Spread Spectrum6
Spread Spectrum6
Last week
Penggunaan Kasami Kasami Small dan Large Varian kode lebih banyak dari Gold Korelasi Mirip dengan Gold
Kode PN
Telah dibahas kode2 PN antara lain M code, Gold Code serta Kasami code. Masih banyak lagi kode2 PN yg ditemukan utk aplikasi yang berbeda-beda. Berikut akan dibahas sekilas JPL dan Barker code.
JPL
Contoh
Stage 1, m=2 adalah SSGR[2,1] inisialisasi 10 Stage 2, n=3 adalah SSGR[3,1] inisalisasi 100
Hasil
Otokorelasi JPL
Property JPL
Mempunyai panjang kode yang cukup panjang sehingga cocok untuk unambiguous ranging untuk long ranges. Cukup dibangkitkan dengan jumlah register yang sedikit. Sinkronisasi di penerima dilakukan secara terpisah, sehingga waktu untuk sinkronisasi dapat dikurangi. JPL diaplikasikan di sistem komunikasi satelit.
Barker code
Barker code awalnya dimanfaatkan pada sistem radar Pada komunikasi digital, kode Barker digunakan untuk sinkronisasi frame. Kode Barker menggunakan panjang yang pendek dan sudah ditentukan. Korelasinya cukup unik, yaitu selain nilai korelasi penuh nilainya bermain di sidelobe 0 dan -1.
Barker code
Kode Orthogonal
Orthogonalitas menyatakan bahwa jika dua sinyal saling orthogonal (tegak lurus) maka penjumlahan energinya adalah nol (korelasi silang). Jika kita menjumlahkan energi bit dari dua kode PN yg berbeda, maka akan hasilnya tidak sama dengan nol. Ini berarti bahwa interferensi masih dapat terjadi. Inilah yang menyebabkan utk transmisi multiuser (seperti CDMA) masih dibutuhkan kode tambahan yg dinamakan kode orthogonal.
Indrabayu Spread Spectrum
Kode Orthogonal
Kode orthogonal sendiri berupa pseudo random, dengan korelasi silang antara kode-kodenya mendekati nol. Tetapi otokorelasi kode orthogonal lebih buruk dari kode PN biasa. Kode orthogonal hanya cocok untuk sistem komunikasi yang sinkron antara pengirim dan penerima Contoh penggunaannya pada forward link pada sistem IS-95, di mana base station mengirim sinyal pilot untuk membantu penerima mensinkronisasi.
Indrabayu Spread Spectrum
Kode Orthogonal
Walsh Hadarmard Kode poliphase (Orthogonal variable spreading factor) OVSF Code Orthogonal Gold Codes Orthogonal Cyclic Shift M-Sequences Multi-rate orthogonal Gold code dll
HN
H N / 2 H N / 2
HN /2 HN/2
Dengan orthogonalitas pada kode HadamardWalsh efek dari multi carrier interference dapat diatasi. Tetapi tetap saja kode ini mempunyai beberapa kekurangan:
Kode ini tidak memiliki otokorelasi maksimum (puncak) yang sempit dan tidak tunggal, sehingga sinkronisasi pada kode penerima menjadi sulit. Penyebarannya bukan pada seluruh bandwidth, tetapi energinya tersebar pada komponen frekuensi diskrit (berbeda dengan PN code-continue).
Walaupun korelasi silang penuh (keseluruhan) antara 2 kode adalah nol, tetapi itu tidak terjadi jika yang terkorelasi hanya sebagian, sehingga fungsi ortogonalitas sama saja tidak ada. Orthogonalitas juga dipengaruhi sifat dari kanal, dalam hal ini multipath. Dalam praktisnya, digunakan equalisasi untuk medapatkan sinyal aslinya
Indrabayu Spread Spectrum
Korelasi Hadamard
Transmisi Hadamard
Mis: H4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Diperoleh kode WH
1 1 1 -1 1 -1 1 -1 -1 -1 -1 1
Indrabayu Spread Spectrum
Transmisi HW
Transmisi HW
P2[1 0 1] ; kode W2 = 1 -1 1 -1 P2(t) = 1 -1 P2(t) = 1 1 1 1 -1 -1 -1 -1 W2(t) = 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 P2(t)W2(t) = 1-1 1 -1 -1 1 -1 1 P3[1 1 0] ; kode W3 = 1 1 -1 -1 P3(t) = 1 1 P3(t) =11 1 1 1 11 1 W3(t) = 1 1 -1 -1 1 1 -1 -1 P3(t)W3(t) = 1 1 -1 -1 1 1 -1 -1
Indrabayu Spread Spectrum
1 1 1 1 1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 -1 -1 -1 -1 1 1
Transmisi HW
P4[0 1 0] ; kode W4 = 1 -1 -1 1 P4(t) = -1 1 P4(t) = -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 W4(t) = 1 -1 -1 1 1 -1 -1 1 P4(t)W4(t) = -1 1 1 -1 1 -1 -1 1 Sinyal komposit C(t)
-1 -1 -1 -1 -1 1 -1 -1 1 -1 1 1 -1
-4
-2
Transmisi HW (despreading)
c (t ) w1 ( t ) c ( t ) w1 ( t ) 0 1 0 0 1 0
-4 Decision : M(t) = 1 jika c(t)w(t) 0 M(t) =-1 jika c(t)w(t) < 0 Maka hasil recovery di atas diperoleh M1(t) adalah -1 1 1 atau 0 1 1
Indrabayu Spread Spectrum
0 1 0
4 1 4
2 1 2
2 1 2
4
2 1 2
2 1 2
0 1 0
0 1 0
4
4 1 4
0 1 0
Transmisi HW