Anda di halaman 1dari 16

Aji Maulana Iqbal Ardhila Putri Vihandika Hendarma Saputra Wahid Rudianto

(1112701031) (1112700872) (1112700873) (1112701012)

Tahun 1963

Tahun 1971

Tahun 1974

Dirintis pertama kali di Mesir oleh Ahmad El Najjar, bank yg berbasis

profit sharing

Bank Komersial Syariah Pertama kali terdapat di Mesir

Islamic Development Bank terbentuk ats sponsor negara2 OKI

Bank Syari'ah berarti bank yang tata cara operasionalnya didasari dengan tatacara Islam yang mengacu kepada ketentuan alquran dan al hadist. Hal ini mengacu kepada UU no 10 tahun 1998 dan Al-Quran surat Al-Baqarah ayat

Beban biaya yang telah disepakati pada waktu akad perjanjian diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal yang besarnyan tidak kaku dan dapat ditawar dalam batas yang wajar
Penggunaan prosentasi dalam hal kewajiban untuk melakukan pembayaran selalu dihindarkan. Karena prosentase bersifat melekat pada sisa hutang meskipun utang bada batas waktu perjanjian telah berakhir. Bank Syari'ah menerapkan system berdasarkan atas modal untuk jenis kontark al mudharabah dan al musyarakah dengan system bagi hasil (Profit and losery) yang tergantung pada besarnya keuntungan. Sedangkan penetapan keuntungan dimuka ditetapkan pada kontrak jual beli melalui pembiayaan pemilkikan barang (al murabahah dan al baiu bithaman ajil, sewa guna usaha (al ijarah), serta kemungkinan rugi dari kontrak tersebut amat sedikit.

Pegarahan dana masyarakat dalam bentuk deposito atau tabungan oleh penyimpan dianggap sebagai titipan (alwadiah)
mata uang dalam memberikan pinjaman pada umumnya tidak dalam bentuk tunai melainkan dalam bentuk pembiayaan pengadaan barang selama pembiayaan, barang tersebut milik bank. Adanya dewan syari'ah yang bertugas mengawasi bank dari sudut syari'ah. Bank Syari'ah selalu menggunakan istilah-istilah dari bahasa arab dimana istilah tersebut tercantum dalam fiqih Islam.

Adanya produk khusus yaitu pembiayaan tanpa beban murni yang bersifat social, dimana nasabah tidak berkewajiban untuk mengembalikan pembiayaan (al-qordul hasal).
Fungsi lembaga bank juga mempunyai fungsi amanah yang artinya berkewajiban menjaga dan bertanggung jawab atas keamanan dana yang telah dititipkan dan siap sewaktu-waktu apabila dana ditarik kembali sesuai dengan perjanjian.

1. Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat, sehingga kian berkurang kesenjangan sosial ekonomi, melalui peningkatan kesempatan kerja.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan bidang ekonomi keuangan, yang selama ini diketahui masih cukup banyak masyarakat yang enggan berhubungan dengan bank karena masih menganggap bahwa bunga bank itu riba. 3. Mengembangkan lembaga bank dan sistem perbankan yang sehat berdasarkan prinsip efisiensi dan keadilan, mampu meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga menggalakkan usaha-usaha ekonomi rakyat, antara lain memperluas jaringan lembaga perbankan ke daerahdaerah terpencil.

a. Manajer Investasi Sebagai manajer investasi, bank syariah berperan dalam pengelolaan dana yang dihimpun dari nasabah. b. Investor Bank syariah yang berhasil menghimpun dana dalam bentuk wadiah yad dhamanah, mudharabah mutlaqah, atau dana lain (modal sendiri,dsb) kemudian dikumpulkan menjadi satu dalam bentuk pooling dana.

c. Jasa Keuangan Bank syariah juga bisa memberikan layanan transfer, RTGS (Real Time Gross Settlement), kliring, inkaso, payroll (pembayaran gaji), jasa pembayaran telpon, listrik, dan lain sebagainya, namun tetap harus memperhatikan prinsip-prinsip syariah dan tidak melanggar kaidah-kaidah syariah yang telah ditetapkan. d. Fungsi Sosial memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat, baik berupa penerimaan dana zakat, infak, dan sadaqah (ZIS) sekaligus penyaluran dana ZIS tersebut kepada pihak-pihak yang berhak untuk menerimanya dengan cara yang transparan dan bertanggungjawab.

Sistem Operasional bank Syariah terbagi atas 2 macam yaitu: Sistem Penghimpunan Dana : Modal, Titipan, Investasi Sistem Penyaluran Dana : Transaksi dengan Prinsip jual-beli, Transaksi dengan Prinsip Sewa, Transaksi dengan Prinsip Barang & Jasa

Perbedaan Akad & Legalitas


Struktur Organisasi & Pengawasan Prinsip Operasional

Bank Syariah Hukum Islam & Positif


BI, DPS, DSN Bagi hasil, Titipan, JualBeli, Sewa, Jaminan, Pembiayaan Kemitraan Dari yang Halal Profit & Falah Oriented

Bank Konvensional Hukum Positif


BI Bunga

Hubungan dengan Nasabah Sumber Investasi Tujuan

Debitur-Kreditur Bisa dari yang halal, syubhat dan haram Profit Oriented

Spekulasi mata uang asing


Lembaga Penyelesaian Sengketa Komoditi

Tidak Melakukan
Basyarnas Uang dan Barang

Melakukan
BANI Uang

Sumber daya Manusia yang masih terbatas Pemahaman masyarakat yang masih kurang Jaringan Kantor yang terbatas Belum ada standar aplikasi produk yang baku Belum adanya sinkronisasi kebijakan dengan instansi pemerintah terkait

Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM di industri perbankan syariah nasional, yang berarti peningkatan pada manajemen dan mutu pelayanan bank syariah Sosialisasi melalui edukasi publik/PKES Pengembangan instrumen dan produk yang lebih inovatif Pengembangan pasar sekunder, pasar uang syariah, pasar interbank dan linkage di industri keuangan syariah Implementasi dan pengembangan risk management, prudential regulations, good corporate governance, dan syariah compliance pada lembaga keuangan syariah, dan Mendorong terciptanya a uniform regulatory, standard akad, produk dan transaksi

Medio 1980-an

1991
1998 2007

Pembahasan Kajian Perbankan Syariah

Bank Syariah Pertama Di Indonesia, Bank Muamalat Indonesia

UU No.7 tahun 1992 digantu menjadi UU No.10 1998

Telah ada 3 Bank Syariah, 19 Unit Usaha Syariah, dan 104 BPRS

Kondisi sekarang telah terdapat


2008 2012

UU No.10 1998 di ganti menjadi UU No.21 tahun 2008

telah berkembang 11 bank umum syariah antara lain, 15 unit usaha syariah, dan 141 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

Anda mungkin juga menyukai