Anda di halaman 1dari 23

PHILOSOPHY OF SOCIAL SCIENCE:

INTERPRETIVE SOCIOLOGY
Anis CHARIRI

Anis CHARIRI

Interpretive Sociology

Mengapa ada penelitian yang menggunakan hipotesis dan alat analisis statistik? Mengapa ada penelitian alternatif, tanpa hipotesis d t hi t i dan analisis statistik?

Anis CHARIRI

Interpretive Sociology

DIMENSI SUBJECTIVE-OBJECTIVE DALAM RISET SOSIAL


Nominalism AntiAnti-Positivism Voluntarism Ideographic
Subjectivism
Anis CHARIRI Interpretive Sociology

Ontology Epistemology Human Nature Methodology

Realism Positivism Determinism Nomothetic


Objectivism
3

4 PARADIGMA SOSIOLOGI
(Burrell dan Morgan 1979)
Sociology of Radical Change

Radical Humanist Subjective

Radical Structuralist Objective

Interpretive

Functionalist

Sociology of Regulation
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 4

4 PARADIGMA SOSIOLOGI
(Burrell dan Morgan 1979)
Sociology of Radical Change

Radical Humanist Subjective

Radical Structuralist Objective

Interpretive

Functionalist

Sociology of Regulation
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 5

KONSEP DASAR INTERPRETIVE


Tujuan: memahami dan menjelaskan the social world dari sudut pandang actor yang terlibat dalam proses sosial. sosial Hughes (1958) mengatakan bhw pengetahuan pada periode 1890-1930 didasarkan pada subjective aspects of scientific enquiry Akar Filsafat = German Idealist Tradition terutama karya Immanuel Kant (1724-1803), Wilhelm Dilthey (1724 1803), (1833-1911), Max Weber (1894-1920), Edmund Husserl (1859-1938)

Anis CHARIRI

Interpretive Sociology

IMMANUEL KANT (1724-1803)


A priori Knowledge ada dalam pemahaman (understanding) Prinsip-prinsip yg ada dalam kesadaran manusia mrp dorongan utk menyusun, merancang dan memahami data A priori knowledge bersifat independent dari realita ekternal dan merupakan produk dari pikiran (mind) dan proses interpretive Titik awal dari understanding ada pada realm of mind dan intuition
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 7

FOKUS FILSAFAT
Perilaku dan pengalaman manusia sangatlah kompleks dan problematik Intepretive menyerang positivisme dgn argumen:
Natural science mengabaikan human values dalam proses scientific enquiry (kenyataan menunjukkan bahwa scientific method tidak lagi value free) Menurut Cultural Science (Geisterwissenschaften), manusia memiliki spiritual character sehingga manusia bukan subyek physical law tetapi subyek yang bebas

Dilthey dan Weber menjembatani idealisme & positivisme dgn menempatkan cultural science sebagai validity objective dan memandang bhw science tidak dapat dipisahkan dari institutions
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 8

WILHELM DILTHEY (1833-1911)


Mengajukan konsep Verstehen (understanding) Perbedaan natural science (NS) dgn cultural science (CS) terletak pada substansinya:
NS menginvestigasi external process di dunia riil/fisik (material world) CS menjelaskan internal process of human minds, meskipun proses tersebut diterjemahkan dalam bentuk tangible (berwujud).
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 9

WILHELM DILTHEY (1833-1911)


Dalam CS, pengetahuan hanya dapat dipahami dari pikiran-pikiran yang menciptakannya dan pengalaman individu penciptanya So, method of natural science yang berusaha menghasilkan general law dan causal explanation mrp metode yang tidak tepat CS memerlukan analytical method berbasis pada verstehen g na memahami man sia erstehen guna manusia, pikiran & perasaannya dan bagaimana mereka mengekspresikannya dalam tindakan.

Anis CHARIRI

Interpretive Sociology

10

WILHELM DILTHEY (1833-1911)


Dilthey (dan juga Weber) mengatakan:
Verstehen merupakan metode dlm cultural science untuk menghasilkan scientific knowledge of an objectivity Verstehen mrp media dlm mempelajari the world of human affairs dgn cara menggali pengalaman mereka

Konsep Dilthey ttg verstehen pada akhirnya mempengaruhi aliran permikiran hermeneutic

Anis CHARIRI

Interpretive Sociology

11

MAX WEBER (1894-1920)


Verstehen menjembatani: idealisme & positivisme Tidak puas dgn konsep positivisme ttg manusia dan menyarankan bhw men arankan bh penjelasan ttg social affair har s harus didasarkan pada level of meaning dgn fokus pada individu Weber melihat sosiologi sebagai
A science which attempts the interpretive understanding of social action in order thereby to arrive at a causal explanation y p of its courses and effectAction is social insofar as, by virtue of the subjective meaning attached to it by the acting individual(s), it takes account of the behavior of others, and is thereby oriented in its course.
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 12

MAX WEBER
Weber berusaha membangun objective science of sociology berdasarkan subjective meaning & individual action Weber fokus pada ideal type (objectivity tercapai krn pemakaian ideal type melalui method of verstehen) Ideal type: pemahaman yang didasarkan pada satu sudut pandang, yang dihasilkan melalui sintesis berbagai pandangan yang berbeda ttg fenomena yang dialami individu Weber mengenalkan causal theory of social explanation berdasarkan pada thorough-going analysis of social order dan rationality sbg inti dalam mengembangkan pengetahuan
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 13

MAX WEBER
Objective Reality of social world bukanlah isu utama Yang utama adalah cara cara yg dig nakan tama cara-cara g digunakan oleh manusia (social actors) dalam melakukan interpretasi thd social affairs (identik dgn behavioral symbolic interaction) Weber fokus pada perlunya perbaikan methodology dalam pengembangan pengetahuan Pandangan ontology verstehen versi Weber dilanjutkan oleh Edmund Husserl (1859-1939)
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 14

EDMUND HUSSERL (1859-1930)


Latar belakang: Matematika & Fisika g yg tidak puas dgn model conventional science Dikenal sbg tokoh gerakan Phenomenology Phenomenology is a presuppositionless philosophy which holds consciousness to be the matrix of all phenomena, considers phenomena to be objects of intentional acts and treats them as essence, d demand it own method, concerns d its th d itself with prepredictive experience, offers itself as the foundation of science, and comprises a philosophy of the life world, a defence of reasons, and ultimately a critique of philosophy
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 15

EDMUND HUSSERL (1859-1930)


Husserlian Phenomenology didasarkan pada isu yang berkaitan dgn taken for granted attitudes yg mewarnai kehidupan sehari-hari Phenomenology menjelaskan sikap natural dlm kehidupan & menjadikannya obyek filsafat dan menggambarkan struktur sikap tersebut Objective external world merupakan arena untuk melakukan penyelidikan menyeluruh (thorough scrutiny) Fenomena muncul karena adanya intentional acts intentional acts Manusia hidup di dunia yg diciptakan berdasarkan kesadaran (consciousness)

Anis CHARIRI

Interpretive Sociology

16

EDMUND HUSSERL (1859-1930)


Ontology:
Dunia berisi berbagai aliran kesadaran/pemikiran (streams p ) of consciousness & experimental) Subjective adalah sumber dari objectivitas

Peran Epistemology: to explore and reveal the essential types and structure of experience Phenomenology:
Mempelajari essensi pengetahuan dan mengklarifikasi hubungan diantara essensi tsb g Mencari pengetahuan melalui pengalaman Metode yang digunakan direct intuition Insight into essential structure merupakan alat utama utk memahami pengalaman & kehidupan
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 17

EDMUND HUSSERL (1859-1930)


Tugas Filsafat:
memahami kehidupan sehari-hari dan menjelaskan implikasinya (b k untuk mengujinya) i lik i (bukan t k ji ) Prosedur yg digunakan: poche (suspended complexity) dari sikap atau perilaku natural

Filsafat memerlukan phenomenological reorganisation yang membentuk objective scientist dalam mengklarifikasi dan mengkritisi unclarified fundamental concepts & assumption assumption Husserl yakin bahwa problem mendasar dalam pencarian pengetahun terletak pada masalah ontology, epistemology dan methodology
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 18

STRUKTUR PARADIGMA INTERPRETIVE


Pemikiran Dilthey, Husserl & Weber sering dinamakan twentieth-century p y phenomenon Dari level subyektifitas, paradigma interpretive memiliki 4 kelompok teori (aliran pemikiran):
Hermeneutics Solipsism Phenomenology Phenomenological Sociology
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 19

HERMENEUTICS
Hermeneutics berkaitan interpretasi (interpretaion) dan pemahaman (understanding) thd produk pemikiran manusia (makna) yang mewarnai social social cultural world Ontology: menggunakan pandangan objective idealist yg melihat lingkungan sosio-kultural sebagai fenomena yang dibentuk oleh manusia Manusia mewujudkan internal process of minds dalam bentuk artifak budaya (seni sastra bahasa (seni, sastra, bahasa, agama dll) melalui proses objectification Objectification of human minds merupakan subyek studi dalam hermeneutics.
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 20

10

HERMENEUTICS: DILTHEY
Menurut Dilthey:
hermenetik merupakan methodology dalam mempelajari objectification of mind mind. Untuk menghasilkan objectively valid knowledge diperlukan metode Verstehen dengan memahami makna sesuai situasi historis atau sosial atau artifak budaya. Untuk memahaminya, subyek yang diteliti perlu dihidupkan kembali dalam kehidupan subyektif si observer Jadi, hermenetik dapat dikatakan sbg metode utk memahami the world of objective mind melalui institusi, situasi historis, bahasa dll.
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 21

HERMENEUTICS: DILTHEY
Dalam Hermenetik, fenomena sosial dapat dianalisis secara detail, dan dinterpretasikan sbg texts, untuk menghasilkan makna penting yang sebenarnya dari fenomena tsb Pemahaman didasarkan pada literary analysis bukannya natural science So, dalam menghasilkan kowledge of general laws laws, textual analysis atas makna dipandang lebih tepat dibandingkan scientific method Pendekatan Dilthey dalam hermenetik dinamakan Hermeneutic Circle
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 22

11

Hermeneutic Circle
Dunia sosial tdk dapat dipahami secara independen, terpisah dari bagian-bagiannya Kata-kata Kata kata dalam kalimat harus dipahami dalam konteknya krn kata-kata dapat diartikan berbeda oleh orang yg berbeda. Jadi, sosial fenomena harus dipahami dalam konteksnya, sehingga makna dari fenomena sosial harus dicari secara berputar agar dapat diperoleh makna yang sebenarnya Dalam konteks modern, hermenetik dapat dilihat dari karya Hans Gadamer
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 23

HANS-GEORG GADAMER (1900-2002)


MENURUT GADAMER:
Circle of understanding versi Dilthey bukanlah methodological circle, tetapi menggambarkan elemen struktural ontologi dalam pemahaman Manusia tidak dapat berhubungan dengan tradisi historis, karena tradisi tsb ada sebagai obyek yg terpisah dari manusia So, utk memahami social/cultural phenomena, observer harus berdialog dengan subyek yang dipelajari.
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 24

12

HANS-GEORG GADAMER
Berbeda dgn Dilthey, Verstehen tidak berkaitan dgn reliving atau merasakan pengalaman subyektif pihak lain Verstehen berkaitan dgn apresiasi thd interchange of the frames of reference on the observer and the observed Jadi, bahasa berperan sbg medium of intersubjectivity dan sebagai the concrete expression of forms of life or tradition, atau Bahasa merupakan titik sentral dalam proses pemahaman (understanding)
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 25

SUMBANGAN GADAMER
Hermenetik menjadi releven utk semua pengetahuan (universal mode of philosophy, tdk sekedar landasan metodologis bagi cultural science) Bahasa bagi Gadamer tidak sekedar system of symbols untuk memberi nama external world, tetapi bahasa menjadi an expression of the human mode of being in the world Menurut Gadamer: Being is manifest in language
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 26

13

SOLIPSISM
Merupakan bentuk paling ekstrim dari subjective idealism yang menolak pendapat bahwa dunia memiliki reality yg terpisah. Bagi solipsist, dunia merupakan creation of his mind Secara ontology, dunia tidak memiliki eksistensi selain sensasi yang ada dalam pikiran (id l perception) iki (ideal ti ) Solipsist berkembang berdasarkan ide Bishop Berkeley (1685-1753)
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 27

BISHOP BERKELEY (1685-1753)


Pengetahuan tt dunia empiris h P t h ttg d i i i hanya d dapat t diperoleh melalui direct perception. Kesalahan muncul melalui pemikiran ttg apa yang diyakini oleh individu. Pengetahuan ttg dunia empiris manusia dan tindakannya dapat disucikan (purified) disempurnakan (perfected) dengan mengkosongkan semua pemikiran mereka dari apa yang selama ini mereka persepsikan.
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 28

14

BISHOP BERKELEY
Bentuk ideal scientific knowledge diperoleh melalui pure de-intellectualized perceptions perceptions. Dengan cara itu kita dapat memperoleh makna sebenarnya (the deepest insights) tentang dunia, pemikiran manusia dan tindakannya yang tersedia bagi manusia. Tujuan semua science adalah untuk mencuci otak manusia (de-intellectualize or de-conceptualize, and thereby purify human perceptions)
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 29

Solipsism merupakan aliran subyektif yang p paling subyektif g y Solipsism tidak murni aliran interpretive tetapi berada di antara paradigma interpretive dan radical humanist

Anis CHARIRI

Interpretive Sociology

30

15

PHENOMENOLOGY
Atas dasar ide Husserl, phenomenology berkembang menjadi dua aliran: g j
Transcendental (Pure) Phenomenology versi Husserl Existential Phenomenology versi Schutz

Anis CHARIRI

Interpretive Sociology

31

Transcendental Phenomenology
Science ditandai oleh intentionality: manusia secara sadar mencari dasar-dasar logika dan science Hasil dari science selalu berupa approximate dan imperfect, meskipun manusia selalu berniat mencari obyektivitas. Jadi yang penting adalah the ideas of science bukan the result (hasilnya) the result So, dalam science; yang penting adalah the central questions of meaning bukan factual realities , bukan pula the formulation of hypothesis
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 32

16

Transcendental Phenomenology
Analisis penomenologi digunakan untuk menangkap makna sebenarnya dari apa yang nampak

Metode poche (suspended complexity) dari sikap atau perilaku natural, memainkan peranan penting dalam phenomenology reduction terhadap consciousness dan the world, dan dalam mengungkap new and fundamental level of meaning Dalam transcendental philosophy, Husserl p p y, berusaha menangkap dunia sebagi fenomena berdasarkan maknanya, bukan sebagai obyek

Anis CHARIRI

Interpretive Sociology

33

Transcendental Phenomenology
Intentionality merupakan sumber dari segala arti (meaning):
Realita tidak dibentuk dari kesadaran tetapi muncul melalui tindakan yang disengaja (the act of intentionality)

Dalam perkembangannya, transcendental phenomenology tidak begitu diperhatikan dalam interpretive paradigm Transcendental Phenomenology ini melatar belakangi munculnya teori berbasis radical humanist paradigm.
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 34

17

EXISTENTIAL PHENOMENOLOGY -Alfred Schutz (1899-1959) (1899 1959)


Konsep existential phenomenology versi Schutz dikelompokkan sebagai fenomenologi dalam konteks sosiologi, yang dikembangkan dari konsep Weber Analisis fenomenology thd arti/makna didasarkan pada aliran kesadaran (stream of consciousness) yang mendasari konsep Reflexity
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 35

Menurut Schutz:
Consciousness tidak memiliki makna (meaning) sendiri, tetapi sangat tergantung pada reflexity, yaitu p proses memutar kembali apa yang sedang terjadi p y g g j dalam kehidupan Meaning melekat pada tindakan dan hanya pengalaman yang telah terjadi yang memiliki makna Attribute atas makna terletak pada tujuan yang dikehendaki oleh individu tersebut Kehidupan sosial hanya dapat dipahami dengan melihat apa yang ada (natural attitude) berdasarkan pada intersubjective understanding
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 36

18

Menurut Schutz:
Schutz memisahkan genuine undertstanding of the other person dengan the abstract conceptualisation of his action action Proses understanding dinamakan dengan istilah typification yaitu proses yang digunakan seseorang untuk memahami makna berdasarkan apa yang dipikirkan/dikerjakan orang lain (biographical situation) Jadi, pengetahuan telah tertata secara sosial Tujuan social science adlh untuk memahami T j i l i dlh t k h i social world dari sudut pandang mereka yg mengalaminya berdasarkan interpretasi atas construct dan explanation.
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 37

PHENOMENOLOGICAL SOCIOLOGY
Dua aliran:
Ethnomethodology versi H. Garfinkel Phenomenological Symbolic Interaction versi G. H. Mead

Anis CHARIRI

Interpretive Sociology

38

19

Ethnomethodology
Tokoh: Harold Garfinkel ( (lahir 1917) merupakan ) p Professor Emeritus in sociology pada University of California, Los Angeles. Garfinkel dikenal sebagai tokoh utama tradisi phenomenology d l h l dalam Sosiologi American.

Anis CHARIRI

Interpretive Sociology

39

Ethnomethodology:
Melihat aktivitas manusia dan lingkungannya serta penalaran sosiologi sebagai obyek empirical study dan sebagai fenomena Ethnomethodology mempelajari cara-cara yang digunakan orang untuk menata dan membuat aktivitas kehidupan menjadi bermakna sehingga observable dan reportable Melihat interaksi individu dalam kehidupan sosial sebagai ongoing accomplishment yang dilandasi berbagai asumsi, kebiasaan, praktik dll yang mempengaruhi perilaku mereka
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 40

20

Ethnomethodology:
Fokus study:
Identifikasi taken for granted assumption yang mewarnai kehidupan sosial Identifiksi cara-cara yang digunakan orang dalam lingkungan sosial sehingga membuat aktivitas individu menjadi rationally accountable

Fokus Analisis:
Indexicality (cara-cara yang digunakan individu dalam mengorganisir dan mengekpresikan kegiatan yang tidak dinyatakan secara eksplisit) Reflexity (kemampuan utk melihat apa yang ada dibalik kejadian yang terjadi sebelumnya)
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 41

Ethnomethodology: JENIS
LINGUISTIC ETHNOMETHODOLOGY
Pemakaian bahasa dan cara-cara membentuk percakapan Orientasi: taken for granted Meanings

SITUATIONAL ETHNOMETHODOLOGY
Melihat berbagai aktivitas sosial dan memahami cara-cara yg digunakan orang dalam bernegosiasi dengan lingkungan sosial Orientasi: taken for granted elements of social life

Ethnomethodology = understanding of life-world


Anis CHARIRI Interpretive Sociology 42

21

Phenomenological Symbolic Interaction


Tokohnya: George Herbert Mead H b M d (1863 1931) American Philosopher, Sociologist dan y g Psychologist dari University of Chicago

Anis CHARIRI

Interpretive Sociology

43

KONSEPNYA:
Fokus pada interaksi yang membuat individu menciptakan dunia sosial (jadi, individu bukan bereaksi terhadap dunia sosial) Makna/arti sudah ada di lingkungan, tidak diambil dari aktor individual Tindakan yg dilakukan individu merupakan sesuatu yang dibangun/dibentuknya; bukan sebagai mekanisme respon thd kondisi sosial Tujuan science adalah mempelajari interaksi simbolis antar individu dengan memahami bagaimana individu menciptakan dunianya
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 44

22

SO WHAT
Interpretive paradigm melihat:
Manusia sebagai aktor tidak dapat dipelajari melalui metode natural science Nilai-nilai yang dibawa manusia berpengaruh thd process of scientific enquiry

Pencarian pengetahuan (Inquiry) merupakan proses pencarian yang didasarkan pada makna yang dialami individu (verstehen) sesuai dengan pengalaman pribadinya. Understanding (Verstehen) is a mental process (Dilthey 1976)
Anis CHARIRI Interpretive Sociology 45

1.

Skripsi, tesis, disertasi, karya ilmiah lainnya tidak lebih dari RETORIKA Penelitian adalah proses yang bersifat SUBYEKTIF Tidak ada pendekatan penelitian yang PALING BENAR (yg ada hanya kebetulan benar) Dari sisi filsafat, validitas pengetahuan hanya tercapai jika ada koherensi antara ONTOLOGI, EPISTEMOLOGY dan METHODOLOGY)
Interpretive Sociology 46

2. 2

3.

4.

Anis CHARIRI

23

Anda mungkin juga menyukai