Untitled
Untitled
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Grounding system adalah sebuah kegiatan usaha yang mengkhususkan diri pada jasa perencanaan instalasi kelistrikan, sistem pentanahan dan sistem proteksi, yang bertujuan untuk memberikan solusi menyeluruh berupa perlindungan peralatan elektronik, bangunan, ketersediaan layanan, dan keselamatan manusia terhadap kemungkinan bahaya kejut listrik serta kerusakan akibat petir/tegangan berlebih.
Tujuan sistem pentanahan adalah untuk membatasi tegangan pada bagian-bagian peralatan yang tidak dialiri arus dan antara bagian-bagian tersebut dengan tanah, hingga tercapai suatu nilai yang aman untuk semua kondisi operasi, baik kondisi normal maupun saat terjadi gangguan.Sistem pentanahan berguna untuk memperoleh tegangan potensial yang merata dalam suatu bagian struktur dan peralatan, serta untuk memperoleh jalan balik arus hubung-singkat/arus gangguan ke tanah yang memiliki resistansi rendah. Sebab apabila arus gangguan dipaksakan mengalir ke tanah dengan tahanan yang tinggi, maka hal tersebut akan menimbulkan perbedaan tegangan yang besar sehingga dapat membahayakan.
Pada saat terjadi gangguan, arus gangguan yang dialirkan ke tanah akan menimbulkan perbedaan tegangan pada permukaan tanah yang disebabkan karena adanya tahanan tanah.
2. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui system pentanahan (grounding system) pada pembangkit listrik.
BAB II
ISI
Sistem Pentanahan
Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai groundingsystem adalah sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik terutama petir. Sistem pentanahan digambarkan sebagai hubungan antara suatu peralatan atau sirkit listrik dengan bumi.
Perencanaan sistem pentanahan membutuhkan pengukuran karakteristik nilai resistansi tanah yang berbeda-beda dari satu daerah lokasi ke daerah lokasi lainnya.Dari hasil pengukuran tersebut diperoleh suatu data yang dijadikan acuan dasar dari keseluruhan perencanaan, guna menentukan target pencapaian nilai yang aman untuk semua kondisi operasi, baik kondisi normal maupun saat terjadi gangguan, yang selanjutnya diterapkan untuk segala jenis sistem instalasi, baik kelistrikan, maupun sistem proteksi.
Piranti yang digunakan dalam sistem proteksi kelistrikan, meliputi penggunaan alat-alat proteksi yang sesuai dengan klasifikasi dari IEC (International Electrotechnical Commission) dan VDE (Verband Deutscher Elektrotechniker), yaitu sebagai berikut :
1. Class B (Arrester for lightning protection equipotential bonding), adalah alat-alat proteksi yang terhubung pada sistem ikatan penyama potensial (equipotential bonding). Alat-alat proteksi pada class B dirancang sedemikian rupa sehingga mampu menahan tegangan berlebih yang terjadi pada kasus sambaran petir langsung, dan mengalirkan kelebihan tegangan tersebut ke tanah dengan segera. Alat-alat proteksi class B terutama digunakan untuk sistem proteksi pada bangunan yang memiliki instalasi proteksi petir eksternal.
2. Class C (Arrester for overvoltage protection), digunakan untuk sistem proteksi pada bangunan yang tidak memiliki instalasi proteksi petir eksternal, sehingga kemungkinan terjadinya tegangan berlebih adalah melalui suplai tegangan dari PLN.
3. Class D (Arrester for mobile use on socket-outlets for overvoltage), alat proteksi yang dipasang pada stop-kontak (socket-outlet) untuk penggunaan alat-alat elektronik yang sensitif terhadap gangguan yang ditimbulkan oleh tegangan berlebih.
Berdasarkan klasifikasi yang mengacu pada IEC (International Electrotechnical Commission) dan VDE (Verband Deutscher Elektrotechniker) tentang tingkat perlindungan suatu sistem proteksi terhadap tegangan berlebih, penanganan instalasi kelistrikan dan sistem pentanahan dibedakan menjadi 2 menurut kategori sistem :
1. Penanganan instalasi kelistrikan dan sistem pentanahan pada bangunan yang memiliki sistem proteksi petir eksternal. Pada sistem ini, mutlak dibutuhkan arrester for lightning protection equipotential bonding (mengacu pada DIN VDE 0185) untuk penggunaan alat proteksi terhadap tegangan berlebih category IV (mengacu pada DIN VDE 0110/1). Sistem ini mengharuskan penggunaan alat proteksi class B yang didesain khusus sebagai pembatas yang mampu memberikan jalan bagi arus petir atau sebagian dari arus petir ke tanah dengan segera pada kasus sambaran petir langsung.
2. Penanganan instalasi kelistrikan dan sistem pentanahan pada bangunan yang tidak memiliki sistem proteksi petir eksternal. Pada sistem ini, digunakan arrester for overvoltage protection (mengacu pada DIN VDE 0100) untuk penggunaan alat proteksi terhadap tegangan berlebih category III (mengacu pada DIN VDE 0110/1). Sistem ini cukup menggunakan alat proteksi class C yang merupakan pembatas tegangan berlebih yang terjadi pada kasus sambaran petir tak langsung (induksi sambaran petir), maupun tegangan berlebih yang disebabkan kegagalan pada trafo distribusi PLN, atau kontak langsung secara tidak sengaja dengan kabel yang memiliki tegangan yang lebih tinggi.
Tabel 3 adalah Nilai Resistivitas Tanah menurut pasal 320 1 PUIL 1987
Jenis Tanah Resistivitas (ohm m)
Tanah Rawa 10-40
Tanah Liat 20 -100
Pasir Basah 50-200
Kerikil Basah 200 - 3000
Kerikil Kering < 10000
Tanah Berbatu 2000 - 30000
2. Kelembaban Tanah: Tanah manapun, dengan nilai kelembaban nol, bersifat isolasi. Kondisi ini jarang ditemui kecuali di area padang pasir atau selama periode dari musim kering ekstrim.
3. Kandungan Mineral Tanah: Air yang tidak mengandung garam mineral merupakan bahan isolasi sama halnya dengan tanah dengan kelembaban nol.
4. Temperatur: Jika temperatur tanah berkurang, maka resistivitasnya meningkat terutama ketika temperatur tanah turun di bawah titik beku air, resistivitas akan meningkat dengan cepat.
Manfaat Sistem Pentanahan
Pentanahan merupakan hal yang sangat penting dalam instalasi ,karena dengan pentanahan bila terjadi hubung singkat tidak terjadi suatu hal yang membahayakan .
Manfaat Pentanahan yaitu:
1. Bila terjadi hubung body pada peralatanlistrikdengan adanya sistem pentanahan yang baik maka tidak akan menyebabkan suatu hal yang tidak di iniginkan,hubung body tersebut dapat menyalur ke yang lain misal kumparanakan ,maka kumparan tersebut akan terbakar dengan adanya sistem pentanahan yang baik maka arus pada hubung body tersebut akan menyalur ke tanah.
2. Bila terjadi Petir agar tidak membuat kebakaran atu hal yang lain maka di buat Penangkal petri .penangkal petir ini berfungsi sebagai penagngkal atau menyalurkan energi petir ke dalam tanah,nilai resistansi pada tahanan pentanahan harus seksecil mungkin agar ,bial nilai resistansi besar maka energi petir tersebut akan masuk kedalam instalasi rumah/gedung yang di pasang penangkal petri dapat mengakibatkan kebakaran .
Sistem pentanahan yang baik di pengaruhi oleh beberapa hal : tahanan yang mempuuk resistansi yang sekecil mungkin.tanahan yang unttuk pemasangan bila tanah keras maka nilai resistansi akan tinggi dan sebaliknya bila tanah tidak keras maka nilai resistansinya kecil dan hal lain yang mempengaruhi sistem pentanahan yaitu bantuk tahanan karena tahanan mempunyai bentu bentu yang berbeda : batang,pita dan pelat
dengan adanya sisttem petanahan yang baik maka dalam instalasi pun akan aman dan berjangka waktu yang lama.
Pentanahan atau kita sebut grounding adalah sistem pengamanan perangkat perangkat yang menggunakan listrik dari lonjakan listrik,petir dan lain lain.Tahanan pentanahan selain ditimbulkan oleh tahanan kontak tersebut diatas juga ditimbulkan oleh tahanan sambungan antara alat pentanahan dengan kawat penghubungnya. Unsur lain yang menjadi bagian dari tahanan pentanahan adalah tahanan dari tanah yang ada di sekitar alat pentanahan yang menghambat aliran muatan listrik (arus listrik) yang keluar dari alat pentanahan tersebut. Arus listrik yang keluar dari alat pentanahan ini menghadapi bagian-bagian tanah yang berbeda tahanan jenisnya. Untuk jenis tanah yang sama, tahanan jenisnya dipengaruhi oleh kedalamannya. Makin dalam letaknya, umumnya makin kecil tahanan jenisnya, karena komposisinya makin padat dan umumnya juga lebih basah. Oleh karena itu, dalam memasang batang pentanahan, makin dalam pemasangannya akan makin baik hasilnya dalam arti akan didapat tahanan pentanahan yang makin rendah.
BAB III
KESIMPULAN
Earth Tester PENGUKURAN TAHANAN TANAHBesarnya tahanan tanah sangat penting untukdiketahui sebelum dilakukan pentanahan dalam sistem pengaman dalam instalasilistrik. Untuk mengetahui besar tahanan tanah pada suatu area digunakan alat ukur dengan penampil analog. Hasil pengukuran secara analog sering terjadi kesalahandalam pembacaan hasil pengukurannya. Untuk mengatasi permasalahantersebut,maka dirancanglah suatu alat ukur tahanan tanah digital yang memilikikemudahan dalam pembacaan nilai tahanan yang diukur. Alat ukur ini penampilnyamenggunakan digital pada segmen-segmen,sehingga dengan mudah menyimpan data-data yang terukur. Perancangan alat ukur tahanan tanah digital ini menggunakan tiga batang elektroda yang ditanahkan yaituelektroda E (Earth), elektroda P (Potensial) dan elektroda C (Curren). Tujuan penggunaan tiga batang elektroda tersebut adalahuntuk mengetahui sejauh mana
tahanan dapat mengalirkan arus listrik.Alat ukur tahanan tanah ini terdiri dari beberapablok diagram rangkaian, antara lainrangkaian osilator,rangkaian tegangan input, rangkaian arus input, mikrokontroler dan rangkaian penampil. Sebelum hasilpengukuran di tampilkan ke LCD, data diolah dirangkaian mikrokontroler. Keuntungandengan manggunakan mikrokontuler ini yaitu keluaran dari rangkaian input ini debelummasuk ke LCD bisa diatur. Sehingga, perancangan alat ukur tahanan tanah digital inidapat mengukur tahanan tanah dengan teliti dan akurat. Hadil pengukuran tahanantanah juga bergantung pada kondisi tanah itu sendiri. Pengukuran tahanan tanahdilakukan dengan membandingkan alat ukur rakitan dengan alat ukur yang sudah adadengan merek Kyoritsu Earth Tester Digital. Selisih nilai pengukuran antara alat ukur rakitan dengan alat ukur yang sudah ada adalah sebesar 0,31 ohm.Pengujian Tahanan PentanahanNovember 27th, 2010 Buku Sekolah GratisTeknik pemanfaatan tenaga listrik 1 No comments Seperti yang telah dibahas pada bagian sistem pentanahan, betapa penting sistempentanahan baik dalam sistem tenaga listrik ac maupun dalam pentanahan peralatanuntuk menghindari sengatan listrik bagi manusia, rusaknya peralatan dan terganggunyapelayanan sistem akibat gangguan tanah. Untuk menjamin sistem pentanahanmemenuhi persyaratan perlu dilakukan pengujian. Pengujian ini sebenarnya adalahpengukuran tahanan elektroda pentanahan yang dilakukan setelah dilakukanpemasangan elektroda atau setelah perbaikan atau secara periodik setiap tahun sekali.Hal ini harus dilakukan untuk memastikan tahanan pentanahan yang ada karenabekerjanya sistem pengaman arus lebih akan ditentukan oleh tahanan pentanahan ini.Pada saat ini telah banyak beredar di pasaran alat ukur tahanan pentanahan yangbiasa disebut
Earth Tester
atau
Ground Tester
. Dari yang untuk beberapa fungsisampai dengan yang banyak fungsi dan kompleks. Penunjukkan alat ukur ini ada yanganalog ada pula yang digital dan dengan cara pengoperasian yang mudah serta aman.Untuk lingkungan kerja yang cukup luas, sangat disarankan untuk memiliki alatsemacam ini. Bahasan dalam bagian ini menjelaskan tentang prinsip-prinsip pengujianpengukuran tahanan pentanahan, teknik pengukuran yang presisi baik untuk elektrodatunggal maupun banyak
I. TUJUAN :
Siswa diharap kan dapat mengetahui dan mengenal Earth Resistance Tester sebagai alat pengukur pentahanan tanah.
Siswa diharapkan dapat mengunakan alat Earth Resistance Tester dengan baik dan benar.
Siswa diharapkan mampu mengukur tahanan pentanah dengan mengunakan alat EARTH RESISTANCE TESTER.
V. CARA KERJA :
Siapkan alat dan bahan.
Pastikan rangkaian siap diukur.
Tancapkan electrode pengukuran pada posisi yang telah ditetapkan.
Jepit terminal kabel pada Elektroda.
Periksa tegangan batrai EARTH RESISTANCE TESTER.
JIka pas, posisikan pointer pada tempat yang telah ditentukan.
Dan tekan tombol Start.
Lalu dapatkan nilai tertinggi dengan pindahkan On ke OFF.
Dan pengukuran selesai.
Letakkan alat dan bahan seperti semula.
VII. Kesimpulan :
Pertanahan disetiap bangunan/lokasi berbeda-beda. Semakin kecil nilai pertanahan suatu bangunan/lokasi semakin aman dan baik rangkaian instalasi dan pertanahannya