Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Drs.Atang Suryana,M.Pd.

Rini Serlikasari 10.20.1.0209

KELAS 5B PRODI BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAJALENGKA

Hari/Tanggal : 1 oktober 2012 Pukul : 14:30 s/d 16:00

1.1

Berikut adalah beberapa pengertian strategi menurut para ahli : a) Strategi adalah kiat merancang operasi di dalam peperangan, seperti cara-cara mengatur posisi atau siasat berperang angkatan darat dan laut. Hal ini tidaklah mengherankan apabila melihat kenyataan sejarah yang mengenal kata strategi. Pada awalnya, melalui pemahaman strategi peperangan semua konsep perencanaan dalam rangka menghancurkan musuh termasuk dalam makna strategi. b) Dalam konteks pengajaran, menurut Gagne (1974) strategi adalah kemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Artinya bahwa proses pembelajaran akan menyebabkan peserta didikberpikir secara unik untuk dapat menganalisis, memecahkan masalah di dalam mengambil keputusan. Peserta didik akan mempunyai executive control atau kontrol tingkat tinggi yaitu analisis yang tajam, tepat dan akurat. c) Sedangkan strategi secara kognisi adalah sebagai proses berpikir induktif, yaitu membuat generalisasi dari fakta, konsep dan prinsip apa yang diketahui seseorang (Bell-Gredler,1986). Strategi kognitif tidak berkaitan dengan ilmu yang dimiliki seseorang, melainkan merupakan kemampuan berpikir internal yang dimiliki seseorang dan dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu yang dimilikinya. d) OMalley dan Chamot(1990) mengemukakan pula bahwa strategi adalah seperangkat alat yang berguna serta aktif, yang melibatkan individu secara langsung untuk mengembangkan bahasakedua atau bahasa asing. e) Wheelan dan Hunger (1995) mengemukakan bahwa strategi adalah program perencanaan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan memaksimalkan keunggulan bersaing dan meminimalisi kelemahan. f) Menurut Fred R.David (2004:15) strategi adalah cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang. g) Dan khusus dalam bidang linguistik terapan atau applied linguistics istilah strategi mengandung makna prosedur-prosedur yang dipakai dalam belajar, berpikir dan lainlain. Yang bertindak sebagai suatu cara untuk mencapai suatu tujuan (Richards, 1987:274)

1.2

Berikut adalah beberapa pengertian belajar menurut para ahli: a) Ernest R. Hilgard dalam bukunya yang berjudul introduction to psychology mengemukakan sebagai berikut: belajar adalah suatu proses dimana ditimbulkan atau diubahnya suatu kegiatan karena mereaksi terhadap suatu keadaan, perubahan mana tidak disebabkan oleh proses pertumbuhan atau kematangan atau keadaan organisme yang sementara. b) Sedangkan H. C. Witherington dalam bukunya Educational Psychology mengatakan belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau pengertian.
c)

Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.

d)

Herbart (swiss) Belajar adalah suatu proses pengisian jiwa dengan pengetahuan dan pengalamn yang sebanyak-banyaknya dengan melalui hafalan.

e)

Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.


f)

Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning mengemukakan bahwa: Learning is change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and which is not simply ascribable to process a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling berinteraksi.

1.3

Berikut adalah beberapa pengertian mengajar menurut pandangan para ahli : a) L.crow dan crow menjelaskan bahwa mengajar ialah menyerahkan kebudayaan yang berupa pengalaman, keterampilan, tradisi kepada anak didik atau generasi penerus. Dalam definisi ini ada kesan bahwa aktifitas terletak pada pengajar. Para pembelajar seolah-olah hanya bersikap pasif dan menerima apa saja yang mereka dengar. Tak ada pertanyaan ataupun keluhan apa saja walaupun mereka sebenarnya sama sekali tidak paham informasi yang disampaikan. b) Prof. DR. De Quelyu dan Prof. Gazali, M.A, mengatakan bahwa mengajar ialah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara yang paling singkat dan cepat. Sistem mengajar ini menurtu efisiensi, cepat dapat menerima latihan oleh pembelajar. Pengajar dalam hal ini kurang berpeduli akan perbedaan kemampuan pembelajar dan kesiapan menerima apa yang didengar. c) Alvin W. Howard berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk menolong, membimbing seseorang, mengarahkan agar dapat memperoleh keterampilan yang positif, gagasan, sikap, harapan-harapan, penghargaan dan pengetahuan. Dalam hal mengajar, pengajar harus berusaha mengembangkan perilaku yang baik. Ini semua bisa berlangsung jika guru selalu berpegang pada tujuan mengajar itu sendiri. d) Smith (1987) mengatakan bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau keterampilan (teaching is importing knowledge or skill) e) Arifin (1978) mendefinisikan bahwa mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahwa pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran tersebut. f) Tyson dan Caroll (1970) mengemukakan bahwa mengajar adalah a way working with students . . . A process of interaction, the teacher does something to student, the students do something in retern. Dari definisi tersebut tergambar bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan.

2. Pengertian strategi dalam kaitannya dengan belajar mengajar Istilah strategi mulanya dipakai dikalangan militer dan diartikan sebagai seni dalam merancang(operasi) peperangan tetapi dewasa ini istilah strategi banyak dipinjam dari bidang-bidang ilmu yang lain, termasuk pula bidang ilmu pendidikan. Dalam kaitannya dengan belajar mengajar pemakaian istilah strategi dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Maksudnya adalah agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dapat dicapai secara berdaya guna dan berhasil guna, guru dituntut memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen-komponen pengajaran sedemikian rupa sehingga terjalin keterkaitan fungsi antar komponen-komponen pengajaran dimaksud. Dengan rumusan yang lain dapat juga dikemukakan bahwa strategi berarti pilihan pola kegiatan belajar mengajar yang diambil agar tujuan dapat tercapai dengan efektif. 3. Asas-asas mengajar a) Asas motivasi Motivasi belajar erat kaitannya dengan tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang sedang belajar itu sendiri. Bila seseorang yang sedang belajar menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai berguna atau bermanfaat bagi dirinya, maka motivasi belajar akan muncul dengan kuat. Motivasi belajar ini ada yang timbul dari dalam diri siswa sendiri (motivasi intsrinsik). Motivasi intrinsik disebut juga motivasi murni, karena muncul dari diri siswa sendiri. Oleh karena itu, guru sedapat mungkin harus berusaha untuk memunculkan motivasi intrinsik di kalangan siswa pada saat mereka belajar, umpamanya dengan cara menjelaskan kaitan tujuan pambelajaran dengan kepentingan atau kebutuhannya. Guru juga harus menyadari bahwa tidak setiap murid menaruh erhatian terhadap pelajaran yang sama, karena itu mutlak diperlukan kecakapan guru untuk dapat memberikan motivasi membangkitkan minat dan perhatian murid terhadap bahan pelajaran yang sedang diajarkan. Untuk

memunculkan motivasi ekstrinsik dapat dilakukan antara lain dengan cara memberi pujian, hadiah, menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, memberi nasihat, atau upaya-upaya lain yang dapat membangkitkan semangat siswa dalam belajar. b) Asas aktivitas Pada waktu mengajar guru harus memberikan kesempatan kepada murid-murid untuk mengambil bagian yang aktif baik rohani maupun jasmani terhadap pengajaran yang

diberikan, secara perorangan maupun kelompok. Yang dimaksud keaktifan jasmani adalah berbagai kegiatan yang dilakukan murid seperti kesibukan melakukan penelitian, percobaan,berdiskusi dan sebagainya. Sedangkan keaktifan rihani ialah bekerjanya unsur-unsur kejiwaan murid dalam pengajaran yang tampak jelas pada ketekunan mengikuti pelajaran, mengamati secara cermat, berpikir untuk

memecahkan persoalan dan mengambil keputusan. Karena tanpa aktivitas belajar, pengajaran tidak akan memberi hasil yang baik. c) Asas peragaan Yang dimaksud peragaan adalah memberikan variasi dalam cara-cara guru mengajar dengan mewujudkan bahan yang diajarkan secara nyata baik dalam bentuk benda aslinya maupun tiruan sehingga murid-murid dapat mengamati dengan jelas dan pengajaran lebih tertuju untuk mencapai hasil yang diinginkan. Guru harus memperagakan tugas tugas gerak yang akan di ajarkan. Fungsinya agar terjadi kelancaran komunikasi antara guru dan siswa. Asas peragaan telah cukup lama dikenal orang tapi belum sampai pada pengamatan dunia sekitar. Ilmu dan pengetahuan hanya dicari dari buku-buku, akibatnya sekolah menjauhkan diri dari dunia penghidupan dan kenyataan, dan menjadi persemaian verbalisme. d) Asas apersepsi Proses belajar tidak dapat dipisahkan peristiwa-peristiwanya antara individu dengan lingkungan pengalaman murid, maka sebelum memulai pelajaran yang baru sebagai batu loncatan, guru hendaknya berusaha menghubungkan terlebih dahulu dengan bahan pelajarannya yang telah dikuasai oleh murid-murid berupa pengetahuan yang telah diketahui dari pelajaran yang lalu atau dari pengalaman. Fungsinya adalah mempersiapkan kondisi fisik siswa baik fisik maupun mental. e) Asas individualitas Karena perbedaan pembawaan dan lingkungan pada umumnya meliputi seluruh pribadi murid seperti perbedaan jasmani, watak, inteligensi, bakat, pendidikan, keadaan rumah, keluarga, kesehatan, usia dan lain sebagainya, maka tidak ada dua anak yang sama. Mengingat hal tersebut maka pada setiap pengajaran guru dituntut agar selalu berusaha menyesuaikan bahan pelajaran yang diajarkan dengan keadaan sifat-sifat, bakat dan kemampuan masing-masing murid, serta tidak semata-mata bersifat uniform. Sehingga proses KBM dapat berlangsung secara lancar can efektif.

f) Asas pengulangan Asas pengulangan disini dimaksudkan sebagai usaha untuk mengetahui taraf kemajuan/hasil belajar murid dalam aspek pengetahuan, ketrampilan serta sikap setelah mengikuti program pengajaran sebelumnya. Karena penguasaan akan mudah sekali terlupakan oleh murid-murid jika hanya dialami sekali saja atau diingat setengah-setengah, maka pengetahuan yang sering diulang-ulang akan menjadi pengetahuan yang tetap berkesan dalam ingatan dan dapat difungsikan dengan baik. g) Asas modifikasi Guru melakukan perubahan baik terhadap alat-alat yang digunakan maupun peraturan. Fungsinya agar pelajaran yang dianggap susah sebelumnya oleh siswa-siswi menjadi gampang atau mudah. h) Asas evaluasi Evaluasi atau penilaian adalah mengukur/menilai sampai dimana tujuan pengajaran telah dicapai, baik dari sudut pandang murid maupun dari sudut guru. Ruang lingkup kegiatan evaluasi ini mencakup penilaian terhadap kemajuan/hasil belajar muridmurid dalam aspek pengetahuan, keterampilan serta sikap setelah mengikuti program pengajaran. Dengan evaluasi yang tepat, cermat dan obyektif terhadap hasil belajar murid merupakan cara yang efektif untuk mengecek kemajuan anak dan sekaligus untuk mempertinggi prestasi belajarnya di samping menjadi alat pengontrol bagi guru sendiri tentang cara mengahargainya. Evaluasi yang baik akan membimbing murid dalam menilai serta memahami pelajaran yang diperoleh disamping juga introspeksi terhadap dirinya sendiri sehingga membuka jalan untuk maju dengan tenaga, kesungguhan dan kepercayaan pada diri sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Iskandarwassid; Sunendar Dadang. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda. Guntur Tangan Henry. 1993. Strategi Pengajaran dan pembelajaran bahasa. Bandung: Angkasa Bandung. Hastuti Sri. 1998. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. Y Sumanto; Sutejo Bambang; Sarwoto. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai