Anda di halaman 1dari 3

Interpretasi Hasil Analisis BBM : Performance BBM

Untuk dapat menunjukkan kinerja dari suatu bahan bakar minyak, ada beberapa hal yang dapat kita lihat sebagai indikator dari performance bbm, yaitu : Tekanan Uap Tekanan Uap diperiksa untuk produk-produk yang berasal dari fraksi gasolin. Sifat penguapan gasolin dapat mempengaruhi kinerja mesin, antara lain tehadap kemudahan start pada saat mesin dingin, pemanasan pendahuluan, terjadinya vapour lock, pembentukan es di karburator, losses yang berlebihan, akselerasi mesin dan terjadinya pembakaran yang tidak sempurna yang dapat mengakibatkan mencemari pelumas mesin. Sifat penguapan gasolin diperiksa dengan menggunakan distilasi starndar ASTM D-86 dan pemeriksaan tekanan uap Reid (RVP Reid Vapour Pressure). RVP merupakan indikasi terhadap bagian yang mudah menguap dan menggambarkan kemungkinan kehilangan karena penguapan, juga sebagai indikasi terhadap kecenderungan penyumbatan pada saluran bahan bakar karena uap (vapour lock). Distilasi a. Mogas / Avgas

Distilasi 10% volume recovery teruapkan pada temperatur 74C, hal ini menjamin agar mesin mudah start dan cepat memanas. Bila temperatur yang diperoleh diatas 74C maka mesin akan sulit start dan akan memerlukan pemanasan yang lama. Distilasi 50% volume recovery tercapai pada temperatur maksimum 125C, hal ini menjamin akselerasi mesin yang cepat. Bila temperatur yang diperoleh diatas 125C maka akselerasi mesin akan lambat. Distilasi 90% volume recovery tercapai pada temperatur maksimum 180C dan end point maksimum 205C, hal ini menjamin gasolin akan habis terbakar. Bila temperatur yang tercapai diatas kedua temperatur tersebut akan mengakibatkan pembakaran tidak sempurna sehingga menghasilkan sisa gasolin dalam ruang bakar yang dapat mengakibatkan pengenceran pelumas oleh sisa bahan bakar (oil dilution). Residue hasil distilasi maksimum 2,0% volume, hal ini menjamin didalam ruang bakar tidak akan terlalu banyak terbentuk coke. Bila residu yang diperoleh diatas 2,0% volume akan mengakibatkan banyaknya coke dalam ruang bakar yang akan menyebabkan terjadinya pijar (hot spot) didalam ruang bakar, terutama dikepala busi. Bila terjadi hot spot maka akan mengakibatkan knocking, sebab bahan bakar akan terbakar karena pijar hot-spot sebelum 13 menjelang titik mati atas.

b. Kerosin

Distilasi pada temperatur 200C harus diperoleh minimum recovery 18% volume, hal ini untuk menjamin kerosin mudah terbakar dan mudah mengalir pada kapiler sumbu. End Point maksimum tercapai pada 310C, hal ini untuk menjamin tidak ada kontaminasi fraksi berat. Kontaminasi ini akan menimbulkan jelaga pada pemakaiannya sebagai bahan bakar rumah tangga.

c. Avtur

Distilasi 10% volume recovery teruapkan pada temperatur 205C, hal ini menjamin agar mudah terjadinya pengkabutan dalam ruang bakar sehingga mesin mudah menyala dan dan cepat memanas. End point tercapai pada temperatur maksimum 300C, hal ini menjamin avtur akan habis terbakar. Bila temperatur yang tercapai diatas kedua temperatur tersebut akan mengakibatkan pembakaran tidak sempurna sehingga menghasilkan sisa avutr dalam ruang bakar yang dapat mengakibatkan pengenceran pelumas oleh sisa bahan bakar (oil dilution). Residue hasil distilasi maksimum 1,5% volume, hal ini menjamin didalam ruang bakar tidak akan terlalu banyak terbentuk coke, terutama pada sudu turbin. Bila residu yang diperoleh diatas 1,5% volume akan mengakibatkan banyaknya coke pada sudu turbin (turbin blade) yang akan menyebabkan terjadinya pijar (hot spot). Bila terjadi hot spot maka akan mengakibatkan kerusakan sudu turbin.

d. Solar

Distilasi pada temperatur 300C minimum tercapai 40% volume recovery, hal ini menjamin agar mudah terjadinya pengkabutan dalam ruang bakar sehingga mesin mudah menyala dan dan cepat memanas.

Calculated Cetan Index Cetan Index adalah suatu angka dugaan terhadap angka cetan dari bahan bakar solar. Cetan Index dihitung melalui persamaan (ASTM D-976 atau IP 218) : Cetan Index = 0,49083 + 1,06577 X 0,0010552 ( X2 ) dimana : X = 97,833 x (log 50% vol. recovery F)2 + 2,208 (API) x (log 50% vol. recovery F) + 0,0124 x (API)2 423,51 x (log 50% vol. recovery F) 4,7808 x (API) + 419,59 Freezing Point Freezing Point adalah suhu dimana kristal hidrokarbon yang terbentuk pada pendinginan hilang bila suhu dibiarkan naik. Freezing Point diperiksa pada bahan bakar penerbangan dengan menggunakan metoda standar ASTM D-2836 atau IP-16. Sifat ini perlu diuji untuk mengetahui

temperatur terendah dimana pemakaian bahan bakar penerbangan masih aman tanpa resiko terbentuknya padatan hidrokarbon. Pembentukan padatan hidrokarbon akan menyumbat pada saluran bahan bakar dan juga mengakibatkan pengurangan bahan bakar yang tersedia membeku dalam tanki.

Anda mungkin juga menyukai