Anda di halaman 1dari 4

TEKNIK-TEKNIK ENCODING

Dony Ariyus, Rum Muhamad Andri, Jurusan Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Yogyakarta, Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta - Indonesia

Tiga teknik dasar encoding atau modulasi untuk mengubah data digital menjadi sinyal analog: 1. Amplitude-Shift Keying (ASK), dua binary diwakilkan dengan dua amplitudo frekuensi carrier (pembawa) yang berbeda salah satu dari amplitude adalah nol; yaitu satu digit biner yang ditunjukkan melalui keberadaan sinya pada amplitude yang konstan dari suatu sinyal pembawa (carrier). Dan dapata dinyatakan sebagai :

Data rate hanya sampai 1200 bps pada voice-grade line; teknik ASK dipakai untuk transmisi data digital melalui fiber optik. 2. Frequency-Shift Keying, dua binary diwakilkan dengan dua frekuensi berbeda yang dekat dengan frekuensi carrier atau dinyatakan sebagai :

Lihat gambar di bawah ini, dimana terdapat dua frekuensi center untuk komunikasi full-duplex; pada salah satu arah (dapat transmisi atau menerima) , frekuensi centernya (f1) = 1170 Hz dengan lebar 100 Hz

Sumber: William stallings : data communication and networking

Transmisi FSK Full-Duplex pada Jalur Derajat Suara


pada setiap sisinya (bandwidth = 200 Hz) sedangkan arah lainya, frekuensi centernya (f2) = 2125 Hz dengan lebar 100 Hz pada setiap sisinya (bandwidth = 200 Hz); sulit untuk terkena noise dibandingka n ASK; data rate dapat mencapai 1200 bps pada voice-grade line; dipakai untuk

transmisi radio frekuensi tinggi dan juga local network dengan frekuensi tinggi yang memakai kabel koaksial. 3. Phase-Shift Keying, binary 0 diwakilkan dengan mengirim suatu sinyal dengan fase yang sama terhadap sinyal yang dikirim sebelumnya dan binary 1 diwakilkan dengan mengirim suatu sinyal dengan fase berlawanan terhadap sinyal yang dikirim sebelumnya, atau dapat dinyatakan sebagai :

Bila elemen pensinyalan mewakili lebih dari satu bit, maka bandwidth yang dipakai lebih efisien, sebagai contoh quadrature phase-shift keying (QPSK) memakai beda fase setiap 90.

Sehingga tiap elemen sinyal mewakili 2 bit; jadi terdapat 12 sudut fase yang memakai modem standart 9600 bps. Hubungan data rate (dalam bps) dan modulation rate (dalam bauds): D=

R R = b log 2 L

Dimana: D = modulation rate, bauds R = data rate, bps L = jumlah elemen sinyal yang berbeda l = jumlah bit per elemen sinyal.

Kinerja beberapa skema modulasi digital ke analog, parameter pertama adalah bandwidth yang dimodulasikan, hal ini tergantung pada factor: Definisi bandwidth yang digunakan Teknik penggunaan filter yang menghasilkan sinyal bandpass.

Bandwidth untuk ASK dan PSK: BT = (1 + r) R Dimana: R = bit rate r = berhubungan dengan teknik dimana sinyal difilter untuk mencapai suatu bandwidth bagi transimisi (0 < r < 1). Bandwidth untuk FSK: BT = 2 F + (1 + r) R

Dimana: F = f2 - fc = fc - f1 = Beda frekuens i modulasi dari frekuensi carrier. Dengan pensinyalan multilevel, bandwidth yang dapat dicapai: BT = (1 + r) R/l = (1 + r) R/ log2 L Diketahui bahwa: Eb/No = S / NoR Dimana: No = noise power density (watts/Hz). Bila noise dalam suatu sinyal dengan bandwidth BT adalah N = No BT Maka: Eb/No =(S/N) (B/R) Bit error dapat dikurangi dengan meningkatkan Eb/No atau dengan kata lain, yaitu dengan mengurangi efisiensi bandwidth. ASK DAN FSK mempunyai efisiensi bandwidth yang sama, PSK lebih baik lagi. Pendekatan yang baik dari bandwidth untuk pensinyalan digital: BT = 0,5 (1 + r) D Dimana: D = modulation rate. Untuk NRZ, D = R maka: R/B = 2 / (1 + r) Pensinyalan digital berada dalam rentang yang sama, berkaitan dengan efisiensi, seperti ASK, FSK dan PSK, keuntungan yang signifikan untuk pensinyalan analog dengan teknik-telnik multilevel.

DAFTAR PUSTAKA

Ariyus, Dony, Computer Security, Andi Offset, 2006 Ariyus, Dony, Pengantar Ilmu Kriptografi: Teori, Analisis dan Implementasi, Andi Offset 2008 Antti V. Raisanen and Arto Lehto, Radio Engineering for Wireless Communication and Sensor Applications, Artech House, 2003 Alain Glavieux ,Channel Coding in Communication Networks, ISTE Ltd, 2007 Behrouz A. Forouzan,Data Communication and Networking Fourth Edition, Mcgraw Hill, 2007 David Barnett, David Groth and Jim McBee, Cabling:The Complete Guideto Network Wiring, Third Edition, SYBEX, 2004 David Tse and Pramod Viswanath, Fundamentals of Wireless Communication, Cambridge University Press 2005 DC Green, Data Communication, logman Group UK,1995

Gilbert Held, Understanding Data Communications: From Fundamentals to Networking, Wiley,2000 Gilbert Held,data communications networking devices: operation, utilization and LAN and WAN internetworking, Wiley,1999 Geoff Sanders and friends, GPRS Networks, Wiley,2003 Gunnar Heine,GSM Networks: Protocols, Terminology, and Implementation, Artech House, 1998 Jerry Fitzgerald and Alan Dennis, Business Data Communications and Networking 9th Edition, John Wiley, 2007 Mark G. Graff, Kenneth R. van Wyk, Secure Coding: Principles & Practices, O'Reilly, 2003 Lawrence Harte, Introduction to Data Networks: PDN, LAN, MAN, WAN, and Wireless Data, Technologies and Systems, ALTHOS, 2003 Michael M. A. Mirabito, Barbara L. Morgenstern, The New Communications Technologies: Applications, Policy, and Impact, Focal Press, 2004 Nader F. Mir, Computer and Communication Networks, Prentice Hall, 2006 Rahmat Rafludin, Sistem Komunikasi Data Mutakhir, Andi offset, 2006 Robert M. Erwin, Pengantar Telekomunikasi, PT.Elex Media Computindo, 1998 Roger L. Freeman, Practical Data Communications Second Edition, Wiley, 2001 Jorge Reina Schement, Encyclopedia of Communication and Information, thomson learning, 2002 Siegmund M, Redl and Friends, GSM and Personal Communication Handbook, Artech House,1998 Teguh Wahyono, Prinsip Dasar dan Teknologi Komunikasi Data, Graha Ilmu, 2003 Vern A. Dubendorf, Wireless Data Technologies, Wiley,2003 William Stallings, Data and Computer Communications , Prentice Hall, 2004

Anda mungkin juga menyukai