki pemerintah daerah dalam
memberikan pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.80 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No Uraian 2009 2010 2011
1
Jumlah polisi pamong praja 75 81 79
2
Jumlah penduduk 899312 911503 921263
3
Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk

sumber: Satuan Pol PP Kabupaten Bantul
Petugas perlindungan Masyarakat (Linmas) merupakan satuan yang memiliki tugas umum
pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Rasio jumlah Linmas menggambarkan
kapasitas pemda untuk memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat adalah upaya
mengkondisikan lingkungan yang kondusif dan demokratif sehingga tercipta kehidupan strata sosial
yang interaktif.


Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-82
Ketersediaan kapasitas pemda dalam memberdayakan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam
pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat serta keamanan lingkungan dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.81 Jumlah Linmas per 10.000 Penduduk Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No Jumlah Linmas TPS Desa Kecamatan Kabupaten Jumlah
1 2009 4276 750 527 100 5653
2 2010 4260 750 527 100 5637
3 2011 4233 750 527 100 5610
Sumber: Kontor Kesbangpolinmas Kabupaten Bantul
A. Jumlah kegiatan Kepemudaan
Kegiatan kepemudaan adalah kegiatan atau event kepemudaan yang diselenggarakan dalam
bentuk pertandingan, perlombaan dan upacara serta kejadian atau peristiwa sejenis. Kepemudaan
sendiri bermakna segala hal tentang kepemudaan.
Tabel 2.82 Jumlah Kegiatan Kepemudaan Tahun 2011 Kabupaten Bantul
No Kecamatan 2011
1 Kec. Sewon 16
2 Kec. Pandak 15
3 Kec. Pundong 16
4 Kec. Bantul 20
5 Kec. Sanden 15
6 Kec. Kretek 15
7 Kec. Sedayu 14
8 Kec. Dlingo 14
9 Kec. Jetis 17
10 Kec. Pajangan 16
11 Kec. Bambanglipuro 15
12 Kec. Piyungan 16
13 Kec. Srandakan 16
14 Kec. Banguntapan 15
15 Kec. Imogiri 17
16 Kec. Kasihan 17
17 Kec. Pleret 16
Jumlah 270
Sumber: Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Bantul

2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah
Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai
dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya saing (competitiveness) merupakan
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-83
salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan
pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.
2.1.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
2.1.4.1.1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita (Angka konsumsi RT per kapita)
Tabel 2.83 Angka Konsumsi RT per Kapita Tahun 2009 2010 Kabupaten Bantul
No Uraian 2009 2010
1 Total Pengeluaran RT 4,802.89 5,158.79
2 Jumlah RT 250,232 264,729
Sumber: BPS Bantul
2.1.4.1.2. Produktifitas Total Daerah
Produktifitas daerah dihitung untuk mengetahui tingkat produktivitas tiap sektor per angkatan kerja
yang menunjukkan seberapa produktif tiap angkatan kerja dalam mendorong ekonomi daerah per
sektor.
Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah adalah bahwa kapasitas
ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang telah berada
dan akan masuk ke suatu daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing
daerah.
Tabel 2.84 Produktivitas per Sektor Kabupaten Bantul
No Sektor
2009 2010 2011
(Rp) % (Rp) % (Rp) %
1 PDRB 3.779.948 100.00 3.967.928 100.00 4.176.868 100.00
1.1 Pertanian 919.417 24,32 933.260 23,52 950.491 22.76
1.2 Pertambangan & Penggalian 35.783 0,95 36.525 0,92 36.576 0.88
1.3 Industri Pengolahan 610.781 16,16 647.939 16,33 680.271 16.29
1.4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 34.448 0,91 36.289 0,91 37.969 0.91
1.5 Konstruksi 434.409 11,49 454.480 11,45 482.930 11.56
1.6
Perdagangan, Hotel &
Restoran 746.833 19,76 789.789 19,90 844.427 20.22
1.7 Pengangkutan & Komunikasi 268.145 7,09 287.236 7,24 308.199 7.38
1.8
Keuangan, Sewa, & Jasa
Perusahaan 230.768 6,11 252.015 6,35 271.556 6.50
1.9 Jasa-jasa 499.364 13,21 530.397 13,37 564.448 13.51
2 Jumlah Angkatan Kerja
471.112

481.420

505.786

Sumber: Bidang Ekonomi Bappeda Kabupaten Bantul
Produktifitas total daerah dapat diketahui dengan menghitung produktifitas daerah per sektor (9
sektor) yang merupakan jumlah PDRB dari setiap sektor dibagi dengan jumlah angkatan kerja dalam
sektor yang bersangkutan.
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-84
2.1.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Suatu fasilitas wilayah atau infrastruktur menunjang daya saing daerah dalam hubungannya dengan
ketersediaannya (availability) dalam mendukung aktivitas ekonomi daerah di berbagai sektor di
daerah dan antar-wilayah.
2.1.4.2.1. Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum
Tabel 2.85 Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum Tahun 2009 s.d 2011 Kabupaten
Bantul
No Uraian Satuan 2009 2010 2011 *)
1 Jumlah Orang orang 3,054,892 2,963,296 987,764
2 Jumlah Barang ton - - -
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul
2.1.4.2.2. Luas Wilayah Kebanjiran
Luas wilayah kebanjiran adalah persentase luas wilayah banjir terhadap luas rencana kawasan
budidaya sesuai dengan RTRW. Program pengendalian banjir mencakup upaya pencegahan,
penanggulangan, dan pemulihan. Program ini meliputi kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan bantaran
sungai dan tanggul sungai. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka untuk mengendalikan banjir
khususnya untuk menurunkan luasan genangan akibat curah hujan tinggi. Pada Tahun 2010, daerah
yang tergenang air seluas 1.071,66 hektar, sedangkan pada Tahun 2011 berkurang menjadi
1.025,99 hektar atau turun 45,67 hektar (4,45%). Data bajir genangan Kabupaten Bantul disajikan
pada Tabel 2.86 dan Tabel 2.87.
Tabel 2.86 Data Banjir Genangan Akibat Curah Hujan Tinggi di Kabupaten Bantul Tahun 2007-2011
No. Tahun Potensi Banjir Genangan Akibat Curah Hujan Tinggi (Ha)
1. 2007 3.731,36
2. 2008 3.093,33
3. 2009 2.685,42
4. 2010 1.071,66
5. 2011 1.025,99
Sumber: Dinas SDA, 2012
Tabel 2.87 Luas Wilayah Kebanjiran Tahun 2010 2011 Kabupaten Bantul
No Uraian 2010 2011
1 Banjir genangan (ha) 1.071,66 1.025,99
2 Banjir luapan (ha) 2,701.62 3,857.41
Sumber: BPBD Kabupaten Bantul


Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-85
2.1.4.2.3. Rasio ketersediaan daya listrik
Tabel 2.88 Perkiraan Kebutuhan Beban Tenaga Listrik Kabupaten Bantul
No Uraian Satuan 2009 2010 2011*
1 Kebutuhan GWH 164.73 177.8 92.06
- rumah tangga GWH 12.7 130.45 67.27
- Komersial GWH 16.19 17.54 9.39
- Public GWH 13 14.97 7.91
- Industri GWH 14.84 14.84 7.5
Sumber: PLN Bantul (*Data sampai dengan bulan Juni 2011)
2.1.4.2.4. Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik
Tabel 2.89 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik Kabupaten Bantul
No Uraian 2009 2010 2011 *)
1
RT dengan daya 450 watt 92,686 92,331 92,405
2
RT dengan daya 900 watt 30,422 33,493 34,878
3
RT dengan daya 1.300 watt 5,265 5,656 6,100
4
RT dengan daya 2.200 watt 1,305 1,497 1,673
5
RT dengan daya > 2.200 watt 276 365 399
6 Total Jumlah Rumah Tangga menggunakan listrik 129,954 133,342 135,455
Sumber: PLN Bantul (*Data sampai dengan bulan Juni 2011)
2.1.4.2.5. Ketersediaan penginapan
Kunjungan Wisatawan ke beberapa obyek wisata di Kabupaten Bantul mengalami fluktuasi dari
waktu ke waktu. Hal ini disebabkan banyak faktor, diantaranya faktor keamanan (baik dalam hal
keamanan fisik-pribadi, maupun keamanan sosial politik). Kondisi pariwisata sangat rentan terhadap
isu-isu keamanan, seperti isu wabah penyakit, demo anarkis, bencana alam dan sebagainya.
Namun demikian, dua tahun pasca gempa telah menunjukkan perkembangan yang
menggembirakan (kenaikan jumlah pengunjung). Kunjungan Wisatawan ke beberapa obyek wisata
di Kabupaten Bantul mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Peningkatan jumlah wisatawan baik
domestik maupun asing mengalami peningkatan pada Tahun 2011 seharusnya juga didukung
dengan peningkatan jumlah perkembangan prasarana wisata di Kabupaten Bantul. Namun
perkembangan prasarana wisata di Kabupaten Bantul relatif stagnan, ini menunjukkan masih
perlunya upaya-upaya yang bisa mendorong peningkatan sarana prasarana wisata di Kabupaten
Bantul.

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-86
Tabel 2.90 Jenis, Kelas, dan Jumlah Restoran Kabupaten Bantul
No Uraian
2009 2010 2011
Jmlh
usaha
Jmlh
kursi
Jmlh
usaha
Jmlh
kursi
Jmlh
usaha
Jmlh
kursi
1 Usaha restoran golongan tertinggi - - - - - -
2 Usaha restoran golongan menengah - - - - - -
3 Usaha restoran golongan terendah - - - - - -
4 Usaha rumah makan kelas A 3 950 5 820 -
5 Usaha rumah makan kelas B 4 170 8 312 5 108
6 Usaha rumah makan kelas C 7 130 7 181 1 16
7 Usaha rumah makan kelas D 3 34 1 12 2 23
8 Usaha rumah makan kelas - - - - - -
9 Jenis Usaha Restoran - - - - - -
10 Jenis Usaha Rumah Makan
17 1284 21 1325 8 147
Sumber: Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kabuapten Bantul
Tabel 2.91 Jenis, Kelas, dan Jumlah Penginapan/Hotel Kabupaten Bantul
No
Jenis
Penginapan/
Hotel
2009 2010 2011*)
Jmlh
Hotel
Jmlh
Kamar
Jmlh
Tempat
Tidur
Jmlh
Hotel
Jmlh
Kamar
Jmlh
Tempat
Tidur
Jmlh
Hotel
Jmlh
Kamar
Jmlh
Tempat
Tidur
1 Hotel Bintang 3 - - - 1 60 120 1 83 166
2 Hotel Bintang 2 - - - - - - - - -
3 Hotel Bintang 1 - - - - - - - - -
4 Hotel Non
Bintang (hotel
melati dan
penginapan
lainnya)
180 - - 184 - - 184 - -
5 Total jumlah
penginapan/ hotel
180 - - 184 - - 185 - -
sumber: Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kabuapten Bantul
2.1.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi
Investasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan, karena menentukan
dinamika pembangunan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Jika proses investasi berlangsung baik, maka perekonomian akan tumbuh
dengan baik selama proses investasi tersebut menghasilkan output yang efisien.
Perkembangan investasi di Kabupaten Bantul menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal ini
merupakan hasil dari upaya pemerintah dalam menciptakan iklim yang kondusif, misalnya
penyederhanaan prosedur birokrasi, perbaikan /pengembangan infrastruktur pasca gempa, sistem
informasi serta promosi investasi daerah yang lebih intensif serta membuat pelayanan perijinan satu
pintu.

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-87
2.1.4.3.1. Angka kriminalitas
Angka kriminalitas adalah rata-rata kejadian kriminalitas dalam satu bulan pada tahun tertentu.
Indikator ini berguna untuk menggambarkan tingkat keamanan masyarakat, semakin rendah tingkat
kriminalitas, maka semakin tinggi tingkat keamanan masyarakat.Dari tabel dibawah dapat dilihat
bahwa angka kriminalitas Kabupaten Bantul dari pada Tahun 2011 ini menurun dibandingkan pada
Tahun 2010.
Tabel 2. 92 Angka Kriminalitas Tahun 2009 2011 Kabupaten Bantul
No Jenis Kriminal 2009 2010 2011
1
Jumlah kasus Narkoba
24 29 14
2
Jumlah kasus Pembunuhan
7 5 1
3
Jumlah Kejahatan Seksual
9 18 11
4
Jumlah kasus Penganiayaan
99 110 33
5
Jumlah kasus Pencurian
386 641 153
6
Jumlah kasus Penipuan
133 201 50
7
Jumlah kasus Pemalsuan uang
1 1 1
8 Total Jumlah Tindak Kriminal Selama 1 Tahun 1011 1560 434
9
Jumlah Penduduk
842056 909812 910572
10
Angka Kriminalitas (8)/(9)
0.001201 0.001715 0.000477
Sumber: Polres Bantul
2.1.4.3.2. Jumlah Demonstrasi
Unjuk rasa atau demonstrasi adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang
dihadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut.
Tabel 2.93 Jumlah Demonstrasi Kabupaten Bantul
No Uraian 2009 2010 2011
1 Bidang Politik 3 2 -
2 Ekonomi 3 5 2
3 Kasus pemogokan kerja - - -
4 Jumlah Demonstrasi/Unjuk Rasa 6 7 2
Sumber: Kantor Pol PP Kabupaten Bantul
2.1.4.3.3. Kemudahan perijinan
Investasi yang akan masuk ke suatu daerah bergantung kepada daya saing investasi yang dimiliki
oleh daerah yang bersangkutan. Pembentukan daya saing investasi, berlangsung secara terus-
menerus dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya kemudahan
perijinan. Kemudahan perijinan adalah proses pengurusan perijinan yang terkait dengan persoalan
investasi relatif sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Bagi Kabupaten Bantul
upaya untuk memberikan pelayanan yang baik dalam proses perijinan terus ditingkatkan terutama
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-88
sekali melalui reformasi di bidang perijinan. Langkah strategis yang dilakukan adalah membentuk
lembaga perijinan pada Tahun 2008 setingkat eselon II berbentuk dinas. Dengan adanya instansi
tersendiri ini maka telah dilakukan efisiensi waktu pengurusan dari 30 hari menjadi 12 hari, sehingga
masyarakat semakin puas terhadap layanan tersebut. Selain itu dihasilkan pula metode pengurusan
ijin secara paralel sehingga satu langkah pengurusan memperoleh dua ijin atau lebih. Adapun ijin
yang telah dihasilkan adalah 9.330 perijinan, yang meliputi: ijin gangguan sebanyak 992, IMB
sebanyak 1.085, ijin usaha perdagangan sebanyak 799, tanda daftar perusahaan sebanyak 165,
dan sisanya sebanyak 6.289 berupa ijin-ijin lainnya. Apabila dibandingkan dengan jumlah pemohon
yang meminta ijin sebanyak 11.518 pemohon, maka prosentasenya adalah 81,00% selama satu
tahun.Hal ini menunjukkan kinerja yang cukup baik bagi Pemerintah Daerah karena telah mampu
meningkatkan pelayangan yang mudah, murah, dan cepat. Implementasi kemudahan perijinan dapat
ditunjukkan dengan peningkatan PAD yang diterima, sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 2.94 Perkembangan Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah Tahun 2007-2011
No Tahun Jumlah PAD Jumlah Pendapatan PAD/ Pendapatan (%)
1 2007 57.229.726.493,62 727.836.911.979,62 7,86
2 2008 69.800.761.508,85 1.023.590,207.758,85 6,82
3 2009 88.691.362.690,38 882.149.788.429,75 10,05
4 2010 81.637.099.293,07 986.866.902.363,07 8,27
5 2011 128.900.086.173,41 1.180.550.742.432,41 10,92
Sumber: DPKAD Kabupaten Bantul 2011
2.1.4.3.4. Peraturan Daerah yang mendukung Iklim Usaha
Peraturan Daerah merupakan sebuah instrumen kebijakan daerah yang sifatnya formal, melalui
perda inilah dapat diindikasikan adanya insentif maupun disinsentif sebuah kebijakan di daerah
terhadap aktivitas perekonomian. Perda yang mendukung iklim usaha dibatasi yaitu perda terkait
dengan perijizinan, perda terkait dengan lalu lintas barang dan jasa, serta perda terkait dengan
ketenagakerjaan.
Tabel 2. 95 Jumlah Perda yang Mendukung Iklim Usaha Kabupaten Bantul
No Uraian 2009 2010 2011
1 Jumlah Perda terkait perijinan 3 4 2
2 Jumlah Perda terkait lalu lintas barang dan jasa
3 Jumlah Perda terkait ketenagakerjaan 1
Sumber: Bagian Hukum Kabupaten Bantul
2.1.4.3.5. Status desa (Persentase desa berstatus swasembada terhadap total desa)
Berdasarkan statusnya desa-desa di Kabupaten Bantul dibagi menjadi desa pedesaan (rural area)
dan desa perkotaan (urban area). Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan dan Perda
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-89
mengenai batas wilayah kota, maka status desa dapat dipisahkan sebagai desa perdesaan dan
perkotaan. Secara umum jumlah desa yang termasuk dalam wilayah perkotaan sebanyak 41 desa,
sedangkan desa yang termasuk dalam kawasan perdesaan sebanyak 34 desa.
Tabel 2.96 Desa Tertinggal di Kabupaten Bantul
No Nama Desa Status Skor Keterangan
1 Seloharjo Perkotaan 31 Sangat tertinggal
2 Triharjo Perkotaan 35 Tertinggal
3 Argosari Perkotaan 36 Tertinggal
4 Jatimulyo Pedesaan 36 Tertinggal
5 Poncosari Perkotaan 37 Tertinggal
6 Gadingsari Perkotaan 37 Tertinggal
7 Caturharjo Perkotaan 37 Tertinggal
8 Selopamioro Pedesaan 37 Tertinggal
9 Mangunan Pedesaan 37 Tertinggal
10 Muntuk Pedesaan 37 Tertinggal
11 Terong Pedesaan 37 Tertinggal
12 Segoroyoso Perkotaan 37 Tertinggal
13 Bawuran Pedesaan 37 Tertinggal
14 Wonolelo Pedesaan 37 Tertinggal
15 Triwidadi Pedesaan 37 Tertinggal
16 Guwosari Perkotaan 37 Tertinggal
Sumber: BPS Bantul, 2010
Berdasarkan hasil survei BPS pada Tahun 2009 dan koordinasi bersama Pemerintah Daerah pada
Tahun 2010 di Kabupaten Bantul terdapat 15 desa tertinggal dan 1 desa sangat tertinggal. Adapun
secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.96 diatas.
2.1.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan pembangunan
nasional dan daerah. Hal ini dapat disadari oleh karena manusia sebagai subyek dan obyek dalam
pembangunan. Mengingat hal tersebut, maka pembangunan SDM diarahkan agar benar-benar
mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, terampil, kreatif, disiplin dan profesional. Disamping
itu juga mampu memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif
dalam rangka memacu pelaksanaan pembangunan nasional.
Kualitas sumberdaya manusia juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan daya saing
daerah dan perkembangan investasi di daerah. Indikator kualitas sumberdaya manusia dalam
rangka peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari kualitas tenaga kerja dan tingkat
ketergantungan penduduk untuk melihat sejauh mana beban ketergantungan penduduk.

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-90
2.1.4.4.1. Kualitas tenaga kerja (Rasio lulusan S1/S2/S3)
Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka pembangunan daerah adalah
menyangkut kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM ini berkaitan erat dengan kualitas
tenaga kerja yang tersedia untuk mengisi kesempatan kerja di dalam negeri dan di luar negeri.
Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin
tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas
tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja pada suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan
penduduk yang telah menyelesaiakan S1, S2 dan S3.
Tabel 2.97. Jumlah Lulusan S1/S2/S3 Kabupaten Bantul
No Uraian 2009 2010 2011
1 Jumlah lulusan S1 5.288 5.459 5.654
2 Jumlah lulusan S2 309 371 444
3 Jumlah lulusan S3 - - 1
4 Jumlah lulusan S1/S2/S3 5.597 5.830 6.099
Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul
2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun 2011 dan Realisasi
RPJMD Tahun 2011-2015
Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pada Tahun 2011 merupakan data dasar dalam
penyusunan RKPD Tahun 2013. Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah
tahun lalu meliputi seluruh program dan kegiatan yang dikelompokkan menurut kategori urusan
wajib/pilihan pemerintahan daerah.
Aspek evaluasi yang dilakukan mencakup :
1. Realisasi program atau kegiatan yang tidak memenuhi target kinerja hasil atau keluaran yang
direncanakan,
2. Realisasi program atau kegiatan yang telah memenuhi target kinerja hasil atau keluaran yang
direncanakan,
3. Realisasi program atau kegiatan yang melebihi target kinerja hasil atau keluaran yang
direncanakan
4. Faktor-faktor penyebab tidak tercapainya, terpenuhinya atau melebihi target kinerja program
atau kegiatan
Adapun hasil evaluasi capaian indikator kinerja program dan kegiatan Tahun 2011 disajikan dalam
tabel berikut:

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
1 URUSAN WAJIB
1 01 Pendidikan
1 01 xx 15 Program pendidikan anak usia
dini
APK PAUD % - 55 55,00 57,91 105,29 56,50 57,91 - Din. Dikmen &
NF
1 01 xx 16 Program wajib belajar pendidikan
dasar sembilan tahun
APK SD/MI % - 105,07 105 92,39 87,99 105,05 92,39 - Din. Dikdas
APK SMP/MTs % - 98,49 98,49 87,97 89,32 98,85 87,97 - Din. Dikdas
APM SD/MI % - 94,42 94,42 81,76 86,59 94,75 81,76 - Din. Dikdas
APM SMP/MTs % - 79,82 79,82 62,09 77,79 81,5 62,09 - Din. Dikdas
Tk kelulusan SD/MI % - 99,98 99,98 99,99 100,01 99,99 99,99 - Din. Dikdas
Tk kelulusan SMP/MTs % - 95,5 95,5 99,16 103,83 96,5 99,16 - Din. Dikdas
NEM rata2 SD/MI nilai
angka
- - 7,20 7,70 106,94 7,25 7,70 - Din. Dikdas
NEM rata2 SMP/MTs nilai
angka
- - 7,10 7.00 98,59 7,15 7.00 - Din. Dikdas
Kondisi sarana pendidikan
dalam keadaan baik
% - SD=90,
SMP=87
- SD=92, SMP = 90 SD=102.2
2;
SMP=105.
75
- - - Din. Dikdas
Jumlah SSN tingkat SD/MI Buah 30 - 17 18 105,88 19 20 66,67 Din. Dikdas
Jumlah SSN tingkat
SMP/MTs
Buah 48 - 28 40 142,86 33 45 93,75 Din. Dikdas
Jumlah RSBI tingkat SD/MI Buah 4 - 1 1 100,00 1 1 25,00 Din. Dikdas
Jumlah RSBI tingkat
SMP/MTs
Buah 6 - 2 2 100,00 2 2 33,33 Din. Dikdas
Jumlah SBI tingkat SD/MI Buah 1 - 0 0 0,00 0 0 0,00 Din. Dikdas
Jumlah SBI tingkat
SMP/MTs
Buah 2 - 0 0 0,00 0 0 0,00 Din. Dikdas
1 01 xx 17 Program pendidikan menengah APK SMA/SMK % - 83,00 83,00 69,88 84,19 83,50 69,88 - Din. Dikmen &
NF
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Tabel 2. 104. Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Perencanaan Daerah Tahun 2011
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
II-91
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
APM SMA/SMK % - 64,00 64,00 50,27 78,55 65,00 50,27 - Din. Dikmen &
NF
Kondisi sarana pendidikan
dalam keadaan baik
% - 90 - 91,00 101,11 - - - Din. Dikmen &
NF
1 01 xx 18 Program pendidikan non formal Jumlah lembaga Pendidikan
Non Formal yang aktif
melaksanakan kegiatan
Buah 40 - 33 33 100,00 35 35 87,50 Din. Dikmen &
NF
Jumlah lembaga Pendidikan
Informal yang aktif
melaksanakan kegiatan
Buah 2 - 1 1 - 1 1 50,00 Din. Dikmen &
NF
1 01 xx 20 Program peningkatan mutu
pendidik dan tenaga
kependidikan
Pelaksanaan sertifikat
pendidik
orang 8450 - 1400 1542 110,14 1500 3042 36,00 BKD
1 01 xx 21 Program manajemen pelayanan
pendidikan
Rasio ruang kelas - siswa
SD/MI
siswa 28 - 30 27 110,00 30 27 103,57 Din. Dikdas
Rasio ruang kelas - siswa
SMP/MTs
siswa 28 - 33 29 112,12 30 29 96,43 Din. Dikdas
Rasio guru - siswa SD/MI orang 12,5 - 13,8 14 98,55 13,6 14 88,00 Din. Dikdas
Rasio guru - siswa
SMP/MTs
orang 18,5 - 19,25 19,01 101,25 19,2 19,01 97,24 Din. Dikdas
Angka putus sekolah SD/MI % - 0,03 0,03 0,04 66,67 0,02 0,04 - Din. Dikdas
Angka putus sekolah
SMP/MTs
% - 0,09 0,09 0,12 66,67 0,08 0,12 - Din. Dikdas
Angka rata2 lama sekolah
SD/MI
tahun - - 6,26 6,23 100,48 6,24 6,23 - Din. Dikdas
Angka rata2 lama sekolah
SMP/MTs
tahun - - 3,01 3,01 100,00 3,01 3,01 - Din. Dikdas
1 01 xx 21 Program manajemen pelayanan
pendidikan
Jumlah SMA/SMK
bersertifikat ISO
Buah 10 - 6 2 (SMK), 5 (SMA) 116,67 7 8 80,00 Din. Dikmen &
NF
Jumlah SSN tingkat
SMA/SMK
Buah 24 - 17 17 100,00 18 18 75,00 Din. Dikmen &
NF
Jumlah RSBI tingkat
SMA/SMK
Buah 4 - 4 4 100,00 4 4 100,00 Din. Dikmen &
NF
II-92
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Jumlah SBI tingkat
SMA/SMK
Buah 2 - 0 0 0,00 0 0 0,00 Din. Dikmen &
NF
Rasio ruang kelas - siswa
SMA/SMK
siswa 32 - 34 29 114,71 32 29 109,38 Din. Dikmen &
NF
Rasio guru - siswa
SMA/SMK
orang 9 - 9 9 100,00 9 9 100,00 Din. Dikmen &
NF
Angka putus sekolah
SMA/SMK
% - 0,50 0,90 0,83 107,78 0,85 0,83 - Din. Dikmen &
NF
Tk kelulusan SMA/SMK % - 98,10 98,10 99,70 101,63 98,20 99,70 - Din. Dikmen &
NF
NEM rata2. SMA/SMK nilai
angka
- - 7,06 7,58 107,37 7,31 7,58 - Din. Dikmen &
NF
Angka melek huruf % 91,54 - 89,94 91,03 101,21 90,34 91,03 99,44 Din. Dikmen &
NF
Angka buta huruf % - 2,05 - data di BPS - - - Din. Dikmen &
NF
Angka rata2 lama sekolah
SMA/SMK
tahun - - 3,01 3,01 100,00 3,01 3,01 - Din. Dikmen &
NF
1 02 Kesehatan
1 02 xx 16 Program upaya kesehatan
masyarakat
Usia harapan hidup th 71,50 71,25 71,25 71.31 100,08 71,30 71.31 99,73 Dinkes
AKI /100rb KH 70 80 100 111,2 88,80 90 101,2 55,43 Dinkes
Angka kesakitan DBD /100rb 50 0,5 54 0,27 199,50 53 0,27 199,46 Dinkes
Angka kematian DBD % 0,3 0,7 0,7 0,8 85,71 0,6 0,7 Dinkes
Penemuan kasus TB % 70 55 55 46,02 83,67 60 51,02 72,89 Dinkes
Penyembuhan kasus TB % 90 86 86 86 100,00 87 87 96,67 Dinkes
KIE kelompok kunci (HIV) % 80 - 40 100 250,00 50 110 137,50 Dinkes
KIE kelompok rentan (HIV) % 80 - 40 100 250,00 50 110 137,50 Dinkes
VCT kelompok kunci (HIV) % 60 - 35 74 211,43 40 79 131,67 Dinkes
1 02 xx 19 Program promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat
Cakupan desa siaga aktif % 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 Dinkes
Desa Siaga kategori baik
(Purnama dan Mandiri)
% 40 - - 8 desa purnama 10 Dinkes
II-93
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
PHBS kategori baik (biru) % - 75 - 38,1 50,80 - - - Dinkes
1 02 xx 20 Program perbaikan gizi
masyarakat
1. Angka gizi buruk % 0,28 0,32 0,32 0,29 109,38 0,31 0,28 100,00 Dinkes
2. KEP Total Balita % 7,5 9.5 9.5 11.24 81,68 9 10,74 56,80 Dinkes
8. Cakupan balita gizi buruk
mendapat perawatan
% 100 100 100 100,00 100 100 Dinkes
1 02 xx 21 Program pengembangan
lingkungan sehat
Jamban sehat % 85 65 65 81,93 126,05 70 86,93 102,27 Dinkes
Air bersih % 90 75 75 81,02 108,03 78 84,02 93,36 Dinkes
Rumah sehat % 85 65 65 65,58 100,89 70 70,58 83,04 Dinkes
1 02 xx 22 Program pencegahan dan
penanggulangan penyakit
menular dan tidak menular
Cakupan Penemuan dan
penanganan penderita
penyakit:
Dinkes
a. Penemuan AFP % 100 - 100 150 150,00 100 150 150,00 Dinkes
b. Penemuan penderita
pneumonia Balita
% 35 - 15 6,6 44,00 20 6,6 18,86 Dinkes
c. Penemuan pasien baru
TB BTA positif
% 70 - 70 44,25 63,21 70 44,25 63,21 Dinkes
d. Penderita DBD yang
ditangani
% 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 Dinkes
e. Penemuan penderita
diare
% 20 - 16 13 81,25 16 13 65,00 Dinkes
1 02 xx 23 Program standarisasi pelayanan
kesehatan
Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan
setingkat
% 100 - 95 97,18 102,29 95 97,18 97,18 Dinkes
Cakupan pelayanan
kesehatan dasar
masyarakat miskin
% 100 - 100 96,8 96,80 100 96,8 96,80 Dinkes
Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin
% 100 - 100 81 81,00 100 81 81,00 Dinkes
II-94
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Cakupan pelayanan gawat
darurat level 1 yg harus
diberikan sarana kesehatan
(RS) di Kab/Kota
% 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 Dinkes
Cakupan Desa/Kelurahan
mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan
epidemiologi <24 jam
% 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 Dinkes
1 02 xx 25 Program pengadaan,
peningkatan & perbaikan sarana
& prasarana
puskesmas/puskesmas
pembantu & jaringannya
Jumlah Puskesmas
terakreditasi TQM
% 100 - 30 33,3 111,00 45 33,3 33,30 Dinkes
Kondisi sarana kesehatan
dalam keadaan baik
% - Puskesmas=90.
Pustu=85
- 100 100,00 - - - Dinkes
1 02 xx 26 Program pengadaan &
peningkatan sarana & prasarana
rumah sakit/rumah sakit
jiwa/rumah sakit paru-
paru/rumah sakit mata
Akreditasi RS % 100 - 50 27,3 54,60 60 27,3 Dinkes
1 02 xx 26 Program pengadaan &
peningkatan sarana & prasarana
rumah sakit/rumah sakit
jiwa/rumah sakit paru-
paru/rumah sakit mata
Rata-rata kecukupan
fasilitas medis
% 100 - 100 70 70,00 100 70 RSUD PS
Rasio penanganan pasien
rujukan
% 100 100 99 99,00 100 99 RSUD PS
Bed Occupation Rate
(BOR)
% 75-85 75-85 73,13 75-85 73,13 RSUD PS
Length of Stay hari 4-9 4-9 4,37 4-9 4,37 RSUD PS
Bed Turn Over kali 40-50 40-50 61,08 40-50 61,08 RSUD PS
Turn Over Interval hari 1-7 1-3 1,36 1-4 1,36 RSUD PS
Rasio dokter per TT orang/TT 1/(4-7) 1/(4-7) 1/(7-8) 1/(4-7) 1/(7-8) RSUD PS
II-95
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Rasio paramedis per TT orang/TT (3-4)/2 (3-4)/2 (2-3)/2 (3-4)/2 (2-3)/2 RSUD PS
1 02 xx 27 Program pemeliharaan sarana &
prasarana rumah sakit/rumah
sakit jiwa/rumah sakit paru-
paru/rumah sakit mata
pemeliharaan sarana tepat
waktu
% - 80 - 70 87,50 - 70 - RSUD PS
1 02 xx 29 Program peningkatan pelayanan
kesehatan anak balita
AKB /1000 KH 7 8 10 8.5 9 8.5 Dinkes
1 02 xx 32 Program peningkatan
keselamatan ibu melahirkan dan
anak
Cakupan pertolongan
persalinan oleh bidan atau
tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi
kebidanan
% 100 - 95 99,07 104,28 95 99,07 Dinkes
Cakupan pelayanan Ibu
Nifas
% 100 - 95 93,62 98,55 95 93,62 Dinkes
Cakupan neonatal dengan
komplikasi yang ditangani
% 100 - 100 74,8 74,80 100 74,8 Dinkes
Cakupan pemberian
makanan pendamping ASI
pada anak usia 6-24 bulan
keluarga miskin
% 100 - 100 100 100,00 100 100 Dinkes
Cakupan Balita gizi buruk
mendapat perawatan
% 100 - 100 100 100,00 100 100 Dinkes
Cakupan kunjungan ibu
hamil K4
% 95 - 95 89,66 94,38 95 89,66 Dinkes
Cakupan Ibu hamil dengan
komplikasi yang ditangani
% 100 - 100 80,88 80,88 100 80,88 Dinkes
Cakupan kunjungan bayi % 95 - 85 86,3 101,53 86 86,3 Dinkes
Cakupan Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
% 100 - 100 100 100,00 100 100 Dinkes
II-96
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Cakupan pelayanan anak
balita
% 90 - 65 77,6 119,38 75 77,6 Dinkes
1 02 xx 33 Program Perluasan Jaminan
Kesehatan Bagi Semua
Penduduk
Persentase penduduk yang
memiliki jaminan kesehatan
% 100 - 40 47,41 118,53 55 62,41 62,41 Dinkes
1 03 Pekerjaan Umum
1 03 xx 15 Program pembangunan jalan dan
jembatan
Persentase panjang
jaringan jalan beraspal
dalam kondisi baik
% 94 - 90 94,85 105,39 91 94,85 100,90 Dinas PU
1 03 xx 16 Program pembangunan saluran
drainase/gorong-gorong
Persentase layanan
jaringan air limbah terpusat
di APY
% 11,5 - 2 2,27 113,64 4 3 26,09 Dinas PU
Pengembangan saluran
drainase permukiman
m 2500 - 500 770 0,00 500 300 12,00 Dinas PU
1 03 xx 17 Program pembangunan
turap/talud/brojong
- 400 m Dinas PU
1 03 xx 18 Program
rehabilitasi/pemeliharaan jalan
dan jembatan
Penaganan jalan Kabupaten km 61 - 11 32,2 292,73 12 44,2 72,46 Dinas PU
1 03 xx 23 Program peningkatan sarana dan
prasarana kebinamargaan
Persentase peningkatan
penyediaan simpul
transportasi
% 33,3 - - 100 100,00 50 Din.
Perhubungan
1 03 xx 24 Program pengembangan dan
pengelolaan jaringan irigasi,
rawa, dan jaringan pengairan
lainnnya
Saluran irigasi dalam
kondisi baik
% 84,00 81,50 81,50 83,00 101,84 82,50 83,00 98,81 Dinas SDA
Persentase luasan DI yang
terlayani air irigasi
% 84 - 78 82 105,13 80 82,5 98,21 Dinas SDA
1 03 xx 25 Program penyediaan dan
pengelolaan air baku
Konservasi tanah dan air
(Pembangunan sumur
resapan)
unit 80 - 10 110 1100,00 15 125 156,25 Din. Pertahut
Konservasi tanah dan air
(Pembangunan Embung air)
unit 10 - 2 2 100,00 2 4 40,00 Din. Pertahut
II-97
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Konservasi tanah dan air
(Pembangunan Gully plug)
unit 25 - 5 5 100,00 5 10 40,00 Din. Pertahut
Konservasi tanah dan air
(Rehabilitasi teras dan SPA)
ha 50 - 10 15 150,00 10 25 50,00 Din. Pertahut
1 03 xx 25 Program penyediaan dan
pengelolaan air baku
Konservasi tanah dan air
(Pembangunan Biopori)
unit 500 - 100 600 600,00 100 700 140,00 BLH
1 03 xx 26 Program Pengembangan,
Pengelolaan, dan Konservasi
Sungai, Danau, dan Sumber
Daya Air Lainnya
Pencegahan pencemaran
air (jumlah usaha/kegiatan
yang memenuhi syarat adm
dan teknis dibagi usah/keg
yg diawasi)
% 100 - 40 60 150,00 60 60 60,00 BLH
1 03 xx 27 Program pengembangan kinerja
pengelolaan air minum dan air
limbah
Persentase penduduk
berakses air bersih
% 80 - 55 55 - 65 55 68,75 Dinas PU
Ketersediaan air bersih % - 95 - data di PDAM - - - - Dinas PU
1 03 xx 28 Program pengendalian banjir Penambahan rambu-rambu
bahaya, pengeras suara di
sepanjang pantai, dan togor
EWS
Unit 28 - 0 0 0,00 7 7 25,00 BPBD
1 03 xx 29 Program pengembangan wilayah
strategis & cepat tumbuh
Pengembangan kawasan
KPY
paket 25 3 5 166,67 4 9 36,00 Bappeda
Pengembangan kawasan
BKM
paket 14 2 3 150,00 2 5 35,71 Bappeda
Pengembangan kaw Pantai
Selatan
paket 23 4 8 200,00 4 12 52,17 Bappeda
Pengembangan kaw
Industri Sedayu&Piyungan
paket 13 1 2 200,00 1 3 23,08 Bappeda
Pengembangan kaw
Agrowst & Agropltn
paket 19 3 5 166,67 3 8 42,11 Bappeda
Pengembangan kaw Gumuk
Pasir Prtrts
paket 6 1 2 200,00 1 3 50,00 Bappeda
II-98
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
1 03 xx 34 Program pembangunan
infrastruktur pasar tradisional
Kondisi setiap pasar dalam
keadaan baik
% 100 85 31,25 35 112,00 50 35 35,00 Kantor Pengel.
Pasar
1 04 Perumahan
1 04 xx 16 Program lingkungan sehat
perumahaan
Tercapainya perencanaan
kawasan permukiman
kumuh
% - 100 - - - - Bappeda
1 04 xx 16 Program lingkungan sehat
perumahaan
Persentase peningkatan
lingkungan sehat
perumahan
% 10 20 (15 desa) 10 Dinas PU /
Dinkes ??
Pengembangan IPAL
Komunal
Unit 10 2 3 150,00 2 5 50,00 Dinas PU
Penanganan kawasan
kumuh
kawasan 4 20% 0 1 1 Dinas PU
1 04 xx 19 Program peningkatan kesiagaan
dan pencegahan bahaya
kebakaran
Penambahan POS
Penanggulangan Bahaya
Kebakaran (PBK) di
Kabupaten
Unit 5 - 0 0 0,00 1 1 20,00 BPBD
1 05 Penataan Ruang
1 05 xx 16 Program pemanfaatan ruang Peningkatan Relokasi lokasi
tanah longsor
rumah 25 - 5 0 5 Bappeda
1 05 xx 17 Program pengendalian
pemanfaatan ruang
Tingkat ketaatan terhadap
RTRW
% 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 Bappeda
1 06 Perencanaan Pembangunan
1 06 xx 15 Program pengembangan
data/informasi
jumlah/jenis teknologi tepat
guna yang ditemukan
unit 40 9 9 100,00 15 24 60,00 Bappeda
Jumlah teknologi tepat guna
yang dapat dimanfaatkan
masyarakat
unit 40 9 15 166,67 15 30 75,00 Bappeda
Jumlah/jenis Program
pengembangan IPTEK
jml 8 4 20 500,00 5 25 312,50 Bappeda
II-99
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Jumlah/jenis kelmbagaan
pendukung pengembangan
IPTEK
jml 7 3 14 466,67 4 18 257,14 Bappeda
Jumlah/jenis infra struktur
pendukung yang ada di
lokasi
jml 8 4 6 150,00 5 11 137,50 Bappeda
Jumlah desa mandiri energi jml 5 1 3 300,00 2 5 100,00 Bappeda
1 06 xx 16 Program kerjasama
pembangunan
Fasilitasi peningkatan peran
serta masyarakat dalam
pemanfaatan ruang
unit 5 - 1 3 300,00 1 4 80,00 Bag. KPPD
1 06 xx 18 Program perencanaan
pengembangan wilayah strategis
dan cepat tumbuh
Jalan kabupaten yang
strategis 166 km
% - 100 Bappeda
Jalan Kabupaten non
strategis
% - 60 Bappeda
1 06 xx 21 Program Perencanaan
Pembangunan daerah
Kesesuaian program kerja
SKPD dengan RPJMD
% 100 - 90 98 108,89 90 98 98,00 Bappeda
1 06 xx 22 Program perencanaan
pembangunan ekonomi
Membaiknya indeks gini % 0,2273 0,2507 0,2445 97,53 0,2505 Bappeda
Pertumbuhan PDRB
(ekonomi)
% 6,14 5,05% 5,18 5,27 101,74 5,42 5,27 85,83 Bappeda
PDRB meningkat 4.177 M Bappeda
PDRB Atas dasar harga
konstan
Rp 4,78 trilyun 4,09 trilyun 4,777 trilyun 116,80 4,25 trilyun 4'777 trilyun 99,94 Bappeda
PDRB Atas dasar harga
berlaku
Rp 15,77 trilyun 10,02 trilyun 10,026 trilyun 100,06 11,22 trilyun 10,026 trilyun 63,58 Bappeda
PDRB perkapita Atas dasar
harga konstan
Rp 4,89 juta 4,35 juta 4,53 juta 100,00 4,48 juta 4,53 juta 92,64 Bappeda
PDRB perkapita Atas dasar
harga berlaku
Rp 11,61 juta 9,55 juta 10,88 juta 113,93 10,02 juta 10,88 juta 93,71 Bappeda
1 06 xx 24 Program perencanaan prasarana
wilayah dan sumberdaya alam
Evaluasi pelaksanaan
dokumen lingkungan
dokumen 81 - 12 25 208,33 14 39 48,15 BLH
II-100
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
1 06 xx 25 Program perencanaan
pembangunan daerah rawan
bencana
Terwujudnya implementasi
RPP kawasan berbasis
mitigasi bencana
% 65%(48 desa) - 30 30 100,00 50 Bappeda
Terwujudnya rencana
penataan ruang kawasan
yang memperhatikan
mitigasi bencana
% 100 Bappeda
1 07 Perhubungan
1 07 xx 15 Program pembangunan
prasarana dan fasilitas
perhubungan
Persentase fasilitas
keselamatan lalu lintas jalan
% 20 - 20 100 500,00 20 20 100,00 Din.
Perhubungan
Turunnya kecelakaan lalu
lintas
% - 4 - data di Kepolisian Din.
Perhubungan
1 07 xx 17 Program peningkatan pelayanan
angkutan
Daya angkut angkutan
umum
seat/orang 1.763.022 80% 1.763.022 1.531.094 86,84 1.763.022 1.531.094 86,84 Din.
Perhubungan
Load faktor penumpang
angkutan umum
% 0,7 - 0,7 0,44 62,86 0,7 0,5 71,43 Din.
Perhubungan
1 07 xx 20 Program peningkatan kelaikan
pengoperasian kendaraan
bermotor
V/C ratio kendaraan yang
melintas di kota
ratio 0,298 - 0,36 0,65 19,44 0,32 0,65 Din.
Perhubungan
1 08 Lingkungan Hidup
1 08 xx 15 Program pengembangan kinerja
pengelolaan persampahan
Prosentase jumlah desa
yang menangani sampah
dengan prinsip 3R
% 34 desa - 25 30 120,00 30 BLH
1 08 xx 15 Program pengembangan kinerja
pengelolaan persampahan
Penanganan persampahan kec. 17 - 16 16 100,00 16 16 94,12 Din. PU
Persentase penduduk yang
terlayani pengelolaan
sampah
% 35 - 15 6 40,00 20 10 28,57 Din. PU
II-101
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Jumlah TPA sampah
dengan sistem sanitary
landfill
jumlah 1 - 1 1 100,00 1 1 100,00 Din. PU
1 08 xx 16 Program pengendalian
pencemaran dan perusakaan
lingkungan hidup
Prosentase jumlah
pengaduan masyarakat
akibat adanya dugaan
pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup
yang ditindaklanjuti
% 100 - 60 100 166,67 70 100 100,00 BLH
1 08 xx 18 Program rehabilitasi dan
pemulihan cadangan
sumberdaya alam
Reklamasi lahan bekas
galian C (mineral dan batu
bara)
ha 10 - 2 0 0,00 2 2 20,00 Din. Pertahut
1 08 xx 19 Program Peningkatan Kualitas
dan Akses Informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan
Hidup
Informasi status kerusakan
lahan
% 50 - 30 59 196,67 35 59 118,00 BLH
1 08 xx 20 Program peningkatan
pengendalian polusi
Pencegahan pencemaran
udara dari sumber tidak
bergerak
% 100 60 60 60 100,00 65 65 65,00 BLH
1 08 xx 24 Program pengelolaan ruang
terbuka hijau (RTH)
Penanaman turus jalan km 20 - 4 4 100,00 4 8 40,00 Din Pertahut
Penanaman dan
pemeliharaan hutan kota
ha 1 - - 0 0,00 0,25 0,25 25,00 Din Pertahut
Penghijauan lingkungan btg 250.000 - 50.000 148.250 296,50 50.000 198.250 79,30 Din Pertahut
1 08 xx 24 Program pengelolaan ruang
terbuka hijau (RTH)
Pembuatan taman hijau di
kawasan perkantoran baru
lokasi 1 - 1 1 100,00 0 1 100,00 BLH
Pembuatan & pemel pagar
perkantoran (gedung
laboratorium LH)
lokasi 1 - 1 1 100,00 0 1 100,00 BLH
1 08 xx 24 Program pengelolaan ruang
terbuka hijau (RTH)
Rasio ruang terbuka hijau
per satuan wilayah
% - 31 25 30 96,77 30 Bappeda
1 09 Pertanahan
II-102
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
1 09 xx 16 Program Penataan, Penguasaan,
Kepemilikan, Penggunaan, dan
Pemanfaatan Lahan
Luas tanah yang
dibebaskan
m
2
86.775 - 12.084 29.691 245,71 24.574 54.265 62,54 Bag. Tapem
1 10 Kependudukan dan Catatan
Sipil
1 10 xx 15 Program Penataan Administrasi
Kependudukan
Cakupan penerbitan KTP
ber-NIK
% 100 - 100 90 90,00 100 100 100,00 Din. Dukcapil
Cakupan penerbitan akta
kelahiran anak 0-1 th
% 100 - 100 90 90,00 100 100 100,00 Din. Dukcapil
1 11 Pemberdayaan Perempuan
1 11 xx 16 Program penguatan
kelembagaan pengarusutamaan
gender dan anak
Indeks Pemberdayaan
Gender (GEM)
% 68,00 - 64,00 64,03 100,05 65,00 64,03 94,16 BKK PP&KB
1 11 xx 17 Program peningkatan kualitas
hidup dan perlindungan
perempuan
Indeks pemberdayaan
gender (GEM)
% 68,00 - 64,00 64,03 100,05 65,00 64,03 94,16 BKK PP&KB
1 11 xx 18 Program peningkatan peran serta
dan kesetaraan gender dalam
pembangunan
Indeks Pembangunan
Gender (IPG/GDI)
% 72,50 - 70,50 70,50 100,00 71,00 70,50 97,24 BKK PP&KB
1 11 xx 19 Program penguatan
kelembagaan pengarusutamaan
gender dan anak
Penurunan kekerasan
terhadap anak dan
perempuan
% 8,00 48,9% (991
kasus)
5,00 5,00 100,00 6,00 5,00 62,50 BKK PP&KB
1 11 xx 20 Program pemberdayaan
perempuan
Peningkatan peran
perempuan dalam berbagai
bidang
% 13,00 28 8,90 8,90 100,00 10,20 8,90 68,46 BKK PP&KB
1 12 Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera
1 12 xx 15 Program keluarga berencana Cakupan peserta KB Aktif % 85 - 80 79,4 99,25 80 79,4 93,41 Dinkes
1 12 xx 15 Program keluarga berencana Persentase keluarga
dengan jumlah anak kurang
dari 3
% 3,2 - 3,2 3,42 3,2 3,42 106,88 BKK PP & KB
II-103
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Persentase pasangan usia
subur yang menggunakan
alat kontrasepsi
% 79,40 - 77,60 79,17 102,02 77,69 79,17 99,71 BKK PP & KB
Persentase keluarga pra
sejahtera dibandingkan
dengan jumlah total
keluarga
% 27,09 31,8 40 125,79 30,44 40 147,66 BKK PP & KB
1 13 Sosial
1 13 xx 15 Program pemberdayaan fakir
miskin, komunitas adat terpencil
(KAT), dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial
(PMKS)lainnya
Peningkatan program
bantuan pendidikan bagi
kel. Miskin dan berprestasi
orang 7900 - 7500 12200 162,67 7600 12300 155,70 Dinas Sosial
Peningkatan penanganan
Lansia
orang 950 - 190 239 125,79 190 429 45,16 Dinas Sosial
Peningkatan penanganan
Perlindungan anak
orang 1300 - 260 517 198,85 260 777 59,77 Dinas Sosial
Fasilitasi pembinaan anak
yatim
orang 8500 - 1500 1700 113,33 1500 3200 37,65 Dinas Sosial
Peningkatan program BSK orang/kel
ompok
15000 - 3000 4157 138,57 3000 7157 47,71 Dinas Sosial
Penanganan penyandang
masalah kesejahteraan
sosial
- - 15 % (7125
kasus)
- 90 orang? Dinas Sosial
1 13 xx 16 Program Pelayanan &
Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial
Peningkatan program
bantuan YANKES
jiwa 12500 - 2500 3150 126,00 2500 5650 45,20 Dinas Sosial
1 13 xx 17 Program pembinaan anak
terlantar
Peningkatan penanganan
Pasca Razia Anjal, Gepeng
orang 1000 - 200 130 65,00 200 330 33,00 Dinas Sosial
1 13 xx 18 Program Pembinaan Para
Penyandang Cacat dan Trauma
Peningkatan penanganan
penyandang cacat
orang 2140 - 428 432 100,93 428 860 40,19 Dinas Sosial
II-104
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
1 13 xx 20 Program pembinaan eks
penyandang penyakit sosial (eks
narapidana, PSK, narkoba, dan
penyakit sosial lainnya)
Peningkatan keterampilan
bagi PMKS
orang 125 - 25 100 400,00 25 125 100,00 Dinas Sosial
Peningkatan penyuluhan
P4GN
orang 1250 - 250 210 84,00 250 460 36,80 Dinas Sosial
1 13 xx 21 Program Pemberdayaan
Kelembagaan Kesejahteraan
Sosial
Jumlah DBKS desa 57 - 45 9 20,00 48 12 21,05 Dinas Sosial
Jumlah KST KK 42 - 30 30 100,00 33 33 78,57 Dinas Sosial
Jumlah PPS pondok 100 - 96 32 33,33 97 35 35,00 Dinas Sosial
Peningkatan jumlah KUBE kelompok 500 90 100 90 100,00 100 190 38,00 Dinas Sosial
1 13 xx 22 Program Pencegahan Dini dan
Penyebaran Informasi Potensi
Bencana Alam
Penambahan pusat
penanggulangan bencana
Pos Tim Reaksi Cepat
(TRC) di Tk. Kecamatan
Unit 17 - 0 0 0,00 4 4 23,53 BPBD
Penambahan pusat
penanggulangan bencana
Pos Tim Reaksi Cepat
(TRC) di Tk. Desa
Unit 75 - 0 0 0,00 19 19 25,33 BPBD
Pos Penanggulangan
Bencana alam (PBA/TRC)
di Kabupaten
unit 1 - 0 0 0,00 1 1 100,00 BPBD
1 14 Tenaga Kerja
1 14 xx 15 Program peningkatan kualitas
dan produktifitas tenaga kerja
Pelatihan bagi pencaker Orang 1120 785 720 588 74,90 800 668 59,64 Din.
Nakertrans
Rasio tenaga kerja terampil
dibandingkan dengan tidak
terampil
orang 1:15 - 1:15 1:18 83,33 1:15 1:15 100,00 Din.
Nakertrans
1 14 xx 16 Program Peningkatan
Kesempatan Kerja
Angka pengangguran
penduduk usia 15-24 th
orang 13.073 - 11.073 10.394 11.573 Din.
Nakertrans
II-105
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Prosentase bekerja
terhadap angkatan kerja
% 94,00 - 93,50 94,20 100,75 93,50 Din.
Nakertrans
Tingkat partisipasi angkatan
kerja
% 70,70 - 69,90 70,71 101,16 70,10 Din.
Nakertrans
1 14 xx 17 Program perlindungan
pengembangan lembaga
ketenagaakerjaan
Kepesertaan JAMSOSTEK Orang 21.800 - 19.000 18.956 99,77 19.700 19.656 90,17 Din.
Nakertrans
Jumlah PP Pershaan 183 - 163 172 105,52 168 177 96,72 Din.
Nakertrans
Jumlah LK Bipartit Pershaan 80 - 60 52 86,67 65 57 71,25 Din.
Nakertrans
Angka sengketa pekerja per
Tahun
75 - 75 148 75 Din.
Nakertrans
Jumlah SP Pershaan 60 - 50 62 124,00 52 64 106,67 Din.
Nakertrans
Jumlah PKB Pershaan 57 - 47 47 100,00 50 50 87,72 Din.
Nakertrans
1 14 xx 18 Program penempatan tenaga
kerja
Penempatan tenaga kerja orang 3.000 2.366 2.000 2.164 91,46 2.200 2.364 78,80 Din.
Nakertrans
Perluasan kerja orang 400 2.535 300 300 11,83 300 300 75,00 Din.
Nakertrans
Prediksi angkatan kerja orang 498.500 480.500 480.500 476.567 99,18 485.000 485.000 97,29 Din.
Nakertrans
1 14 xx 19 Program perluasan kerja Tingkat pengangguran % 6 29.791 orang
(6.2%)
6,5 5,8 110,77 6,3 Din.
Nakertrans
1 15 Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah
1 15 xx 15 Program penciptaan iklim usaha
kecil menengah yang kondusif
Peningkatan penyerapan
modal UKM
unit 100 - 87 120 137,93 90 120 120,00 Din.
Perindagkop
1 15 xx 16 Program pengembangan
kewirausahaan dan keunggulan
kompetitif usaha kecil menengah
Fasilitasi peningkatan IRT unit
usaha
100 - 60 55 91,67 70 60 60,00 Din.
Perindagkop
Peningkatan kapasitas SDM
UKM
orang 300 - 240 240 100,00 250 245 81,67 Din.
Perindagkop
II-106
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
1 15 xx 17 Program pengembangan sistem
pendukung usaha bagi usaha
mikro kecil menengah
Fasilitasi dan pembinaan
unit usaha ber-TDI
unit usaha 60 36 38 61 169,44 45 61 101,67 Din.
Perindagkop
Fasilitasi dan pembinaan
unit usaha ber-IUI
unit usaha 22 15 12 12 80,00 15 13 59,09 Din.
Perindagkop
Fasilitasi dan pembinaan
unit usaha ber-SIUP
unit usaha 22 136 12 507 372,79 15 Din.
Perindagkop
Fasilitasi dan pembinaan
unit usaha ber-TDP
unit usaha 22 1.009 12 399 39,54 15 Din.
Perindagkop
Fasilitasi dan pembinaan
unit usaha ber-TDG
unit usaha 22 16 12 12 75,00 15 15 68,18 Din.
Perindagkop
1 15 xx 18 Program peningkatan kualitas
kelembagaan koperasi
Fasilitasi peningkatan
koperasi ber-BH
unit 13 100 8 15 15,00 10 9 69,23 Din.
Perindagkop
1 16 Penanaman Modal Daerah
1 16 xx 15 Program peningkatan promosi
dan kerjasama investasi
Kajian kebijakan pemberian
insentif dan kemudahan
penanaman modal di
daerah
FGD 8 - - - - 4 4 50,00 Bag. KPPD
Fasilitasi dan koordinasi
kerjasama dengan dunia
usaha/lembaga non
pemerintah
MOU 31 - 5 8 160,00 5 13 41,94 Bag. KPPD
1 16 xx 16 Program peningkatan iklim
investasi dan realisasi investasi
Pertumbuhan investasi
Pemerintah
Rp 502.382.909.464,96 - 97.755.024.202,50 334.808.689.124 342,50 99.049.447.665,00 433.858.136.789,00 86,36 DPPKAD
Investasi meningkat Rp1.581 M - - - DPPKAD
1 16 xx 16 Program peningkatan iklim
investasi dan realisasi investasi
Peningkatan kualitas SDM
BUMD guna peningkatan
pelayanan investasi
orang 100 - 20 20 100,00 20 40 40,00 Bag. KPPD
Peningkatan kualitas SDM
lembaga keuangan mikro
guna peningkatan
pelayanan investasi
orang 170 - 34 34 100,00 34 68 40,00 Bag. KPPD
II-107
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Faslititasi dan koordinasi
kerjasama di bidang
investasi
badan
hukum
61 - 6 6 100,00 10 16 26,23 Bag. KPPD
1 16 xx 16 Program peningkatan iklim
investasi dan realisasi investasi
Pertumbuhan investasi
PMA
Rp 587.237.021.550,30 - 544.528.874.528,46 170.343.271.840,00 31,28 555.205.911.284 Din.
Perindagkop
Pertumbuhan investasi
PMDN
Rp 191.059.412.062,00 - 176.906.863.020,00 200.172.644.150,71 113,15 180.445.600.020 Din.
Perindagkop
1 16 xx 16 Program peningkatan iklim
investasi dan realisasi investasi
Inflasi % 5 3,73 4,85 Bappeda
1 17 Kebudayaan
1 17 xx 15 Program pengembangan nilai
budaya
Jumlah desa budaya desa 10 8 6 6 75,00 7 7 70,00 Din. Budpar
Berkembangnya wawasan
dan pengetahuan seni
budaya masyarakat
% - 100 - 60 60,00 - - - Din. Budpar
Meningkatnya apresiasi
masyarakat terhadap seni
budaya lokal
% - 100 - 100 100,00 - - - Din. Budpar
1 17 xx 16 Program pengelolaan kekayaan
budaya
Jumlah peristiwa budaya event
budaya
140 55 127 136 247,27 130 139 99,13 Din. Budpar
Peningkatan wawasan
tempat bersejarah
orang
anak
- 70 - 0 0,00 - - - Din. Budpar
1 17 xx 17 Program pengelolaan keragaman
budaya
Jumlah penghargaan
budaya
pengharg
aan
20 3 orgs,3
budayawan, 8
ds budaya
12 0 0,00 14 Din. Budpar
1 17 xx 18 Program pengembangan
kerjasama pengelolaan kekayaan
budaya
Jumlah kelompok kesenian kelompok 737 1.080 701 805 74,54 708 812 110,21 Din. Budpar
1 18 Pemuda dan Olahraga
1 18 xx 15 Program Pengembangan dan
Keserasian Kebijakan pemuda
jumlah prestasi MTQ tingkat
pelajar umum :
SD,SMP,SMA,SMK
jmlh
emas
88 - 15 9 60,00 16 25 28,41 Kantor PORA
II-108
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
1 18 xx 16 Program peningkatan peran serta
kepemudaan
Jumlah Prestasi Paskibraka orang 40 1 siswa masuk
Paskibraka Tk.
Nasional
8 Tk nasional 0, tingkat
propinsi 8
100,00 8 16 40,00 Kantor PORA
Jumlah Prestasi Pemuda
pelopor
orang 10 2 2 2 100,00 2 3 30,00 Kantor PORA
Jumlah Prestasi Pemuda
wirausaha
orang 5 1 1 Kegiatan tdk dilaks
(tidak ada dlm DPA)
0,00 1 1 20,00 Kantor PORA
1 18 xx 18 Program upaya pencegahan
penyalahgunaan narkoba
Pencegahan
peredaran/penggunaan
minuman keras dan
narkoba
% 90 - 90 98,34 109,27 90 90 100,00 Dinas Sosial
1 18 xx 20 Program pembinaan dan
pemasyarakatan olahraga
Jumlah prestasi olahraga Tk
Internasional
Jml Atlit - - 1 5 1 Kantor PORA
Jumlah prestasi olahraga Tk
Nasional
Jml cab
OR
- - 10 11 10 Kantor PORA
Jumlah prestasi olahraga
Kompetisi OR. Tingkat
Propinsi 2 th sekali
(PORPROP)
Jml Emas 390 - 125 80 64,00 0 80 20,51 Kantor PORA
Jumlah prestasi olahraga
Kompetisi OR. Pelajar Tk.
Propinsi (POPDA) tiap
tahun
jml emas 197 - 48 49 102,08 49 98 49,75 Kantor PORA
Propinsi (18 cabang
olahraga Atletik, Sepak
bola, Bola Voly, Bola
basket, Bulutangkis,
Gulat,Sepak takrow,
Senam, Panahan, Pencak
silat, renang, Tenis meja,
Tenis lapangan, Voly pasir.
Taekwondo, Angkat besi,
Yudo dan Dayung)
jml emas 50 Kantor PORA
II-109
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Nasional (9 cabang
olahraga, Sepak bola, Bola
Voly, Atletik, dayung, yudo,
panahan, senam,
bulutangkis dan
pencaksilat)
Tim Persiba
Sepak Bola
Masuk Liga
Super. Bola
Voly masuk
Proliga, Atletik
jura 1 lari 400 M
dan 100 M
Kantor PORA
Internasional (3 Cabang
olahraga tenis lapangan,
IODI (Dansa) dan
Panahan)
Juara 2 dalam
Singapura
terbuka dan
malaysia Tenis
lapangan kel.
Umur Panahan
mewakili
Indonesia dalam
kejuaraan
tingkat ASIA.
Juara Dansa Tk.
Asia
Kantor PORA
1 18 xx 21 Program peningkatan sarana dan
prasarana olahraga
Prestasi cbg OR yg
menjalankan kompetisi scr
teratur
25 15 15 100,00 20 20 80,00 Kantor PORA
1 19 Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri
1 19 xx 16 Program pemeliharaan
kantrantibmas dan pencegahan
tindak kriminal
Menurunnya penyakit
masyarakat
% 25 15 15 34,81 (angka
kriminalitas)
15 Satpol PP
1 19 xx 17 Program pengembangan
wawasan kebangsaan
Peningkatan kedisiplinan
pelajar sekolah
% 90 - 90 100 111,11 90 85 94,44 Kantor
Kesbangpollin
mas
II-110
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
1 19 xx 18 Program kemitraan
pengembangan wawasan
kebangsaan
Peningkatan kerukunan
hidup antar umat beragama
% 90 - 90 100 111,11 90 91,6 101,78 Kantor
Kesbangpollin
mas
1 19 xx 18 Program kemitraan
pengembangan wawasan
kebangsaan
Jumlah da'I dan pemuka
agama yang diberikan
pembekalan masalah
kerukunan umat beragama
orang 6200 - 6000 6050 100,83 6050 Dinas Sosial
Jumlah lembaga
keagamaan yang diberikan
pembinaan
lembaga 37 - 35 37 105,71 35 37 100,00 Dinas Sosial
1 19 xx 19 Program pemberdayaan
masyarakat untuk menjaga
ketertiban dan keamanan
Pemantauan situasi dan
kondisi
epoleksosbudhankam
% 90 - 90 50 55,56 90 60 66,67 Kantor
Kesbangpollin
mas
1 19 xx 21 Program Pendidikan Politik
Masyarakat
Peningkatan partisipasi
pemilu legislatif
% 80 - - - - - - - Kantor
Kesbangpollin
mas
Peningkatan partisipasi
pemilu presiden
% 80 - - - - - - - Kantor
Kesbangpollin
mas
Peningkatan partisipasi
pemilu kada
% 80 - - - - - - - Kantor
Kesbangpollin
mas
1 19 xx 22 Program pencegahan dini dan
penanggulangan korban bencana
alam
Jumlah sarana evakuasi unit 5 - 1 1 100,00 1 2 40,00 PU/ BPBD??
Peningkatan jalan jalur
evakuasi
km 10 - 2 3,7 185,00 2 2,7 27,00 PU
Penambahan dan
pemeliharaan
saran/prasarana dan
peralatan evakuasi
% 100 - 10 6 60,00 20 15 15,00 BPBD
Peningkatan kualitas SDM orang 250 - 115 250 217,39 100 350 140,00 BPBD
Pemetaan demografi,
monografi, dan update data
base setiap tahun
% 100 - 0 0 0,00 100 100 100,00 BPBD
II-111
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Jumlah tempat perawatan
mensucikan jenazah
unit 1 - 0 0 0,00 1 1 100,00 BPBD
1 20 Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian, dan Persandian
1 20 xx 15 Program peningkatan kapasitas
Lembaga Perwakilan Rakyat
Daerah
Frekuensi pelaksanaan
public hearing baik di
kecamatan, desa, maupun
dusun
kali 120 - 24 17 70,83 24 41 34,17 SETWAN
1 20 xx 16 Program peningkatan pelayanan
kedinasan KDH/Wakil KDH
Frekuensi pelayanan
penerimaan kunjungan kerja
Presiden, Wakil Presiden,
Menteri Negara, DPR RI,
DPRD, Departemen,
Lembaga Pemerintah Non
Departemen dan Lembaga
Lain
kali 1119 - 202 204 100,99 212 416 37,18 Bag. Protokol
1 20 xx 16 Program peningkatan pelayanan
kedinasan KDH/Wakil KDH
Jumlah fasilitasi koordinasi
penyelenggaraan
pemerintahan
kali 30 - 30 58 193,33 30 Bag. Tapem
1 20 xx 17 Program peningkatan dan
pengembangan pengelolaan
keuangan daerah
Prosentase kenaikan pajak
dan retribusi daerah
% - 21,15 62,57 295,84 5,41 DPKAD
Rasio PAD terhadap total
penerimaan APBD
% - 11,12 10,92 98,22 11,13 DPKAD
Rasio PAD terhadap total
pengeluaran APBD
% - 10,71 11,19 104,50 10,72 DPKAD
PAD ruapiah - 93.828.600.000 - 85.500.494.656 91,12 DPPKAD
Penerimaan daerah rupiah 4.962.311.118.000 - 878.012.053.000 857.049.353.468 97,61 943.096.041.000 1.800.145.394.468 36,28 DPPKAD
II-112
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Rasio pertumbuhan belanja
modal
% - 44,71 (-) 3.11 1,32 DPPKAD
Jumlah perda dan perbub
tentang APBD yg ditetapkan
dlm 1 tahun
buku 30 - 6 6 100,00 6 12 40,00 DPPKAD
Persentase potensi
penerimaan daerah yang
dapat digali
% - 1,91 2,50 130,89 3,92 DPPKAD
1 20 xx 21 Program peningkatan
profesionalisme tenaga
pemeriksa dan aparatur
pengawasan
Penerapan Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) pada
SKPD
SKPD 45 - 5 5 100,00 15 Inspektorat
Temuan pemeriksaan
eksternal yg selesai
ditindaktanjuti
% 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 Inspektorat
Temuan pemeriksaan
internal yg selesai
ditindaklanjuti
% 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 Inspektorat
Turunnya indikasi
penyimpangan anggaran
pembangunan
LHP 1160 10% 218 219 100,46 228 447 38,53 Ispektorat
1 20 xx 23 Program Optimalisasi
Pemanfaatan Teknologi
Informasi
Sarana telekomunikasi % - 100 - tidak masuk dalam
DPA
- - - - KPDT
1 20 xx 24 Program mengintensifkan
penanganan pengaduan
Masyarakat
Penyelesaian pengaduan pengadu tiap tahun semakin
menurun
- 25 18 20 Din. Perijinan
1 20 xx 25 Program peningkatan kerjasama
antar pemerintah daerah
Fasilitasi/pembentukan
perkuatan kerjasama antar
daerah pada bid. Ekonomi
MOU 22 - 4 4 100,00 4 8 36,36 Bag. KPPD
1 20 xx 26 Program penataan peraturan
perundang-undangan
Jumlah Raperda yang
menjadi Perda
buah 125 - 25 19 76,00 25 44 35,20 Bag. Hukum
Jumlah peserta yang
mengikuti seminar di bidang
hukum
orang 1000 - 200 500 250,00 200 700 70,00 Bag. Hukum
II-113
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Jumlah peserta yang
mengikuti sosialisasi
peradilan tata usaha negara
orang 540 - 60 50 83,33 120 170 31,48 Bag. Hukum
Jumlah peserta yang
mengikuti pelaksanaan
sosialisasi RANHAM
orang 1000 - 200 200 100,00 200 400 40,00 Bag. Hukum
Pelaksanaan pembinaan
penyidik pegawai negeri
sipil
orang 500 - 100 100 100,00 100 200 40,00 Bag. Hukum
1 20 xx 26 Program penataan peraturan
perundang-undangan
Kajian peraturan perundang-
undangan daerah thd
peraturan perundang-
undangan baru yg lebih
tinggi dari keserasian antar
peraturan perundang-
undangan daerah
perda 7 - 1 1 100,00 1 2 28,57 Bag. KPPD
1 20 xx 28 Program peningkatan kapasitas
kinerja aparatur pemeritahan
Peningkatan kinerja melalui
penyusunan Analisis Beban
Kerja, Analisis Jabatan
% 100% (50 SKPD) - 46 36 (18 dari 50 SKPD) 78,26 50 Bag.
Organisasi
Peningkatan kapasitas
kelembagaan
% 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 Bag.
Organisasi
Pelaksanaan tatalaksana
perangkat daerah
% 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 Bag.
Organisasi
1 20 xx 29 Program peningkatan kapasitas
dan kualitas kelembagaan
Prosentase SKPD yang
melaksanakan layanan satu
pintu
% 100% (48 SKPD) - 45 38 (21 dari 54 SKPD
Pelayanan)
84,44 55 Bag.
Organisasi
Penyusunan indeks
kepuasan masyarakat
% 74% (44 SKPD) - 40 54 135,00 74 Bag.
Organisasi
Penyusunan indeks
pengaduan masyarakat
% 38% (19 SKPD) - 14 14 (7 dari 47 SKPD) 100,00 20 Bag.
Organisasi
SKPD yang menerapkan
SPM
% 100 85 100 100 100,00 100 100 100,00 Bag.
Organisasi
II-114
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
1 20 xx 29 Program peningkatan kapasitas
dan kualitas kelembagaan
Penurunnya pungutan ilegal
pada pelayanan publik
% - 90 - - - - Din. Perijinan
1 20 xx 29 Program peningkatan kapasitas
dan kualitas kelembagaan
Prestasi akuntabilitas % - 90 - - - - DPPKAD
1 20 xx 29 Program peningkatan kapasitas
dan kualitas kelembagaan
Meningkatnya penyerapan
aspirasi masyarakat
% - 30 - - - - Bappeda
1 20 xx 29 Program peningkatan kapasitas
dan kualitas kelembagaan
Capaian berfungsinnya
Sistem Informasi
Manajemen (SIM)
pemerintahan
% - 85 - tidak masuk dalam
DPA
- - - - KPDT
1 20 xx 30 Program pengelolaan barang
daerah
Jumlah peraturan tentang
pengelolaan keuangan dan
aset daerah
buku 15 - 3 13 433,33 3 16 106,67 DPPKAD
1 20 xx 31 Program peningkatan
pengelolaan perijinan
Penyelesaian ijin rata-rata
per tahun
ijin 51.840 - 9.215 7.283 79,03 9.790 17.073 32,93 Din. Perijinan
Keberhasilan pelayanan nilai
angka
75,67 - 75,57 75,22 99,54 75,6 Din. Perijinan
1 20 xx 32 Program pendidikan kedinasan PNS yang mengikuti
pendidikan dan pelatihan
(struktural, fungsional,
teknis, kursus) :
orang 3.991 - 667 695 104,20 779 1.474 36,93 BKD
1 20 xx 33 Program peningkatan kapasitas
sumberdaya aparatur
Meningkatnya tertib
administrasi kecamatan
% 100 - 80 100 125,00 85 90 90,00 Bag. Tapem
1 20 xx 33 Program Peningkatan Kapasitas
Sumberdaya Aparatur
Tingkat pendidikan aparat
(D-3,D-4, S-1, S-2, S-3)
% 59 - 55 57 103,64 58 BKD
Naiknya kualitas SDM
aparatur (kompetensi,
keahlian, keterampilan)
% - 20 - - - - BKD
1 20 xx 34 Program pembinaan dan
pengembangan aparatur
Penanganan pelanggaran
disiplin kepegawaian
% 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 BKD
II-115
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Pemenuhan kebutuhan
pegawai
% 20 - 15 2 13,33 15 BKD
1 20 xx 34 Program pembinaan dan
pengembangan aparatur
Peningkatan disiplin kerja % 100 - 100 94,5 94,50 100 100 100,00 Inspektorat
1 20 xx 35 Program penegakan peraturan
daerah dan peraturan bupati
Jumlah pengaduan
masyarakat tentang
permasalahan hukum
kasus 59 - 10 10 100,00 10 20 33,90 Bag. Hukum
Capaian penyelesaian
hukum
% 100 90 100 100 100,00 100 100 100,00 Bag. Hukum
1 20 xx 35 Program penegakan peraturan
daerah dan peraturan bupati
Capaian konsistensi
peraturan daerah
% 100 100 100 100 100,00 100 100 100,00 Satpol PP
Menurunnya pelanggaran
perda
% 15 10 10 16 160,00 10 13 86,67 Satpol PP
Penurunan pelanggaran
hukum
% 15 10 10 67,24 (angka
pelanggaran)
10 Satpol PP
1 21 Ketahanan Pangan
1 21 xx 15 Program peningkatan ketahanan
pangan pertanian/perkebunan
Ketersediaan pangan gr/Kap/hr 3650 - 3650 2000 kkal/kap/gr (utk
ketersediaan energi);
53,11 gr/kap/hr (utk
ketersediaan protein)
3650 BKP3
Desa Mandiri Pangan % 16 - 8 13 162,50 10 13 81,25 BKP3
Akses Pangan % 13 - 5 4 80,00 6 5 38,46 BKP3
PPH % 90,5 - 89 90,6 101,80 89,5 90,1 99,56 BKP3
Lembaga Distribusi Pangan
(LDPM )
unit 25 - 13 11 84,62 16 14 56,00 BKP3
1 21 xx 15 Program Peningkatan Ketahanan
Pangan Pertanian/Perkebunan
Kecukupan air irigasi Ha 15.000 - 2.000 2.000 100,00 2.500 4.500 30,00 Din. Pertahut
Kajian rantai pasokan dan
pemasaran pangan
kegiatan 20 - 4 1 25,00 4 5 25,00 Din. Pertahut
Pengembangan Bantul
Seed Center
komodita
s
5 - 4 4 100,00 4 4 80,00 Din. Pertahut
II-116
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Pengembangan pupuk
organik
Ha 6.000 - 2.000 3.200 160,00 3.000 4.200 70,00 Din. Pertahut
Pengelolaan Hama
Penyakit Terpadu
Ha 1.584 - 1.008 2.140 212,30 1.152 2.284 144,19 Din. Pertahut
Penanganan harga jual
hasil pertanian (program
pasca panen)
komodita
s
6 - 6 1 16,67 6 5 83,33 Din. Pertahut
Pengadaan alat mesin
pertanian
Unit 100 - 50 135 270,00 60 49 49,00 Din. Pertahut
Peningkatan produksi
pestisida nabati/hayati
liter 3.500 - 1.500 1.525 101,67 2.000 2.025 57,86 Din. Pertahut
1 22 Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa
1 22 xx 15 Program peningkatan
keberdayaan masyarakat
pedesaan
Pelatihan Keterampilan
usaha ekonomi masyarakat
pedesaan
desa 75 - 75 75 100,00 75 75 100,00 Kantor PMD
1 22 xx 16 Program pengembangan
lembaga ekonomi pedesaan
Jmlh desa yang diberikan
sosialisasi peningkatan
kualitas LKD
desa 75 - 75 75 100,00 75 75 100,00 Kantor PMD
1 22 xx 17 Program peningkatan partisipasi
masyarakat dalam membangun
desa
Pertumbuhan investasi
Masyarakat
Rp 208.990.324.656 - 97.755.024.202,50 211.036.023.990,71 215,88 39.027.866.936 250.063.890.927 119,65 Bag. AP
1 22 xx 17 Program peningkatan partisipasi
masyarakat dalam membangun
desa
Fasilitasi jumlah partisipasi
masyarakat dalam
pembangunan desa
kali 90 - 90 92 102,22 90 90 100,00 Din. Pertahut
1 22 xx 18 Peningkatan kapasitas aparatur
pemerintahan desa
Aparatur desa yang
mengikuti pelatihan
manajemen pemerintahan
desa
desa 75 - 75 75 100,00 75 75 100,00 Bag. Pemdes
1 23 Statistik
1 23 xx 15 Program pengembangan
data/informasi/ statistik daerah
Tingkat kemiskinan turun % 9,5 40.262 KK
(14.5%)
13 15,61 79,92 12 BKK PP&KB
II-117
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Database keluarga dan
keluarga miskin
buku 51 - 51 51 100,00 51 51 100,00 BKK PP&KB
1 24 Kearsipan
1 24 xx 15 Program perbaikan sistem
administrasi kearsipan.
SKPD yg telah
melaksanakan tata
kearsiapan
SKPD 56 - 56 56 100,00 56 56 100,00 Kantor Arsip
Kegiatan pembinaan
petugas pengelolaan
pengarsipan
kali 9 - 1 1 100,00 2 3 33,33 Kantor Arsip
1 24 xx 15 Program perbaikan sistem
administrasi kearsipan.
Terwujudnya tertib
administrasi ketatausahaan,
persuratan, dan kearsipan
% 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 Bag. Umum
1 24 xx 16 Program penyelamatan dan
pelestarian dokumen/arsip
daerah
Jumlah ketersediaan
petugas arsip pada SKPD
orang 70 - 70 70 100,00 70 70 100,00 Kantor Arsip
Ketersediaan arsiparis pada
SKPD
SKPD 56 - 56 18 32,14 56 25 44,64 Kantor Arsip
1 24 xx 18 Program peningkatan kualitas
pelayanan informasi.
Hasil analisa berita media
massa (Fokus media,
Kliping berita)
% 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 Bag. Humas
1 25 Komunikasi dan Informatika
1 25 xx 15 Program pengembangan
komunikasi, informasi, dan media
massa
Dokumentasi (foto&video)
kegiatan
pemerintahan&pembanguna
n Kab. Bantul
% 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 Bag. Humas
1 25 xx 15 Program pengembangan
komunikasi, informasi, dan media
massa
Prosentase penyusunan
SOP Pengembangan
Sistem Informasi
% 100 - 50 50 100,00 100 KPDT
Prosentase pembangunan
pusat data
% 100 - 10 10 100,00 50 KPDT
II-118
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Prosentase pengembangan
infrastruktur TIK basis desa
% 90 - 0 0 0,00 25 KPDT
Prosentase pengembangan
aplikasi sistem informasi
berbasis penduduk
% 90 - 0 0 0,00 50 KPDT
1 25 xx 16 Program pengkajian dan
penelitian bidang Informasi dan
Komunikasi
Leaflet dan spanduk dalam
rangka penyampaian
informasi
% 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 Bag. Humas
Siaran taman gabusan di
TVRI Jogja
% 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 Bag. Humas
Dialog interaktif di radio,
baik pemerintah maupun
swasta
% 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 Bag. Humas
Pers release yang diolah
dan didistribusikan di media
massa
% 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 Bag. Humas
Pelaksanaan liputan
dinamika pembangunan
desa
% 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 Bag. Humas
Jumlah penyelenggaraan
Bantul ekspo
kali 5 - 1 1 100,00 1 2 40,00 Bag. Humas
Siaran Gerbang
Projotamansari & siaran
langsung pengajian
PNS/TNI
% 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 Bag. Humas
Prosentase pelayanan
informasi publik yang
terlayani
% 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 Bag. Humas
1 25 xx 16 Program pengkajian dan
penelitian bidang informasi dan
komunikasi
Analisa dan perancangan
database terintegrasi semua
sektor
% 85 - - tidak masuk dalam
DPA
- 25 KPDT
II-119
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
1 25 xx 18 Program kerjasama informasi
dan media massa
Pelaksanaan pers tour dlm
rangka pemberdayaan
wartawan
% 100 - 100 100 100,00 100 100 100,00 Bag. Humas
1 25 xx 18 Program kerjasama informasi
dan media massa
Prosentase pengembangan
informasi melalui website
dan SMS Bupati
% 90 - 25 25 100,00 40 KPDT
Prosentase sosialisasi
penyelenggaraan
pemerintah daerah
% 90 - 5 5 100,00 40 KPDT
1 26 Perpustakaan
1 26 xx 15 Program pengembangan budaya
baca dan pembinaan
perpustakaan
Jumlah pengunjung
perpustakaan (termasuk
Perpustakaan Keliling)
orang 51.000 47.000 47.000 47.707 101,50 48.000 48.000 94,12 Kantor
Perpust.
Umum
Jumlah koleksi buku di
perpustakaan
buku 56.000 44.000 44.000 45.650 103,75 47.000 47.000 83,93 Kantor
Perpust.
Umum
Jumlah pengelola
perpustakaan
orang 900 500 500 200 40,00 600 600 66,67 Kantor
Perpust.
Umum
2 URUSAN PILIHAN
2 01 Pertanian
2 01 xx 15 Program peningkatan
kesejahteraan petani
Optimasi dan reklamasi
kawasan pantai
ha 360 140 144 102,86 200 175 48,61 Din. Pertahut
2 01 xx 16 Program Rehabilitasi Hutan dan
Lahan
Konservasi lahan, flora,
fauna (Penanaman
sempadan mata air)
unit 15 - 3 15 500,00 3 18 120,00 Din. Pertahut
Konservasi lahan, flora,
fauna (Penanaman
sempadan sungai)
ha 15 - 3 5 166,67 3 3 20,00 Din. Pertahut
2 01 xx 18 Program peningkatan produksi
pertanian/perkebunan
Terwujudnya Agropolitan Unit
(Kec)
3 - 3 3 100,00 3 3 100,00 Din. Pertahut
II-120
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Produktivitas Gabah Kering
Pungut (GKP)
kw/ha 77,50 - 75,00 74,18 98,91 76,00 0,00 Din. Pertahut
Peningkatan produktivitas
gabah kering giling.
kw/ha - 66,5 - 63,70 95,79 - - - Din. Pertahut
Produktivitas jagung (pipil
kering)
kw/ha 53,80 65 53,19 59,30 91,23 53,25 57,26 106,43 Din. Pertahut
Produktivitas kedelai (wose) kw/ha 16,00 14,78 15,00 14,16 95,81 15,20 14,35 89,69 Din. Pertahut
Produktivitas kacang tanah
(wose)
kw/ha 10,48 10,23 10,18 10,83 105,87 10,24 10,90 104,01 Din. Pertahut
Produktivitas ubi kayu (ubi
basah)
kw/ha 129,78 163,16 126,00 190,87 116,98 126,76 193,15 148,83 Din. Pertahut
Produktivitas bawang
merah
ton/ha 10,35 14,50 10,15 13,32 91,86 10,19 12,99 125,51 Din. Pertahut
Produktivitas cabe merah ton/ha 8,24 - 8,04 6,10 75,87 8,10 5,06 61,41 Din. Pertahut
Produktivitas pisang kg/pohon 30,00 - 25,00 17,00 68,00 25,20 12,20 40,67 Din. Pertahut
Produktivitas jamur tiram kg/m2 12,20 - 12,00 3,05 25,42 12,10 3,50 28,69 Din. Pertahut
Produktivitas temulawak ton/ha 18,85 - 18,65 19,00 101,88 18,70 19,05 101,06 Din. Pertahut
Produktivitas tebu (hablor
gula)
kw/ha 51,36 - 49,88 47,13 94,49 50,26 50,10 97,55 Din. Pertahut
Produktivitas kelapa (Kopra) kw/ha 20,50 25 19,50 15,78 80,92 20,00 12,29 59,95 Din. Pertahut
Produktivitas tembakau
(Rajang kering)
kw/ha 6,75 6,5 6,26 6,97 111,34 6,43 6,97 103,26 Din. Pertahut
Produktivitas jambu mete
(Glondong mete)
kw/ha 4,35 - 3,30 0,26 7,88 3,57 0,63 14,48 Din. Pertahut
Produktivitas kakao (Biji
Kering)
kw/ha 3,10 - 2,38 1,91 80,25 2,48 2,01 64,84 Din. Pertahut
Penanaman tebu sebagai
bahan baku gula
ha 1.600 - 1.500 1.350,48 90,03 1.500 1.500 93,75 Din. Pertahut
2 01 xx 18 Program Peningkatan Produksi
Pertanian/ Perkebunan
(Penyusunan Kebijakan
pencegahan Alih Fungsi Lahan
pertanian)
Konversi lahan % 1,05 - 0,4 0,4 100,00 0,3 0,7 66,67 Din. Pertahut
II-121
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Luas potensi lahan yang
dimanfaatkan
Ha 15.015 - 15.259 15.452 98,74 15.198 Din. Pertahut
2 01 xx 19 Program pemberdayaan
penyuluh pertanian/perkebunan
lapangan
Peningkatan kualitas
penyuluh
orang 74 - 73 73 100,00 73 73 98,65 BKP3
2 01 xx 20 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Ternak
Penanganan sanitasi dan
higienitas pasar khususnya
kios/los penjualan daging
(ayam, sapi)
unit 9 - 5 8 160,00 6 8 88,89 Din. Pertahut
Penanganan kasus penyakit
ternak
kasus 7.500 - 5.500 6.480 117,82 6.000 6.980 93,07 Din. Pertahut
Penanganan gangguan
reproduksi ternak
ekor 1.750 - 750 1.260 168,00 1.000 1.510 86,29 Din. Pertahut
Penanganan kasus
Brucellosis
kasus 100 - 100 802 802,00 100 100 100,00 Din. Pertahut
Penanganan kasus
Tuberkulinasi
sampel 100 - 100 64 64,00 100 75 75,00 Din. Pertahut
Vaksinasi unggas ND dosis 650.000 - 450.000 859.864 191,08 500.000 909.864 139,98 Din. Pertahut
Vaksinasi unggas AI dosis 650.000 - 450.000 651.511 144,78 500.000 701.511 107,92 Din. Pertahut
Vaksinasi rabies dosis 700 - 500 220 44,00 550 250 35,71 Din. Pertahut
Pengendalian penyakit
hewan
kali 75 - 15 15 100,00 15 30 40,00 Din. Pertahut
Pemeriksaan terhadap
hewan kurban ante mortem
dan post mortem
petugas 500 - 375 506 134,93 400 531 106,20 Din. Pertahut
2 01 xx 21 Program Peningkatan Produksi
Hasil Peternakan
Pengembangan hijauan
pakan ternak
Ha 24 - 15 17 113,33 18 19 79,17 Din. Pertahut
Peningkatan pelayanan
Inseminasi Buatan (IB)
dosis 54.000 - 50.000 37.500 75,00 51.000 38.500 71,30 Din. Pertahut
Unit Pengolahan pakan
ternak (konsentrat)
unit 10 - 5 5 100,00 7 7 70,00 Din. Pertahut
2 01 xx 21 Program Peningkatan Produksi
Hasil Peternakan
Produksi daging (sapi,
kambing, domba dan
unggas)
kg 12.276.330 15.000.000 10.655.498 11.231.147 74,87 11.002.497 7.626.964 62,13 Din. Pertahut
II-122
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Produksi telur (ayam dan
itik)
kg 7.734.459 5.000.000 5.865.111 5.902.742 118,05 6.275.047 4.796.813 62,02 Din. Pertahut
Produksi susu (sapi perah
dan kambing PE)
liter 330.000 500.000 250.000 262.705 52,54 270.000 282.705 85,67 Din. Pertahut
Populasi sapi potong ekor 58.301 - 54.281 59.789 110,15 56.258 79.631 136,59 Din. Pertahut
Populasi sapi perah ekor 300 - 165 192 116,36 190 232 77,33 Din. Pertahut
Populasi kambing ekor 76.300 - 57.668 60.671 105,21 61.849 63.657 83,43 Din. Pertahut
Populasi domba ekor 40.804 - 30.840 38.100 123,54 33.076 39.218 96,11 Din. Pertahut
Populasi ayam buras ekor 558.138 - 561.939 595.985 106,06 561.939 583.947 104,62 Din. Pertahut
Populasi ayam ras petelur ekor 890.321 - 651.994 624.482 95,78 704.806 671.096 75,38 Din. Pertahut
Populasi ayam ras
pedaging
ekor 790.888 - 724.956 811.947 112,00 740.905 819.837 103,66 Din. Pertahut
Populasi itik ekor 272.703 - 184.603 164.810 89,28 208.990 185.950 68,19 Din. Pertahut
Pembibitan ayam buras ekor/DOC 440.000 - 360.000 360.000 100,00 380.000 380.000 86,36 Din. Pertahut
Pembibitan itik ekor/DOD 190.000 - 150.000 240.000 160,00 160.000 250.000 131,58 Din. Pertahut
Pengolahan telur asin butir 440.000 - 400.000 407.000 101,75 410.000 410.000 93,18 Din. Pertahut
2 01 xx 23 Program Peningkatan Penerapan
Teknologi Petemakan
Pengembangan biogas unit 55 - 15 19 126,67 25 25 45,45 Din. Pertahut
Pengembangan rumah
kompos
unit 40 - 12 9 75,00 20 17 42,50 Din. Pertahut
2 01 xx 23 Program peningkatan penerapan
teknologi peternakan
Optimalisasi RPH unit 2 - 2 2 100,00 2 2 100,00 Din. Pertahut
Optimalisasi RPU unit 20 - 17 18 105,88 20 18 90,00 Din. Pertahut
2 01 xx 25 Program Pengembangan Sarana
dan Prasarana Kelembagaan
Jumlah kelompok
penangkar benih padi
kelompok 26 - 22 12 54,55 23 15 57,69 Din. Pertahut
Jumlah kelompok
penangkar benih
hortikultura (bawang merah,
pisang, jamur, temulawak)
kelompok 18 - 16 16 100,00 16 16 88,89 Din. Pertahut
II-123
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Jumlah kelompok
penangkar benih tanamana
perkebunan (jambu mete
varietas Meteor YK, kelapa
dalam, tembakau varietas
sili siluk)
kelompok 27 - 15 27 180,00 18 30 111,11 Din. Pertahut
Jumlah kelompok ternak
(sapi, kambing, ayam,
kelinci)
kelompok 410 - 356 395 110,96 364 403 98,29 Din. Pertahut
Peningkatan kapasitas SDM
P3A dalam Pengelolaan
Irigasi
kelompok 292 - 292 293 100,34 292 293 100,34 Din. Pertahut
Aktifitas kelembagaan
Kelompok/Pelaku Usaha
Pengolahan hasil pertanian
kelompok
/ pelaku
usaha
700 - 500 300 60,00 550 350 50,00 Din. Pertahut
Aktifitas kelembagaan
Asosiasi Pengusaha Produk
Olahan Pertanian
unit 1 - 1 1 100,00 1 1 100,00 Din. Pertahut
Peningkatan kelembagaan
kelompok tani
kelompok 725 - 725 725 100,00 725 725 100,00 Din. Pertahut
Peningkatan kelembagaan
kelompok tani kehutanan
kelompok 203 - 203 203 100,00 203 50 24,63 Din. Pertahut
2 01 xx 25 Program pengembangan sarana
dan prasarana kelembagaan
Peningkatan aktifitas
kelembagaan petani
kelompok 37 - 16 16 100,00 21 21 56,76 BKP3
Peningkatan petani bermitra
dengan pihak lain
orang 725 - 145 120 82,76 145 265 36,55 BKP3
2 02 Kehutanan
2 02 xx 15 Program pemanfaatan potensi
sumberdaya hutan
Pemanfaatan lahan bawah
tegakan (dengan garut)
ha 30 - 6 9 150,00 6 15 50,00 Din. Pertahut
II-124
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
Budidaya lebah madu unit 5 - 1 2 200,00 1 3 60,00 Din. Pertahut
2 02 xx 16 Program rehabilitasi hutan dan
lahan
Penanaman sempadan
pantai (hutan pantai)
ha 15 - 3 45 1500,00 3 48 320,00 Din. Pertahut
Penanaman dan
pemeliharaan hutan
mangrove
ha 5 - 1 5 500,00 1 6 120,00 Din. Pertahut
Penanaman dan
pengkayaan hutan rakyat
ha 100 - 20 200 1000,00 20 220 220,00 Din. Pertahut
Pencegahan dan
pengendalian kerusakan
hutan dan lahan
kec 17 - 17 17 100,00 17 34 200,00 Din. Pertahut
2 02 xx 17 Program perlindungan dan
konservasi sumberdaya hutan
Fasilitasi jumlah partisipasi
masyarakat dalam
pembangunan desa
kecamata
n
17 - 17 17 100,00 17 17 100,00 Din. Pertahut
Bimbingan teknis
pengendalian hutan
kelompok 65 - 13 13 100,00 13 26 40,00 Din. Pertahut
2 02 xx 19 Program pembinaan dan
penertiban hasil hutan
Pemantauan dan
pengendalian industri
pengolahan kayu hilir
tahun 1 - 1 1 100,00 1 1 100,00 Din. Pertahut
Pengendalian bahan baku
dan alat mesin industri
pengolahan kayu hilir
unit 21 - 21 21 100,00 21 21 100,00 Din. Pertahut
Pengawasan dan
pengendalian peredaran
hasil hutan
kecamata
n
7 - 7 7 100,00 7 7 100,00 Din. Pertahut
Pelayanan tata usaha hasil
hutan kayu rakyat
tahun 1 - 1 1 100,00 1 1 100,00 Din. Pertahut
2 02 xx 20 Program perencanaan dan
pengembangan hutan
Penyusunan data statistik
kehutanan
paket 1 - 1 1 100,00 1 1 100,00 Din. Pertahut
2 03 Energi dan Sumberdaya
Mineral
2 03 xx 15 Program Pembinaan dan
Pengawasan Bidang
Pertambangan
Tingkat kerusakan akibat
penggalian dan
penambangan turun
ha 5 48% 7 7 100,00 6 6 Din. SDA
II-125
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
2 03 xx 17 Program Pembinaan dan
Pengembangan Bidang
Ketenagalistrikan
Pengembangan energi
listrik berbasis energi
baru/terbarukan
unit 25 - 5 15 300,00 5 20 80,00 Bappeda
2 03 xx 17 Program Pembinaan dan
Pengembangan Bidang
Ketenagalistrikan
Capaian layanan listrik
rumah tangga
% - 95 - data di PLN - - - - PU
2 03 xx 18 Program Potensi Energi Jumlah wilayah yang
memp. peta potensi energi
baru/terbarukan
kec. 17 - 3 0 0,00 7 7 41,18 Bappeda
2 04 Pariwisata
2 04 xx 15 Program pengembangan
pemasaran wisata
Promosi pariwisata di dalam
dan di luar DIY
kegiatan 80 nasional dan
internasional
10 14 140,00 20 24 30,00 Din. Budpar
Naiknya PAD pariwisata rupiah 5.387.768.120 - 4.221.457.301 5.335.241.250 126,38 4.432.530.166 Din. Budpar
Jumlah Wisnus orang 1.909.459 - 1.496.111 1.738.808 116,22 1.570.916 Din. Budpar
Jumlah Wisman orang 19.287 - 15.112 17.564 116,22 15.868 Din. Budpar
Meningkatnya jumlah
kunjungan wisatawan
% - 5 - 14 280,00 - - - Din. Budpar
2 04 xx 16 Program pengembangan
destinasi wisata
Jumlah desa wisata desa 26 - 18 24 133,33 20 26 100,00 Din. Budpar
Tersusunnya rencana
pengembangan pariwisata
daerah
% - 100 - 30 30,00 - - - Din. Budpar
Meningkatnya wawasan dan
pengetahuan
kepariwisataan bagi
stakeholder pariwisata
% - 100 - 40 40,00 - - - Din. Budpar
Meningkatnya pelayanan
informasi pariwisata
% - 100 - 60 60,00 - - - Din. Budpar
2 04 xx 17 Program pengembangan
kemitraan
Jumlah usaha pariwisata unit 75 - 5 12 240,00 10 17 22,67 Din. Budpar
Terjalinnya kerjasama antar
daerah dalam pemasaran
objek wisata
% - 100 - 2 - - - Din. Budpar
2 04 xx 18 Program pengembangan
kampung kerajian GMT
Pengembangan kaw GMT &
Kajigelem
paket 13 2 6 300,00 2 8 61,54 Bappeda
II-126
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
2 05 Kelautan dan Perikanan
2 05 xx 15 Program pemberdayaan ekonomi
masyarakat pesisir
Jumlah nelayan orang 900 - 508 400 78,74 569 DKP
2 05 xx 16 Program pemberdayaan
masyarakat dalam pengawasan
dan pengendalian sumberdaya
kelautan
Luas kawasan konservasi,
restocking, resensing
ha - 7 - 7 - - - DKP
2 05 xx 20 Program Pengembangan
Budidaya Perikanan
Jumlah produksi perikanan
budidaya
ton 232.290 - 24.257 10.450 43,08 43.491 53.941 23,22 DKP
Jumlah pokdakan
(kelompok pembudidaya)
kelompok 450 - 375 577 153,87 390 577 128,22 DKP
Unit pembibitan rakyat
(UPR)
unit 100 - 50 61 122,00 60 61 DKP
2 05 xx 21 Program Pengembangan
Perikanan Tangkap
Jumlah produksi perikanan
tangkap
ton 8.168 - 1.377 962 69,86 1.614 2.576 31,54 DKP
Jumlah produksi perikanan
tangkap
ton 8.168 - 1.377 462 33,53 1.614 2.076 25,41 DKP
Jumlah Armada Perikanan
Tangkap PMT (Perahu
Motor Tempel)
unit 50 - 70 77 90,00 65 77 46,00 DKP
Jumlah Armada Perikanan
Tangkap KM 5-10 GT
unit 5 - 4 4 100,00 5 4 80,00 DKP
Jumlah Armada Perikanan
Tangkap KM 10-30 GT
unit 12 - 3 1 33,33 6 1 8,33 DKP
Jumlah Armada Perikanan
Tangkap KM 30-50 GT
unit 17 - 3 0 0,00 5 0 0,00 DKP
Jumlah Armada Perikanan
Tangkap KM>50 GT
unit 12 - 0 0 0 0 0,00 DKP
Pangkalan Pendaratan
Perikanan (PPI)
unit 5 - 4 6 150,00 4 6 120,00 DKP
II-127
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
2 05 xx 23 Program optimalisasi
pengelolaan dan pemasaran
produksi perikanan
Pengolah hasil perikanan orang 100 - 50 64 128,00 70 64 64,00 DKP
Konsumsi ikan per kapita kg/kapita/
th
25,96 - 21,36 17,38 81,37 22,43 17,38 66,95 DKP
2 06 Perdagangan
2 06 xx 17 Program Peningkatan dan
Pengembangan Ekspor
Kajian pengembangan dan
pemanfaatan potensi
sumber daya alam
kegiatan 16 - 0 0 0,00 4 3 18,75 Bag. KPPD
2 06 xx 17 Program Peningkatan dan
Pengembangan Ekspor
Peningkatan keterampilan
pelaku usaha
eksport/pemasok produk
eksport
unit
usaha
70 - 30 40 133,33 40 40 57,14 Din.
Perindagkop
Penyelenggaraan promosi
produk UMKM
kegiatan 15 - 3 18 600,00 3 21 140,00 Din.
Perindagkop
Monitoring evaluasi dan
pelaporan pameran produk
UMKM
kegiatan 20 - 4 16 400,00 4 20 100,00 Din.
Perindagkop
2 06 xx 18 Program Peningkatan Efisiensi
Perdagangan Dalam Negeri
Peningkatan promosi
melalui pameran
kali 8 - 8 18 225,00 8 8 100,00 Din.
Perindagkop
2 06 xx 20 Program Pengembangan
infrastruktur perdagangan
Peningkatan kualitas pasar
tradisional
unit 5 - 1 2 200,00 2 3 60,00 Din.
Perindagkop
2 07 Perindustrian
2 07 xx 16 Program pengembangan industri
kecil&menengah
Pemberian fasilitasi
kemudaha akses perbankan
bagi industri kecil
menengah (Fasilitasi
pengembangan UKM)
UMKM 250 - 50 236 472,00 50 286 114,40 Bag. KPPD
2 07 xx 19 Program Pengembangan Sentra-
sentra Industri Potensial
Pengembangan database
informasi potensi unggulan
kec. 17 - 17 17 100,00 17 17 100,00 Bag. KPPD
II-128
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target RKPD
Tahun 2011
Target RPJMD Tahun
2011
Realisasi
RKPD/RPJMD Tahun
2011
Tingkat
Realisasi
(%)
Realisasi Capaian
Program dan
Kegiatan s.d Tahun
2012
Tingkat Capaian
Realisasi Target
s.d Tahun 2012
2 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(7+9) 11=(10/4) 12
SKPD
Penanggungj
awab
1 3
Target Program/
Kegiatan RKPD
Tahun Berjalan
(Tahun 2012
Perkiraan Realisasi Capaian Target
RPJMD sampai dengan Tahun
Kode Program
Indikator Kinerja Program
(outcome )/ Kegiatan (output )
Target Capaian Kinerja
RPJMD s.d Tahun 2015
(Akhir Periode RPJMD)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan Tahun
2011
2 08 Transmigrasi
2 08 xx 18 Program transmigrasi umum Jumlah transmigran yang
ditempatkan
KK 100 120 100 75 62,50 100 90 90,00 Din.
Nakertrans
II-129
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-131
2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah
Permasalahan pembangunan daerah dalam masing-masing prioritas pembangunan Tahun 2011
adalah sebagai berikut:
1. Tata kelola pemerintahan yang empatik dan bertanggung jawab
Keterbatasan data dalam penyusunan data dasar dan sasaran SPM
Kendaraan untuk operasional wasdal dan peninjauan lokasi kurang memadai, baik
jumlah maupun kualitas
Bangunan gedung tempat pelayanan belum representatif
Jumlah karyawan belum sesuai dengan beban kerja (terkait dengan aturan dari
pemerintah pusat yang melimpahkan kewenangan perizinan penanaman modal kepada
instansi Pelayanan Terpadu Satu Pintu di kabupaten/kota)
Luasnya obyek pengawasan sehingga berpengaruh terhadap lemahnya kualitas
pengawasan
Reward kepada tenaga pengawas belum memadai yang pekerjaannya mengandung
resiko dan menuntut profesionalisme
Terbatasnya kemampuan auditor mengikuti diklat peningkatan kemampuan teknis dan
kompetensi substansi
Penyusunan Indeks Pengaduan Masyarakat belum dilaksanakan oleh masing-masing
SKPD pengampu pelayanan umum
Penerapan Indeks Kepuasan Masyarakat belum dapat dilaksanakan secara menyeluruh
dan kontinyu oleh seluruh SKPD pemberi layanan kepada masyarakat
Analisis Beban Kerja (ABK) belum dipahami oleh semua instansi di Kabupaten Bantul,
sehingga dalam pelaksanaannya masih mengandalkan peran dari tim ABK Kabupaten
Bantul
Kegiatan monitoring dan evaluasi SPM ada sedikit kendala yaitu13 SKPD yang sudah
memiliki data dasar, tidak diikuti dengan penjabaran kegiatan dan anggaran
2. Pendidikan
Masih ada sebagian anak usia sekolah Bantul bersekolah di luar Bantul
Masih adanya prasarana pendidikan belum sesuai Standar Prasarana Pendidikan
(kekurangan ruang kelas beserta meubelairnya dan ruang belajar lainnya, misalnya
ruang laboratorium, ruang perpustakaan, ruang TI, dan lain-lain)
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-132
Belum semua pendidik bersertifikat pendidik profesional dan masih ada pendidik yang
kualifikasi pendidikannya belum S1/D4
Masih rendahnya kesejahteraan bagi GTT dan PTT
Masih ada guru yang beban mengajarnya belum memenuhi standar minimal 24 jam per
minggu
3. Kesehatan
Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) terjadi dikarenakan masih kurangnya
pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pengenalan tanda bahaya dan cara
pencegahan selama kehamilan, bersalin dan nifas serta perawatan kesehatan dan cara
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dalam penanganan kegawatdaruratan
Penyakit TBC di Kabupaten Bantul masih perlu diwaspadai. Penemuan kasus BTA positif
masih menjadi masalah di Kabupaten Bantul. Angka penemuan kasus selalu di bawah
standar nasional, DIY, dan Kabupaten Bantul yaitu 70%
Terkait dengan kasus DBD, Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kabupaten Bantul memang
masih belum optimal yakni kurang dari angka yang diharapkan (95%). Kondisi ini tidak
terlepas dari kesadaran masyarakat yang masih perlu ditingkatkan dalam kegiatan PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk). Tampaknya masih diperlukan upaya-upaya
pendampingan dari Pemerintah Kabupaten untuk kegiatan PSN tersebut disamping
secara simultan dilakukan edukasi untuk peningkatan kesadaran masyarakat dalam
PHBS
Kondisi gedung Gudang Farmasi Kabupaten (GFK) masih kurang dari persyaratan, yaitu
500 m
2
. Gedung yang ada saat ini seluas 340 m
2
, padahal obat yang disimpan sangat
banyak jumlah dan jenisnya
Sistem asuransi jaminan kesehatan belum mencakup seluruh masyarakat. Pada tahun
2014 diharapkan semua penduduk di Kabupaten Bantul mempunyai jaminan kesehatan
atau universal coverage.
Peraturan di tingkat pusat yang sangat dinamis menyebabkan aturan-aturan yang
berkaitan dengan regulasi/ perizinan kesehatan cepat berubah. Dinkes mengalami
kesulitan dalam proses pemberian izin, pembinaan, pengawasan dan pengendalian
Pengembangan rumah sakit sesuai standar yang telah ditetapkan membutuhkan
anggaran yang cukup besar
Kurangnya ruang perinatal yang mengakibatkan BOR di atas 100%

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-133
4. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Sinergitas / keterpaduan kerja bersama di berbagai sektor pembangunan belum dapat
berjalan dengan baik karena masih adanya ego sektoral
Kurang optimalnya dukungan Pemerintah dalam pengembangan IPTEK
Adanya kesenjangan teknologi yang dihasilkan oleh sumber penghasil teknologi
(Perguruan Tinggi, Balai-balai Penelitian) dengan pengguna (masyarakat)
KKN Tematik yang dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi belum maksimal dalam transfer
IPTEK, sehingga hasil penelitian yang dilakukan oleh PT banyak yang belum bisa
diterapkan di masyarakat dengan baik
Tingkat kesadaran masyarakat masih kurang merata dalam pengembangan dan
pemanfaatan IPTEK,
Corporate Social Responsibility (CSR) belum terintegrasi dan mengutamakan
kepentingan bisnis semata
5. Pengentasan kemiskinan dan penanganan desa tertinggal
Lemahnya institusi pengelola program pengentasan kemiskinan
Kebijakan penggunaan data basis keluarga miskin belum secara operasional
dipergunakan sebagai intervensi pengentasan kemiskinan
Belum ada mekanisme dan sistem pencatatan dan pelaporan program pengentasan
kemiskinan
Dukungan anggaran operasional pengentasan kemiskinan yang masih terbatas
Keterbatasan petugas lapangan (PLKB)
Belum adanya panti di wilayah Kabupaten Bantul yang dikelola oleh Dinas Sosial
Adanya dua data kemiskinan maka sulit untuk menentukan sasaran penurunan angka
kemiskinan
Jumlah penganggur masih relatif tinggi sementara lapangan kerja dan peluang kerja
sangat terbatas
Belum optimalnya networking pasar tenaga kerja
Kompetensi SDM tenaga kerja masih rendah
Belum optimalnya pengelolaan transmigrasi baik di tingkat pusat maupun daerah
Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial cenderung mengalami kenaikan dan
penanganan masalah sebagian besar masih dilaksanakan oleh pemerintah

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-134
6. Pertanian dalam arti luas
Masih rendahnya penggunaan benih berlabel pada tanaman hortikultura
Masih terbatasnya kelompok penangkar yang memproduksi calon benih
Masih rendahnya penerapan teknis budidaya mengacu pada Good Agriculture Practice
(GAP)/Standard Operational Procedure (SOP)
Produk pertanian mempunyai sifat mudah rusak dan harga fluktuatif
Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi produk organik masih rendah
Terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian
Penurunan kesuburan lahan akibat pemupukan anorganik yang berlebih
Permainan harga saat panen dalam hal ini pada komoditas perkebunan khususnya
tembakau
Kekurangan tenaga petugas peternakan yang ada di lapangan (kecamatan)
Keterbatasan kemampuan Sarana Prasarana Lab. Type C Kab. Bantul, sehingga tidak
seluruh sample dapat di periksa di Lab. Type C
Pelaksanaan vaksinasi pada ayam buras tidak efektif, karena banyak yg tidak
dikandangkan atau tidak punya kandang
Banyak unggas yang terpapar penyakit karena kurangnya kebersihan lingkungan
Masih ada sebagian masyarakat petani yang masih rendah rasa memiliki terhadap
jaringan dan bangunan irigasi
Masih adanya masyarakat pemakai air yang ketaatannya rendah terhadap aturan yang
disepakatinya (AD-ART P3A/GP3A) dan aturan perundangan yang ada
Masih sedikitnya tenaga lapangna (juru pengairan, penjaga bending, pekerja saluran)
karena banyak yang pensiun
Masih terjadinya kecenderungan ketergantungan terhadap salah satu sumber
karbohidrat yakni beras, sebagai makanan pokok.
Masih terjadinya kecenderungan ketergantungan konsumsi pangan (nabati dan hewani)
produk impor seperti daging, terigu serta menurunnya konsumsi pangan lokal.
Belum tercapainya skor mutu keragaman dan keseimbangan gizi sesuai dengan Pola
Pangan Harapan (PPH) ideal dengan skor 100.
Harga bahan pangan pokok masih belum stabil terutama pada saat musim panen raya,
musim paceklik dan menjelang hari besar nasional.
Masih terjadinya kerawanan pangan baik kronis maupun transien dan kasus kurang/gizi
buruk di wilayah tertentu.
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-135
Konsumsi pangan masyarakat masih kurang beragam, bergizi, berimbang dan belum
memenuhi kaidah-kaidah kesehatan.
Adanya tuntutan penyediaan bahan pangan yang terjamin mutu dan keamanannya
sebagai konsekuensi dari adanya peningkatan pendapatan masyarakat.
Pemantauan situasi pangan masyarakat belum dilakukan secara periodik dan
berkelanjutan.
Masih terbatasnya sarana dan penegakan hukum peredaran distribusi pangan.
Belum optimalnya pemantauan distribusi pangan antar kabupaten dan antar provinsi.
Masih terbatasnya akses sebagian masyarakat terhadap bahan pangan karena
kemiskinan.
Masih rendahnya kesadaran sebagian masyarakat terhadap keamanan pangan.
Kurang mantapnya kelembagaan penyuluhan dan belum terpenuhinya kebutuhan satu
desa satu penyuluh.
Sinergi lintas sektor pelaku penyuluhan masih kurang optimal.
Belum terpenuhinya standar minimal sarana prasarana penyuluh.
Belum optimalnya perubahan perilaku petani terhadap pembangunan pertanian.
Pengkajian dan penerapan inovasi pertanian spesifik lokasi belum dilaksanakan secara
optimal.
Akses pasar produk perikanan masih rendah
Kurangnya koordinasi terpadu antar SKPD terkait maupun dengan Dislautkan Propinsi
DIY
Penangkapan ikan di laut sangat tergantung pada kondisi alam
Kesadaran masyarakat pesisir untuk melaksanakan kegiatan konservasi baik konservasi
vegetasi pesisir, satwa langka, maupun ekosistem masih rendah
Ketersediaan bibit perikanan yang masih terbatas
Belum adanya Peraturan Daerah tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED)
Belum adanya peta potensi energi terbarukan
Belum terdatanya potensi bahan nabati untuk biodiesel
7. Industri kecil dan koperasi
Kurang optimalnya pengembangan beberapa titik sentra khususnya di kawasan GMT
(Gabusan,Manding, Tembi) dan Kajigelem (Kasongan, Jipangan, Gendeng, Lemah Dadi)
Masih kurangnya wirausaha / entrepreneur
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-136
Banyak perajin yang masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan industrinya
baik dalam hal teknis maupun non teknis
Terbatasnya kemampuan SDM dalam bidang koperasi
Manajemen koperasi belum berjalan optimal
Kurangnya akses informasi dan teknologi
Rendahnya partisipasi dan loyalitas anggota koperasi
Persaingan koperasi dengan badan usaha lain
Hak cipta perajin belum terlindungi
Belum lengkapnya sarana dan prasarana kawasan peruntukan industri
Belum optimalnya penataan manajemen dan organisasi koperasi
Terbatasnya permodalan koperasi
Belum optimalnya kemitraan pengusaha besar dengan koperasi
Persediaan bahan baku untuk beberapa jenis industri tertentu masih bergantung dari
daerah lain (misalnya kayu, kulit bambu, dan lain-lain).
Pengujian limbah industri tidak bisa dilaksanakan sendiri
Kurang optimalnya seleksi calon penerima bantuan modal usaha dan peralatan bagi IKM
8. Perdagangan dan pasar tradisional
Fasilitasi umum dan lainnya yang ada di pasar banyak yang tidak memadai (masih
terkesan negatif bahwa pasar itu sebagai tempat yang kotor, kumuh, semrawut dan
keamanan tidak terjamin)
Tumbuhnya toko-toko modern (Mall, Super market, Hyper market dll) , pedagang kecil
terdesak oleh pasar modern
Bertambahnya jumlah pedagang dari waktu ke waktu, sehingga terjadi gesekan dan
persaingan usaha yang mengorbankan kualitas barang yang dijual
Masih banyak barang-barang beredar di pasar, toko, swalayan yang tidak memenuhi
standar mutu atau melanggar UU-PK
Belum ada fasilitas untuk uji laboratorium bila ada barang yang dianggap
membahayakan terhadap keselamatan, keamanan dan kesehatan lingkungan
Kebutuhan tempat berjualan semakin besar sehingga banyak pedagang yang asal
berjualan di lorong dan di depan pasar (tidak beraturan)
Masih banyaknya para pemilik modal swasta (rentenir) yang beroperasi di pasar,
sehingga banyak pedagang kecil yang terbelit hutang
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-137
Terbatasnya kemampuan SDM dalam hal ekspor impor
Terbatasnya informasi mengenai trend pasar dan informasi kebijakan pemerintah
Perajin kurang mengoptimalkan Pasar seni Gabusan
Kelengkapan fasilitas di PSG untuk menambah daya tarik pengunjung relatif kurang
Pengelolaan Sistem Resi Gudang yang ditunjuk belum memiliki sertifikat BAPPEPTI
Sarana pengeringan belum sesuai standart lingkungan
Aksebilitas petani ke SRG kurang maksimal
Terbatasnya informasi / data tanah yang siap untuk calon investor
Terbatasnya kerjasama penyampaian informasi potensi investasi di Kabupaten Bantul
Kebijakan dan kewenangan persetujuan penanaman modal, khususnya PMA, masih
berada di pusat (BKPM)
Rendahnya tingkat kepatuhan investor untuk menyampaikan laporan kegiatan
penanaman modal (LKPM) sehingga kurang informasi mengenai permasalahan yang
dihadapi perusahaan
Sarana prasarana dan bahan promosi masih terbatas
Terbatasnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia dengan spesifikasi dalam
penyusunan project investasi
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang keamanan penggunaaan barang dan mutu
barang
Banyaknya event pameran potensial yang tidak dapat diikuti karena alokasi anggaran
pameran terbatas
Sistem resi gudang belum dikenal luas oleh masyarakat, khususnya petani
Masih lemahnya manajemen pasar tradisional
9. Pariwisata
Keterbatasan SDM,sarana dan prasarana pengembangan kebudayaan
Pengembangan dan pelestarian situs budaya, dan benda sejarah purbakala belum
optimal
Fungsi dan penataan lahan kawasan pantai selatan belum optimal
Sebaran kunjungan wisatawan belum merata, masih terkonsentrasi ke parangtritis
Belum semua kawasan pariwisata memiliki rencana pengembangan secara konseptual
Aktualisasi konsep dasar wisata dan sapta pesona di destinasi pariwisata belum optimal
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-138
Masih perlunya peningkatan pengelolaan terhadap aset- aset budaya dan BCB yang ada
di Kabupaten Bantul
Sejauh ini sangat dirasakan rendahnya pemahaman masyarakat tentang perlunya
pelestarian situs budaya dan seni budaya sebagai aset budaya daerah
Kualitas kelompok seni tradisional belum memadai dalam mendukung pengembangan
pariwisata
Peran dari generasi muda untuk mempelajari dan melestarikan seni dan budaya daerah
pun dirasa masih kurang dan belum optimal
10. Lingkungan hidup dan pengelolaan bencana
Kondisi geografi Kabupaten Bantul pada posisi paling hilir menjadikan pada musim hujan
rawan banjir, pada musim kemarau sulit air
Potensi sumber air yang belum dapat dapat dimanfaatkan secara optimal
Pengetahuan dan kesadaran sebagian masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang
baik masih rendah, sehingga sampah banyak menyumbat saluran pembuang dan
pembawa
Perlu gudang logistik untuk buffer stock bantuan bencana
Kerusakan pesisir dan laut akibat abrasi pantai
Pencemaran air, permasalahan sampah, kerusakan lahan dan perubahan iklim global
Adanya pencemaran lingkungan akibat dampak usaha/kegiatan
Sumber daya manusia dirasakan belum memadai dari sisi kompetensi dan kuantitas
Peralatan dan kendaraan dipandang belum lengkap dan jumlahnya terbatas
Pendanaan untuk pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana masih sangat
terbatas
Penurunan kualitas air sungai dan udara yang disebabkan oleh kegiatan/usaha yang
berpotensi menimbulkan pencemaran
Beberapa parameter kualitas air sungai masih melebihi baku mutu air kelas II seperti
kandungan bakteri coli, BOD, COD, DO, Phospat, Sulfur, dan minyak lemak
Beberapa parameter kualitas udara ambien masih melebihi baku mutu udara ambien dan
baku mutu kebisingan
Aturan pengelolaan limbah belum seluruhnya ditaati oleh para pelaku usaha
Belum semua pelaku usaha melaporkan dokumen pengelolaan lingkungan (Rencana
Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan/RKL dan RPL) secara
rutin sesuai aturan yang berlaku
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-139
Kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah dari sumbernya dengan prinsip 3R
masih rendah
Terjadinya perubahan iklim global yang disebabkan efek gas rumah kaca (GRK)
11. Infrastruktur, penataan ruang dan permukiman
Aksebiltas wilayah dalam kabupaten belum merata
Akses keluar wilayah kabupaten belum optimal
Kesemrawutan dan kemacetan di pusat kota
Overload-nya volume lalulintas
Terjadinya kesenjangan spasial antara wilayah utara, tengah dan selatan
Buruknya pelayanan transportasi di terminal
Penyalahgunaan ruas-ruas jalan
Angkutan barang dengan kendaraan besar masuk ke pusat kota mengakibatkan
gangguan lalilintas dan permasalahan parker
Seluruh wilayah belum terlayani angkutan umum secara merata
Angkutan barang dengan kendaraan besar masuk pusat kota mengakibatkan gangguan
lalulintas dan permasalahan parkir
Karena keterbatasan anggaran maka pemeliharaan jalan tidak dapat menjangkau
seluruh jalan kabupaten yang mengalami kerusakan
Tingkat kemiringan tanah yang berbeda-beda menyebabkan tidak semua rumah dapat
dijangkau sambungan air limbah komunal
Belum adanya payung hukum dalam pengelolaan limbah komunal di Panggungharjo
yang masuk ke IPAL sehingga belum ada retribusi yang masuk
Terbatasnya debit air irigasi yang tersedia sebagai konsekuensi logis posisi Kabupaten
Bantul yang berada pada paling hilir dari satuan lahan alluvial Gunung Api Merapi
Kurangnya kesadaran menjaga kelestarian jaringan
Belum optimalnya partisipasi GP3A/P3A dalam mengelola jaringan utama
Kurangnya kesadaran penerapan pembagian air berkeadilan
Kurang lengkapnya sarana pembagian air
Kabupaten Bantul pada posisi paling hilir menjadikan pada musim hujan rawan banjir
Kurangnya tenaga teknis lapangan, karena banyak yang pensiun
Kurangnya kesadaran sebagian masyarakat mengakibatkan terdapatnya sampah yang
menyumbat saluran pembuang dan pembawa
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

II-140
Belum semua RDTRK kecamatan sesuai dengan peraturan penataan ruang yang baru
Belum seluruh amanat pasal-pasal dalam Perda RTRW dijabarkan dalam aturan-aturan
yang lebil detail
Belum semua kawasan cepat tumbuh dan strategis memiliki dokumen perencanaan yang
lebih detil (DED, Master Plan, RTR)
Dokumen tata ruang Kabupaten Bantul belum dapat dipahami oleh sebagian
masyarakat, dunia usaha, swasta maupun stakeholder
Kebutuhan akan rumah yang terus meningkat berakibat meningkatnya alih fungsi lahan,
khususnya pertanian ke lahan non pertanian di Kabupaten Bantul
Kawasan permukiman kumuh masih dijumpai di wilayah perkotaan, khususnya di wilayah
perbatasan dengan Kota Yogyakarta. Munculnya kawasan kumuh tersebut disebabkan
karena infrastruktur dasar yang ada belum memenuhi baik secara kuantitas maupun
kualitas
Program BSPS belum dapat menjangkau MBR di seluruh wilayah Kabupaten Bantul
Kelembagaan menangani perumahan masih setingkat eselon IV


Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

III-1

BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
3.1.1. Produk Domestik Regional Bruto dan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah diukur dari pertumbuhan nilai PDRB atas dasar harga konstan.
Nilai tambah PDRB Kabupaten Bantul Tahun 2011 sebesar Rp 10,03 triliun atas dasar harga berlaku
dan Rp 4,18 triliun atas dasar harga konstan Tahun 2000. Dari nilai tambah PDRB harga konstan
tersebut dapat diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2011 mencapai 5,27%
sedangkan Tahun 2010 sebesar 4,97%. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perekonomian
Kabupaten Bantul relatif stabil. Pada Tahun 2011 ini terlihat semua sektor mengalami pertumbuhan
positif dengan andil terbesar sektor perdagangan hotel dan restoran sedangkan andil terkecil sektor
penggalian. Akibat adanya erupsi gunung merapi di Kabupaten Sleman mengakibatkan permintaan
konsumen terhadap beberapa bahan gol C di Kabupaten Bantul beralih memilih pasir yang berasal
dari gunung merapi dari pada pasir yang berasal dari sungai progo sehingga mengakibatkan sektor
penggalian secara agregat pada tahun ini mengalami perlambatan pertumbuhan. Hal ini dibuktikan
dengan melambatnya sektor ini pada Tahun 2011 sebesar 0,14 persen (Tabel 3.1) dibanding Tahun
2010 yang tumbuh sebesar 2,07 persen.
Tabel 3.1.Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Bantul Menurut Lapangan Usaha (Persen)
No Lapangan Usaha Tahun 2011
Andil pertumbuhan Th 2011

1 Pertanian 1,85 0,43
2 Penggalian 0,14 0,00
3 Industri 4,99 0,81
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 4,63 0,04
5 Konstruksi 6,26 0,72
6 Perdagangan, Hotel, dan
RRRRRestoranRestoran
6,92 1,38
7 Pengangkutan dan Komunikasi 7,30 0,53
8
Keuangan, Persewaan, dan Jasa
PPerusahaan
7,75
0,49
9 Jasa-jasa 6,42 0,86
PDRB 5,27 100,00
Sumber: BPS, 2012
Sektor yang mempunyai kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Tahun 2011 adalah
pertanian; perdagangan, hotel dan restoran, industri serta jasa-jasa. Kontribusi sektor pertanian
dalam pembentukan PDRB Tahun 2011 ini paling besar yaitu 22,76%. Angka ini juga
menggambarkan bahwa mayoritas penduduk Bantul masih menggantungkan pada sektor pertanian
walaupun prosentasenya semakin menurun. Hal ini dimungkinkan karena tingginya alih fungsi lahan
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

III-2

pertanian. Adapun kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami peningkatan yaitu
dari 19,76% pada tahun 2009 menjadi 20,22% pada Tahun 2011. Peningkatan ini terutama
disebabkan dari sumbangan sub sektor restoran. Sektor pengangkutan dan kominukasi juga
mengalami peningkatan yang cukup bagus yaitu dari 7,09% pada tahun 2009 menjadi 7,38% pada
Tahun 2011. Sumbangan sub sektor angkutan jalan raya maupun sub sektor pos dan
telekomunikasi memberikan andil dalam peningkatan sektor ini. Pertumbuhan perekonomian daerah
secara umum dapat dilihat melalui indikator perkembangan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) berikut :
Tabel 3.2.PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
No Lapangan Usaha PDRB
Th 2009
(%)
PDRB
Th 2010
(%)
PDRB
Th 2011*
(%)
1 Pertanian 24,32 919.417 933.260 23,52 950.491 22,76
2 Penggalian 0,95 350783 36.525 0,92 36.576 0,88
3 Industri 16,16 610.781 647.939 16,33 680.271 16,29
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,91 34.448 36.289 0,91 37.969 0,91
5 Konstruksi 11,49 434.409 454.480 11,45 482.930 11,56
6 Perdagangan, Hotel, dan 19,76 746.833 789.789 19,90 844.427 20,22
7 Pengangkutan dan 7,09 268.145 287.236 7,24 308.199 7,38
8
Keuangan, Persewaan, dan
Jasa Perusahaan
6,11 230.768 252.015 6,35 271.556 6,50
9 Jasa-jasa 13,21 499.364 530.397 13,37 564.448 13,51
PDRB 100,00 3.779.948 3.967.92 100,00 4.176.86 100,00
Sumber: BPS, 2012
Sementara itu struktur ekonomi Kabupaten Bantul masih didominasi oleh sektor pertanian karena
mampu menghasilkan nilai tambah paling besar. Terjadinya pergeseran struktur ekonomi dari primer
ke sekunder maupun tersier menunjukkan perkembangan yang positif terhadap pembangunan di
Kabupaten Bantul (Gambar 3.1). Pergeseran tiga sektor tersebut adalah sektor primer yang terdiri
dari lapangan usaha pertanian dan penggalian. Sektor sekunder terdiri dari lapangan usaha industri
pengolahan; listrik, gas, air bersih; dan bangunan. Sektor tersier terdiri dari lapangan usaha
perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan, jasa
perusahaan; dan jasa-jasa.

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

III-3

Gambar 3.1 Struktur Ekonomi Kabupaten Bantul Tahun 2010 - 2011



Sumber : BPS 2012

Perekonomian di Kab. Bantul ditopang oleh 3 sektor, yaitu: pertanian, perdagangan hotel restoran
serta industri pengolahan. Ketiga sektor tersebut menyumbang 59,27% dari total Produk Domestik
Regional Bruto Kabupaten Bantul Tahun 2011. Dampak penguatan ekonomi lokal diharapkan
mampu meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto, sehingga pertumbuhan ekonomi mengalami
peningkatan dari 5.27% pada Tahun 2011 menjadi 5,42% pada tahun 2012. Dengan memperhatikan
kondisi riil perekonomian Kabupaten Bantul Tahun 2011 dan sasaran perekonomian daerah tahun
2012 serta penguatan daya tahan ekonomi, peningkatan daya saing produk melalui diversifikasi
pasar tujuan ekspor dengan meningkatkan keberagaman dan kualitas produk serta peningkatan dan
perluasan kesejahteraan rakyat maka pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 diharapkan
meningkat, yaitu dari 5,42% (2012) menjadi 5.66% (2013).
Dengan adanya program perlindungan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat yang miskin,
tetap bisa menjangkau antara lain dengan Jamkesmas, program keluarga harapan, PNPM, BOS dan
raskin, dapat mendorong pertumbuhan investasi sehingga kebutuhan investasi diharapkan
meningkat :
Pertumbuhan investasi PMA meningkat dari Rp 555.205.911.283,92 pada tahun 2012
menjadi Rp 565.882.948.039,00 pada tahun 2013
Pertumbuhan investasi PMDN meningkat dari Rp 180.445.600.020,00 pada tahun 2012
menjadi Rp 183.983.137.541,00 pada tahun 2013
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

III-4

Pertumbuhan investasi Pemerintah meningkat dari Rp 99.049.447.665,00 pada tahun


2012 menjadi Rp 100.408.592.300,63 pada tahun 2013
Pertumbuhan investasi masyarakat meningkat dari Rp 39.027.866.936,00 pada tahun
2012 menjadi Rp 41.759.817.622 pada tahun 2013

3.1.2. Inflasi
Laju inflasi tahun kalender Kabupaten Bantul bulan Januari hingga Desember 2011 mencapai 3,73
persen, atau sama dengan besaran laju inflasi secara tahunan. Laju Inflasi Kabupaten Bantul ini
lebih rendah daripada laju inflasi DIY (3,88%) dan Nasional (3,79%). Dari tujuh kelompok
pengeluaran yang dipantau harganya, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar
memiliki laju inflasi tahun kalender lebih rendah dibandingkan dengan kota Yogyakarta maupun
nasional, sedangkan kelompok sandang dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan
memiliki laju inflasi tahun kalender lebih tinggi dibandingkan dengan kota Yogyakarta dan nasional.
lnflasi Tahun 2011 sebesar 3,73 persen termasuk ke dalam kriteria inflasi ringan (kurang dari 10%
per tahun). Inflasi ringan mempunyai dampak positif dalam arti dapat mendorong perekonomian
lebih baik antara lain meningkatkan pendapatan dan investasi. Perkembangan Inflasi Kabupaten
Bantul dari Tahun 2007 sampai 2011 dapat dilihat pada gambar berikut:

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

III-5

Gambar 3.2 Perkembangan Inflasi Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, dan Nasional
Tahun 2007 - 2011


Polemik harga BBM awal April lalu berpengaruh pada kondisi perekonomian sejumlah daerah.
Ketidakpastian kebijakan BBM subsidi dalam enam bulan ke depan dinilai menyulitkan kalkulasi
bisnis terhadap harga-harga barang. Hal ini dinilai akan berdampak pada kondisi perekonomian
secara nasional maupun regional termasuk kondisi ekonomi Kabupaten Bantul. Jadi naik tidaknya
harga BBM subsidi menjadi satu tekanan inflasi. Ketidakpastian ini menganggu kalkulasi usaha
sehingga harga-harga cenderung ditarik keatas untuk antisipasi kenaikan tersebut. Faktor inilah
yang kemungkinan dapat menjadi salah satu pendorong inflasi di Tahun 2012 diprediksi menjadi
sebesar 4,85%. Sementara pada ahun 2013 diharapkan inflasi menurun menjadi 4,7%. Hal ini terkait
karena sudah adanya kepastian mengenai harga BBM dan adanya upaya-upaya pemerintah daerah
dalam menjaga stok kebutuhan bahan pangan melalui pemberdayaan kemampuan lokal.

3.1.3. Kemiskinan
Angka kemiskinan Kabupaten Bantul pada Tahun 2011 adalah 15,02%. Angka ini lebih baik
daripada Tahun 2010 dimana persentase jiwa miskin terhadap jumlah jiwa total sebesar 15,37%.
Namun prosentase kemiskinan pada Tahun 2011 ini masih belum memenuhi target dalam RKPD
Tahun 2011 yaitu sebesar 14,5%. Bentuk upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam rangka
penanggulangan kemiskinan adalah melalui program pemberdayaan masyarakat, pengurangan
beban KK Miskin, penguatan kelembagaan, serta validasi data keluarga miskin. Kebijakan tersebut
diarahkan untuk mengembangkan kemampuan masyarakat, membangun perilaku, serta
pengorganisasian masyarakat. Program kegiatan penanganan kemiskinan yang dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Bantul dari tahun ke tahun telah menunjukan hasil yang cukup baik, hal ini
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

III-6

tercermin dari semakin berkurangnya jumlah Kepala Keluarga (KK) miskin. Melalui program-program
tersebut diharapkan tingkat kemiskinan Kabupaten Bantul cenderung menurun pada tahun 2012
menjadi 12% dan pada tahun 2013 turun menjadi 11%.
Tabel 3.3 Prosentase KK Miskin dan Jiwa Miskin Tahun 2010 2011 Kabupaten Bantul
Tahun
Jumlah KK
Total
Jumlah KK
Miskin
% Jumlah Jiwa Total
Jumlah Jiwa
Miskin
%
2010 256.463 41.480 16,17 842.928 129.614 15,37
2011 258.294 40.321 15,61 848.608 127.479 15,02
Sumber : BKK PP dan KB Kabupaten Bantul, 2012

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Hasil analisis kondisi ekonomi daerah dan kajian terhadap tantangan dan prospek perekonomian
daerah, selanjutnya dilakukan analisis dan proyeksi sumber-sumber pendapatan daerah dituangkan
kedalam tabel Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Daerah, sebagai berikut:

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

III-7

Tabel 3.4 Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Tahun 2010 s.d tahun 2014
NO Uraian
Jumlah
Realisasi Tahun
2010
Realisasi Tahun
2011
Tahun Berjalan Th.
2012
Proyeksi /Target
pada Tahun 2013
(RPJMD)
Proyeksi /Target
pada Tahun 2013
(Prediksi RKPD)
Proyeksi /Target pada
Tahun 2014 (Prediksi
RKPD)
1 2 3 4 5 6 7 9
1.1 Pendapatan asli daerah 81,637,099,293.07 128,900,086,173.41 121,593,861,804.75 110,261,028,000.00 153,135,225,088,80 155,076,066,766.96
1.1.1 Pajak daerah 16,541,249,955.00 35,068,591,776.50 32,090,346,562.11 27,657,953,000.00 54,681,358,321.90 56,622,200,000.06
1.1.2 Retribusi daerah 15,978,422,097.00 17,798,603,458.00 21,512,622,590.00 70,046,365,000.00 23,663,884,849.00 26,030,273,333.90
1.1.3
Hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang
dipisahkan
7,424,932,057.58 7,290,930,553.75 7,753,663,652.64 8,236,828,000.00 8,529,030,017.90 9,381,933,019.69
1.1.4
Lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah
41,692,495,183.49 68,741,960,385.16 60,237,229,000.00 4,319,882,000.00 66,260,951,900.00 72,887,047,090.00

1.2 Dana perimbangan 688,676,566,702.00 717,123,249,859.00 868,175,052,089.00 787,249,497,000.00 868,175,052,089.00 943,459,120,563.18
1.2.1
Dana bagi hasil
pajak/Bagi hasil bukan
pajak
54,598,729,702.00 46,143,222,859.00 36,859,018,089.00 43,752,298,000.00 36,859,018,089.00 35,339,628,163.18
1.2.2 Dana alokasi umum 573,512,337,000.00 625,060,827,000.00 768,034,584,000.00 681,275,073,000.00 768,034,584,000.00 844,838,042,400.00
1.2.3 Dana alokasi khusus 60,565,500,000.00 45,919,200,000.00 63,281,450,000.00 62,222,126,000.00 63,281,450,000.00 63,281,450,000.00


Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

III-8

NO Uraian
Jumlah
Realisasi Tahun
2010
Realisasi Tahun 2011
Tahun Berjalan Th.
2012
Proyeksi /Target
pada Tahun 2013
(RPJMD)
Proyeksi /Target
pada Tahun 2013
(Prediksi RKPD)
Proyeksi /Target pada
Tahun 2014 (Prediksi
RKPD)

1.3
Lain-lain pendapatan
daerah yang sah
216,553,236,368.00 334,527,406,400.00 205,576,127,330.00 107,246,946,000.00 203,076,127,330.00 211,145,807,430.00
1.3.1 Hibah 17,169,480,000.00 - 5,000,000,000.00 21,476,964,000.00 -

1.3.2 Dana darurat - - - -

-
1.3.3
Bagi hasil pajak dari
provinsi dan dari
pemerintah daerah
lainnya
42,558,702,674.00 53,144,140,000.00 50,331,810,000.00 43,178,077,000.00 52,831,810,000.00 60,901,490,100.00
1.3.4
Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
18,395,631,000.00 243,734,530,400.00 141,403,889,400.00 27,182,893,000.00 141,403,889,400.00 141,403,889,400.00
1.3.5
Bantuan Keuangan dari
provinsi pemerintah
daerah lainnya**)
138,429,422,694.00 37,648,736,000.00 8,840,427,930.00 15,409,012,000.00 8,840,427,930.00 8,840,427,930.00


JUMLAH PENDAPATAN
DAERAH (1.1 +1.2+1.3)
986,866,902,363.07 1,180,550,742,432.41 1,195,345,041,223.75 1,004,754,471,000.00 1,224,386,404,507.80 1,309,680,994,760.14
Sumber : DPPKAD, 2012



Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

III-9

3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah


3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Sumber pendapatan daerah yang berasal dari PAD, meliputi: Pendapatan pajak daerah,
Pendapatan retribusi daerah, Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,
Lain-lain PAD yang sah, sedangkan Dana perimbangan, terdiri dari: Dana Bagi Hasil Pajak, Dana
Bagi Hasil Buka Pajak (Sumber daya Alam), Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana
Penyesuaian. Lain-lain Pendapatan yang sah, meliputi: dana hibah, dana darurat, bagi hasil pajak
dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya.
Berdasarkan realisasi dan proyeksi pendapatan daerah serta pertimbangan kemungkinan kebutuhan
pendanaan dimasa mendatang, selanjutnya dirumuskan kebijakan yang terkait langsung dengan
pos-pos Pendapatan Daerah dalam APBD. Arah kebijakan pendapatan daerah meliputi:
a. Melaksanakan kewenangan pengelolaan Pajak Bumi Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB
P2) dimulai Tahun 2013
b. Kebijakan perencanaan pendapatan daerah yang akan dilakukan pada tahun anggaran
berkenaan, dengan meningkatkan optimalisasi sumber-sumber pendapatan, sehingga perkiraan
besaran pendapatan dapat terealisasikan dan sedapat mungkin mencapai lebih dari yang
ditargetkan.
3.2.2.2 Arah Kebijakan Belanja Daerah
Kebijakan belanja daerah memprioritaskan terlebih dahulu pos belanja yang wajib dikeluarkan,
antara lain belanja pegawai, belanja bunga dan pembayaran pokok pinjaman, belanja subsidi,
belanja bagi hasil, serta belanja barang dan jasa yang wajib dikeluarkan pada tahun yang
bersangkutan. Selisih antara perkiraan dana yang tersedia dengan jumlah belanja yang wajib
dikeluarkan merupakan potensi dana yang dapat dialokasikan untuk pagu indikatif bagi belanja
langsung setiap SKPD.
Belanja tidak langsung untuk belanja hibah, belanja sosial, dan belanja bantuan kepada provinsi dan
kabupaten/kota/pemerintah desa, serta belanja tidak terduga disesuaikan dan diperhitungkan
berdasarkan ketersediaan dana dan kebutuhan belanja langsung. Berdasarkan hasil analisis dan
perkiraan sumber-sumber pendapatan daerah dan realisasi serta proyeksi pendapatan daerah
dalam 3 (tiga) tahun terakhir, arah kebijakan yang terkait dengan belanja daerah, serta target
penerimaan dan pengeluaran pembiayaan, selanjutnya dituangkan dalam tabel sebagai berikut:
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

III-10

Tabel 3.5 Realisasi dan Proyeksi Belanja DaerahTahun 2010 s.d Tahun 2014
NO Uraian
Jumlah
Realisasi Tahun
2010
Realisasi Tahun
2011
Tahun Berjalan Th.
2012
Proyeksi /Target
pada Tahun 2013
(RPJMD)
Proyeksi /Target
pada Tahun 2013
(Prediksi RKPD)
Proyeksi /Target
pada Tahun 2014
(Prediksi RKPD)
1 2 3 4 5 6 7 9
2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 725,484,515,717.49 817,126,901,965.97 880,309,449,263.75 860,553,592,235.00 888,145,848,196.72 932,835,032,025.72
2.1.1 Belanja pegawai 640,523,590,297.00 723,599,430,041.00 802,223,163,835.00 802,223,163,835.00 828,489,806,506.00 865,178,990,335.00
2.1.2 Belanja bunga 65,234,566.49 51,506,911.97 120,145,200.00 120,145,200.00 51,506,911.97 51,506,911.97
2.1.3 Belanja subsidi

-

2.1.4 Belanja hibah 17,408,153,945.00 23,888,751,500.00 13,704,351,950.00 462,865,000.00 15,641,526,500.00 15,641,526,500.00
2.1.5 Belanja bantuan sosial** 32,612,761,782.00 36,168,122,552.00 15,278,080,000.00 25,795,408,000.00 2,979,300,000.00 2,979,300,000.00
2.1.6
Belanja bagi hasil kepada
Provinsi/Kabupaten/kota dan
Pemerintah Desa*
1,776,309,327.00 1,906,274,600.00 1,949,182,600.00 1,952,010,200.00 1,949,182,600.00 1,949,182,600.00
2.1.7
Belanja Bantuan Keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten/kota dan
Pemerintahan Desa*
29,751,529,000.00 30,446,501,000.00 43,475,171,500.00 28,000,000,000.00 35,475,171,500.00 43,475,171,500.00
2.1.8 Belanja tidak terduga 3,346,936,800.00 1,066,315,361.00 3,559,354,178.75 2,000,000,000.00 3,559,354,178.75 3,559,354,178.75

2.2 BELANJA LANGSUNG 286,872,331,518.00 334,808,689,124.00 317,721,196,960.00 251,828,525,000.00 378,941,921,209.00 388,529,666,411.00


TOTAL JUMLAH BELANJA 1,012,356,847,235.49 1,151,935,591,089.97 1,198,030,646,223.75 1,112,382,117,235.00 1,267,087,769,405.72 1,321,364,698,436.72


SURPLUS/(DEFISIT) (25,489,944,872.42) 28,615,151,342.44 (2,685,605,000.00) (107,627,646,235.00) (42,701,364,897.92) (11,683,703,676.58)
Sumber : DPPKAD 2012
**Termasuk dana bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya ( sebesar 1 M ).

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

III-11

3.2.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah


Kebijakan penerimaan pembiayaan yang akan dilakukan terkait dengan kebijakan pemanfaatan sisa
lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan
kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian
pinjaman, penerimaan piutang daerah sesuai dengan kondisi keuangan daerah.
Kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah mencakup pembentukan dana cadangan, penyertaan
modal (investasi) daerah yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah, pembayaran pokok utang
yang jatuh tempo, pemberian pinjaman daerah kepada pemerintah daerah lain sesuai dengan akad
pinjaman.
Dalam hal ada kecenderungan terjadinya defisit anggaran, harus diantisipasi kebijakan-kebijakan
yang akan berdampak pada pos penerimaan pembiayaan daerah, sebaliknya jika ada
kecenderungan akan terjadinya surplus anggaran, harus diantisipasi kebijakan-kebijakan yang akan
berdampak pada pos pengeluaran pembiayaan daerah, seperti penyelesaian pembayaran pokok
utang dan penyertaan modal.
Hasil analisis dan perkiraan sumber-sumber penerimaan pembiayaan daerah dan realisasi serta
proyeksi penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah dalam 3 (tiga) tahun terakhir,
proyeksi/target tahun rencana serta 1 (satu) tahun setelah tahun rencana dalam rangka perumusan
arah kebijakan pengelolaan pembiayaan daerah disajikan dalam bentuk tabel dengan format
sebagai berikut:
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

III-12

Tabel 3.6 Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah Tahun 2010 s.d Tahun 2014

No
Jenis Penerimaan dan
Pengeluaran Pembiayaan
Daerah
Jumlah
Realisasi Tahun
2010
Realisasi Tahun
2011 Tahun Berjalan 2012
Proyeksi/Target
Tahun 2013 (RPJMD)
Proyeksi/Target
Tahun 2013
(Prediksi RKPD)
Proyeksi/Target
Tahun 2014
(Prediksi RKPD)
1 2 3 4 5 6 7 9
3.1 Penerimaan pembiayaan:

3.1.1
Sisa lebih perhitungan
anggaran tahun sebelumnya
(SILPA)
61,043,922,609.57 35,107,747,060.89 16,900,836,000.00 42,569,449,400.00 48,791,087,955.57 18,970,875,940.55
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan - - - -

3.1.3
Hasil penjualan kekayaan
daerah yang dipisahkan
- - - -

3.1.4 Penerimaan pinjaman daerah - - - -

3.1.5
Penerimaan kembali
pemberian pinjaman
- - - -

3.1.6 Penerimaan piutang daerah - - - -


JUMLAH PENERIMAAN
PEMBIAYAAN
61,043,922,609.57 35,107,747,060.89 16,900,836,000.00 42,569,449,400.00 48,791,087,955.57 18,970,875,940.55
3.2 Pengeluaran pembiayaan:

3.2.1 Pembentukan dana cadangan

1,000,000,000.00 2,000,000,000.00
3.2.2
Penyertaan modal (Investasi)
daerah
281,000,000.00 4,000,000,000.00 14,100,000,000.00 5,000,000,000.00 4,974,492,057.73 5,171,941,263.50
3.2.3 Pembayaran pokok utang 115,230,676.26 115,230,676.26 115,231,000.00 115,231,000.00 115,231,000.00 115,231,000.00
3.2.4 Pemberian pinjaman daerah 50,000,000.00 - - -


JUMLAH PENGELUARAN
PEMBIAYAAN
446,230,676.26 4,115,230,676.26 14,215,231,000.00 5,115,231,000.00 6,089,723,057.73 7,287,172,263.50
JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO 60,597,691,933.31 30,992,516,384.63 2,685,605,000.00 37,454,218,400.00 42,701,364,897.84 11,683,703,677.05
Sumber : DPPKAD, 2012
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

lv-1

BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu.Tujuan
akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka
merealisasikan misi. Tujuan dan sasaran pembangunan daerah Kabupaten Bantul mangacu pada
visi dan misi RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015. Visi RPJMD Kabupaten Bantul Tahun
2011-2015 adalah Bantul Projotamansari, Sejahtera, Demokratis, dan Agamis sedangkan misi
RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015 adalah:
a. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah menuju tata kelola pemerintahan yang empatik;
b. Meningkatkan kualitas hidup rakyat menuju masyarakat Bantul yang sehat, cerdas, berakhlak
mulia, dan berkepribadian Indonesia dengan memperhatikan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi;
c. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi,
pemerataan pendapatan berbasis pengembangan ekonomi lokal, dan pemberdayaan
masyarakatyang responsif gender;
d. Meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko bencana dengan memperhatikan penataan ruang
dan pelestarian lingkungan.
Hubungan misi, tujuan, dan sasaran daerah Kabupaten Bantul disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Hubungan Misi, Tujuan, dan Sasaran Daerah Kab. Bantul
Misi Tujuan Sasaran
1. Meningkatkan
kapasitas
pemerintah
daerah menuju
tata kelola
pemerintahan
yang empatik
1. Meningkatkan kapasitas
birokrasi pemerintah
menuju tata kelola
pemerintah yang empatik
1. Meningkatnya kapasitas dan
profesionalisme aparatur pemerintah
daerah dan desa serta lembaga
pemerintah
2. Meningkatnya transparansi, efektifitas
dan efisiensi birokrasi
3. Meningkatnya kemampuan
pengelolaan keuangan dan kekayaan
daerah
2. Meningkatkan kualitas
pelayanan publik dengan
penyederhanaan
pelayanan
1. Meningkatnya kualitas pelayanan
publik
2. Penyingkatan waktu penyelesaian ijin
3. Penyingkatan waktu penyelesaian
pengaduan
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

lv-2

Misi Tujuan Sasaran
4. Meningkatnya indeks kepuasan
masyarakat (IKM)
3. Menciptakan keamanan
dan ketertiban
masyarakat
1. Terciptanya kepastian hukum dan
ketertiban masyarakat
2. Meningkatnya pemahaman prinsip-
prinsip dasar hukum dan HAM
4. Mewujudkan
pembebasan tanah untuk
pembangunan
infrastruktur daerah
1. Tersedianya sarana berupa tanah
untuk pembangunan fasilitas
kepentingan umum dan pemda
2. Meningkatkan
kualitas hidup
rakyat menuju
masyarakat
Bantul yang
sehat, cerdas,
berakhlak
mulia,dan
berkepribadian
Indonesia
dengan
memperhatikan
pengembangan
ilmu
pengetahuan
dan teknologi
1. Meningkatkan kuantitas
dan kualitas pelayanan
kesehatan serta sarana
dan prasarana
kesehatan
1. Meningkatnya kualitas pelayanan
kesehatan
2. Meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat
2. Meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam
kesiapsiagaan
menghadapi masalah
kesehatan dan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
1. Meningkatnya Desa Siaga kategori
baik (Purnama dan Mandiri)
2. Meningkatnya prosentase rumah dan
lingkungan sehat
3. Meningkatkan jumlah
penduduk yang memiliki
jaminan kesehatan
1. Semua penduduk memiliki jaminan
kesehatan
4. Meningkatkan kualitas
program wajib belajar 12
tahun yang meliputi
layanan pendidikan baik
pada jenjang pra-
sekolah, pendidikan
dasar, maupun
pendidikan menengah
yang bermutu, relevan,
dan berkesetaraan
dengan memperhatikan
kearifan lokal
1. Meningkatnya kualitas pendidikan
2. Meningkatnya kualitas perpustakaan
3. Meningkatnya sekolah berkualitas

5. Meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam
pengembangan
pendidikan baik jalur
formal, non formal,
maupun informal
1. Meningkatnya jumlah lembaga
pendidikan non formal dan informal
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

lv-S

Misi Tujuan Sasaran
6. Meningkatkan kualitas
kepemudaan & olahraga
1. Meningkatkan prestasi pemuda Kab.
Bantul di Bidang Olahraga secara
kuantitaif dan kualitatif
2. Meningkatnya kualitas pemuda dan
olahragawan professional
7. Mengembangkan
pemanfaatan ilmu dan
teknologi
1. Meningkatnya kualitas database
dalam format digital di semua sektor
2. Pengembangan Sistem Informasi yang
berbasisTeknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK)
3. Tersedianya informasi melalui media
massa
4. Pengembangan teknologi tepat guna
5. Pengembangan Sistem Inovasi
Daerah
6. Penyusunan Rencana Umum Energi
Daerah (RUED)
8. Memantapkan fungsi dan
peran agama dalam
pembangunan
1. Meningkatnya jumlah DBKS, KST,
PPS
2. Meningkatnya kualitas pelayanan
kehidupan beragama
3. Meningkatkan
kesejahteraan
rakyat melalui
peningkatan
kualitas
pertumbuhan
ekonomi,
pemerataan
pendapatan
berbasis
pengembangan
ekonomi lokal,
dan
pemberdayaan
masyarakat
yang responsif
gender
1. Pencapaian
pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas dan
berkesinambungan.
1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
daerah dan pemerataan pendapatan

2. Meningkatkan Mutu
Konsumsi pangan dan
Ketersediaan Pangan
1. Mempermudah akses dan sarana
distribusi pangan serta akses sarana
dan prasarana produksi pertanian
serta perikanan dan kelautan
2. Meningkatnya produksi bahan pangan,
pertanian, peternakan dan perikanan
serta agropolitan
3. Meningkatkan kualitas
perlindungan terhadap
petani, peran serta
petani, dan
pengembangan program
usaha tani
1. Terkendalinya laju alih fungsi lahan
pertanian
2. Meningkatnya program usaha tani dan
aktivitas kelembagaan petani dan
penyuluh
4. Meningkatkan kualitas
dan kuantitas sarana
dan prasarana
pendukung ekonomi
1. Meningkatnya sarana dan prasarana
ekonomi antara lain pasar, terminal,
jalan, dan lain-lain
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

lv-4

Misi Tujuan Sasaran
5. Meningkatkan
pemberdayaan industri
kecil, koperasi, dan
perdagangan
1. Meningkatnya unit-unit usaha industri
kecil dengan mengoptimalkan
penggunaan bahan baku lokal, inovasi
produk, akses permodalan serta
perluasan jangkauan pemasaran
6. Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat melalui
pengembangan
kebudayaan dan
pariwisata
1. Meningkatnya jumlah desa wisata,
desa budaya, peristiwa budaya,
penghargaan budaya, kelompok
kesenian
2. Meningkatnya jumlah pengunjung
objek wisata
3. Meningkatnya jumlah investasi
kepariwisataan
7. Meningkatkan
pengembangan
kawasan strategis
1. Berkembangnya kawasan KPY, BKM,
Pantai selatan, GMT dan Kajigelem,
Kawasan industri Sedayu dan
Piyungan, kawasan agrowisata dan
agropolitan, gumuk pasir Parangtritis,
serta kawasan ibukota Kab. Bantul
8. Meningkatkan motivasi
dan etos masyarakat
berwirausaha,
penciptaan peluang
kerja, pelatihan
keterampilan, serta
perlindungan dan
pengawasan tenaga
kerja
1. Meningkatnya keterampilan pencaker
2. Meningkatnya lapangan pekerjaan
3. Meningkatnya keamanan dan
perlindungan pekerja
4. Terjaminnya hak-hak pekerja
5. Terciptanya penempatan transmigran
9. Memantapkan program
pengarusutamaan
gender dan
perlindungan anak

1. Menyatukan pemahaman program
PUG dan perlindungan anak di semua
lapisan masyarakat, organisasi
pemerintah dan lembaga
kemasyarakatan
10. Meningkatkan
pemberdayaan
masyarakat baik pada
tingkat komunitas
(desa), keluarga dan
individu
1. Meningkatnya partisipasi kompetensi
keterampilan organisasi pemerintahan,
masyarakat dan individu
2. Meningkatnya kesejahteraan PMKS/tuna
sosial serta tertanganinya korban NAPZA
dan penduduk usia lanjut
3. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat
khususnya masyarakat miskin
4. Meningkatnya Kualitas keluarga
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

lv-S

Misi Tujuan Sasaran
4. Meningkatkan
kewaspadaan
terhadap risiko
bencana
dengan
memperhatikan
penataan ruang
dan pelestarian
lingkungan
1. Memantapkan program
penanggulangan
bencana
1. Mantapnya penanggulangan bencana
2. Mantapnya pengelolaan sarana dan
prasarana publk
2. Memantapkan program
peningkatan kualitas
lingkungan,
pengelolaan, dan
perlindungan SDA
1. Terwujudanya peningk pengelolaan
SDA, perlind fungsi lingk dan
keanegaraman hayati
2. Terkelolanya sumberdaya hutan

4.2. Prioritas Pembangunan
Dalam RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015 telah dirumuskan tema dan prioritas
pembangunan Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015. Tema dan prioritas pembangunan tersebut
dimaksudkan supaya tahapan rencana pembangunan dapat dilaksanakan dengan jelas.
Berdasarkan pada RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015, maka tema pembangunan
Kabupaten Bantul Tahun 2013 adalah Meningkatkan kualitas SDM, mengoptimalkan SDA dan
IPTEK berwawasan lingkungan serta mengembangkan daya saing daerah, berbasis
penanggulangan bencana. Berdasarkan tema pembangunan tersebut, dirumuskan 11 prioritas
pembangunan Tahun 2013 yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Tata kelola pemerintahan yang empatik dan bertanggung jawab;
2. Pendidikan;
3. Kesehatan;
4. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
5. Pengentasan kemiskinan dan penanganan desa tertinggal;
6. Pertanian dalam arti luas;
7. Industri kecil dan koperasi;
8. Perdagangan dan pasar tradisional;
9. Pariwisata;
10. Lingkungan hidup dan pengelolaan bencana;
11. Infrastruktur, penataan ruang dan permukiman.
Hubungan prioritas daerah Kabupaten Bantul dengan prioritas pembangunan Provinsi DIY dan
Nasional disajikan pada gambar berikut:
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

lv-6

Gambar 4.1 Hubungan Prioritas Pembangunan Kabupaten Bantul dengan Propinsi dan Nasional






3. Kesehatan
2. Kesehatan 3. Kesehatan
1. Reformasi Birokrasi
dan Tata Kelola
9. Reformasi Birokrasi
dan Tata Kelola
Prioritas Lainnya Bidang
Politik, Hukum, dan
Keamanan
10. Pengarusutamaan
Gender
1. Tata Kelola
Pemerintahan yang
Empatik dan
Bertanggungjawab

2. Pendidikan 2. Pendidikan
11. Kebudayaan,
Kreativitas, dan
Inovasi Teknologi

1. Pendidikan dan
Kebudayaan
4. Pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan
Teknologi

4. Penanggulangan
Kemiskinan
Prioritas Lainnya Bidang
Kesejahteraan Rakyat
7. Penanggulangan
Kemiskinan
5. Pengentasan
kemiskinan dan
penanganan desa
tertinggal
5. Ketahanan Pangan

4. Ketahanan Pangan dan
Agro Industri
6. Pertanian dalam Arti
Luas
6. Infrastuktur

8. Energi

10. Daerah Tertinggal,
Terdepan, Terluas,
dan Pasca Konflik
6. Infrastuktur

11. Infrastuktur,
Penataan Ruang,
dan Permukiman

3. Iklim Investasi dan
Usaha
Prioritas Lainnya Bidang
Perekonomian
5. Iklim Investasi dan
Usaha
7. Industri Kecil dan
Koperasi

8. Perdagangan dan
Pasar Tradisional

3. Pariwisata

9. Pariwisata

9. Lingkungan Hidup dan
Bencana

8. Lingkungan Hidup dan
Mitigasi Bencana

10. Lingkungan Hidup dan
Pengelolaan Bencana

Nasional Propinsi DIY Kabupaten Bantul
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

lv-7

Selanjutnya setiap prioritas pembangunan Kabupaten Bantul tersebut dijabarkan ke dalam program
prioritas sesuai dengan urusan serta tugas pokok dan fungsi SKPD pelaksananya. Hubungan
prioritas pembangunan daerah Tahun 2013 dengan program prioritas disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Hubungan Prioritas Pembangunan Tahun 2013 dalam RPJMD dengan Program Prioritas
Daerah Tahun 2013
No
Prioritas Pembangunan Tahun
Rencana (RPJMD)
Program Prioritas Daerah (RKPD)
1. Tata kelola pemerintahan yang empatik
dan bertanggung jawab
1. WTP
2. Pelayanan perijinan
3. Standar Pelayanan Minimal (SPM)
4. e KTP
5. Formasi pegawai
6. Tata kelola pemerintahan desa
7. Persiapan Pemilu Tahun 2014 dan
Pemilukada Tahun 2015
2. Pendidikan 1. Akses masyarakat terhadap pendidikan
2. Mutu/kualitas pendidikan
3. Pengembangan pendidikan non-formal
4. Peningkatan kerjasama
3. Kesehatan 1. Mutu dan pelayanan kesehatan
2. Kualitas kesehatan masyarakat ibu dan
bayi
3. Kualitas lingkungan dan perilaku hidup
bersih dan sehat
4. Perluasan aksesibilitas pelayanan
kesehatan masyarakat
5. Pemenuhan cakupan asuransi jaminan
kesehatan masyarakat
4. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
1. Optimalisasi pemanfaatan IPTEK
2. Pengembangan teknologi energi baru
terbarukan
3. Sinergitas pengembangan IPTEK melalui
kerjasama
5. Pengentasan kemiskinan dan
penangganan desa tertinggal
1. Validasi data KK miskin
2. Pengurangan beban KK miskin
3. Pemberdayaan KK miskin
6. Pertanian dalam arti luas 1. Pengembangan teknologi budidaya
pertanian
2. Bantul Seed Center
3. Perlindungan dan pemberdayaan petani
4. Pengendalian hama terpadu
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

lv-8

No
Prioritas Pembangunan Tahun
Rencana (RPJMD)
Program Prioritas Daerah (RKPD)
5. Pengembangan desa mandiri pangan
6. Peningkatan dan pemerataan akses
sarpras produksi
7. Peningkatan kualitas dan kuantitas
nelayan dan pembudidaya ikan
8. Integrasi perikanan laut dengan
pariwisata dan industry kecil
9. Peningkatan jangkauan dan pemerataan
jaringan irigasi
7. Industri kecil dan koperasi 1. Peningkatan akses modal, bahan baku
dan teknologi bagi IKM, UMKM dan
Koperasi
2. Penyiapan Trading House Industries
3. Peningkatan iklim investasi
8. Perdagangan dan pasar tradisional 1. Pengembangan infrastuktur perdagangan
2. Pengembangan sentra-sentra industry
potensial
3. Manajemen pasar tradisional
(penanganan rentenir)
9. Pariwisata 1. Meningkatkan kunjungan dan lama
tinggal wisatawan
2. Meningkatkan aset seni daerah
3. Meningkatkan jumlah desa wisata, desa
budaya, pariwisata budaya, penghargaan
budaya dan kelompok kesenian
10. Lingkungan hidup dan pengelolaan
bencana
1. Pengendalian pencemaran lingkungan
2. Pengelolaan sumberdaya alam
3. Mitigasi bencana
11. Infrastruktur, penataan ruang, dan
permukiman
1. Peningkatan pelayanan infrastruktur
permukiman
2. Penyediaan fasilitas pendidikan,
kesehatan, perdagangan dan fasilitas
umum
3. Peningkatan infrastruktur perhubungan,
transportasi dan listrik

Sedangkan target capaian indikator kinerja program yang ingin dicapai dalam Tahun 2013, disajikan
pada tabel berikut:

Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
01 Tata kelola
Pemerintahan yang
Empatik dan
Bertanggungjawab
1 01 xx 20 Program peningkatan mutu
pendidik dan tenaga
kependidikan
Pelaksanaan sertifikat pendidik orang 1750 BKD
1 03 xx 32 Program Pemberdayaan
Jasa Konstruksi
Tersusunnya perda IUJK buah Bag. AP
Tersusunnya Data BUJK badan Bag. AP
1 06 xx 21 Program Perencanaan
Pembangunan daerah
Kesesuaian program kerja
SKPD dengan RPJMD
% 95 Bappeda
1 09 xx 16 Program Penataan,
Penguasaan, Kepemilikan,
Penggunaan, dan
Pemanfaatan Lahan
Luas tanah yang dibebaskan
m
2
28.137 Bag. Tapem
1 10 xx 15 Program Penataan
Administrasi Kependudukan
Cakupan penerbitan KTP ber-
NIK
% 100 Din. Dukcapil
Cakupan penerbitan akta
kelahiran anak 0-1 th
% 100 Din. Dukcapil
1 16 xx 16 Program peningkatan iklim
investasi dan realisasi
investasi
Pertumbuhan investasi
Pemerintah
Rp 100.408.592.300,63 DPPKAD
1 19 xx 16 Program pemeliharaan
kantrantibmas dan
pencegahan tindak kriminal
Menurunnya penyakit
masyarakat
% 20 Satpol PP
1 19 xx 17 Program pengembangan
wawasan kebangsaan
Peningkatan kedisiplinan
pelajar sekolah
% 90 Kantor
Kesbangpolli
nmas
1 19 xx 18 Program kemitraan
pengembangan wawasan
kebangsaan
Peningkatan kerukunan hidup
antar umat beragama
% 90 Kantor
Kesbangpolli
nmas
1 19 xx 19 Program pemberdayaan
masyarakat untuk menjaga
ketertiban dan keamanan
Pemantauan situasi dan kondisi
epoleksosbudhankam
% 90 Kantor
Kesbangpolli
nmas
1 19 xx 21 Program Pendidikan Politik
Masyarakat
Peningkatan partisipasi pemilu
legislatif
% - Kantor
Kesbangpolli
nmas
Peningkatan partisipasi pemilu
presiden
% - Kantor
Kesbangpolli
nmas
Peningkatan partisipasi pemilu
kada
% - Kantor
Kesbangpolli
nmas
1 20 xx 15 Program peningkatan
kapasitas Lembaga
Perwakilan Rakyat Daerah
Frekuensi pelaksanaan public
hearing baik di kecamatan,
desa, maupun dusun
kali 24 SETWAN
SKPD
Tabel 4.3 Target Capaian Kinerja Program Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2013
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
lv-9
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
1 20 xx 16 Program peningkatan
pelayanan kedinasan
KDH/Wakil KDH
Frekuensi pelayanan
penerimaan kunjungan kerja
Presiden, Wakil Presiden,
Menteri Negara, DPR RI,
DPRD, Departemen, Lembaga
Pemerintah Non Departemen
dan Lembaga Lain
kali 223 Bag. Protokol
1 20 xx 16 Program peningkatan
pelayanan kedinasan
KDH/Wakil KDH
Jumlah fasilitasi koordinasi
penyelenggaraan pemerintahan
kali 30 Bag. Tapem
1 20 xx 17 Program peningkatan dan
pengembangan pengelolaan
keuangan daerah
Prosentase kenaikan pajak dan
retribusi daerah
% 5,00 DPKAD
Rasio PAD terhadap total
penerimaan APBD
% 10,97 DPKAD
Rasio PAD terhadap total
pengeluaran APBD
% 10,58 DPKAD
Penerimaan daerah rupiah 1.004.757.471.000 DPPKAD
Rasio pertumbuhan belanja
modal
% 1,37 DPPKAD
Rasio Belanja Modal % DPPKAD
Jumlah perda dan perbub
tentang APBD yg ditetapkan
dlm 1 tahun
buku 6 DPPKAD
Persentase potensi penerimaan
daerah yang dapat digali
% 3,92 DPPKAD
1 20 xx 20 Program peningkatan sistem
pengawasan internal dan
pengendalian pelaksanaan
kebijakan KDH
meningkatnya kinerja SKPD
dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan, kasus-kasus
tertangani secara benar dan
menimbulkan perbaikan untuk
tidak terulang kembali, SKPD
dapat menindaklanjuti hasil
temuan pengawasan sesuai
rekomendasi LHP
% Inspektorat
1 20 xx 21 Program peningkatan
profesionalisme tenaga
pemeriksa dan aparatur
pengawasan
Penerapan Sistem
Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) pada SKPD
SKPD 25 Inspektorat
Temuan pemeriksaan eksternal
yg selesai ditindaktanjuti
% 100 Inspektorat
Temuan pemeriksaan internal
yg selesai ditindaklanjuti
% 100 Inspektorat
Turunnya indikasi
penyimpangan anggaran
pembangunan
LHP 238 Ispektorat
lv-10
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
1 20 xx 24 Program mengintensifkan
penanganan pengaduan
Masyarakat
Penyelesaian pengaduan pengadu 16 Din. Perijinan
1 20 xx 25 Program peningkatan
kerjasama antar pemerintah
daerah
Fasilitasi/pembentukan
perkuatan kerjasama antar
daerah pada bid. Ekonomi
MOU 4 Bag. KPPD
1 20 xx 26 Program penataan peraturan
perundang-undangan
Jumlah Raperda yang menjadi
Perda
buah 25 Bag. Hukum
Jumlah peserta yang mengikuti
seminar di bidang hukum
orang 200 Bag. Hukum
Jumlah peserta yang mengikuti
sosialisasi peradilan tata usaha
negara
orang 120 Bag. Hukum
Jumlah peserta yang mengikuti
pelaksanaan sosialisasi
RANHAM
orang 200 Bag. Hukum
Pelaksanaan pembinaan
penyidik pegawai negeri sipil
orang 100 Bag. Hukum
1 20 xx 26 Program penataan peraturan
perundang-undangan
Kajian peraturan perundang-
undangan daerah thd peraturan
perundang-undangan baru yg
lebih tinggi dari keserasian
antar peraturan perundang-
undangan daerah
perda 1 Bag. KPPD
1 20 xx 28 Program peningkatan
kapasitas kinerja aparatur
pemeritahan
Peningkatan kinerja melalui
penyusunan Analisis Beban
Kerja, Analisis Jabatan
% 48 Bag.
Organisasi
Peningkatan kapasitas
kelembagaan
% 100 Bag.
Organisasi
Pelaksanaan tatalaksana
perangkat daerah
% 100 Bag.
Organisasi
1 20 xx 29 Program peningkatan
kapasitas dan kualitas
kelembagaan
Prosentase SKPD yang
melaksanakan layanan satu
pintu
% 75 Bag.
Organisasi
Penyusunan indeks kepuasan
masyarakat
% 74 Bag.
Organisasi
Penyusunan indeks pengaduan
masyarakat
% 26 Bag.
Organisasi
SKPD yang menerapkan SPM % 100 Bag.
Organisasi
1 20 xx 30 Program pengelolaan
barang daerah
Jumlah peraturan tentang
pengelolaan keuangan dan aset
daerah
buku 3 DPPKAD
1 20 xx 31 Program peningkatan
pengelolaan perijinan
Penyelesaian ijin rata-rata per
tahun
ijin 10.370 Din. Perijinan
Keberhasilan pelayanan nilai
angka
75,62 Din. Perijinan
1 20 xx 32 Program pendidikan
kedinasan
PNS yang mengikuti pendidikan
dan pelatihan (struktural,
fungsional, teknis, kursus) :
orang 795 BKD
lv-11
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
1 20 xx 33 Program peningkatan
kapasitas sumberdaya
aparatur
Meningkatnya tertib
administrasi kecamatan
% 90 Bag. Tapem
1 20 xx 33 Program Peningkatan
Kapasitas Sumberdaya
Aparatur
Tingkat pendidikan aparat (D-
3,D-4, S-1, S-2, S-3)
% 58 BKD
1 20 xx 34 Program pembinaan dan
pengembangan aparatur
Penanganan pelanggaran
disiplin kepegawaian
% 100 BKD
Pemenuhan kebutuhan
pegawai
% 17 BKD
1 20 xx 34 Program pembinaan dan
pengembangan aparatur
Peningkatan disiplin kerja % 100 Inspektorat
1 20 xx 35 Program penegakan
peraturan daerah dan
peraturan bupati
Jumlah pengaduan masyarakat
tentang permasalahan hukum
kasus 13 Bag. Hukum
Capaian penyelesaian hukum % 100 Bag. Hukum
1 20 xx 35 Program penegakan
peraturan daerah dan
peraturan bupati
Capaian konsistensi peraturan
daerah
% 100 Satpol PP
Menurunnya pelanggaran perda % 15 Satpol PP
Penurunan pelanggaran hukum % 15 Satpol PP
1 22 xx 17 Program peningkatan
masyarakat dalam
membangun desa
Pertumbuhan investasi
Masyarakat
Rp 41.759.817.622 Bag. AP
1 22 xx 18 Peningkatan kapasitas
aparatur pemerintahan desa
Aparatur desa yang mengikuti
pelatihan manajemen
pemerintahan desa
desa 75 Bag. Pemdes
1 24 xx 15 Program perbaikan sistem
administrasi kearsipan.
SKPD yg telah melaksanakan
tata kearsiapan
SKPD 56 Kantor Arsip
Kegiatan pembinaan petugas
pengelolaan pengarsipan
kali 2 Kantor Arsip
1 24 xx 15 Program perbaikan sistem
administrasi kearsipan.
Terwujudnya tertib administrasi
ketatausahaan, persuratan, dan
kearsipan
% 100 Bag. Umum
1 24 xx 16 Program penyelamatan dan
pelestarian dokumen/arsip
daerah
Jumlah ketersediaan petugas
arsip pada SKPD
orang 70 Kantor Arsip
Ketersediaan arsiparis pada
SKPD
SKPD 56 Kantor Arsip
1 24 xx 18 Program peningkatan
kualitas pelayanan informasi.
Hasil analisa berita media
massa (Fokus media, Kliping
berita)
% 100 Bag. Humas
1 25 xx 15 Program pengembangan
komunikasi, informasi, dan
media massa
Dokumentasi (foto&video)
kegiatan
pemerintahan&pembangunan
Kab. Bantul
% 100 Bag. Humas
1 25 xx 16 Program pengkajian dan
penelitian bidang Informasi
dan Komunikasi
Liflet dan spanduk dalam
rangka penyampaian informasi
% 100 Bag. Humas
lv-12
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
Siaran taman gabusan di TVRI
Jogja
% 100 Bag. Humas
Dialog interaktif di radio, baik
pemerintah maupun swasta
% 100 Bag. Humas
Pers release yang diolah dan
didistribusikan di media massa
% 100 Bag. Humas
Pelaksanaan liputan dinamika
pembangunan desa
% 100 Bag. Humas
Jumlah penyelenggaraan
Bantul ekspo
kali 1 Bag. Humas
Siaran Gerbang Projotamansari
& siaran langsung pengajian
PNS/TNI
% 100 Bag. Humas
Prosentase pelayanan informasi
publik yang terlayani
% 100 Bag. Humas
1 25 xx 18 Program kerjasama
informasi dan media massa
Pelaksanaan pers tour dlm
rangka pemberdayaan
wartawan
% 100 Bag. Humas
2 06 xx 17 Program Peningkatan dan
Pengembangan Ekspor
Kajian pengembangan dan
pemanfaatan potensi sumber
daya alam
kegiatan 4 Bag. KPPD
2 07 xx 16 Program pengembangan
industri kecil&menengah
Pemberian fasilitasi kemudaha
akses perbankan bagi industri
kecil menengah (Fasilitasi
pengembangan UKM)
UMKM 50 Bag. KPPD
2 07 xx 19 Program Pengembangan
Sentra-sentra Industri
Potensial
Pengembangan database
informasi potensi unggulan
kec. 17 Bag. KPPD
02 Pendidikan 1 01 xx 15 Program pendidikan anak
usia dini
APK PAUD % 58,00 Din. Dikmen
& NF
1 01 xx 16 Program wajib belajar
pendidikan dasar sembilan
tahun
APK SD/MI % 105,15 Din. Dikdas
APK SMP/MTs % 99 Din. Dikdas
APM SD/MI % 95,35 Din. Dikdas
APM SMP/MTs % 83,5 Din. Dikdas
Tk kelulusan SD/MI % 99,99 Din. Dikdas
Tk kelulusan SMP/MTs % 97,5 Din. Dikdas
NEM rata2 SD/MI nilai
angka
7,30 Din. Dikdas
NEM rata2 SMP/MTs nilai
angka
7,20 Din. Dikdas
Jumlah SSN tingkat SD/MI Buah 23 Din. Dikdas
Jumlah SSN tingkat SMP/MTs Buah 38 Din. Dikdas
Jumlah RSBI tingkat SD/MI Buah 2 Din. Dikdas
Jumlah RSBI tingkat SMP/MTs Buah 4 Din. Dikdas
lv-1S
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
Jumlah SBI tingkat SD/MI Buah 0 Din. Dikdas
Jumlah SBI tingkat SMP/MTs Buah 0 Din. Dikdas
1 01 xx 17 Program pendidikan
menengah
APK SMA/SMK % 84,00 Din. Dikmen
& NF
APM SMA/SMK % 66,00 Din. Dikmen
& NF
1 01 xx 18 Program pendidikan non
formal
Jumlah lembaga Pendidikan
Non Formal yang aktif
melaksanakan kegiatan
Buah 37 Din. Dikmen
& NF
Jumlah lembaga Pendidikan
Informal yang aktif
melaksanakan kegiatan
Buah 2 Din. Dikmen
& NF
1 01 xx 20 Program peningkatan mutu
pendidik dan tenaga
kependidikan
jumlah guru berprestasi orang Din. Dikdas
jumlah pengawas berprestasi orang Din. Dikdas
jumlah kepala sekolah berprestasi orang Din. Dikdas
jumlah guru bersertifikat orang Din. Dikdas
1 01 xx 21 Program manajemen
pelayanan pendidikan
Rasio ruang kelas - siswa SD/MI siswa 28 Din. Dikdas
Rasio ruang kelas - siswa SMP/MTs siswa 28 Din. Dikdas
Rasio guru - siswa SD/MI orang 12,9 Din. Dikdas
Rasio guru - siswa SMP/MTs orang 19,1 Din. Dikdas
Angka putus sekolah SD/MI % 0,01 Din. Dikdas
Angka putus sekolah SMP/MTs % 0,07 Din. Dikdas
Angka rata2 lama sekolah SD/MI tahun 6,22 Din. Dikdas
Angka rata2 lama sekolah SMP/MTs tahun 3,01 Din. Dikdas
1 01 xx 21 Program manajemen
pelayanan pendidikan
Jumlah SMA/SMK bersertifikat
ISO
Buah 8 Din. Dikmen
& NF
Jumlah SSN tingkat SMA/SMK Buah 20 Din. Dikmen
& NF
Jumlah RSBI tingkat SMA/SMK Buah 4 Din. Dikmen
& NF
Jumlah SBI tingkat SMA/SMK Buah 0 Din. Dikmen
& NF
Rasio ruang kelas - siswa SMA/SMK siswa 32 Din. Dikmen
& NF
Rasio guru - siswa SMA/SMK orang 9 Din. Dikmen
& NF
Angka putus sekolah SMA/SMK % 0,80 Din. Dikmen
& NF
Tk kelulusan SMA/SMK % 98,25 Din. Dikmen
& NF
NEM rata2. SMA/SMK nilai
angka
7,31 Din. Dikmen
& NF
lv-14
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
Angka melek huruf % 90,74 Din. Dikmen
& NF
Angka rata2 lama sekolah SMA/SMK tahun 3,01 Din. Dikmen
& NF
1 18 xx 15 Program Pengembangan
dan Keserasian Kebijakan
pemuda
jumlah prestasi MTQ tingkat
pelajar umum :
SD,SMP,SMA,SMK
jmlh
emas
18 Kantor PORA
1 18 xx 16 Program peningkatan peran
serta kepemudaan
Jumlah Prestasi Paskibraka orang 8 Kantor PORA
Jumlah Prestasi Pemuda pelopor orang 2 Kantor PORA
Jumlah Prestasi Pemuda wirausaha orang 1 Kantor PORA
1 18 xx 20 Program pembinaan dan
pemasyarakatan olahraga
Jumlah prestasi olahraga Tk
Internasional
Jml
Atlit
1 Kantor PORA
Jumlah prestasi olahraga Tk Nasional Jml
cab
OR
10 Kantor PORA
Jumlah prestasi olahraga
Kompetisi OR. Tingkat Propinsi
2 th sekali (PORPROP)
Jml
Emas
130 Kantor PORA
Jumlah prestasi olahraga
Kompetisi OR. Pelajar Tk.
Propinsi (POPDA) tiap tahun
jml
emas
49 Kantor PORA
1 18 xx 21 Program peningkatan
sarana dan prasarana
olahraga
Presentase tasi cbg OR yg
menjalankan kompetisi scr
teratur
% 22 Kantor PORA
1 26 xx 15 Program pengembangan
budaya baca dan
pembinaan perpustakaan
Jumlah pengunjung
perpustakaan (termasuk
Perpustakaan Keliling)
orang 49.000 Kantor
Perpust.
Umum
Jumlah koleksi buku di
perpustakaan
buku 50.000 Kantor
Perpust.
Umum
Jumlah pengelola perpustakaan orang 700 Kantor
Perpust.
Umum
03 Kesehatan 1 02 xx 15 Program obat dan
perbekalan kesehatan
Penyediaan/pengembangan
obat dan Perbekkes:
- - Dinkes
a. Ketersediaan obat sesuai
kebutuhan
% 100 Dinkes
b. Ketersediaan obat essensial % 100 Dinkes
Pelayanan Penggunaan Obat
Generik:
- - Dinkes
a. Penulisan Resep obat
Generik
% 96 Dinkes
POR: - - Dinkes
a. Penggunaan antibiotik pada
kasus J-0-0
% 7 Dinkes
1 02 xx 16 Program upaya kesehatan
masyarakat
Usia harapan hidup th 71,35 Dinkes
AKI /100rb KH 80 Dinkes
lv-1S
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
Angka kesakitan DBD /100rb 52 Dinkes
Angka kematian DBD % 0,5 Dinkes
Penemuan kasus TB % 65 Dinkes
Penyembuhan kasus TB % 88 Dinkes
KIE kelompok kunci (HIV) % 60 Dinkes
KIE kelompok rentan (HIV) % 60 Dinkes
VCT kelompok kunci (HIV) % 45 Dinkes
1 02 xx 17 Program pengawasan obat
dan makanan
a. Prosentase Apotek memiliki
Izin
% 100 Dinkes
b. Prosentase Toko Obat
memiliki Izin
% 100 Dinkes
1 02 xx 19 Program promosi kesehatan
dan pemberdayaan
masyarakat
Cakupan desa siaga aktif % 100 Dinkes
Desa Siaga kategori baik
(Purnama dan Mandiri)
% 20 Dinkes
1 02 xx 20 Program perbaikan gizi
masyarakat
1. Angka gizi buruk % 0,3 Dinkes
2. KEP Total Balita % 8.5 Dinkes
3. N/D % 75 Dinkes
4. D/S % 81 Dinkes
5. Cakupan Vitamin A balita % 100 Dinkes
6. Cakupan Vitamin A bufas % 85 Dinkes
7. Cakupan MP-ASI baduta Gakin % 100 Dinkes
8. Cakupan balita gizi buruk
mendapat perawatan
% 100 Dinkes
9. Bayi mendapat ASI eksklusif % 80 Dinkes
10.Desa dengan garam beryodium % Dinkes
11.Desa bebas rawan gizi % 92 Dinkes
12.Cakupan pelaksanaan surveilance % 100 Dinkes
1 02 xx 21 Program pengembangan
lingkungan sehat
Jamban sehat % 75 Dinkes
Air bersih % 81 Dinkes
Rumah sehat % 75 Dinkes
lv-16
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
1 02 xx 22 Program pencegahan dan
penanggulangan penyakit
menular dan tidak menular
Cakupan Penemuan dan
penanganan penderita
penyakit:
Dinkes
a. Penemuan AFP % 100 Dinkes
b. Penemuan penderita
pneumonia Balita
% 25 Dinkes
c. Penemuan pasien baru TB
BTA positif
% 70 Dinkes
d. Penderita DBD yang
ditangani
% 100 Dinkes
e. Penemuan penderita diare % 17 Dinkes
1 02 xx 23 Program standarisasi
pelayanan kesehatan
Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan
setingkat
% 100 Dinkes
Cakupan pelayanan kesehatan
dasar masyarakat miskin
% 100 Dinkes
Cakupan pelayanan kesehatan
rujukan pasien masyarakat
miskin
% 100 Dinkes
Cakupan pelayanan gawat
darurat level 1 yg harus
diberikan sarana kesehatan
(RS) di Kab/Kota
% 100 Dinkes
Cakupan Desa/Kelurahan
mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi <24
jam
% 100 Dinkes
1 02 xx 25 Program pengadaan,
peningkatan & perbaikan
sarana & prasarana
puskesmas/puskesmas
pembantu & jaringannya
Jumlah Puskesmas
terakreditasi TQM
% 60 Dinkes
1 02 xx 26 Program pengadaan &
peningkatan sarana &
prasarana rumah
sakit/rumah sakit jiwa/rumah
sakit paru-paru/rumah sakit
mata
Akreditasi RS % 70 Dinkes
1 02 xx 26 Program pengadaan &
peningkatan sarana &
prasarana rumah
sakit/rumah sakit jiwa/rumah
sakit paru-paru/rumah sakit
mata
Rata-rata kecukupan fasilitas
medis
% 100 RSUD PS
Rasio penanganan pasien
rujukan
% 100 RSUD PS
Bed Occupation Rate (BOR) % 75-85 RSUD PS
Length of Stay hari 4-9 RSUD PS
Bed Turn Over kali 40-50 RSUD PS
lv-17
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
Turn Over Interval hari 1-5 RSUD PS
Rasio dokter per TT orang/
TT
1/(4-7) RSUD PS
Rasio paramedis per TT orang/
TT
(3-4)/2 RSUD PS
1 02 xx 28 Program kemitraan
peningkatan pelayanan
kesehatan
Kapitasi untuk peserta ASKES
dalam rangka pelayanan
kesehatan di tingkat puskesmas
% 100 Dinkes
1 02 xx 29 Program peningkatan
pelayanan kesehatan anak
balita
AKB /1000 KH 8 Dinkes
1 02 xx 30 Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan
Lansia
Skrining medis dan nonmedis % Dinkes
1 02 xx 31 Program Pengawasan dan
Pengendalian Kesehatan
Makanan
Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga yang
memenuhi syarat/bersertifikasi
Unit 250 Dinkes
1 02 xx 32 Program peningkatan
keselamatan ibu melahirkan
dan anak
Cakupan pertolongan
persalinan oleh bidan atau
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
% 95 Dinkes
Cakupan pelayanan Ibu Nifas % 95 Dinkes
Cakupan neonatal dengan
komplikasi yang ditangani
% 100 Dinkes
Cakupan pemberian makanan
pendamping ASI pada anak
usia 6-24 bulan keluarga miskin
% 100 Dinkes
Cakupan Balita gizi buruk
mendapat perawatan
% 100 Dinkes
Cakupan kunjungan ibu hamil
K4
% 95 Dinkes
Cakupan Ibu hamil dengan
komplikasi yang ditangani
% 100 Dinkes
Cakupan kunjungan bayi % 87 Dinkes
Cakupan Desa/Kelurahan
Universal Child Immunization
(UCI)
% 100 Dinkes
Cakupan pelayanan anak balita % 80 Dinkes
1 02 xx 33 Program Perluasan Jaminan
Kesehatan Bagi Semua
Penduduk
Persentase penduduk yang
memiliki jaminan kesehatan
% 70 Dinkes
1 12 xx 15 Program keluarga
berencana
Cakupan peserta KB Aktif % 85 Dinkes
1 12 xx 16 Program kesehatan
reproduksi remaja
Pusk Dinkes
04 Pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan
Teknologi
1 06 xx 15 Program pengembangan
data/informasi
jumlah/jenis teknologi tepat
guna yang ditemukan
unit 25 Bappeda
lv-18
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
Jumlah teknologi tepat guna
yang dapat dimanfaatkan
masyarakat
unit 25 Bappeda
Jumlah/jenis Program
pengembangan IPTEK
jml 6 Bappeda
Jumlah/jenis kelmbagaan
pendukung pengembangan
IPTEK
jml 5 Bappeda
Jumlah/jenis infra struktur
pendukung yang ada di lokasi
jml 6 Bappeda
Jumlah desa mandiri energi jml 3 Bappeda
1 25 xx 15 Program pengembangan
komunikasi, informasi, dan
media massa
Prosentase penyusunan SOP
Pengembangan Sistem
Informasi
% - KPDT
Prosentase pembangunan
pusat data
% 75 KPDT
Prosentase pengembangan
infrastruktur TIK basis desa
% 50 KPDT
Prosentase pengembangan
aplikasi sistem informasi
berbasis penduduk
% 75 KPDT
1 25 xx 16 Program pengkajian dan
penelitian bidang informasi
dan komunikasi
Analisa dan perancangan
database terintegrasi semua
sektor
% 50 KPDT
1 25 xx 18 Program kerjasama
informasi dan media massa
Prosentase pengembangan
informasi melalui website dan
SMS Bupati
% 60 KPDT
Prosentase sosialisasi
penyelenggaraan pemerintah
daerah
% 60 KPDT
2 03 xx 17 Program Pembinaan dan
Pengembangan Bidang
Ketenagalistrikan
Pengembangan energi listrik
berbasis energi baru/terbarukan
unit 5 Bappeda
2 03 xx 18 Program Potensi Energi Jumlah wilayah yang memp.
peta potensi energi
baru/terbarukan
kec. 10 Bappeda
05 Pengentasan
Kemiskinan dan
Penanganan Desa
Tertinggal
1 11 xx 15 Program keserasian
kebijakan peningkatan
kualitas anak dan
perempuan
Tersedianya tenaga pelatih
pendamping terampil
% 66 BKK PP&KB
1 11 xx 16 Program penguatan
kelembagaan
pengarusutamaan gender
dan anak
Indeks Pemberdayaan Gender
(GEM)
% 66,00 BKK PP&KB
1 11 xx 17 Program peningkatan
kualitas hidup dan
perlindungan perempuan
Indeks pemberdayaan gender
(GEM)
% 65 BKK PP&KB
1 11 xx 18 Program peningkatan peran
serta dan kesetaraan gender
dalam pembangunan
Indeks Pembangunan Gender
(IPG/GDI)
% 71,50 BKK PP&KB
lv-19
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
1 11 xx 19 Program penguatan
kelembagaan
pengarusutamaan gender
dan anak
Penurunan kekerasan terhadap
anak dan perempuan
% 6,30 BKK PP&KB
1 11 xx 20 Program pemberdayaan
perempuan
Peningkatan peran perempuan
dalam berbagai bidang
% 12,00 BKK PP&KB
1 12 xx 15 Program keluarga
berencana
Persentase keluarga dengan
jumlah anak kurang dari 3
% 3,2 BKK PP & KB
Persentase pasangan usia
subur yang menggunakan alat
kontrasepsi
% 78,30 BKK PP & KB
Persentase keluarga pra
sejahtera dibandingkan dengan
jumlah total keluarga
% 29,16 BKK PP & KB
1 12 xx 17 Program pelayanan
kontrasepsi
Terlayaninya PUS ingin KB % 100 BKK PP & KB
1 12 xx 18 Program pembinaan peran
serta masyarakat dalam
pelayanan KB/KR yang
mandiri
Persentase PUS yang KB jalur
swasta
% 60 BKK PP & KB
1 12 xx 20 Program pengembangan
pusat pelayanan informasi
dan konseling KRR
Terbentuknya kelompok PIK
KRR di SMA/SMK Negeri
% 29,16 BKK PP & KB
1 12 xx 22 Program Pengembangan
Bahan Informasi tentang
Pengasuhan dan
Pembinaan Tumbuh
Kembang Anak
Mekanisme operasional
pengembangan model
pembinaan dan pengasuhan
tumbuh kembang anak kepada
kelompok sasaran
% 34 BKK PP & KB
1 12 xx 23 Program Penyiapan Tenaga
Pendamping Kelompok Bina
Keluarga
Terwujudnya tenaga
pendamping kelompok Bina
Keluarga
kelomp
ok
a. BKB percontohan
34 klpk.
b. BKR percontohan
17 klpk
BKK PP & KB
1 12 xx 24 Program Pengembangan
Model Operasional BKB-
Posyandu-PAUD
Mekanisme Operasional Model
BKB Posyandu PADU
berkembang
kelomp
ok
34 BKK PP & KB
1 13 xx 15 Program pemberdayaan
fakir miskin, komunitas adat
terpencil (KAT), dan
penyandang masalah
kesejahteraan sosial
(PMKS)lainnya
Terbukanya peluang pasar bagi
produk kelompok PEKM dan
UPPKS
kelomp
ok
17 BKK PP & KB
1 13 xx 15 Program pemberdayaan
fakir miskin, komunitas adat
terpencil (KAT), dan
penyandang masalah
kesejahteraan sosial
(PMKS)lainnya
Peningkatan program bantuan
pendidikan bagi kel. Miskin dan
berprestasi
orang 7700 Dinas Sosial
Peningkatan penanganan
Lansia
orang 190 Dinas Sosial
Peningkatan penanganan
Perlindungan anak
orang 260 Dinas Sosial
lv-20
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
Fasilitasi pembinaan anak yatim orang 1500 Dinas Sosial
Peningkatan program BSK orang/
kelomp
ok
3000 Dinas Sosial
1 13 xx 16 Program Pelayanan &
Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial
Peningkatan program bantuan
YANKES
jiwa 2500 Dinas Sosial
1 13 xx 17 Program pembinaan anak terlantar Peningkatan penanganan
Pasca Razia Anjal, Gepeng
orang 200 Dinas Sosial
1 13 xx 18 Program Pembinaan Para
Penyandang Cacat dan
Trauma
Peningkatan penanganan
penyandang cacat
orang 428 Dinas Sosial
1 13 xx 20 Program pembinaan eks
penyandang penyakit sosial
(eks narapidana, PSK,
narkoba, dan penyakit sosial
lainnya)
Peningkatan keterampilan bagi
PMKS
orang 25 Dinas Sosial
Peningkatan penyuluhan P4GN orang 250 Dinas Sosial
1 13 xx 21 Program Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
Jumlah DBKS desa 51 Dinas Sosial
Jumlah KST KK 36 Dinas Sosial
Jumlah PPS pondok 98 Dinas Sosial
Peningkatan jumlah KUBE kelompok 100 Dinas Sosial
1 14 xx 15 Program peningkatan
kualitas dan produktifitas
tenaga kerja
Pelatihan bagi pencaker Orang 960 Din.
Nakertrans
Rasio tenaga kerja terampil
dibandingkan dengan tidak
terampil
orang 01:15 Din.
Nakertrans
1 14 xx 16 Program Peningkatan
Kesempatan Kerja
Angka pengangguran
penduduk usia 15-24 th
orang 12.073 Din.
Nakertrans
Prosentase bekerja terhadap
angkatan kerja
% 93,90 Din.
Nakertrans
Tingkat partisipasi angkatan
kerja
% 70,15 Din.
Nakertrans
1 14 xx 17 Program perlindungan
pengembangan lembaga
ketenagaakerjaan
Kepesertaan JAMSOSTEK Orang 20.400 Din.
Nakertrans
Jumlah PP Pershaan 173 Din.
Nakertrans
Jumlah LK Bipartit Pershaan 70 Din.
Nakertrans
Angka sengketa pekerja per
Tahun
75 Din.
Nakertrans
Jumlah SP Pershaan 55 Din.
Nakertrans
Jumlah PKB Pershaan 52 Din.
Nakertrans
1 14 xx 18 Program penempatan
tenaga kerja
Penempatan tenaga kerja orang 2.500 Din.
Nakertrans
lv-21
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
Perluasan kerja orang 400 Din.
Nakertrans
Prediksi angkatan kerja orang 489.500 Din.
Nakertrans
1 14 xx 19 Program perluasan kerja Tingkat pengangguran % 6,1 Din.
Nakertrans
1 18 xx 18 Program upaya pencegahan
penyalahgunaan narkoba
Pencegahan
peredaran/penggunaan
minuman keras dan narkoba
% 90 Dinas Sosial
1 19 xx 18 Program kemitraan
pengembangan wawasan
kebangsaan
Jumlah da'I dan pemuka agama
yang diberikan pembekalan
masalah kerukunan umat
beragama
orang 6100 Dinas Sosial
Jumlah lembaga keagamaan
yang diberikan pembinaan
lemba
ga
35 Dinas Sosial
1 22 xx 15 Program peningkatan
keberdayaan masyarakat
pedesaan
Pelatihan Keterampilan usaha
ekonomi masyarakat pedesaan
desa 75 Kantor PMD
1 22 xx 16 Program pengembangan
lembaga ekonomi pedesaan
Jmlh desa yang diberikan
sosialisasi peningkatan kualitas
LKD
desa 75 Kantor PMD
1 23 xx 15 Program pengembangan
data/informasi/ statistik
daerah
Tingkat kemiskinan turun % 11 BKK PP&KB
Database keluarga dan
keluarga miskin
buku 51 BKK PP&KB
2 08 xx 18 Program transmigrasi umum Jumlah transmigran yang
ditempatkan
KK 100 Din.
Nakertrans
06 Pertanian dalam arti
luas
1 03 xx 24 Program pengembangan
dan pengelolaan jaringan
irigasi, rawa, dan jaringan
pengairan lainnnya
Saluran irigasi dalam kondisi
baik
% 83,25 Dinas SDA
Persentase luasan DI yang
terlayani air irigasi
% 82 Dinas SDA
1 21 xx 15 Program peningkatan
ketahanan pangan
pertanian/perkebunan
Ketersediaan pangan gr/Kap/
hr
3650 BKP3
Desa Mandiri Pangan % 12 BKP3
Akses Pangan % 7 BKP3
PPH % 90 BKP3
Lembaga Distribusi Pangan (
LDPM )
unit 19 BKP3
1 21 xx 15 Program Peningkatan
Ketahanan Pangan
Pertanian/Perkebunan
Kecukupan air irigasi Ha 3.000 Din. Pertahut
Kajian rantai pasokan dan
pemasaran pangan
kegiatan 4 Din. Pertahut
Pengembangan Bantul Seed
Center
komodi
tas
5 Din. Pertahut
Pengembangan pupuk organik Ha 4.000 Din. Pertahut
lv-22
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
Pengelolaan Hama Penyakit
Terpadu
Ha 1.296 Din. Pertahut
Penanganan harga jual hasil
pertanian (program pasca
panen)
komodi
tas
6 Din. Pertahut
Pengadaan alat mesin
pertanian
Unit 70 Din. Pertahut
Peningkatan produksi pestisida
nabati/hayati
liter 2.500 Din. Pertahut
1 22 xx 17 Program peningkatan
partisipasi masyarakat
dalam membangun desa
Fasilitasi jumlah partisipasi
masyarakat dalam
pembangunan desa
kali 90 Din. Pertahut
2 01 xx 15 Program peningkatan
kesejahteraan petani
Optimasi dan reklamasi
kawasan pantai
ha 250 Din. Pertahut
2 01 xx 18 Program peningkatan
produksi
pertanian/perkebunan
Terwujudnya Agropolitan Unit
(Kec)
3 Din. Pertahut
Produktivitas Gabah Kering
Pungut (GKP)
kw/ha 76,50 Din. Pertahut
Produktivitas jagung (pipil
kering)
kw/ha 53,45 Din. Pertahut
Produktivitas kedelai (wose) kw/ha 15,50 Din. Pertahut
Produktivitas kacang tanah
(wose)
kw/ha 10,30 Din. Pertahut
Produktivitas ubi kayu (ubi
basah)
kw/ha 127,51 Din. Pertahut
Produktivitas bawang merah ton/ha 10,24 Din. Pertahut
Produktivitas cabe merah ton/ha 8,16 Din. Pertahut
Produktivitas pisang kg/poh
on
25,50 Din. Pertahut
Produktivitas jamur tiram kg/m2 12,15 Din. Pertahut
Produktivitas temulawak ton/ha 18,74 Din. Pertahut
Produktivitas tebu (hablor gula) kw/ha 50,72 Din. Pertahut
Produktivitas kelapa (Kopra) kw/ha 20,00 Din. Pertahut
Produktivitas tembakau (Rajang
kering)
kw/ha 6,66 Din. Pertahut
Produktivitas jambu mete
(Glondong mete)
kw/ha 3,82 Din. Pertahut
Produktivitas kakao (Biji Kering) kw/ha 2,72 Din. Pertahut
Penanaman tebu sebagai
bahan baku gula
ha 1.550 Din. Pertahut
2 01 xx 18 Program Peningkatan
Produksi Pertanian/
Perkebunan (Penyusunan
Kebijakan pencegahan Alih
Fungsi Lahan pertanian)
Konversi lahan % 0,2 Din. Pertahut
Luas potensi lahan yang
dimanfaatkan
ha 15.137 Din. Pertahut
lv-2S
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
2 01 xx 19 Program pemberdayaan
penyuluh
pertanian/perkebunan
lapangan
Peningkatan kualitas penyuluh orang 73 BKP3
2 01 xx 20 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Ternak
Penanganan sanitasi dan
higienitas pasar khususnya
kios/los penjualan daging
(ayam, sapi)
unit 7 Din. Pertahut
2 01 xx 20 Penanganan kasus penyakit
ternak
kasus 6.500 Din. Pertahut
Penanganan gangguan
reproduksi ternak
ekor 1.250 Din. Pertahut
Penanganan kasus Brucellosis kasus 100 Din. Pertahut
Penanganan kasus
Tuberkulinasi
sampel 100 Din. Pertahut
Vaksinasi unggas ND dosis 550.000 Din. Pertahut
Vaksinasi unggas AI dosis 550.000 Din. Pertahut
Vaksinasi rabies dosis 600 Din. Pertahut
Pengendalian penyakit hewan kali 15 Din. Pertahut
Pemeriksaan terhadap hewan
kurban ante mortem dan post
mortem
petugas 425 Din. Pertahut
2 01 xx 21 Program Peningkatan
Produksi Hasil Peternakan
Pengembangan hijauan pakan
ternak
Ha 20 Din. Pertahut
Peningkatan pelayanan
Inseminasi Buatan (IB)
dosis 52.000 Din. Pertahut
Unit Pengolahan pakan ternak
(konsentrat)
unit 7 Din. Pertahut
Produksi daging (sapi, kambing,
domba dan unggas)
kg 11.414.739 Din. Pertahut
Produksi telur (ayam dan itik) kg 6.717.258 Din. Pertahut
Produksi susu (sapi perah dan
kambing PE)
liter 300.000 Din. Pertahut
Populasi sapi potong ekor 56.252 Din. Pertahut
Populasi sapi perah ekor 225 Din. Pertahut
Populasi kambing ekor 66.333 Din. Pertahut
Populasi domba ekor 35.474 Din. Pertahut
Populasi ayam buras ekor 548.215 Din. Pertahut
Populasi ayam ras petelur ekor 761.895 Din. Pertahut
Populasi ayam ras pedaging ekor 757.204 Din. Pertahut
Populasi itik ekor 236.599 Din. Pertahut
lv-24
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
Pembibitan ayam buras ekor/D
OC
400.000 Din. Pertahut
Pembibitan itik ekor/D
OD
170.000 Din. Pertahut
Pengolahan telur asin butir 420.000 Din. Pertahut
2 01 xx 23 Program Peningkatan
Penerapan Teknologi
Petemakan
Pengembangan biogas unit 35 Din. Pertahut
Pengembangan rumah kompos unit 30 Din. Pertahut
2 01 xx 23 Program peningkatan
penerapan teknologi
peternakan
Optimalisasi RPH unit 2 Din. Pertahut
Optimalisasi RPU unit 20 Din. Pertahut
2 01 xx 25 Program Pengembangan
Sarana dan Prasarana
Kelembagaan
Jumlah kelompok penangkar
benih padi
kelompok 24 Din. Pertahut
Jumlah kelompok penangkar
benih hortikultura (bawang
merah, pisang, jamur,
temulawak)
kelomp
ok
17 Din. Pertahut
Jumlah kelompok penangkar
benih tanamana perkebunan
(jambu mete varietas Meteor
YK, kelapa dalam, tembakau
varietas sili siluk)
kelomp
ok
20 Din. Pertahut
Jumlah kelompok ternak (sapi,
kambing, ayam, kelinci)
kelomp
ok
373 Din. Pertahut
Peningkatan kapasitas SDM
P3A dalam Pengelolaan Irigasi
kelomp
ok
292 Din. Pertahut
Aktifitas kelembagaan
Kelompok/Pelaku Usaha
Pengolahan hasil pertanian
kelomp
ok/
pelaku
usaha
600 Din. Pertahut
Aktifitas kelembagaan Asosiasi
Pengusaha Produk Olahan
Pertanian
unit 1 Din. Pertahut
Peningkatan kelembagaan
kelompok tani
kelomp
ok
725 Din. Pertahut
Peningkatan kelembagaan
kelompok tani kehutanan
kelomp
ok
203 Din. Pertahut
2 01 xx 25 Program pengembangan
sarana dan prasarana
kelembagaan
Peningkatan aktifitas
kelembagaan petani
kelomp
ok
26 BKP3
Peningkatan petani bermitra
dengan pihak lain
orang 145 BKP3
2 05 xx 15 Program pemberdayaan
ekonomi masyarakat pesisir
Jumlah nelayan orang 613 DKP
Jumlah pokmaswas kelompok DKP
lv-2S
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
2 05 xx 20 Program Pengembangan
Budidaya Perikanan
Jumlah produksi perikanan
budidaya
ton 51.282 DKP
Jumlah pokdakan (kelompok
pembudidaya)
kelomp
ok
410 DKP
Penyerapan tenaga kerja
Perikanan Budidaya
orang DKP
Unit pembibitan rakyat (UPR) unit 70 DKP
2 05 xx 21 Program Pengembangan
Perikanan Tangkap
Jumlah produksi perikanan
tangkap
ton 1.643 DKP
Jumlah produksi perikanan
tangkap
ton 1.643 DKP
Jumlah Produksi Benih x
1.000
ekor
DKP
Produksi Ikan Hias x
1.000
ekor
DKP
Penyerapan tenaga kerja
Perikanan Tangkap
orang DKP
Jumlah Armada Perikanan
Tangkap PMT (Perahu Motor
Tempel)
unit 60 DKP
Jumlah Armada Perikanan
Tangkap KM 5-10 GT
unit 5 DKP
Jumlah Armada Perikanan
Tangkap KM 10-30 GT
unit 8 DKP
Jumlah Armada Perikanan
Tangkap KM 30-50 GT
unit 8 DKP
Jumlah Armada Perikanan
Tangkap KM>50 GT
unit 8 DKP
Jumlah Kawasan Minapolitan kawasan DKP
Pangkalan Pendaratan
Perikanan (PPI)
unit 5 DKP
Jumlah TPI unit DKP
2 05 xx 22 Program pengembangan
sistem penyuluhan
perikanan
- Pemasaran orang DKP
- Pengolahan orang DKP
2 05 xx 23 Program optimalisasi
pengelolaan dan pemasaran
produksi perikanan
Pengolah hasil perikanan orang 80 DKP
Konsumsi ikan per kapita kg/kapi
ta/th
23,55 DKP
Pendapatan Nelayan Rp DKP
Pendapatan Pembudidaya Ikan Rp DKP
Pendapatan Pengolah Rp DKP
Pendapatan Pemasar Rp DKP
lv-26
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
Jumlah UPR kelompok DKP
Jumlah kelompok nelayan kelompok DKP
Jumlah KUB kelompok DKP
Jumlah pengolah kelompok DKP
Jumlah pemasar kelompok DKP
07 Industri Kecil dan
Koperasi
1 15 xx 15 Program penciptaan iklim
usaha kecil menengah yang
kondusif
Peningkatan penyerapan modal
UKM
unit 92 Din.
Perindagkop
1 15 xx 16 Program pengembangan
kewirausahaan dan
keunggulan kompetitif usaha
kecil menengah
Fasilitasi peningkatan IRT unit
usaha
80 Din.
Perindagkop
Peningkatan kapasitas SDM
UKM
orang 270 Din.
Perindagkop
1 15 xx 17 Program pengembangan
sistem pendukung usaha
bagi usaha mikro kecil
menengah
Fasilitasi dan pembinaan unit
usaha ber-TDI
unit usaha 50 Din.
Perindagkop
Fasilitasi dan pembinaan unit
usaha ber-IUI
unit usaha 18 Din.
Perindagkop
Fasilitasi dan pembinaan unit
usaha ber-SIUP
unit usaha 18 Din.
Perindagkop
Fasilitasi dan pembinaan unit
usaha ber-TDP
unit usaha 18 Din.
Perindagkop
Fasilitasi dan pembinaan unit
usaha ber-TDG
unit usaha 18 Din.
Perindagkop
1 15 xx 18 Program peningkatan
kualitas kelembagaan
koperasi
Fasilitasi peningkatan koperasi
ber-BH
unit 11 Din.
Perindagkop
1 03 xx 34 Program pembangunan
infrastruktur pasar tradisional
Kondisi setiap pasar dalam
keadaan baik
% 68,75 Kantor
Pengel.
Pasar
1 06 xx 16 Program kerjasama
pembangunan
Fasilitasi peningkatan peran
serta masyarakat dalam
pemanfaatan ruang
unit 1 Bag. KPPD
1 16 xx 15 Program peningkatan
promosi dan kerjasama
investasi
Kajian kebijakan pemberian
insentif dan kemudahan
penanaman modal di daerah
FGD 4 Bag. KPPD
Fasilitasi dan koordinasi
kerjasama dengan dunia
usaha/lembaga non pemerintah
MOU 5 Bag. KPPD
1 16 xx 16 Program peningkatan iklim
investasi dan realisasi
investasi
Peningkatan kualitas SDM
BUMD guna peningkatan
pelayanan investasi
orang 20 Bag. KPPD
lv-27
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
Peningkatan kualitas SDM
lembaga keuangan mikro guna
peningkatan pelayanan
investasi
orang 34 Bag. KPPD
Faslititasi dan koordinasi
kerjasama di bidang investasi
badan
hukum
15 Bag. KPPD
08 Perdagangan dan
Pasar Tradisional
1 16 xx 16 Program peningkatan iklim
investasi dan realisasi
investasi
Pertumbuhan investasi PMA Rp 565.882.948.039,00 Din.
Perindagkop
Pertumbuhan investasi PMDN Rp 183.983.137.541,00 Din.
Perindagkop
2 06 xx 17 Program Peningkatan dan
Pengembangan Ekspor
Peningkatan keterampilan
pelaku usaha eksport/pemasok
produk eksport
unit
usaha
50 Din.
Perindagkop
Penyelenggaraan promosi
produk UMKM
kegiatan 3 Din.
Perindagkop
Monitoring evaluasi dan
pelaporan pameran produk
UMKM
kegiatan 4 Din.
Perindagkop
2 06 xx 18 Program Peningkatan
Efisiensi Perdagangan
Dalam Negeri
Peningkatan promosi melalui
pameran
kali 8 Din.
Perindagkop
2 06 xx 20 Program Pengembangan
infrastruktur perdagangan
Peningkatan kualitas pasar
tradisional
unit 3 Din.
Perindagkop
2 07 xx 15 Program peningkatan
kapasitas IPTEK sistem
produksi
terwujudnya standarisasi hasil
produksi dan limbah industri
kegiata
n
Din.
Perindagkop
2 07 xx 16 Program pengembangan
industri kecil&menengah
Terselenggaranya Dekranas
dan fasilitasi IKM
kegiatan Din.
Perindagkop
09 Pariwisata 1 03 xx 29 Program pengembangan
wilayah strategis & cepat
tumbuh
Pengembangan kawasan KPY paket 5 Bappeda
Pengembangan kawasan BKM paket 3 Bappeda
Pengembangan kaw Pantai
Selatan
paket 5 Bappeda
Pengembangan kaw Industri
Sedayu&Piyungan
paket 2 Bappeda
Pengembangan kaw Agrowst &
Agropltn
paket 4 Bappeda
Pengembangan kaw Gumuk
Pasir Prtrts
paket 1 Bappeda
1 17 xx 15 Program pengembangan
nilai budaya
Jumlah desa budaya desa 8 Din. Budpar
1 17 xx 16 Program pengelolaan
kekayaan budaya
Jumlah peristiwa budaya event
buday
a
132 Din. Budpar
Peningkatan wawasan tempat
bersejarah
orang
anak
Din. Budpar
lv-28
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
1 17 xx 17 Program pengelolaan
keragaman budaya
Jumlah penghargaan budaya pengh
argaan
16 Din. Budpar
1 17 xx 18 Program pengembangan
kerjasama pengelolaan
kekayaan budaya
Jumlah kelompok kesenian kelompok 715 Din. Budpar
2 04 xx 15 Program pengembangan
pemasaran wisata
Promosi pariwisata di dalam
dan di luar DIY
kegiatan 35 Din. Budpar
Naiknya PAD pariwisata rupiah 4.654.156.675 Din. Budpar
Jumlah Wisnus orang 1.649.462 Din. Budpar
Jumlah Wisman orang 16.661 Din. Budpar
2 04 xx 16 Program pengembangan
destinasi wisata
Jumlah desa wisata desa 22 Din. Budpar
2 04 xx 17 Program pengembangan
kemitraan
Jumlah usaha pariwisata unit 15 Din. Budpar
2 04 xx 18 Program pengembangan
kampung kerajian GMT
Pengembangan kaw GMT &
Kajigelem
paket 3 Bappeda
1 03 xx 25 Program penyediaan dan
pengelolaan air baku
Konservasi tanah dan air
(Pembangunan sumur resapan)
unit 15 Din. Pertahut
Konservasi tanah dan air
(Pembangunan Embung air)
unit 2 Din. Pertahut
Konservasi tanah dan air
(Pembangunan Gully plug)
unit 5 Din. Pertahut
Konservasi tanah dan air
(Rehabilitasi teras dan SPA)
ha 10 Din. Pertahut
10 Lingkungan hidup
dan pengelolaan
bencana
1 03 xx 25 Program penyediaan dan
pengelolaan air baku
Konservasi tanah dan air
(Pembangunan Biopori)
unit 100 BLH
1 03 xx 26 Program Pengembangan,
Pengelolaan, dan
Konservasi Sungai, Danau,
dan Sumber Daya Air
Lainnya
Pencegahan pencemaran air
(jumlah usaha/kegiatan yang
memenuhi syarat adm dan
teknis dibagi usah/keg yg
diawasi)
% 70 BLH
1 03 xx 28 Program pengendalian banjir Penambahan rambu-rambu
bahaya, pengeras suara di
sepanjang pantai, dan togor
EWS
Unit 7 BPBD
1 04 xx 19 Program peningkatan
kesiagaan dan pencegahan
bahaya kebakaran
Penambahan POS
Penanggulangan Bahaya
Kebakaran (PBK) di Kabupaten
Unit 2 BPBD
1 06 xx 24 Program perencanaan
prasarana wilayah dan
sumberdaya alam
Evaluasi pelaksanaan dokumen
lingkungan
dokumen 17 BLH
1 08 xx 15 Program pengembangan
kinerja pengelolaan
persampahan
Prosentase jumlah desa yang
menangani sampah dengan
prinsip 3R
% 35 BLH
lv-29
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
1 08 xx 16 Program pengendalian
pencemaran dan
perusakaan lingkungan
hidup
Prosentase jumlah pengaduan
masyarakat akibat adanya
dugaan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup
yang ditindaklanjuti
% 80 BLH
1 08 xx 18 Program rehabilitasi dan
pemulihan cadangan
sumberdaya alam
Reklamasi lahan bekas galian C
(mineral dan batu bara)
ha 2 Din. Pertahut
1 08 xx 19 Program Peningkatan
Kualitas dan Akses Informasi
Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
Informasi status kerusakan
lahan
% 40 BLH
1 08 xx 20 Program peningkatan
pengendalian polusi
Pencegahan pencemaran
udara dari sumber tidak
bergerak
% 75 BLH
1 08 xx 24 Program pengelolaan ruang
terbuka hijau (RTH)
Penanaman turus jalan km 4 Din Pertahut
Penanaman dan pemeliharaan
hutan kota
ha 0,25 Din Pertahut
Penghijauan lingkungan btg 50.000 Din Pertahut
1 08 xx 24 Program pengelolaan ruang
terbuka hijau (RTH)
Pembuatan taman hijau di
kawasan perkantoran baru
lokasi 0 BLH
Pembuatan & pemel pagar
perkantoran (gedung
laboratorium LH)
lokasi 1 BLH
1 08 xx 24 Program pengelolaan ruang
terbuka hijau (RTH)
Rasio ruang terbuka hijau per
satuan wilayah
% 35 Bappeda
1 13 xx 22 Program Pencegahan Dini
dan Penyebaran Informasi
Potensi Bencana Alam
Penambahan pusat
penanggulangan bencana Pos
Tim Reaksi Cepat (TRC) di Tk.
Kecamatan
Unit 4 BPBD
Penambahan pusat
penanggulangan bencana Pos
Tim Reaksi Cepat (TRC) di Tk.
Desa
Unit 19 BPBD
Pos Penanggulangan Bencana
alam (PBA/TRC) di Kabupaten
unit 0 BPBD
1 19 xx 22 Program pencegahan dini
dan penanggulangan korban
bencana alam
Jumlah sarana evakuasi unit 1 BPBD
Peningkatan jalan jalur
evakuasi
km 2 PU
Penambahan dan pemeliharaan
saran/prasarana dan peralatan
evakuasi
% 20 BPBD
Peningkatan kualitas SDM orang 100 BPBD
lv-S0
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
Pemetaan demografi,
monografi, dan update data
base setiap tahun
% 100 BPBD
Jumlah tempat perawatan
mensucikan jenazah
unit 0 BPBD
2 01 xx 16 Program Rehabilitasi Hutan
dan Lahan
Konservasi lahan, flora, fauna
(Penanaman sempadan mata
air)
unit / ha?? 3 Din. Pertahut
Konservasi lahan, flora, fauna
(Penanaman sempadan sungai)
ha 3 Din. Pertahut
2 02 xx 15 Program pemanfaatan
potensi sumberdaya hutan
Pemanfaatan lahan bawah
tegakan (dengan garut)
ha 6 Din. Pertahut
Budidaya lebah madu unit 1 Din. Pertahut
2 02 xx 16 Program rehabilitasi hutan
dan lahan
Penanaman sempadan pantai
(hutan pantai)
ha 3 Din. Pertahut
Penanaman dan pemeliharaan
hutan mangrove
ha 1 Din. Pertahut
Penanaman dan pengkayaan
hutan rakyat
ha 20 Din. Pertahut
Pencegahan dan pengendalian
kerusakan hutan dan lahan
kec 17 Din. Pertahut
2 02 xx 17 Program perlindungan dan
konservasi sumberdaya
hutan
Fasilitasi jumlah partisipasi
masyarakat dalam
pembangunan desa
kecmat
an
17 Din. Pertahut
Bimbingan teknis pengendalian
hutan
kelomp
ok
13 Din. Pertahut
2 02 xx 19 Program pembinaan dan
penertiban hasil hutan
Pemantauan dan pengendalian
industri pengolahan kayu hilir
tahun 1 Din. Pertahut
Pengendalian bahan baku dan
alat mesin industri pengolahan
kayu hilir
unit 21 Din. Pertahut
Pengawasan dan pengendalian
peredaran hasil hutan
kecmat
an
7 Din. Pertahut
Pelayanan tata usaha hasil
hutan kayu rakyat
tahun 1 Din. Pertahut
2 02 xx 20 Program perencanaan dan
pengembangan hutan
Penyusunan data statistik
kehutanan
paket 1 Din. Pertahut
2 03 xx 15 Program Pembinaan dan
Pengawasan Bidang
Pertambangan
Tingkat kerusakan akibat
penggalian dan penambangan
turun
ha 5 Din. SDA
11 Infrastruktur,
penataan ruang dan
permukiman
1 03 xx 15 Program pembangunan
jalan dan jembatan
Persentase panjang jaringan
jalan beraspal dalam kondisi
baik
% 92 PU
1 03 xx 16 Program pembangunan
saluran drainase/gorong-
gorong
Persentase layanan jaringan air
limbah terpusat di APY
% 6 PU
Pengembangan saluran
drainase permukiman
m 500 PU
lv-S1
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S
Target Tahun 2013
1 2 5 6
SKPD
4
No
Indikator
Kinerja
3
Prioritas
Pembangunan
Kode Program/Pembangunan
1 03 xx 18 Program
rehabilitasi/pemeliharaan
jalan dan jembatan
Penaganan jalan Kabupaten km 12 PU
1 03 xx 23 Program peningkatan
sarana dan prasarana
kebinamargaan
Persentase peningkatan
penyediaan simpul transportasi
% 25 DISHUB
1 03 xx 27 Program pengembangan
kinerja pengelolaan air
minum dan air limbah
Persentase penduduk berakses
air bersih
% 70 PU
1 03 xx 30 Program pembangunan
infrastruktur pedesaan
PU
1 04 xx 16 Program lingkungan sehat
perumahaan
Persentase peningkatan
lingkungan sehat perumahan
% 10 PU
Pengembangan IPAL Komunal Unit 2 PU
Penanganan kawasan kumuh kawasan 1 PU
1 05 xx 16 Program pemanfaatan ruang Peningkatan Relokasi lokasi
tanah longsor
rumah 5 Bappeda
1 05 xx 17 Program pengendalian
pemanfaatan ruang
Tingkat ketaatan terhadap
RTRW
% 100 Bappeda
1 06 xx 25 Program perencanaan
pembangunan daerah rawan
bencana
Terwujudnya implementasi RPP
kawasan berbasis mitigasi
bencana
% 55 Bappeda
1 07 xx 15 Program pembangunan
prasarana dan fasilitas
perhubungan
Persentase fasilitas
keselamatan lalu lintas jalan
% 20 Din.
Perhubungan
1 07 xx 17 Program peningkatan
pelayanan angkutan
Daya angkut angkutan umum seat/orang 1.763.022 Din.
Perhubungan
Load faktor penumpang
angkutan umum
% 0,7 Din.
Perhubungan
1 07 xx 20 Program peningkatan
kelaikan pengoperasian
kendaraan bermotor
V/C ratio kendaraan yang
melintas di kota
ratio 0,3 Din.
Perhubungan
1 08 xx 15 Program penanganan
persampahan
Penanganan persampahan kec. 17 Din. PU
1 08 xx 15 Program pengembangan
kinerja pengelolaan
persampahan
Persentase penduduk yang
terlayani pengelolaan sampah
% 25 Din. PU
Jumlah TPA sampah dengan
sistem sanitary landfill
jumlah 1 Din. PU
lv-S2
RencanaKerjaPembangunanDaerahKabupatenBantulTahun2013

V-1
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Pada bab ini akan dijabarkan secara eksplisit mengenai rencana program dan kegiatan prioritas
daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan dan kedudukan tahun rencana
(RKPD). Disamping itu dalam pelaksanaan Musrenbang tingkat Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, telah dilakukan penyelarasan program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah
provinsi dengan arah kebijakan, prioritas dan sasaran pembangunan nasional serta
program/kegiatan kabupaten/kota, sehingga beberapa rencana program/kegiatan prioritas
kabupaten menjadi usulan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Hal penting yang perlu menjadi catatan yang harus ditindaklanjuti dalam penyusunan
RAPBD Tahun 2013 adalah berkaitan dengan adanya kesepakatan kegiatan prioritas bersama
antara Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Pemerintah Kabupaten Bantul
melalui sumber dana cost sharing.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2013
PAGU INDIKATIF
(Rp)
I PROGRAM DAN KEGIATAN PADA SETIAP SKPD 58,917,419,900
II URUSAN WAJIB -
1 Pendidikan 58,407,892,650
2 Kesehatan 105,568,457,506
3 Pekerjaan Umum 58,414,466,500
4 Perumahan 1,853,000,000
5 Penataan Ruang 1,465,860,000
6 Perencanaan Pembangunan 2,643,118,750
7 Perhubungan 2,437,605,800
8 Lingkungan Hidup 5,542,928,573
9 Pertanahan 6,899,163,500
10 Kependudukan dan Catatan Sipil 3,748,227,000
11 Pemberdayaan Perempuan 441,660,000
12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 1,310,975,000
13 Sosial 1,834,175,000
14 Tenaga Kerja 2,108,475,500
15 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 846,844,000
16 Penanaman Modal Daerah 841,545,000
17 Kebudayaan 745,870,000
18 Pemuda dan Olah Raga 1,754,795,000
19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 3,680,410,750
20 OTDA, Pem Umum, Adm Keu Drh, Perangkat Drh, Kepeg & Persandian 28,065,546,773
21 Ketahanan Pangan 5,587,130,700
22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 2,918,127,280
23 Statistik 620,575,000
24 Kearsipan 608,533,727
25 Komunikasi dan Informatika 3,391,172,500
26 Perpustakaan 442,500,000
III URUSAN PILIHAN -
1 Pertanian 5,015,398,200
2 Kehutanan 1,590,000,000
3 Energi dan Sumberdaya Mineral 587,200,000
4 Pariwisata 1,394,000,000
5 Kelautan dan Perikanan 4,194,500,000
6 Perdagangan 2,757,697,500
7 Perindustrian 1,007,565,000
8 Transmigrasi 1,299,084,100
378,941,921,209 JUMLAH
REKAPITULASI JUMLAH USULAN ANGGARAN
TAHUN ANGGARAN 2013
MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
NO URAIAN
V-4
Rencono Kerjo Pembonqunon Boerob Kobupoten Bontul Tobun 201S

VI-1

BAB VI
PENUTUP

RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati Kabupaten
Bantul ini dijadikan pedoman penyempurnaan rancangan Renja SKPD Kabupaten Bantul Tahun
2013 dan digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Angaran Pendapatan
Belanja Daerah (KU-APBD) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (PPAS-APBD) Tahun Anggaran 2013. Selain itu, RKPD Kabupaten Bantul Tahun
2013 ini digunakan sebagai bahan evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul tentang
APBD Kabupaten Bantul Tahun 2013 untuk memastikan APBD Kabupaten Bantul 2013 telah
disusun berlandaskan RKPD Kabupaten Bantul Tahun 2013.

Dokumen ini diharapkan menjadi media komunikasi secara berkelanjutan antar semua pelaku
pembangunan dan sebagai media evaluasi pelaksanaan program/kegiatan supaya tetap sesuai
dengan rencana.




BUPATI BANTUL,



SRI SURYA WIDATI

Anda mungkin juga menyukai