Anda di halaman 1dari 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat Sifat Gas Adapun sifat-sifat gas antara lain : a. Gas bersifat transparan. b. Gas terdistribusi merata dalam ruang apapun bentuk ruangnya. c. Gas dalam ruang akan memberikan tekanan ke dinding. d. Volume sejumlah gas sama dengan volume wadahnya. Bila gas tidak diwadahi, volume gas akan menjadi tak hingga besarnya, dan tekanannya akan menjadi tak hingga kecilnya. e. Gas berdifusi ke segala arah tidak peduli ada atau tidak tekanan luar. f. Bila dua atau lebih gas bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata. g. Gas dapat ditekan dengan tekanan luar. Bila tekanan luar dikurangi, gas akan mengembang. h. Bila dipanaskan gas akan mengembang, bila didinginkan akan mengkerut

2.2 Ciri Molekul Zat Gas Adapun ciri ciri molekul zat gas antara lain : a. Gaya tarik menarik sangat kecil b. Susunannya sangat tidak teratur c. Letaknya saling berjauhan d. Bergerak sangat bebas (Setyoko, 2012)

2.3 Hukum-Hukum Gas 2.3.1 Hukum Boyle Yang pertama dari hubungan ini telah dirumuskan ke dalam hukum adalah bahwa antara tekanan dan volume. Robert Boyle, seorang pria Irlandia dianggap oleh sebagian orang sebagai ahli kimia pertama (atau "Chymist," sebagaimana teman-temannya mungkin mengatakan), biasanya

diberikan kredit untuk menyadari bahwa tekanan gas dan volume memiliki hubungan terbalik:
[[[

Pernyataan ini benar ketika dua faktor lainnya, suhu dan jumlah partikel, adalah tetap. Cara lain untuk menunjukkan ide yang sama adalah dengan menyatakan bahwa meskipun tekanan dan volume dapat berubah, keduanya melakukannya sedemikian rupa sehingga produk tetap konstan. Jadi, gas yang mengalami perubahan tekanan (P) dan volume (V) antara dua bagian, berikut ini adalah benar:

Hubungan ini sesuai mengingat teori kinetik molekul. Pada temperatur tertentu dan jumlah partikel, tumbukan akan terjadi pada volume yang lebih kecil. Hal ini meningkatkan tumbukan yang menghasilkan tekanan yang lebih besar. Dan sebaliknya, Boyle punya beberapa gagasan yang meragukan, antara lain, ia tidak bisa menyatakan hubungan tekanan-volum dalam gas (Peter dkk, 2009).

2.3.2 Hukum Charles Perancis menyumbangkan hukum gas mereka sendiri. Sejarah atribut hukum ini untuk kimiawan Perancis Jacques Charles. Charles menemukan, linier langsung hubungan antara volume dan temperatur gas:

Pernyataan ini benar bila dua faktor yang lain, tekanan dan jumlah partikel, adalah tetap. Cara lain untuk menunjukkan ide yang sama adalah dengan menyatakan bahwa meskipun suhu dan volum dapat berubah, mereka melakukannya sedemikian rupa sehingga rasio tetap konstan. Jadi, sebagai gas yang mengalami perubahan suhu (T) dan volume (V) antara dua bagian, berikut ini adalah benar:

2.3.3 Hukum Tekanan Parsial Dalton Gas campuran, melakukannya lebih baik daripada cairan dan jauh lebih baik daripada padatan. Setiap gas dalam campuran memberikan kontribusi tekanan parsial, dan menambahkan tekanan parsial yang menghasilkan tekanan total. Karena gas-gas ideal, massa dari partikelpartikel gas tidak mempengaruhi parsial tekanan. Jumlah molekul adalah satu-satunya faktor yang mempengaruhi tekanan parsial. Hubungan ini diringkas oleh Hukum Tekanan Parsial Dalton, untuk campuran dari sejumlah gas:

Hubungan ini sesuai jika tekanan dalam hal ini berkaitan dengan teori kinetik molekul. Menambahkan sampel gas ke dalam volume yang sudah berisi gas lainnya akan meningkatkan jumlah partikel dalam volume itu. Karena tekanan tergantung pada jumlah partikel yang bertumbukan dengan dinding wadah, peningkatan jumlah partikel diikuti dengan peningkatan tekanan secara linier.

Hal ini mengasumsikan bahwa molekul gas individu berperilaku ideal. Tekanan parsial gas individu A dalam campuran dengan gas persamaan:

(Peter dkk, 2009)

2.3.4 Hukum Avogadro Amedeo Avogadro menentukan volume gas yang sama dari studinya tentang gas pada partikel gas. Jadi hukum Avogadro menyatakan bahwa volume gas berbanding lurus dengan jumlah mol gas (jumlah partikel gas) pada suhu dan tekanan tetap. Secara matematis, hukum Avogadro terlihat seperti:

Dalam persamaan ini, k adalah konstanta dan n adalah jumlah mol gas. Jika jumlah mol gas (n1) pada satu volume (V1), dan keadaan berubah karena reaksi (n2), dengan volume perubahan (V2), sehingga persamaannya :

Hal yang sangat berguna dari Hukum Avogadro adalah dapat dihitung volume satu mol gas pada suhu apapun dan tekanan. Hukum ini juga sangat berguna untuk mengetahui saat menghitung volume satu mol gas adalah bahwa 1 mol gas pada STP setiap menempati 22,4 liter. STP dalam hal ini adalah bukan minyak atau gas aditif itu singkatan dari suhu dan tekanan standar.

2.3.5 Hukum Gas Ideal Jika hukum Boyle, hukum Charles, hukum Gay-Lussac, dan Hukum Avogadro dipadukan menjadi satu akan diperoleh persamaan gas ideal - cara kerja dalam volume, suhu, tekanan, dan jumlah gas. Persamaan gas ideal memiliki bentuk berikut:

P merupakan tekanan di atmosfer (atm), V merupakan volume dalam liter (L), n merupakan mol gas, T merupakan suhu dalam Kelvin (K), dan R merupakan konstanta gas yang ideal, yang merupakan 0,0821 liter atm / mol K-. Jika menggunakan nilai konstanta gas ideal, tekanan harus dinyatakan dalam atm, dan volume harus dinyatakan dalam liter. (Moore, 2010).

2.4 Volatilitas Relatif Relative volality adalah perbedaan volality antara dua komponen. Variabel ini menunjukkan seberapa mudah atau sulit proses pemisahan dilakukan. Relative volality komponen i terhadap komponen j. Sehingga jika relative volality antar dua komponen mendekati satu, mengindikasikan bahwa keduanya memiliki tekanan uap yang hampir sama.

(Anonim, 2012a)

2.4 Aplikasi Cairan Volatil dalam Industri Perolehan dan Karakteristik Minyak Akar Wangi (Vetiveria zizanioides) Hasil Hidrodistilasi Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak akar wangi terbesar di dunia setelah Haiti dan Bourbon. Sekitar 90% produksi minyak akar wangi Indonesia diekspor, dengan rata-rata volume ekspor dalam lima tahun terakhir sebanyak 80 ton atau seperempat dari total produksi dunia yang diperkirakan mencapai 300 ton setiap tahunnya. Pasar luar negeri tujuan ekspor Indonesia antara lain Jepang, Cina, Singapura, India, Hongkong, Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Perancis, Jerman, Belgia, Swiss dan Italia. Minyak akar wangi banyak digunakan dalam industri parfum sebagai fiksatif, sebagai komponen campuran dalam industri sabun dan kosmetik, dan untuk aromaterapi. Kualitas minyak akar wangi produksi Indonesia sering tidak dapat memenuhi standar mutu ekspor karena baunya yang gosong dan warna minyak yang dihasilkan gelap sehingga harga jualnya juga menjadi rendah. Faktor yang menjadi penyebab rendahnya mutu minyak akar wangi saat ini adalah kondisi proses penyulingan yang tidak tepat dengan menggunakan tekanan uap di dalam ketel proses lebih besar atau sama dengan 5 bar sehingga dengan tekanan uap yang besar, suhu yang dihasilkan selama proses juga akan tinggi yang mengakibatkan minyak akan mengalami kerusakan. Vetiverol merupakan komponen utama minyak akar wangi yang menjadi penentu dari kualitas minyak. Minyak akar wangi diperoleh dengan cara distilasi akar tanaman akar wangi. Harga minyak ini relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga minyak atsiri lainnya. Semakin tinggi kadar vetiverol dalam minyak akar wangi, maka harganya semakin mahal. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan buffer fosfat dan steam jacket terhadap perolehan dan karakteristik minyak akar wangi hasil hidrodistilasi pada dua laju alir yang berbeda. (Inggrid, 2010).

2.5.1 Flowchart Perolehan dan Karakteristik Minyak Akar Wangi (Vetiveria zizanioides) Hasil Hidrodistilasi Mulai

Akar wangi dibersihkan, dikeringkan, dan dianalisis kadar airnya

Diambil akar wangi sebanyak 1,5 kg

Ditambahkan air dan buffer fosfat 0,1 M pH 8 (dihidrodestilasi)

Ditampung setiap 5 jam hingga waktu distilasi 25 jam

Dianalisis dengan SNI dan kromatografi gas

Selesai

Gambar 2.1 Flowchart Perolehan dan Karakteristik Minyak Akar Wangi (Vetiveria zizanioides) Hasil Hidrodistilasi (Inggrid, 2010)

Anda mungkin juga menyukai