Anda di halaman 1dari 10

KARYA TULIS HADIAH TERINDAH DARI BANK SUMSEL BABEL SYARIAH.

TEMA : BPD sebagai Agent of Regional Development Nama : Dita Pratiwi Asal : Palembang Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta. Alamat : 1. Perumahan Gria Kemang Manis Blok A6. Bukit Besar Palembang. 2. Jl. Asti Kuningan Blok F 10 A. Depok-Sleman-Jogjakarta. No telp : 085254440445

BAB I PENDAHULUAN Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Inilah beberapa manfaat perbankan dalam kehidupan: 1. Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan jenis investasi jangka pendek (yield enhancement). 2. Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung nilai (hedging), atau disebut juga sebagai risk management. 3. Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga barang komoditi tertentu dikemudian hari (price discovery). 4. Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu sendiri. 5. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen produksi sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan dan kebutuhan pasar pada masa mendatang.

Terlepas dari funsi-fungsi perbankan (bank) yang utama atau turunannya, maka yang perlu diperhatikan untuk dunia perbankan, ialah tujuan secara filosofis dari eksistensi bank di Indonesia. Hal ini sangat jelas tercermin dalam Pasal empat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang menjelaskan, Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Meninjau lebih dalam terhadap kegiatan usaha bank, maka bank (perbankan) Indonesia dalam melakukan usahanya harus didasarkan atas asas demokrasi ekonomi yang menggunakan prinsip kehati-hatian. Hal ini, jelas tergambar, karena secara filosofis bank memiliki fungsi makro dan mikro terhadap proses pembangunan bangsa pada umumnya serta pembangunan daerah derah di Indonesia pada khususnya. Berlakunya otonomi daerah meskipun tidak mencakup kebijakan tentang perbankan, dalam implementasinya akan berpengaruh terhadap kebijakan dan strategi perbankan. Perimbangan keuangan pusat dan daerah yang baru menyebabkan peningkatan aliran dana ke daerah dimana sektor perbankan akan menjadi fasilitatornya. Sehingga dana perimbangan dari pusat dapat disalurkan dengan adil dalam bentuk kredit atau jasa bank lainya. Bank Pembangunan Daerah merupakan perbankan yang dimaksud diatas. BPD bisa dikatakan bentuk otonomi daerah yang nyata, dimana saham bank tersebut dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah itu sendrii seperti yang tercantum pada UU Nomor 13 Tahun 1962. Sekarang BPD bukan hal yang nndeso seperti kata orang dahulu, BPD merupakan trend daerah Indonesia masa kini yang harus dikembangkan bahkan tenaga ahli BPD kebanyakan tenaga ahli dari Bank Bank Umum yang ternama. Hampir setiap Pemerintah Daerah telah memiliki BPD sendiri bahkan di beberapa daerah tertentu BPD menjadi Bank utama bagi masyarakat mencari perkerjaan untuk sesuap nasi maupun bagi masyarakat untuk meminjam dana ataupun menyalurkan dana yang mereka miliki. Salah satu contohnya Sumatra Selatan dan Bangka Belitung memiliki BPD yang kita kenal dengan BANK SUMSEL BABEL. Sebagai konsekuensi ditetapkannya otonomi daerah, alokasi dana ke daerah yang dikelola oleh bank akan meningkatkan sisi pasiva dalam neraca Bank Pembangunan Daerah (BPD). Hal ini berarti terdapat tambahan sumber dana yang harus

dikelola secara optimal oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD). Tambahan dana itu harus dapat diimbangi dengan perkembangan sisi aktiva minimal sebesar dana yang dapat dipergunakan (loan able fund). Jika bank tidak dapat memanfaatkan sumber dana tersebut maka akan meningkatkan biaya dana, sebab bagaimanapun juga pemerintah daerah menempatkan dananya pada BPD tidak secara cuma-cuma. Sebagai Agent of Development bank-bank memiliki fungsi dan peranan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Bank-bank yang ada di daerah juga harus dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah, apalagi dalam era otonomi daerah sekarang ini. Dengan adanya perimbangan keuangan yang baru antara pusat dan daerah serta sistem otonomi daerah, setiap daerah mulai berlomba-lomba untuk menggali dan meningkatkan potensi daerah masing-masing. Sebagai bank yang didirikan oleh pemerintah daerah propinsi yang didasari pada peraturan daerah (Perda) yang besangkutan maka kinerja Bank Pembangunan Daerah tidak lepas dari kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah yang bersangkutan. Bank Pembangunan Daerah merupakan salah satu potensi yang dimiliki daerah yang seharusnya memiliki peranan yang besar dalam meningkatkan perekonomian daerah. Maka dari itu, karya tulis ini membahas tentang peran BPD sebagai agent of development di Indonesia.

BAB II PEMBAHASAN Bank Pembangunan Daerah Nasional. Tercatat, sepanjang 2010, kelompok BPD hanya menyalurkan 40% kreditnya kepada usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM). Sisanya sebesar 60% lebih banyak dikucurkan untuk kredit konsumsi. Padahal Bank Indonesia (BI) telah mengimbau agar BPD berperan sebagai agent of regional development untuk meningkatkan kredit ke sektor industri yang produktif. BI memandang, untuk memperkuat perekonomian daerah, telah dicanangkan program BPD sebagai bank terkemuka di daerah (BPD Regional Champion). Program ini ditujukan untuk memperkuat daya saing dan kelembagaan BPD, sehingga dapat lebih efektif melaksanakan fungsinya sebagai agent of development di daerah. Secara moral, BPD seharusnya menjadi motor kredit skala kecil dan mikro di daerah masingmasing, bukan bertumpu pada bank-bank persero dan swasta nasional skala besar. BRC terdiri atas 3 Pilar Utama yaitu :
1. 2. 3.

Menjaga dan meningkatkan ketahanan perbankan Peran sebagai agent of regional development dan Peningkatan kemampuan melayani masyarakat khususnya di

daerah. Selama kurang lebih 5 (lima) tahun terakhir, pangsa BPD terhadap total Perbankan Indonesia menunjukan peningkatan. Dalam periode Desember 2005 hingga Oktober 2010, pangsa aset BPD meningkat dari 7,2% menjadi 8,9%, pangsa DPK meningkat dari 7,6% menjadi 9,4%, demikian pula pangsa kredit meningkat dari 6,5% menjadi 8,5%, sedangkan share jumlah kantor turun dari 13,4% menjadi 10,4%. Kalau

kita lihat peningkatan masih terbuka lebar untuk mencapainya kita harus menggunakan potensis yang kita miliki dengan seefisien mungkin. Dalam kerangka itu, BI akan lebih mengefektifkan peran Kantor Bank Indonesia (KBI) di setiap daerah untuk bersama dengan pemangku kepentingan memperkuat dan meningkatkan peran BPD. Penguatan BPD bersama dengan program pemantauan inflasi daerah serta pengembangan kluster ekonomi potensial daerah yang bersinergi satu sama lainnya ditujukan untuk kepentingan kemajuan perekonomian daerah, BPD dalam berperan sebagai sebagai Agent of Regional Development yang merupakan Pilar ke-2 BPD menargetkan porsi yang lebih besar untuk kredit pada sektor-sektor produktif dan meningkatkan fungsi intermediasi khususnya UMKM melalui kerjasama dengan BPR baik melalui linkage program maupun menjadi APEX bank.

BPD Sumsel Babel sebagai agent of Regional Development Setelah membahas BPD secara umum, bagian ini membahas BPD khusus daerah

Sumsel yaitu Bank Sumsel Babel. Sesuai dengan misinya Mengembangkan dan membangun pertumbuhan perekonomian daerah, Sebagai agen pembangunan, Membantu dan mengembangkan pengusaha golongan ekonomi lemah. Bank Sumsel Babel telah dapat dikatakan sebagai bank yang berhasil menajalankan misi nya untuk mewujudkan visi bank tersebut. Kenapa bisa dikatakan sedemikian rupa? Jawabannya ialah Bank Sumsel Babel telah berhasil menyalurkan kredit Rp10,1 triliun samapi Oktober 2012 kemarin atau dapat dikatakan melampaui target tahun ini yang hanya dipatok sebesar Rp9,4 triliun. Kredit itu banyak disalurkan kepada kelompok usaha kecil dan menengah dan kredit mikro yang mendominasi kegiatan usaha di Provinsi Sumatra Selatan dan Bangka Belitung dengan sebaran kredit terdiri dari Rp6,4 triliun untuk kegiatan konsumtif dan Rp3,74 triliun untuk usaha produktif. Dalam hal penyaluran kredit, Bank Sumsel Babel tetap memperhatikan rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) dan menjaga rasio permodalan (capital adequacy ratio/ CAR) di level yang aman. LDR [rasio kredit terhadap dana pihak ketiga] mencapai 75,88% pada posisi realisasi kredit Rp10,1 triliun itu. Ini karena di samping intensif melakukan penetrasi untuk kredit usaha kecil dan menengah, Bank

Sumsel Babel juga makin aktif mengucurkan kredit korporasi. NPL masih dibawah 5 persen yaitu sekitar 1,7 persen dan CAR sebesar 12,29% atau jauh di atas ambang batas yang di tetapkan Bank Indonesia sebesar 8%. Peningkatan penyaluran kredit di Sumatra Selatan dari Rp8,2 triliun menjadi Rp14,9 triliun atau 81,9% . Kredit modal kerja mencatat pertumbuhan sebesar 39,0% dan kredit konsumsi meningkat 17,2% . Bahkan pertumbuhan kredit perbankan Sumsel sampai Triwulan III mencapai 29 persen melebihi persentase secara nasional yang merosot menjadi 22,9 persen. Peningkatan tersebut tidak lepas dari kontribusi Bank Sumsel Babel sebagai agent of development di Sumsel. Pertumbuhan ekonomi Sumatra Selatan sedang mengalami penurunan atau melambat tetapi masih cukup tinggi dari 6 persen merosot ke 5,8 persen tapi disebabkan perlambatan pada sektor pertambangan dan penggalian serta sektor jasa-jasa, bersamaan dengan pemerintah. Menurut Pemda setempat Bank Sumsel Babel memiliki peran penting antara lain sebagai pengelola kas daerah, penyumbang PAD terbesar di Sumsel Babel dan juga penyalur kredit bagi pegawai negeri dilingkungan pemerintahan. Pendapat Pemda tersebut telah membuktikan bahwa Bank Sumsel telah berhasil sebagai Agent of Regional Development. perlambatan konsumsi

BAB III PENUTUP Kesimpulan Di antara kelompok bank yang beroperasi di Indonesia, maka kelompok Bank Pembangunan Daerah (BPD) memiliki peran amat strategis dalam mendorong perekonomian daerah. (Agent Of Regional Development) ini sesuai dengan khittahnya, di mana wilayah operasional BPD lebih dominan di daerah-daerah. kepemilikan mayoritas saham BPD pun kebanyakan dimiliki oleh pemerintah daerah setempat setingkat propinsi dan himpunan dari pemerintah daerah tingkat kabupaten/ kotamadya. Akan tetapi dalam menjalankan misinya BPD seringkali melakukan penyimpangan. Hendaknya BPD melakukan control dan evaluasi secara rutin untuk mencapai targetnya. Bank Sumsel Babel merupakan salah satu BPD yang selalu mencapai tergetnya. Akan tetapi pencapaian tersebut tidak boleh membuat seluruh jajarannya berpuas diri. Apalagi jika melihat adanya program BPD Regional Champion yang telah diluncurkan BI beserta Asosiasi BPD seluruh Indonesia atau Asbanda di mana Bank Sumsel Babel menjadi salah satu anggotanya. Bank sumsel perlu melakukan sederet langkah dan strategi untuk mencapai tiga pilar BRC tersebut. Apabila telah mencapai goal tersebut Bank Sumsel Babel baru bisa dikatakan sebagai BPD Regional Champion di Sumsel dan Babel.

Referensi
http://www.stabilitas.co.id/view_articles.php? article_id=266&article_type=0&article_category=23 http://sumsel.antaranews.com/berita/268130/pertumbuhan-kreditperbankan-sumsel-meningkat http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/07EE0AE2-FD0B-4667-A9D7A288709E4B16/27345/KERSumselTwIII2012.pdf http://www.banksumselbabel.com http://www.bisnis-sumatra.com http://en.bisnis.com http://www.businessnews.co.id
Kredit macet bank sumsel babel - BACAIN.com Pertumbuhan Bank di Sumsel 77 Persen - Sriwijaya Post jurnas.com: Penyaluran Kredit di Sumsel Menurun KER Provinsi Sumsel Triwulan IV-2012 Beritadaerah.com | Pusat Informasi Potensi Daerah Indonesia - Pariwisata & Investasi Usaha

Kinerja perbankan di Sumsel meningkat - Antara News Palembang Sumatera Selatan Pertumbuhan Kredit Perbankan Sumatera Selatan Lebih Tinggi - Indonesia Finance Today Pertumbuhan Kredit Perbankan Sumsel Lebihi Persentase N-aktual.co Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

Pertumbuhan ekonomi Sumsel terjadi perlambatan - Antara News Palembang Sumatera Selatan

Anda mungkin juga menyukai