Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KECERAHAN PADA BERBAGAI MEREK LAMPU DENGAN MENGHITUNG INTENSITAS DAN KALORNYA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sejak ditemukanya listrik statis beberapa abad lalu hingga generator listrik yang ditemukanMichela Faraday pada tahun 1831 memungkinkan penyediaan listrik secara konvensional. Listrik merupakan bentuk energi yang paling mudah dikonversi sehingga penggunaanya menjamur keberbagai aplikasi. Penggunaan listrik tidak hanya mencakup kebutuhan pribadi atau rumah tangga, bahkan kebutuhan produksi sebuah prusahaan. Listrik dengan kemampuanya menjadi sumber energi mendorong manusia untuk memamfaatkan sebagai energi alternatif. Dengan demikian terbuka sebuah pintu untuk berinovasi bagi para penemu un, dua penemu yang paling banyak penggunaanya adalah lampu penerangan dan elektronika tuk membuat alat alat untuk mengaplikasikan listrik sebagai sumber energi. Lampu dipelopori oleh Thomas Alfa Eddison berupa penemuan lampu pijar pertamatahun 1879. Penemuan yang sangat bermamfaat bagi kehidpan manusia sehingga peranan lampu listrik sangatlah vital dalam keidupan manusia sehari hari. Alat alat listrik yang telah ditemukan tentu saja tidak lepas dari pengembangan perbaikan dalam berbagai hal. Saat ini sangat banyak merek lampu yang beredar dipasaran, dengan berbagai merek dan variasi tapi kita tidak tahu yang mana lebih efektif digunakan Oleh karena itu, melalui penelitian ini saya ingin membandingkan tingkat kecerahan beberapa jenis lampu yang sering digunakan oleh masyarakat dan untuk mengetahui lampu yang efektif digunakan. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah memandingkan tingkat kecerahan pada berbagai merek lampu dengan menghitung intensitas dan kalor dan untuk untuk mengetahui lampu yang efektif digunakan oleh masyarakat. C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui lampu yang efektif untuk digunakan dengan cara membandingkan tingkat kecerahan berbagai merek lampu dengan menghitung intensitas dan kalornya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Lampu

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,arti kata Lampu adalah alat untuk menerangi 2.1. Perkembangan Lampu
Perkembangan lampu berawal dari sebuah lampu pijar yang selalu dicari inovasi kumparan sumber cahaya yang paling efisien.Pada tahun 1870-an,Thomas Alva Edison dari Menlo Park, negara bagian New Jersey, Amerika Serikat, mendapatkan paten pertamanya pada bulan April 1879 untuk lampu p i j a r . Tahun1933 filamen karbon diganti dengan filamen tungsten a t a u Wolfram (Wo) yang dibuatmembentuk lilitan kumparan sehingga dapat meningkatkan Eficacy lampu menjadi + 20 Lumen/W. Sistem pembangkitan cahaya buatan ini disebut sistem pemijaran (Incondescence). Revolosi teknologi perlampuan berkembang dengan pesatnya .Pada tahun 1910 pertamakali digunakan lampupendar(discharge) tegangan tinggi. Prinsip kerja lampu ini menggunakan sistem emisi-elektron yang bergerak dari Katoda menuju anoda pada tabung lampu akan menumbu katom-atom media gas yang ada didalam tabung tersebut, akibat tumbukan akan menjadi pelepasan energi dalam bentuk cahaya. Sistem pembangkitan cahaya buatan ini disebut Luminescence (berpendarnya energi cahaya keluar tabung). Media gas yang digunakan dapat berbagai macam. Tahun 1932 ditemukan lampu pendardengan gas Sodium tekanan rendah, dan tahun 1935dikembangkan lampu pendar dengan gas Merkuri, dan kemudian tahun 1939berhasil dikembangkan lampu Fluorescen, yang biasa dikenal dengan lampuneon. Selanjutnya lampu Xenon tahun 1959. Khusus lampu sorot dengan warnayang lebihbaik telah dikembangkan gas Metalhalide (Halogen yang dicampurdengan Iodine) pada tahun 1964, sampai pada akhirnya lampu Sodium tekanan tinggi tahun 1965. Prinsip emisi elektron ini yang dapat meningkatkan efficacy lampu diatas 50 Lumen/W, jauh lebih tinggi dibanding dengan prinsip pemijaran.

Gambar1. Lampu pendar (fluorescent lamp)

2.2. Teknologi LampuG.1.2.1 Lampu Fluoresen Lampu memiliki teknologi yang bertahap selalu mengalami perkembangan.Tingkat peningkatan kemampuan sebuah lampu dalam rangka meningkatkanefisiensi sebuah lampu. Abad XX produksi sudah fokus ke penggunaan lampufluoresent lampu pendar.Pada awalnya perkembangan lampu fluoresent sejak ditemukannya neon tahun 1910 oleh Georges Claude. Carakerjanya berbeda dengan lampu pijar.Prinsip kerja lampu ini menggunakan sistem emisi-elektron yang bergerak dariKatoda menuju Anoda pada tabung lampu akan menumbuk 'atom-atom mediagas yang ada di dalam tabung tersebut, akibat tumbukan akan menjadipelepasan energi dalam bentuk cahaya. Lampu pendar inidigunakan dipenerangan umum Perancis hingga tahun 1930, namun tidak ada peningkatanefisiensi dari lampu pijarbiasa. Di lain tempat pengembangan dilakukandengan variasi gas argon dan

merkuri.Perkembanganyang signifikan dari lampu neon ini adalah pelapisanmenggunakan fluorescent. Tahun 1926 Jacques Risler menerima hak paten diPerancis atas penggunaan fluorescent sebagai pelapis tabung lampu neon.Edmund Germer, Friedrich Meyer, dan Hans Spanner kemudian mematenkanlampu gas bertekanan tinggi tahun 1927. Georgen Inmanbersamatim GeneralElectric menciptakan lampu fluorescent praktis yang dijual tahun 1938 dandipatenkan 1941.Tahun 1973 lampu fluorescent dengan triphosphor pertamakalinya dikembangkan. Sistem ini

meningkatkan produksi output kecerahan50% dan memberikan umur yang lebih panjang.Hal ini melahirkan teknologiyang kemudian disebut compact fluorescent lamp B. Intensitas Dan Kalor
Umumnya, pengaturan sebuah intensitas cahaya lampu di dalam suatu ruangan dilakukan hanya berdasarkan pada kondisi gelap dan terang yang dilakukan secara manual dan tanpa mempertimbangkan kontribusi cahaya dari luar. Kejadian seperti ini akan mengakibatkan ketidakefisienan penggunaan energi listrik dan tenaga manusia untuk mematikan atau menghidupkan lampu. Maka kita perlukan sebuah alat yang bekerja secara otomatis pada pengontrolan intensitas cahaya lampu untuk mendapatkan efisiensi pemakaian energi listrik. Prinsip kendali yang digunakan adalah kendali logika fuzzy dengan sistem inferensi fuzzy yang digunakan adalah Metode Mamdani. Pada komposisi aturan menggunakan operator OR ( union ), sedangkan untuk defuzzifikasi digunakan metode COA(Center of Area). Pada metode COA(Center of Area) nilai tegas keluarannya diperoleh berdasarkan titik berat dari kurva hasil proses pengambilan keputusan sebagai hasil nilai dari output logika fuzzy. Sebagai pengendali utama pada sistem menggunakan mikrokontroller

ATmega8535 dengan input dari sensor cahaya (LDR) dan output fuzzy sebagai input rangkaian TCA 785 agar lampu bisa menyala menyesuaikan intensitas ruangan dengan set point 750 lux untuk ruang gambar. Dalam pengujian perangkat keras dan lunak, diketahui bahwa sistem pengaturan intensitas cahaya lampu di dalam sebuah ruangan gambar ini dapat menghemat energi listrik sebesar 2356.62 KW berdasarkan pengujian yang dilakukan pada pukul 10.00 WIB dan 18.00 WIB. Pada pengujian sensor cahaya diperoleh hubungan antara intensitas cahaya dan tegangan yang non linear sehingga ada nilai error yang diperoleh, untuk itu diperlukan sensor cahaya yang sangat baik untuk mendapatkan hasil yang diharapkan

C. K-Luxmeter k-luxmete merupakan instrumen portabel untuk mengukur penerangan, sebuah jenis fotometer. Luxmeter paling sederhana terdiri dari foto sel selenium yang mengubah energi cahaya ke energi dari sebuah arus listrik yang diukur oleh micrometer pointer type dengan skala dikalibrasi di luxses (xl). Skala yang berbeda beda sesuai dengan rentang yang berbeda dari cahaya yang sedang diukur, perubahan skala yang dibuat oleh switch bahwa perubahan hambatan disirkuit listrik. Misalnya, Iu-16 luxmeter memiliki tiga rentang pengukuran: sampai 25, hingga 100, dan sampai 500 lx. Luminasi yang lebih tinggi bisa diukur dengan menggunakan lampiran cahaya menyebar di fotocall yang melemahkan insiden radiasi dengan faktor tertentu yang konstan melalui berbagai panjang gelombang. Kurva untuk sensivitas spektral relatif dari selenium photocell dan mata manusia rata rata tidak sama, akibatnya pembacaan luxmeter adalah fungsi dari komposisi spektral radiasi. Instrumen biasanya dikalibrasi dengan lampu pijar, dan ketika luxmeter sederhana digunakan untuk mengukur cahaya yang dihasilkan oleh radiasi dengan komposisi spektral yang berbeda, seperti siang hari atau lampu fluorescent, suatu faktor koreksi yang ditentukan oleh perhitungan Diperkenalkan kesalahan pengukuran luxmeter tersebut minimal 10 persen dari nilai yang ditunjukan

Gambar 2. 3. Luxmeter

BAB III METEDOLOGI A. Waktu Dan Tempat Adapun tempat penelitian ini adalah pondok jabulani pada tanggal 2 januari 2012. B. Alat Dan Bahan 1. Alat a. K-lux meter b. kalorimeter D. Bahan Lampu berbagai merek dan jenisnya C. Prosedur Penelitian 1. Mengukur intensitas tiap lampu dengan light meter 2. Mengukur kalor tiap merek lampu dengan kalorimeter 3. Menganalisis hasil penelitian 4. Membandingkan hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai