Anda di halaman 1dari 1

Edisi i | Th 1 | November 2012

Religi

Konsisten dan Komitmen Adalah Kunci Sukses

Tak Ada Kata Menyerah...


Rits JOMBANG - Nama lengkapnya Imam Syarif Hidayatullah, sejak kecil sudah memiliki api semangat dan tekad yang tinggi untuk menggapai kesuksesan tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim. Masa kecil dengan keterbatasan ekonomi keluarga, tak membuatnya menyerah.
Lahir di tengah keluarga dengan keterbatasan ekonomi, anak ke-8 dari 17 bersaudara ini, tak menyerah begitu saja dengan keadaan. Malah sebaliknya, imam, begitu dirinya akrab disapa, tetap fokus dengan tekadnya, untuk terus bersekolah guna menggapai mimpi. anak dari pasangan Dayuni dan rangu ini, sejak dibangku sekolah dasar, sudah terbiasa dengan rutinitas membantu ibunya berjualan nasi di warung yang lokasinya tak jauh dari rumah. hingga pekerjaan sehari-hari yang begitu menyita waktu, dikerjakan dengan lapang dada. hari demi hari dijalani tanpa menunjukkan ekspresi mengeluh sedikitpun, yang ada hanya kobaran api sema ngat di dalam jiwa, untuk belajar dan terus belajar. Kondisi ekonomi yang serba keku rangan, membuat saya harus pintar membagi waktu, agar jam belajar saya tidak terganggu dengan pekerjaan rutin sehari-hari,
kata pria kelahiran Pemalang ini, kepada Tabloid rits. Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar, rencananya imam akan melanjutkan ke sekolah menengah pertama. Untuk rencananya itu, imam meminta restu kedua orangtua agar pendidikan yang akan dijalaninya itu berkah. Tapi, apa yang terjadi? Orangtua imam ternyata tidak setuju dengan niatnya melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah per tama. Dengan alasan, kedua orang tua tidak sanggup membiayai sekolahnya itu. Dengan larangan ter sebut, imam dibekali tiga ekor kambing untuk selanjutnya dipelihara. Tiga ekor kambing tetap saya rawat dan pelihara, tapi hal itu tidak meruntuhkan semangat saya untuk tetap sekolah, tegas pria yang fasih tafsir al Quran ini. Secara diam-diam, imam mendaf tar kan diri ke SMP Purnama Pe ta rukan Pemalang. Untuk biaya, imam mengusahakan waktu setiap hari Minggu, menjadi kuli di kebun tebu guna mendapatkan upah rp 1000 per minggu. Membagi waktu adalah kuncinya, dan saya tetap konsisten untuk itu. antara mengembala kambing, menjadi kuli di kebun tebu serta kewajiban saya membantu ibu berbelanja bahan untuk jualan nasi di warung, ujar pria berkopiah ini. Tiga tahun mengenyam pendidikan di SMP, akhirnya saya berhasil lulus untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Sementara, urusan mengembala kambing, berawal tiga ekor pemberian orangtua, berhasil dikembangkan menjadi 60 ekor selama tiga tahun. Dan, biaya sekolah berhasil dibiayai sendiri tanpa mere-

Membagi Waktu Adalah Kuncinya

Kondisi ekonomi yang serba kekurangan, membuat saya harus pintar membagi waktu, agar jam belajar saya tidak terganggu dengan pekerjaan rutin sehari-hari.
Karier

potkan kedua orangtuanya. Perjuangan tidak berhenti sampai di situ, saat-saat menempuh pendidikan di sekolah menengah atas, imam harus menempuh jarak 35 kilometer dari Pemalang ke Pekalongan dengan menggunakan sepeda untuk bersekolah di PGaN Pekalongan. Luar biasa..! Bersekolah sembari nyantri di Ponpes rohmatul Mubtadiin yang diasuh Kh Muzakir. Saya harus membantu kiyai mengisi kolam untuk wudhu. Dan, itu meringankan biaya saya saat mondok, paparnya.

Beranjak dewasa, imam hijrah ke Tangerang Selatan (Tangsel), untuk melanjutkan akademinya ke Universitas Muslim asia afrika dengan mengambil jurusan Tarbiyah. Lagi-lagi biaya kuliah menjadi permasalahan. Untuk itu, imam rela melakukan apa saja yang penting halal, seperti ojek sepeda dan ngebecak. Di luar itu, dia juga menyempatkan waktu menjadi guru untuk mengajar di sekolah dasar,

menengah pertama dan menengah atas. Semua itu dilakukan dengan ihlas demi mendapatkan uang untuk menutup biaya kuliahnya. Sejak kuliah saya mulai aktif dakwah melalui ceramah dari kampung ke kampung. Dari sanalah awal karier saya di dunia dakwah, hingga saat ini, tegasnya. Saat ini, imam sudah dikenal se-

bagian besar masyarakat, karena dedikasinya dalam berdakwah, serta tidak pernah berhenti untuk memperhatikan yatim piatu dan dhuafa. Karena kerja keras serta ibadah dan doa yang terus menerus, kini imam menjadi Pimpinan al amanah Nusantara dan Pimpinan Korp Mubaligh al amanah Nusantara. amin..!(***)

NAMA: imam Syarif hidayatullah TeMpAT & TANggAl lAhir: Pemalang, 1 Desember 1967 KArier: * Pimpinan Yayasan al amanah Nusantara * Pimpinan Korp Mubaligh al amanah Nusantara

Bina Ummat Kurban 35 Hewan


rits BiNTarO - Subhanallah, idul adha 1433 hijriah tepatnya 26 Oktober 2012, Bina Ummat Bintaro dan asrama-asrama seTangerang Selatan (Tangsel), melakukan kurban sebanyak 5 ekor sapi dan 30 ekor kambing. Daging kurban dibagikan kepada 1000 mustahik di kawasan Bogor, Depok, dan Tangerang. Panitia kurban, adi Prabowo, menuturkan, pelaksanaan kurban idul adha kali ini, berjalan lancar tanpa hambatan sedikit pun. Malah, disambut antusias oleh kaum mustahik. Penyembelihan kurban dilakukan di Bina Ummat pusat yakni Bina Umat Bintaro, dan dagingnya dibagikan ke beberapa wilayah seperti Tegal Kendil Bogor, Citeureup Bogor, Depok, BSD Tangsel, serta Ciledug Kota Tangerang. alhamdulillah, pelaksanaan kurban ser-

Segenap Pengasuh, Karyawan dan Santriwan-santriwati Pondok Pesantren Al Amanah Nusantara

ta pembagian daging kurban kepada 1000 mustahik berjalan lancar tanpa hambatan yang berarti, katanya kepada Tabloid rits. Penyembelihan hewan kurban itu, lanjut adi, dilakukan selama dua hari yakni pada 26 dan 27 Oktober di Bina Umat Bintaro. pelaksanaan penyembelihan dikonsentrasikan di Bina Ummat Bintaro agar dapat terkontrol dengan baik, tambahnya.(ray)

R its
Informasi Seputar Tangsel

Tabloid

Anda mungkin juga menyukai