Pendahuluan
b. Tujuan
Pedoman penanganan bencana letusan G. Merapi pada saat tanggap darurat bencana yang cepat dan efektif serta sebagai dasar memobilisasi sumber daya para pemangku kepentingan (stake holder) yang mengambil peran dalam penyusunan kontijensi plan.
B. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk
Jumlah penduduk
Jumlah penduduk laki-laki
C. Keadaan Ekonomi
Kondisi perekonomian Kota
hal I. Bahaya
Variabel
Gempa
Longsor
Konflik
Frekwensi Intensitas
3 3
1 1
1 1
Dampak Keluasan
Durasi II. Kerentanan Fisik Sosial Ekonomi III. Manajemen Kebijakan Kesiapsiagaan PSM Total
4 4
2 3 3 3 3 3 1 32
5 4
4 5 5 5 3 3 1 41
3 3
4 1
3 1
1 3 3 3 3 3 26
3 1 1 1 1 1 16
1 3 1 2 2 1 18
2.1 Scenario
Kota Bukittinggi dikenal dengan KOTA TRIARGA, julukan ini Muncul karena kondisi geografis kota yang dikelilingi oleh 3 gunung yaitu Gunung Singgalang, Gunung Merapi dan Gunung Sago.Ketiga gunung ini berpotensi menimbulkan bencana terhadap wilayah di sekitarnya. Sampai saat ini Gunung Marapi masih terus mengeluarkan asap pada beberapa tahun
luka-luka sebanyak 2000 jiwa. Bagi korban yang selamat akan diungsikan ke posko Penanggulangan yang berada di Gulai
2.2 Sasaran
a. Penduduk
Dari hasil skenario diatas diperkirakan gambaran kondisi penduduk saat terjadi erupsi Gunung merapi terjadi
c. Ekonomi
Dari sektor ekonomi diperkirakan bencana erupsi Gunung Merapi yang terjadi selama 2 bulan akan mempunyai dampak berupa : Kerusakan Kegiatan Ekonomi Kelumpuhan
d. Pemerintahan
Dampak bencana yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap pemerintahan, terutama terganggunya fungsi administrasi karena sebagian besar aparat pemerintah menyelenggarakan tanggap darurat dan lokasi kantor untuk
pengungsian.
e. Lingkungan Dampak bencana juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap lingkungan berupa Hutan, kebun, peternakan dan Pertanian.
2.3 Tujuan
Visi dan Misi Visi Kota Bukittinggi dalam penanggulangan bencana adalah:
masyarakat.
3. Titik berat kegiatan penanganan bencana banyak dilakukan pada fase pra bencana (pengurangan resiko bencana) 4. Memadukan mitigasi fisik dan mitigasi non fisik.
5. Memberikan perlindungan perhatian khususnya kelompok rentan, serta memenuhi kebutuhan dasar secara realistis. 6. Memberikan penyelamatan dan perlindungan kepada masyarakat sesuai skala prioritas tanpa diskriminasi 7. Memberdayakan segenap potensi yang ada dan menghindari terjadinya ego sektor 8. Melakukan kerjasama dengan berbagai elemen masyarakat
b. Strategi
1. Membentuk Posko Utama di Pakem sebagai fungsi manajemen dan koordinasi penanganan bencana. 2. Memenuhi pelayanan logistik dengan mendirikan posko posko, tenda pengungsian dilengkapi dapur umum
4. Kegiatan
Dinas P3BA, TNI, POLRI, tim Kesehatan Dinas P3BA, TNI, POLRI, tim Kesehatan
Pelaku
waktu
Dinas P3BA, Setiap hari TNI, POLRI, tim Kesehatan Dinas P3BA, Setiap hari TNI, POLRI, tim Kesehatan
Koordinasi kegiatan Dinas P3BA, Setiap hari sektoral TNI, POLRI, tim Kesehatan
2. Sektor Kesehatan
No Kegiatan Pelaku waktu
No Kegiatan 4
Pelaku
Unit Kerja
Tenaga Kesehatan
Medis
Perawat
Bidan
Farmasi
Gizi
Sanitasi
Kesmas
Jumlah
34
130
19
15
20
15
41
Dinas Kimpraswilhub
Dinas Kimpraswilhub
Saat bencana
2 3
No Kegiatan 4 Pemulihan fungsi saran dan prasarana umum Sarana prasarana area pengungsian Rehabilitas saran dan prasarana
Pelaku Dinas P3BA, Dinas Kimpraswilhub Dinas P3BA, Dinas Kimpraswilhub Dinas P3BA, Dinas Kimpraswilhub
waktu Saat terjadinya bencana Setelah adanya tanda-tanda bencana Pasca bencana
3. Sektor Logistik
No Kegiatan 1 2 3 Dapur umum Pelaku waktu Dinas Nakersos 120 hari (4bulan)
Menghimpun Dinas Nakersos 120 hari (4bulan) barang (mobilisasi) Menyetor jenis bantuan Distribusi bantuan Dinas Nakersos 120 hari (4bulan)
5. Evaluasi
Evaluasi rencana kontijensi dimaksudkan untuk melihat secara komprehensif dukungan sumber daya yang ada untuk