Anda di halaman 1dari 26

Spread Spectrum

Additional PN Code Dan Kode Orthogonal

Last week
Penggunaan Kasami Kasami Small dan Large Varian kode lebih banyak dari Gold Korelasi Mirip dengan Gold

Indrabayu Spread Spectrum

Kode PN
Telah dibahas kode2 PN antara lain M code, Gold Code serta Kasami code. Masih banyak lagi kode2 PN yg ditemukan utk aplikasi yang berbeda-beda. Berikut akan dibahas sekilas JPL dan Barker code.

Indrabayu Spread Spectrum

JPL (Jet Propulsion Lab)


JPL code terdiri dari dua atau lebih maximal linear sequence, yang dikontruksikan dengan penambahan modulo 2. Gambar pada slide berikut menunjukkan konfigurasi generator JPL code, yang memiliki 3 generator maximal length shift register, dengan jumlah tingkatan yang berbeda.

Indrabayu Spread Spectrum

JPL

Panjang JPL code adalah (2m-1)(2n-1)(2r-1) chips di mana m n r.


Indrabayu Spread Spectrum

Contoh

Digunakan dua stage


Stage 1, m=2 adalah SSGR[2,1] inisialisasi 10 Stage 2, n=3 adalah SSGR[3,1] inisalisasi 100

Indrabayu Spread Spectrum

Hasil

Indrabayu Spread Spectrum

Otokorelasi JPL

Indrabayu Spread Spectrum

Property JPL
Mempunyai panjang kode yang cukup panjang sehingga cocok untuk unambiguous ranging untuk long ranges. Cukup dibangkitkan dengan jumlah register yang sedikit. Sinkronisasi di penerima dilakukan secara terpisah, sehingga waktu untuk sinkronisasi dapat dikurangi. JPL diaplikasikan di sistem komunikasi satelit.

Indrabayu Spread Spectrum

Barker code
Barker code awalnya dimanfaatkan pada sistem radar Pada komunikasi digital, kode Barker digunakan untuk sinkronisasi frame. Kode Barker menggunakan panjang yang pendek dan sudah ditentukan. Korelasinya cukup unik, yaitu selain nilai korelasi penuh nilainya bermain di sidelobe 0 dan -1.

Indrabayu Spread Spectrum

Barker code

Indrabayu Spread Spectrum

Otokorelasi Barker Code

Indrabayu Spread Spectrum

Kode Orthogonal

Orthogonalitas menyatakan bahwa jika dua sinyal saling orthogonal (tegak lurus) maka penjumlahan energinya adalah nol (korelasi silang). Jika kita menjumlahkan energi bit dari dua kode PN yg berbeda, maka akan hasilnya tidak sama dengan nol. Ini berarti bahwa interferensi masih dapat terjadi. Inilah yang menyebabkan utk transmisi multiuser (seperti CDMA) masih dibutuhkan kode tambahan yg dinamakan kode orthogonal.
Indrabayu Spread Spectrum

Kode Orthogonal

Kode orthogonal sendiri berupa pseudo random, dengan korelasi silang antara kode-kodenya mendekati nol. Tetapi otokorelasi kode orthogonal lebih buruk dari kode PN biasa. Kode orthogonal hanya cocok untuk sistem komunikasi yang sinkron antara pengirim dan penerima Contoh penggunaannya pada forward link pada sistem IS-95, di mana base station mengirim sinyal pilot untuk membantu penerima mensinkronisasi.
Indrabayu Spread Spectrum

Kode Orthogonal

Contoh kode orthogonal:


Walsh Hadarmard Kode poliphase (Orthogonal variable spreading factor) OVSF Code Orthogonal Gold Codes Orthogonal Cyclic Shift M-Sequences Multi-rate orthogonal Gold code dll

Indrabayu Spread Spectrum

Kode Orthogonal (Walsh-Hadamard)


Pada kuliah ini hanya dibahas HadamardWalsh yg merupakan kode orthogonal paling populer. Suatu kode Walsh-Hadamard dibangkitkan dalam suatu kode set N = 2n dengan panjang N = 2n. dengan H0 = [1]

HN

H N / 2 H N / 2

HN /2 HN/2

Indrabayu Spread Spectrum

Kode Orthogonal (Walsh-Hadamard)

Baris atau kolom dari matrik HN merupakan kode Hadamard-walsh

Indrabayu Spread Spectrum

Kode Orthogonal (Walsh-Hadamard)

Dengan orthogonalitas pada kode HadamardWalsh efek dari multi carrier interference dapat diatasi. Tetapi tetap saja kode ini mempunyai beberapa kekurangan:

Kode ini tidak memiliki otokorelasi maksimum (puncak) yang sempit dan tidak tunggal, sehingga sinkronisasi pada kode penerima menjadi sulit. Penyebarannya bukan pada seluruh bandwidth, tetapi energinya tersebar pada komponen frekuensi diskrit (berbeda dengan PN code-continue).

Indrabayu Spread Spectrum

Kode Orthogonal (Walsh-Hadamard)

Walaupun korelasi silang penuh (keseluruhan) antara 2 kode adalah nol, tetapi itu tidak terjadi jika yang terkorelasi hanya sebagian, sehingga fungsi ortogonalitas sama saja tidak ada. Orthogonalitas juga dipengaruhi sifat dari kanal, dalam hal ini multipath. Dalam praktisnya, digunakan equalisasi untuk medapatkan sinyal aslinya
Indrabayu Spread Spectrum

Korelasi Hadamard

Indrabayu Spread Spectrum

Transmisi Hadamard

Mis: H4

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Diperoleh kode WH

W1=1 W2=1 W3=1 W4=1

1 1 1 -1 1 -1 1 -1 -1 -1 -1 1
Indrabayu Spread Spectrum

Transmisi HW

Sekarang dimisalkan terdapat 4 pelanggan yg akan mentransmisikan sinyal

P1[0 1 1] ; P2[1 0 1] ; P3[1 1 0]; P4[0 1 0]

P1(t) P1(t) W1(t)

= -1 1 =-1-1-1-1 1 1 1 1 =1111 1111 P1(t)W1(t) =-1-1-1-1 1 1 1 1


Indrabayu Spread Spectrum

1 1111 1111 1111

Transmisi HW
P2[1 0 1] ; kode W2 = 1 -1 1 -1 P2(t) = 1 -1 P2(t) = 1 1 1 1 -1 -1 -1 -1 W2(t) = 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 P2(t)W2(t) = 1-1 1 -1 -1 1 -1 1 P3[1 1 0] ; kode W3 = 1 1 -1 -1 P3(t) = 1 1 P3(t) =11 1 1 1 11 1 W3(t) = 1 1 -1 -1 1 1 -1 -1 P3(t)W3(t) = 1 1 -1 -1 1 1 -1 -1
Indrabayu Spread Spectrum

1 1 1 1 1 1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 -1 -1 -1 -1 1 1

Transmisi HW
P4[0 1 0] ; kode W4 = 1 -1 -1 1 P4(t) = -1 1 P4(t) = -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 W4(t) = 1 -1 -1 1 1 -1 -1 1 P4(t)W4(t) = -1 1 1 -1 1 -1 -1 1 Sinyal komposit C(t)

-1 -1 -1 -1 -1 1 -1 -1 1 -1 1 1 -1

C(t)=P1(t)W1(t) + P2(t)W2(t) + P3(t)W3(t) + P4(t)W4(t) C(t)= 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1


1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

-4

-2

Indrabayu Spread Spectrum

Transmisi HW (despreading)
c (t ) w1 ( t ) c ( t ) w1 ( t ) 0 1 0 0 1 0
-4 Decision : M(t) = 1 jika c(t)w(t) 0 M(t) =-1 jika c(t)w(t) < 0 Maka hasil recovery di atas diperoleh M1(t) adalah -1 1 1 atau 0 1 1
Indrabayu Spread Spectrum

0 1 0

4 1 4

2 1 2

2 1 2
4

2 1 2

2 1 2

0 1 0

0 1 0
4

4 1 4

0 1 0

Transmisi HW

Silahkan coba buat M2, M3 dan M4

Indrabayu Spread Spectrum

Anda mungkin juga menyukai