Anda di halaman 1dari 6

Di Balik Tabir Pernikahan

`., < _..-l ,>l ..>l < _,.l.-l _ _..-l ,>l _ ,l.. ,, _.] _ .!`,| .,-.
.!`,| _,-.`. _ !..> 1.l ,1.`..l _ 1. _.] .-. ,ls ,s .-.l `,l. _,l!.l _
Bersamaan dengan banyaknya orang enggan menikah, angka perzinaan atau ' kecelakaan' semakin
meningkat.Saya ini sudah
mau betul menikah," kata
sahabat saya pada suatu
hari, sebut saja namanya
Rizal. "Kok tidak
menikah?" tanya saya.
''Sampai sekarang belum
ada yang pas." "Pas menurut
situ apa?", "Saya pingin
ceweknya cantik, putih, mau
mengerti saya, umurnya
lebih muda dan juga sudah bekerja. "Nikah adalah kata yang kerap kali menjadi buah bibir
masyarakat. Dibicarakan orangtua kepada anaknya karena dipandang sudah dewasa dan sudah
saatnya punya jodoh. Menjadi pembicaraan antar teman sejawat yang telah lama berpisah, seorang yang
sudah menikah kepada sahabatnya seangkatan yang belum menikah, apalagi di antara pasangan yang
tengah dilanda asmara. Pemandangan di setiap malam atau hari libur, baik di balai, hotel, gedung
pertemuan bahkan di di sudut-sudut lorong juga terlihat acara pernikahan. Pertanyaannya adalah : Ada
apa dengan Nikah? Banyak pandangan berkaitan dengan nikah. Ada yang menganggap, nikah atau
jodoh di tangan Tuhan. Ada yang merasa keberatan, bahkan menyepelekan alias cuek. Ini biasanya
muncul akibat kekecewaan yang pernah dialami. Bisa jadi juga karena 'takut' ataupun ragu. Tapi ada
pula yang merasakan kesulitan mau menikah, seperti Rizal, sahabat saya di atas. Semua keinginan Rizal
wajar, karena ia menilai berdasarkan keadaan dirinya. Namun kewajaran itu tentunya, tidak untuk
semua orang.
Banyak mereka yang mulanya tidak 'cantik', setelah menikah menjadi 'cantik' (cantik dalam
tanda petik, karena ukurannya sangat relatif), tidak putih menjadi putih, belum bekerja menjadi bekerja,
yang tidak teratur menjadi teratur, bahkan yang tadinya 'nakal' setelah menikah menjadi baik. Rizal
sahabat saya itu, satu di antara sekian banyak contoh lelaki yang menghadapi 'problem' pra-nikah.
Syukurnya, ia punya niat kuat untuk menikah. Sayangnya, niat tersebut dibebani berbagai kriteria.
Biasanya, tipe orang seperti ini kurang peduli dengan umur yang semakin hari bertambah, bahkan
hingga menjadi bujang lapuk, atau gadis tua. Namun tidak sedikit orang berprinsip seperti Rizal. Ini
berbeda lagi dengan mereka yang 'menyepelekan' nikah. Biasanya, selain karena kecewa, takut atau
mungkin ragu,, juga dapat disebabkan oleh faktor lain, Misalnya, kehidupan metropolitan yang serba
modern, rnembuat tuntunan hidup lebih bergaya. Alhasil, yang lebih diutamakan adalah karir,
sementara nikah dianggap suatu hal yang gampang. Toh banyak alat modern yang bisa mengantarkan
orang untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, bahkan free-sex dianggap sebagai solusi. Sungguh sebuah
anggapan yang keliru jika nikah hanya dimaknai secara biologis semata. Selain itu, takut repot' atau
'takut terkekang' alias 'tidak bebas' juga bisa menjadi faktor bagi sckelompok orang.
Ironisnya, bersamaan dengan banyaknya orang yang 'enggan' menikah, ternyata angka
perzinaan, atau 'kecelakaan', atau ketularan HIV/AIDS semakin meninggi!Bahaya Selibat
Selain itu, juga ada yang berprinsip keliru menafikan nikah dengan alasan untuk mendekatkan diri
kepada Tuhan. Dalam sebuah hadis diberitakan tiga sahabat Rasulullah SAW menemui istri Nabi dan
menanyakan tentang kualitas ibadah Rasulullah. Jawaban yang mereka dapatkan rupanya mereka rasa
kurang maksimal. Maka mereka ingin lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Yang satu berkata, "Aku
akan melakukan shalat sepanjang malam. Yang kedua berkata, "Aku akan berpuasa sepanjang tahun.
Yang ketiga berkata, "Aku tidak akan menikah seumur hidupku."
Mendengar hal itu, Rasulullah menemui mereka dan berkata, "Demi Allah, aku lebih tunduk
dan takut kepada Allah SWT dibandingkan kalian, Tapi aku berpuasa dan berbuka, shalat dan tidur,
dan aku juga menikah. Barangsiapa yang membenci sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku."
(HR Bukhari). Sejak belasan abad yang silam Islam sudah menghormati pernikahan karena
kemuliaannya. Nikah itu pun merupakan sunnah (ajaran) para Nabi dan Rasul.
Firman Allah, "... Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum kamu (Muhammad) dan Kami
memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan. (QS al-Ra'ad : 38)
Lihatlah apa yang terjadi pada banyak pemimpin agama tertentu yang memantangkan nikah.
Akhirnya - di era keterbukaan ini - mereka diseret ke pengadilan (di Amerika Serikat, Inggris.
Australia) dengan tuduhan rnelakukan pelecehan seks, bahkan terhadap anak-anak di bawah umur.
Motto mereka, sepertinya: 'nikah no, kawin yes' Mengapa harus membohongi fitrah dan naluri
manusiawi?!
Bersyukurlah umat Islam memiliki junjungannya, Rasulullah SAW. Beliau bahkan tegas-tegas
bersabda. "Annikahu sunnati, taman raghiba 'an sunnati fa laisa minni - Nikah itu adalah sunnahku,
barangsiapa yang melalaikan sunnahku (tidak menikah, sementara semua syaral telah terpenuhi), maka
ia tidak termasuk golonganku."Empat KriteriaRasulullah menyebut empat kriteria seorang wanita
yang lebih layak dinikahi, sebagaimana tersebut dalam hadis: "Seorang wanita dinikahi karena empat
hal, yaitu karena: hartanya, status keluarganya, kecantikannya, dan agamanya. (HR Bukhari).
Kriteria tersebut harus dipahami secara dinamis. Harta tidak hanya dipahami dalam artian
materi, tapi lebih luas dari itu. Secara kasat mata bisa jadi seorang yang kita anggap kurang secara
materi, lebih kaya secara immateri. Kekayaan memang sebuah kriteria, tetapi itu bukan segalanya,
karena kekayaan bukan jaminan bahwa scscorang akan hidup bahagia. Allah memantapkan hati mereka
yang 'ragu' atau 'takut' menikah dengan alasan ekonomi.









. | `.> ,s .. `>,.-`, < _. .. | ,!: _| < ',l. ',> __


" Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, Allah SWT akan memberikan
kekayaan kepada kamu dari karunia-Nya." (QS At-Taubah : 28).





Terkadang
status keluarga. keturunan (nasab) juga menjadi penghambat seseorang untuk menikah.
Apalagi jika nasab dikaitkan dengan adat istiadat lokal.
Sebagian orangtua mengharuskan anaknya menikahi orang yang senasab dengannya. Apa iya, kiyai
mesti besanan dengan kiyai, bankir harus besanan dengan pengusaha, dan seterusnya ????
Inti pengertian nasab di sini adalah 'keturunan orang baik-baik'.
Tidak kalah serunya adalah kecantikan.
Kriteria yang satu ini tampaknya justru menempati prioritas utama.
Pemuda mana yang tidak kesemsem melihat gadis yang cantik dan gadis mana yang tak berdegup
jantungnya melihat pemuda ganteng.
Tapi apakah kecantikan atau kegantengan menjamin suatu pernikahan sukses mencapai tujuannya?
Jawabnya bisa 'ya hanya kalau kecantikan-kegantengan itu tidak cuma di wajah dan fisik tapi juga di
hati dan kepribadian.
Jika kecantikan-kegantengan hanya polesan luar. sedangkan hatinya sadis dan penuh kecurangan,
mana tahaaaaaaaaaannnnn !!!!!!!!!!!!!!!!
Itu sebabnya ungkapan cantik itu relatif menjadi slogan setiap orang.

Ketika kekayaan, nasab dan kecantikan-kegantengan menjadi kriteria yang relatif, maka agama
merupakan kriteria kongkrit yang ditawarkan Islam. Agaknya kriteria ini sengaja disebutkan terakhir
sebagai kriteria pamungkas.
Bila agama menjadi prioritas utama dalam mencari pasangan hidup, tentunya tanpa menafikan
ketiga kriteria lainnya, insya Allah kehidupan berumah tangga akan berjalan selarnat sesuai tujuan
sebuah pernikahan. Tujuan Pernikahan Pertanyaan yang tersisa adalah`:
Apa tujuan pernikahan menurut pandangan Islam ??? Setidak-tidaknya ada tiga tujuan
pernikahan.
Pertama :
menjaga keturunan, mempertahankan kelangsungan generasi manusia, untuk tetap tegaknya generasi
Islami, memancarkan wajah ilahi di bumi melestarikan dan memakmurkan bumi.
Kedua :
memelihara dan kehormatan kesucian diri sekaligus menghindarkan diri dari hal-hal yang diharamkan,
bahkan nikah satu-satunya cara yang kongkrit untuk menghindari perzinaan dengan segala akibatnya.
Ketiga :
menciptakan ketenangan, ketenteraman dan kedamaian. Rumah tangga yang tenteram dan damai akan
melahirkan masyarakat dan_negara yang tenteram dan damai. Masyarakat dan negara yang tenteram
dan damai akan melahirkan dunia yang tenteram dan damai.
Semua itu tercakup dalam firman Allah :
_. ...,, _l> _>l _. >.. l> `.>`..l !,l| _-> ., ::. .> | _ ,l: ., ,1l
`>., _
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kamu istri-istri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu
rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berpikir (QS Ar-Rum : 21)

Anda mungkin juga menyukai