Kawasan perkebunan di Kabupaten Banyuasin dikembangkan berdasarkan fungsi kawasan dan potensi yang ada pada setiap kecamatan. Kawasan perkebunan di Kabupaten Banyuasin dibedakan berdasarkan komoditas dengan potensi terbesar meliputi perkebunan kelapa sawit, Luas perkebunan yang direncanakan di
Kabupaten Banyuasin yang terdiri dari: perkebunan karet sebesar 142.041,87 Ha, perkebunan sawit 241.506,03 Ha, perkebunan kelapa dalam sebesar 21.559,60 Ha dan perkebunan tebu seluas 1.412,57 Ha. Tabel 82. Luasan Peruntukan Areal Pengembangan Perkebunan di Kabupaten Banyuasin. Kecamatan Luas Komoditi Total (Ha) Sawit Karet Kelapa Tebu Air Salek 2.937,91 845,62 4.283,53 Banyuasin I 4.772,65 7.143,20 12.915,85 Banyuasin II 28,069,92 27,43 2.014,98 2.042,41 Banyuasin III 656,03 24.019,32 27.586,35 Betung 2.321,81 30.175,81 32.497,62 Makarti Jaya 1.787,75 21,10 7.284,89 9.093,74 Muara Padang 3.332,24 11.819,08 16.151,32 Muara Sugihan 123,48 1.088,87 1.212,35 Muara Telang 53,67 53,67 Pulau Rimau 44.666,23 3.308,25 2.716,99 57.760,39 Rambutan 14.985,32 10.679,06 28.664,38 Rantau Bayur 8.446,09 3.783,21 13.229,30 Sembawa 5.550,08 12.840,22 19.390,30 Suak Tapeh 14.749,24 13.589,32 30.729,56 Talang Kelapa 21.435,63 1.525,26 24.160,88 Tanjung Lago 33.991,91 2,18 38.994,09 Tungkal Ilir 31.396,63 13.817,60 - 1.412,57 49.626,80 Sumber Marga 7.554,58 8.454,58 Telang 900 Air Kumbang 21.505,60 9.167,35 29.672,95 Total 241.506,03 142.041,87 21.559,60 1.412,57 406.520,07 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuasin, 2011 126
Berdasarkan Tabel 82, terlihat bahwa luas total lahan yang direncanakan untuk pengembangan tanaman perkebunan di Kabupaten Banyuasin sebesar 406.520,07 hektar yang diperuntukan untuk pengembangan empat komoditi perkebunan, yaitu: karet, kelapa sawit, kelapa dan tebu. Ditetapkannya keempat jenis komoditi ini untuk pengembangan perkebunan dengan beberapa alasan, yaitu: sesuai dengan kondisi tanah dan iklim di Kabupaten Banyuasin, memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi serta masyarakat sudah terbiasa membudidayakan keempat jenis komoditi ini, terutama: karet dan kelapa sawit serta kelapa.
Kelapa Tebu 5% 0%
Karet 60%
Gambar 89. Persentase luas areal untuk pengembangan komoditi perkebunan di Kabupaten Banyuasin.
127
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Sembawa
Muara Telang
Suak Tapeh
Banyuasin II
Muara Sugihan
Air Saleh
Banyuasin III
Banyuasin I
Makarti Jaya
Betung
Talang Kelapa
Rantau Bayur
Tungkal Ilir
Rambutan
Kelapa Sawit
Muara Padang
Karet
Kelapa
Tebu
Gambar 90. Luas Areal Pengembangan Komoditi Perkebunan pada masingmasing kecamatan
Wilayah utama untuk pengembangan tanaman kelapa sawit adalah di Kecamatan Pulau Rimau. Pemilihan Pulau Rimau untuk pengembangan
tanaman kelapa sawit adalah: kondisi lahan basah yang sesuai untuk budidaya kelapa sawit, lahan yang tersedia masih cukup luas, serta berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat.
Tanjung Lago
Air Kumbang
Pulau Rimau
128
Banyuasin III
Banyuasin II
Suak Tapeh
Air Saleh
Banyuasin I
Talang Kelapa
Tanjung Lago
Makarti Jaya
Betung
Rambutan
Gambar
91. Luas lahan pengembangan kelapa sawit pada setiap kecamatan di Kabupaten Banyuasin.
Wilayah utama untuk pengembangan tanaman karet adalah: Kecamatan Betung dan Kecamatan Banyuasin III. Alasan pemilihan lokasi ini sebagai pusat pengembangan komoditi perkebunan karet karena: lahan yang kering sehingga sesuai untuk budidaya karet, lahan yang sudah tersedia khususnya pengembangan perkebunan karet melalui kegiatan peremajaan serta kondisi sosial budaya masyarakat yang sudah terbiasa berusahatani karet.
Muara Padang
Rantau Bayur
Air Kumbang
Pulau Rimau
Tungkal Ilir
129
35 30 25 20 15 10 5 Sumber Marga 0 Muara Telang Banyuasin II Muara Sugihan Banyuasin III Makarti Jaya Suak Tapeh Banyuasin I Sembawa Air Saleh Betung Talang Kelapa Muara Padang Rantau Bayur Tungkal Ilir Rambutan Pulau Rimau Tanjung Lago
Luas Karet
Gambar 92.
Wilayah utama untuk pengembangan kelapa adalah di Kecamatan Makarti Jaya. Wilayah ini dijadikan sebagai sentra pengembangan kelapa karena dengan pertimbangan: wilayah ini dikenal sebagai sentra penghasil kelapa di Kabupaten Banyuasin, kondisi lahan basah yang sesuai untuk pengembangan kelapa, kondisi sosial budaya masyarakat khususnya dari suku bugis yang sudah terbiasa mengusahakan tanaman ini.
Air Kumbang
130
8 7 6 5 4 3 2 1 0
Banyuasin I
Muara Telang
Sembawa
Banyuasin II
Muara Sugihan
Banyuasin III
Makarti Jaya
Suak Tapeh
Air Saleh
Betung
Talang Kelapa
Rantau Bayur
Tungkal Ilir
Rambutan
Muara Padang
Tanjung Lago
Luas Kelapa
Gambar 93. Luas lahan pengembangan kelapa pada setiap kecamatan di Kabupaten Banyuasin. Satu-satunya wilayah yang dapat dijadikan areal untuk pengembangan tanaman tebu adalah di Kecamatan Tungkal Ilir. Dipilihnya kecamatan ini sebagai wilayah pengembangan tanaman tebu adalah: lahan yang cukup sesuai untuk pengembangan tanaman tebu.
Air Kumbang
Pulau Rimau
131
6.1. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penyusunan data base ini adalah: 1. Komoditas perkebunan yang berpotensi dikembangkan di Kabupaten Banyuasin adalah: karet, kelapa sawit, kelapa, kopi dan kakao 2. Berdasarkan pelaku usahanya, tanaman karet banyak diusahakan oleh rakyat sedangkan kelapa sawit banyak diusahakan oleh perkebunan besar baik milik pemerintah maupun swasta. 3. Semua kecamatan di Kabupaten Banyuasin berpotensi untuk
pengembangan komoditas perkebunan. Potensi untuk masing-masing kecamatan, yaitu: a. Muara Padang b. Tanjung Lago c. Talang Kelapa d. Makarti Jaya e. Banyuasin III f. Banyuasin II g. Banyuasin I h. Pulau Rimau i. Rantau Bayur j. Muara Telang k. Betung l. Rambutan m. Muara Sugihan n. Tungkal Ilir : Kelapa : Karet : Kelapa sawit dan karet : Kelapa : Karet : Kelapa : Karet : Karet, kelapa sawit dan kelapa : karet : kelapa : karet : Karet : Kelapa : Kelapa sawit
132
6.2. Rekomendasi Rekomendasi yang dapat diberikan dari hasil analisis penyusunan data base perkebunan adalah: 1. pemerintah Kabupaten Banyuasin perlu membuat pemetaan potensi pengembangan perkebunan di Kabupaten Banyuasin, baik dilihat dari ketersediaan lahan maupun aspek lain yang mendukung pembangunan perkebunan di Kabupaten Banyuasin. 2. Data base agar dijadikan sebagai dasar dalam pelaksanaan
133