Anda di halaman 1dari 16
 
 Mengapa Kota-kota Ada,Tinjauan Kota-kota di Indonesia
Hendra_itb2000@yahoo.com A - 1
MENGAPA KOTA-KOTA ADA? TINJAUAN KOTA-KOTA DI INDONESIA
Hendra Hendrawan  Abstract
 
The formation of the city caused by various factors. Various reviews and theories have been made to identify the factors forming the city from various perspectives. From an economic perspectives was mentioned that the occurrence of a town originated from the activities of trade and industry, where the selection of the location of activities based on customer location, the source of raw materials, ease of distribution and energy resources. By conducting the study and analysis of the economic base of cities in Indonesia it is known that industrial activity was a dominating factor whycities exist.
Keywords
: Cities, Trade, Industry,and Indonesia.
I.
 
PENDAHULUAN
Kota merupakan sebuah tempat dimana berkumpulnya berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang heteregon dengan dukunganfasilitas dan infrastruktur yang lengkap. Berbagai macam kegiatan dilaksanakan di kota mulai dari kegiatan pendidikan, perdagangan, industri, jasa sampai kegiatan yang bersifat hiburan atau rekreasi. Infrastruktur yang ada dikota terdiri dari unit pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan, sarana dan prasanana transportasi, telekomunikasi, dan sistem infrastruktur lainnya yang mendukung keberlangsungan kehidupan di perkotaan. Sedangkan dari sisi kependudukan, penduduk kota terdiri dari masyarakat dengan berbagai macam ras, agama, dan suku,mulai dari ekonomiyang tergolong sangat miskin hingga yang tergolong sangat kaya. Selain ciri-ciri kota sebagaimana tersebut diatas, banyak definisi dan ciri tentang kota sesuai dengan sudut pandang kepakaran atau disiplin ilmu. Pengertian atau definisi kota tersebut antara lain menurut Dwight Sanderson (1942:664) : Kota adalah tempat yang berpenduduk 10.000 orang atau lebih (dalam Khairudin, 1992 :4-5). Harris dan Ullman (P.J.M. Nas, 1979:30) : Kota merupakan pusat untuk permukiman dan pemanfaatan bumi oleh manusia. Pertumbuhan yang cepat dan luasnya kota menunjukan cara yang unggul untuk mengekploitasi bumi. Max Weber (P.J.M Nas, 1979: 29) : Kota merupakan daerah dimana penghuninya dapat memenuhi kebutuhan ekonominya di pasar lokal.Ditjen Cipta Karya, 1997 (Nia K. Pontoh dan Iwan Kustiawan, 2008) : Kota merupakan permukiman yang berpenduduk relatif lebih besar, luas areal terbatas, pada umumnya bersifat nonagraris, kepadatan penduduk relatif tinggi, tempat sekelompok orang dalam jumlah tertentu dan bertempat tinggal dalam suatu wilayah geografis tertentu, cenderung berpola hubungan rasional, ekonomis dan individualistis. Dan banyak lagi definisi-definisi kota ditinjau dari berbagai macam kepakaran yang tidak dapat disebutkan semuanya disini. Secara formal menurut UU no. 26 Tahun 2007, Kawasan perkotaan di Indonesia adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Berdasarkan Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan (Lampiran PP No. 129 tahun 2000) kriteria umum kawasan perkotaan antara lain :
-
 
Memiliki fungsi kegiatan utama budidaya bukan pertanian atau lebih dari 75% mata pencaharian penduduk di luar sektor pertanian;
-
 
Memiliki jumlah penduduk sekurang-kurangnya 10.000 jiwa;
-
 
Memiliki kepadatan penduduk sekurang-kurangnya 50 jiwa per hektar;
-
 
Memiliki fungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi pelayanan barang dan jasa dalam bentuk sarana dan prasarana pergantian moda transportasi.
 
 Mengapa Kota-kota Ada,Tinjauan Kota-kota di Indonesia
Hendra_itb2000@yahoo.com A - 2
Dari berbagai definisi diatas, ditinjau dari aspek ekonomi dapat dijelaskan bahwa sebuah kota memiliki karakteristik jumlah penduduk yang besar dengan pemusatan kegiatan non pertanian yaitu terpusat pada kegiatan industri dan perdagangan, dengan infrastruktur pendukung untuk kegiatan ekonomi berupa pasar dan lembaga ekonomi baik formal maupun informal. Berdasarkan tinjauan aspek ekonomi diatas, terdapat dua sektor utama dalam pembentuk sebuah kota yaitu sektor industri dan perdagangan. Pada kelanjutannya sektor-sektor tersebut dalam perkembangannya tidak sama, tergantung dari kompetensi daerahnya, baik sumber daya alam, energi, manusia dan teknologi. Dengan adanya informasi mengenai jenis kota-kota di Indonesia berdasarkan sektor pembentuknya, kota pabrik atau kota perdagangan, dapat memberikan masukan kepada pemerintah untuk lebih fokus pada sektor yang dimaksud. Keterbatasan data dan informasi mengenai sejarah pembentukan kota di Indonesia sering kali menjadi hambatan dalam mengambil kebijakan untuk pengembangan ekonomi suatu daerah. Untuk itu diperlukan suatu analisis atau kajian yang dapat membantu menjelaskan sektor mana yang lebih dominan dalam pembentukan kota di Indonesia, dengan menggunakan data distribusi kegiatan ekonomi yang ada. Tulisan ini akan membahas tentang teori
Urban Economics 
,
 Arthur O’Sullivan, edisi ke tujuh tahun
2009 dan tinjauan kota-kota yang ada di Indonesia melalui analisis cluster dan skalogram. Bahasan dari tulisan ini terdiri dari lima bagian utama yaitu diawali dengan menjelaskan definisi perkotaan dan persoalan mengenai bentuk kota dilihat dari aspek ekonomi. Bagian kedua menguraikan tentang kenapa kota-
kota ada berdasarkan tulisan Arthur O’Sul
livan ,
Urban Economics 
 edisi ketujuh tahun 2009, yang menjelaskan tentang dasar-dasar kenapa kota ada. Bagian ketiga menjelaskan tentang salah satu pembentukan kota di Indonesia yaitu mengambil contoh kasus kota Cimahi. Bagian kempat menjelaskan distribusi kegiatan ekonomi kota-kota di Indonesia dan analisis untuk menentukan sektor dominan yang mendorong pembentukan kota-kota di Indonesia. Bagian terakhir yaitu kelima marupakanmerupakan kesimpulan dari seluruh tulisan ini. Untuk menentukan jenis kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam sektor ekonomi perlu dilakukan kajian atau analisis sektor pembentuk kota. Banyak cara untuk melakukan kajian atau analisis ini. Karena keterbatasan data dan informasi mengenasi sejarah pembentukan kota, penulis mencoba melakukan analisis cluster dan skalogram dengan menggunakan data distribusi kegiatan ekonomi yang ada untuk menentukan sektor mana yang lebih dominan dalam pembentukan kota. Meskipun hasil dari analisis ini tidak menggambarkan secara sesungguhnya sejarah pembentukan kota di Indonesia, namun dapat memberikan gambaran sektor mana saja yang dominan dalam pembentukan kota-kota di Indonesia mengingat perkembangan kota di Indonesia tidak banyak berubah sejak pembentukannya.
II.
 
TEORI EKONOMI
PERKOTAAN “KENAPA KOTA
-
KOTA ADA?” 
 
Keseluruhan bagian ini, teori kenapa kota-kota ada, menjelaskan dan menganalisa kenapa kota-kota
ada berdasarkan perspektif Athur O’Sullivan dalam bukunya
Urban Economics 
, edisi ketujuh, tahun 2009 dan teori lokasi (Marsudi Djojodipuro, 1992). Menurut Arthur O Sullivan kemunculan sebuah kota ditinjau dari sisi ekonomi disebabkan oleh ketidakmampuan individu yang ada di sebuah kawasan tersebut untuk memenuhi memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini mendorong adanya spesialisasi kerja dan penggunaan apa yang diperolehnya untuk mendapatkan apa yang tidak mampu dipenuhi sendiri. Untuk menjelaskan kenapa kota-kota ada,
 Arthur O’Sullivan memulai
dengan memodelkan bahwa kota tidak akan pernah muncul dengan menggunakan beberapa asumsi dibawah ini : 1.
 
Produktifitas yang sama
, dimana setiap lahan dan pekerja mampu memproduksi semua  jumlah produk yang sama. 2.
 
Skala transaksi yang tetap
. Biaya unit transaksi (Biaya untuk melakukan satu transaksi termasuk biaya transportasi) tetap, tidak tergantung pada berapa kali transaksi. 3.
 
Skala produksi yang tetap
. Jumlah produksi perjam tetap, tidak tergantung pada berapa banyak produk yang dihasilkan oleh setiap pekerja.
 
 Mengapa Kota-kota Ada,Tinjauan Kota-kota di Indonesia
Hendra_itb2000@yahoo.com A - 3
Dengan menggunakan asumsi satu tersebut maka kemungkinan terjadinya transaksi antar individu menjadi tidak ada, karena individu tidak memperoleh keuntungan dari spesialisasi kerja dan produksi dalam jumlah yang besar. Setiap individu mempunyai produktifitas yang sama efisiennya dengan industri. Tidak terjadinya transaksi menjamin keseragaman distribusi penduduk. Dengan keseragaman distribusi penduduk maka setiap lahan akan memiliki harga yang sama. Apabila asumsi satu dihapus, maka akan terdapat perbedaan dalam jumlah barang yang dihasilkan. Sehingga setiap individu memiliki keunggulan komparatif dalam menghasilkan produk yang akan mendorong terjadinya sebuah transaksi. Individu yang mampu menghasilkan biaya peluang dan transaksi yang lebih rendah cenderung memproduksi barang dalam jumlah yang besar. Hal ini menyebabkan lahirnya sebuah kotaperdangangan.
 
Dengan menggunakan asumsi kedua yaitu skala transaksi yang tetap setiap industri rumah tangga (individu) memiliki tingkat efisiensi yang sama dalam hal melakukan transaksi dengan perusahaan perdagangan.Dengan kata lain tidak ada alasan untuk membayar perusahaan perdagangan dalam melakukan transaksi. Perusahaan perdagangan akan muncul jika ada skala ekonomis dari transaksi dan perdagangan. Perusahaan perdagangan akan menggunakan input yang tidak dapat dibagi seperti truk untuk transportasi. Karena perusahaan perdagangan memiliki biaya transaksi yang rendah, individu rumah tangga akan membayar perusahaan perdagangan untuk menangani transaksi. Munculnya perusahaan perdagangan akan menyebabkan tumbuhnya kota perdagangan. Untuk meningkatkan skala ekonomis, perusahaan perdagangan akan memilih lokasi yang efisien untuk mengumpulkan dan mendistribusikan produk dalam jumlah yang besar. Perdagangan yang terpusat akan menyebabkan pekerja memilih untuk mendapatkan lahan dekat lokasi tempat bekerja, akibatnya harga lahan semakin tinggi dan penduduk semakin padat. Kota perdagangan berkembang ketika keunggulan komparatif dikombinasikan dengan skala ekonomis dalam transportasi dan transaksi. Contoh kota perdagangan yang besar dalam sejarah dunia adalah kota Athena dan Roma.  Asumsi ketiga
dari teori Arthur O’Sullivan
yaitu skala produksi yang tetap. Dalam asumsi ini setiap individu menghasilkan jumlah produk yang sama. Apabila suatu individu membuat sebuah kelompok atau menggunakan mesin jumlah produk yang dihasilkan masih tetap, akibatnya tidak ada keinginan untuk menambah jumlah pekerja dan spesialisasi kerja. Dengan menghilangkan asumsi diatas, setiap individu akan menggunakan mesin dan melakukan spesialisasi kerja sehingga diperolehnya hasil yang besar dan biaya yang rendah (skala ekonomi lebih murah). Asumsi ini menyebabkan timbulnya sebuah kota pabrik. Dengan kata lain sebuah kota pabrik timbul karena adanya skala ekonomis dimana biaya produksi pabrik lebih murah daripada rumah tangga. Selain dari skala ekonomis beberapa hal yang mendorong semakin berkembangnya sebuah kota pabrik adalah adanya inovasi baik inovasi manufaktur, inovasi transportasi, inovasi sistem pertanian dan kemajuan dalam teknologi energi.Dalam sistem kota pabrik, sebuah perusahaan akan memilih lokasi untuk melakukan proses produksi dan melakukan monopoli terhadap daerah di sekitar pabrik.Perusahaan tersebut akan terus menguasai area pasar sampai laba ekonominya nol. Gambar 1. Sistem Dari Kota Pabrik
Sumber : Arthur O’Sulliva, 2009
 

Puaskan Keingintahuan Anda

Segala yang ingin Anda baca.
Kapan pun. Di mana pun. Perangkat apa pun.
Tanpa Komitmen. Batalkan kapan saja.
576648e32a3d8b82ca71961b7a986505