Anda di halaman 1dari 19

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 . LATAR BELAKANG PUASA Secara fisik, puasa, terutama puasa Ramadhan, merupakan proses overhaul atau turun mesin setelah satu tahun mesin pencernaan dalam tubuh kita diforsir untuk bekerja.Secara psikis, puasa membuat jiwa manusia stabil. Mampu mengendalikan diri dan tidak mudah diterpa goncangan jiwa. Para psikolog sudah menyadari hal itu, dan mereka sering menyarankan terapi puasa untuk mereka yang susah mengendalikan diri terutama mengendalikan amarah.Dari segi fisik dan materi saja kita sudah menemukan sedemikian banyak manfaat puasa. Belum lagi berkaitan dengan masalah ruhani dan besarnya pahala yang Allah berikan kepada pelakunya. Inti manfaat ini jauh lebih besar, bahkan berlipat-lipat dibanding manfaat duniawinya. Sekali lagi, kalau kita menyadarinya. Mengapa demikian?Sebab, puasa merupakan salah satu dasar dari ajaran agama Islam. Puasa, bersama ibadah shalat, zakat, dan haji merupakan dasar dari agama Islam. Kita sering menyebutkan rukun (tiang) Islam. Informasi bahwa puasa, yaitu puasa Ramadhan, adalah salah satu rukun Islam disampaikan oleh Rasulullah dalam hadits shahih berikut

Dirikanlah Islam itu atas lima dasar, mengakui bahwasanya tak ada Tuhan kecuali Allah swt, bahwasanya Muhammad itu adalah Rasul Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, menunaikan ibadah haji ke Baitullah, dan berpuasa di bulan Ramadhan.(HR Bukhari dan Muslim) Artinya, keberadaan puasa disejajarkan dengan syahadat, shalat, zakat, dan haji. Puasa, sebuah ibadah yang tidak memerlukan biaya bahkan bisa menghemat biaya, bernilai manfaat yang sangat besar. Dalam pandangan Islam, semua ibadah yang tersebut diatas, jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh, ikhlas, dan sesuai

dengan

petunjuk

Rasulullah

Saw.,

balasannya

surga.

Puasa pun demikian, sebuah hadits disampaikan Rasulullah Saw tentang keistimewaan ibadah ini. Suatu hari, seorang sahabat bernama Abu Umamah bercerita 1.2. ALASAN PENULISAN MAKALAH Alasan utama penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas akhir semester ganjil dan sekaligus sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti ujuan akhir semester pertama dari mata kuliah Pendidikan Agama Islam, selain itu makalah ini juga ditulis agar dapat menambah wawasan pembaca mengenai Agama yang di bangga-banggakan oleh Allah awt,yaitu Agama Islam. Yang mana mungkin masih banyak yang belum kita ketahui mengenai ajaran-ajaran, aturanaturan dan lain sebagainya yang ada dalam Agama Islam. 1.3. PENGERTIAN PUASA Puasa (bahasa Arab:

secara bahasanya boleh diertikan sebagai

menahan diri. Daripada segi istilah syara' bermaksud menahan diri daripada makan atau minum untuk suatu jangkamasa tertentu. Puasa artinya menahan diri daripada makan dan minum serta segala perbuatan yang boleh membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar sehinggalah terbenam matahari. Umat Islam juga dikehendaki menahan diri daripada menipu, mengeluarkan kata-kata buruk atau sia-sia, serta bertengkar atau bergaduh. Ini kerana puasa merupakan medan latihan memupuk kesabaran, kejujuran serta bertolak ansur sesama sendiri. Secara tidak langsung amalan puasa akan menyuburkan sikap murni di dalam diri pelakunya. Adalah menjadi harapan kita agar kesemua nilai yang baik ini akan terus dipraktikkan ke bulan-bulan berikutnya. Orang berpuasa tidak makan, tidak minum dari sebelum Shubuh sampai Magrib. Mempuasai memenuhi perut dengan beragam flora dan fauna serta mempuasai keinginan yang tak terhingga.Karena kosong juga adalah proporsi bagi perut, seperti keinginan yang juga punya proporsinya. Porsi perut untuk makanan adalah sepertiga, sepertiganya lagi air dan sepertiga lagi untuk kosong. Puasa hanya mengembalikan porsi ini pada posisinya, setelah selama ini Anda 2

paksakan perut menampung pecel lele, nasi minyak jelantah, kerak telor sampai spaghetti dalam volume dan frekuensi yang besar dan padat. Keinginan pun begitu. Porsinya adalah sebatas daya jangkau dan daya gerak. Di luar itu adalah kesalahan epistimologi yang Anda sering paksakan. Wilayah keinginan, seperti keinginan mendapatan rezeki lebih banyak dari kadar kitaitu ada pada dimensi lain yang memang disediakan AllahWayarzughu min haitsu laa yahtasib/Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS.65:3 ) Maka puasa itu adalah makan yang sesungguhnya.Puasa adalah berpikir, melihat dan mendengar.Orang beriman yang berpuasa itu sesungguhnya sedang mempuasai pikiran yang direject oleh otak, mempuasai penglihatan yang membuai, mempuasai pendengaran yang menasikh-mansukh.Otak juga punya selektifitas yang tinggi memasukkan memori pikiran ke dalamnyasebelum Anda memaksakannya masuk beragam pikiran yang sebetulnya direject itu. Rasakanlah betapa perlawanan otak yang berkoordinasi dengan hati ketika Anda memasukkan kalkulasi akal bulus menjatuhkan saingan. Atau ketika Anda menginputrekayasa konflik untuk tujuan yang Anda harapkan. Allah berkali-kali kasih ingat, afala taqiluun. Dan puasa mengembalikan supremasi selektifitas otak itu ke tahtanya, membersihkannya dari pikiran yang tak perlu, membuang ampas-ampas dan memeras saripatinya.Penglihatan dan pendengar seperti itu juga. Puasa juga menjadi jalan bagi level tertinggi kemampuan mendengar. Karena dengan puasa orang bisa sampai mampu mendengar suara perut tetangga yang kelaparan, kalau dia pemimpin maka akan bisa mendengar jeritan rakyatnya yang sebenarnya, seorang suami bisa mendengar keinginan istri dan anak-anaknya hanya dengan melihatnya.Para auliya bahkan selalu mendengarkan suara Allah dan Rasulnya yang bergetar di setiap penglihatan dan pendengaran.Untuk orang seperti kita, kalau sudah bisa mendengar suara setan saja, sudah syukur rasanya. Paling tidak kita mengetahui kalau yang berbisik di telinga dan hati kita adalah setan. Suara setan yang pernah saya dengar ketika peristiwa penyerangan Kapal Mavi Marmara oleh pasukan Zionis Israel . Orang ramai-ramai mengutuk perbuatan itu. Dari mulai sumpah serapah di koran-koran, di media internet sampai aksi unjuk rasa. Mereka mengetik hujatannya di depan komputer ditemani sebotol coca-cola, mereka yang letih berunjukrasa singgah makan siang

di McDonals.Suara setan yang saya dengar tertawa terkekeh-kekeh. Mungkin mereka merasa menang karena wakil mereka di muka bumi berhasil memunculkan sifat tercela orang-orang. Mencaci maki, cakap kotor, dan pada saat yang sama mendukung dengan membeli di jaringan ekonominya. 1.4 . PERMASALAHAN A.Pembeberan Masalah Dengan datangnya Ramadhan, kaum muslim menunaikan ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh. Dalam segi kesehatan puasa dapat menyehatkan badan, pikiran dan jiwa. Anda juga dapat melakukan detoksifikasi melalui puasa yaitu mengeluarkan racun tubuh dari sisa-sisa makanan yang kita makan. Karena itu puasa itu menyehatkan.Dalam melaksanakan ibadah puasa banyak sekali permasalahan-permasalahan atau kendala dalam melaksanakan ibadah puasa, yang di antaranya adalah : 1. Apa arti puasa yang sesungguhnya ? 2. Mengapa kita harus berpuasa ? 3. Apa saja syarat-syarat berpuasa ? 4. Apa saja amal-amal yang bisa di dapat dalam puasa ? 5. Bagaimana cara menjaga kesehatan dalam berpuasa ? B. Pembatasan Masalah Dalam melaksanakan inadah puasa tentu pastinya kita akan di hadapkan kepada berbagai permasalahan , di dalam pembahasan makalah ini masalahmasalah yang akan di bahas akan di batasa pada permasalahan tertentu yaitu hanya pada dasar-dasarnya saja. B.Perumusan Masalah Dari sekian banyak permasalah yang di hadapi dalam berpuasa seperti yang telah di tuliskan di atasa, maka dapat di simpulkan permasalahan-permasalahan yang akan di cari solusinya yaitu : 1.Apa saja syarat-syarat berpuasa ? 4

2.Apa saja amal-amal yang bisa di dapat dalam puasa ? 3.Bagaimana cara menjaga kesehatan dalam berpuasa ? E. Jawaban Masalah 1. Apa saja syarat-syarat berpuasa ? Syarat-syarat sah puasa itu enam perkara: a. Islam: Orang Islam yang sedang berpuasa kemudian ia murtad walaupun sekejap, maka puasanya batal b. Berakal: Orang Gila tidak sah puasanya c. Suci daripada nifas dan haid d. Masuk waktu puasa e. Berniat pada setiap malam: Menurut mazhab Imam Malik-memadai dengan sekali niat sahaja iaitu pada malam pertama bulan Ramadhan. f. Menahan diri daripada sesuatu yang membatalkan puasa. 2 Apa saja amal-amal yang bisa di dapat dalam puasa ? Banyak amal-amal yang dituntunkan oleh Allah lewat Rasulullah yang bila dilakukan maka akan membuat malaikat rahmat suka hadir kedalam jiwa manusia, seperti misalnya sekelompok manusia yang sedang belajar dan mengajar AlQuran, maka malaikat akan hadir kepada mereka. Bahkan manusia yang selalu membersihkan diri dari dosa dan jiwanya selalu berzikir ikhlash kepada Allah, maka malaikat akan selalu menyalami mereka dimanapun mereka berada.ari banyak kisah diketahui malaikat rahmat datang kepada seseorang ketika mereka sedang bertadarus melantunkan ayat-ayat suci al-Quran. Demikian pula ketika sedang sholat, apakah sholat lail, atau pula sholat subuh yang disaksikan para malaikat. Dan kehadiran malaikat juga sering terjadi pada saat-saat waktu ijabah. Mereka hadir atas perintah Allah, karena Allah telah memerintah kepada mereka untuk mendatangi orang-orang yang rajin beribadah kepada Allah.makhluqmakhluq yang disucikan oleh Allah, yang datang kepada umat manusia yang selalu berusaha untuk bertaqorub mendekat kepada Allah. Bahkan mereka

mendoakan orang-orang beriman agar diampuni oleh Allah dan dibebaskan dari segala siksa di dunia dan di akherat

1.Bagaimana cara menjaga kesehatan dalam berpuasa ? Menurut pria yang akrab disapa dr Qimi ini, untuk mempertahankan kondisi tubuh yang sehat dibutuhkan beberapa syarat kesehatan yang harus dipenuhi, sehingga saat di tempat kerja tetap mempunyai gairah untuk bekerja. Dia menjelaskan, ketika berpuasa, asupan bahan makanan yang masuk berkurang dibanding saat tidak puasa. Sedangkan energi yang dikeluarkan selama beraktivitas masih sama. Itu sebabnya, selama menjalankan ibadah puasa, kesehatan pun harus dijaga. Kalau sampai keadaan input dan output makanan tidak seimbang maka akan menyebabkan badan lemas yang ujung-ujungnya jatuh sakit.Dipaparkan, ada beberapa tips atau kiat yang harus dilakukan untuk menjaga kebugaran saat berpuasa. Tips pertama adalah makan sahur. Jangan mengabaikan makan sahur hanya gara-gara malas untuk bangun. Supaya tetap segar dalam sehari sampai berbuka, menu makan sahur sebaiknya adalah makanan yang mudah dicerna dan TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein), ujarnyaMenu sahur tersebut, terangnya, diperkirakan cukup dalam 12 jam. Adapun sisa dua jam diperoleh dari cadangan gula yang disimpan di hati, lemak dan otot. Juga diusahakan mengkonsumsi makanan yang berserat tinggi. Tips kedua adalah mencermati pilihan makanan saat buka puasa. Menu yang dipilih pada waktu buka sebaiknya terdiri dari makanan pembuka berupa minuman atau makanan manis, seperti kolak pisang, kurma atau teh manis.Makanan manis mengandung karbohidrat sederhana yang akan mudah diserap dan segera menaikkan kadar gula darah. Setelah salat magrib kemudian dilanjutkan dengan makan makanan pelengkap seperti nasi atau pengganti nasi, lauk-pauk, sayuran dan buah, lanjutnya. Tips selanjutnya adalah menghindari mengkonsumsi makanan atau minuman yang dingin yang mengandung es saat buka puasa. Sebaliknya, biasakan berbuka dengan minuman yang hangat. Perut yang kosong bisa menjadi kembung, bila langsung berbuka puasa dengan air dingin. Usahakan jumlah cairan yang masuk mencukupi (1-2 liter) sehingga tidak mengalami dehidrasi (kekurangan cairan).Selain itu, tambahnya, juga disarankan untuk mengkonsumsi vitamin. Vitamin yang penting dikonsumsi setiap hari adalah vitamin A, B, dan C. Bila perlu ditambah dengan suplemen multivitamin jika buah-buahan dan sayuran kurang mencukupi untuk dikonsumsi.

1.5 TUJUAN DAN KEGUNAAN PENULISAN MAKALAH A. Tujuan Makalah ini du ajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir semester Pendidikan Agama Islam. B. Kegunaan Kegunaan dari makalah ini adalah sebagai bahan bacaan yang dapat menambah wawasan kita mengenai ibadah Puasa, yang mana telah kita ketahui bersama bahwa puasa itu adalah suatu kewajiban bagi semua umat islam.

BAB II 2.1. KEDUDUKAN PUASA DIBANDING IBADAH LAIN Puasa merupakan salah satu dari arkanu al islam al khamsah (unsur-unsur sakral dalam Islam), dimana ia menduduki posisi ke tiga setelah mengucap dua kalimat syahadat dan sholat lima waktu.Kewajiban untuk berpuasa di bulan Ramadhan bagi komunitas muslim sudah tidak bisa diganggu gugat lagi, sebab eksistensi hukumnya sudah dinash dalam Al Qur`an, juga termasuk dalam katagori al masa`ilu al dloruriyyah (masalah-masalah yang mudah ditemukan hukumnya) yang mana pengingkaran akan hukum wajibnya dapat berakibat murtad (keluarnya si pengingkar dari Islam) Sebenarnya pembebanan ibadah puasa bukanlah hal yang baru bagi sejarah umat manusia, sebab ia pernah pula di syari`atkan pada agama-agama samawi lainnya (seperti Yahudi, Nasrani dsb). Walaupun dari segi waktu dan tata cara pelaksanaannya berbeda-beda antara satu ajaran dengan ajaran lainnya, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat:(183). Dan ibadah puasa mulai dibebankan pada umat Islam itu pada tahun ke dua dari hijrahnya Rasul saw, bersamaan dengan disyari`atkannya sholat ied, zakat fitrah dan kurban idul adha. Ini berarti, bahwa Allah Swt telah memberitahukan kepada segenap insan bahwa puasa adalah sebuah kewajiban yang bersifat universal diantara umat-umat manusia semenjak zaman dahulu. Proses pembebanan ibadah puasa pada umat Islam itu sendiri tercatat memiliki tiga fase. Pertama : ketika Rasulullah saw datang ke kota Madinah, puasa diwajibkan dengan cara tiga hari dalam satu bulan. Kemudian methode seperti ini dirubah dengan diberlakukannya puasa di bulan Muharram, ini dianggap sebagai tahap yang kedua.Tahap berikutnya atau yang terakhir yang sampai saat ini dan bahkan sampai seterusnya diterapkan adalah puasa di bulan Ramadhan dengan hitungan satu bulan penuh.

Pada tahapan ini pun pembebanan puasa Ramadhan masih mengalami beberapa perubahan yang tidak begitu prinsip. Sebagaimana yang dijabarkan dalam kitab-kitab sejarah, bahwa pada awal permulaan diwajibkannya, puasa di bulan Ramadhan masih memiliki kebebasan memilih bagi seorang mukalafwalaupun kondisi kesehatannya normal-antara berpuasa dan memberi makan kepada fakir miskin sebagai ganti dari berpuasa, kemudian kebebasan memilih ini dihapus dengan turunnya ayat "barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu" (Qs 2 : 185). Di sisi lain, kesempitan tata cara berpuasa pada awal permulaan diwajibkannya, seperti larangan untuk makan, minum, dan bersetubuh dengan istri pada malam hari ketika telah mengerjakan sholat isya`, atau tertidur walaupun belum melaksanakan sholat isya`, dihapus dengan turunnya ayat "Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu "(Qs. 2 : 187).Ini tak lain karena Islam sama sekali tidak menginginkan kesempitan dan kesukaran pada pemeluknya. Kedudukan Puasa dibanding Ibadah lainnya. Dalam buku Ihya Ulumu Al Dien, dikatakan bahwa puasa adalah seperempat dari iman, ini sesuai dengan hadist nabi saw "Puasa itu setengahnya sabar" dan hadist lain "Sabar itu setengahnya iman" dari gabungan dua hadist inilah filusuf Al Ghozali menarik kesimpulan bahwa puasa adalah seperempat dari iman. Walaupun semua ibadah itu utama, namun posisi puasa lebih utama dan mulia jika dibandingkan dengan ibadah lainnya bila dipandang dari dua sisi : pertama : Bahwa puasa adalah amalan menahan dan meninggalkan dalam diri seseorang, yang mana tak ada gerak-gerik yang nampak dan bisa dilihat kecuali hanya oleh Allah Swt. Sedangkan semua amalan ta`at bisa dilihat oleh orang lain yang biasanya akan menimbulkan sifat riya. Kedua : Bahwa puasa adalah menundukkan Setan sebagai musuh Allah Swt, sebab syahwat yang nota bone sebagai alat utama iblis dalam mengganggu bani adam, hanya bisa menguat dan menggunung dengan makan dan minum, dan

puasa adalah menahan kedua-duanya. Dalam sebuah hadist dikatakan "keleluasan setan dalam beroperasi pada manusia hanya bisa dipersempit dengan lapar". Ibadah puasa menurut kacamata tasawuf terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :Shaum Al umum, hanya menahan perut dan alat kelamin dari syahwat. Kemudian Shaum Khusus Al Khusus, puasanya hati dari sesuatu yang hina dan rendah, urusan-urusan dunia dan segala sesuatu selain Allah Swt, kecuali duniawi yang diharapkan untuk bekal kehidupan akhirat, maka yang terakhir ini termasuk dalam katagori ukhrowi. Tingkatan ini hanya bisa direalisasikan oleh para Anbiya, Shidiqien, dan Muqorrobien. Yang terakhir adalah Shaum Al Khusus yaitu puasanya orang-orang yang saleh. Dengan cara menahan anggota tubuh dari dosa dan maksiat. Untuk lebih sempurnanya tingkatan ini maka harus menjaga enam perkara : 1.Menjaga mata dari melihat sesuatu yang buruk menurut kaca mata agama. 2.Menjaga lisan daripada berdusta, menfitnah dan mengucap perkataanperkataan yang keji. 3.Menjaga telinga daripada mendengar segala sesuatu yang haram untuk didengar. 4.Menjaga seluruh anggota tubuh dari pada perbuatan- perbuatan negatif. 5.Menjaga agar tidak makan berlebihan saat berbuka puasa. 6.Menjaga hari agar berada antara khauf ( takut ) dan raja' ( berharap ) dan sedar bahwa Allah S.W.T berhak menerima atau menolak ibadah puasa kita. 2.2 MANFAAT PUASA Manfaat yang didapat dari puasa tidak saja mendapat sesuatu tapi juga terhindar dari sesuatu. Seperti kita ketahui, naluri manusia selalu berujung pada dua hal, yaitu ingin mendapatkan sesuatu yang enak dan terhindar dari sesuatu yang tidak enak. Ibadah puasa, selain mendapatkan sesuatu yang paling enak yaitu surga, juga akan terhindar dari sesuatu yang paling tidak yaitu neraka. Wajar jika ada doa sapu jagat yang berbunyi Rabbanaa aatinaa fidunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa adzaabannaar. Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat (surga) dan hindarkanlah kami dari api neraka. Doa ini mungkin adalah doa yg paling banyak diminta manusia. Maka dalam ibadah puasa, setelah baginda Rasul menjanjikan surga kepada Abu 10

Umamah, dan juga kepada kaum Muslimin semua, maka beliau juga memberi tahu bahwa ibadah puasa akan menjauhkan pelakunya dari api neraka. Seperti yg pernah beliau sabdakan,Tiadalah berpuasa seorang hamba pada suatu hari di jalan Allah, melainkan Allah akan menjauhkan neraka dari mukanya selama tujuh puluh tahun karena puasa hari itu. (HR al-jamaah dan Abu Said) Setelah dijauhkan Allah dari neraka dengan berpuasa, Rasulullah Saw., masih memberikan tambahan. Bagi mereka yang berpuasa, maka Allah menjadikan puasa tersebut sebagai tameng, ini menunjukkan bahwa seseorang yang berpuasa dengan benar pasti akan terlindung dari api neraka. Rasulullah bersabda, Puasa adalah perisai yang dengannya, seorang hamba terlindung dari api neraka dan puasa itu bagi-Ku dan Akulah yang akan langsung membalasnya. (HR Ahmad dan Baihaqi) Selain mendapat surga dan terhindar dari neraka, ibadah puassa juga istimewa karena dapat menjadi pembersih bagi segala dosa dan penyakit tubuh. Rasulullah Saw bersabda, Tiap-tiap sesuatu itu ada pembersihnya, dan pembersih badan (jasad) adalah puasa. (HR Ibnu Majah) Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada nabi Bani Israel (dengan firman-Nya), Umumkanlah kepada kaummu bahwa seorang hamba tidak berpuasa sehari demi semata mendapatkan keridhaan-Ku, kecuali Aku akan memberinya kesehatan fisik dan memberinya pahala yang amat besar. (HR Baihaqi)

2.3 PUASA FARDHU Puasa fardhu adalah puasa yang harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan syariat Islam. Yang termasuk ke dalam puasa fardhu antara lain: a. Puasa bulan Ramadhan Puasa dalam bulan Ramadhan dilakukan berdasarkan perintah Allah SWT dalam Al-Quran yang artinya sebagai berikut :

11

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu terhindar dari keburukan rohani dan jasmani (QS. Al Baqarah: 183). Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al Baqoroh: 185) b. Puasa Kafarat Puasa kafarat adalah puasa sebagai penebusan yang dikarenakan pelanggaran terhadap suatu hukum atau kelalaian dalam melaksanakan suatu kewajiban, sehingga mengharuskan seorang mukmin mengerjakannya supaya dosanya dihapuskan, bentuk pelanggaran dengan kafaratnya antara lain : 1. Apabila seseorang melanggar sumpahnya dan ia tidak mampu memberi makan dan pakaian kepada sepuluh orang miskin atau membebaskan seorang roqobah, maka ia harus melaksanakan puasa selama tiga hari. 2. Apabila seseorang secara sengaja membunuh seorang mukmin sedang ia tidak sanggup membayar uang darah (tebusan) atau memerdekakan roqobah maka ia harus berpuasa dua bulan berturut-turut (An Nisa: 94). 3. Apabila dengan sengaja membatalkan puasanya dalam bulan Ramadhan tanpa ada halangan yang telah ditetapkan, ia harus membayar kafarat dengan berpuasa lagi sampai genap 60 hari. 4. Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji bersama-sama dengan umrah, lalu tidak mendapatkan binatang kurban, maka ia harus melakukan puasa tiga hari di Mekkah dan tujuh hari sesudah ia sampai kembali ke rumah. Demikian pula, apabila dikarenakan suatu mudharat (alasan kesehatan dan

12

sebagainya) maka berpangkas rambut, (tahallul) ia harus berpuasa selama 3 hari. Orang yang berpuasa berturut-turut karena Kafarat, yang disebabkan berbuka puasa pada bulan Ramadhan, ia tidak boleh berbuka walau hanya satu hari ditengah-tengah 2 (dua) bulan tersebut, karena kalau berbuka berarti ia telah memutuskan kelangsungan yang berturut-turut itu. Apabila ia berbuka, baik karena uzur atau tidak, ia wajib memulai puasa dari awal lagi selama dua bulan berturut-turut. c. Puasa Nazar Adalah puasa yang tidak diwajibkan oleh Tuhan, begitu juga tidak disunnahkan oleh Rasulullah saw., melainkan manusia sendiri yang telah menetapkannya bagi dirinya sendiri untuk membersihkan (Tazkiyatun Nafs) atau mengadakan sekian hari. Mengerjakan puasa nazar ini sifatnya wajib. Hari-hari nazar yang ditetapkan apabila tiba, maka berpuasa pada hari-hari tersebut jadi wajib atasnya dan apabila dia pada hari-hari itu sakit atau mengadakan perjalanan maka ia harus mengqadha pada hari-hari lain dan apabila tengah berpuasa nazar batal puasanya maka ia bertanggung jawab mengqadhanya. 2.4 PUASA SUNNAT Puasa sunnat (nafal) adalah puasa yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa. Adapun puasa sunnat itu antara lain : 1. Puasa 6 (enam) hari di bulan Syawal Bersumber dari Abu Ayyub Anshari r.a. sesungguhnya Rasulallah saw. bersabda: Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian dia menyusulkannya dengan berpuasa enam hari pada bulan syawal , maka seakan janji pada dirinya sendiri bahwa apabila Tuhan telah menganugerahkan keberhasilan dalam suatu pekerjaan, maka ia akan berpuasa

13

akan

dia

berpuasa

selama

setahun.

2. Puasa Tengah bulan (13, 14, 15) dari tiap-tiap bulan Qomariyah Pada suatu hari ada seorng Arabdusun datang pada Rasulullah saw. dengan membawa kelinci yang telah dipanggang. Ketika daging kelinci itu dihidangkan pada beliau maka beliau saw. hanya menyuruh orang-orang yang ada di sekitar beliau saw. untuk menyantapnya, sedangkan beliau sendiri tidak ikut makan, demikian pula ketika si arab dusun tidak ikut makan, maka beliau saw. bertanya padanya, mengapa engkau tidak ikut makan? Jawabnya aku sedang puasa tiga hari setiap bulan, maka sebaiknya lakukanlah puasa di hari-hari putih setiap bulan. kalau engkau bisa melakukannya puasa tiga hari setiap bulan maka sebaiknya lakukanlah puasa di hari-hari putih yaitu pada hari ke tiga belas, empat belas dan ke lima belas. 3. Puasa hari Senin dan hari Kamis.Dari Aisyah ra. Nabi saw. memilih puasa hari senin dan hari kamis. (H.R. Turmudzi) 4. Puasa hari Arafah (Tanggal 9 Dzulhijjah atau Haji) Dari Abu Qatadah, Nabi saw. bersabda: Puasa hari Arafah itu menghapuskan dosa dua tahun, satu tahun yang tekah lalu dan satu tahun yang akan datang (H. R. Muslim) 5. Puasa tanggal 9 dan 10 bulan Muharam. Dari Salim, dari ayahnya berkata: Nabi saw. bersabda: Hari Asyuro (yakni 10 Muharram) itu jika seseorang menghendaki puasa, maka berpuasalah pada hari itu. 6. Puasa nabi Daud as. (satu hari bepuasa satu hari berbuka) Bersumber dari Abdullah bin Amar ra. dia berkata : Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya puasa yang paling disukai oleh Allah swt. ialah

14

puasa Nabi Daud as. sembahyang yang paling d sukai oleh Allah ialah sembahyang Nabi Daud as. Dia tidur sampai tengah malam, kemudian melakukan ibadah pada sepertiganya dan sisanya lagi dia gunakan untuk tidur, kembali Nabi Daud berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari. Mengenai masalah puasa Daud ini, apabila selang hari puasa tersebut masuk pada hari Jumat atau dengan kata lain masuk puasa pada hari Jumat, hal ini dibolehkan.Karena yang dimakruhkan adalah berpuasa pada satu hari Jumat yang telah direncanakan hanya pada hari itu saja. 7. Puasa bulan Rajab, Syaban dan pada bulan-bulan suci Dari Aisyah r.a berkata: Rasulullah saw. berpuasa sehingga kami mengatakan: beliau tidak berbuka.Dan beliau berbuka sehingga kami mengatakan: beliau tidak berpuasa. Saya tidaklah melihat Rasulullah saw. menyempurnakan puasa sebulan kecuali Ramadhan. Dan saya tidak melihat beliau berpuasa lebih banyak daripada puasa di bulan Syaban. 2.5. PUASA MAKRUH 1. Puasa pada hari Jumat secara tersendiri Berpuasa pada hari Jumat hukumnya makruh apabila puasa itu dilakukan secara mandiri. Artinya, hanya mengkhususkan hari Jumat saja untuk berpuasa.Dari Abu Hurairah ra. berkata: Saya mendengar Nabi saw. bersabda: Janganlah kamu berpuasa pada hari Jumat, melainkan bersama satu hari sebelumnya atau sesudahnya. 2. Puasa sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadhan Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi saw. beliau bersabda: Janganlah salah seorang dari kamu mendahului bulan Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari, kecuali seseorang yang biasa berpuasa, maka berpuasalah hari itu. 3. Puasa pada hari syak (meragukan) Dari Shilah bin Zufar berkata: Kami berada di sisi Amar pada hari yang diragukan Ramadhan-nya, lalu didatangkan seekor kambing, maka sebagian kaum 15

menjauh. Maka Ammar berkata: Barangsiapa yang berpuasa hari ini maka berarti dia mendurhakai Abal Qasim saw.

2.6. PUASA HARAM Puasa haram adalah puasa yang dilarang dalam agama Islam. Puasa yang diharamkan. Puasa-puasa tersebut antara lain: a. Puasa pada dua hari raya Dari Abu Ubaid hamba ibnu Azhar berkata: Saya menyaksikan hari raya (yakni mengikuti shalat Ied) bersama Umar bin Khattab r.a, lalu beliau berkata:Ini adalah dua hari yang dilarang oleh Rasulullah saw. Untuk mengerjakan puasa, yaitu hari kamu semua berbuka dari puasamu (1 Syawwal) dan hari yang lain yang kamu semua makan pada hari itu, yaitu ibadah hajimu. (Shahih Bukhari, jilid III, No.1901) b. Puasa seorang wanita dengan tanpa izin suami Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. bersabda: Tidak boleh seorang wanita berpuasa sedangkan suaminya ada di rumah, di suatu hari selain bulan Ramadhan, kecuali mendapat izin suaminya.(Sunan Ibnu Majah, jilid II, No.1761)

16

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN Allah SWT telah mengecualikan puasa dari semua amal kebaikan yg berlipatganda pahalanya; semua amal kebaikan akan dilipat-gandakan menjadi sepuluh hingga 700 kali-lipat lain halnya dgn puasa pelipat-gandaan pahalanya tidak hanya sebatas bilangan di atas melainkan Allah SWT akan melipat gandakan pahalanya dgn kelipatan yg tak terhingga banyaknya krn puasa termasuk perbuatan sabar sedangkan Allah SWT berfirman ? Sesungguhnya hanya orangorang yg bersabarlah yg dicukupkan pahala tanpa batas. . Dan krn inilah disebutkan dalam sebuah hadis bahwa Nabi saw menamakan bulan Ramadhan dgn bulan sabar dan dalam hadis lain Nabi saw bersabda Puasa adalah setengah dari kesabaran. . Kedudukan Puasa dibanding Ibadah lainnya. Dalam buku Ihya Ulumu Al Dien, dikatakan bahwa puasa adalah seperempat dari iman juga, ini sesuai dengan hadist nabi saw "Puasa itu setengahnya sabar" dan hadist lain "Sabar itu setengahnya iman" dari gabungan dua hadist inilah filusuf Al Ghozali menarik kesimpulan bahwa puasa adalah seperempat dari iman. Sabar terdiri dari tiga macam yaitu : 1. Sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT. 2. Sabar dalam menjauhi segala hal yg diharamkan Allah SWT. 3. Sabar terhadap taqdir atau ketentuan Allah SWT yg menyakitkan. Ketiga macam sabar ini berkumpul menjadi satu dalam ibadah puasa krn dalam berpuasa dituntut untuk sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT sabar dalam menjauhi segala hasrat yg diharamkan oleh Allah SWT atas orang yg berpuasa dan sabar terhadap konsekuensi yg diterima oleh orang yg berpuasa baik

17

itu berupa perihnya rasa lapar dan dahaga maupun lemah/letih yg dirasakan oleh jiwa dan raga.

3.2 SARAN BERPUASA YANG BAIK Di samping memenuhi syarat dan rukun puasa, supaya shaum-nya diterima, shaaim perlu melengkapi shaum-nya dengan mengikutsertakan pikiran, hati, dan semua anggota badannya seperti lidah, mata, telinga, tangan, dan kaki. Semuanya ikut berpuasa dari perbuatan yang dilarang oleh agama Islam. Kalau tidak, dia tidak akan mendapatkan hasil apa-apa dari shaum-nya kecuali rasa haus dan lapar saja. Untuk lebih menyempurnakan ibadah shaum, maka shaaim harus selalu shalat lima waktu di awal waktu, dan bagi kaum pria shalatnya senantiasa berjamaah di masjid. Di malam hari, para shaaim juga dianjurkan untuk mendirikan shalat malam, baik secara berjamaah maupun sendirian. Semaksimal mungkin, shaaim juga memanfaatkan waktunya untuk membaca Alquran, dan bersedekah kepada fakir miskin. Akhirnya, sampailah kita untuk mengatakan bahwa kunci atau roh ibadah shaum adalah ikhlas. Walaupun semua kelengkapan tersebut dilaksanakan,Shaum yang ikhlas maksudnya adalah shaum yang semata-mata dijalankan karena Allah SWT saja, tidak ada motivasi lain kecuali mencari ridha-Nya. Wallahu alam.

18

19

Anda mungkin juga menyukai