Anda di halaman 1dari 56

8.

Aggregation And Economic Welfare Analysis Of Market-Oriented Polices


(Richard E. Just)

I MADE BUDIASA 117040100111007

Disampaikan Oleh :

PENGAMPU MK. Prof. Ir. M. Iksan Samaoen, M.Sc., Ph.D

Dalam kasus praktis, suatu analisis kesejahteraan yang spesifik untuk setiap pengambil keputusan menjadi terlalu rumit dan sulit dimengerti dari sudut pandang pembuat kebijakan dalam rangka menyajikan informasi yang sederhana tetapi bermanfaat. Dengan demikian, untuk melakukan analisis kesejahteraan yang bermanfaat tentang berbagai alternatif kebijakan, biasanya diperlukan adanya agregasi.

8.1 Agregasi WTP: Kasus produsen


WTP : Merupakan pendekatan yang paling praktis dalam analisis kesejahteraan secara individual
: merujuk pada CV dan EV karena terjadinya perubahan harga

WTP

Agregasi WTP : merupakan penjumlahan dari berbagai WTP individu dengan asumsi Pasar Persaingan Sempurna

8.1 Agregasi WTP: Kasus produsen

8.1 Agregasi WTP: Kasus produsen

Welfare effect dengan Adanya Perubahan Harga


Aspek / Individu Penawaran (gmb 8.1) Permintaan (gmb 8.2)

Individu 1
a

Individu 2
b

Agregasi
a+b=c

x+y=z

a dan b : Surplus produsen (CV or EV) individu c : Surplus produsen (CV or EV) pasar x dan y : Surplus konsumen (CV or EV) individu z : Surplus konsumen (CV or EV) pasar

8.1 Agregasi WTP: Kasus produsen

Pengaruh subsidi harga terhadap perusahaan secara individu (analisis secara disagregasi)

8.1 Agregasi WTP: Kasus produsen

Analisis disagregasi : kasus proyek irigasi yang didanai pemerintah

8.2 Agregasi WTP : Kasus Konsumen dan Pemilik Faktor


Masalah agregasi sedikit lebih rumit karena secara umum perubahan surplus tidak mengukur secara akurat compensating atau equivalent variations (Hal ini terkait dengan adanya pendapatan eksogen dan endogen), kecuali permintaan dan penawaran individu dikompensasi dengan tepat
Jadi perubahan surplus pasar (perubahan di daerah di bawah kurva penawaran dan permintaan) berguna untuk menunjukkan jumlah kesejahteraan ekonomi untuk kasus-kasus di mana tidak besar untuk setiap individu

8.3 Mengukur Perubahan Utiliti dengan Uang


Ahli ekonomi kesejahteraan terdahulu menemukan uang yang secara unik digunakan untuk mengukur perubahan utilitas
Rupiah bisa menggambarkan utilitas dengan syarat-syarat yang ketat, yaitu apabila hubungan m dan u sepenuhnya linier . Apabila m berubah maka u juga berubah Apabila m dan u tidak linier maka mata uang tidak bisa menggambarkan utilitas.

8.3 Mengukur Perubahan Utiliti dengan Uang

Contoh mengukur perubahan utiliti dengan uang


Andaikan ada 2 konsumen memperdagangkan lebih dari satu komoditi dan harga beberapa barang tersebut mungkin berubah Utility possibility frontier yang dinilai dengan uang: Q1Q1, Q2Q2, Q3Q3, dan Q4Q4 Perubahan salah satu harga barang (perubahan organisasi produksi) Harga barang lainnya tetap Jika kebijakan optimal -- envelope curve atau grand possibility frontier UU UU : lokus titik-titik yang efisien Memilih satu titik yang efisien perlu Social Welfare Function Value judgement : tidak ada utility possibility frontier yang mendominasi

8.3 Mengukur Perubahan Utiliti dengan Uang

Contoh mengukur perubahan utiliti dengan uang

8.4 Agregasi WTP atas Produsen dan Konsumen

Efek teknologi baru (jagung hibrida) thd welfare S0 = kurva penawaran, D = kurva permintaan, keseimbangan : harga p0 dan kuantitas Q0. Kurva penawaran bergeser ke S1 karena kemungkinan penurunan biaya atau peningkatan output yang mengiringi pengembangan teknologi baru. Akibatnya, harga keseimbangan jatuh ke p1 sebagai akibat dari meningkatnya output menjadi Q1.

8.4 Agregasi WTP atas Produsen dan Konsumen

Pengaruh pengembangan teknologi baru terhadap kesejahteraan

8.4 Agregasi WTP atas Produsen dan Konsumen

Sebelum adanya Sesudah adanya teknologi teknologi Consumer Surplus Producer Surplus Total Surplus a b+e a+b+e a+b+c+d e+f+g a+b+c+d+e+f+g

Perubahan b+c+d f+g-b c+d+f+g

Pengaruh pengembangan teknologi baru terhadap kesejahteraan

8.5 Analisis Kesejahteraan dari Distorsi Pasar yang Sederhana


Beberapa distorsi umum yang dipaksakan oleh pemerintah : price

ceilings, price floors, support price, pajak, subsidi dan kuota Akibat intervensi pemerintah ini: Pareto inferior CeilingsPrice : p1, harga tertinggi yang efektif bisa mempertahankan harga di bawah harga keseimbangan menimbulkan shortage penawaran karena produsen mengurangi kuantitas yang ditawarkan. Floors Price : p2, harga dasar yang efektif dapat mempertahankan harga di atas harga keseimbangan menimbulkan surplus penawaran karena produsen akan menambah kuantitas yang ditawarkan. Contoh: ketentuan upah minimum di AS

8.5 Analisis Kesejahteraan dari Distorsi Pasar yang Sederhana

Pengaruh Ceilings Price, Floors Price dan Support Price terhadap Kesejahteraan

8.5 Analisis Kesejahteraan dari Distorsi Pasar yang Sederhana

Perubahan surplus Konsumen

Ceilings Price d-b

Floors Price - (a+b)

Support Price - (a+b)

Produsen Net loss/gain

- (d+e) - (b+e)

a-e - (b+e)

a+b+c c

Perubahan surplus produsen dan konsumen akibat ceilings price, floors price dan support price

8.5 Analisis Kesejahteraan dari Distorsi Pasar yang Sederhana

Pengaruh Pajak , Subsidi dan Market Rationing Terhadap Kesejahteraan

8.5 Analisis Kesejahteraan dari Distorsi Pasar yang Sederhana

Perubahan surplus produsen dan konsumen akibat pajak, subsidi dan kuota/market rationing

Perubahan surplus Konsumen Produsen Pemerintah Net loss

Pajak - (a+b) - (d+e) a+d - (b+e)

Subsidi d+e+f a+b+c -(a+b+c+d+ e+f+g ) -g

Kuota/Market Rationing - (a+b) a-e

-(b+e)

8.5 Analisis Kesejahteraan dari Distorsi Pasar yang Sederhana

Contoh analisis distorsi yang sederhana Misalkan permintaan konsumen untuk gandum (dan gandum ekuivalen dalam produk gandum) ditunjukkan oleh: q = 18 2p +2m dan penawaran gandum oleh produsen ditunjukkan oleh q = 2+4p-2w, di mana q = kuantitas gandum dalam ratus juta bushel per tahun p = harga gandum dalam dolar per bushel m = pendapatan disposable konsumen dalam ribuan dolar per kapita per tahun w = harga pupuk dalam ratus dolar per ton. Andaikan bahwa proyeksi pendapatan konsumen terbaik dan harga pupuk untuk tahun berikutnya adalah m=3 dan w=1. Dalam hal ini, proyeksi permintaan ditunjukkan oleh q = 24 - 2p dan proyeksi penawaran ditunjukkan oleh q = 4p, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8.9, dengan ekuilibrium pada harga p = 4 dan kuantitas q =16

8.5 Analisis Kesejahteraan dari Distorsi Pasar yang Sederhana

Contoh analisis distorsi yang sederhana

Pengaruh kuota terhadap kesejahteraan

8.5 Analisis Kesejahteraan dari Distorsi Pasar yang Sederhana

Contoh analisis distorsi yang sederhana


Jika produsen tidak boleh memasok > 1,2 m bushels (q=12) keuntungan produsen = a-e = 22 kerugian konsumen =a+b = 28 Dengan demikian, implikasi dari kuota dalam Gb. 8.8 adalah keuntungan $ 2.2 miliar untuk produsen gandum dan kerugian $ 2.8 miliar untuk konsumen gandum. Deadweight loss adalah $ 600 juta. Jika price support sebesar $ 6,00 per bushel. Kuantitas yang diproduksi dengan harga tersebut adalah q=4p=24, sementara kuantitas yang diminta adalah q = 24-2p=12 keuntungan produsen =a+b+c = 40 kerugian konsumen =a + b = 28 dan pemerintah membayar =b+c+e+f+g = 72 Gambar 8.9 diukur dalam ratus juta dolar, sehingga keuntungan produsen $ 4,0 miliar dan konsumen kehilangan $ 2,8 miliar, sementara pemerintah mengeluarkankan $ 7,2 miliar untuk mengumpulkan 1,2 juta bushels gandum sebagai cadangan.

8.6 Laissez-Faire dan Intervensi Pemerintah


Kasus-kasus di atas menunjukkan bahwa the invisible hand nya Adam Smith, yang terkait dengan pasar persaingan menghasilkan alokasi sumber daya yang optimal. Artinya, dengan asumsi ini, tidak ada cara bahwa pemerintah dapat meningkatkan kesejahteraan cara Pareto-superior dengan mengubah baik harga produksi atau kuantitas dengan arahan keseimbangan yang kompetitif. Namun intervensi pemerintah tidak selalu mengakibatkan kerugian bersih dan suboptimal Pareto - bahkan ketika kompensasi tidak dipertimbangkan

8.7 Perdagangan Internasional


Dengan perdagangan, masing-masing negara dapat mengatasi keterbatasan kepemilikan teknologi dan sumber daya yang dimiliki masing-masing negara. Keuntungan dari perdagangan adalah kemungkinan di mana suatu negara mengekspor produk yang menggunakan sumber daya yang cukup melimpah dan mengimpor produk yang menggunakan sumber daya yang relatif langka. Dampak kebijakan perdagangan seperti tarif, subsidi dan kuota, kemudian dipertimbangkan dalam perdagangan antar negara dengan menekankan pada distribusi dari keuntungan perdagangan.

8.7 Perdagangan Internasional

Keuntungan Perdagangan dalam Kerangka Ekuilibrium Umum

8.7 Perdagangan Internasional


Distribusi Keuntungan Perdagangan
Misalkan suatu negara memproduksi dua barang. Supply untuk barang q1 (jeruk) ditunjukkan oleh S1 dan permintaan D1 di Gambar 8.11 (a). Keseimbangan tanpa perdagangan terjadi pada harga dan kuantitas Pasar untuk barang q2 (mobil) ditunjukkan oleh supply S2 dan permintaan D2 di Gambar 8.11 (b). Keseimbangan tanpa perdagangan yang sesuai terjadi pada harga dan kuantitas . Andaikan ketika perdagangan dibuka harga jeruk meningkat menjadi sementara harga mobil turun menjadi . Pada perdagangan bebas dengan harga jeruk , negara mengekspor jeruk dengan jumlah - . Di pasar mobil, harga mobil dalam perdagangan bebas sebesar menyebabkan impor mobil sejumlah . Keuntungan perdagangan dan distribusinya : pasar untuk jeruk

8.7 Perdagangan Internasional


Distribusi Keuntungan Perdagangan

8.7 Perdagangan Internasional


Distribusi Keuntungan Perdagangan
Pasar jeruk Perubahan surplus Tanpa perdaga ngan Dengan perdaga ngan -b b+d Pasar mobil Tanpa perdaga ngan Dengan perdaga ngan f+h -f

Konsumen Produsen

Total surplus
Net gain

a+b+c

a+b+c+d

e+f+g

e+f+g+h

8.7 Perdagangan Internasional


Tanpa perdagangan : Equilibrium : p1 dan q1

Dengan perdagangan: Harga naik: p2 ES=q2-q3 ekspor = S(p2)-D(p2) = q4 Gain=a=kurva excess supply yang dibatasi oleh harga tertentu (=b) Gain surplus produsen-loss surplus konsumen
Harga turun: p3 ED=q2-q3 impor = D(p2)-S(p2) = q4 Gain=c=kurva excess demand yang dibatasi oleh harga tertentu (=d) Gain surplus konsumen-loss surplus produsen

Dampak Perdagangan Menurut Excess Supply dan Excess Demand

8.7 Perdagangan Internasional


Distribusi Keuntungan dan Kerugian di antara Mitra Dagang

8.7 Perdagangan Internasional


Efek kesejahteraan dalam perdagangan satu jenis komoditi
Perubahan surplus Konsumen Produsen Net gain Total gain Negara Pengimpor c+d+e+f+g -(c+d) e+f+g (=c+e) Negara Pengekspor -b a+b a c+e+h+j

8.7 Perdagangan Internasional

Perdagangan dan Program Pemerintah Banyak komoditas yang diperdagangkan secara internasional, khususnya komoditas pertanian, yang diatur melalui program- program pemerintah. Dampak dari program tersebut harus dianalisis dalam konteks perdagangan internasional. Dua program pertanian yang umum adalah (1) pengendalian produksi, dan (2) program-program bantuan pendapatan. Hambatan Perdagangan: Tarif, Dumping Duties, Kuota, Subsidi Ekspor, Voluntary Export Restraint

Pengendalian Produksi
TD : permintaan total untuk produksi dalam negeri = penjumlahan secara horisontal dari permintaan domestik D dan excess demand dari seluruh dunia Dengan perdagangan: p1, q1 dan ekspor q1-q2 Jika produksi dibatasi: q2 Harga naik: p2 konsumen domestik rugi : a produsen dan konsumen asing rugi : b+c Produsen domestik (a+b) (e+f) Jika permintaan total inelastis, maka keuntungan produsen (a+b) > (e+f) Secara bersih produsen dan konsumen domestik b-(e+f) Efek domestik bersih ini dapat bersifat positif atau negatif tergantung pada elastisitas S dan D, namun positif dengan S yang cukup elastis (e+f nol).

Bantuan Pendapatan (Income Support)


Pemerintah mensubsidi pendapatan petani dengan menaikkan harga komoditi

Ekuilibrium : autarky : p1 , q1 Perdagangan bebas : p2, q2 Jika pemerintah memberlakukan harga target pT bagi petani melalui subsidi: Petani memproduksi dan menjual dengan kuantitas q3. Agar petani menerima harga pT pada q3, maka pemerintah harus membayar subsidi pT - p3 per unit output.

Pengaruh Income Support Terhadap Kesejahteraan

Bantuan Pendapatan (Income Support)


Efek turunnya harga ke p3 terhadap kesejahteraan dua negara Negara pengimpor Total Perubahan (2 negara)
e f+g a+b+c -(a+ b+c+d+e+f+g) -(d+f+g) f+g a+b+c -(a+ b+c+d+e+f+g) -d

Perubahan Surplus Konsumen Domestik Konsumen Asing Produsen Pemerintah Net gain

Negara pengekspor e

Pengaruh Income Support Terhadap Kesejahteraan

Bantuan Pendapatan (Income Support)


Membandingkan hasil harga target ke ekuilibrium autarky pada harga p1 dan kuantitas q1

Perubahan Surplus Konsumen Produsen Pembayar pajak Net gain

Negara pengekspor -h a+b+c+e+f+h+i -(a+ b+c+d+e+f+g)

-(i+d+g) akan positif jika subsidi kecil (harga target sedikit lebih besar dari harga perdagangan bebas) dan harga perdagangan > harga autarky.
Subsidi yang tidak efisien dapat menghilangkan atau melebihi keuntungan klasik dari perdagangan jika subsidi besar dan harga perdagangan bebas tidak jauh lebih tinggi dari harga autarky.

-(i+d+g)

Retriksi (Hambatan) Perdagangan Hambatan Perdagangan Tarif adalah instrumen kebijakan yang diberlakukan oleh negara pengimpor dengan menetapkan biaya per unit barang yang diimpor. Tarif akan mengarahkan harga terletak di antara harga yang diterima eksportir dan harga yang dibayar importir. Tarif yang ditetapkan oleh negara pengimpor yang kecil tidak akan mempengaruhi harga dunia. Dalam perdagangan bebas, harga domestik sama dengan harga dunia, PW, dan impor q2-q1.

Pengaruh Tarif Terhadap Kesejahteraan Negara Pengimpor, Pengekspor dan Dunia

Retriksi (Hambatan) Perdagangan

Pengaruh tarif T terhadap negara pengimpor kecil dan besar


Aspek Harga domestik Produksi domestik Konsumsi domestik Impor Surplus Konsumen Surplus Produsen Pendapatan Pemerintah Net loss/gain Kondisi Negara Kecil (Gb.a) naik dari PW ke PD naik dari q1 ke q3 turun dari q2 ke q4 turun q4-q3 - (a+b+c+d) a c - (b+d) Worse off ES sebesar q4-q3 (dunia) - (a+b+c+d) a c+e e-b-d Better off Negara Besar (Gb.b) harga domestik naik ke PD dan harga dunia turun ke

Retriksi (Hambatan) Perdagangan

Dumping Duties Dumping duty adalah tarif yang ditetapkan oleh

negara pengimpor sebagai respons terhadap praktek perdagangan yang tidak adil seperti dumping ekspor, yang terjadi jika eksportir menjual di bawah biaya produksi (karena produksi yang disubsidi) atau menjual di luar negeri dengan harga di bawah harga di pasar dalam negeri.

Retriksi (Hambatan) Perdagangan

Dumping duty pada kasus sengketa potash antara Kanada dan AS. Potash adalah komponen pupuk utama yang digunakan di pertanian AS dan Kanada adalah pemasok utama. Pada tahun 1987, perusahaan AS mengajukan gugatan terhadap produsen Kanada atas dumping potash di AS pada harga yang diduga 43 persen di bawah biaya produksi. Komisi Perdagangan Internasional sepakat, pada 1987, bahwa ada diskriminasi harga yang tidak adil dan, AS mengumumkan masalah preliminary atas potash Kanada. Kanada merespon dengan menaikkan harga lebih dari 30 persen dan oleh karena itu produksi harus disesuaikan. Sebagai respon, AS menghapus bea atas potash yang memasuki pasar AS.

Retriksi (Hambatan) Perdagangan

Retriksi (Hambatan) Perdagangan

Kuota impor umumnya dilakukan terhadap produk-produk yang diperdagangkan secara internasional. Dalam Gambar 8.16 (b), jika kuota impor q4-q3 = tarif sebesar T, maka efek bersih dari kuota impor = tarif. Artinya, jika importir dibatasi untuk membeli q4-q3 pada pasar dunia, maka harga dunia akan jatuh ke sepanjang excess supply ES. Importir mendapat manfaat kesejahteraan = c+ e karena membeli dengan harga tetapi menjual dengan harga PD. Pemerintah akan mendapatkan sebagian atau semua penerimaan dari kuota melalui lelang izin impor ke importir. Atau pemerintah dapat menyerahkan pengaturan perdagangan khusus kepada negara-negara pengekspor tertentu yang memungkinkan para eksportir untuk memperoleh penerimaan dari kuota melalui penetapan harga PD.

Retriksi (Hambatan) Perdagangan


Pengaruh Subsidi Ekspor Terhadap Kesejahteraan Negara Pengimpor, Pengekspor dan Dunia

Retriksi (Hambatan) Perdagangan


Pengaruh Subsidi Ekspor Terhadap Negara Kecil dan Besar Negara Kecil (Gb.a) Harga domestik Produksi domestik Konsumsi domestik Ekspor Surplus Konsumen Surplus Produsen Pengeluaran Pemerintah Net loss/gain Kondisi naik dari PW ke PD naik dari q2 ke q4 turun dari q1 ke q3 naik dari q2-q1 ke q4-q3 - (a+b) a+b+c - (b+c+d) - (b+d) Worse off ED sebesar q4-q3 (dunia) - (a+b) a+b+c - (b+c+d+e+f) -(b+d+e+f) Worse off Negara Besar (Gb.b) harga domestik naik ke PD dan harga dunia turun ke

Retriksi (Hambatan) Perdagangan


Pengaruh Pembatasan Ekspor Sukarela (Voluntary Export Restraint) Terhadap Kesejahteraan Negara Pengimpor dan Pengekspor Pembatasan ekspor sukarela adalah instrumen kebijakan perdagangan yang umum. Disebut 'sukarela' karena negara pengekspor memiliki pilihan antara membatasi ekspor secara sukarela atau ekspor dikurangi melalui tindakan proteksionis seperti tarif yang diimplementasikan oleh negara-negara pengimpor. Tujuan: meningkatkan kesejahteraan tanpa menimbulkan tindakan balasan dari importir

Retriksi (Hambatan) Perdagangan

Jika eksportir secara sukarela membatasi volume ekspor ke q2, maka excess supply negara pengimpor menjadi vertikal di q2, yang mengarah ke harga perdagangan = harga di negara pengimpor berkaitan dengan excess demand di negara pengimpor (p2)

Perubahan surplus Konsumen

Negara pengekspor z

Deadweight Negara loss (2 pengimpor negara) (a+b+c+d+ e+f) a+b+c -(e+d+f) -(b+d+w+y)

Produsen Net gain/loss

v-w-y-z v-w-y

Retriksi (Hambatan) Perdagangan

Ada tiga poin tentang pembatasan ekspor sukarela yang patut diperhatikan.

Pertama, pembatasan ekspor sukarela berakibat pada hilangnya kesejahteraan bersih negara pengimpor. Kedua, pembatasan ekspor sukarela mentransfer pendapatan dari konsumen kepada produsen di negara pengimpor seperti halnya dari produsen kepada konsumen di negara pengekspor. Ketiga, pembatasan ekspor sukarela mempunyai kualitas yang diinginkan untuk negara-negara pengimpor dalam rangka melindungi produsen dengan tetap mempertahankan perdagangan bebas karena negara pengekspor merupakan salah satu negara yang membatasi perdagangan.

8.8 Pertimbangan Analisis Kesejahteraan di Tingkat Pasar Secara Empiris


Jika ada beberapa alternatif pengukuran efek kesejahteraan yang sama, maka perlu memilih penduga yang mempunyai presisi yang terbesar. Estimasi surplus konsumen atau produsen estimasi S dan D (ekonometrika). Contoh: Kurva penawaran : dengan menambahkan random disturbance term () : di mana E()=0. Artinya, jika salah satu nilai harapan rata-rata adalah nol, dalam konteks ini akan menunjukkan . Parameter 0 dan 1 sering diestimasi dengan memilih 0 dan 1 yang meminimumkan jumlah deviasi kuadrat dari jumlah yang diamati dari hubungan linear yang diestimasi (OLS). Estimasi kurva penawaran pada berbagai tingkat p : Sehingga estimasi surplus produsen dengan berubahnya harga dari p1 ke p2:

Estimasi Kurva Penawaran Pada Berbagai Tingkat Harga p

Dalam statistik, parameter kunci yang mengukur ketepatan estimasi atau prediksi adalah varians (ditentukan oleh expected value dari kuadrat deviasi dari mean atau expected average nya).

Dalam Gambar 8.20, daerah yang layak sebagai tempat kurva penawaran ditunjukkan oleh daerah antara BL dan BU. Estimasi perubahan surplus adalah daerah b+c, tetapi pada BU estimasi perubahan surplus adalah daerah a+b+c, dan pada BL hanyalah daerah c. Estimasi kurva permintaan dan surplus konsumen dilakukan dengan cara yang sama. Perubahan surplus konsumen untuk perubahan harga tertentu dari p1 ke p2 akan diestimasi dengan:

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar estimasi S, D atau surplus tidak bias: Faktor penentu dari S dan D bervariasi antar waktu dan kelompok. Kurva S dan D tidak selalu linier. S dan D adakalanya ditentukan secara simultan yang melibatkan lag variabel.

Varians dari estimasi kurva penawaran dan implikasinya terhadap varians estimasi surplus produsen

8.9 Pilihan Pasar untuk Estimasi (The Choice of Market for Estimation)
Ada beberapa alternatif pengukuran perubahan kesejahteraan produsen sebagai akibat perubahan harga : (1) mengukur perubahan surplus produsen berdasaqrkan output utama, (2) mengukur perubahan surplus konsumen berdasarkan input utama , (3) mengukur jumlah perubahan surplus produsen dan konsumen yang diperoleh secara berurutan yang disebabkan oleh perubahan harga di masing-masing pasar. Hasil dari bagian ini mempunyai implikasi yang penting tentang pendekatan mana yang akan digunakan, tergantung pada ketersediaan data di antaranya: compensating (or equivalent) variation dari perubahan harga ini secara ekuivalen ditentukan oleh daerah a, b, atau c jika kedua input adalah penting dalam proses produksi. Hasil estimasi Bag.8.8 : estimasi penawaran dan permintaan yang relatif akurat hanya jika mendekati harga dan kuantitas yang diamati (garis putus-putus di Gambar 8.21 .

8.9 Pilihan Pasar untuk Estimasi (The Choice of Market for Estimation)
Alternatif pengukuran perubahan kesejahteraan produsen sebagai akibat perubahan harga

8.10 Kesimpulan
Efek kesejahteraan produsen dan konsumen dapat diketahui dengan menggunakan hubungan penawaran dan permintaan pasar dengan beberapa pengertian yang sama seperti yang ada di Bab 4, 6 dan 7. Ada dua pertimbangan yang sangat penting dalam agregasi efek kesejahteraan. Salah satunya berkaitan dengan apakah ada atau tidak ada kompensasi yang dibayar ketika perubahan menyebabkan dampak negatif pada beberapa individu yang terlibat. Yang kedua berkaitan dengan perbandingan yang sesuai antar individu (bobot kesejahteraan) untuk kebijakan yang diinginkan namun tidak memenuhi kriteria Pareto.

8.10 Kesimpulan
Dalam seluruh analisis kesejahteraan, mengasumsikan bahwa harga di pasar lain dianggap tetap atau tidak terpengaruh oleh adanya intervensi di pasar yang diamati.
Asumsi seperti ini sebenarnya tidak realistis dalam berbagai analisis kesejahteraan. Sebagai contoh, bila suatu price support pertanian diperkenalkan, kebijakan ini cenderung meningkatkan harga input pertanian karena meningkatnya permintaan input. Perubahan harga input menyebabkan penyesuaian lebih lanjut di pasar input karena meningkatnya kesejahteraan produsen input.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai

  • Tips Osce Ukdi
    Tips Osce Ukdi
    Dokumen6 halaman
    Tips Osce Ukdi
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • PERSENDIAN
    PERSENDIAN
    Dokumen1 halaman
    PERSENDIAN
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Soal Ukdi
    Soal Ukdi
    Dokumen12 halaman
    Soal Ukdi
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Surat Kuasa
    Surat Kuasa
    Dokumen1 halaman
    Surat Kuasa
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • PSIKIATRI
    PSIKIATRI
    Dokumen4 halaman
    PSIKIATRI
    rezachandra
    Belum ada peringkat
  • COMBUSTIOasdasdsaddsadsaddssa
    COMBUSTIOasdasdsaddsadsaddssa
    Dokumen9 halaman
    COMBUSTIOasdasdsaddsadsaddssa
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Porto Etika Fajar
    Porto Etika Fajar
    Dokumen9 halaman
    Porto Etika Fajar
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Soal Dan Pembahasan Materi Statistika Ukdi Undip
     Kumpulan Soal Dan Pembahasan Materi Statistika Ukdi Undip
    Dokumen34 halaman
    Kumpulan Soal Dan Pembahasan Materi Statistika Ukdi Undip
    Henrik Ardi W
    50% (2)
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen22 halaman
    Bab 1
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Dasdsdasdasdsadsaddsasadadsadasdasad
    Dasdsdasdasdsadsaddsasadadsadasdasad
    Dokumen12 halaman
    Dasdsdasdasdsadsaddsasadadsadasdasad
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Bayangan Igd
    Jadwal Bayangan Igd
    Dokumen3 halaman
    Jadwal Bayangan Igd
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Bab 5 Lapsus TB+Pneumothoraks
    Bab 5 Lapsus TB+Pneumothoraks
    Dokumen1 halaman
    Bab 5 Lapsus TB+Pneumothoraks
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Bayangan Igd
    Jadwal Bayangan Igd
    Dokumen3 halaman
    Jadwal Bayangan Igd
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Leflet Tifoid
    Leflet Tifoid
    Dokumen2 halaman
    Leflet Tifoid
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Tugas Skill Lab-Penyakit DBD - Semester 2 Blok Ikd 2
    Tugas Skill Lab-Penyakit DBD - Semester 2 Blok Ikd 2
    Dokumen3 halaman
    Tugas Skill Lab-Penyakit DBD - Semester 2 Blok Ikd 2
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Lisan Dan POSTER
    Presentasi Lisan Dan POSTER
    Dokumen17 halaman
    Presentasi Lisan Dan POSTER
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Pomr Anak
    Pomr Anak
    Dokumen3 halaman
    Pomr Anak
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Tugas ISBD
    Tugas ISBD
    Dokumen4 halaman
    Tugas ISBD
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen6 halaman
    Bab 2
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen12 halaman
    Bab 3
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • UJIAN
    UJIAN
    Dokumen1 halaman
    UJIAN
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Log Book Kegiatan Keislaman Di RSML (Baru)
    Log Book Kegiatan Keislaman Di RSML (Baru)
    Dokumen35 halaman
    Log Book Kegiatan Keislaman Di RSML (Baru)
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen2 halaman
    Bab 1
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen2 halaman
    Bab 1
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen9 halaman
    Bab Iii
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen3 halaman
    Bab Ii
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat
  • POMR Neuro
    POMR Neuro
    Dokumen5 halaman
    POMR Neuro
    Medico Nol Delaphan
    Belum ada peringkat