Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DOSEN PENGAMPU : BAMBANG WIJIANTO M.Sc.,Apt DISUSUN OLEH : KELOMPOK : III (TIGA) 2. TUTUT RAHMAWATI (I21111009) 3. SRI MULYANA (I21111012) 4. SRI RAHAYU (I21111014) 5. ILHAM ISWAHYUDI (I21111029) PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2012
CP : WAHYU ELIZA (0857 5071 1201)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah dengan judul spektrofotometri nuclear magnetic resonance (nmr) Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Kimia analitik II. Melalui makalah yang berjudul spektrofotometri nuclear magnetic resonance (nmr) ini yang diharapkan dapat menunjang nilai penulis di dalam mata kuliah Kimia analitik II. Selain itu, dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan informasi yang dapat menjadi pengetahuan baru bagi pembacanya. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak bambang wijianto M.Sc.,Apt. selaku dosen pengampu serta kepada seluruh pihak yang terlibat di dalam penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Pontianak, 01 Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2
Sejarah Spektrofotometri Rensonansi Inti Magnetik (NMR) . . Pengertian Spektrofotometri Resonansi Inti Magnetik (NMR). . Jenis-jenis Spektrofotometri Rensonansi Inti Magnetik (NMR) . Kegunaan Spektrofotometri NMR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8 Instrumen Spektrofotometri NMR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8 Cara Kerja Spektrofotometri NMR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 Prinsip Kerja Spektrofotometri NMR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .10 Aplikasi Spektrofotometri NMR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
.................................................3
2.2
...............................................................4
2.3
.................................................5
2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Nuclear Magnetic Resonance (NMR) adalah salah satu metode analisis yang paling mudah digunakan pada kimia modern. NMR digunakan untuk menentukan struktur dari komponen alami dan sintetik yang baru, kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia sebagaimana hubungan komponen dalam larutan yang dapat mengalami reaksi kimia. Meskipun banyak jenis nuclei yang berbeda akan menghasilkan spektrum, nuclei hidrogen (H) secara histori adalah salah satu yang paling sering diamati. Spektrokopi NMR khususnya digunakan pada studi molekul organik karena biasanya membentuk atom hidrogen dengan jumlah yang sangat besar. Pada spektrum hidrogen NMR menghadirkan beberapa resonansi yang menjelaskan pertama bahwa molekul yang dipelajari mengandung hidrogen. Kedua, jumlah pita dalam spektrum menunjukkan bagaimana beberapa posisi yang berbeda pada molekul dimana hidrogen melekat/menempel. Frekuensi dari beberapa resonansi utama pada spektrum NMR menunjukkan perubahan kimia. Ini sangat penting untuk menduga bagian dari spektrum NMR yang mengandung informasi tentang lingkungan masing-masing atom hidrogen dan struktur dari komponen yang dipelajari. Informasi ketiga bahwa sebuah spektrum NMR menentukan perbandingan luas/daerah pita yang berbeda, ini menjelaskan jumlah atom hidrogen yang relatif yang keluar pada masingmasing posisi pada molekul yang diperoleh. Perbandingan ini petunjuk/bukti langsung struktur dari struktur molekul dan harus mutlak sesuai untuk beberapa struktur yang diusulkan sebelum struktur tersebut kemungkinan dipertimbangkan benar. Struktur kompleks pita-pita dapat mengandung informasi tentang jarak yang memisahkan beberapa atom hidrogen yang melewati ikatan kovalen dan penyusun spasial atom hidrogen yang melekat pada molekul, termasuk struktur dasarnya. Struktur dasar menunjukkan pembungkusan atau penggabungan molekul yang memiliki ikatan yang panjang, seperti struktur spiral DNA. Struktur kompleks pita NMR pada mulanya spin coupling diantara beberapa atom hidrogen. Penggabungan ini merupakan 1
perputaran fungsi jarak melintasi ikatan dan geometri molekul. Dalam kasus molekul kecil, pita yang kompleks mungkin disimulasikan tepat dengan perhitungan mekanika kuantum atau didekati menggunakan mekanika kuantum yang sesuai dengan aturan. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang diataspenulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah teori dasar serta prinsip kerja spektrofotometri nuclear magnetic
resonance (nmr)?
2. Apa sajakah kegunaan spektrofotometri nuclear magnetic resonance (nmr)? 3. Bagaimana penerapan atau aplikasi spektrofotometri nuclear magnetic resonance
Hasil spektoskopi RMI seringkali merupakan penegasan urutan gugus atau susunan atom dalam satu molekul yang menyeluruh.
2.2.
Mengukur inti proton (1H) Menentukan letak dan jumlah proton dalam senyawa Spektroskopi NMR proton merupakan sarana untuk menentukan stuktur senyawa organic dengan mengukur momen magnet atom hydrogen. Pada kebanyakan senyawa, atom hydrogen terikat pada gugus yang berlainan ( seperti CH2-, -CH3-, -CHO, -NH2, -CHOH- ) dan spektum NMR proton merupakan rekaman sejumlah atom hydrogen yang berada dalam lingkungan yang berlainan. Spektum ini tidak dapat memberikan keterangan langsung mengenai sifat kerangka karbon molekul sehingga diperlukan spektum NMR C-13. Larutan cuplikan dalam dalam pelarut lembam ditempatkan diantara kutub magnet yang kuat, dan proton mengalami geser kimia yang berlainan sesuai dengan lingkungan molekulnya di dalam molekul. Ini diukur dalam radar NMR, biasanya tetrametilsilan ( TMS ), yaitu senyawa lembam yang ditambahkan ke dalam larutan cuplikan tanpa ada kjemungkinan terjadinya reaksi kimia. Adapun pelarut yang biasanya digunakan deuteroaseton, yaitu atau karbontetraklorida, dimetilsulfoksida deuterokloroform, terdeuterasi. Spektoskopi NMR dapat digui\nakan sebagai alat sidik jari.dan juga memberikan keterangan tentang jumlah setian tipe hydrogen. Ia juga memnerikan keterangan tentang sifat lingkungan dari setiap atom hydrogen tersebut. Kegunaan yang besar dari resonansi magnet inti adalah karena tidak setiap proton dalam molekul beresonansi pada frekwensi yang identik sama. Ini disebabkan oleh kenyataan bahwa berbagai proton dalam molekul dikelilingielektron dan menunjukan sedikit perbedaan lingkungan elektronik dari 1 proton ke proton lainnya. Proton-proton dilindungi oleh electron-elektron disekelilingnya. Spectrum NMR tidak hanya dapat membedakan beberapa banyak proton yang berbeda dalam molekul, teteapi ia juga mengungkapkan berapa banyak setiap tipe proton berbeda yang terkandung dalam molekulnya. deuteriumoksida,
menerangkan tentang lingkungan dari sebuah proton dengan lainnya. Pada spectrum H-NMR dalam elusidasi struktur perlu diperhatikan : 1. Luas di bawah puncak yang biasanya dinyatakan dengan intergrasi untuk melihat perbandingan jumlah proton pada masing-masing puncak. 2. Terjadinya spin-spin splinting yang mengikuti segitiga pascal. Interaksi antara ikatan electron yang mempunyai kencerungan berpasangan spin dari electron dengan electron lainnya pada proton yang berdekatan. 3. Geseran kimia (chemical shift), yaitu kedudukan proton dalam spektum tersebut.
2. NMR 13C
Kelebihan NMR 13C dibandingkan NMR 1H, yaitu: a. memberi informasi tentang susunan atom C dalam suatu molekul. b. dapat mengamati puncak resonansi tiap atom karbon senyawa organik dengan BM 200-400. c. Tidak ada pengaruh atom-atom karbon yang sama terhadap puncak spektrum karena jumlahnya sedikit dalam molekul. d. Pengaruh proton terhadap puncak spektrum C-13 dapat dihilangkan Kelemahan NMR 13C :
a. Kelimpahan NMR 13C di alam sedikit. b. Desain instrumen NMR 13C sangat rumit.
c. Umumnya digunakan untuk menganalisis senyawa organik. Sinyal dari atom C13 dalam alat NMR dapat dideteksi karena adanya sejumlah kecil atom karbon C-13 bersama-sama C-12. momen magnet yang dihasilkan oleh 13C
lebih kecil, bila dibandingkan dengan momen magnet proton, berarti sinyalnya jauh lebih lemah. Pelarut yang biasanya digunakan serupa dengan NMR proton, tetapi jangka resonansi C jauh lebih besar. Sehingga spektum NMR-13C jauh lebih teresolusi, umumnya setiap karbon dalam molekul dapat ditetapkan sinyalnya. Sama halnya seperti pada NMR proton, atom karbon penyulihannya berlainan akan menunjukkan geseran dalam jangka yang khas. Spectrum NMR hakikatnya merupakan pelengkap NMR proton. Pada spectrum C-NMR dalam elusidasi struktur perlu diperhatikan : 1. Luas di bawah puncak yang biasanya dinyatakan dengan intergrasi untuk melihat perbandingan jumlah carbon yang ekuivalen secara magnetic pada masing-masing puncak.. 2. Terjadinya spin-spin splinting yang mengikuti segitiga pascal. Interaksi antara ikatan electron yang mempunyai kencerungan berpasangan spin dari electron dengan electron lainnya pada proton yang diikat. Spin-spin slinting ini sering dihilangkan dengan cara di dekloping guna menghindari puncak-puncak yang tumpang tindih. 3. Geseran kimia (chemical shift), yaitu kedudukan karbon dalam spektum tersebut. Ini juga menggambarkan letak dan kedudukan karbon dalam molekul.
3. NMR 19F
13
C pada
Mempunyai bilangan kuantum spin dan momen magnet 2,6285 magneton inti. Frekuensi resonansi F-19 pada 14,092G adalah 56,4MHz. Berguna untuk senyawa-senyawa organik fluor.
4. NMR 31P
Mempunyai bilangan spin memprlihatkan puncak NMR yang jelas dengan perubahan kimia hingga 700 ppm. Frekuensi resonansi P-31 pada 14,092G adalah 24,3 MHz. Berguna untuk pnyelidikan bidang biokimia yang berhubungan dengan molekul atom P. 7
Kumparan ini akan memberikan radiasi elektromagnetik yang digunakan untuk mengubah orientasi perputaran proton. Dengan mengubah arus searah melalui kumparan ini, kekuatan medan magnet dapat berubah beberapa ratus miligauss. Umumnya kekuatan medan magnet berubah secara otomatis terhadap waktu dan perubahannya linier dengan gerakan kertas rekorder. d. Osilator FR Signal dari osilator FR masuk ke dalam sepasang kumparan yang letaknya tegak lurus dengan medan magnet. Osilator digunakan dengan frekuensi tertentu misalnya 60, 90, atau 100 MHz. Pada spektrometer NMR resolusi tinggi, frekuensi harus konstan. Output dari osilator FR lebih kecil dari 1 watt dan harus tetap konstan sampai 1% selama jangka waktu tertentu. e. Detektor FR Tegak lurus dengan kumparan osilator FR adalah kumparan detektor FR. Bila radiasi diserap maka putaran inti akan menghasilkan signal dengan frekuensi radio (FR) pada kumparan detektor FR. Signal FR yang dihasilkan biasanya kecil dan harus diperkuat dengan faktor 105 atau lebih sebelum dicatat atau direkam pada rekorder. f.Amplifier Berfungsi sebagai penguat sinyal listrik, karena sinyal yang diterima detektor sangat kecil, umumnya perbesarannya mencapai 105 kali.
g. Rekorder
Respon yang dihasilkan pada detektor dicatat atau direkam sebagai signal resonansi atau puncak. Kertas rekorder bergerak dari kiri ke kanan sesuai dengan kenaikan kekuatan medan magnet.
b. Lalu sejumlah radiasi pada frekuensi radio dipancarkan ke sel yang berputar
dalammedan magnet, c. Proton dalam senyawa akan beresonansi sambil memancarkan sejumlah energi frekuensi radio, d. Energi yang dipancarkan tersebut diterima oleh penerima frekuensi radio Selanjutnya energi frekuensi radio diterima oleh detektor, yang kemudian mengamplifikasi dan mengubahnya menjadi besaran terukur.
e. Hasil pengukuran NMR proton berupa spektra NMR proton dimana garis
Spektroskopi NMR mengandung muatan listrik yang pejal dan rumit, dimana kita harus menentukan elemen dasar. Kita harus ingat bahwa kita berhubunagn dengan intense magnetic field ( lading magnet yang kuat ) yang dibutuhkan sangat besar, suplai tenaga dengan control yang teliti, dan ketelitian control frekuensi. Di tahun 1924, Pauli menduga bahwa inti atom mempunyai sifat spin dan momen magnetic. Bila inti diletakan dalam medan magnet, tigkat-tinakat energinya akan terurai. Bloch dan Purcell menunjukkan bahwa inti mengabsorpsi radiasi elektromagnetik pada medan magnet yang lebih kuat karena tingkat energi menginduksi gaya magnet. Setiap inti dikelilingi oleh awan elektro yang selalu bergerak . pada pengaruh medan magnet, electron ini dipaksa bersirkulasi sedemikian rupa dalam usaha melawan medan magnet ini. Akibatnya, ini seakan-akan mendapat efek perlindungan ( shielding ) terhadap medan magnet luar. Dengan kata lain kuat medan atau frekwensi medan magnet harus ditambah agar inti dapat mengalami resonansi. Caranya yaitu dengan mengatur medan magnet melalui aliran arus searah yang akan menghasilkan sapuan ( sweeping ) pada periode yang sempit. Banyaknya medan tiang ditambahkan dapat dikonversikan menjadi frekwensinya yang ekuivalen. Nilai pergeeran kimia tergantung pada lingkungan kimia suatu proton, sedang lingkungan lingkungan kimia suatu proton tergantung pada besar kecilnya efek perlindungan oleh electron-elektron di lingkunagn proton tersebut. Pergeseran kimia diukur dalam besaran medan atau frekwensi. Perbandingan perubahan frekwensi yang diperlukan terhadap frekwnsi standar, dinyatakan dalam ppm. Standar yang digunakan adalah zat yang protonnya mempunyai perlindungan sebesar mungkin untuk memudahkan perbandingan. Makin besar nilai , makin besar medan yang diperlukan untuk mengkompensasikannya agar terjadi resonansi. Harga dipengaruhi juga, diantaranya pelarut dan adanya jembatan hydrogen. Pergeseran kimia digunakan untuk identifikasi gugus fungsi dan dapat digunakan sebagai penolong untuk menentukan letak suatu gugus dalam penentuan stuktur molekul. 11
2.8.
untuk diteliti dengan ekperimen larutan NMR, protein membran sering diencerkan dalam detergen micelles. Dari system micellar, spektra dapat diperoleh menggunakan TROSY (Transverse Relaxation-Optimized Spectroscopy). Membran protein dalam detergen/lemak micelles menghasilkan sedikit resonansi NMR dan signal overlap berkurang daripada protein globular dari massa molekuler yang sama. Walaupun molekul detergen dapat menunjukkan fraksi yang besar dari keseluruhan massa yang besar dari pencampuran micelles, pelabelan isotop yang sesuai seperti tanda 13C, 15N dari protein dan atau menggunakan detergen deuterasi, memastikan bahwa signal NMR protein dapat dideteksi dengan besar atau tanpa interferensi dari signal molekul detergen. NMR pada biologi melekuler dilakukan pada sample dalam bentuk larutan yang terlebih dahulu dilakukan pemurnian atau ekstraksi. Dengan NMR dapat diketahui struktur molekulernya dan perubahan yang terjadi ketika mendapat ganguan dari luar (rangsangan, penyakit atau penambahan zat lain) .
13
struktur senyawa atau rumus bangun molekul senyawa organik. Meskipun Spektroskopi Infra Merah juga dapat digunakan untuk tujuan tersebut, analisis spektra NMR mampu memberikan informasi yang lebih lengkap.
14
DAFTAR PUSTAKA
Bassett, J., R.C. Denney, G.H. Jeffery, dan J. Mendham, 1994, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Hart. 2003. Organical Chemistry. United States : Mac Graw Hill. Keenan R. 1992. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga. Khopkar S. 2007. Konsep Dasar kimia Analitik. Jakarta : UI Press. Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
15