Laporan Perbandingan
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI .................................................................................................................. DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ BAB 1. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN SURVEY KAP BASELINE 1.1. Latar Belakang Survey KAP Baseline............................................ 1.2. Tujuan Survey KAP Baseline ......................................................... METODOLOGI ...................................................................................... 2.1. Proses Pemilihan Kabupaten dan Desa, serta Penanggungjawabnya ..................................................................... 2.2. Perencanaan Survei, Responden, dan Instrumen ............................ 2.3. Perencanaan Sampel dan Besarnya................................................. 2.4. Periode Pengumpulan Data............................................................. HASIL TEMUAN KAP BASELINE SURVEY ................................... Hasil Temuan Utama ................................................................................ 3.1. Hasil Perbandingan Survey KAP Baseline Terhadap Rumah Tangga Pedesaan ............................................................................ 3.2. Hasil Perbandingan Survey KAP Baseline Terhadap Rumah Tangga Daerah Kumuh Perkotaan .................................................. 3.3. Hasil Perbandingan Survey KAP Baseline Terhadap Sekolah ...... HAMBATAN YANG DIHADAPI DALAM SURVEY....................... LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................... 5.1. Pemetaan Kabupaten Terpilih......................................................... 5.2. Pemilihan Kabupaten dan Kota dan Kerangka Pengambilan Sampel di Semua Propinsi .............................................................. 5.3. Tabel Hasil Perbandingan............................................................... I. Daerah Pedesaan.................................................................. II. Daerah Kumuh Perkotaan.................................................... III. Sekolah ................................................................................ i ii 1 1 1 3 3 4 5 6 7 7 7 9 11 14 15 15 16 18 18 26 34
BAB 2.
BAB 3.
BAB 4. BAB 5.
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
Laporan Perbandingan
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.1 Gambar 2.1 Gambar.2.2 Keterkaitan aspek WES ............................................................................ Proses Seleksi dan Tanggung Jawab......................................................... Perencanaan Survei ................................................................................... 2 4 5
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
ii
Laporan Perbandingan
Studi tentang KAP pada dasarnya menceritakan apa yang diketahui, dirasakan dan dilakukan oleh orang terhadap suatu, dalam hal ini WES (Water Environemnt, Sanitation). Oleh karena itu pemaham atas ketiga elemen penting dalam studi KAP - Knowledge (Pengetahuan), Attitude (Sikap) dan Practice (Perilaku) sangat penting, supaya proses proses pembentukan kesadaran masyarakat, dapat dilakukan secara lebih efisien, sehingga program dapat di rancang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 1.2. TUJUAN SURVEY KAP BASELINE
Survey ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan, sikap serta praktek (KAP) masyarakat, mencakup rumah tangga, guru, anak-anak sekolah, dan petugas kesehatan/kepala desa termasuk pemerintah lokal, berkaitan dengan isu-isu seputar air, lingkungan dan sanitasi (WES). Setidaknya ada lima aspek yang menjadi sorotan dalam isu ini, meliputi (i) air dan kegunaannya; (ii) kebersihan domestik (kebersihan makanan dan kebersihan pribadi); (iii) fasilitas sanitasi (jamban); (iv) kebersihan lingkungan (limbah cair dan solid); dan (v) diare dan penyakit kulit. Keterkaitan diantaranya disajikan dalam Gambar 1.1 dibawah.
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
Laporan Perbandingan
Air
Kebersihan Domestik
Kebersihan Pribadi
Kebersihan Makanan
Lebih lanjut, tujuan khusus dari survey ini adalah: 1. Menghasilkan informasi baseline tentang kondisi KAP masyarakat berkaitan dengan isu WES sebelum adanya proyek intervensi Mengidentifikasi indikator khusus yang akan dipergunakan dalam memantau kemajuan dalam proyek intervensi
2.
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
Laporan Perbandingan
BAB 2 METODOLOGI
2.1.
KABUPATEN
DAN
DESA,
SERTA
S Survei ini dilakukan di enam provinsi Indonesia Timur, yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Kecuali Papua Barat yang hanya memiliki dua kabupaten, survei dasar ini di lakukan di dua kabupaten dan satu kota, masing-masing dibagi menjadi desa program dan kontrol.1 Proses pemilihan akan dijabarkan di bawah: UNICEF dan Kelompok Kerja Nasional Air Minum, dan Penyehatan Lingkungan (POKJA NASIONAL AMPL) menentukan 6 provinsi di Indosesia Timur, yang terdiri atas Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat, dan Papua. UNICEF and Pokja Nasional AMPL juga memberi alternatif 4 kabupaten yang mewakili daerah pedesaan dan 1 kota yang mewakili daerah miskin perkotaan (tidak termasuk Papua Barat) untuk tiap provinsi. Secara keseluruhan ada 24 kabupaten dan 5 kota. Selain kota, LPEM juga memilih 2 dari 4 kabupaten yang mewakili daerah pedesaan sebagai wilayah sampel di tiap provinsi dengan menggunakan metode stratified purposive sampling. Kedua kabupaten tersebut terutama dipilih dengan menerapkan indikator ekonomi berupa PDRB per kapita dan indikator kesehatan masyarakat yang berasal dari Stastistik PODES 2006, Biro Pusat Statistik (BPS).2 Selain indikator-indikator itu, juga dipertimbangkan kondisi alam (mis: mewakili wilayah pesisir vs bukan pesisir, pulau utama vs pulau kecil), dan penilaian subjektif, misalnya: akses geografis, kendala waktu dan dana (lihat lampiran gambar 1). UNICEF dan Pokja Nasional AMPL juga menyediakan daftar desa program untuk kabupaten dan kota terpilih di setiap provinsi.3 Berikutnya LPEM memilih desa kontrol untuk tiap kabupaten dan kota terpilih di tiap provinsi dengan menggunakan simple purposive method.4 Teknik pengelompokan
1 Jenis rancangan survey seperti ini sering dipakai dan terutama digunakan untuk mengukur atau menilai efektifitas suatu program intervensi (dengan cara membandingkan survei dasar di awal program dan survei akhir pada saat program selesai). Composite index untuk setiap indikator ekonomi dan kesehatan masyarakat telah tersusun. Setiap indeks dikategorikan ke dalam dua kelompok: tinggi (di atas rata-rata) dan rendah (di bawah rata-rata) untuk menghasilkan matriks 4 kuadranquadrant matrix: baik indikator ekonomi dan kesehatan masyarakat tinggi, baik indikator ekonomi dan kesehatan masyarakat rendah, indikator ekonomi tinggi tapi kesehatan masyarakat rendah, dan ekonomi rendah tapi kesehatan masyarakat tinggi. Kabupaten terpilih dari tiap provinsi harus mewakili tiap kuadran. Desa program adalah desa yang akan mendapat intervensi program WES oleh UNICEF. Desa Kontrol adalah desa yang (i) memiliki karakteristik sosio demografi yang sama (mis: lokasi geografis, jumlah penduduk dewasa, jumlah rumah tangga, jumlah sekolah dasar, jenis fasilitas pembuangan sampah, jenis jamban, dan jenis sumber air) dengan yang berada di desa program, (ii) tidak diintervensi oleh program air, lingkungan dan
3 4
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
Laporan Perbandingan
Euclidean distance method dan umpan balik dari lokakarya di tiap provinsi diterapkan dalam
proses seleksi ini. Proses seleksi dan penanggungjawabnya secara ringkas dirangkum dalam gambar 2.2 dibawah ini. Gambar 2.1: Proses Seleksi dan Tanggung Jawab.
Pemilihan
kabupaten untuk tiap provinsi menggunakan indikator sosial, ekonomi kesehatan dan
UNICEF + POKJA
UNICEF + POKJA
LPEM
UNICEF + POKJA
LPEM
Kuesioner terstruktur mencakup informasi mengenai pengetahuan, sikap, dan praktik yang ada di rumah tangga, guru, dan murid SD. Untuk memberi tambahan informasi dari kuesioner, terutama yang terkait dengan praktek di lapangan, survey juga menggunakan lembar observasi dan demonstrasi cuci tangan. Pertanyaan terstruktur untuk wawancara mendalam dilakukan untuk memperoleh informasi pendukung, misalnya keadaan desa secara keseluruhan dan informasi mengenai kebijaksanaan yang berhubungan dari kepala desa dan pejabat pemerintah daerah terkait. Gambar 2.2 di bawah ini merangkum komponen-komponen utama survei, dasar intervensi, dan responden yang menjadi target, terutama dengan menggunakan kuesioner terstruktur.
sanitasi (WES) setidaknya yang diprakarsai oleh UNICEF selama 2 3 tahun mendatang, dan (iii) memiliki fungsi perbandingan untuk desa program dan selama program intervensi tidak boleh terpengaruh, dengan syarat jaraknya tidak boleh terlalu dekat dengan desa program.
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
Laporan Perbandingan
Secara ringkas, analisis survei ini diukur dengan menggunakan komponen pedesaan, daerah miskin perkotaan, dan sekolah yang dibagi menjadi program (yang diintervensi) dan kontrol (tidak diintervensi), dan bukan berdasarkan kabupaten. Perencanaan seperti ini menghasilkan implikasi penting, sedangkan analisis di tingkat kabupaten menjadi tidak relevan karena telah menyatu dan berubah menjadi basis program and kontrol.5
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
Laporan Perbandingan
penduduk tiap wilayah. Meskipun demikian, besarnya sampel rumah tangga untuk desa program dan kontrol di tiap kabupaten dan kota ditentukan dengan perbandingan 3 : 2. Dengan pengecualian Papua Barat, kuota kerangka pengambilan sampel untuk murid (884 responden) didistribusikan secara merata pada semua provinsi, kemudian pada kabupaten terpilih dan kota di tiap provinsi. Walaupun begitu, besarnya sampel murid untuk desa program dan kontrol di tiap kabupaten dan kota ditetapkan dengan perbandingan 30 : 22. Tidak seperti pada rumah tangga dan murid, distribusi kerangka pengambilan sampel untuk guru (204 responden) antar provinsi, antar kabupaten terpilih dan kota di tiap provinsi, maupun pada desa program dan kontrol adalah sama. Penting untuk dicatat terutama untuk responden rumah tangga dan murid, besar sampel di desa program untuk tiap kabupaten atau kota selalu lebih besar daripada di desa kontrol. Alasan utama perbedaan ini sebagian besar dikaitkan dengan validitas informasi yang terkumpul di wilayah tersebut, yaitu tempat berlangsungnya program intervensi, sehingga dampak dari program intervensi dapat terlihat lebih jelas. Lebih jauh lagi, kesemua responden dipilih secara acak, tapi tetap memperhatikan pembagian gender tiap responden. Khusus untuk responden murid, terdapat pembatasan kelas, yaitu responden harus berasal dari kelas 4 ke atas. Alasan utamanya adalah para siswa dari kelas 4 ke atas memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai isu yang dibahas dan dapat menyatakan preferensi mereka dengan lebih baik daripada murid kelas di bawahnya. Berdasarkan metodologi di atas, rincian seleksi kabupaten dan kota termasuk pilihan desa program dan kontrolnya, dan kerangka sampel yang ditargetkan untuk semua propinsi dapat dilihat pada lampiran tabel 1.
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
Laporan Perbandingan
Air dan Penggunaanya Sumber Air Tampaknya, sumur terlindungi maupun yang tidak, merupakan sumber air utama untuk minum dan MCK di semua propinsi, kecuali Papua dan Papua Barat. Bebebrapa propinsi lainnya bahkan memiliki sumber air tambahan seperti mata air (misalnya NTT dan Maluku) dan air perpipaan dari PDAM (seperti Sulsel dan NTB). Hanya ada sedikit perbedaan yang muncul terhadap penggunaan sumber air ini diantara musim kemarau dan hujan.
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
Laporan Perbandingan
Tidak seperti propinsi lainnya, Papua dan Papua Barat memiliki kondisi yang unik. Hal yang menonjol adalah variasi penggunaan sumber air yang muncul bukan hanya terjadi untuk kebutuhan minum dan MCK, tetapi juga penggunaannya diantara kedua musim. Misalnya, air hujan merupakan sumber air utama untuk minum dan MCK di Papua pada saat musim hujan, tetapi bukan untuk musim kemarau, dimana sumber airnya berupa tangki air ataupun mata air. Hal yang berbeda dijumpai di Papua Barat. Sumber air minum utama didaerah ini adalah air hujan dan sumur terlindungi, sedangkan sungai dan mata air dipergunakan untuk MCK. Memasak/mendidihkan air pada dasarnya merupakan bentuk pengolahan air yang utama di seluruh propinsi kecuali NTB, dimana sebagian besar respondennya masih minum secara langsung dari sumbernya. Akses terhadap Sumber Air Untuk keperluan minum, akses ke sumber air utama di semua proppinsi, kecuali Papua dan Papua Barat dapat dianggap cukup mudah (berdasarkan standar Riskesdas). Bahkan, tidak ada perbedaan yang mencolok antara kedua musim. Secara umum dapat dikatakan bahwa, untuk memperoleh air minum hanya diperlukan waktu kurang dari 30 menit, jarak tempuh kurang dari 1 km, dan biaya mingguan yang dikeluarkan kurang dari Rp 5,000, dengan pengecualian NTT yang biayanya dapat mencapai diatas Rp 5,000 untuk kedua musim. Namun, hal seperti ini tidak ditemui di Papua dan Papua Barat. Meskipun jarak tempuhnya sedikit kurang dari 1 km, waktu tempuh yang dibutuhkan untuk memperoleh air minum di Papua Barat lebih lama dari 30 menit, khususnya pada musim kemarau. Secara paralel, akses untuk memperoleh air minum di Papua juga relatif lebih sulit (jarak tempuh lebih dari 1 km, butuh waktu lebih dari 30 menit dan biaya yang jauh diatas Rp 5,000) terutama pada musim kemarau, ketimbang musim hujan.Hal ini disebabkan kondisi geografis di kedua provinsi tersebut. Pola yang sama dengan air minum juga ditemukan pada kebutuhan air untuk MCK. Kebersihan Domestik Ada dua bagian penting dalam kebersihan domestic, yaitu kebersihan makanan dan kebersihan pribadi. Diantara tiga aspek dalam kebersihan makanan, praktek mencuci buah dan/atau sayuran sebelum dimakan sangat penting karena akan berdampak langsung terhadap kesehatan manusia. Dari enam sample propinsi, hanya Papua Barat yang menunjukan praktek yang buruk terhadap aspek ini, yaitu ditandai dengan rendahnya proporsi responden yang melakukan hal ini. Secara rata-rata, proporsi responden yang menggunakan sabun ketika mencuci tangan cukup tinggi, yakni diatas 70%, yang sedikit banyak mencerminkan cukup baiknya pengetahuan akan kebersihan individu. Namun, ketika ditanyakan tentang lima saat penting untuk mencuci tangan, semua responden di semua propinsi hanya melakukannya pada 2 dari 5 saat penting tersebut, yaitu ketika sebelum makan dan setelah BAB. Fasilitas Sanitasi Secara keseluruhan, proporsi kepemilikan jamban pribadi di semua propinsi sangat rendah (dibawah 50%) kecuali di NTT dan Papua. Namun demikan, kepemilikan terhadap jamban yang dilengkapi dengan septic tank menunjukan pola yang menarik. Proporsi kepemilikan jamban septic tank di NTB, Sulsel dan Papua cukup tinggi dan relatif merata baik di daerah program maupun kontrol. Sebaliknya, di tiga propinsi lainnya, yakni NTT, Maluku dan Papua Barat, terdapat kesenjangan yang cukup besar diantara daerah program dan kontrol.
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
Laporan Perbandingan
Sehubungan dengan praktek BAB, hanya Papua dan Papua Barat yang mayoritas respondennya tidak menggunakan jamban ketika BAB. Sebagai gantinya, mereka BAB di hutan atau halaman, khususnya ketika musim kemarau. Selebihnya, menunjukan praktek BAB yang relatif baik, yaitu BAB di jamban, walaupun sebagian dari mereka masih menggunakan jamban tak berseptic tank. Berkaitan dengan praktek BAB ini, hanya sedikit responden yang mengaku sudah menggunakan air dan sabun ketika membersihkan diri setelah BAB, dimana sebagian besar bisa ditemui di NTT dan Sulsel. Responden di propinsi lainnya, seperti NTB, Maluku dan Papua hanya menggunakan air ketika membersihan, sedangkan mereka yang di Papua Barat masih menggunakan benda-benda kering atau dedaunan. Kebersihan Lingkungan Bagian ini utamanya terdiri dari limbah cair dan sampah. Berkaitan dengan limbah cair (air kotor) sebagian besar dari responden di semua propinsi, kecuali Maluku membuangnya di tempat terbuka. Namun, untuk tempat pembuangan dan pengolahan sampah, mayoritas responden di luar Papua dan Papua Barat membuangnya di lubang terbuka kemudian membakarnya. Diare dan Penyakit Kulit Hampir semua responden di semua propinsi mengasosiasikan diare dengan sakit perut ataupun mencret. Namun, pengetahuan yang berkaitan dengan penyebab dan upaya pencegahannya bervariasi antar propinsi. Dari enam propinsi, hanya responden di NTB dan Sulsel yang beranggapan bahwa diare disebabkan oleh makanan (makan makanan yang terkontaminasi/kotor/pedas), sementara sisanya beranggapan bahwa diare disebabkan oleh air (minum air mentah/air kotor). Oleh karena itu, cara pencegahan diare yang ditempuh di dua propinsi tersebut adalah dengan menghindari makanan & minuman yang kotor, sementara mereka yang berada di propinsi lainnya beranggapan memasak atau mendidihkan air sebagai cara utama pencegahannya. Secara umum, penanganan terhadap kasus diare jika berlangsung lebih dari 24 jam di semua propinsi adalah sama, yaitu dibawa ke puskesmas. Tetapi jika berlangsung kurang dari 24 jam penanganannya bisa berbeda antar propinsi. Beberapa responden di NTB, sebagian NTT dan Maluku lebih memilih mengobati sendiri baik dengan oralit ataupun jamu-jamuan, sedangkan responden di propinsi lainnya membawa langsung si penderita ke puskesmas. Hampir semua responden di enam propinsi secara umum mengatakan menggunakan air kotor dan/atau jarang mandi sebagai penyebab utama dari penyakit kulit. Konsekuensi logisnya, cara pencegahan yang dilakukan adalah berhenti memakai air kotor dan/atau mandi dengan sabun. Pola yang serupa dengan penanganan diare juga muncul disini. 3.2.
HASIL PERBANDINGAN SURVEY KAP BASELINE TERHADAP RUMAH TANGGA DAERAH KUMUH PERKOTAAN
Air dan Penggunaannya Sumber Air Air perpipaan dari PDAM dan/atau sumur (terlindungi ataupun tidak) tampaknya merupakan sumber air utama baik untuk minum maupun MCK di semua propinsi. Ada beberapa propinsi lainnya yang memiliki sumber air tambahan seperti mata air (misalnya Papua) dan air pompa (seperti Maluku). Pada dasarnya, tidak ada perbedaan dalam penggunaan sumber air ini di semua propinsi diantara musim kemarau dan hujan, dengan perkecualian di Papua.
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
Laporan Perbandingan
Secara menyeluruh, memasak atau mendidihkan air adalah bentuk utama pengolahan air minum, dengan pengecualian program area di NTT, dimana masih banyak yang menggunakan penyaringan. Dalam beberapa hal, ini dapat mengindikasikan bahwa sebagian besar responden sudah melakukan praktek yang cukup baik berkaitan dengan air yang aman untuk minum. Akses terhadap Sumber Air Untuk keperluan minum, akses ke sumber air utama di semua propinsi dapat dianggap cukup mudah (menurut standar Riskesdas). Bahkan, tidak ada perbedaan yang mencolok antara kedua musim. Secara umum dapat dikatakan bahwa, untuk memperoleh air minum hanya diperlukan waktu kurang dari 30 menit, jarak tempuh kurang dari 1 km, namun biaya mingguan rata-rata yang dikeluarkan lebih dari Rp 5,000. Di Papua, bahkan bisa mencapai Rp 30,000. Pola yang serupa dengan air minum juga ditemukan pada kebutuhan air untuk MCK. Kebersihan Domestik Ada dua bagian penting dalam kebersihan domestic, yaitu kebersihan makanan dan kebersihan pribadi. Diantara tiga aspek dalam kebersihan makanan, praktek mencuci buah dan/atau sayuran sebelum dimakan merupakan hal yang terpenting karena akan berdampak langsung terhadap kesehatan manusia. Berkaitan dengan ini, semua propinsi menunjukan praktek yang baik, yang ditandai dengan tingginya proporsi (diatas 80%) mayoritas responden yang melakukannya. Secara umum, proporsi responden di semua propinsi yang dilaporkan menggunakan sabun ketika mencuci tangan cukup tinggi, yakni diatas 90%, dan relatif merata antara program dan kontrol area, kecuali untuk NTB dan NTT. Di kedua porpinsi ini terjadi kesenjangan yang cukup besar antara kedua area tersebut. Namun, terkait dengan lima saat penting untuk mencuci tangan, (i) sebelum makan dan (ii) sesudah BAB dianggap sebagai dua situasi paling penting untuk mencuci tangan oleh responden di semua propinsi. Fasilitas Sanitasi Kepemilikan jamban pribadi di seluruh propinsi dapat dikatakan cukup tinggi, berkisar 70% keatas, kecuali NTB yang relatif moderat dengan rata-rata 50%. Namun proporsi kepemilikan jamban berseptic tank justru lebih tinggi di NTB dan NTT dibanding dengan propinsi lainnya. Proporsi kepemilikan terendah atas jamban seperti ini ada di Papua. Yang mengejutkan, sebagian besar responden di semua propinsi telah menggunakan jamban, baik yang dilengkapi dengan septic tank maupun yang tidak (khususnya di Papua) ketika BAB. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa responden daerah kumuh kota telah memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kebersihan dan kesehatan lingkungan. Lebih jauh, tidak ada perbedaan penggunaan jamban yang berarti diantara musim kemarau dan musim hujan. Berkaitan dengan praktek ini, sebagian besar respondent di semua propinsi juga telah menggunakan, setidaknya air untuk membersihkan diri setelah BAB. Bahkan di beberapa propinsi, seperti NTT, Sulsel dan Maluku, sebagian besar respondennya telah menggunakan air dan sabun. Kebersihan Lingkungan Bagian ini utamanya terdiri dari limbah cair (air kotor) dan sampah. Berkaitan dengan air kotor, ada berbagai variasi tempat pembuangan. Variasi ini tidak saja ditemukan antar propinsi, tetapi juga antar daerah di dalam propinsi yaitu antara daerah kontrol dan program. Diantara tempat pembuangan yang dimaksud meliputi septic tank, sungai, areal terbuka, pantai dan laut. Untuk beberapa hal, variasi ini juga mencerminkan lokasi geografis urban slum yang disurvey. Namun,
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
10
Laporan Perbandingan
sehubungan dengan tempat pembuangan dan pengolahan sampah, variasinya tidak terlalu besar seperti halnya tempat pembuangan air kotor, kecuali variasi di dalam propinsi (antara daerah kontrol dan program). Mayoritas responden di semua propinsi membuang sampah ke lubang terbuka atau ke tempat penampungan sementara, sedangkan berkaitan dengan pengolahannya, sebagian besar dari mereka membakarnya di lubang atau diambil oleh petugas kebersihan. Diare dan Penyakit Kulit Hampir semua responden di semua propinsi mengasosiasikan diare dengan sakit perut ataupun mencret. Namun, pengetahuan yang berkaitan dengan penyebab dan upaya pencegahannya bervariasi antar propinsi. Sebagian besar responden di semua propinsi beranggapan bahwa diare disebabkan oleh makanan dan minuman (makan makanan yang terkontaminasi/kotor/pedas), sementara hanya sebagiankecil yang beranggapan bahwa diare disebabkan oleh air yang belum diolah (minum air mentah/air kotor). Konsekuensi logisnya, bagi mereka yang beranggapan bahwa diare disebabkan karena makanan, maka menghindari makanan & minuman yang kotor dan masak hingga matang merupakan cara pencegahan yang ditempuh. Sementara bagi mereka yang beranggapan diare disebabkan karena minum air belum diolah, maka memasak/mendidihkan air adalah solusi pencegahannya. Secara umum, penanganan terhadap penyakit diare jika berlangsung lebih dari 24 jam di semua propinsi sama, yakni di bawa ke puskesmas. Tetapi jika berlangsung kurang dari 24 jam penanganannya bisa berbeda antar propinsi. Beberapa responden di NTT, Sulsel dan Maluku lebih memilih mengobati sendiri baik dengan oralit ataupun obat-obatan generic, sedangkan responden lainnya membawa langsung si penderita ke puskesmas. Hampir semua responden di enam propinsi secara umum mengatakan menggunakan air kotor dan/atau jarang mandi sebagai penyebab utama dari penyakit kulit. Konsekuensi logisnya, cara pencegahan yang dilakukan adalah berhenti menggunakan air kotor dan/atau mandi dengan sabun. Pola yang serupa dengan penanganan diare juga muncul disini. 3.3.
SURVEY
KAP
BASELINE
TERHADAP
Air dan Pengunaannya Sumber Air Hampir di setiap propinsi, air perpipaan dari PDAM dan sumur, baik yang terlindungi maupun yang tidak adalah dua jenis sumber air yang paling banyak ditemukan di sekolah. Ada sekolah di beberapa propinsi yang hanya memiliki salah satu jenis sumber air saja, sedangkan di propinsi lainnya ada sekolah yang memiliki keduanya, seperti halnya di NTT, Sulsel, dan Papua. Jenis sumber air lainnya yang juga ditemui adalah tangki air, pompa air/pompa tangan. Sebagian besar dari sekolah di setiap propinsi menyediakan air minum hanya untuk guru dan staf sekolah. Yang cukup mengejutkan adalah kebanyakan dari sekolah-sekolah ini tidak memiliki pengolahan air minum sendiri, dan hanya sebagian kecil saja yang memasak/mendidihkan air. Hal ini lebih dikarenakan penggunaan air minum dalam kemasan (gallon) yang memang sudah terlebih dulu di olah. Kebersihan Domestik Ada dua bagian penting dalam kebersihan domestic, yaitu kebersihan makanan dan kebersihan pribadi. Aspek pertama sangat berkaitan dengan fasilitas kantin sekolah, sedangkan yang kedua
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
11
Laporan Perbandingan
utamanya berhubungan dengan isu seputar cuci tangan. Hasil observasi fisik menunjukan bahwa proporsi sekolah yang menyediakan air bersih dan yang menutup sajian makanan dikantin sangat bervariasi, bukan hanya antar propinsi tetapi juga antar daerah di dalam propinsi (program dengan kontrol). Variasi ini sungguh beragam sehingga sulit untuk dicari benang merahnya. Sehubungan dengan ketersediaan fasilitas cuci tangan di sekolah, NTB dan Sulsel adalah dua propinsi yang telah memiliki keran air sebagai fasilitas utama cuci tangan di sekolah, dimana hal ini dapat mengindikasikan bahwa sekolah di kedua propinsi ini sudah memiliki fasilitas yang lebih baik, atau setidaknya pernah menerima program intervensi terkait dengan fasilitas air bersih dan sanitasi lingkungan. Sementara yang lain masih menggunakan baskom atau ember. Yang tak kalah menarik adalah, meskipun proporsi responden murid yang melaporkan praktek mencuci tangan dengan air dan sabun cukup tinggi, hasil observasi lapangan tentang ketersediaan sabun di fasilitas sekolah menunjukan hal yang sebaliknya, yang ditunjukan oleh rendahnya proporsi sekolah yang menyediakan sabun. Namun, terkait dengan lima saat penting untuk mencuci tangan, (i) sebelum makan dan (ii) sesudah BAB dianggap sebagai dua situasi paling penting untuk mencuci tangan oleh responden di semua propinsi. Fasilitas Sanitasi Secara menyeluruh, sekolah-sekolah di setiap propinsi telah memiliki, setidaknya lebih dari satu fasilitas jamban. Sebagian besar sekolah-sekolah ini memisahkan jamban antara guru dan murid ketimbang antara laki dan perempuan. Namun, rata-rata jamban yang masih beroperasi di tiap sekolah relatif rendah untuk semua propinsi. Hal ini dapat mengindikasikan masih buruknya pemeliharaan terhadap fasilitas ini di sekolah. Menurut informasi dari para guru, sebagian besar responden murid melakukan BAB di mana saja, termasuk, hutan, semak ataupun sungai ketika jamban sekolah tidak berfungsi (baik karena rusak, tidak ada air ataupun antrian yang panjang). Kebersihan Lingkungan Bagian ini utamanya berkaitan dengan sampah padat, daripada limbah air kotor. Dua jenis fasiltas pembuangan sampah di semua propinsi adalah bak sampah terbuka atau lubang terbuka. Untuk pengolahan, sampahnya dibakar di semua propinsi. Baik musim hujan maupun kemarau, halaman sekolah tampaknya merupakan tempat favorit murid untuk buang sampah. Diare dan Penyakit Kulit Pengetahuan guru dan murid terkait dengan penyebab, penularan dan pencegahan diare relatif hampir sama untuk semua propinsi. Dari sudut pandang murid, minum air mentah, jajan sembarangan, dan tidak cuci tangan sebelum makan secara berurutan merupakan penyebab utama diare. Konsekuensinya, upaya pencegahan utama yang dilakukan adalah memasak atau mendidihkan air sebelum diminum, cuci tangan dengan sabun, dan tidak jajan sembarangan. Paralel dengan ini, makanan/minuman yang kotor, air mentah dan tangan yang kotor adalah cara utama penularan diare menurut para guru. Hampir semua responden murid di setiap propinsi secara umum mengatakan pemakaian air kotor sebagai penyebab utama penyakit kulit, sedangkan sebagian kecil lainnya, utamanya di NTB menganggap jarang mandi sebagai penyebab utamanya. Senada dengan ini, responden guru juga menganggap pemakaian air kotor dan jarang mandi sebagai cara penularan utam penyakit kulit. Peran dalam Promosi terhadap Air Bersih dan Kesehatan Lingkungan di Sekolah Secara menyeluruh, minimnya fasilitas sanitasi yang memadai disekolah dan rendahnya
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
12
Laporan Perbandingan
pengetahuan dan perilaku murid merupakan dua isu utama terkait dengan isu air bersih dan kesehatan lingkungan menurut para guru. Sejauh ini, inisiatif dari sekolah untuk mempromosikan isu ini masih lebih tertuju ke dalam (ke sekolah) daripada ke luar (keadap masyarakat). Beberapa program air bersih dan kesehatan lingkungan yang kerap di lakukan di sekolah diantarannya mengintegrasikan isu ini dengan mata perlajaran di sekolah, seperti olah raga dan kesehatan, dan pemeriksaan kebersihan kelas/cuci tangan/kuku secara berkala. Beberapa propinsi lainnya seperti NTB, Maluku dan Papua Barat juga telah menggunakan kegiatan kerja bakti dilingkungan sekolah sebagai salah satu program. Sebaliknya, sangat sedikit inisiatif sekolah untuk mempromosikan isi ini kepada masyarakat, yang ditandai dengan rendahnya (rata-rata dibawah 50%) sekolah sekolah yang telah melakukan hal ini. Kemungkinan, ini ada kaitannya dengan rendahnya proporsi guru yang telah mengikuti pelatihan/lokakarya yang berkaitan dengan isu ini.
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
13
Laporan Perbandingan
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
14
Laporan Perbandingan
BAB 5 LAMPIRAN-LAMPIRAN
5.1. PEMETAAN KABUPATEN TERPILIH
Pemetaan Kabupaten
Indikator Ekonomi -Buru
-Rote Ndao
-Maluku Tenggara Barat -Sumbawa -Sumba Timur - Manokwari
Tinggi
-Teluk Bintuni
-Biak -Selayar
-Lombok Tengah -Raja Ampat -Puncak Jaya -Barru
-Jayapura -Sorong
Rendah -Takalar
-Bima - Sorong Selatan -Lombok Barat - Jaya Wijaya -Belu - Timor Tengah Selatan
Rendah
Tinggi
Indikator Sosio-kesehatan
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
15
Laporan Perbandingan
DAN
KERANGKA
Jumlah Sampel Rumah Tangga 120 80 65 45 55 35 400 Murid SD 30 22 30 22 30 22 156 Guru SD 6 6 6 6 6 6 36 156 108 101 73 91 63 592 Total
Narmada (050) Gerung Donggo (080) Lambitu Serbalu Sandubaya Total Sampel di NTB
Suranadi (010)# Tempos Bumi Pajo (012)# Teta Jempong Baru# Babakan
Mataram (71)
75 45 30 30 50 30 260
30 22 30 22 30 22 156
6 6 6 6 6 6 36
111 73 66 58 86 58 452
Kupang (71)
Alak (010)
Selayar (01)
Bontomatene (050) Bontoharu (040) GalesongSelatan(050) MangaraBombang(010) Tallo Tamalate Total Sampel di Sulsel
Lalang Bata (004)# Putabangun (008) BontoMaranu(002)# Lakatong (008) Pannampu# Balang Baru
45 35 75 45 120 80 400
30 22 30 22 30 22 156
6 6 6 6 6 6 36
Takalar (05)
Makassar (71)
Buru (04)
Waipotih/Skilale (029)#* Waeperang (023)* Rumberu/Kawatu (018)#* Unitetu (019) Waihaong (012)# Lateri (013)
35 25 35 25 55 35 210
30 22 30 22 30 22 156
6 6 6 6 6 6 36
71 53 71 53 91 63 402
Maluku (81)
Ambon (71)
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
16
Laporan Perbandingan Jumlah Sampel RT 25 15 30 20 35 25 150 Jumlah Sampel Murid 30 22 30 22 30 22 156 Jumlah Sampel Guru 6 6 6 6 6 6 36
Propinsi
Kabupaten/kota
Kecamatan
Desa Hatib/Sawoy (004)#* Yakonde (003) Waroi (001)# Maryendy (006) Hamadi (004)# Hedam
Total
61 43 66 48 71 53 342
Yendidori (070) Samofa (060) Jayapura Selatan (030) Heram Total Sampel di Papua
Klamono (200)
Klamono# Malawele
25 15 30 20 90
30 22 30 22 104
6 6 6 6 24
61 43 66 48 218
1,510
884
204
2,598
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
17
Laporan Perbandingan
I. DAERAH PEDESAAN
Table 1.1: Comparison Table for Respondent Profile
West Nusa Tenggara (NTB) Program M, Primary School, 5 30s, M, Primary School, 4 Control 40s, M, Primary School, 5 (< 5 years, years) Economic (occupation, income) status weekly Farmer, (Rp. 50,000 150,000) Farmer, (Rp. 50,000 150,000) Farmer, poor (Rp < 50,000) 5-15 years, > 15 East Nusa Tenggara (NTT) Program 50s, F Control , 50s, F, Primary School, 5 (< 5 years, years) Farmer, poor (Rp. 50,000150,000) 5-15 years, > 15 Primary School, 5 (< 5 years, 5-15 years, > 15 years) Farmer, poor (Rp < 50,000) South Sulawesi (Sulsel) Program 40s, F, Primary School, 4 (5-15 years, > 15 years) Farmer, poor (Rp. 50,000150,000) Control 40s, F, Primary School, 5 (< 5 years, years) Farmer, 50,000) very 5-15 years, > 15 Program 30s, F Maluku Control , 40s, M, Primary School, 5 (< 5 years, 5-15 years, > 15 years) Farmer, poor (Rp. 150,000< 250,000) Farmer ; < Rp 150,000 Farmer ; Rp. 150,000 < Farner, < Rp. 50,000 Farner, < Rp. 50,000 West Papua (Papua Barat) Program Primary School, 5 (w/ child < 5) Control M, no school, 5 (w/ child < 5) F, Primary School, 6 (w/ child < 5) Program 30s, Papua Control F, 50s, Junior High School, 6 (w/ child < 5)
Respondent profile Social status (sex, age, education, avg # family member)
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
18
Laporan Perbandingan
Table 1.2: Comparison Table for Water Source and Its Use
Water Source & Its Use (wet v. dry) Main water source - Drinking & Cooking (note: no diff = wet & dry no change) Protected Well, No diff Protected Well, No diff Unprotected Well, Protected water spring, Unprotected water spring No diff - Washing, bathing and defecating (note: no diff = wet & dry no change) Protected Well, No diff Protected Well, No diff Unprotected Well, Protected water spring, River No diff Unprotected Well, Protected water spring, Unprotected water spring No diff Protected well, Unprotected Well, Protected water spring No diff Protected well, Piped water (PDAM), Water pump No diff Protected well, Water pump, Piped water (PDAM) No diff Wet: Unprotected water spring, rain Dry: Unprotected well, Protected and unprotected water spring Good Good Good Good Good Good Unprotected Well, river No diff Wet: Protected well Dry: River Wet: water Rain Protected well, Piped water(PDAM), Water pump No diff Protected well, Water pump, Piped water (PDAM) No diff Protected well, Protected and unprotected water spring No diff Protected and unprotected well, river No diff Wet: Protected well Dry: River Wet: water Rain Wet: Rain, unprotected well Dry: Unprotected water spring Wet: Rain Dry: Unprotected water spring Wet: Rain, pond/lake Dry: Tank water, pond/lake West Nusa Tenggara (NTB) Program Control East Nusa Tenggara (NTT) Program Control South Sulawesi (Sulsel) Program Control Program Maluku Control West Papua (Papua Barat) Program Control Program Papua Control
Water Quality (by physical observation) Good COT* Main drinking water treatment Access to water for drinking (wet v. dry) - Distance (weighted avg ) Wet: 72 m Dry: 117 m Wet: 120 m Dry: 123 m Wet: 355m, Dry: 372m, Wet: 217m, Dry: 230m, Wet: 283m, Dry: 404m, Wet: 99m Dry: 103m, Wet:479m, Dry: 565m, Wet: 187m, Dry: 176m, Wet: 179 m Dry: 490 m Wet: 686 m Dry: 750 m Wet: 82.2 m Dry: 895.8 m Wet: 62.1 m Dry:1283.3 m Drink fresh Drink fresh Boil Boil Boil Boil Boil Boil Boil Boil Boil, Filtered Boil Good Good Good Good Good
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
19
Laporan Perbandingan
East Nusa Tenggara (NTT) Program Wet: 29 min, Dry:31 min Wet: Rp 6167 Dry: Rp 7833 Control Wet: 20 min, Dry: 21 min Wet: Rp 5543 Dry: Rp 5471 South Sulawesi (Sulsel) Program Wet: 9 min, Dry:14 min Wet: Rp 3625 Dry: Rp 5459 Control Wet: 5 min, Dry: 5 min Wet: Rp 4300 Dry: Rp 4300 Program Wet: 26 min, Dry:28 min Wet: Rp 2500 Dry: Rp 2500 Maluku Control Wet: 15 min, Dry: 15 min, Wet: Rp 4022 Dry: Rp 4022 West Papua (Papua Barat) Program Wet: 11 min Dry: 30 min Wet: Rp 2500 Dry: Rp 2500 Control Wet: 40 min Dry: 40 min n.a. Program Wet: 6.4 min Dry: 36.5 min Wet:Rp 4300 Dry: Rp19800 Papua Control Wet: 6.5 min Dry: 50.3 min Wet: Rp 4200 Dry:Rp 22200
Water Source & Its Use (wet v. dry) - Time (weighted avg) - Weekly Cost (weighted avg) Access to water for washing, bathing and defecating (wet v. dry) - Distance ( weighted avg) - Time (weighted avg) - Weekly Cost (weighted avg) Average water consumption - Drinking (liter/family/day) (weighted avg) - Washing, Bath & Defecating (liter/family/day) (weighted avg)
West Nusa Tenggara (NTB) Program Wet: 5.4 Dry: 6.7 Wet:Rp 2500 Dry: Rp 2500 Control Wet: 6.3 Dry: 6.5 Wet:Rp 3310 Dry: Rp 3014
Wet:109 m Dry:221 m
Wet:147 m Dry:150 m
Wet: 224 m Dry: 239 m Wet: 20 min Dry: 22 min Wet: Rp5,254 Dry: Rp6,174
Wet: 114 m Dry: 224 m Wet: 6 min Dry:12 min Wet: Rp4,107 Dry: Rp5,500
Wet: 57 m Dry: 57 m Wet: 3 min Dry: 3 min Wet: Rp6,667 Dry: Rp6,500
Wet: 469 m Dry: 557 m Wet: 24 min Dry:27 min Wet: Rp2,679 Dry: Rp2,679
Wet: 151 m Dry: 151 m Wet: 12 min Dry: 13 min Wet: Rp3,370 Dry: Rp4,405
Wet: 67 m Dry: 830.5 m Wet: 8.5 min Dry: 34.6 min Wet: Rp 4500 Dry:Rp 15600
Wet: 56.1 m Dry: 1139.4 m Wet: 6 min Dry: 48 min Wet: Rp 5400 Dry:Rp27400
Wet:17.6 liter Dry:17 liter Wet: 171 liter Dry: 165 liter
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
20
Laporan Perbandingan
Domestic Hygiene Food hygiene Washing fruit & veggies (% of Yes) Washing (% of Yes) utensils
71 48 80.5
70 23 66
93 72 78
100 75 90
34 67.3 50.9
5 83.3 24.3
93.3 98.3 90
97.1 100 80
Covered food serve (% of Yes) Personal Hygiene Hand washing with water and soap Critical situations (%) (always answer only) - Before eating - Before preparing food - Before feeding baby - After defecating - After touching animal
75
69
79
87
84.2
87.5
91.4
98.0
92.7
70.3
91.7
77.1
91 55 36 87 46
92 48 26 95 30
74 26 20 78 14
84 47 33 86 37
24 9 5 46 20
27 9 16 58 15
91.7 90 84.2 80 65
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
21
Laporan Perbandingan
Sanitation
Own private latrine (%) Having latrine w/ septic 97 tank (%) Defecating Practices (wet v dry) no diff = wet & dry no change) Cleaning defecate Places to babys feces after dispose
Latrine with septic tank, No diff Water only Yards, no diff Mother, Once a week
Non-watered Latrine w/ latrine, Latrin septic tank, w/ septic tank river, No diff No diff water Waste bin, yard, and any place Mother, Seldom water Latrine with septic tank, river, and beach Mother, Everyday
& Father & Father Mother Mother Once a week Once a week
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
22
Laporan Perbandingan
Eating food
Hot
Drinking unboiled water, not washing hand before eating, consuming polluted water source by feces/stool
Food had been polluted by feces, drinking unboiled water and water drinking had been polluted
Drinking unboiled water, contaminated food and drink, not washing hand before eating, consuming polluted water source by feces/stool
Drinking unboiled water, contaminated food and drink, not washing hand before eating, consuming polluted water source by feces/stool Avoid dirty food & drink, washing uncooked food with clean water, washing hand with soap before eating None None
Un-boiled water
Un-boiled water
Un-boiled water
Un-boiled water
Knowledge prevention
on
Boil the water before drinking, washing hand with soap before eating
Avoid dirty food & drink, Boil the wate Avoid dirty foodBoil the water washing before drinking uncooked & drinks, Boi before drinking, washing han food with the water avoid dirty food with soap clean water, before drinking & drinks washing hand before eating with soap before eating 7 18 6 18 2 6 2 5
Boil the water before drinking, Avoid dirty food & drink
Avoid dirty Boiling wate food & drink, before drinking boil the water
10 (child 5 15) 3
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
23
Laporan Perbandingan East Nusa Tenggara (NTT) Program Control South Sulawesi (Sulsel) Program Control Program Maluku Control West Papua (Papua Barat) Program Control Program >15 <5 Papua Control
< 24 hour
Self medicate
Self medicate
Take to public health center and taking water with sugar and salt Take to public health center
Take to public health center and taking traditional medicine Take to public health center
Take to public health center and taking water with sugar and salt Take to public health center
Take to public health center and taking traditional medicine Take to public health center
Take to public health center and taking traditional medicine Take to public health center
Use water
dirty
Infrequent bath
Use dirty water, Use dirty water, Use dirty water, Use dirty water, Use dirty water, Use dirty water, Infrequent bath I Infrequent bath Infrequent bath Infrequent bath Infrequent bath Infrequent bath Use water, Take a bath with soap, stop using dirty water, not bathing washing and defecating in river Rash Stop using dirty water, take a bath with soap, Change cloths everyday Rash & blotch
dirty
Use water,
dirty
Use water
dirty
Use water
dirty
Knowledge prevention
on
Blotch
Blotch
Rash
Rash
Rash
58
48
60
57
40
18
33
22
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
24
Laporan Perbandingan East Nusa Tenggara (NTT) Program Control South Sulawesi (Sulsel) Program Control Program Maluku Control West Papua (Papua Barat) Program Control Program Papua Control
Self medicate wSelf medicate w Take to public generic drugs generic drugs health center Take to public health center Take to public health center Take to public health center
- > 3 days
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
25
Laporan Perbandingan
Respondent profile
status weekly
Not poor
work,
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
26
Laporan Perbandingan
Table 2.2: Comparison Table for Water Source and Its Use
West Nusa Tenggara (NTB) Program Control East Nusa Tenggara (NTT) Program Control South Sulawesi (Sulsel) Program Control Program Maluku Control Program Papua Control
Water Source & Its Use (wet v. dry) Main water source - Drinking & Cooking (note: no diff = wet & dry no change) - Washing, bathing and defecating (note: no diff = wet & dry no change) Water Quality (by observation) COT* Main drinking water treatment Access to water for drinking (wet v. dry) - Distance (weighted avg ) physica
&
Wet: Piped water & unprotected well Dry: Well and spring water
Wet: Piped water & unprotected spring water Dry: Piped water & spring water
Good
Good
Good
Good
Good
Good
Good
Good
Good
Good
Boil
Boil
Filter
Boil
Boil
Boil
Boil
Boil
Boil
Boil
- Time
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
27
Laporan Perbandingan West Nusa Tenggara (NTB) Program Control East Nusa Tenggara (NTT) Program Control South Sulawesi (Sulsel) Program Control Program Maluku Control Program Papua Control
Water Source & Its Use (wet v. dry) (weighted avg) - Weekly Cost (weighted avg) Access to water for washing, bathing and defecating (wet v. dry) - Distance ( weighted avg) - Time (weighted avg) - Weekly Cost (weighted avg)
Wet:Rp11408 Dry:Rp11639
Wet:Rp18203 Dry:Rp22656
Wet:82 m Dry:82 m
Wet:50 Dry:50 m
Wet: 357m, Dry: 285m Wet: 19 min, Dry: 19 min Wet:Rp28,929 Dry:Rp31,250
Wet: 60m, Dry: 67m Wet: 3 min, Dry:3 min Wet:Rp13,063 Dry:Rp13,458
Wet: 50m, Dry: 50m Wet: 3 min, Dry: 3 min Wet: Rp8,355 Dry: Rp8,355
Wet: 50m, Dry: 50m Wet: 5 min, Dry:5 min Wet:Rp10,368 Dry:Rp12,721
Wet: 265m, Dry: 265m Wet: 11 min, Dry: 11 min Wet:Rp18,276 Dry:Rp23,448
Wet: 76.7 m Dry: 65.4 m Wet: 8.3 min Dry: 8.7 min Wet: Rp. 23,300 Dry: Rp.26,600
Wet: 50 m Dry: 86.4 m Wet: 5.7 min Dry: 6.5 min Wet: Rp. 18,400 Dry: Rp.30,500
Average water consumption Drinking (liter/family/day) (weighted avg) Wet:14.3 liter Dry:15.2 liter Wet:15.7 liter Dry:15.7 liter Wet:26.7 liter Dry:27.2 liter Wet:20.3 liter Dry:20.8 liter Wet:20.2 liter Dry:20.3 liter Wet:19.4 liter Dry:19.4 liter Wet:14.4 liter Dry:15 liter Wet:19 liter Dry:19 liter Wet:19.8 liter Dry:16.6 liter Wet 18.8 liter Dry 17 liter
- Washing, Bath & Defecating Wet:63.4 liter (liter/family/day) Dry:65.7 liter (weighted avg)
Note: COT: Colorless, Odorless, Tasteless
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
28
Laporan Perbandingan
Covered food serve (% of Yes) Personal Hygiene Hand washing with water and soap Critical situations (%) (always answer only) - Before eating - Before preparing food - Before feeding baby - After defecating - After touching animal
91
27
67
90
98
100
98.2
100.0
90
100
59 53 37 65 50
44 6 19 52 6
60 59 38 93 57
82 52 42 82 22
100 65 53 100 18
88 75 75 88 82.6
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
29
Laporan Perbandingan
Own private latrine (%) Having latrine w/ septic 95 tank (%) Defecating Practices (wet v dry) no diff = wet & dry no change) Cleaning defecate Places to babys feces after dispose
Latrine w/ septic tank, no diff Water only Latrine w/ septic tank, no diff Mother, Once a week
Open Burnt
pit,
Liquid waste
septic tank
river
Open land
Open land
Beach river
and
Beach river
and
River, sea
Septic river
tank,
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
30
Laporan Perbandingan
Papua Control
Diarrhea Buying food at dirty place, Drinking unboiled water and contaminated water Avoid dirty food & drink, Washing uncooked food w/ clean water, stop buying food & drink at dirty place 1 9 Buying food at dirty place, Drinking unboiled water, not washing hand before eating Boil the water before drinking, Avoid dirty food and drink, washing uncooked food with clean water 0 6 Drinking unboiled water, eating contaminated foods Drinking contaminated water, drinking unboiled water, buy foods at dirty places
Knowledge prevention
on
Avoid dirty food & drink, Boil the water before drinking
Reported cases last 24 hours Reported cases last 2 weeks Disease management < 24 hour
1 4
0 0
1 7
0 1
8 16
4 10
10 2
3 6
Take to public
Take to public
Taking
Taking water
Taking water
Taking water
Taking water
Taking water
Take to public
Take to public
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
31
Laporan Perbandingan
West Nusa Tenggara (NTB) Program health center Control health center
East Nusa Tenggara (NTT) Program traditional and generic medicine Control with sugar and salt, taking generic medicine
South Sulawesi (Sulsel) Program with sugar and salt, go to public health center Control with sugar and salt, taking traditional medicine Program
Maluku Control with sugar and salt, taking generic medicine Giving water with sugar and salt and go to Public health center Program
health center
> 24 hour
Skin disease Knowledge on causes of skin disease Using water dirty Infrequent bath Use dirty water Use dirty water Use dirty water Use dirty water Use dirty water Use dirty water infrequent bath infrequent bath infrequent bath infrequent bath infrequent bath infrequent bath Stop using dirty water and take a bath with soap Rash 26 Stop using dirty water, take a bath with soap, Change clothes daily Rash 1 Use water dirty Use dirty water, polluted water Take a bath with soap, stop using polluted water
Knowledge prevention
on
Types of dominant skin disease Reported cases last 1 month Disease management
Blotch 5
blotch 3
Rash 29
Rash 5
Rash 28
Rash 9
Rash 6
Rash 19 Adult
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
32
Laporan Perbandingan
West Nusa Tenggara (NTB) Program Self medicate w/ generic drugs Take to public health center Control
East Nusa Tenggara (NTT) Program Taking traditional medicine Take to public health center Control Taking generic medicine Take to public health center
South Sulawesi (Sulsel) Program Control Taking generic medicine Take to public health center Program
Maluku Control Taking generic medicine and take to public health center Take to public health center Program
Papua Control
- < 3 days
Taking generic medicine and take to public health center Take to public health center
- > 3 days
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
33
Laporan Perbandingan
III. SEKOLAH
Table 3.1: Comparison Table for School Respondent Profile
West Nusa Tenggara (NTB) Program Control M, M=F, Bachelor Bachelor F, F, 16 33 6, Public, none 18 35 1.8 1.2 6, Public, 2 schools 15 31 0.7 1.1 East Nusa Tenggara (NTT) Program Control M, diploma F, 39 5 (4 public, 1 private) 1 school 19.2 33.4 0.7 1.0 M, diploma M=F, 70 6 public, none 14.5 29.1 0.6 1.1 South Sulawesi (Sulsel) Program Control F, diploma F, 6.7 6 public, 1 school 18.6 41 0.6 1.0 F, diploma M=F, 21.2 6 public, 4 schools 16.2 30.3 0.7 1.1 Maluku Program F, diploma M, 9 4 (3 public, 1 private) 1 schools 6.8 25.7 0.6 1.2 Control M=F, diploma F, 8 5 (3 public, 2 private) None 12.4 35.0 0.4 1.2 West Papua (Papua Barat) Program Control M=F, M, Diploma Diploma F, F 1.8 11.5 4, public, none 18 32 1.2 0.85 5, public, none 12 20 1.0 0.61 Papua Program M, diploma F, 33,7 6, (2 public, 4 private) none 18 21 1 1.1 Control F, diploma M=F, 40 5 (2 public 4 private) none 20 29 0.3 1
Respondent profile Teachers (sex M/F, education) Students (sex M/F, % active in UKS) School (number, status, WES intervention) Education ratios student teacher ratio student class ratio male female teacher ratio male female student ratio WES facilities (school number) water point canteen hand washing facility latrine garbage disposal facility
5 1 4 6 5
6 4 5 6 6
4 1 5 5 2
4 1 5 6 5
4 1 4 5 6
6 2 6 6 6
1 1 3 3 3
4 0 5 4 3
2 0 2 3 3
2 1 1 3 3
3 2 3 6 5
2 3 2 4 4
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
34
Laporan Perbandingan
Water Source
Piped water
Good
Good
Bad
Bad
Good
Good
Good
Good
Water none
gallon,
Water none
gallon,
Water gallon, Water jug & none gallon, boil & none
when empty
when empty
when empty
1.1 liter
1.3 liter
0.7 liter
0.7 liter
1.4 liter
1.3 liter
1.42 liter
1.20 liter
2.84 liter
1.57 liter
0.8 liter
0.5 liter
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
35
Laporan Perbandingan
Domestic Hygiene Food hygiene Water available canteen (%) (by observation) Covered food serve (%) (by observation) Personal Hygiene Main type of hand washing facility Water and soap for hand washing available (%) Hand washing with (%) - by student Critical situation wash hand (%) (always answer only) - Before eating - After playing - Before feeding baby - After defecating - After touching animal to at
100
27.3
100
83.3
100
83
44
72.7
100
100
100
100
100
100
67
89
Tap water
Tap water
Big bowl
Big bowl
Water tap
Water tap
Bucket water 18
of
Bucket water 0
of
Bucket water 11
of
of
100 63 32 100 57
100 80 35 100 56
92 67 62 88 89
97 62 47 88 65
100 71 27 98 46
100 89 21 97 70
99 60 43 99 67
100 88 82 100 92
100 56 31 100 61
98 65 29 100 65
97 81 80 99 81
100 85 80 98 83
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
36
Laporan Perbandingan
Sanitation Average of functioning latrine Separated b/w teacher - student (# school) Separated b/w male female (# school) Alternate place for defecate (wet v dry) (note: no diff = wet & dry no change) Who, freq to clean the school latrine
River & forest River & forest, River & forest, N.A no diff no diff no diff Teacher or Janitor, Once a month School employee & Student, twice a week School employee & Student, twice a week Janitor & Student, once a week & irregularly
N. A.
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
37
Laporan Perbandingan
Table 3.6: Comparison Table for Diarrhea and Skin Disease at Schools
West Nusa Tenggara (NTB) Program Control East Nusa Tenggara (NTT) Program Control South Sulawesi (Sulsel) Program Control Program Maluku Control West Papua (Papua Barat) Program Control Program Papua Control
Diarrhea & Skin Disease Diarrhea Reported case Cases in last 24 hours - (%) reported by teacher Cases in last 2 weeks - (%) reported by student Knowledge on disease transmission teacher Knowledge on causes student
18 9
7 12
0 15
7 13
42.9 17
0 27
6 11
2 9
18.2
7.4
18 27
7 29
Eating food
dirty
Eating food
Eating dirty food, Drink untreated Eating dirty food dirty Drink untreated Drink untreated Drink untreatedDirty hand water, Eat dirty water water water food
dirty
Eating food
dirty Drink untreated Drink untreated water, Dirty hand water, Dirty hand unboiled
buying food & drinks at dirty place Stop buying food & drinks at dirty place
No hand buying food & Drink unboiled Drink unboiled Drink unboiled Drink unboiled Drink unboiled washing before drinks at dirty water water water water water eating place Hand Boil the wate Boil the wate Boil the wate Boil the wate washing with before drinking before drinking before drinking before drinking soap before eating
Hand Boil the wate Boil the wate washing with before drinking before drinking soap before eating
Boil the wate Boil the wate Boil the wate before drinking before drinking before drinking
Types of skin disease Reported case in last month (%) Knowledge on Disease
Rash 35 infrequent
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
38
Laporan Perbandingan East Nusa Tenggara (NTT) Program water Control water & infrequent bath dirty Using water dirty South Sulawesi (Sulsel) Program water Control water & infrequent bath dirty Using water dirty Program bath Maluku Control water & infrequent bath dirty Using water dirty West Papua (Papua Barat) Program water Control water Program water Papua Control water
Infrequent bath
Using water
dirty
Using water
Using water
Using water
Using water
dirty
Using water
dirty
Using water
dirty
Using water
dirty
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
39
Laporan Perbandingan
Integrate into Integrate into subject (sport & subject (sport & health), health), Volunteer day Volunteer day, Hygiene Hygiene inspection inspection 50 36
Integrate into Integrate into subject (sport & subject (sport & health), health), Hygiene inspection Hygiene inspection
School initiative to promote WES to community (%) Teachers participation in any workshops on WASH in the last 6 months (%)
59
22
50
36
61
41
35
21
28
17
50
11
61
25
44
Survey Dasar KAP Mengenai Sanitasi Lingkungan, Kebersihan dan Keamanan Air Bersih di Indonesia Bagian Timur
40