DRS. JOHANSYAH, MM
DASAR PENAGIHAN
Pasal 18 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 Dasar yang dipakai dalam melakukan penagihan pajak adalah Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pembetulan, Surat Ketetapan Keberatan, dan Putusan Banding, Pada dasarnya besarnya utang pajak dihitung sendiri oleh Wajib Pajak. Apabila terdapat kekeliruan atau kesalahan dalam penghitungan pajak terhutang tersebut, maka Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan . Dalam hal tagihan pajak tersebut tidak dibayar pada tanggal jatuh tempo, penagihannya dapat dilakukan dengan Surat Paksa.
-Bunga : Dihitung satu bulan = 1 x 2% x Rp 80.000 = Rp 1.600 Bunga tersebut ditagih dengan STP.-Atas jumlah pajak yang terlambat dibayar Dasarnya sama dengan contoh diatas ( a ) Dibayar penuh tapi terlambat , misalnya dibayar tanggal 20 November 1996 . Tanggal 24 November 1996 diterbitkan STP. Bunga terutang dalam Surat Tagihan Pajak dihitung satu bulan. = 1 x 2 % x 200.000 = 4.000
BUNGA PENAGIHAN ( Pasal 19 Undang-Undang Nomor 16 Tahundan terlambat dibayar 2000) -Atas jumlah pajak yang kurang
Dasarnya sama dengan contoh ( a ) Dibayar sejumlah 120.000 pada tanggal 20 November 1996 . tanggal 24 November 1996 diterbitkan STP. Bunga terhitung satu bulan = 1 x 2 % x 200.000 = 4.000-Dalam hal Wajib Pajak mengangsur jumlah pajaknya juga dikenakan bunga sebesar 2 % sebulan.-Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan menunda penyampaian SPT dan ternyata perhitungan sementara pajak yang terutang sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (5) kurang dari jumlah pajak sebenarnya terutang, maka atas kekurangan pembayaran pajak tersebut dikenakan bunga 2 % sebulan yang dihitung dari saat berakhirnya kewajiban menyampaikan SPT sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (3) huruf b sampai dengan hari dibayarnya kekurangan pembayaran tersebut.
Negara mempunyai hak mendahulu untuk tagihan pajak atas barang Wajib Pajak begitu pula atas barang-barang milik wakil yang menurut peraturan perpajakan bertanggung jawab secara pribadi dan / atau secara renteng. Ketentuan tentang hak mendahulu, meliputi pokok pajak, bunga, dan denda administrasi, kenaikan dan biaya penagihan.
Pengecualian
Hak mendahulu lebih kuat dari segala hak lainnya kecuali terhadap : Biaya perkara yang semata-mata disebabkan karena suatu penghukuman untuk melelang suatu barang bergerak maupun tidak bergerak. Biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan suatu barang Biaya perkara yang semata-mata disebabkan karena pelelangan dan penyelesaian suatu warisan, biaya ini didahulukan daripada gadai dan hipotek.
TATA CARA PENYITAAN PIUTANG PENANGGUNG PAJAK DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA
No. 85/KMK.03/2002
Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan kewajiban wajib pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Piutang adalah harta kekayaan penanggung pajak yang berada pada pihak lain yang dapat disita sebagai jaminan untuk melunasi utang pajak. Juru Sita Pajak adalah Pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, penyitaan dan penyanderaan. Pejabat menyampaikan surat peringatan kepada Penanggung Pajak bahwa piutangnya akan digunakan untuk melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak.
TATA CARA PENYITAAN PIUTANG PENANGGUNG PAJAK DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA
No. 85/KMK.03/2002 Setelah batas waktu 14 (empat belas hari) sejak tanggal surat peringatan, Penanggung Pajak tidak juga melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak, maka Jurusita akan melakukan penyitaan. Jurusita Pajak melakukan inventarisasi dan rincian tentang jenis dan jumlah Piutang yang disita dalam suatu lampiran Berita Acara Pelaksaan Sita. Jurusita Pajak membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita. Jurusita Pajak membuat Berita Acara Persetujuan Pengalihan Hak Menagih Piutang dari Penanggung Pajak kepada Pejabat berwenang, dan salinannya disampaikan kepada Penanggung Pajak dan Debitur.
Pelunasan utang pajak dan biaya penagihan pajak dilakukan dengan cara menjual Piutang Penanggung Pajak atau disetor langsung oleh debitur ke Kas Negara.