DOSEN: Prof. Masnal Jazuli, M. Ag KELOMPOK 1 ANGGOTA: KIKI RIZKI AMELIA ARDILA ARDHA MIFTAHUL RAHMAH WARA RISKI CAHYANI MARDIANI PUTRI USWATUN NISA TRINANDA AKASUMA 1110070110031 1110070110009 1110070110055 1110070110089 1110070110093 1110070110067 1110070110069
PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia sehingga penulis dapat merampungkan Makalah Agama II Konsep Ibadah dalam Islam ini. Penulis berkesempatan membahas Konsep Ibadah dalam Islam, yang merupakan salah satu materi yang ditujukan untuk menunjang perkuliahan Mata Kuliah Agama II. Dalam Pembahasannya, dibicarakan pengertian ibadah, dasar hukum ibadah dalam Islam, hukum ibadah dalam Islam, jenis Ibadah dalam Islam dan Karakteristik Ibadah dalam Islam itu sendiri. Pada kesempatan ini, penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada Prof. Masnal Jazuli, M.Ag, selaku Guru Pembimbing. Penulisan Makalah Agama II Konsep Ibadah dalam Islam ini dapat terwujud karena dukungan berbagai pihak terutama dukungan moral dan material dari rekan-rekan kelompok 1 kelas ganjil angkatan 2011 , Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Baiturrahmah. Penulis menyadari bahwa dalam Makalah ini masih ada terdapat kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Demikianlah , semoga Makalah ini bermamfaat bagi kita dalam usaha meningkatkan ibadah kepada Allah SWT sebagai makhluk-Nya yang diciptakan untuk mengabdi kepada-Nya. Padang, September 2012
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Kata Pengantar Daftar Isi. BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Masalah 1.4 Mamfaat Penulisan... 1.5 Metode Penulisan. BAB II Pembahasan 2.1 Definisi Ibadah.... 2.2 Dasar Hukum Ibadah dalam Islam.. 7 9 4 5 5 5 6 2 3
2.3 Hukum Konsep Ibadah dalam Islam.. 11 2.4 Jenis Konsep Ibadah dalam Islam...... 13 2.5 Karakteristik Konsep Ibadah dalam Islam. 16
20 20 21
Dikalangan para mahasiswa, terutama bagi mereka yang secara formal berada dibangku perkuliahan, kadar mahasiswa yang masuk perguruan tinggi, setiap tahunnya selalu meningkat. Pada dasarnya untuk mulai masuk perguruan tinggi diperlukan kesiapan yang matang, kesiapan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan memperdalam pengetahuan tentang ajaran islam, karena kita ketahui dalam dunia perkuliahan,kita akan menemukan berbagai bentuk watak yang akan membawa ke lingkungan yang baik dan begitu pula hal nya buruk. Seorang mahasiswa yang baik, harus paham mengenai konsep ibadah agama khususnya ajaran Islam. Namun ada salah satu masalah yang perlu di pertanyakan, Apakah mahasiswa telah mampu
menginterpresentasikan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari? Seperti yang kita ketahui sebagian dari mahasiswa tersebut kurang tanggap terhadap perubahan lingkungan yang baru yang dapat menurunkan kualitas ibadah mereka.
Melalui makalah ini, kami mencoba untuk memberikan konsep ibadah islam, terutama mengenai jenis-jenis ibadah berdasarkan konsep islam, sehingga para mahaiswa dapat menginterprestasikan dengan baik dan dijadikan sebagai landasan pemikiran yang tepat di bangku pekuliahan.
1. Apakah yang dimaksud dengan ibadah? 2. Bagaimana hukum dasar ibadah dalam Islam? 3. Bagaimana konsep ibadah dalam Islam? 4. Apa sajakah jenis-jenis ibadah berdasarkan konsep ibadah dalam Islam? 5. Bagaimana karakteristik konsep Ibadah dalam Islam? 6. Apa peranan ibadah dalam kehidupan?
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam menunaikan ibadah sehari-hari. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan didalam menulis atau merangkum data berupa proposal, makalah, maupun skripsi dan semacamnya di bangku perkuliahan .
Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan dan pencarian sumber melalui dunia maya. Metode studi kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca telaah tentang Konsep ibadah Islam. Pencarian sumber melalui dunia maya yaitu kegiatan pencarian daftar sumber yang dianggap berkompeten dalam memberikan masukan serta kekinian dalam implementasi bahan yang telah ditemukan.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etomologis diambil dari kata abada, yabudu, abdan, fahuwa aabidun Abid, berarti hamba atau budak, yakni seseorang yang tidak memiliki apa-apa, hanya dirinya sendiri milik tuannya, sehingga karenanya seluruh aktifitas hidup hamba hanya untuk memperoleh keridhaan tuannya dan menghindarkan murkanya. Manusia adalah hamba Allah Ibaadullaah jiwa raga haya milik Allah, hidup matinya di tangan Allah, rizki miskin kayanya ketentuan Allah, dan diciptakan hanya untuk ibadah atau menghamba kepada-Nya. Sebagaimana Firman Allah SWT:
Tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu
Ahli lughat (ahli bahasa) mengartikan kata ibadah dengan taat, arti ini dipergunakan dalam firman Allah yang maksudnya:
Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu", (Q.S. Yaasin: 60)
Selain itu, kata ibadah juga diartikan sebagai doa, seperti firman Allah berikut ini:
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (Q.S. Al-Mu'minun: 60)
2.2 DASAR HUKUM IBADAH DALAM ISLAM Dasar hukum atau dalil perintah pelaksanaan ibadah dalam Islam adalah nash al-Quran. Di dalam al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang menyatakan perintah kepada hamba Allah untuk melaksanakan ibadah. Ibadah dalam Islam sebenarnya bukan bertujuan supaya Tuhan disembah dalam arti penyembahan yang terdapat dalam agama-agama primitif, melainkan sebagai perwujudan rasa syukur atas nikmat yang telah dikaruniakan Allah atas hambahamba-Nya. Adapun ayat-ayat yang menyatakan perintah untuk melaksanakan ibadah tersebut di antaranya sebagai berikut: 1. Surat Yasin ayat 60:
Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu. (Q.S. Yasin: 60)
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.(Q.S. adz-Dzariyat: 56)
Dari ayat di atas, jelaslah bahwa Allah menciptakan jin dan manusia semata-mata untuk menyembah-Nya, walaupun sebenarnya Allah tidak berhajat untuk disembah ataupun dipuja oleh manusia. Allah adalah Maha Sempurna dan tidak berhajat kepada apapun.
Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu". Maka di antara umat itu ada orangorang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (Q.S. an-Nahl: 36)
10
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (Q.S. al-Anbiya: 25)
Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku. (Q.S. al-Anbiya: 92)
Dari ayat-ayat yang telah dikemukakan di atas, tampak jelas bahwa Allah memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa beribadah kepada-Nya. Diutusnya para Rasul untuk menyampaikan syari'at yang telah ditetapkan oleh Allah kepada umat manusia adalah supaya manusia mengetahui kewajiban-kewajiban apa saja yang harus dilaksanakannya dalam rangka mensyukuri nikmat yang telah Allah anugerahkan kepadanya.
2.3 HUKUM-HUKUM KONSEP IBADAH DALAM ISLAM Dari penjelasan-penjelasan diatas bahwa dapat kita pahami bahwa ibadah adalah mengerjakan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah seperti amalan wajib dan sunat dan menjauhi segala yang dilarang oleh-Nya seperti haram dan makruh. Dengan demikian hukum melaksanakan Ibadan ada empat, yaitu wajib, sunat, haram, dan makruh.
11
2.3.1 Wajib Yang dimaksud dengan wajib dalam pengertian hukum islam adalah ketentuan syari yang menuntut para mukallaf untuk melakukanya dengan tuntutan yang mengikat serta diberi imbalan pahala bagi yang melakukanya dan ancaman dosa bagi yang meninggalkanya, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan sebaginya. 2.3.2 Sunat Yang dimaksud dengan sunat adalah ketentuan Syari tentang berbagai amaliah yang harus dikerjakan mukallaf dengan tuntutan yang tidak mengikat. Dan pelakunya diberi imbalan pahala tanpa ancaman dosa bagi yang meninggalkanya, seperti membaca al-Quran, Puasa SeninKamis, Iktiqaf, sedeqah, dan sebaginya. 2.3.3 Haram Yang dimaksud dengan haram adalah tuntutan syari kepada mukallaf untuk meninggalkanya dengan tuntutan yang mengikat, beserta imbalan pahala bagi yang mematuhi untuk meninggalkannya dan balasan dosa bagi yang tidak mematuhi untuk meninggalkannya, sperti zina, mencuri termasuk korupsi, merampok, menipu, dan sebaginya.
2.3.4 Makruh Yang dimaksud dengan makruh adalah tuntutan syari kepada mukallaf untuk meninggalkanya dengan tuntutan yang tidak mengikat, beserta imbalan pahala bagi yang mematuhi untuk meninggalkannya dan tidak berdosa bagi yang tidak mematuhi untuk meninggalkannya, sperti memakan bawang, merokok, memakan kepiting, dan sebagainya.
12
Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan bentuk dan sifat yang berbeda antara satu dengan lainnya;
2.4.1 Ibadah Mahdhah, artinya penghambaan yang murni hanya merupakan hubungan antara hamba dengan Allah secara langsung.
A. Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah,baik dari al-Quran maupun al-Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya.
Salah satu tujuan diutus rasul oleh Allah adalah untuk memberi contoh.
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin Allah (QS. (4): 64).
13
Dan apa saja yang dibawakan Rasul kepada kamu maka ambillah, dan apa yang dilarang, maka tinggalkanlah( QS. (59): 7).
Jika melakukan ibadah bentuk ini tanpa dalil perintah atau tidak sesuai dengan praktek Rasul saw., maka dikategorikan Muhdatsatul umur perkara meng-ada-ada, yang populer disebut bidah.
C. Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebut hikmah tasyri. Shalat, adzan, tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syariat, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat.
D. Azasnya taat, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah, dan salah satu misi utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi:
14
Jenis ibadah yang termasuk mahdhah, adalah : 1. Wudhu, 2. Mandi hadats 3. Iqamat 4. Membaca al-Quran 5. Shiyam ( Puasa ) 6. Umrah 7. Tayammum 8. Adzan 9. Shalat 10. Itikaf 11. Haji 12. Tajhiz al- Janazah
2.4.2 Ibadah Ghairu Mahdhah, (tidak murni semata hubungan dengan Allah) yaitu ibadah yang di samping sebagai hubungan hamba dengan Allah juga merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya .
Selama Allah dan Rasul-Nya tidak melarang maka ibadah bentuk ini boleh diselenggarakan.
B. Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul, karenanya dalam ibadah bentuk ini tidak dikenal istilah bidah , atau jika ada yang menyebut nya,
15
segala hal yang tidak dikerjakan rasul bidah, maka bidahnya disebut bidah hasanah, sedangkan dalam ibadah mahdhah disebut bidah dhalalah. C. Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika. Sehingga jika menurut logika sehat, buruk, merugikan, dan madharat, maka tidak boleh dilaksanakan. D. Azasnya Manfaat, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan.
Karekteristik konsep ibadah Islam berikut ini menggambarkan kesempurnaan Islam sebagai satu-satunya agama yang diridhai Allah:
A. Bersumber dari Allah SWT (rabbaniyyah), bukan buatan manusia. Tujuan pertama dan terakhirnya adalah agar manusia menyembah Allah yang merupakan tujuan penciptaan manusia. Sebagaimana Firman Allah SWT:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.(Q.S. adz-Dzariyat: 56)
16
B. Bersifat kemanusiaan yang universal, yaitu diturunkan Allah SWT sebagai petunjuk untuk seluruh umat manusia, bukan hanya dikhususkan untuk suatu kaum atau golongan. Sebagaimana Firman Allah SWT:
(Q.S
(21):107)
C. lengkap dan mencakup seluruh aspek kehidupan. Tidak ada suatu pekerjaan, baik kecil ataupun besar, kecuali lisalam telah menerangkan hukumnya. Sebagaimana Firman Allah SWT:
(Q.S
(6): 38)
17
D. Ajaran Islam mudah untuk dikerjakan tanpa kesuliatan sedikitpun, sebab islam tidak membebankan manusia suatu kewajiban kecuali sebatas kemampuannya. Sebagaimana Firman Allah SWT:
(Q.S
(2) : 286)
E. Ajaran Islam bertujuan untuk menegakkan keadilan mutlak dan mewujudkan persadauraan dan persamaan ditengah kehidupan manusia, serta memelihara darah, kehormatan harta, akal, dan agama mereka. Sebagaimana Firman Allah SWT:
(Q.S
(5) : 8)
18
F. Bersifat seimbang (tawazun), dimana seluruh ibadah Islam menjaga keseimbangan kepentingan pribadi dan kepentidngan umum, antara jasad dan ruh, antara dunia dan akihrat. Sebagaimana Firman Allah SWT:
Perpaduan antara tidak berubah dan menerima perubahan. Ajaran islam tidak berubah pada pokok-pokok dan tujuannya, namun menerima perubahan pada cabang, sarana dan cara-caranya sehingga dengan sifat menerima perubahan ini Islam dapat menyesuaikan diri dan dapat menghadapi perkembangan zaman. Dan dengan sifat itdak berubah pokokpokok dan tujuannya, Islam tidak dapat larut dan tunduk pada peubahan zaman dan perputaran waktu.
19
3.1 Kesimpulan Dasar hukum atau dalil perintah pelaksanaan ibadah adalah nash al-Quran. Dari penjelasan-penjelasan diatas bahwa dapat kita pahami bahwa ibadah adalah mengerjakan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah seperti amalan wajib dan sunat dan menjauhi segala yang dilarang oleh-Nya seperti haram dan makruh. Dengan demikian hukum melaksanakan Ibadan ada empat, yaitu wajib, sunat, haram, dan makruh. Ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan bentuk dan sifat yang berbeda antara satu dengan lainnya.
3.2 SARAN Dalam suatu makalah tidak ada yang sempurna, karena kesempurnaan adalah milikNya, jadi penulis berharap untuk pembaca yang ingin menyadur dari makalah ini bisa dibaca dan memahami terlebih dahulu makalah ini barulah menyadurnya. Harapan penulis selanjutnya lebih baik dari pada makalah ini.
20
Daftar Pustaka
Hardian, Novi dkk. 2005. Panduan Keislaman untuk Remaja Super Mentoring Senior. Bandung: Syaamil Cipta Media Shiddieg, Umay. 2008. Ibadah. Ibadah Mahdhah dan Ghairu Mahdhah, (Online), (http://umayonline.wordpress.com, diakses 25 September 2012).
21