Anda di halaman 1dari 14

Struktur Konstruksi 5

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Alvin artha Anissa s Bela s Bintang Feri . N . Joko P Pikat .S Purwa .S Vidya v Sumaiyah F

PENGERTIAN GAYA
Di dalam ilmu fisika, gaya adalah apapun yang dapat menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami percepatan.[1]. Gaya memiliki besar dan arah, sehingga merupakan besaran vektor. Satuan SI yang digunakan untuk mengukur gaya adalah Newton (dilambangkan dengan N). Berdasarkan Hukum kedua Newton, sebuah benda dengan massa konstan akan dipercepat sebanding dengan gaya netto yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya.

Kita memiliki pemahaman intuitif ide gaya, karena gaya dapat secara langsung dirasakan sebagai dorongan atau tarikan. Sebagaimana dengan konsep fisika yang lain (misal temperatur), ide intuitif dikuantifikasi menggunakan definisi operasional yang konsisten dengan persepsi langsung, namun lebih presisi. Secara historis, gaya pertama kali secara kuantitatif diselidiki dalam keadaan keseimbangan statis dimana beberapa gaya membatalkan satu sama lain. Eksperimen demikian membuktikan sifat-sifat yang rumit bahwa gaya adalah kuantitas vektor aditif: mereka memiliki besar dan arah. Sehingga, ketika dua gaya berkasi pada suatu objek, gaya hasil, resultan, adalah penjumlahan vektor gaya asal. Hal ini disebut prinsip superposisi. Besar resultante bervariasi dari perbedaan besar dua gaya terhadap penjumlahan mereka, gayut sudut antara garis-garis aksi mereka.

Gaya Pada Struktur Shell


Shell adalah bentuk struktural tiga dimensional yang kaku dan tipis yang mempunyai permukaan lengkung. Shell harus didirikan dari material yang dapat dilengkungkan seperti beton bertulang, kayu, logam, bata, batu, atau plastik. Cara yang baik untuk mempelajari perilaku permukaan shell yang dibebani adalah dengan memandangnya sebagai analogi dari membran, yaitu elemen permukaan yang sedemikian tipisnya hingga hanya gaya tarik yang timbul padanya. Membran yang memikul beban tegak lurus dari permukaannya akan berdeformasi secara tiga dimensional disertai adanya gaya tarik pada permukaan membran. Yang terpenting adalah adanya dua kumpulan gaya internal pada permukaan membran yang mempunyai arah saling tegak lurus. Hal yang juga penting adalah adanya tegangan geser tangensial pada permukaan membran yang juga berfungsi memikul beban.

Pada shell, gaya-gaya dalam bidang yang berarah mereditional diakibatkan oleh beban penuh. Pada shell, tekanan yang diberikan oleh gaya-gaya melingkar tidak menyebabkan timbulnya momen lentur dalam arah meredional. Dengan demikian cangkang dapat memikul variasi beban cukup dengan tegangan-tegangan bidang. Variasi pola beban yang ada, bagaimanapun, harus merupakan transisi perlahan (perubahan halus dari kondisi beban penuh kekondisi sebagian agar momen lentur tidak timbul). Pada pelengkung, beban seperti ini dapat menimbulkan lentur yang besar, sedangkan pada cangkang lentur dengan cepat dihilangkan dengan aksi melingkar. Cangkang adalah struktur yang unik. Cangkang dapat bekerja secara funicular untuk banyak jenis beban yang berbeda meskipun bentuknya tidak benar-benar funicular.

COTOH PENYALURAN GAYA

PENYALURAN GAYA PADA STRUKTUR INI ADALAH DENGAN GAYA TEKAN

PENYALURAN GAYA PADA STRUKTUR INI ADALAH DENGAN GAYA TARIK INI TERLIHAT PADA STRUKTUR YANG DIGUNAKAN YAITU STRUKTUR KABEL

DEFORMASI PADA STRUKTUR BANGUNAN

Gaya inersia dari bagian atas bangunan ditransfer ke tanah melalui kolom (tiang), menimbulkan gaya pada kolom. Gaya pada kolom juga bisa ditinjau dengan cara lain. Saat terjadi gempa, ujung-ujung kolom bergerak relatif satu dengan lainnya sebesar u seperti terlihat pada Gambar 2. Karena kelenturannya, kolom akan berusaha kembali ke posisi tegak semula, dengan kata lain, kolom melawan deformasi. Pada posisi vertikal, kolom-kolom tidak mendukung gaya horisontal, tapi saat membengkok terjadi gaya di dalam kolom. Semakin besar perpindahan horisontal u antara bagian atas dan bawah kolom, semakin besar gaya inersia pada kolom. Besarnya gaya di dalam kolom sebanding dengan perpindahan relatif antar ujung-ujungnya dikalikan dengan kekakuan kolom.

Pada prinsipnya Gempa bumi menyebabkan goyangan pada tiga arah (dua arah mendatar X dan Z serta satu arah vertikal Y). Oleh karena itu di daerah gempa, struktur bangunan disamping dirancang untuk menahan gaya berat arah vertikal juga harus dirancang untuk menahan gaya horisontal yang terjadi saat gempa bumi melanda.

Prinsip dasar dari struktur bangunan tahan gempa adalah membuat seluruh struktur bangunan menjadi satu kesatuan yang utuh (monolith) sehingga beban dapat ditanggung dan disalurkan secara bersama-sama secara proposional. Bangunan juga harus bersifat daktail, sehinga dapat bertahan apabila mengalami terjadinya perubahan bentuk yang diakibatkan oleh gempa.

ANALISA GAYA
MISALKAN SEBUAH KOTAK DITARUH DIATAS PAPAN DAN KOTAK INI AKAN DIGULINGKAN, PERUMPAMAANYA ADALAH KOTAK INI BANGUNAN DAN PAPAN INI ADALAH TANAH MAKA GAYA DORONG TADI DISEBUT BEBAN ANGIN. JIKA KITA MENGGESER KOTAK INI KE KIRI ATAU KE KANAN MAKA BEBAN YANG BEKERJA ADALAH BEBAN GEMPA.

MENGAPA HARUS DIGESER KE KIRI DAN KE KANAN ? Karena disitu kita memodelkan beban gempa yg merupakan gelombang. Gelombang itu baik transversal maupun longitudinal semuanya akan bergerak disekitar titik kesetimbangan

Dalam modelisasi beban, pembebanan cara pertama = kita memberikan gaya pada bangunan, sedangkan pada pembebanan cara kedua = kita memberikan percepatan tanah pada bangunan

Seperti disebutin diatas, gelombang gempa tersebut punya percepatan sendiri, percepatan gelombang gempa yg masuk di bangunan akan berbeda, sangat tergantung dari jarak pusat gempa ke bangunan

MENURUT SUMBERi bangunan yang diklaim tahan hingga gempa 8 SR (skala richter), dsb. Ini pendapat yg salah kaprah. Mengapa? Karena magnitude 8 SR itu berada di pusat gempa. Kalau bangunannya dibangun agak jauh dari pusat gempa dan telah diperhitungkan percepatan yg sebesar2nya akan masuk ke bangunan, maka bangunannya tentu tidak akan runtuh Tapi kalau gempa 8 SR itu terjadi tepat dibawah bangunan itu, ya sepertinya hampir pasti bangunan itu hancur ,gempa yang besar itu kan sebenernya jarang terjadi. Buat nambah keyakinan, kita sorot sedikit isi standar perencanaan bangunan tahan gempa (SNI 1726-2002) halaman 38 Dengan berlakunya Standar ini, pasal ini menekankan tidak berlakunya lagi standar yang lama SNI 03-1726-1989. Hal ini adalah penting, karena menurut Standar ini Gempa Rencana mempunyai perioda ulang 500 tahun, sedangkan menurut standar yang lama perioda ulang tersebut hanya 200 tahun.

Lah namanya juga model beban, tanahnya bergerak karena ada gelombang gempa. Gini nih, gempa kan dimulai dari pusat gempa. Di pusat gempa tersebut, gelombang gempa dipancarkan, gelombang ini sendiri macem2. Ada yg cepet sampe ke bangunan, ada yg lambat sampenya Dari pusat gempa, gelombang ini merambat melalui tanah, hingga akhirnya sampe ke bangunan tadi. Contohnya pukul wajan pake sendok, tuh wajan bergetar kan, gempa juga kira2 mirip2 kek gitu, ada sumber gelombang, kemudian gelombang tersebut menjalar ke sekitarnya

Total Precast Building Systems Hybrid Moment Frame

The technolgy is designed to save lives and limit structural damage. The hybrid frame relies on the connection of its precast columns and beams which use both standard reinforcing steel and high-strength, post-tensioning cables to perform two functions. The combination provides both the inelastic action necessary to absorb energy through movement of the joint and the elastic action required to provide the shear and moment resistance that hold the joint together. The high-strength, post tensioned steel isolates and separates the strength and energy-absorption components within the joint. In typical construction steel or cast-in-place beams, columns, and floor components form a structural skeleton for the building. Then, the exterior skin is hung from the frame.

EASE AND SPEED OF CONSTRUCTION


In hybrid moment frames, preset beams and columns are made off-site by Clark Pacific, erected and then cinched together with steel cables. The straightforward construction and manufacturing principles result in cost-savings over existing systems. The standard time in which the structural
frame of the building is completed can be as quick as fourteen days.

Safety
The most important advantage is that the buildings' resilience and strength protect those inside the buildings during a seismic event. The post-tensioned system involved in a hybrid frame was created to reduce the chance of red-tagging after a seismic event and is designed for the best possible structural performance.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai