Anda di halaman 1dari 2

Widya Prajna 21110110141029

CARA MENENTUKAN TITIK PUSAT BUMI

Penentuan Jarak dari Permukaan Bumi ke Pusat Bumi Pengetahuan tentang jarak dari permukaan bumi ke pusat bumi ada hubungannya dengan transformasi dari koordinat geosentrik ke toposentrik. Transformasi dari geosentrik ke toposentrik sangat penting dalam menghitung posisi benda langit, seperti hilal, matahari, planet dan lainlain dengan ketelitian tinggi. Bumi berbentuk elipsoida, mirip seperti telur (dengan mengabaikan gunung, lembah dan sebagainya. Model yang lebih baik daripada elipsoida adalah geoid. Jarijari bola selalu konstan di semua permukaan bola. Namun, jarijari bumi atau lebih tepatnya jarak dari permukaan ke pusat bumi tidak sama di semua tempat. Jarak dari permukaan ke pusat bumi mencapai nilai maksimum di ekuator (garis khatulistiwa) dan minimum di kutub, walaupun selisih antara maksimum dan minimum cukup kecil dibandingkan dengan jarijari bumi itu sendiri. Telah disebutkan bahwa bumi bukanlah berbentuk bola sempurna, melainkan elipsoida. Karena itu garis keliling bumi yang beririsan dengan garis khatulistiwa (lintang geografis = 0) tidak sama dengan garis keliing bumi yang melewati kutub utara dan kutub selatan. Jarak pusat bumi ke ekuator sedikit lebih besar daripada jarak pusat bumi ke kutub. Jarak pusat bumi ke ekuator = a = 6.378.137,0 meter Jarak pusat bumi ke kutub = b = 6.356.752,314 meter Antara a dan b terdapat hubungan, yaitu b = a*(1 f) dimana nilai f = 1/298,25722. Eksentrisitas bumi = e = 0,08181919133. (Jika bumi adalah bola sempurna, maka nilai e dan f sama dengan 0)

Angka jarijari di atas merujuk pada model WGS84. Selanjutnya akan dihitung jarak antara pusat bumi seorang pengamat yang berada pada ketinggian H dari permukaan laut (bersatuan meter). Di permukaan bumi, pengamat tersebut terletak pada lintang geografis L. Perlu diketahui, ada pula yang disebut lintang geosentrik L (yaitu sudut antara garis pusat bumilokasi dengan garis pusat bumikhatuslistiwa). Antara lintang geografis L (yang biasa digunakan) dengan lintang geosentrik L terdapat sedikit perbedaan nilai.

Rumusrumus yang digunakan adalah sebagai berikut. tan(u) = (b/a)*tan(L) R*sin(L) = (b/a)*sin(u) + (H/6378137)*sin(L) R*cos(L) = cos(u) + (H/6378137)*cos(L) Nilai R*sin(L) positif di belahan bumi utara (L > 0), dan negatif di belahan bumi selatan (L < 0). Jarak antara pengamat tersebut dengan pusat bumi adalah R = SQRT(R*sin(L)* R*sin(L) + R*cos(L)* R*cos(L)) Sedangkan Lintang geosentrik L adalah Tan(L) = (R*sin(L))/( R*cos(L))

Contoh: Seorang pengamat berada di Monas (ketinggian 120 m) yang terletak di lintang 6:10:31,45 LS. Tentukan jarak pengamat tersebut ke pusat bumi. Jawab: H = 120 meter. L = 6,175402778 derajat Tan(u) = 0,1074225197 radian R*sin(L) = 0,1068585856 R*cos(L) = 0,9942544525 Jarak pengamat ke pusat bumi adalah R = 0,9999803366 dengan satuan radius ekuator bumi = 6378,012 km. Nilai R*sin(L) dan R*cos(L) sangat penting pada transformasi dari koordinat geosentrik (pengamat secara virtual di posisi pusat bumi) ke toposentrik (pengamat di permukaan bumi).

Anda mungkin juga menyukai