Anda di halaman 1dari 3

FISIOLOGI HATI

Fungsi Hati Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, berat rata-rata sekitar 1.500 gr atau 2% berat badan orang dewasa normal. Hari merupakan organ lunak yang lentur dan tercetak oleh struktur sekitarnya. Hati juga merupakan organ parenkim yang paling besar, hati menduduki urutan pertama dalam hal jumlah, kerumitan, dan ragam fungsi. Hati sangat penting dalam mempertahankan hidup dan berperan dalam hampir setiap fungsi metabolik tubuh, dan terutama bertanggung jawab atas lebih dari 500 aktivitas berbeda. Untunglah hati memiliki kapasitas cadangan yang basar, dan hanya membutuhkan 10-20% jaringan yang berfungsi untuk tetap bertahan1. Fungsi utama hati adalah membentuk dan mengekresi empedu, saluran empedu mengangkut empedu sedangkan kandung empedu menyimpan dam mengeluarkan empedu kedalam usus halus sesuai kebutuhan. Hati menyekresi sekitar 500 hingga 1000 ml empedu kuning setiap hari. Unsur utama empedu adalah air (97%), elektrolit, garam empedu, fosfolipid (terutama lestin), kolestrol, garam anorganik dan pigmen empedu (terutama bilirubin terkonjugasi). Garam empedu penting untuk penceranaan dan absorbs lemak dalam usus halus. Setelah diolah oleh bakteri dalam usus halus, sebagian besar garam empedu akan direabsorbsi di ileum, mengalami resirkulasi ke hati, serta kembali dikonjugasi dan disekresi. Bilirubin (pigmen empedu) adalah hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis tidak penting, namun merupakan petunjuk adanya penyakit hati dan saluran empedu yang penting karena bilirubin cenderung mewarnai jaringan dan cairan yang kontak dengannya1.

Hati berperan penting dalam memetabolisme tiga makronutrien yang dihantarkan oleh vena porta pasca absorbs di usus. Bahan makanan tersebut adalah karbohidrat, protein dan lemak. Hasil metabolisme monosakarida dari usus halus diubah menjadi glikogen dan disimpan di hati (glikogenesis). Dari glikogen ini disuplai glukosa secara konstan ke darah (glikogenolisis) untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sebagian glukosa di metabolisme dalam jaringan untuk menghasilkan tenaga dan sisanya di ubah menjadi glikogen (yang disimpan didalam otot) atau lemak (yang disimpan dalam jaringan subkutan). Fungsi hati dalam memetabolisme protein adalah menghasilkan protein plasma berupa albumin (yang diperlukan untuk

mempertahankan tekanan osmotik koloid), protrombim, fibrinogen dan faktor bekuan lainya. Fungsi hati dalam memetabolisma lemak adalah menghasilkan lipoprotein, kolestrol, fosfolipid dan asam asetoasetat2.

1. Price SA, Wilson LM, 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC Jakarta, Hal; 472-476 2. Amirudin R, 2006. Fisiologi dan Biokimia Hati. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI Jakarta. Hal; 415-419

Anda mungkin juga menyukai