Baru Islam datang. Maka, kedatangan ini tak terpisahkan dengan penggalan peristiwa yang berkisah pada setiap goresan-goresan makna. Suatu makna kisah yang disebut sebagai proses transformasi spiritual. Bagaimana aktualisasi semangat hijrah? Berikut wawancara Tim Tabloid Rits dengan Ketua Forum Mubaligh Indonesia (FORMI), Ustadz Yazid Thoyib. Apakah ada cerita dibalik Satu Muharram ini? Sebuah makna sebagai proses transformasi spiritual, dimana kisah ini merupakan tonggak awal peristiwa, saat hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Dan, dari sinilah kisah itu bercerita kepada segenap umat, tentang keteladanan, pengorbanan sejati serta konsistensi dalam bersikap, bahkan menandai perubahan suatu masyarakat Jahiliah saat itu menjadi masyarakat Islam. Apakah arti hijrah itu? Dalam harfiah hijrah memiliki arti berpindah. Namun, secara istilah hijrah mengandung dua makna yakni hijrah makani dan hijrah maknawi. Hijrah makani artinya hijrah secara fisik, yakni berpindah dari suatu tempat yang kurang baik menuju tempat yang lebih baik, dari negeri kafir me
nuju negeri Islam. Adapun hijrah maknawi artinya berpindah dari nilai yang kurang baik menuju nilai yang lebih baik, dari kebathilan menuju kebenaran, dari kekufuran menuju keislaman. Seorang ulama besar Ibnu Qayyim, menyatakan bahwa arti hijrah dinyatakan sebagai al-hijrah al-haqiqiyyah. Alasan hijrah fisik adalah refleksi dari hijrah maknawi itu sendiri. Dua makna hijrah tersebut sekaligus terangkum dalam hijrah Rasulullah SAW dan para sahabatnya ke Madinah. Secara makani jelas mereka berjalan
Dua makna hijrah tersebut sekaligus terangkum dalam hijrah Rasulullah SAW dan para sahabatnya ke Madinah. Secara makani jelas mereka berjalan dari Mekah ke Madinah menempuh padang pasir sejauh kurang lebih 450 km. Secara maknawi jelas mereka hijrah demi terjaganya misi islam,
Fokus Utama
terhadap transformasi spiritual, yang dapat menentukan langkah kita selanjutnya dalam memasuki babak baru tahun Hijriah. Apakah langkah kita akan semakin menggaransi kita untuk mencapai cita-cita sukses dunia dan akhirat, atau malah sebaliknya? Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.(QS. 49:10). Apa yang harus diaktualisasikan di jaman sekarang ini? Maka di tahun baru Hijriyah ini, hendaknya kita bangkitkan dan aktualisasikan kembali spirit juga nilai-nilai yang terkandung dalam Hijrah. Semangat berpindah dari kejahilan dan kejahiliyahan, semangat untuk menjalin kembali solidaritas juga semangat merubah diri dan tatanan masyarakat kepada kehidupan yang lebih baik. Dan perlu kita ingat, Tahun Baru Hijriyah bukanlah hari raya yang patut dirayakan layaknya Iedul Fitri dan Iedul Adha karena tidak ada aturan syari yang memerintahkan kita merayakannya. Tapi penghayatan nilai dan hikmah hijrahlah yang selayaknya menjadi bahan renungan untuk bisa diupayakan, bukan perayaan seremonial yang tak berlandaskan aturan syari sama sekali. Wallahualam.(tim)
Yang paling gamblang adalah cobaan meninggalkan kemapanan. Tengoklah bagaimana para sahabat meninggalkan keluarga tercinta, rumah, pekerjaan tanah air dan sanak saudara serta handai taulan. Menemukan ibrah dari peristiwa hijrah ini, kemudian menjadikannya sebagai pelajaran yang tak terhingga nilainya, ujar pria ramah ini. Haruskah kita bermuhasabah atas peristiwa di atas? Sudah sepantasnya kita meluangkan waktu sejenak untuk berkontemplasi, merenung atau bermuhasabah atas segenab peristiwa lalu. Tidaklah lain, hanya bertujuan untuk mendapatkan secara menyeluruh gambaran utuh tentang konsep diri pada suatu waktu di masa lalu, kini dan esok. Kendala apa saja yang menghalangi muhasabah itu? Terkadang, kesibukan inilah yang memulai ketidakmampuan kita untuk tetap peka dan kemudian memahami sekaligus mewujudkan makna terpenting Hijrah Nabi Muhammad. Bukan hanya sekadar bernostalgia, bereforia tentang kejayaan masa lalu, tetapi menjadikan instrospeksi kekinian sebagai realisasi terpenting menjadi lebih baik dari setiap waktunya. Hal ini bisa jadi merupakan indikator
dari Mekah ke Madinah menempuh padang pasir sejauh kurang lebih 450 km. Secara maknawi jelas mereka hijrah demi terjaganya misi islam, kata pria lulusan UIN Syarif Hidayatullah jurusan Dakwah ini. Apakah ibrah yang bisa ditauladani dari peristiwa itu? Salah satu ibrah dari peristiwa hijrah adalah sebuah pengorbanan. Setelah para sahabat keluar dari ujian berupa siksaan dan cercaan dari Kafir Quraisy di Mekah tidak otomatis menjadikan mereka bebas dari ujian berikutnya.
Hadirilah!!!
Menyambut Tahun Baru Islam 1434 Hijriyah, khususnya di lingkungan Tangerang Selatan (Tangsel) dan umat muslim pada umumnya, untuk memberikan kontribusi moril dan materil terhadap kehidupan yatim dan dhuafa yang berada di lingkungannya masingmasing. Semoga dengan terlaksananya acara ini nanti, membawa manfaat bagi kita semua. Dan, Semoga Allah SWT membukakan kelapangan dan keluasan rezeki yang tidak terhingga, serta bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat, amin.
R its
Informasi Seputar Tangsel
Tabloid
R its
Informasi Seputar Tangsel
Tabloid