Anda di halaman 1dari 39

Clinical Science session

Oleh: Trio Wicaksono 0718011088


Preceptor: dr. Helmi Muchtar, Sp. M

SMF MATA RSUD ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG 2012

Glaukoma

adalah suatu penyakit dimana tekanan didalam bola mata meningkat sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.

Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intraokular ini disebabkan: Hambatan pengaliran pada pupil waktu pengaliran cairan dari bilik mata belakang ke bilik mata depan; Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar; Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil.

1. Glukoma primer - glaukoma sudut terbuka (glaukoma simpleks, primary open angle glaucome (poag)) - glaukoma sudut tertutup (glaukoma kongesif akut, angle closured glaucome, primary closed angle glaucome (pcag)) 2. Glaukoma kongenital - primer atau infantil - menyertai kelainan kongenital lain

3. Glaukoma sekunder - perubahan lensa - kelainan uvea - trauma - bedah - steroid dan lainnya
4. Glaukoma absolut

Glaukoma

sudut tertutup akut primer terjadi bila terdapat kenaikan mendadak dari tekanan intraokuler, yang disebabkan oleh penutupan sudut coa yang mendadak oleh akar iris, sehingga menghalangi sama sekali keluarnya akueus humor melalui trabekula.

Hal ini menyebabkan: peninggian tekanan intraokuler sakit yang sangat di mata secara mendadak menurunnya ketajaman penglihatan secara mendadak tanda tanda kongesti dimata, seperti mata merah, kelopak mata bengkak

Karena

glaukoma ini timbulnya mendadak disertai tanda kongesti, maka disebut pula glaukoma akut kongestif

Glaukoma akut, hanya timbul pada orang orang yang mempunyai sudut bilik mata yang sempit. Jadi hanya pada orang orang dengan predisposisi anatomis.
Faktor anatomis yang menyebabkan sudut sempit adalah : 1.Bulbus okuli yang pendek

2.Tumbuhnya lensa
3.Kornea yang kecil, dengan sendirinya coanya dangkal. 4.Tebalnya iris. Makin tebal iris, makin dangkal coa.

Peningkatan tekanan intra okular mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata pasokan darah ke saraf optikus berkurang sel-sel sarafnya mati terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata.

Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral.
Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.

Faktor fisiologis yang menyebabkan coa sempit :


1. Akomodasi. Dengan akomodasi pars siliaris dari iris maju ke depan. 2. Dilatasi pupil, menyebabkan akar iris menjadi lebih tebal dan sudut coa menjadi lebih sempit.

Dilatasi pupil dapat terjadi, bila :


1.
2.

Diberikan midriatika,
Diam di ruang gelap.

3.

Lensa letaknya lebih ke depan,

4. Kongesti badan siliar. Penyebabnya : a. Neurovaskuler, misalnya menangis, jengkel dan kelainan emosi yang lain. b. Penyakit lokal dari traktus respiratorius bagian atas. c. Operasi daerah kepala. d. Humoral, seperti haid.

Jadi bila faktor fisiologis ini terjadi pada seseorang yang mempunyai predisposisi anatomis berupa sudut bilik mata yang sempit, maka ada kemungkinan timbul glaukoma sudut tertutup.

Sebelum penderita menderita serangan akut, ia mengalami serangan prodromal meskipun tidak selalu demikian. 1. Fase Prodromal Dinamakan Juga Fase Nonkongestif Pada stadium ini terdapat: - penglihatan kabur, melihat halo (gambaran pelangi) sekitar lampu atau lilin, sakit kepala, sakit pada matanya, kelemahan akomodasi. - keadaan ini berlangsung - 2 jam

pada

stadium ini penderita jarang pergi ke dokter, biasanya mengibati dirinya sendiri dengan analgetika atau obat flu yang mudah didapat, kemudian merasa sembuh lagi.

Pemeriksaan pada stadium ini, didapatkan : - injeksi perikornea yang ringan - kornea agak suram karena edema - bilik mata depan dangkal - pupil sedikit melebar reaksi cahaya lambat - tekanan intraokuler meninggi.

Bila

serangannya reda, mata menjadi normal kembali, kecuali penurunan daya akomodasi tetap ada mula antara serangan dapat berminggu minggu atau beberapa bulan, akan tetapi makin lama makin sering dan serangannya berlangsung lebih lama. Stadium ini dapat berlangsung beberapa minggu atau beberapa bulan bahkan beberapa tahun, baru kemudian sampai pada stadium glaukoma akut.

Mula

2. Fase Glaukoma Akut (Stadium Kongestif)

Pada stadium ini penderita: - tampak sangat payah - memegangi kepalanya karena sakit hebat. - Jalannya dipapah, karena ketajaman penglihatannya turun - muntah muntah, karenanya sering disangka bukan menderita sakit mata, melainkan suatu penyakit sistemik.

Glaukoma akut menyebabkan visus cepat menurun, disertai sakit kepala di dalam mata yang menjalar sepanjang N.V, nausea, muntah muntah, tampak warna pelangi di sekitar lampu.

Pada pemeriksaan fisik tampak : - Palpebra bengkak. - Konjungtiva bulbi : hiperemia, kongestif, kemotis, dengan injeksi silier, injeksi konjungtiva, injeksi episklera. - Kornea : keruh, insensitif karena tekanan pada saraf kornea. - Bilik mata depan : dangkal, yang dapat dilihat dengan penyinaran bilik mata depan dari samping.

Iris : gambaran corak bergaris tak nyata, karena edema, berwarna kelabu. - Pupil : melebar, lonjong, miring agak vertikal, kadang kadang didapatkan midriasis yang total, warnanya kehijauan, refleks cahaya lamban atau tidak sama sekali.

Bila

serangan serangan sudah berulang kali, terjadi untuk waktu yang lama, maka terjadi lepasnya pigmen dari iris, yang masuk ke dalam bilik mata depan menimbulkan kekerutan, juga dapat menempel pada endotel kornea dan tampak seperti keratik presipitat. menjadi katarak, yang tampak di atas permukaan kapsula lensa depan, sebagai bercak bercak putih, seperti susu yang tertumpah di atas meja yang disebut Glaukoma Flecke

Lensanya

Funduskopi : Papil saraf optik menunjukkan penggaungan dan atrofi, seperti pada glaukoma simpleks. Tonometri : Tensi intraokuler pada stadium kongestif lebih tinggi dari pada stadium non kongestif. Tonografi : Menunjukkan outflow yang baik. Tetapi bila sudah ada perlengketan antara iris dan trabekula (goniosinekhia, sinekhia anterior perifer), maka aliran menjadi terganggu.

Gonioskopi

: Pada waktu tekanan intraokuler tinggi, sudut bilik mata depan tertutup, sedang pada waktu tensi intraokuler normal, sudutnya sempit. Bila serangan dapat dihentikan maka sesudah 24 jam, biasanya sudut bilik mata depan terbuka kembali, tetapi masih sempit.

Tes

provokasi dilakukan pada keadaan yang meragukan : Tes yang dilakukan : tes kamar gelap, tes midriasis, tes membaca, tes bersujud (prone test).

Beberapa penyakit yang mirip dengan glaukoma akut adalah : 1. Iridosiklitis akut 2. Konjungtivitis akut 3. Keratitis 4. Skleritis

Harus diingat bahwa glaukoma akut merupakan masalah pembedahan. Terapi dengan pengobatan hanya merupakan pengobatan pendahuluan sebelum penderita dioperasi.

1. Pada Fase Nonkongestif Diberikan miotikum, yang paling mudah didapat adalah pilokarpin 2 - 4% tiap 20 30 menit, terbuka. Di samping penghambat karbon anhidrase (carbon anhydrase inhibitor), seperti diamox, glaupex, glaukon, corotazol, yang diberikan 3 kali satu tablet. Obat obat ini diberikan sampai tekanan intraokuler menjadi normal. Kemudian ada 2 jalan :
1. Diberikan miotika terus menerus. 2. Dilakukan operasi.

2. Pada Fase Kongestif (akut) Pengobatan harus diberikan secara cepat dan tepat, jika terlambat 24 48 jam, maka sinekhia anterior perifer sudah kuat, sehingga pengobatan dengan miotikum tak berguna lagi. Tekanan intraokuler harus sudah turun dalam 2 4 jam sedapat dapatnya. I. Miotikum : - Pilokarpin 2 4 % setiap menit satu tetes selama 5 menit, kemudian diteruskan dengan setiap jam..

Penghambat karbonik anhidrase (carbonic anhydrase inhibitor), yang menyebabkan mengurangnya produksi humor akueus, seperti diamox, glaupax glaucon, dan sebagainya. Diberikan 500 mg sekaligus (2 tablet), kemudian disusul tiap 4 jam 1 tablet. Jika muntah, dapat pula diberikan intravena 250 mg. Kemudian disusul dengan 3 kali sehari atau tablet.
II.

III.

Obat hiperosmotik :

Glisering 50 % (mudah didapat), per oral 1 1,5 gram / kg berat badan atau 1 cc per kg berat badan, dapat dicampur dengan jeruk nipis supaya tidak terlalu manis, harus diminum sekaligus, bila tidak, gunanya tidak ada.

IV.Untuk

mengurangi rasa sakitnya dapat disuntikkan 10 15 mg morfin, yang juga dapat mengecilkan pupil. V. 10 12,5 mg largaktil dapat disuntikkan pada penderita yang muntah muntah sebelum tablet diamox dan gliserin diberikan sehingga obat dapat ditelan.

Bila tekanan tetap tinggi, melebihi 30 mmHg, maka diberikan hiperosmetik yang lain yaitu :
- Manitol (1,5 3 g/kg berat badan) 20 tetes per menit (20 %). - Ureum 30 % infus 300 cc diberikan kurang lebih 2 3 jam (1 g/kg berat badan) yang biasanya diberikan sebelum operasi dilakukan.

Macam operasinya : I. Iridektomi perifer II. Operasi filtrasi (sklerotomi, trabekulektomi)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai