Anda di halaman 1dari 43

Laporan Perbandingan KAP BASELINE SURVEY MENGENAI SANITASI LINGKUNGAN, KEBERSIHAN DAN AIR BERSIH DI INDONESIA BAGIAN TIMUR

Copyright @ 2009 Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat - FEUI

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI .................................................................................................................. DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ BAB 1. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN SURVEY KAP BASELINE 1.1. Latar Belakang Survey KAP Baseline............................................ 1.2. Tujuan Survey KAP Baseline ......................................................... METODOLOGI ...................................................................................... 2.1. Proses Pemilihan Kabupaten dan Desa, serta Penanggungjawabnya ..................................................................... 2.2. Perencanaan Survei, Responden, dan Instrumen ............................ 2.3. Perencanaan Sampel dan Besarnya................................................. 2.4. Periode Pengumpulan Data............................................................. HASIL TEMUAN KAP BASELINE SURVEY ................................... Hasil Temuan Utama ................................................................................ 3.1. Hasil Perbandingan Survey KAP Baseline Terhadap Rumah Tangga Pedesaan ............................................................................ 3.2. Hasil Perbandingan Survey KAP Baseline Terhadap Rumah Tangga Daerah Kumuh Perkotaan .................................................. 3.3. Hasil Perbandingan Survey KAP Baseline Terhadap Sekolah ...... HAMBATAN YANG DIHADAPI DALAM SURVEY....................... LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................... 5.1. Pemetaan Kabupaten Terpilih......................................................... 5.2. Pemilihan Kabupaten dan Kota dan Kerangka Pengambilan Sampel di Semua Propinsi .............................................................. 5.3. Tabel Hasil Perbandingan............................................................... I. Daerah Pedesaan.................................................................. II. Daerah Kumuh Perkotaan.................................................... III. Sekolah ................................................................................ i ii 1 1 1 3 3 4 5 6 7 7 7 9 11 14 15 15 16 18 18 26 34

BAB 2.

BAB 3.

BAB 4. BAB 5.

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.1 Gambar 2.1 Gambar.2.2 Keterkaitan aspek WES ............................................................................ Proses Seleksi dan Tanggung Jawab......................................................... Perencanaan Survei ................................................................................... 2 4 5

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

ii

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

BAB 1 LATAR BELAKANG DAN TUJUAN SURVEY KAP BASELINE


Salah satu target dari Millenium Development Goals (MDG) adalah mengurangi proporsi orang yang tidak memiliki akses terhadap air minum dan kebersihan menjadi setengahnya pada tahun 2015. Dalam kaitan inilah program WES (Water Environmental Sanitation) dicanangkan oleh UNICEF, bekerja sama dengan Pemerintah Republik Indonesia di enam propinsi di wilayah Indonesia Timur. Kegiatan survey KAP (Knowledge-Attitude-Practice) merupakan salah satu alat guna mengukur pencapaian dari program ini. Survey KAP baseline, merupakan bagian dari kegiatan survey yang dilaksanakan pada tahap awal guna menggali informasi tentang kondisi dari masyarakat sasaran. Sementara untuk mengukur tingkat keberhasilan program di akhir periode, survey KAP endline perlu dilakukan. 1.1. LATAR BELAKANG SURVEY KAP BASELINE

Studi tentang KAP pada dasarnya menceritakan apa yang diketahui, dirasakan dan dilakukan oleh orang terhadap suatu, dalam hal ini WES (Water Environemnt, Sanitation). Oleh karena itu pemaham atas ketiga elemen penting dalam studi KAP - Knowledge (Pengetahuan), Attitude (Sikap) dan Practice (Perilaku) sangat penting, supaya proses proses pembentukan kesadaran masyarakat, dapat dilakukan secara lebih efisien, sehingga program dapat di rancang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 1.2. TUJUAN SURVEY KAP BASELINE

Survey ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan, sikap serta praktek (KAP) masyarakat, mencakup rumah tangga, guru, anak-anak sekolah, dan petugas kesehatan/kepala desa termasuk pemerintah lokal, berkaitan dengan isu-isu seputar air, lingkungan dan sanitasi (WES). Setidaknya ada lima aspek yang menjadi sorotan dalam isu ini, meliputi (i) air dan kegunaannya; (ii) kebersihan domestik (kebersihan makanan dan kebersihan pribadi); (iii) fasilitas sanitasi (jamban); (iv) kebersihan lingkungan (limbah cair dan solid); dan (v) diare dan penyakit kulit. Keterkaitan diantaranya disajikan dalam Gambar 1.1 dibawah.

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Gambar 1.1 : Keterkaitan aspek WES

Air

Kebersihan Domestik

Facilitas Sanitasi Keersihan Lingkungan

Kebersihan Pribadi

Kebersihan Makanan

Diare dan Penyakit Kulit

Lebih lanjut, tujuan khusus dari survey ini adalah: 1. Menghasilkan informasi baseline tentang kondisi KAP masyarakat berkaitan dengan isu WES sebelum adanya proyek intervensi Mengidentifikasi indikator khusus yang akan dipergunakan dalam memantau kemajuan dalam proyek intervensi

2.

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

BAB 2 METODOLOGI

2.1.

PROSES PEMILIHAN PENANGGUNGJAWABNYA

KABUPATEN

DAN

DESA,

SERTA

S Survei ini dilakukan di enam provinsi Indonesia Timur, yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Kecuali Papua Barat yang hanya memiliki dua kabupaten, survei dasar ini di lakukan di dua kabupaten dan satu kota, masing-masing dibagi menjadi desa program dan kontrol.1 Proses pemilihan akan dijabarkan di bawah: UNICEF dan Kelompok Kerja Nasional Air Minum, dan Penyehatan Lingkungan (POKJA NASIONAL AMPL) menentukan 6 provinsi di Indosesia Timur, yang terdiri atas Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat, dan Papua. UNICEF and Pokja Nasional AMPL juga memberi alternatif 4 kabupaten yang mewakili daerah pedesaan dan 1 kota yang mewakili daerah miskin perkotaan (tidak termasuk Papua Barat) untuk tiap provinsi. Secara keseluruhan ada 24 kabupaten dan 5 kota. Selain kota, LPEM juga memilih 2 dari 4 kabupaten yang mewakili daerah pedesaan sebagai wilayah sampel di tiap provinsi dengan menggunakan metode stratified purposive sampling. Kedua kabupaten tersebut terutama dipilih dengan menerapkan indikator ekonomi berupa PDRB per kapita dan indikator kesehatan masyarakat yang berasal dari Stastistik PODES 2006, Biro Pusat Statistik (BPS).2 Selain indikator-indikator itu, juga dipertimbangkan kondisi alam (mis: mewakili wilayah pesisir vs bukan pesisir, pulau utama vs pulau kecil), dan penilaian subjektif, misalnya: akses geografis, kendala waktu dan dana (lihat lampiran gambar 1). UNICEF dan Pokja Nasional AMPL juga menyediakan daftar desa program untuk kabupaten dan kota terpilih di setiap provinsi.3 Berikutnya LPEM memilih desa kontrol untuk tiap kabupaten dan kota terpilih di tiap provinsi dengan menggunakan simple purposive method.4 Teknik pengelompokan
1 Jenis rancangan survey seperti ini sering dipakai dan terutama digunakan untuk mengukur atau menilai efektifitas suatu program intervensi (dengan cara membandingkan survei dasar di awal program dan survei akhir pada saat program selesai). Composite index untuk setiap indikator ekonomi dan kesehatan masyarakat telah tersusun. Setiap indeks dikategorikan ke dalam dua kelompok: tinggi (di atas rata-rata) dan rendah (di bawah rata-rata) untuk menghasilkan matriks 4 kuadranquadrant matrix: baik indikator ekonomi dan kesehatan masyarakat tinggi, baik indikator ekonomi dan kesehatan masyarakat rendah, indikator ekonomi tinggi tapi kesehatan masyarakat rendah, dan ekonomi rendah tapi kesehatan masyarakat tinggi. Kabupaten terpilih dari tiap provinsi harus mewakili tiap kuadran. Desa program adalah desa yang akan mendapat intervensi program WES oleh UNICEF. Desa Kontrol adalah desa yang (i) memiliki karakteristik sosio demografi yang sama (mis: lokasi geografis, jumlah penduduk dewasa, jumlah rumah tangga, jumlah sekolah dasar, jenis fasilitas pembuangan sampah, jenis jamban, dan jenis sumber air) dengan yang berada di desa program, (ii) tidak diintervensi oleh program air, lingkungan dan

3 4

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Euclidean distance method dan umpan balik dari lokakarya di tiap provinsi diterapkan dalam
proses seleksi ini. Proses seleksi dan penanggungjawabnya secara ringkas dirangkum dalam gambar 2.2 dibawah ini. Gambar 2.1: Proses Seleksi dan Tanggung Jawab.
Pemilihan

Target 6 provinsi di Indonesia Timur

Daftar 4 kab & 1 kota untuk tiap provinsi

kabupaten untuk tiap provinsi menggunakan indikator sosial, ekonomi kesehatan dan

Daftar desa program di tiap kabupaten /kota

Pemilihan Desa kontrol untuk tiap Kab menggunakan metode cluster

UNICEF + POKJA

UNICEF + POKJA

LPEM

UNICEF + POKJA

LPEM

2.2. PERENCANAAN SURVEI, RESPONDEN, DAN INSTRUMEN


Studi ini terdiri dari tiga komponen utama survey yaitu: (i) Pedesaan; (ii) Daerah Miskin Perkotaan; dan (iii) Sekolah. Responden yang menjadi target survei ini meliputi (a) Rumah Tangga; (b) Guru Sekolah Dasar; (c) Murid Sekolah Dasar; (d) Kepala Desa; dan (v) Pejabat Pemerintah Daerah yang terkait. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terdiri atas: Kuesioner Terstruktur (termasuk lembar observasi dan demonstrasi) Pertanyaan terstruktur untuk wawancara secara mendalam

Kuesioner terstruktur mencakup informasi mengenai pengetahuan, sikap, dan praktik yang ada di rumah tangga, guru, dan murid SD. Untuk memberi tambahan informasi dari kuesioner, terutama yang terkait dengan praktek di lapangan, survey juga menggunakan lembar observasi dan demonstrasi cuci tangan. Pertanyaan terstruktur untuk wawancara mendalam dilakukan untuk memperoleh informasi pendukung, misalnya keadaan desa secara keseluruhan dan informasi mengenai kebijaksanaan yang berhubungan dari kepala desa dan pejabat pemerintah daerah terkait. Gambar 2.2 di bawah ini merangkum komponen-komponen utama survei, dasar intervensi, dan responden yang menjadi target, terutama dengan menggunakan kuesioner terstruktur.

sanitasi (WES) setidaknya yang diprakarsai oleh UNICEF selama 2 3 tahun mendatang, dan (iii) memiliki fungsi perbandingan untuk desa program dan selama program intervensi tidak boleh terpengaruh, dengan syarat jaraknya tidak boleh terlalu dekat dengan desa program.

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Gambar.2.2 : Perencanaan Survei

Secara ringkas, analisis survei ini diukur dengan menggunakan komponen pedesaan, daerah miskin perkotaan, dan sekolah yang dibagi menjadi program (yang diintervensi) dan kontrol (tidak diintervensi), dan bukan berdasarkan kabupaten. Perencanaan seperti ini menghasilkan implikasi penting, sedangkan analisis di tingkat kabupaten menjadi tidak relevan karena telah menyatu dan berubah menjadi basis program and kontrol.5

2.3. PERENCANAAN SAMPEL DAN BESARNYA


Total jumlah sampel survei dasar ditetapkan 2.598 (sebagaimana yang tertulis di RFP UNICEF), terdiri atas 1.510 rumah tangga, 884 murid SD, dan 204 guru SD. Distribusi sampel untuk kabupaten dan kota di tiap provinsi, serta desa program dan kontrol adalah sebagai berikut. Kuota kerangka pengambilan sampel untuk rumah tangga (1.510 responden) didistribusikan ke tiap provinsi kemudian ke kabupaten terpilih dan kota di tiap provinsi dengan menggunakan metode pengambilan sampel secara proporsional sesuai jumlah
5 Sebagai ilustrasi, rumah tangga pedesaan di desa program adalah kombinasi dari rumah tangga pedesaan di desa program kabupaten 1 dan 2. Seiring dengan hal ini, rumah tangga pedesaan di desa kontrol adalah campuran dari rumah tangga pedesaan di desa kontrol kabupaten 1 dan kabupaten 2. Dengan cara yang sama, analisis sekolah di desa program adalah gabungan sekolah-sekolah di desa program kabupaten 1, kabupaten 2, serta daerah miskin perkotaan, sementara analisis sekolah di desa kontrol adalah gabungan sekolah di desa kontrol kabupaten 1, kabupaten 2, dan daerah miskin perkotaan

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

penduduk tiap wilayah. Meskipun demikian, besarnya sampel rumah tangga untuk desa program dan kontrol di tiap kabupaten dan kota ditentukan dengan perbandingan 3 : 2. Dengan pengecualian Papua Barat, kuota kerangka pengambilan sampel untuk murid (884 responden) didistribusikan secara merata pada semua provinsi, kemudian pada kabupaten terpilih dan kota di tiap provinsi. Walaupun begitu, besarnya sampel murid untuk desa program dan kontrol di tiap kabupaten dan kota ditetapkan dengan perbandingan 30 : 22. Tidak seperti pada rumah tangga dan murid, distribusi kerangka pengambilan sampel untuk guru (204 responden) antar provinsi, antar kabupaten terpilih dan kota di tiap provinsi, maupun pada desa program dan kontrol adalah sama. Penting untuk dicatat terutama untuk responden rumah tangga dan murid, besar sampel di desa program untuk tiap kabupaten atau kota selalu lebih besar daripada di desa kontrol. Alasan utama perbedaan ini sebagian besar dikaitkan dengan validitas informasi yang terkumpul di wilayah tersebut, yaitu tempat berlangsungnya program intervensi, sehingga dampak dari program intervensi dapat terlihat lebih jelas. Lebih jauh lagi, kesemua responden dipilih secara acak, tapi tetap memperhatikan pembagian gender tiap responden. Khusus untuk responden murid, terdapat pembatasan kelas, yaitu responden harus berasal dari kelas 4 ke atas. Alasan utamanya adalah para siswa dari kelas 4 ke atas memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai isu yang dibahas dan dapat menyatakan preferensi mereka dengan lebih baik daripada murid kelas di bawahnya. Berdasarkan metodologi di atas, rincian seleksi kabupaten dan kota termasuk pilihan desa program dan kontrolnya, dan kerangka sampel yang ditargetkan untuk semua propinsi dapat dilihat pada lampiran tabel 1.

2.4. PERIODE PENGUMPULAN DATA


Periode pengumpulan data berlangsung antara bulan Juli dan Agsustus 2008, di hampir semua propinsi, kecuali Sulawesi Selatan. Periode ini merupakan akhir dari musim kemarau. Dalam beberapa hal, periode survey ini dapat berdampak terhadap hasil survey dikarenakan responden mengalami recall bias. Untuk propinsi Sulawesi Selatan, khususnya kota Makassar, survey baru bisa di selesaikan pada bulan Desember 2008, yang disebabkan oleh adanya masalah miskoordinasi antar pemangku kepentingan di lapangan.

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

BAB 3 HASIL TEMUAN KAP BASELINE SURVEY

HASIL TEMUAN UTAMA


Secara umum, sangat sulit untuk menarik benang merah dari temuan perbandingan antar propinsi ini karena tidak ada pola yang jelas terkait dengan lima aspek WES yang diteliti, yakni air dan kegunaannya, kebersihan domestik, fasiltas sanitasi, kebersihan lingkungan dan diare dan penyakit kulit. Masing-masing propinsi memiliki pola yang berbeda untuk aspek-aspek dimaksud. Ada propinsi yang memiliki masalah dengan air, sementara yang lainnya bermasalah dengan minimnya fasilitas sanitasi dan/atau kebersihan lingkungan. Setidaknya, ada empat temuan utama dari survey ini, yaitu: 1.Secara menyeluruh, tingkat pengetahuan dan sikap respondent di seluruh propinsi dapat dianggap cukup baik, tapi tidak demikian halnya dengan perilakunya. Dalam banayak kasus, praktek yang dilaporkan seringkali tidak sesuai dengan hasil pengamatan lapangannya. Penjelasan yang mungkin adalah hal ini disebabkan oleh masalah budaya dan minimnya ketersediaan fasilitas pendukung sanitasi dan kebersihan. 2. Pada umumnya, variasi pengetahuan, sikap dan perilaku responden di daerah program dan kontrol kurang terlihat jelas di pedesaan dari pada di daerah kumuh perkotaan. Terlepas dari kondisi geografisnya, hal ini mungkin ada kaitannya dengan karakteristik rumah tangga pedesaan yang relatif lebih homogen. 3. Lebih jauh, perbedaan dalam hal praktek air bersih dan kebersihan lingkungan (WES) antar musim (musim kemarau dan musim hujan) juga tidak terlalu kentara di hampir semua propinsi. Salah satu penjelasannya adalah dikarenakan responden mengalami recall bias, yang disebabkan oleh periode pengumpulan data yang berlangsung di akhir musim kemarau (July Agustus) 4. Banyak inkonsistensi informasi diantara guru dan murid yang muncul, sehingga menyulitkan dalam melakukan analisis yang mendalam terhadap sekolah 3.1.

HASIL PERBANDINGAN SURVEY KAP BASELINE TERHADAP RUMAH TANGGA PEDESAAN

Air dan Penggunaanya Sumber Air Tampaknya, sumur terlindungi maupun yang tidak, merupakan sumber air utama untuk minum dan MCK di semua propinsi, kecuali Papua dan Papua Barat. Bebebrapa propinsi lainnya bahkan memiliki sumber air tambahan seperti mata air (misalnya NTT dan Maluku) dan air perpipaan dari PDAM (seperti Sulsel dan NTB). Hanya ada sedikit perbedaan yang muncul terhadap penggunaan sumber air ini diantara musim kemarau dan hujan.

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Tidak seperti propinsi lainnya, Papua dan Papua Barat memiliki kondisi yang unik. Hal yang menonjol adalah variasi penggunaan sumber air yang muncul bukan hanya terjadi untuk kebutuhan minum dan MCK, tetapi juga penggunaannya diantara kedua musim. Misalnya, air hujan merupakan sumber air utama untuk minum dan MCK di Papua pada saat musim hujan, tetapi bukan untuk musim kemarau, dimana sumber airnya berupa tangki air ataupun mata air. Hal yang berbeda dijumpai di Papua Barat. Sumber air minum utama didaerah ini adalah air hujan dan sumur terlindungi, sedangkan sungai dan mata air dipergunakan untuk MCK. Memasak/mendidihkan air pada dasarnya merupakan bentuk pengolahan air yang utama di seluruh propinsi kecuali NTB, dimana sebagian besar respondennya masih minum secara langsung dari sumbernya. Akses terhadap Sumber Air Untuk keperluan minum, akses ke sumber air utama di semua proppinsi, kecuali Papua dan Papua Barat dapat dianggap cukup mudah (berdasarkan standar Riskesdas). Bahkan, tidak ada perbedaan yang mencolok antara kedua musim. Secara umum dapat dikatakan bahwa, untuk memperoleh air minum hanya diperlukan waktu kurang dari 30 menit, jarak tempuh kurang dari 1 km, dan biaya mingguan yang dikeluarkan kurang dari Rp 5,000, dengan pengecualian NTT yang biayanya dapat mencapai diatas Rp 5,000 untuk kedua musim. Namun, hal seperti ini tidak ditemui di Papua dan Papua Barat. Meskipun jarak tempuhnya sedikit kurang dari 1 km, waktu tempuh yang dibutuhkan untuk memperoleh air minum di Papua Barat lebih lama dari 30 menit, khususnya pada musim kemarau. Secara paralel, akses untuk memperoleh air minum di Papua juga relatif lebih sulit (jarak tempuh lebih dari 1 km, butuh waktu lebih dari 30 menit dan biaya yang jauh diatas Rp 5,000) terutama pada musim kemarau, ketimbang musim hujan.Hal ini disebabkan kondisi geografis di kedua provinsi tersebut. Pola yang sama dengan air minum juga ditemukan pada kebutuhan air untuk MCK. Kebersihan Domestik Ada dua bagian penting dalam kebersihan domestic, yaitu kebersihan makanan dan kebersihan pribadi. Diantara tiga aspek dalam kebersihan makanan, praktek mencuci buah dan/atau sayuran sebelum dimakan sangat penting karena akan berdampak langsung terhadap kesehatan manusia. Dari enam sample propinsi, hanya Papua Barat yang menunjukan praktek yang buruk terhadap aspek ini, yaitu ditandai dengan rendahnya proporsi responden yang melakukan hal ini. Secara rata-rata, proporsi responden yang menggunakan sabun ketika mencuci tangan cukup tinggi, yakni diatas 70%, yang sedikit banyak mencerminkan cukup baiknya pengetahuan akan kebersihan individu. Namun, ketika ditanyakan tentang lima saat penting untuk mencuci tangan, semua responden di semua propinsi hanya melakukannya pada 2 dari 5 saat penting tersebut, yaitu ketika sebelum makan dan setelah BAB. Fasilitas Sanitasi Secara keseluruhan, proporsi kepemilikan jamban pribadi di semua propinsi sangat rendah (dibawah 50%) kecuali di NTT dan Papua. Namun demikan, kepemilikan terhadap jamban yang dilengkapi dengan septic tank menunjukan pola yang menarik. Proporsi kepemilikan jamban septic tank di NTB, Sulsel dan Papua cukup tinggi dan relatif merata baik di daerah program maupun kontrol. Sebaliknya, di tiga propinsi lainnya, yakni NTT, Maluku dan Papua Barat, terdapat kesenjangan yang cukup besar diantara daerah program dan kontrol.

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Sehubungan dengan praktek BAB, hanya Papua dan Papua Barat yang mayoritas respondennya tidak menggunakan jamban ketika BAB. Sebagai gantinya, mereka BAB di hutan atau halaman, khususnya ketika musim kemarau. Selebihnya, menunjukan praktek BAB yang relatif baik, yaitu BAB di jamban, walaupun sebagian dari mereka masih menggunakan jamban tak berseptic tank. Berkaitan dengan praktek BAB ini, hanya sedikit responden yang mengaku sudah menggunakan air dan sabun ketika membersihkan diri setelah BAB, dimana sebagian besar bisa ditemui di NTT dan Sulsel. Responden di propinsi lainnya, seperti NTB, Maluku dan Papua hanya menggunakan air ketika membersihan, sedangkan mereka yang di Papua Barat masih menggunakan benda-benda kering atau dedaunan. Kebersihan Lingkungan Bagian ini utamanya terdiri dari limbah cair dan sampah. Berkaitan dengan limbah cair (air kotor) sebagian besar dari responden di semua propinsi, kecuali Maluku membuangnya di tempat terbuka. Namun, untuk tempat pembuangan dan pengolahan sampah, mayoritas responden di luar Papua dan Papua Barat membuangnya di lubang terbuka kemudian membakarnya. Diare dan Penyakit Kulit Hampir semua responden di semua propinsi mengasosiasikan diare dengan sakit perut ataupun mencret. Namun, pengetahuan yang berkaitan dengan penyebab dan upaya pencegahannya bervariasi antar propinsi. Dari enam propinsi, hanya responden di NTB dan Sulsel yang beranggapan bahwa diare disebabkan oleh makanan (makan makanan yang terkontaminasi/kotor/pedas), sementara sisanya beranggapan bahwa diare disebabkan oleh air (minum air mentah/air kotor). Oleh karena itu, cara pencegahan diare yang ditempuh di dua propinsi tersebut adalah dengan menghindari makanan & minuman yang kotor, sementara mereka yang berada di propinsi lainnya beranggapan memasak atau mendidihkan air sebagai cara utama pencegahannya. Secara umum, penanganan terhadap kasus diare jika berlangsung lebih dari 24 jam di semua propinsi adalah sama, yaitu dibawa ke puskesmas. Tetapi jika berlangsung kurang dari 24 jam penanganannya bisa berbeda antar propinsi. Beberapa responden di NTB, sebagian NTT dan Maluku lebih memilih mengobati sendiri baik dengan oralit ataupun jamu-jamuan, sedangkan responden di propinsi lainnya membawa langsung si penderita ke puskesmas. Hampir semua responden di enam propinsi secara umum mengatakan menggunakan air kotor dan/atau jarang mandi sebagai penyebab utama dari penyakit kulit. Konsekuensi logisnya, cara pencegahan yang dilakukan adalah berhenti memakai air kotor dan/atau mandi dengan sabun. Pola yang serupa dengan penanganan diare juga muncul disini. 3.2.

HASIL PERBANDINGAN SURVEY KAP BASELINE TERHADAP RUMAH TANGGA DAERAH KUMUH PERKOTAAN

Air dan Penggunaannya Sumber Air Air perpipaan dari PDAM dan/atau sumur (terlindungi ataupun tidak) tampaknya merupakan sumber air utama baik untuk minum maupun MCK di semua propinsi. Ada beberapa propinsi lainnya yang memiliki sumber air tambahan seperti mata air (misalnya Papua) dan air pompa (seperti Maluku). Pada dasarnya, tidak ada perbedaan dalam penggunaan sumber air ini di semua propinsi diantara musim kemarau dan hujan, dengan perkecualian di Papua.

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Secara menyeluruh, memasak atau mendidihkan air adalah bentuk utama pengolahan air minum, dengan pengecualian program area di NTT, dimana masih banyak yang menggunakan penyaringan. Dalam beberapa hal, ini dapat mengindikasikan bahwa sebagian besar responden sudah melakukan praktek yang cukup baik berkaitan dengan air yang aman untuk minum. Akses terhadap Sumber Air Untuk keperluan minum, akses ke sumber air utama di semua propinsi dapat dianggap cukup mudah (menurut standar Riskesdas). Bahkan, tidak ada perbedaan yang mencolok antara kedua musim. Secara umum dapat dikatakan bahwa, untuk memperoleh air minum hanya diperlukan waktu kurang dari 30 menit, jarak tempuh kurang dari 1 km, namun biaya mingguan rata-rata yang dikeluarkan lebih dari Rp 5,000. Di Papua, bahkan bisa mencapai Rp 30,000. Pola yang serupa dengan air minum juga ditemukan pada kebutuhan air untuk MCK. Kebersihan Domestik Ada dua bagian penting dalam kebersihan domestic, yaitu kebersihan makanan dan kebersihan pribadi. Diantara tiga aspek dalam kebersihan makanan, praktek mencuci buah dan/atau sayuran sebelum dimakan merupakan hal yang terpenting karena akan berdampak langsung terhadap kesehatan manusia. Berkaitan dengan ini, semua propinsi menunjukan praktek yang baik, yang ditandai dengan tingginya proporsi (diatas 80%) mayoritas responden yang melakukannya. Secara umum, proporsi responden di semua propinsi yang dilaporkan menggunakan sabun ketika mencuci tangan cukup tinggi, yakni diatas 90%, dan relatif merata antara program dan kontrol area, kecuali untuk NTB dan NTT. Di kedua porpinsi ini terjadi kesenjangan yang cukup besar antara kedua area tersebut. Namun, terkait dengan lima saat penting untuk mencuci tangan, (i) sebelum makan dan (ii) sesudah BAB dianggap sebagai dua situasi paling penting untuk mencuci tangan oleh responden di semua propinsi. Fasilitas Sanitasi Kepemilikan jamban pribadi di seluruh propinsi dapat dikatakan cukup tinggi, berkisar 70% keatas, kecuali NTB yang relatif moderat dengan rata-rata 50%. Namun proporsi kepemilikan jamban berseptic tank justru lebih tinggi di NTB dan NTT dibanding dengan propinsi lainnya. Proporsi kepemilikan terendah atas jamban seperti ini ada di Papua. Yang mengejutkan, sebagian besar responden di semua propinsi telah menggunakan jamban, baik yang dilengkapi dengan septic tank maupun yang tidak (khususnya di Papua) ketika BAB. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa responden daerah kumuh kota telah memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kebersihan dan kesehatan lingkungan. Lebih jauh, tidak ada perbedaan penggunaan jamban yang berarti diantara musim kemarau dan musim hujan. Berkaitan dengan praktek ini, sebagian besar respondent di semua propinsi juga telah menggunakan, setidaknya air untuk membersihkan diri setelah BAB. Bahkan di beberapa propinsi, seperti NTT, Sulsel dan Maluku, sebagian besar respondennya telah menggunakan air dan sabun. Kebersihan Lingkungan Bagian ini utamanya terdiri dari limbah cair (air kotor) dan sampah. Berkaitan dengan air kotor, ada berbagai variasi tempat pembuangan. Variasi ini tidak saja ditemukan antar propinsi, tetapi juga antar daerah di dalam propinsi yaitu antara daerah kontrol dan program. Diantara tempat pembuangan yang dimaksud meliputi septic tank, sungai, areal terbuka, pantai dan laut. Untuk beberapa hal, variasi ini juga mencerminkan lokasi geografis urban slum yang disurvey. Namun,
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

10

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

sehubungan dengan tempat pembuangan dan pengolahan sampah, variasinya tidak terlalu besar seperti halnya tempat pembuangan air kotor, kecuali variasi di dalam propinsi (antara daerah kontrol dan program). Mayoritas responden di semua propinsi membuang sampah ke lubang terbuka atau ke tempat penampungan sementara, sedangkan berkaitan dengan pengolahannya, sebagian besar dari mereka membakarnya di lubang atau diambil oleh petugas kebersihan. Diare dan Penyakit Kulit Hampir semua responden di semua propinsi mengasosiasikan diare dengan sakit perut ataupun mencret. Namun, pengetahuan yang berkaitan dengan penyebab dan upaya pencegahannya bervariasi antar propinsi. Sebagian besar responden di semua propinsi beranggapan bahwa diare disebabkan oleh makanan dan minuman (makan makanan yang terkontaminasi/kotor/pedas), sementara hanya sebagiankecil yang beranggapan bahwa diare disebabkan oleh air yang belum diolah (minum air mentah/air kotor). Konsekuensi logisnya, bagi mereka yang beranggapan bahwa diare disebabkan karena makanan, maka menghindari makanan & minuman yang kotor dan masak hingga matang merupakan cara pencegahan yang ditempuh. Sementara bagi mereka yang beranggapan diare disebabkan karena minum air belum diolah, maka memasak/mendidihkan air adalah solusi pencegahannya. Secara umum, penanganan terhadap penyakit diare jika berlangsung lebih dari 24 jam di semua propinsi sama, yakni di bawa ke puskesmas. Tetapi jika berlangsung kurang dari 24 jam penanganannya bisa berbeda antar propinsi. Beberapa responden di NTT, Sulsel dan Maluku lebih memilih mengobati sendiri baik dengan oralit ataupun obat-obatan generic, sedangkan responden lainnya membawa langsung si penderita ke puskesmas. Hampir semua responden di enam propinsi secara umum mengatakan menggunakan air kotor dan/atau jarang mandi sebagai penyebab utama dari penyakit kulit. Konsekuensi logisnya, cara pencegahan yang dilakukan adalah berhenti menggunakan air kotor dan/atau mandi dengan sabun. Pola yang serupa dengan penanganan diare juga muncul disini. 3.3.

HASIL PERBANDINGAN SEKOLAH

SURVEY

KAP

BASELINE

TERHADAP

Air dan Pengunaannya Sumber Air Hampir di setiap propinsi, air perpipaan dari PDAM dan sumur, baik yang terlindungi maupun yang tidak adalah dua jenis sumber air yang paling banyak ditemukan di sekolah. Ada sekolah di beberapa propinsi yang hanya memiliki salah satu jenis sumber air saja, sedangkan di propinsi lainnya ada sekolah yang memiliki keduanya, seperti halnya di NTT, Sulsel, dan Papua. Jenis sumber air lainnya yang juga ditemui adalah tangki air, pompa air/pompa tangan. Sebagian besar dari sekolah di setiap propinsi menyediakan air minum hanya untuk guru dan staf sekolah. Yang cukup mengejutkan adalah kebanyakan dari sekolah-sekolah ini tidak memiliki pengolahan air minum sendiri, dan hanya sebagian kecil saja yang memasak/mendidihkan air. Hal ini lebih dikarenakan penggunaan air minum dalam kemasan (gallon) yang memang sudah terlebih dulu di olah. Kebersihan Domestik Ada dua bagian penting dalam kebersihan domestic, yaitu kebersihan makanan dan kebersihan pribadi. Aspek pertama sangat berkaitan dengan fasilitas kantin sekolah, sedangkan yang kedua

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

11

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

utamanya berhubungan dengan isu seputar cuci tangan. Hasil observasi fisik menunjukan bahwa proporsi sekolah yang menyediakan air bersih dan yang menutup sajian makanan dikantin sangat bervariasi, bukan hanya antar propinsi tetapi juga antar daerah di dalam propinsi (program dengan kontrol). Variasi ini sungguh beragam sehingga sulit untuk dicari benang merahnya. Sehubungan dengan ketersediaan fasilitas cuci tangan di sekolah, NTB dan Sulsel adalah dua propinsi yang telah memiliki keran air sebagai fasilitas utama cuci tangan di sekolah, dimana hal ini dapat mengindikasikan bahwa sekolah di kedua propinsi ini sudah memiliki fasilitas yang lebih baik, atau setidaknya pernah menerima program intervensi terkait dengan fasilitas air bersih dan sanitasi lingkungan. Sementara yang lain masih menggunakan baskom atau ember. Yang tak kalah menarik adalah, meskipun proporsi responden murid yang melaporkan praktek mencuci tangan dengan air dan sabun cukup tinggi, hasil observasi lapangan tentang ketersediaan sabun di fasilitas sekolah menunjukan hal yang sebaliknya, yang ditunjukan oleh rendahnya proporsi sekolah yang menyediakan sabun. Namun, terkait dengan lima saat penting untuk mencuci tangan, (i) sebelum makan dan (ii) sesudah BAB dianggap sebagai dua situasi paling penting untuk mencuci tangan oleh responden di semua propinsi. Fasilitas Sanitasi Secara menyeluruh, sekolah-sekolah di setiap propinsi telah memiliki, setidaknya lebih dari satu fasilitas jamban. Sebagian besar sekolah-sekolah ini memisahkan jamban antara guru dan murid ketimbang antara laki dan perempuan. Namun, rata-rata jamban yang masih beroperasi di tiap sekolah relatif rendah untuk semua propinsi. Hal ini dapat mengindikasikan masih buruknya pemeliharaan terhadap fasilitas ini di sekolah. Menurut informasi dari para guru, sebagian besar responden murid melakukan BAB di mana saja, termasuk, hutan, semak ataupun sungai ketika jamban sekolah tidak berfungsi (baik karena rusak, tidak ada air ataupun antrian yang panjang). Kebersihan Lingkungan Bagian ini utamanya berkaitan dengan sampah padat, daripada limbah air kotor. Dua jenis fasiltas pembuangan sampah di semua propinsi adalah bak sampah terbuka atau lubang terbuka. Untuk pengolahan, sampahnya dibakar di semua propinsi. Baik musim hujan maupun kemarau, halaman sekolah tampaknya merupakan tempat favorit murid untuk buang sampah. Diare dan Penyakit Kulit Pengetahuan guru dan murid terkait dengan penyebab, penularan dan pencegahan diare relatif hampir sama untuk semua propinsi. Dari sudut pandang murid, minum air mentah, jajan sembarangan, dan tidak cuci tangan sebelum makan secara berurutan merupakan penyebab utama diare. Konsekuensinya, upaya pencegahan utama yang dilakukan adalah memasak atau mendidihkan air sebelum diminum, cuci tangan dengan sabun, dan tidak jajan sembarangan. Paralel dengan ini, makanan/minuman yang kotor, air mentah dan tangan yang kotor adalah cara utama penularan diare menurut para guru. Hampir semua responden murid di setiap propinsi secara umum mengatakan pemakaian air kotor sebagai penyebab utama penyakit kulit, sedangkan sebagian kecil lainnya, utamanya di NTB menganggap jarang mandi sebagai penyebab utamanya. Senada dengan ini, responden guru juga menganggap pemakaian air kotor dan jarang mandi sebagai cara penularan utam penyakit kulit. Peran dalam Promosi terhadap Air Bersih dan Kesehatan Lingkungan di Sekolah Secara menyeluruh, minimnya fasilitas sanitasi yang memadai disekolah dan rendahnya

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

12

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

pengetahuan dan perilaku murid merupakan dua isu utama terkait dengan isu air bersih dan kesehatan lingkungan menurut para guru. Sejauh ini, inisiatif dari sekolah untuk mempromosikan isu ini masih lebih tertuju ke dalam (ke sekolah) daripada ke luar (keadap masyarakat). Beberapa program air bersih dan kesehatan lingkungan yang kerap di lakukan di sekolah diantarannya mengintegrasikan isu ini dengan mata perlajaran di sekolah, seperti olah raga dan kesehatan, dan pemeriksaan kebersihan kelas/cuci tangan/kuku secara berkala. Beberapa propinsi lainnya seperti NTB, Maluku dan Papua Barat juga telah menggunakan kegiatan kerja bakti dilingkungan sekolah sebagai salah satu program. Sebaliknya, sangat sedikit inisiatif sekolah untuk mempromosikan isi ini kepada masyarakat, yang ditandai dengan rendahnya (rata-rata dibawah 50%) sekolah sekolah yang telah melakukan hal ini. Kemungkinan, ini ada kaitannya dengan rendahnya proporsi guru yang telah mengikuti pelatihan/lokakarya yang berkaitan dengan isu ini.

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

13

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

BAB 4 HAMBATAN YANG DIHADAPI DALAM SURVEY


Selama survey, tim LPEM FEUI menemui banyak hambatan di lapangan yang sangat berpengaruh terhadap jadwal waktu penyelesaian. Sebagai akibatnya, tim LPEM harus membuat surat permohonan perpanjangan waktu hingga tiga kali. Dalam banyak hal, hambatan ini berada di luar tanggungjawab tim. Kami merangkum hambatan ini menjadi empat kelompok, sebagai berikut: 1. Terjadi miskomunikasi dan miskoordinasi diantara pemangku kepentingan dari proyek ini baik secar vertikal maupun horizontal. Secara vertikal, hambatan miskomunikasi dan miskoordinasi tidak hanya terjadi baik ditingkat nasional propinsi, tapi juga di tingkat propinsi kabupaten/kota. Sebagai ilustrasi, mungkin karena masalah admisitratif atau birokrasi pemerintah daerah di beberapa propinsi menerima informasi yang kurang akurat atau terlambat mengenai pelaksanaan survey ini dari organisasi diatasnya. Sebagai akibatnya, mereka seringkali terkejut dan tidak siap ketika LPEM datang menghadap. Persoalan ini juga muncul secra horizontal. Umpamanya, PO UNICEF lokal dan pemerintah daerah setempat di propinsi tertentu belum siap menentukan daerah mana yang akan dijadikan sebagai daerah program. Konsekuensinya, tim LPEM harus menunggu sampai keputusan tersebut dibuat dan survey tidak dapat dilaksanakan sampai masalah ini terselesaikan. Dalam kasus yang lain, terjadi kurang koordinasi diantara PO UNICEF lokal dengan pemerintah daerah setempat terkait dengan penyelenggaraan lokakarya. Persoalan ini, lebih lanjut mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman terhadap peran LPEM FEUI di dalam lokakarya tersebut. Pada akhirnya, hanya empat dari enam lokakarya propinsi yang dapat berlangsung. 2. Sebagai konsekuensi logis dari permasalahan diatas, ketika masalah daerah program berhasil diputuskan, pelaksanaan survey terpaksa dibagi menjadi beberapa tahapan karena ada libur bulan puasa dan diikuti oleh libur nasional selama kurang lebih dua minggu. Persoalan ini jelas berpengaruh terhadap jadwal kegiatan secara keseluruhan 3. Biasanya, survey baseline dilaksanakan sebelum program intervensi dijalankan. Namun, di beberapa daerah di propinsi tertentu urutan kegiatannya terbalik, yakni survey dilangsungkan setelah intervensi program WES dijalankan. Implikasinya adalah hasil survey akan mengalami bias dan kurang mewakili kondisi baseline sesungguhnya, yang pada gilirannya nanti dapat mempengaruhi pengukuran indicator pada saat survey endline dilakukan. 4. Secara umum, universitas lokal yang menjadi mitra LPEM telah berpengalaman dan memiliki kapasaitas dalam melakukan survey lapangan. Namun dalam beberapa kasus, LPEM tetap harus memberi tambahan perhatian, terutama dalam hal pengawasan dan komunikasi yang lebih intensif guna menjaga kualitas hasil survey. Secara singkat, hambatan miskomunikasi dan miskoordinasi diantara pemangku kepentingan, yang pada gilirannya menimbulkan kesenjangan informasi, beserta hambatan-hambatan lainnya berdampak terhadap penundaan jalannya survey dan penyelesaian proyek secara keseluruhan.

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

14

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

BAB 5 LAMPIRAN-LAMPIRAN
5.1. PEMETAAN KABUPATEN TERPILIH

Pemetaan Kabupaten
Indikator Ekonomi -Buru
-Rote Ndao
-Maluku Tenggara Barat -Sumbawa -Sumba Timur - Manokwari

Tinggi

-Teluk Bintuni

-Biak -Selayar
-Lombok Tengah -Raja Ampat -Puncak Jaya -Barru

-Jayapura -Sorong

- Luwu Utara - Soppeng

-Seram Bagian Barat


-Seram Bagian Timur

Rendah -Takalar

-Bima - Sorong Selatan -Lombok Barat - Jaya Wijaya -Belu - Timor Tengah Selatan

Rendah

Tinggi

Indikator Sosio-kesehatan

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

15

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

5.2. PEMILIHAN KABUPATEN DAN KOTA PENGAMBILAN SAMPEL DI SEMUA PROPINSI


Propinsi Kabupaten/kota Kecamatan Desa

DAN

KERANGKA

Jumlah Sampel Rumah Tangga 120 80 65 45 55 35 400 Murid SD 30 22 30 22 30 22 156 Guru SD 6 6 6 6 6 6 36 156 108 101 73 91 63 592 Total

Nusa Tenggara Barat (52)

Lombok Barat (01) Bima (06)

Narmada (050) Gerung Donggo (080) Lambitu Serbalu Sandubaya Total Sampel di NTB

Suranadi (010)# Tempos Bumi Pajo (012)# Teta Jempong Baru# Babakan

Mataram (71)

Nusa Tenggara Timur (53)

Timor Tgh Selatan (04) Rote Ndau (14)

Mollo Utara (010)

Fatukoto (018)# Tuhuhue

75 45 30 30 50 30 260

30 22 30 22 30 22 156

6 6 6 6 6 6 36

111 73 66 58 86 58 452

Rote Selatan (040)

Inaoe (001)# Sotimori

Kupang (71)

Alak (010)

Namosain (011)# Oetete

Total Sampel di NTT

Sulawesi Selatan (73)

Selayar (01)

Bontomatene (050) Bontoharu (040) GalesongSelatan(050) MangaraBombang(010) Tallo Tamalate Total Sampel di Sulsel

Lalang Bata (004)# Putabangun (008) BontoMaranu(002)# Lakatong (008) Pannampu# Balang Baru

45 35 75 45 120 80 400

30 22 30 22 30 22 156

6 6 6 6 6 6 36

81 63 111 73 156 108 592

Takalar (05)

Makassar (71)

Buru (04)

Waplau (022) Namlea (020)

Waipotih/Skilale (029)#* Waeperang (023)* Rumberu/Kawatu (018)#* Unitetu (019) Waihaong (012)# Lateri (013)

35 25 35 25 55 35 210

30 22 30 22 30 22 156

6 6 6 6 6 6 36

71 53 71 53 91 63 402

Maluku (81)

Seram Bag. Brt (06)

Kairatu (030) Kairatu (030) Nusaniwe (010)

Ambon (71)

Teluk Ambon Baguala (030) Total Sampel di Maluku

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

16

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan Jumlah Sampel RT 25 15 30 20 35 25 150 Jumlah Sampel Murid 30 22 30 22 30 22 156 Jumlah Sampel Guru 6 6 6 6 6 6 36

Propinsi

Kabupaten/kota

Kecamatan

Desa Hatib/Sawoy (004)#* Yakonde (003) Waroi (001)# Maryendy (006) Hamadi (004)# Hedam

Total

Jaya Pura (03) Papua (94)

Kemtuk Gresi (150) Sentani Barat (220)

61 43 66 48 71 53 342

Biak Numfor (09)

Yendidori (070) Samofa (060) Jayapura Selatan (030) Heram Total Sampel di Papua

Jaya Pura (71)

Sorong (06) Papua Barat

Klamono (200)

Klamono# Malawele

25 15 30 20 90

30 22 30 22 104

6 6 6 6 24

61 43 66 48 218

Warmare (110) Manokwari (07) Manoukwari (142) Timur

Meniy (004)# Ayambori (007)

Total Sampel di Papua Barat

Total Sampel di Semua Propinsi

1,510

884

204

2,598

Note: # = Desa/kelurahan program Note: * = Desa/Dusun (Village/Sub-Village)

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

17

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

5.3. TABEL HASIL PERBANDINGAN

I. DAERAH PEDESAAN
Table 1.1: Comparison Table for Respondent Profile
West Nusa Tenggara (NTB) Program M, Primary School, 5 30s, M, Primary School, 4 Control 40s, M, Primary School, 5 (< 5 years, years) Economic (occupation, income) status weekly Farmer, (Rp. 50,000 150,000) Farmer, (Rp. 50,000 150,000) Farmer, poor (Rp < 50,000) 5-15 years, > 15 East Nusa Tenggara (NTT) Program 50s, F Control , 50s, F, Primary School, 5 (< 5 years, years) Farmer, poor (Rp. 50,000150,000) 5-15 years, > 15 Primary School, 5 (< 5 years, 5-15 years, > 15 years) Farmer, poor (Rp < 50,000) South Sulawesi (Sulsel) Program 40s, F, Primary School, 4 (5-15 years, > 15 years) Farmer, poor (Rp. 50,000150,000) Control 40s, F, Primary School, 5 (< 5 years, years) Farmer, 50,000) very 5-15 years, > 15 Program 30s, F Maluku Control , 40s, M, Primary School, 5 (< 5 years, 5-15 years, > 15 years) Farmer, poor (Rp. 150,000< 250,000) Farmer ; < Rp 150,000 Farmer ; Rp. 150,000 < Farner, < Rp. 50,000 Farner, < Rp. 50,000 West Papua (Papua Barat) Program Primary School, 5 (w/ child < 5) Control M, no school, 5 (w/ child < 5) F, Primary School, 6 (w/ child < 5) Program 30s, Papua Control F, 50s, Junior High School, 6 (w/ child < 5)

Respondent profile Social status (sex, age, education, avg # family member)

poor (< Rp.

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

18

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Table 1.2: Comparison Table for Water Source and Its Use
Water Source & Its Use (wet v. dry) Main water source - Drinking & Cooking (note: no diff = wet & dry no change) Protected Well, No diff Protected Well, No diff Unprotected Well, Protected water spring, Unprotected water spring No diff - Washing, bathing and defecating (note: no diff = wet & dry no change) Protected Well, No diff Protected Well, No diff Unprotected Well, Protected water spring, River No diff Unprotected Well, Protected water spring, Unprotected water spring No diff Protected well, Unprotected Well, Protected water spring No diff Protected well, Piped water (PDAM), Water pump No diff Protected well, Water pump, Piped water (PDAM) No diff Wet: Unprotected water spring, rain Dry: Unprotected well, Protected and unprotected water spring Good Good Good Good Good Good Unprotected Well, river No diff Wet: Protected well Dry: River Wet: water Rain Protected well, Piped water(PDAM), Water pump No diff Protected well, Water pump, Piped water (PDAM) No diff Protected well, Protected and unprotected water spring No diff Protected and unprotected well, river No diff Wet: Protected well Dry: River Wet: water Rain Wet: Rain, unprotected well Dry: Unprotected water spring Wet: Rain Dry: Unprotected water spring Wet: Rain, pond/lake Dry: Tank water, pond/lake West Nusa Tenggara (NTB) Program Control East Nusa Tenggara (NTT) Program Control South Sulawesi (Sulsel) Program Control Program Maluku Control West Papua (Papua Barat) Program Control Program Papua Control

Dry: Protected spring

Wet: Rain Dry: water Tank

Dry: Protected spring

Water Quality (by physical observation) Good COT* Main drinking water treatment Access to water for drinking (wet v. dry) - Distance (weighted avg ) Wet: 72 m Dry: 117 m Wet: 120 m Dry: 123 m Wet: 355m, Dry: 372m, Wet: 217m, Dry: 230m, Wet: 283m, Dry: 404m, Wet: 99m Dry: 103m, Wet:479m, Dry: 565m, Wet: 187m, Dry: 176m, Wet: 179 m Dry: 490 m Wet: 686 m Dry: 750 m Wet: 82.2 m Dry: 895.8 m Wet: 62.1 m Dry:1283.3 m Drink fresh Drink fresh Boil Boil Boil Boil Boil Boil Boil Boil Boil, Filtered Boil Good Good Good Good Good

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

19

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan
East Nusa Tenggara (NTT) Program Wet: 29 min, Dry:31 min Wet: Rp 6167 Dry: Rp 7833 Control Wet: 20 min, Dry: 21 min Wet: Rp 5543 Dry: Rp 5471 South Sulawesi (Sulsel) Program Wet: 9 min, Dry:14 min Wet: Rp 3625 Dry: Rp 5459 Control Wet: 5 min, Dry: 5 min Wet: Rp 4300 Dry: Rp 4300 Program Wet: 26 min, Dry:28 min Wet: Rp 2500 Dry: Rp 2500 Maluku Control Wet: 15 min, Dry: 15 min, Wet: Rp 4022 Dry: Rp 4022 West Papua (Papua Barat) Program Wet: 11 min Dry: 30 min Wet: Rp 2500 Dry: Rp 2500 Control Wet: 40 min Dry: 40 min n.a. Program Wet: 6.4 min Dry: 36.5 min Wet:Rp 4300 Dry: Rp19800 Papua Control Wet: 6.5 min Dry: 50.3 min Wet: Rp 4200 Dry:Rp 22200

Water Source & Its Use (wet v. dry) - Time (weighted avg) - Weekly Cost (weighted avg) Access to water for washing, bathing and defecating (wet v. dry) - Distance ( weighted avg) - Time (weighted avg) - Weekly Cost (weighted avg) Average water consumption - Drinking (liter/family/day) (weighted avg) - Washing, Bath & Defecating (liter/family/day) (weighted avg)

West Nusa Tenggara (NTB) Program Wet: 5.4 Dry: 6.7 Wet:Rp 2500 Dry: Rp 2500 Control Wet: 6.3 Dry: 6.5 Wet:Rp 3310 Dry: Rp 3014

Wet:109 m Dry:221 m

Wet:147 m Dry:150 m

Wet: 392 m Dry: 412 m

Wet: 224 m Dry: 239 m Wet: 20 min Dry: 22 min Wet: Rp5,254 Dry: Rp6,174

Wet: 114 m Dry: 224 m Wet: 6 min Dry:12 min Wet: Rp4,107 Dry: Rp5,500

Wet: 57 m Dry: 57 m Wet: 3 min Dry: 3 min Wet: Rp6,667 Dry: Rp6,500

Wet: 469 m Dry: 557 m Wet: 24 min Dry:27 min Wet: Rp2,679 Dry: Rp2,679

Wet: 151 m Dry: 151 m Wet: 12 min Dry: 13 min Wet: Rp3,370 Dry: Rp4,405

Wet: 170 m Dry: 446 m Wet: 12 min Dry: 28 min n.a

Wet: 648 m Dry: 648 m Wet: 37 min Dry: 37 min n.a

Wet: 67 m Dry: 830.5 m Wet: 8.5 min Dry: 34.6 min Wet: Rp 4500 Dry:Rp 15600

Wet: 56.1 m Dry: 1139.4 m Wet: 6 min Dry: 48 min Wet: Rp 5400 Dry:Rp27400

Wet:7.5 min Dry:11.6 min

Wet:6.9 min Dry:7.3 min

Wet: 29 min Dry:31 min

Wet:Rp 2500 Dry:Rp 2500

Wet:Rp 3203 Dry:Rp 3116

Wet: Rp4,352 Dry: Rp5,517

Wet:16.4 liter Dry:16.7 liter Wet:141 liter Dry:145 liter

Wet:15.6 liter Dry:16 liter Wet:108 liter Dry:108 liter

Wet: 20.1 liter Dry:21.1 liter Wet:52.2 liter Dry:54.2 liter

Wet:19.9 liter Dry:20.9 liter Wet:56.9 liter Dry:62.4 liter

Wet:20.3 liter Dry:19.6 liter Wet:173 liter Dry:161 liter

Wet:17.6 liter Dry:17 liter Wet: 171 liter Dry: 165 liter

Wet:20.5 liter Dry:20.2 liter Wet:108 liter Dry:110 liter

Wet:26.7 liter Dry:26.5 liter Wet:170 liter Dry:168 liter

Wet:5.4 liter Dry:19.2 liter Wet:30.3 liter Dry:57 liter

Wet:13.1 liter Dry:24.3 liter Wet:33 liter Dry:55 liter

Wet: 23 liter Dry: 20.2 liter Wet:67.3 liter Dry:68.3 liter

Wet:24.6 liter Dry:19.3 liter Wet:77.3 liter Dry:54 liter

Note: COT: Colorless, Odorless, Tasteless

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

20

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Table 1.3: Comparison Table for Domestic Hygiene


West Nusa Tenggara (NTB) Program Control East Nusa Tenggara (NTT) Program Control South Sulawesi (Sulsel) Program Control Program Maluku Control West Papua (Papua Barat) Program Control Program Papua Control

Domestic Hygiene Food hygiene Washing fruit & veggies (% of Yes) Washing (% of Yes) utensils

71 48 80.5

70 23 66

67.6 86.7 71.4

76.0 89.3 62.2

93 72 78

100 75 90

82.9 68.6 84.3

100.0 74.0 98.0

34 67.3 50.9

5 83.3 24.3

93.3 98.3 90

97.1 100 80

Covered food serve (% of Yes) Personal Hygiene Hand washing with water and soap Critical situations (%) (always answer only) - Before eating - Before preparing food - Before feeding baby - After defecating - After touching animal

75

69

79

87

84.2

87.5

91.4

98.0

92.7

70.3

91.7

77.1

91 55 36 87 46

92 48 26 95 30

29.8 27.8 31.0 43.8 26.9

41.3 45.5 43.9 54.7 33.3

74 26 20 78 14

84 47 33 86 37

90 58.6 45.6 91.4 42.6

100 78 61.7 100 72

24 9 5 46 20

27 9 16 58 15

91.7 90 84.2 80 65

91.4 70.6 80 82.9 47.1

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

21

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Table 1.4: Comparison Table for Sanitation


West Nusa Tenggara (NTB) Program Control 40 38 98 Latrine with septic tank, No diff Water only Yards, No diff Mother, Once a week East Nusa Tenggara (NTT) Program Control 93 81 86 Non watered latrine, Latrine w/ septic tank No diff Soap and water Open dumping, latrine with septic tank Mother, Irregular 39 Non watered latrine, Latrine w/ septic tank No diff Soap and water Latrine with septic tank, yard and anyplace Mother, Irregular South Sulawesi (Sulsel) Program Control 37.5 47.5 97.8 Latrine w/ septic tank, others No diff Soap water and 89.5 Latrine w/ septic tank, river No diff Soap water and Maluku Program 47 18 Control 22 100 West Papua (Papua Barat) Program Control 3.6 8.1 100 33 Papua Program 57 67.6 Wet: Latrine, river/pond Dry: Forest, latrine Water Latrine, Yard Father Everyday Control 74 84.6

Sanitation

Own private latrine (%) Having latrine w/ septic 97 tank (%) Defecating Practices (wet v dry) no diff = wet & dry no change) Cleaning defecate Places to babys feces after dispose

Latrine with septic tank, No diff Water only Yards, no diff Mother, Once a week

Non-watered Latrine w/ latrine, Latrin septic tank, w/ septic tank river, No diff No diff water Waste bin, yard, and any place Mother, Seldom water Latrine with septic tank, river, and beach Mother, Everyday

Wet: Forest Dry: Forest Dry goods/ leaves Yard

Wet: yards Dry: yards Dry goods/ leaves Yard

Wet: Latrine Dry: Forest

Water Latrine Mother Everyday

Yard and Any Place Mother, Irregular

Yard and anyplace Mother, Irregular

Cleaning the latrine (by who, frequency)

& Father & Father Mother Mother Once a week Once a week

Table 1.5: Comparison Table for Environmental Hygiene


Environmental Hygiene Solid waste (where to dispose, treatment) West Nusa Tenggara (NTB) Program Open pit, Burnt Open land Control Open pit, Burnt Open land East Nusa Tenggara (NTT) Program Open pit, anyplace Burnt Liquid waste Open land Control Open pit and anyplace Burnt Open land South Sulawesi (Sulsel) Program Open pit, other place Burnt Open land Control Temporary, Open pit Burnt Open land Program Open pit, anyplace Burnt River Maluku Control Open pit and anyplace Burnt Septic tank West Papua (Papua Barat) Program Any where, Garbage bin burn Open land Open land Open land Open land Control Garbage bin, burn Program Garbage bin, Burnt Papua Control Garbage bin, burnt

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

22

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Table 1.6: Comparison Table for Diarrhea and Skin Disease


West Nusa Tenggara (NTB) Program Control East Nusa Tenggara (NTT) Program Control South Sulawesi (Sulsel) Program Control Program Maluku Control West Papua (Papua Barat) Program Control Program Papua Control

Diarrhea & Skin Disease Diarrhea

Knowledge on causes of diarrhea

Eating Contaminated food

Eating food

Hot

Drinking unboiled water, contaminated food and drink

Drinking unboiled water, not washing hand before eating, consuming polluted water source by feces/stool

Food had been polluted by feces, drinking unboiled water and water drinking had been polluted

Food had been polluted by faces and drinking unboiled water

Drinking unboiled water, contaminated food and drink, not washing hand before eating, consuming polluted water source by feces/stool

Drinking unboiled water, contaminated food and drink, not washing hand before eating, consuming polluted water source by feces/stool Avoid dirty food & drink, washing uncooked food with clean water, washing hand with soap before eating None None

Un-boiled water

Un-boiled water

Un-boiled water

Un-boiled water

Knowledge prevention

on

Avoid dirty food & drink

Avoid dirty food & drink

Boil the water before drinking, washing hand with soap before eating

Avoid dirty food & drink, Boil the wate Avoid dirty foodBoil the water washing before drinking uncooked & drinks, Boi before drinking, washing han food with the water avoid dirty food with soap clean water, before drinking & drinks washing hand before eating with soap before eating 7 18 6 18 2 6 2 5

Boil the water before drinking, Avoid dirty food & drink

Avoid dirty Boiling wate food & drink, before drinking boil the water

Avoid dirty food & drink, boil the water

Reported cases last 24 hours Reported cases last 2

5 4 17 7 19 13 27 None None None none (child <5, > 15) 3

10 (child 5 15) 3

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

23

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan East Nusa Tenggara (NTT) Program Control South Sulawesi (Sulsel) Program Control Program Maluku Control West Papua (Papua Barat) Program Control Program >15 <5 Papua Control

Diarrhea & Skin Disease weeks Disease management

West Nusa Tenggara (NTB) Program Control

< 24 hour

Self medicate

Self medicate

Take to public health center and taking water with sugar and salt Take to public health center

Take to public health center and taking traditional medicine Take to public health center

Take to public health center and taking water with sugar and salt Take to public health center

Take to public health center and taking traditional medicine Take to public health center

Taking traditional medicine Take to public health center

Take to public health center and taking traditional medicine Take to public health center

Take to public health center

Take to public health center

Take to public health center

Take to public health center

> 24 hour Skin disease Knowledge on causes of skin disease

Take to public health center

Take to public health center

Take to public health center

Take to public health center

Take to public health center

Take to public health center

Use water

dirty

Infrequent bath

Use dirty water, Use dirty water, Use dirty water, Use dirty water, Use dirty water, Use dirty water, Infrequent bath I Infrequent bath Infrequent bath Infrequent bath Infrequent bath Infrequent bath Use water, Take a bath with soap, stop using dirty water, not bathing washing and defecating in river Rash Stop using dirty water, take a bath with soap, Change cloths everyday Rash & blotch

dirty

Use water,

dirty

Use water

dirty

Use water

dirty

Knowledge prevention

on

Stop using dirty water

Take a bath w/ soap

Stop using dirty water, take a bath with soap

Take a bath w/ soap

Take a bath with soap, stop using dirty water

Stop using dirty water, take a bath with soap

Stop using dirty water, take a bath with soap

Stop using dirty water, take a bath with soap

Types of dominant skin disease Reported cases last 1 month

Blotch

Blotch

Rash

Rash

Rash

Rash & blotch

Rash & blotch 16.4

Rash & blotch 5.4 Children < 14 years old

Rash & blotch 22 Child

Rash & blotch 29 Adult

58

48

60

57

40

18

33

22

Children < 14 years old

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

24

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan East Nusa Tenggara (NTT) Program Control South Sulawesi (Sulsel) Program Control Program Maluku Control West Papua (Papua Barat) Program Control Program Papua Control

Diarrhea & Skin Disease Disease management - < 3 days

West Nusa Tenggara (NTB) Program Control

Self medicate wSelf medicate w Take to public generic drugs generic drugs health center Take to public health center Take to public health center Take to public health center

Take to public health center Take to public health center

Taking traditional medicine Take to public health center

Taking traditional medicine Take to public health center

Taking traditional medicine Take to public health center

Taking traditional medicine Take to public health center

Take to public health center Take to public health center

Take to public health center Take to public health center

Take to public health center Take to public health center

Take to public health center Take to public health center

- > 3 days

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

25

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

II. DAERAH KUMUH PERKOTAAN


Table 2.1: Comparison Table for Respondent Profile
West Nusa Tenggara (NTB) Program F , 40s, Junior high school, 4 (no child < 5) Control F, 30s, Primary School, 5 (w/ child < 5) East Nusa Tenggara (NTT) Program F, 50s, Primary school, 7 (>15 yrs, child < 5yrs) Control M, 50s, High school incl. vocational school, 7 (>15 yrs, child < 5yrs) South Sulawesi (Sulsel) Program F, 40s, Primary school, 6 (>15 yrs, 5-15 yrs, child < 5yrs) Control F , 40s, High school incl. vocational school, 5 (>15 yrs, 5-15 yrs ) Program F , 30s, High school incl. vocational school, 6 (>15 yrs, child < 5yrs) Not work, Trader and Private Employees, Moderate, Rp. 350,000 < 500,000 Maluku Control F, 30s, High school incl. vocational school, 5 (>15 yrs, child < 5yrs) Program F, 30s, High school, 7 ((w/ child < 5 yrs) Papua Control F, 20s Junior High School, 7 ((w/ child < 5 yrs) Not work, Fulltime mother Poor < Rp50,000 & Rp.150,000 250,000)

Respondent profile

Social status (sex, age, education, avg # family member)

Economic (occupation, income)

status weekly

Fulltime mother, poor Rp.50,000 150,000)

Not poor

work,

Rp. 150,000 250,000)

Fulltime mother, very poor, < Rp. 50,000

Not Work, poor, Rp. 150,000250,000

Fulltime mother, poor, Rp. 50,000150,000

Fulltime mother, middle , Rp. 150,000350,000

Civil Servant, very poor, < Rp. 50,000

Not work, Fulltime mother Poor Rp. 150,000 250,000)

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

26

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Table 2.2: Comparison Table for Water Source and Its Use
West Nusa Tenggara (NTB) Program Control East Nusa Tenggara (NTT) Program Control South Sulawesi (Sulsel) Program Control Program Maluku Control Program Papua Control

Water Source & Its Use (wet v. dry) Main water source - Drinking & Cooking (note: no diff = wet & dry no change) - Washing, bathing and defecating (note: no diff = wet & dry no change) Water Quality (by observation) COT* Main drinking water treatment Access to water for drinking (wet v. dry) - Distance (weighted avg ) physica

Protected Well, no diff

Well & piped water (PAM), no diff

Piped water (PAM), no diff

Piped water (PAM), no diff

Piped water (PAM), no diff

Piped water (PAM), no diff

Piped water (PAM), water pump, no diff

Water pump, protected well, no diff

Piped water & unprotected well

Piped water unprotected spring water

&

Protected Well, no diff

Well & piped water (PAM), no diff

Piped water (PAM), no diff

Piped water (PAM), no diff

Piped water (PAM), no diff

Piped water (PAM), and Protected well no diff

Water pump, protected well, no diff

Piped water (PAM), water pump, no diff

Wet: Piped water & unprotected well Dry: Well and spring water

Wet: Piped water & unprotected spring water Dry: Piped water & spring water

Good

Good

Good

Good

Good

Good

Good

Good

Good

Good

Boil

Boil

Filter

Boil

Boil

Boil

Boil

Boil

Boil

Boil

Wet: 63 m Dry: 64 m Wet: 6.5 min Dry: 6.5 min

Wet: 50 m Dry: 50 m Wet: 2.5 min Dry: 2.5 min

Wet: 125m, Dry: 136m Wet: 10 min, Dry:27 min

Wet: 79m, Dry: 107m Wet: 11 min, Dry: 20 min

Wet: 60m, Dry: 67m Wet: 3 min, Dry:3 min

Wet: 52m, Dry: 52m Wet: 3 min, Dry: 3 min

Wet: 67m, Dry: 67m Wet: 6 min, Dry:6 min

Wet: 457m, Dry: 680m Wet: 34 min, Dry: 34 min

Wet: 89.3 m Dry: 122 m Wet: 8 min Dry: 10 min

Wet: 50 m Dry: 30 m Wet: 4 min Dry: 6 min

- Time

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

27

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan West Nusa Tenggara (NTB) Program Control East Nusa Tenggara (NTT) Program Control South Sulawesi (Sulsel) Program Control Program Maluku Control Program Papua Control

Water Source & Its Use (wet v. dry) (weighted avg) - Weekly Cost (weighted avg) Access to water for washing, bathing and defecating (wet v. dry) - Distance ( weighted avg) - Time (weighted avg) - Weekly Cost (weighted avg)

Wet:Rp 8571 Dry: Rp 8214

Wet:Rp 5178 Dry: Rp 5178

Wet: Rp 4063 Dry: Rp 4063

Wet:Rp21250 Dry: Rp22826

Wet:Rp11408 Dry:Rp11639

Wet: Rp8462 Dry: Rp8462

Wet: Rp8,367 Dry: Rp8,418

Wet:Rp18203 Dry:Rp22656

Wet: Rp. 29,500 Dry: Rp.30,000

Wet: Rp 21,200 Dry: Rp 25,400

Wet:82 m Dry:82 m

Wet:50 Dry:50 m

Wet: 76m, Dry: 76m

Wet: 357m, Dry: 285m Wet: 19 min, Dry: 19 min Wet:Rp28,929 Dry:Rp31,250

Wet: 60m, Dry: 67m Wet: 3 min, Dry:3 min Wet:Rp13,063 Dry:Rp13,458

Wet: 50m, Dry: 50m Wet: 3 min, Dry: 3 min Wet: Rp8,355 Dry: Rp8,355

Wet: 50m, Dry: 50m Wet: 5 min, Dry:5 min Wet:Rp10,368 Dry:Rp12,721

Wet: 265m, Dry: 265m Wet: 11 min, Dry: 11 min Wet:Rp18,276 Dry:Rp23,448

Wet: 76.7 m Dry: 65.4 m Wet: 8.3 min Dry: 8.7 min Wet: Rp. 23,300 Dry: Rp.26,600

Wet: 50 m Dry: 86.4 m Wet: 5.7 min Dry: 6.5 min Wet: Rp. 18,400 Dry: Rp.30,500

Wet:9.4 Dry:9.6 Wet:Rp 7237 Dry:Rp 5714

Wet:2.5 Dry:2.5 Wet:Rp13977 Dry:Rp13500

Wet: 5 min, Dry:5 min Wet: Rp 3777 Dry: Rp 3750

Average water consumption Drinking (liter/family/day) (weighted avg) Wet:14.3 liter Dry:15.2 liter Wet:15.7 liter Dry:15.7 liter Wet:26.7 liter Dry:27.2 liter Wet:20.3 liter Dry:20.8 liter Wet:20.2 liter Dry:20.3 liter Wet:19.4 liter Dry:19.4 liter Wet:14.4 liter Dry:15 liter Wet:19 liter Dry:19 liter Wet:19.8 liter Dry:16.6 liter Wet 18.8 liter Dry 17 liter

- Washing, Bath & Defecating Wet:63.4 liter (liter/family/day) Dry:65.7 liter (weighted avg)
Note: COT: Colorless, Odorless, Tasteless

Wet:84 liter Dry:84 liter

Wet:147 liter Dry:147 liter

Wet:141 liter Dry:142.4 liter

Wet:172 liter Dry:171 liter

Wet:184 liter Dry: 184 liter

Wet: 183 liter Dry:202 liter

Wet: 175 liter Dry:195.6 liter

Wet:23.3 liter Dry:38.3 liter

Wet:18.4 liter Dry: XXXX

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

28

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Table 2.3: Comparison Table for Domestic Hygiene


Domestic Hygiene West Nusa Tenggara (NTB) Program Food hygiene Washing fruit & veggies (% of Yes) Washing (% of Yes) utensils 91 17 93.5 98 4.5 20.5 100.0 88.0 98.0 86.7 86.7 83.3 96.0 83.0 88.0 93.0 64.0 86.0 96.4 69.1 98.2 88.6 57.1 100.0 80 90 93.3 96 92 96 Control East Nusa Tenggara (NTT) Program Control South Sulawesi (Sulsel) Program Control Program Maluku Control Program Papua Control

Covered food serve (% of Yes) Personal Hygiene Hand washing with water and soap Critical situations (%) (always answer only) - Before eating - Before preparing food - Before feeding baby - After defecating - After touching animal

91

27

67

90

98

100

98.2

100.0

90

100

59 53 37 65 50

100 20.5 14 100 2

44 6 19 52 6

60 59 38 93 57

82 52 42 82 22

100 65 53 100 18

65.5 30.9 40.6 94.5 35.8

100 67.6 84.2 94.3 66.7

83.3 80 82.1 96.7 76.7

88 75 75 88 82.6

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

29

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Table 2.4: Comparison Table for Sanitation


Sanitation West Nusa Tenggara (NTB) Program Control 48 61 100 Latrine w/ septic tank, no diff Water only Latrine w/ septic tank, no diff Mother, Once a week East Nusa Tenggara (NTT) Program Control 80 100 100 Latrine w/ septic tank, no diff Soap water and 100 Latrine w/ septic tank, no diff Soap water and South Sulawesi (Sulsel) Program Control 94 83 85 Latrine w/ septic tank, no diff Soap water and 94 Latrine w/ septic tank, no diff Soap water and Maluku Program 85.5 85.1 Latrine w/ septic tank, no diff Soap and water Latrine with septic tank & waste bin, no diff Mother, Everyday Control 100 94.3 Latrine w/ septic tank, no diff Soap water and Program 70 47.6 Latrine w/septic tank, non-watered latrine (cubluk No diff Water only latrine & beach, no diff Mother, Everyday Papua Control 88 86.4 Latrine w/ septic tank, no diff Water only Latrine, diff Mother, Everyday no

Own private latrine (%) Having latrine w/ septic 95 tank (%) Defecating Practices (wet v dry) no diff = wet & dry no change) Cleaning defecate Places to babys feces after dispose

Latrine w/ septic tank, no diff Water only Latrine w/ septic tank, no diff Mother, Once a week

Latrine with septic tank, no diff Mother, Once a week

Latrine with septic tank, no diff Mother, Everyday

Latrine with septic tank, no diff Mother, Everyday

Latrine with septic tank, no diff Mother, Everyday

Latrine with septic tank, no diff Mother, Everyday

Cleaning the latrine (by who, frequency)

Table 2.5: Comparison Table for Environmental Hygiene


Environmental Hygiene West Nusa Tenggara (NTB) Program Control Temporary Area, Taken by garbage man East Nusa Tenggara (NTT) Program Control South Sulawesi (Sulsel) Program Control Temporary area, Taken by garbage man Temporary area, Taken by garbage man Maluku Program Temporary area, Taken by garbage man Control Papua Program Control Temporary area, others Temporary (sea). area, Others (Just Burnt, Taken dispose to by garbage sea), Taken by man garbage man, Burnt Other (sea, small Open land sewerage)

Solid waste (where to dispose, treatment)

Open pit, Burnt

Open Burnt

pit,

Temporary area, Burnt

Temporary area, Burnt

Liquid waste

septic tank

river

Open land

Open land

Beach river

and

Beach river

and

River, sea

Septic river

tank,

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

30

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Table 2.6: Comparison Table for Diarrhea and Skin Disease


Diarrhea & Skin Disease

West Nusa Tenggara (NTB) Program Control

East Nusa Tenggara (NTT) Program Control

South Sulawesi (Sulsel) Program Control Program

Maluku Control Program

Papua Control

Diarrhea Buying food at dirty place, Drinking unboiled water and contaminated water Avoid dirty food & drink, Washing uncooked food w/ clean water, stop buying food & drink at dirty place 1 9 Buying food at dirty place, Drinking unboiled water, not washing hand before eating Boil the water before drinking, Avoid dirty food and drink, washing uncooked food with clean water 0 6 Drinking unboiled water, eating contaminated foods Drinking contaminated water, drinking unboiled water, buy foods at dirty places

Knowledge on causes of diarrhea

Contaminated food & drink

Contaminated food & drink

Drinking unboiled water

Buying food at dirty place

Drinking unboiled water, food had been polluted

food had been polluted , drinking unboiled water

Knowledge prevention

on

Avoid dirty food & drink

Cooking the Boil the water food well before drinking

Avoid dirty food & drink

Avoid dirty food & drink, Boil the water before drinking

Avoid dirty food & drink

Boil the water, washing hand

Boil the water, avoid dirty foods & drinks

Reported cases last 24 hours Reported cases last 2 weeks Disease management < 24 hour

1 4

0 0

1 7

0 1

8 16

4 10

10 2

3 6

Take to public

Take to public

Taking

Taking water

Taking water

Taking water

Taking water

Taking water

Take to public

Take to public

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

31

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Diarrhea & Skin Disease

West Nusa Tenggara (NTB) Program health center Control health center

East Nusa Tenggara (NTT) Program traditional and generic medicine Control with sugar and salt, taking generic medicine

South Sulawesi (Sulsel) Program with sugar and salt, go to public health center Control with sugar and salt, taking traditional medicine Program

Maluku Control with sugar and salt, taking generic medicine Giving water with sugar and salt and go to Public health center Program

Papua Control health center

with sugar and salt, taking generic medicine

health center

> 24 hour

Take to public health center

Take to public health center

Take to public health center

Take to public health center

Take to public health center

Take to public health center

Take to public health center

Take to public health center

Take to public health center

Skin disease Knowledge on causes of skin disease Using water dirty Infrequent bath Use dirty water Use dirty water Use dirty water Use dirty water Use dirty water Use dirty water infrequent bath infrequent bath infrequent bath infrequent bath infrequent bath infrequent bath Stop using dirty water and take a bath with soap Rash 26 Stop using dirty water, take a bath with soap, Change clothes daily Rash 1 Use water dirty Use dirty water, polluted water Take a bath with soap, stop using polluted water

Knowledge prevention

on

Take a bath w/ soap

Take a bath w/ soap & stop using dirty water

Take a bath with soap, changing clothes daily

Take a bath w/ soap

Take a bath with soap, stop using dirty water

Take a bath with soap, stop using dirty water

Take a bath with soap

Types of dominant skin disease Reported cases last 1 month Disease management

Blotch 5

blotch 3

Rash 29

Rash 5

Rash 28

Rash 9

Rash 6

Rash 19 Adult

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

32

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Diarrhea & Skin Disease

West Nusa Tenggara (NTB) Program Self medicate w/ generic drugs Take to public health center Control

East Nusa Tenggara (NTT) Program Taking traditional medicine Take to public health center Control Taking generic medicine Take to public health center

South Sulawesi (Sulsel) Program Control Taking generic medicine Take to public health center Program

Maluku Control Taking generic medicine and take to public health center Take to public health center Program

Papua Control

- < 3 days

Take to public health center

Take to public health center

Taking generic medicine and take to public health center Take to public health center

Take to public health center

Take to public health center

- > 3 days

Take to public health center

Take to public health center

Take to public health center

Take to public health center

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

33

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

III. SEKOLAH
Table 3.1: Comparison Table for School Respondent Profile
West Nusa Tenggara (NTB) Program Control M, M=F, Bachelor Bachelor F, F, 16 33 6, Public, none 18 35 1.8 1.2 6, Public, 2 schools 15 31 0.7 1.1 East Nusa Tenggara (NTT) Program Control M, diploma F, 39 5 (4 public, 1 private) 1 school 19.2 33.4 0.7 1.0 M, diploma M=F, 70 6 public, none 14.5 29.1 0.6 1.1 South Sulawesi (Sulsel) Program Control F, diploma F, 6.7 6 public, 1 school 18.6 41 0.6 1.0 F, diploma M=F, 21.2 6 public, 4 schools 16.2 30.3 0.7 1.1 Maluku Program F, diploma M, 9 4 (3 public, 1 private) 1 schools 6.8 25.7 0.6 1.2 Control M=F, diploma F, 8 5 (3 public, 2 private) None 12.4 35.0 0.4 1.2 West Papua (Papua Barat) Program Control M=F, M, Diploma Diploma F, F 1.8 11.5 4, public, none 18 32 1.2 0.85 5, public, none 12 20 1.0 0.61 Papua Program M, diploma F, 33,7 6, (2 public, 4 private) none 18 21 1 1.1 Control F, diploma M=F, 40 5 (2 public 4 private) none 20 29 0.3 1

Respondent profile Teachers (sex M/F, education) Students (sex M/F, % active in UKS) School (number, status, WES intervention) Education ratios student teacher ratio student class ratio male female teacher ratio male female student ratio WES facilities (school number) water point canteen hand washing facility latrine garbage disposal facility

5 1 4 6 5

6 4 5 6 6

4 1 5 5 2

4 1 5 6 5

4 1 4 5 6

6 2 6 6 6

1 1 3 3 3

4 0 5 4 3

2 0 2 3 3

2 1 1 3 3

3 2 3 6 5

2 3 2 4 4

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

34

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Table 3.2: Comparison Table for Water Source at Schools


West Nusa Tenggara (NTB) Program Piped water & protect well Quality of water (by observation) COT Drinking water storage & treatment (by questionnaire) Frequency to clean water container Average water consumption (per liter per day per capita) When empty when empty when empty Daily when empty when empty when empty when empty when empty Control Piped water East Nusa Tenggara (NTT) Program Protected/ Unprotected well & piped water Good Control Piped water, Unprotected /protected well, truck container Bad South Sulawesi (Sulsel) Program Piped water and protected well Good Control Piped water and protected well Program Maluku Control Piped water, protected well, Water pump West Papua (Papua Barat) Program Protected well & hand water pump Control Protected well Papua Program Unprotected well & piped water Control Unprotected well & piped water

Water Source

Main water source

Piped water

Good Water gallon, none

Good

Good

Bad

Bad

Good

Good

Good

Good

Water gallon, none

Water gallon, none

Water none

gallon,

Water gallon, none

Water none

gallon,

Water jug, Boil

Water jug, Boil

Water gallon & boil

Water gallon & boil

Water gallon, Water jug & none gallon, boil & none

when empty

when empty

when empty

1.1 liter

1.3 liter

0.7 liter

0.7 liter

1.4 liter

1.3 liter

1.42 liter

1.20 liter

2.84 liter

1.57 liter

0.8 liter

0.5 liter

Note: COT: Colorless, Odorless, Tasteless

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

35

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Table 3.3: Comparison Table for Domestic Hygiene at Schools


West Nusa Tenggara (NTB) Program Control East Nusa Tenggara (NTT) Program Control South Sulawesi (Sulsel) Program Control Program Maluku Control West Papua (Papua Barat) Program Control Program Papua Control

Domestic Hygiene Food hygiene Water available canteen (%) (by observation) Covered food serve (%) (by observation) Personal Hygiene Main type of hand washing facility Water and soap for hand washing available (%) Hand washing with (%) - by student Critical situation wash hand (%) (always answer only) - Before eating - After playing - Before feeding baby - After defecating - After touching animal to at

100

27.3

100

83.3

100

83

44

72.7

100

100

100

100

100

100

67

89

Tap water

Tap water

Big bowl

Big bowl

Water tap

Water tap

A bucket of water 7 Water & soap (93%)

A bucket of water 53 Water & soap (100%)

Bucket water 18

of

Bucket water 0

of

Bucket water 11

of

Bucket water 100

of

0 Water and soap (78%)

33 Water and soap (91%)

20 Water & soap (95.5%)

75 Water & soap (95.6%)

67 Water & soap (93.3%)

40 Water & soap (93.8%)

Water & soap (100%)

Water & soap (100%)

Water & soap (96.7%)

Water & soap (100%)

100 63 32 100 57

100 80 35 100 56

92 67 62 88 89

97 62 47 88 65

100 71 27 98 46

100 89 21 97 70

99 60 43 99 67

100 88 82 100 92

100 56 31 100 61

98 65 29 100 65

97 81 80 99 81

100 85 80 98 83

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

36

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Table 3.4: Comparison Table for Sanitation at Schools


West Nusa Tenggara (NTB) Program Control 3 out of 3 4 0 Forest, no diff Janitor (T), & Student (S), Daily & twice a week 3 out of 4 6 4 Forest, no diff Janitor (T), & Student (S), Daily & twice a week N.A Teacher, Irregular East Nusa Tenggara (NTT) Program Control 2 out of 3 2 1 N.A Teacher, Every time after used 3 out of 5 5 2 N.A School employee, Daily South Sulawesi (Sulsel) Program Control 3 out of 4 3 2 N.A School employee, Daily 3 out of 3 5 4 N.A Teacher or Janitor, Once a month Maluku Program 2 out of 3 2 0 Control 3 out of 3 3 2 West Papua (Papua Barat) Program Control 2 out of 2 2 1 2 out of 2 2 1 Papua Program 3 out of 5 3 3 Forest Janitor teacher, Never irregularly & & Control 1 out of 5 4 1

Sanitation Average of functioning latrine Separated b/w teacher - student (# school) Separated b/w male female (# school) Alternate place for defecate (wet v dry) (note: no diff = wet & dry no change) Who, freq to clean the school latrine

River & forest River & forest, River & forest, N.A no diff no diff no diff Teacher or Janitor, Once a month School employee & Student, twice a week School employee & Student, twice a week Janitor & Student, once a week & irregularly

Table 3.5: Comparison Table for Environmental Hygiene at Schools


Environmental Hygiene Solid waste (where to dispose, treatment) Alternate place of waste disposal (wet v dry) (note: no diff = wet & dry no change) West Nusa Tenggara (NTB) Program Open Burnt pit, Control Open Burnt pit, East Nusa Tenggara (NTT) Program Garbage bin Burnt Control Garbage bin Burnt South Sulawesi (Sulsel) Program Garbage bin Burnt Control Garbage bin Burnt Program Garbage bin Burnt Maluku Control Garbage bin Burnt School yard & anywhere, No diff West Papua (Papua Barat) Program Collected, and burn Control Open Burnt pit Program Open Burnt pit Papua Control Garbage bin Burnt

School yard No diff

School yard No diff

School yard No diff

School yard No diff

School yard No diff

School yard No diff

School yard & forest, No diff

School yard No diff

School yard No diff

N. A.

Any where, No diff

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

37

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Table 3.6: Comparison Table for Diarrhea and Skin Disease at Schools
West Nusa Tenggara (NTB) Program Control East Nusa Tenggara (NTT) Program Control South Sulawesi (Sulsel) Program Control Program Maluku Control West Papua (Papua Barat) Program Control Program Papua Control

Diarrhea & Skin Disease Diarrhea Reported case Cases in last 24 hours - (%) reported by teacher Cases in last 2 weeks - (%) reported by student Knowledge on disease transmission teacher Knowledge on causes student

18 9

7 12

0 15

7 13

42.9 17

0 27

6 11

2 9

18.2

7.4

18 27

7 29

Eating food

dirty

Eating food

Eating dirty food, Drink untreated Eating dirty food dirty Drink untreated Drink untreated Drink untreatedDirty hand water, Eat dirty water water water food

Drink untreated Eating water, no hand food washing

dirty

Eating food

dirty Drink untreated Drink untreated water, Dirty hand water, Dirty hand unboiled

buying food & drinks at dirty place Stop buying food & drinks at dirty place

No hand buying food & Drink unboiled Drink unboiled Drink unboiled Drink unboiled Drink unboiled washing before drinks at dirty water water water water water eating place Hand Boil the wate Boil the wate Boil the wate Boil the wate washing with before drinking before drinking before drinking before drinking soap before eating

Eating contaminated food

Drink unboiled Drink unboiled Drink water water water

Knowledge on prevention student Skin Disease Reported teacher case by

Hand Boil the wate Boil the wate washing with before drinking before drinking soap before eating

Boil the wate Boil the wate Boil the wate before drinking before drinking before drinking

Types of skin disease Reported case in last month (%) Knowledge on Disease

Rash 69 Using dirty

Rash 71 Using dirty

Rash 33 Using dirty

Rash 41 Using dirty

Rash 66.7 Using dirty

Rash 30 Using dirty

Rash 35 infrequent

Rash 31 Using dirty

Rash 68.6 Using dirty

Rash 70.5 Using dirty

Scabies, rash 75 Using dirty

Rash 71 Using dirty

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

38

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan East Nusa Tenggara (NTT) Program water Control water & infrequent bath dirty Using water dirty South Sulawesi (Sulsel) Program water Control water & infrequent bath dirty Using water dirty Program bath Maluku Control water & infrequent bath dirty Using water dirty West Papua (Papua Barat) Program water Control water Program water Papua Control water

Diarrhea & Skin Disease transmission teacher

West Nusa Tenggara (NTB) Program water Control water

Knowledge on Causes student

Infrequent bath

Using water

dirty

Using water

Using water

Using water

Using water

dirty

Using water

dirty

Using water

dirty

Using water

dirty

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

39

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Laporan Perbandingan

Table 3.7: Role in Water Sanitation Hygiene Promotion at Schools


West Nusa Tenggara (NTB) Program Lack of support (e.g. fund) to build/improve the facility Control Poor knowledge & behavior of student East Nusa Tenggara (NTT) Program Lack of support (e.g. fund) to build/improve the facility Integrate into subject (sport & health), Hygiene inspection Control Lack of education & promotion material Integrate into subject (sport & health), Hygiene inspection South Sulawesi (Sulsel) Program Lack of adequate sanitation and hygiene facilities Integrate into subject (sport & health), Hygiene inspection Control Poor knowledge behavior student & of Program Lack of support (e.g. fund) to build/improve the facility Integrate into subject (sport & health), Hygiene inspection Maluku Control Lack of fund to build or improve facilities Integrate into subject (sport & health), Hygiene inspection West Papua (Papua Barat) Program Lack of adequate sanitation and hygiene facilities Integrate into subject (sport & health), Volunteer day, Hygiene inspection 50 Control Poor knowledge & behavior of student Integrate into subject (sport & health), Volunteer day, Hygiene inspection 36 Program Poor knowledge & behavior of student Papua Control Poor knowledge & behavior of student

WES Program The most important issue according to teacher

Main initiative to promote WASH at school

Integrate into Integrate into subject (sport & subject (sport & health), health), Volunteer day Volunteer day, Hygiene Hygiene inspection inspection 50 36

Integrate into subject (sport & health), Hygiene inspection

Integrate into Integrate into subject (sport & subject (sport & health), health), Hygiene inspection Hygiene inspection

School initiative to promote WES to community (%) Teachers participation in any workshops on WASH in the last 6 months (%)

59

22

50

36

61

41

35

21

28

17

50

11

61

25

44

Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur

40

Anda mungkin juga menyukai