Anda di halaman 1dari 59

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi didorong oleh kemajuan dalam bidang teknologi energi listrik. Kimia, fisika, dan matematika mendasari ini semua. Ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan banyak gunanya bila tidak dapat dipakai untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Energi listrik yang berperang penting dalam pemanfaatan teknologi belum mampu untuk mencukupi kebutuhan peralatan komunikasi masyarakat yang ada di daerah pelosok, hal ini disebabkan karena faktor geografis. Untuk mengatasi kebutuhan akan energi listrik guna menunjang kebutuhan peralatan komunikasi masyarakat terutama di daerah terpencil atau di daerah - daerah yang belum ada persediaan energi listrik maka energi listrik yang berasal dari tenaga surya merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan peralatan kantor NGO AFMET di kabupaten Lautem. Hal ini ditunjang dengan letak kabupaten Lautem yang berada didaerah timur memungkinkan pemanfaatan energi matahari untuk diubah menjadi energi listrik sebagai penyediaan arus untuk mempermudah kegiatan kerja dikantor seperti; komputer (laptop, kulkas, printer, mikroskop dan lampu) karena sinar matahari bersinar sepanjang tahun. Tenaga surya adalah suatu alat yang berguna untuk mengubah sinar matahari menjadi energi listrik secara langsung. Energi listrik yang dibangkitkan oleh sel surya berupa energi listrik arus searah atau Direct

Current (DC) yang akan mengubah menjadi energi listrik arus bolak balik atau Alternating Current (AC) melalui Inverter. Tegangan yang dihasilkan oleh tenaga surya belum stabil untuk digunakan langsung sebagai penyediaan arus. Hal ini disebabkan karena tegangan yang dihasilkan tenaga surya dipengaruhi oleh kapasitas cahaya matahari yang diterima sel surya. Fluktuasi ini perlu distabilkan sehingga bisa menghasilkan tegangan yang konstan dan tetap. Untuk menjawab masalah yang telah diuraikan diatas maka penulis bermaksud mengambil judul skripsi PERAWATAN SOLLAR LIGHTING 24 VOLTS SYSTEM DI KLINIK AFMET LOSPALOS. Untuk memenuhi jenjang pendidikan diploma tiga (D III) Fakultas Teknik, Universitas Nasional Timor lorosae (UNTL).

1.2 Alasan Pemilihan Judul Dalam perkembangan industri semakin maju dibidang keteknikan ditinjau dari kenyataan dikalangan masyarakat, khususnya perawatan sollar lighting system 24 Volts masih kurang. Sebab para teknisi atau tenaga perawatan belum memahami tentang penyebab gangguan dari sirkulasi arus pada sistem kelistrikan tenaga surya secara pasti sehingga mengalami kendala dalam pemakaian sistem kelistrikan tersebut. Jadi alasan yang sangat mendasar bagi kami untuk memilih judul perawatan sollar lighting 24 volts sistem di klinik AFMET Lospalos adalah sebagai berikut:

Mempersiapkan diri untuk menjadi sumber daya yang berkualitas dan menunjang program pemerintah. Untuk mengetahui sejauh mana kemanpuan dan pemahaman mahasiswa tentang dasar kelistrikan khususnya pada tenaga surya serta sistem kerjanya. Sebagai informasi guna memperhatikan pentingnya peranan kelistrikan sistem penerangan pada tenaga surya dikalangan masyarakat.
Untuk menambah pengalaman guna memperdalam pengetahuan dan

mengaplikasikan teori yang didapat ke dalam praktek peneranganInstalasi kelistrikan sistem penerangan pada tenaga surya atau benda nyata. Dari beberapa alasan tersebut menjadi pegangan bahwa dengan bekal yang telah kami dapat semua bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan harapan. Jadi judul perawatan bukan sekedar penulisan tetapi merupakan hak yang mendasar yang harus diperhatikan dan dilaksanakan atas dasar kerja Sama dengan kemauan dan kesadaran untuk mengakhiri studi D.III dengan prinsip bahwa judul perawatan mempunyai manfaat yang dapat menjamin suatu keberhasilan. 1.3 Penegasan Judul Penegasan istilah berkenaan dengan judul tugas akhir yang berjudul Perawatan Sollar Lighting 24 volts System di klinik AFMET Lospalos ini dapat diperinci sebagai berikut:

a. Perawatan adalah: suatu cara atau suatu sistem untuk merawat dan

mencegah supaya jangan sampai terjadi kerusakan.


b. Sollar adalah: sumber energi matahari atau matahari yang panas. c. Lighting adalah: penerangan pada sistem kelistrikan. d. System adalah: Cara, metode atau aturan. e. 24 adalah: angka yang menunjukan kapasitas baterai. f. Volts adalah: Satuan tegangan pada sistem kelistrikan.

1.4 Tujuan Penulisan Dalam penulisan tugas akhir ini pada dasarnya penyusun mempunyai tujuan sebagai berikut. 1. Tujuan umum a. Untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian program diploma tiga (D.III) pada jurusan teknik mesin di pendidikan program diploma tiga (D.III) di Universitas Nasional Timor Lorosae. b. Sebagai salah satu pedoman atau wawasan bagi penyusun teknik yang memerlukan ketrampilan tentang perawatan khususnya sistem kelistrikan pada tenaga surya. c. Dapat memudahkan teori dan praktek yang seimbang selama kami penyusun masih mengikuti pendidikan tinggi di Universitas Nasional Timor Lorosae.

2.

Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dalam penulisan karya ilmiah ini antara lain; a. Dapat menuliskan suatu pedoman atau referensi tentang perawatan sistem kelistrikan pada tenaga surya. b. Hasil dari penulisan ini bisa berguna bagi saya dan juga berguna bagi orang lain. Mengaplikasikan pengetehuan yang telah membantu kami dalam memecahkan masalah c. Untuk menambah skill, minat belajar dan pengetahuan mahasiswa secara konkrit mengenai studi perawatan sistem kelistrikan pada tenaga surya.

1.5 Permasalahan Permasalahan yang terjadi pada sistem sehingga mengakibatkan sistem tidak beroperasi secara normal adalah sebagai berikut : a. Salah satu panel rusak
b. Terjadi arus pendek pada modul yang menyebabkan kabel dari PV

( photovoltaic ) modul panas yang akhirnya terbakar c. Tidak ada sakelar pengaman pada system tersebut d. Konektor di tutupi atau di masukan dalam kotak sambungan sehingga sekrup dengan kabel berkarat

1.6

Pembatasan Masalah Agar dalam pembahasan ini tidak menimbulkan tafsiran tafsiran yang

meluas maka dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis dapat membahas hanya pada sistem kelistrikan pada tenaga surya dengan kapasitas 24 Volt yang meliputi; a) Pembahasan masalah b) Gangguan gangguan yang sering terjadi sistem kelistrikan pada tenaga surya c) Perawatan d) Jadwal penggunaan dan jadwal perawatan.

1.7

Metode Pengumpulan Data Adapun metode yang disajikan sebagai dasar dalam penyusunan tugas

akhir sebagai berikut; 1. Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara mengadakan komunikasi secara langsung dengan staff dan dosen pembimbing teknik mesin di Universitas Nasional Timor Lorosae. 2. Observasi yaitu dari hasil pengamatan selama ini banyak pemilik tenaga surya hanya mengandalkan untuk perawatan pada sistem kelistrikan pada tenaga surya.
3. Studi pustaka yaitu;

Suatu metode yang digunakan dalam pengumpulan data langsung di tempat (lokasi) pemakaian tenaga surya tersebut (Trisula,lospalos,Lautem/ kantor AFMET)

Pengambilan data di perpustakaan atau tempat tempat penyediaan bukubuku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas

Diskusi bersama dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan sistem kelistrikan pada tenaga surya.

1.8

Uraian atau Sistematika Penulisan Disini diuraikan sistematis pembahasan sistem kelistrikan pada tenaga

surya di dalam penyusunan laporan hasil karya tulis ilmiah. BAB I. Pendahuluan. Dalam bab ini akan menjelaskan; Latar Belakang, Alasan Pemilihan Judul, Penegasan Judul, Tujuan, Pembatasan Judul, Permasalahan, Metode Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan. BAB II. Landasan Teori. Dalam bab ini akan menjelaskan; Pengertian Perawatan, Fungsi, Manfaat dan Tujuan dari Perawatan, Komponen komponen utama pada sistem tenaga surya, Panel (Penangkap Sinar matahari), Battery (aki), Regulator (controller), Inverter, Kabel Instalasi dan Beban (load), Aplikasi rumus untuk perencanaan sistem tenaga surya. BAB III. Perhitungan dan Pemilihan Bahan.Dalam bab ini berisi tentang perhitungan kapasitas bagian-bagian tenaga surya, pemilihan bahan.

BAB IV. Gangguan, Kerusakan dan pencegahan. Dalam bab ini akan menjelaskan; Pengambilan data data kerusakan, Kerusakan pada sistem kelistrikan pada tenaga surya yang diambil dan Penyebab Terjadinya Kerusakan. Pembahasan masalah, Mengatasi kerusakan, Penjadwalan dan Rekomendasi.

BAB V. Penutup. Dalam bab ini akan menjelaskan; Kesimpulan dan Saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perawatan Perawatan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk menjaga terjadi suatu kerusakan atau suatu cara yang digunakan oleh para pemilik dan pengguna tenaga surya untuk merawat tenaga surya dengan baik, yang berhubungan dengan komponen - komponen pada tenaga surya yang bersangkutan. Perawatan juga merupakan suatu tindakan awal yang harus dilakukan oleh para pemilik atau pengguna tenaga surya tersebut untuk menjaga tenaga surya tersebut tetap dalam kondisi yang baik dan tahan lama. Apabila tenaga surya tanpa perawatan maka tenaga surya itu tak akan bertahan lama. Adapun kerugian dan keuntungan dari perawatan dan perbaikan yaitu, kerugian dari pada perawatan yaitu banyak pengorbanan tenaga, waktu dan biaya. Sedangkan keuntungan dari pada perawatan adalah menjamin kestabilan tenaga surya pada saat kita membutuhkannya tidak akan mengalami gangguan atau kesulitan lagi.

2.2

Fungsi, Manfaat, dan Tujuan Pada Perawatan

Fungsi Perawatan Perawatan merupakan suatu cara atau suatu sistem yang di gunakan untuk

merawat tenaga surya agar dapat melakukan fungsinya secara berkelanjutan.

Manfaat Perawatan Perawatan merupakan aktivitas universal bagi seorang teknisi untuk

merawat keseluruhan komponen tenaga surya yang ada pada sebuah rumah agar komponen tersebut tetap bermanfaat bagi para pemilik dan pengguna tenaga surya untuk dipakai.

Tujuan Perawatan Tujuan perawatan merupakan suatu rangkaian kegiatan bersama untuk

menjaga atau memelihara kondisi tenaga surya yang ada supaya tenaga surya tersebut dalam keadaan stabil, sehingga tidak menghambat pekerjaan. Adapun beberapa tujuan perawatan sebagai berikut: Merawat bagian-bagian tenaga surya atau komponen -

komponen sehingga mencapai kondisi yang stabil. Mencegah terjadinya kerusakan selama tenaga surya

beroperasi. Menekan ongkos perawatan sehingga ekonomis.

2.3

Jenis-Jenis Perawatan

10

a. Perawatan pencegahan Perawatan guna mencegah terjadinya suatu kerusakan dan cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan perawatan. Pencegahan yang dimaksud adalah untuk mengaktifkan pekerjaan infeksi. Sehingga tenaga surya dapat beroperasi dalam keadaan normal. Perawatan pencegahan ini di lakukan sejak awal sebelum terjadinya kerusakan atau kelalaian-kelalaian pada tenaga surya. b. Perawatan korektif Perawatan korektif dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas sehingga bisa mencapai standar yang dapat diterima. Perawatan korektif ini dapat mengadakan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan perawatan korektif ini dapat di cantumkan setiap bulan. Tujuannya untuk menjamin kondisi fasilitas dan kestabilan pada tenaga surya.

c. Perawatan berjalan ( running maintenance )

Perawatan berjalan adalah perawatan dilakukan pada saat tenaga surya masih dalam keadaan digunakan atau beroperasi. Pekerjaan perawatan ini termasuk suatu cara yang direncanakan untuk diterapkan pada tenaga surya yang beroperasi terus menerus dalam melayani proses penerangan.

d. Perawatan prediktif Perawatan prediktif biasanya di lakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat bantu canggih, teknik, alat bantu efisien kerja, agar kelaianan yang terjadi

11

dapat diketahui dengan cepat serta tepat dan pemeriksaan sistem monitor sangat penting dilakkukan mendapatkan hasil yang tanpa melakukan pembakaran total untuk menganalisa.

e. Perawatan setelah terjadi kerusakan Perawatan setelah terjadi kerusakan yang direncanakan untuk

memperbaiki kerusakan. Pekerjaan perawatan ini yang dilakukan setelah terjadi kerusakan dan untuk memperbaikinya harus dilakukan setelah terjadi kerusakan dan untuk memperbaikinya harus dilakukan dengan suku cadang yang baru, alatalat yang komplit serta tenaga kerja yang berpengalaman.

f. Bongkar pasang ( over haul )

Bongkar total (over haul) ini merupakan suatu klasifikasi perawatan yang melibatkan semuanya untuk melakukan kegiatan perawatan terhadap suatu tenaga surya yang tidak berfungsi yaitu semua kegiatan yang telah di lakukan pada reparasi medium dan setiap kegiatan selebihnya dibongkar satu persatu dan semua bagian yang telah aus diganti dengan yang baik. Jadi dalam hal ini dibongkar total merupakan tindakan keseluruhan penyelamatan suatu tenaga surya yang rusak.

2.4

Rangkaian dan Komponen-komponen utama pada sistem tenaga

surya

12

2.4.1

Rangkaian sistem tenaga surya Berikut ini merupakan rangkaian sistem tenaga surya dengan kapasitas 24

Volt, yang telah diadakan perawatan.

RANGKAIAN TENAGA SURYA


PV ARRAY

+ - + PV + -

+ - + +
+ BATT . -

REGULATOR
-

LOAD + -

- + -

- + -

INVERTER

- + -

MCB S
+ A
AC

MCB S MCB S

DC

AC Load

+ 12V BATTERY

+ 12V BATTERY

Gambar 2.1. Rangkaian tenaga surya

13

2.4.2

Komponen-komponen utama pada sistem tenaga surya Komponen-komponen utama pada sistem tenaga surya ini antara lain :

Sebelumnya kita membahas dahulu komponen - komponen yang paling penting dalam sistem pembangkit listrik tenaga surya, yang dalam sistem ini yang berfungsi sebagai perubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Komponen-komponen itu diantaranya sebagai berikut; Module, Baterai (Aki), Regulator (controller), Inverter dan Beban (Load).
1. Panel / Module (penangkap sinar matahari)

Gambar 2.2. Panel

14

Module adalah komponen utama yang merupakan gabungan dari beberapa tenaga surya yang dihubung secara seri atau paralel sebagai sistem tenaga surya, Prinsip dasar pembuatan sel surya adalah memanfaatkan efek fotovoltaik, yaitu suatu efek yang dapat mengubah langsung cahaya matahari menjadi energi listrik. Proses pengubah energi cahaya matahari menjadi energy listrik adalah panel menyerap cahaya matahari yang langsung dimanfaatkan oleh komponen komponen didalam panel yang dinamakan ion, ion terdiri dari proton dan neutron atau lebih tepatnya tersusun atas dua jenis semikonduktor; yakni jenis n dan jenis p. Daya yang dihasilkan sebuah panel surya tergantung pada radiasi matahari yang diterima,serta luas permukaan panel dan suhu. Daya yang dihasilkan semakin besar jika radiasi dan luas permukaan lebih besar, sedangkan kenaikan suhu mengakibatkan penurunan daya. Tenaga surya terdiri dari kaca pelindung dan material adhesive transparan yang melindungi bahan tenaga surya dari keadaan linkungan, material anti-refleksi untuk menyerap lebih banyak cahaya dan mengurangi jumlah cahaya yang dipantulkan. Bahan semikonduktor P-type dan N-type (terbuat dari campuran silikon) untuk menghasilkan medan listrik. Saluran awal dan saluran akhir terbuat dari logam tipis sebagai aliran dari satu sell ke sell yang lain yang akan digabungkan pada penghantar terminal. Ada tiga tipe panel tenaga surya yaitu: Mono-crystalline, poly-crystalline dan Amorphous. a. Mono-crystalline

15

Gambar 2.3. Mono-crystalline

Merupakan panel yang paling efisien yang dihasilkan dengan teknologi terkini dan menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi. Monokristal dirancang untuk penggunaan yang memerlukan konsumsi listrik besar pada tempat-tempat yang beriklim ekstrim dan dengan kondisi alam yang sangat ganas. Memiliki efisiensi sampai dengan 15%. Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat yang cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca berawan. Dibuat dari silicon cristal tunggal yang didapat dari peleburan silicon dalam bentuk bujur. Sekarang mono-crystalline dapat dibuat setebal 200 mikron, dengan nilai efisiensi sekitar 24%. b. Poly-crystalline

Gambar 2.4. Poly-crystalline

Merupakan panel surya yang memiliki susunan kristal acak karena dipabrikasi dengan proses pengecoran. Tipe ini memerlukan luas permukaan yang

16

lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama. Panel surya jenis ini memiliki efisiensi lebih rendah dibandingkan tipe monokristal, sehingga memiliki harga yang cenderung lebih rendah. Dibuat dari peleburan silikon dalam tungku keramik, kemudian pendinginan perlahan untuk mendapatkan bahan campuran silicon yang timbul diatas lapisan silicon.
c.

Amorphous Merupakan tenaga surya (dua lapisan) dengan struktur lapisan tipis

mikrokristal-silicon dan amorphous dengan efisiensi module hingga 8.5% sehingga untuk luas permukaan yang diperlukan per watt daya yang dihasilkan lebih besar dari pada monokristal dan polikristal. Inovasi terbaru adalah Thin film Triple Junction PV dengan tiga lapisan dapat berfungsi sangat efisien dalam udara yang sangat berawan dan dapat menghasilkan daya listrik sampai 45% lebih tinggi dari panel jenis lain dengan daya yang ditera setara.

Gambar 2.5. Amorphous

17

2. Baterai (Aki)

b
a

a
a

c
a

Gambar 2.6. Baterai kering (Lead Acid) Keterangan gambar di atas: a) Kepala kutub positif, berfungsi sebagai terminal kutub Positif. b) Kepala kutub negative, berfungsi sebagai terminal kutub negatif c) Akumulator (body baterai kering) berfungsi untuk menutupi sellsell baterai. Baterai adalah adalah perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik dari tenaga surya, Tanpa baterai, energi surya hanya dapat digunakan pada saat ada sinar matahari dan sebuah sell listrik dimana didalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversibel (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang

18

tinggi.Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversibel adalah di dalam bateria dapat berlangsung proses perubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan) dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia (pengisian kembali) dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang di pakai yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan didalam sell. Pada sistem PLTS, baterai yang dapat diisi ulang digunakan untuk menyimpan energi listrik. Salah satu karakteristik baterai yaitu kedalaman pengambilan (depth of discharge) yang merupakan persentase dari kapasitas terpasang baterai yang dapat diambil saat menyuplai listrik ke dalam peralatan pengguna listrik. Tiap sell baterai ini terdiri dari dua macam elektroda yang berlainan yaitu elektroda positif dan elektroda negatif dengan kedua kutubnya saling berhubungan ini disebut rangkaian tertutup, jadi arus listrik hanya dapat mengalir pada rangkaian tertutup misalnya pada lampu, baterai akan memberikan arus yang disimpannya melalui perantara kabel pada rangkaian tertutup maka arus listrik akan berubah menjadi cahaya. Baterai akan tahan lebih lama selama digunakan apabila penggunaan

baterai tidak melebihi 20%. Artinya, jika baterai memiliki kapasitas terpasang 120 Ampere-hour (Ah), maka jumlah yang dipakai sebaiknya tidak melebihi 20 Ah sebelum baterai diisi kembali. Disamping itu, usia baterai dapat diperpanjang dengan mencegah menyalakan beberapa peralatan yang membutuhkan arus yang besar sekaligus.

19

Fungsi dari baterai yaitu: Baterai disini berfungsi sebagai penyimpan energi listrik secara kimiawi pada siang hari dan berfungsi sebagai catu daya listrik pada malam hari. Untuk menjaga keseimbangan energi didalam baterai, diperlukan alat pengatur elektronik yang disebut: Baterry Charge Regulator.

Pemilihan baterai sebagai penyimpan listrik PV sistem ada 2 macam :

Jenis baterai siklus pengisian pendek (shollow-cycle batteries), pengisian

amp-hours (Ah) hanya mampu 10% - 20% dari kapasitas baterai dalam sehari

Jenis baterai siklus pengisian panjang (deep-cycle batteries), dapat

mengisikan ampere hour (Ah) sampai 60% - 80% dari total kapasitas baterai dalam sehari. Maka jenis baterai ini yang sering dipakai pada perumahan dengan fotovoltaic sistem. Baik untuk deretan jenis baterai shollow-cycle maupun deep-cycle dapat dikaitkan secara: a. b. Seri Paralel.

Cara kedua jenis kaitan tersebut tidak mempengaruhi kelansungan umur baterai (umur baterai lebih dipengaruhi oleh kebenaran pemasangan aplikasiaplikasi, hubungan dan perhitungan beban antar unit sistem PV)

20

3.

Regulator (controller)

Gambar 2.7. Regulator Regulator adalah alat elektronik pada sistem PLTS yang berfungsi untuk mengatur arus listrik dari panel surya ke baterai (apabila baterai sudah penuh maka listrik dari modul surya tidak akan dimasukkan ke baterai begitu pula sebaliknya), dan dari baterai ke beban (apabila listrik dari baterai tinggal 20-30%, maka listrik ke beban otomatis dimatikan). Rangkaian regulator pengisian aki/baterai dalam sistem tenaga surya ini merupakan rangkaian elektronik yang mengatur proses pengisian aki. Regulator ini dapat mengatur tegangan aki dalam selang tegangan 12 volt plus minus 10%.

21

Bila tegangan turun sampai 10,8 volt, maka regulator atau controller akan mengisi aki dengan panel surya sebagai sumber dayanya. Tentu saja proses pengisian itu akan terjadi bila berlangsung pada saat ada cahaya matahari. Jika penurunan tegangan itu terjadi pada malam hari, maka regulator akan memutuskan pemasukan energi listrik, setelah proses pengisian itu selama beberapa jam, tegangan aki itu akan naik. Bila tegangan aki itu mencapai 13,2 volt maka regulator akan menghentikan proses pengisian aki tersebut. Berikut adalah cara kerja dari regulator antara lain:

Menghindari pengisian (charge) baterai secara berlebihan Mencegah pengambilan listrik (discharge) dari baterai hingga batas minimum kapasitas baterai

Menghindari aliran balik arus listrik yang dapat merusak panel surya dimalam hari saat voltase panel lebih rendah dibanding voltase baterai

Memberi signal kondisi sistem misalnya apakah baterai sudah terisi penuh. Alat pengontrol ini terpasang diantara panel surya dengan baterai, serta dapat dihubungkan dengan peralatan listrik. Spesifikasi teknis alat pengontrol ini harus sesuai dengan daya dan voltase panel surya. Disamping itu, pengontrol harus mampu bekerja pada kondisi ekstrim yaitu:
a. Tegangan lebih rendah dari 1,25 kali voltase (V rated)

panel surya
b. Arus maksimum (I max) panel surya setidaknya 1 jam

tanpa tersambung ke baterai.

22

Versi standard umumnya controller dilengkapi dengan fungsi-fungsi untuk melindungi baterai/accu Dengan proteksi - proteksi berikut:
LVD, Low voltage disconnects, apabila tegangan dalam battery rendah, ~11.2

V, maka

untuk sementara beban tidak dapat dinyalakan. Apabila tegangan

baterai sudah melewati 12V, setelah di charge oleh modul surya, maka beban akan otomatis dapat dinyalakan lagi (reconnect).
HVD, High Voltage disconnects memutus listrik dari modul surya jika

baterai/accu sudah penuh. Listrik dari modul surya akan dimasukkan kembali ke baterai jika voltage baterai kembali turun. .

Short circuit protection, menggunakan electronic fuse (sekring) sehingga tidak

memerlukan fuse pengganti. Berfungsi untuk melindungi sistem PLTS apabila terjadi arus hubung singkat baik di modul surya maupun pada beban. Apabila terjadi short circuit maka jalur ke beban akan dimatikan sementara, dalam beberapa detik akan otomatis menyambung kembali.
Reverse Polarity, melindungi dari kesalahan pemasangan kutub positif (+) /

negatif (-).
Reverse current, melindungi agar listrik dari baterai tidak mengalir ke modul

surya pada malam hari.

PV Voltage Spike, melindungi tegangan tinggi dari modul pada saat batterai

tidak disambungkan ke .controller.


Lightning Protection, melindungi terhadap sambaran petir (s/d 20,000 volt).

23

4. Inverter

Gambar 2.8. Inverter Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak balik (AC). Inverter mengkonversi arus searah (DC) dari perangkat seperti baterai, panel surya / tenaga surya menjadi arus bolak balik (AC). Penggunaan inverter dari dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah untuk perangkat yang menggunakan Alternating Current (AC).

24

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan inverter:

Kapasitas beban dalam Watt, usahakan memilih inverter yang

beban kerjanya mendekati dengan beban yang hendak kita gunakan agar effisiensi kerjanya maksimal

Input DC 12 Volts atau 24 Volts Sinewave ataupun square wave outuput Alternating Current (AC)

Listrik yang disediakan oleh sekumpulan panel dan baterai adalah DC pada tegangan yang tetap. Tegangan yang disediakan mungkin tidak sesuai dengan apa yang diperlukan oleh beban anda. Sebuah konverter DC/AC, yang juga dikenal sebagai inverter, mengubah arus DC dari baterai anda menjadi AC. Ini diikuti dengan kehilangan suatu daya selama konversi. Jika perlu, anda juga dapat menggunakan konverter untuk mendapatkan DC di tingkat tegangan yang berbeda dengan apa yang disediakan oleh baterai. Konverter DC juga kehilangan suatu daya selama konversi. Untuk pelaksanaan optimal, anda sebaiknya merencanakan sistem anda yang berdaya surya agar sesuai dengan tegangan DC yang dihasilkan sesuai dengan beban.

5. Kabel instalasi Kabel untuk menghubungkan komponen perangkat dalam implementasi pembangkit listrik tenaga surya sebaiknya memperhatikan spesifikasi perkabelan untuk mengurangi loss (kehilangan) daya, pemanasan pada kabel, dan kerusakan pada perangkat. Untuk menghubungkan perangkat charge controller dan panel

25

surya / tenaga surya perhatikan spesifikasi kabel, karena dengan tegangan 12 Volt, spesifkasi kabel yang sesuai dapat mengurangi kehilangan tegangan. Kabel memiliki resistansi (dalam ohm), semakin besar kabel, resistansi nya semakin kecil. Pada tegangan 12 Volt, pengurangan tegangan terjadi pada kabel yang panjang, sehingga mengurangi efisiensi dari instalasi pembangkit listrik tenaga surya kita. Untuk itu perhatikan tabel ukuran kabel standard Amerika (AWG) berikut ini: Diameter kabel yang kecil memiliki nomor wire gauge yang besar. Tabel itu adalah untuk ukuran kabel tunggal.

26

American wire gauge (AWG) 0000 (4/0) 000 (3/0) 00 (2/0) 0 (1/0) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
6.

Diameter (mm) 11.68 10.4 9.27 8.25 7.35 6.54 5.83 5.19 4.62 4.12 3.67 3.26 2.91 2.59 2.31 2.05 1.83 1.63 1.45 1.29 1.15 1.02 0.91 0.81 0.72 0.64 0.57 0.51 0.46

Resistansi (k) 0.16 0.2 0.26 0.32 0.41 0.51 0.65 0.82 1.03 1.3 1.63 2.06 2.6 3.28 4.13 5.21 6.57 8.29 10.45 13.17 16.61 20.95 26.42 33.31 42 52.96 66.79 84.22 106.2

Beban (Load)

27

Beban adalah peralatan yang mengkonsumsi daya yang dihasilkan oleh sistem daya tenaga surya. Beban mungkin termasuk peralatan komunikasi lampu, laptop, printer, mikroskop dan lain - lain. Walaupun tidak mungkin secara persis memperhitungkan jumlah persis konsumsi peralatan yang dipakai, sangat penting untuk membuat perkiraan yang baik. Dalam sistem tenaga surya, beban digolongkan dalam dua jenis yaitu arus direct current (DC) dan arus alternative current (AC). Beban DC adalah beban untuk peralatan elektronik yang dapat menggunakan power tenaga surya secara langsung, sedangkan beban AC adalah beban yang membutuhkan kekuatan (voltage) tinggi (110 V-220 V), untuk menggunakan peralatan elektronik seperti ini, diperlukan sebuah alat yang mentransfer voltage DC ke AC. Biasa alat tersebut dikenal dengan Inverter. Dalam sistem sejenis ini, sangatlah penting untuk mempergunakan peralatan yang efisien dan berdaya rendah untuk menghindari daya yang terbuang. Namun dalam pembahasan bab ini daya yang dimaksud atau dipakai hanya lampu,komputer, printer dan mikroskop.

2.5

Pemilihan Bahan dan Peralatan Bantu

28

2.5.1 Pemilihan Bahan Pemilihan bahan dalam instalasi kelistrikan sistem penerangan tenaga surya dalam rumah sederhana ini, penulis dapat mengidentifikasikan bahan atau

komponen-komponen yang dibutuhkan sesuai perencanaan penginstalasian yang telah ditentukan. Berikut ini adalah gambar dari komponen inti tenaga surya yang digunakan dalam penginstalasian. a. Panel Berikut ini adalah gambar model panel yang akan dipakai dalam instalasi

Gambar 2.9. panel yang digunakan

29

Detail spesifikasi Serial number Model type Daya Max Tegangan max Arus max Arus min Open circuit voltage Max system voltage Isc 4.5 A (Short Circuit Current) Berat Ukuran 8.3 kg 942mm x 502mm x 50mm (p x l x t ) US 60 - 008480 (poly- crystalline) US 60 60 w 16.5 volt 4.06 ampere 3.64 ampere 23.8 Volt 600 Volt

30

b. Regulator Regulator merupakan peralatan kontrol untuk mengatur proses pengisian dan pengosongan baterai.

Gambar 2.10 Regulator yang digunakan

31

Detail spesifikasi Tipe Fasilitas Proteksi Berat Ukuran Static current CMP 12 DC sockets 9 V, 12V dan 24 V Terhadap arus balik, arus pendek, petir, dan kesalahan penyambungan polaritas. 135 g 105 mm x 95 mm x 38 mm (p x l x t ) 30 A

Tegangan nominal 24 volt

32

c. Baterai Fungsi baterai adalah menyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh modul solar surya dan mendistribusikan arus ke beban.

Gambar 3.3 Baterai yang digunakan

Gambar 2.11. Baterai yang digunakan

Detail spesifikasi baterai Tipe Baterai kering (lead Acid)

33

Rated capacity 120 Ah Rated voltage Model Jumlah Berat Ukuran 12 Volt Varta 120-12 (12 V 120 Ah) 2 Pcs 30 kg 35.1 mm x 19.2 mm x 26.5 mm (p x l x t)

d. Kabel Kabel merupakan salah satu elemen penting dalam proses penginstalasian sebab melalui kabel inilah dapat menghantarkan arus dari satu komponen ke komponen lain dan untuk lebih jelas kita bisa melihat tabel pemilihan bahan berikut ini. Berikut ini jenis kabel yang digunakan dalam instalasi solar power. Kabel untuk penginstalasian dari solar panel (module) menuju baterai kontrol unit (regulator) diameternya berbeda dengan kabel untuk pengistalasian lampu (load) demikian juga kabel untuk baterai. Berikut gambar kabel yang digunakan untuk pengistalasian solar sistem

Gambar 2.12. Jenis kabel untuk penghantar arus dari modul ke regulator 34

Gambar 2.13. jenis kabel untuk penghantar arus dari regulator ke baban

Gambar 2.14. Jenis kabel ini digunakan sebagai penghantar arus dari regulator ke baterai dan sebaliknya

Untuk mempermudah proses penyambungan maka kabel ini disatukan dalam satu unit yang terisolasi. Selain itu dalam kelistrikan tenaga surya kabel juga memiliki kode warna dan ukuran tertentu, agar mempermudah

penginstalasian serta mengurangi hambatan pada rangkaian.

35

Tabel. 3. (Pemihan Bahan)

No 1 2 3 4 Module

Nama bahan

Ukuran bahan 60 Wp 24 VDC 30 Ampere 12 V 120 Ah 837 Watt

Jumlah 12 buah 1 buah 2 buah 5 buah 10 meter

Regulator (controller) Baterai kering Beban (load)

Kabel penghantar arus dari modul 2 x 2.5 mm 5 ke Regulator Kabel 6 penghantar arus dari 1 x 6.0 mm

35 meter

regulator ke load Kabel penghantar arus dari 2 x 2.5 mm 1.50 meter 2.5 dan 6.0 (mm) 8 dan 10 mm 2 box 2 box

7 8 9

regulator ke baterai Konektor (penyambung) Klem

36

10

Baut dan Mur

M14 x 1,5

1 box

2.6.2 Peralatan Bantu Dalam sebuah proses perawatan dan perbaikan tenaga surya kita butuh beberapa alat yang sangat penting fungsinya di dunia kelistrikan. Alat-alat ini terdiri dari peralatan keras dan peralatan lunak yang fungsi dan penggunaanya berbeda. Berikut adalah perlatan yang digunakan pada saat penginstalasian tenaga surya: a. Obeng Dalam perawatan tenaga surya kita sangat membutuhkan obeng. Obeng yang dibutuhkan disini terdiri dari dua macam, yaitu obeng positif (+) dan obeng negatif (-). Kedua obeng ini fungsinya sama yaitu: mengeraskan atau melonggarkan sekrup komponen-komponen tenaga surya.

37

Gambar 2.15. obeng positif dan negative

b. Multi Tester atau AVO meter Multi tester/AVO meter adalah sebuah alat di dunia kelistrikan yang fungsinya untuk mengukur arus, tegangan, dan tahanan listrik. Ada dua jenis multi teste, yaitu multi tester digital dan multi tester analog.Tetapi dalam perawatan dan perbaikan sistem ini kita menggunakan tester digital.

(Gambar 2.16. Multi Tester Digital)

38

c. Tang Tang adalah sebuah alat yang digunakan untuk pemegang dan juga pemotong kabel- kabel pada saat pemasangan listrik yang tidak bisa dipegan oleh tangan.

Gambar 2.17. tang potong

d. Tang potong

Gambar 2.18. tang potong

Tang potong adalah sebuah alat yang digunakan sebagai pemotong kabel.
2.6

. Aplikasi rumus untuk perencanaan sistem tenaga surya

Secara matematika seluruh komponen yang digunakan dalam penginstalasian tenaga surya pada suatu rumah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: 2.6.1 Beban

39

Beban adalah peralatan yang mengkonsumsi daya yang dihasilkan oleh sistem daya tenaga surya. Sangatlah nyata bahwa pada saat keperluan daya bertambah, bertambah pula pengeluaran biaya fotovoltaic, maka sangatlah penting untuk menyamakan ukuran sistem sesama mungkin dengan beban yang ada. Ketika mendesain sistem terlebih dahulu harus membuat perkiraan realistis konsumsi maksimum, ketika instalasi sistem sudah terpasang tingkat konsumsi maksimum yang sudah ditentukan harus dipatuhi, dengan demikian untuk menghitung beban yang digunakan dalam sistem tenaga surya dapat di tentukan dengan rumus: E = P x t (watt hour) Dimana: E : energi total ( watt hour) P: daya (watt) t : waktu (hour) 2.6.2 Kapasitas Panel Panel surya akan menghasilkan listrik sesuai dengan tingkat radiasi matahari yang diterimanya.Tingkat radiasi ini berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya, dipengaruhi oleh letak lokasi dari khatulistiwa (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), awan, tingkat polusi,kelembaban, dan suhu. Namun demikian untuk memudahkan, Timor Leste dapat dipakai patokan 1 panel surya kapasitas 60 W dapat menghasilkan listrik sebesar 60 Wh (Watt hour atau Watt Jam) per hari.

40

Average solar radiation tergantung pada geografis setiap Negara. TimorLeste belum mempunyai suatu solar radiasi rata-rata yang ditetapkan. Dalam penulisan ini akan diambil 5 kw/m2/day, kapasitas panel yang digunakan tergantung pada kapasitas beban yang digunakan.

2.6.3 Regulator Sebuah peringatan penting, selalu manggunakan regulator dalam seri. Jika tidak mampu mendukung arus yang diperlukan oleh sistem yang digunakan, perlu membeli sebuah pengatur baru dengan arus yang lebih besar, untuk alasan keamanan sebuah pengatur baru harus mempu beroperasi dengan arus sedikitnya 20 % lebih besar dari pada intensitas maksimum yang disediakan oleh array panel surya. Untuk menghitung kapasitas regulator dapat di tentukan dengan rumus sebagai berikut:
P = V x I (watt)

I=

P (Ampere) V

41

Dimana: P = Daya panel surya (watt) V = Tegangan regulator (volt) I = Arus (ampere)

2.6.4. Baterai Baterai menentukan tegangan keseluruhan sistem dan memerlukan kapasitas yang cukup untuk menyediakan daya kepada beban pada saat tidak terdapat radiasi surya yang cukup. Untuk memperkirakan kapasitas baterai terlebih dahulu menghitung kapasitas daya sistem yang diperlukan (kapasitas yang diperlukan). Dengan demikian untuk menghitung kapasitas baterai secara matematis di tentukan dengan rumus: E x Nsd V0 x Be

Bc =

Dimana : Bc = Kapasitas Baterai (Ah) Et = Energi Total (Wh)

42

Number of Storage Days (Nsd) = 1,2,3... Vo = Voltage system (Volt) 2.6.5. Inverter Inverter merupakan alat untuk mengubah listrik arus searah (DC) menjadi arus bolak balik (AC). Peralatan ini dirancang untuk menggunakan peralatanperalatan listrik sesuai dengan kebutuhan. Waktu pemakaian tergantung pada jumlah watt beban dan kapasitas baterai/accu.

Kapasitas inverter (W) = daya total beban (Wh) BAB III PERHITUNGAN DAN PEMILIHAN BAHAN 3.1 Perhitungan Kapasitas Bagian-bagian Instalasi Tenaga Surya 3.1.1 Perhitungan Kapasitas Beban Untuk menghitung beban (load) dapat ditentukan dengan rumus : E = P x t (watt hour) Dimana: E : Energi ( watt hour) P: Daya (watt) t : Waktu (hour)

43

Berdasarkan data yang didapat dari lapangan sistem ini akan dipakai untuk mengoperasikan laptop sebanyak 3 (tiga) buah dengan kapasitas yang berbeda ( Sony: 90 watt, Lavie: 60 watt dan Dell: 90 watt ) penggunaan beban ini selama 3 jam perhari, printer dengan kapasitas 60 watt dan mikroskop dengan kapasitas 57 watt penggunaan beban ini dihitung: selama 1 jam perhari. Dengan demikian dapat

a. Beban pada laptop (Sony: 90 watt, Lavie: 60 watt dan Dell: 90 watt)

E =P xt 1 = 240 W x 3 h = 720 Wh b. Beban pada printer E =P xt 2 = 60 W x 1 h = 60 Wh c. Beban pada mikroskop

44

E =P xt 3 = 57 W x 1 h = 57 Wh Sehingga; beban total yang digunakan pada sistem ini adalah Et = E + E + E 1 2 3 = 720 Wh + 60 Wh + 57 Wh = 837 Wh 3.1.2 Perhitungan Kapasitas Array Kapasitas solar module dapat ditentukan berdasarkan dua unsur utama yaitu: total energi yang dibutuhkan dan rata-rata radiasi solar pada sebuah daerah tertentu, Average solar radiation tergantung pada geografis setiap Negara. TimorLeste belum mempunyai suatu solar radiasi rata-rata yang ditetapkan. Dalam penulisan ini akan diambil 5 kw/m2/day, untuk menghitung kapasitas tenaga surya pada sistem ini nilai solar radiasi yang digunakan adalah 5 kw/m2/day, dengan demikian dapat di hitung dengan cara sebagai berikut: Diketahui average solar radiation adalah 5 kw/m2/day

45

luas panel = panjang panel x lebar panel = 0.942 m x 0.502 m = 0.479 m 2 jadi kapasitas panel = luas panel x average solar radiation = 0.479 m 2 x 5 kw / m 2 / day = 2.395 kw / day Jadi kapasitas array untuk 12 buah panel yang digunakan adalah:

kapasitas array = kapasitas panel x jumlah panel = 2.395 kw / day x 12 = 28.7 kw / day = 28700 W / day

3.1.3

Perhitungan kapasitas regulator Untuk menghitung kapasitas regulator yang digunakan pada sistem

tersebut adalah sebagai berikut: P = I x V (watt) P Ampere V

I=

Dimana: P = Daya panel surya (watt)

V = Tegangan regulator (volt)

46

Arus (ampere)

Berdasarkan data yang diatas dapat menentukan kapasitas regulator dimana : Daya panel surya ke regulator adalah P = 1285.2 Watt dengan tegangan regulator V = 47.6 volt, maka arus (I) dapat ditentukan dengan rumus seperti di bawah ini : P (ampere) V

I=

1 8 .2 25 W I= 4 .6V 7

I = 27 Ampere
Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas regulator adalah 27 Ampere, namun kapasitas regulator yang digunakan dalam penginstalasian adalah 30 Ampere, hal terjadi karena penyediaan kapasitas regulator 27 Ampere di pasaran tidak tersedia, dengan demikian para penyusun menggunakan kapasitas regulator 30 Ampere dalam proses penginstalasian ini. 3.1.4 Perhitungan Kapasitas Baterai Kapasitas baterai yang digunakan pada sistem tersebut menggunakan rumus : E t x Nsd (Ah) Vo x Be dengan

Bc =

Dimana :

47

Bc = Kapasitas Baterai (Ah) Et = Energi total (Wh) Nsd (Number of storage days) = 1,2,3... Vo = voltage sistem (Volt) Be = Efisiensi baterai (%) Sesuai dengan data diatas: Et = 837 Wh, Nsd = 2, dan Vo = 24 volt, Be = 80 %, jadi, kapasitas baterai adalah sebagai berikut: E t x Nsd (Ah) Vo x Be
837 W x 2 h 24 V x 80 %

Bc =

1674 19.2 (Ah)

Bc = 87.18 Ah

Dengan demikian kapasitas baterai yang akan digunakan dalam sistem ini adalah: 2 (12 V 120 Ah). Untuk mengetahui lamanya pengunaan baterai pada sistem ini dapat menggunakan cara perbandingan antara kapasitas baterai dengan energi yang diserap oleh beban.

48

Diketahui ; Energi yang diserap oleh beban = 837 Wh Kapasitas energi baterai = 2880 Wh Jadi perbandingannya adalah sebagai berikut;
2880 Wh 837 Wh

x=

= 3.44

Jadi, lamanya pengunaan baterai pada sistem ini dapat digunakan selama 3.44 x 837 Wh.
3.1.5.

Perhitungan Kapasitas Inverter Untuk menentukan kapasitas inverter pada suatu sistem tergantung pada jumlah beban yang dibutuhkan. Pada sistem ini jumlah beban yang digunakan adalah sebanyak 837 Watt sehingga kapasitas inverter yang diperlukan untuk sistem ini adalah harus lebih besar atau sama dengan 837 Watt. Kapasitas Inverter (W ) Daya total beban (W ) Sehingga sesuai dengan beban dalam perhitungan data diatas yang menghasilkan daya total sama dengan 837 Watt, maka pada sistem ini kapasitas inverter yang akan digunakan adalah 1000 Watt.

49

BAB IV GANGGUAN DAN PERAWATAN Identifikasi gangguan yang terjadi pada sistem tenaga surya yang telah kami melakukan perawatan di NGO AFMET Trisula Lospalos. Setelah diketahui ada bagian yang mengalami gangguan atau bekerja tidak normal, hal ini diperlukan suatu analisa terhadap gangguan yang terjadi. Sehingga dapat diketahui dengan cara menggunakan alat-alat avometer, alat-alat indra manusia yang memperkirakan, melihat, dan merasakan gangguan yang terjadi seperti dengan penciuman (bau) dan pengamatan (penampakan). Maka dengan penggunaan alat-alat seperti avometer dan penggunaan indera manusia sebagai pengedeteksi gangguan yang perlu dipelajari. Para pengguna tenaga surya juga perlu mengenali kondisi-kondisi normal sehingga dapat mengidentifikasi gangguan apa yang terjadi dan bagaimana mengatasinya.

50

4.1 Pengambilan data Pengambilan data atau mengidentifikasi gangguan - gangguan yang terjadi pada tenaga surya yang telah kami ketahui di NGO AFMET Trisula Lospalos. Pengambilan data yang telah kami lakukan yaitu mengidentifikasi gangguan gangguan yang terjadi pada tenaga surya tersebut.

Gangguan pada tenaga surya tersebut yang diketahui adalah sebagai berikut: a) Panel surya berdebu b) Penempatan konektor tidak teratur c) Penempatan komponen komponen tenaga surya yang tidak teratur

4.2 Pembahasan masalah Permasalahan yang terdapat pada sistem tenaga surya dan permasalahan permasalahan tentang pekerjaan yang telah kami lakukan yaitu antara lain; penjadwalan, gangguan gangguan yang sering terjadi.
4.3 Perawatan

Pengertian umum perawatan adalah: Suatu aktivitas di lakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan agar kondisi seluruh komponen tenaga surya tersebut dapat digunakan dalam tempo atau waktu yang lama.

51

Perawatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) lebih sering diperlukan pada baterai, jika penggunaan dan perawatan sesuai dengan aturan, rata-rata umur baterai bisa awet sampai 5 tahun, sedangkan biaya perawatan lainnya cenderung sedikit dan memiliki masing-masing perawatan antara lain:

4.3.1 Perawatan Module Perawatan untuk module dapat dilakukan seperti:

Jumlah dan macam panel surya yang diperlukan untuk menangkap daya surya harus cukup untuk mendukung beban.

Hindari dari kelembaban dan zat-zat cair Hindari pohon-pohon besar/tinggi yang dapat mengakibatkan

kemungkinan terjadinya kerusakan pada module surya. Perlu mengecek komponen-komponen yang terdapat pada solar module pada saat-saat tertentu.

Bersihkan kotoran dan debu pada bagian kaca dari PV module Melakukan pengecekan terhadap kaca PV module

4.3.2 Perawatan Baterai Perawatan untuk baterai terdiri dari:

52

Baterai sebaiknya jangan diletakkan langsung di atas lantai. Baterai harus ditempatkan di ruangan dengan sirkulasi udara yang

cukup. Baterai perlu dijaga dari udara lembab dan kondisi panas atau dingin

yang ekstrem.

Arus pendek perlu dihindari dengan tidak menempatkan benda-benda

dari logam di atas baterai.

Baterai ditempatkan di tempat yang aman dari jangkauan anak-anak,

dan hanya dapat dijangkau oleh teknisi. Baterai mangandung bahan yang mudah terbakar sehingga harus

dijauhkan dari api.

4.3.3 Perawatan Regulator Perawatan regulator ini tidak memerlukan perawatan khusus hanya saja kita mengharapkan agar tidak terjadi hubungan singkat pada komponen-komponen kecil yang terpasang didalam regulator dan membersihkan kotoran kotoran disekitarnya. 4.3.4 Perawatan Inverter Perawatan pada komponen ini terdiri dari: Bersihkan kotoran - kotoran debu pada inverter secara berkala Jangan pernah meletakkan benda - benda di atas inverter Penggunaan beban sesuai dengan kapasitas inverter

53

Melakukan pemeriksaan sesuai dengan buku petunjuk atau buku manual yang tersedia.

4.4

Penjadwalan Setiap pekerjaan perawatan preventif harus direncanakan secara detail berdasarkan hasil pengamatan yang ada. Suatu jadwal program perawatan dan perbaikan perlu dibuat secara lengkap dan terperinci menurut spesifikasi yang diberikan. Setiap pekerjaan atau suatu kegiatan harus ada penjadwalan pelaksanaan harus direncanakan sebelum kegiatan dilaksanakan, seperti jadwal kegiatan yang kami lakukan untuk merawat sistem tenaga surya. Jadwal yang akan dibahas dibawah ini berdasarkan hasil pengamatan dan pekerjaan yang telah kami kerjakan dalam kegiatan perawatan pada sistem. Penjadwalan pekerjaan yang telah kami lakukan diantaranya: Pengambilan data data dan pemeriksaan komponen komponen pada sistem Pada tahap Pengambilan data dan pemeriksaan komponen komponen pada sistem ini dilakukan pada tanggal 14 September 2010, data data yang di

54

ambil diantaranya; pemakaian beban pada sistem, umur pemakaian, rangkaian sistem serta mengidentifikasi gangguan pada komponen. Analisis data Pada tahap ini kami melakukan analisis terhadap data data yang telah diambil diantaranya pemakaian beban dan sistem rangkaiannya, tahap ini dilaksanakan dalam jangka waktu satu minggu (16 September 2010 - 25 September 2010).

4.4.1. Jadwal perawatan a. Sebelum operasi Hal hal yang perlu diperhatikan sebelum mengoperasi sistem diantaranya; memeriksa komponen komponen dari sistem ini dilakukan secara berkala sesuai dengan kondisi sistem untuk menetapkan operasinya sistem secara berkelanjutan. Komponen komponen yang perlu diperhatikan antara lain; indikator pada regulator, kabel baterai dan sakelar sakelarnya. b. Setelah operasi Pada proses ini hal hal yang harus diperhatikan setelah pemakaian sistem tenaga surya. Hal hal tersebut sebagai berikut; Pemeriksaan terhadap pemasangan kabel Matikan sakelar beban Melakukan inspeksi sederhana pada sistem

55

Membersihkan papan komponen sistem

4.5. Rekomendasi Dalam penggunaan sistem tenaga surya hal hal penting yang harus di perhatikan adalah sebagai berikut;

Dilarang menghubungkan generator atau arus listrik dari EDTL ke sistem tenaga surya

Dilarang memegang bagian dari sistem tenaga surya dengan tangan basah Dilarang menyiram air kedalam sistem tenaga surya Dilarang menggunakan peralatan listrik yang berkapasitas lebih dari kapasitas inverter yaitu 837 watt.

Dilarang menggunakan alat listrik yang bebannya melebihi beban inverter Dilarang menggunakan atau memakai seluruh beban yang tersedia di dalam baterai

Jika ada kerusakan silakan hubungi teknisi PV

56

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dalam bab ini penulis akan merangkumkan dan menyimpulkan pembahasan dan permasalahan mengenai perawatan pada sistem tenaga surya dengan kapasitas 24 volt. Seperti yang telah di uraikan panjang lebar pada penulisan bab bab sebelumnya adalah sebagai berikut: Gangguan yang sering terjadi pada sistem tenaga surya dengan kapasitas 24 volt ada tiga yaitu antara lain: Panel surya berdebu Penempatan konektor tidak teratur Penempatan komponen komponen tenaga surya yang tidak teratur

57

Maka penulis secara sederhana dapat menarik kesimpulan serta memberi saran tentang perawatan pada sistem tenaga surya dengan kapasitas 2(120 Ah 12 V), semoga tenaga surya ini dapat berguna sebagai salah satu kebutuhan seharihari.

5.2 Saran Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis mempunyai saran saran yang akan penulis sampaikan antara lain:
a) Sebelum melakukan kegiatan kegiatan perawatan disediakan

peralatan seperti Tang, Avometer, obeng, isolasi dan sekrup yang dibutuhkan, tempat kerja dan siapkan pula ketrampilan yang mantap dan professional.
b) Saat melakukan langkah perawatan harus mengidentifikasikan

dahulu masalah - masalah yang terjadi pada tenaga surya tersebut agar bisa mengerjakan pekerjaan dengan baik. c) Data data perawatan yang telah dilaksanakan pada sistem tenaga surya dengan kapasitas 24 volt diusahakan jangan sampai diganggu

58

oleh orang lain atau teknisi lain agar mempermudah perawatan selanjutnya.
d) Perawatan pada bagian tenaga surya harus dilakukan secara rutin

agar umum pemakaian dapat terjamin. e) Agar hasil penerangan solar sell dapat berjalan dengan baik maka harus dilakukan perawatan yang teratur.

59

Anda mungkin juga menyukai