Presus Ku
Presus Ku
IDENTITAS Umur Pendidikan Pangkat Pekerjaan Alamat No. Telpon ANAMNESIS Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 27 Maret 2012, pukul 13.45 WIB. Keluhan Utama : Periksa rutin kehamilan dan belum ada tanda-tanda melahirkan dan ingin melahirkan Keluhan Tambahan : --Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengaku hamil 40 minggu , HPHT 18 Juni 2011 dan TP 25 Maret 2012, datang ke poli RSPAD Gatot Soebroto untuk pemeriksaan rutin. Pasien belum ada tanda-tanda melahirkan (keluar lendir darah dan mules-mules disangkal) dan ingin melahirkan. Pasien melakukan pemeriksaan rutin di RSPAD Gatot Soebroto. Perangai pasien : Kooperatif Skala Nyeri : 0 Riwayat Haid : Menarche usia 15 tahun, teratur setiap bulan sekali, lamanya 7 hari, siklus 30 hari, ganti pembalut 2x/hari, dismenore tidak pernah. Riwayat KB : KB spiral 2003-2005 KB suntik 3 bulan 2006 (4 bulan) Riwayat Menikah : Menikah pertama, pada usia 22 tahun, usia suami 29 tahun. Ny. Yanti Tn. Suradi 34 tahun 40 tahun SMA SMA SERKA IRT Paspanpres Jl. Masjid Akbar No. 67 Rt6/3 Jakarta Timur 081981036023
3. Lahir pervaginam, anak perempuan, 26-2-2006, 3900gr 4. Hamil saat ini Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi, Diabetes Melitus, Jantung, Paru, Asma : Disangkal Riwayat Penyakit Keluarga : Hipertensi pada ibu pasien PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis Tinggi Badan : 160cm, Berat Badan : 60 kg, IMT : 23.4375 Tekanan Darah : 100/70mmHg, Nadi : 78x/menit, Napas : 20x/menit, Suhu : 36,8oC Status Generalis : Kepala Mata Hidung Telinga Mulut Leher Dada Paru Jantung Abdomen Ekstrimitas : Normocephal, rambut warna hitam, tidak mudah di cabut : Konjungtiva pucat -/- , Sklera ikterik -/: Septum deviasi (-), secret -/: Normotia, serumen -/: Oral hygine baik : KGB membesar (-) : Simetris dalam statis dan dinamis : vesikuler +/+, rh -/-, wh -/: Bunyi Jantng I-II regular, murmur (-), gallop (-) : buncit sesuai umur kehamilan, bising usus (+) normal : Akral hangat, Edema -/-
Status Obstetri : 1. Periksa Luar DJJ : 140x/menit, His : tidak ada, TBJ (34-13)x155= 3255gr Leopold I : bagian teratas teraba bulat, lunak, tidak lenting. TFU34cm Leopold II : perut kanan Ibu teraba keras, panjang punggung janin perut kiri Ibu teraba bagian-bagian kecil ekstrimitas janin Leopold III : bagian terbawah janin teraba bulat, keras, tidak lenting, belum terfixir Leopold IV : teraba kepala 5/5 bagian 2. Inspekulo Io : V/U tenang 3. Periksa Dalam VT : Portio lunak, tebal 6cm, pembukaan 1cm, Ket (+), Kepala H I-II 4. Pelvimetri Klinik a. Promontorium sulit dinilai b. Linea Innominata 1/3- 1/3 c. Dinding samping lurus d. Spina ischiadica tajam e. Distansia Interspinarum > 9,5 cm f. Sacrum konkaf
g. Arcus Pubis > 900
Kesimpulan: Panggul normal sedang PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium (16-3-2012) Prodia Pemeriksaan Hemoglobin Hematokrit Eritrosit Leukosit Hasil 10.6* 31.9 4.0 7200 Rujukan 11.7-15.5g/Dl 35-47% 3.6-5.2 juta /uL 3600-11000
3
Trombosit MCV MCH MCHC RDW Ferritrin Hitung Jenis Basofil Eosinofil Neutrofil Batang Neutrofil Segmen Limfosit Monosit LED Analisa Hb HbA2 HbF
>13.0 0.5
CTG (27-03-2012)
Janin Plasenta Amnion Biometri Jantung Anomali Doppler Aktivitas Lain-lain Penilaian Saran
: Tunggal Hidup Presentasi Kepala : Fundus Belakang : Cukup : DBP 0.06, FL 7.25, AC 33.5, HC 33.5, TBJ 3175gr : 4 CV (+7) 3vv : kelainan mayor (-) : 2.52 : baik :: Hamil sesuai biometri aterm tunggal hidup :-
DIAGNOSA KERJA Ibu : G4P2A1 H40 minggu lebih 5 hari belum inpartu pro induksi Foley Catheter
O
Ku Baik, Kes CM, TD 110/80mmHg, N 88xmenit, S : 36oC Palpasi : TFU 30cm, DJJ 140x/menit, His (-)
A
G4P2A1 H40minggu+5hari belum inpartu pro induksi Foley Catheter, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup
P
Observasi DJJ TTV,
Pasien makan/minum didapat 14.00 WIB Pasien dalam pengawasan Gerak aktif (+) 15.00 WIB janin Ku/Kes : Baik/CM, TD : 110/70mmHg, N : 80x/menit, S: 36,5oC Palpasi : TFU 30cm, DJJ (+) 140x/menit, His (-)
G4P2A1 H40minggu+5hari belum inpartu pro induksi Foley Catheter, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup G4P2A1 H40minggu+5hari belum inpartu pro induksi Foley Catheter, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup G4P2A1 H40minggu+5hari belum inpartu pro induksi Foley Catheter, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup Observasi DJJ, His R/ Induksi besok TTV, FC
16.00 WIB
G4P2A1 H40minggu+5hari belum inpartu pro induksi Foley Catheter, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup G4P2A1 H40minggu+5hari belum inpartu pro induksi Foley Catheter, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup KU Baik, pasien dalam pengawasan G4P2A1 H40minggu+5hari belum inpartu pro induksi Foley Catheter, Janin Presentasi Kepala
20.00 WIB
Tunggal Hidup Operan dengan dinas sore 21.00 WIB Gerak aktif (+) janin Ku/Kes Baik/CM, 110/70mmHg, 82x/menit, S 36oC TD N G4P2A1 H40minggu+5hari belum inpartu pro induksi Foley Catheter, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup G4P2A1 H40minggu+5hari belum inpartu pro induksi Foley Catheter, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup obs. TTV, DJJ, His
CTG : Reassuring
Hasil
22.00 WIB 23.00 WIB 24.00 WIB Pasien istirahat pasien istirahat 28-03-12 24.00-04.00 WIB G4P2A1 H40minggu+6hari belum inpartu pro induksi Foley Catheter, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup G4P2A1 H40minggu+6hari belum inpartu pro induksi Foley Catheter, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup G4P2A1 H40minggu+6hari belum inpartu pro induksi Foley Catheter, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup Ku/Kes Naik/CM, TD 100/70mmHg, N 81x/menit, R 17x/menit St. Generalis : dbn St. Obstetri : TFU 30cm, DJJ 155x/menit 09.00 WIB G4P2A1 H40minggu+6hari belum inpartu pro induksi Foley Catheter, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup G4P2A1 H40minggu+6hari belum inpartu pro induksi Foley
FC
Catheter, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup pasien melakukan 11.00 WIB G4P2A1 H40minggu+6hari belum inpartu pro induksi Foley Catheter, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup G4P2A1 H40minggu+6hari belum inpartu pro induksi Foley Catheter, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup Ku/Kes Baik/CM G4P2A1 H40minggu+6hari belum inpartu dengan induksi FC, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup G4P2A1 H40minggu+6hari belum inpartu pro induksi FC, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup Ku/Kes Baik/CM, S : 37oC, N 80x/menit, TD 110/70mmHg Palpasi : TFU 30cm, DJJ (+), His (+), Keluar darah pervaginam (+), Blood slem (+), terpasang FC G4P2A1 H40minggu+6hari belum inpartu dengan induksi FC, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup G4P2A1 H40minggu+6hari belum inpartu dengan induksi FC, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup pasien istirahat G4P2A1 H40minggu+6hari belum inpartu dengan induksi FC, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup
terpasang FC
15.00 WIB
16.00 WIB
17.00-19.00 WIB
20.00 WIB
G4P2A1 H40minggu+6hari belum inpartu dengan induksi FC, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup G4P2A1 H40minggu+6hari belum inpartu dengan induksi FC, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup
21.00
TD N
Palpasi TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan pervaginam lochea rubra 22.00 WIB
G4P2A1 H40minggu+6hari belum inpartu dengan induksi FC, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup G4P2A1 H40minggu+6hari belum inpartu dengan induksi FC, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup
23.00 WIB
pasien istirahat
G4P2A1 H40minggu+6hari belum inpartu dengan induksi FC, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup
pasien istirahat
07.00 WIB
pasien dalam pengawasan gerak janin (+), mules (-), kontraksi uterus (+), keluar darah dari kemaluan (-), keluar air-air (-)
Ku/Kes Baik/CM, TD 100/60mmHg, N 76x/menit, R 23x/menit, S 36,5oC St. Generalis dbn St. obstetric : kontraksi (+) irregular, TFU 30cm, DJJ 135x/menit, terpasang FC Ku/Kes Baik/CM, TD 110/70mmHg, N 80x/menit, S 36,5oC, R 20x/menit Palpasi TFU 30cm, DJJ 135x/menit VT : portio axial, tebal 2cm, diameter 3cm, ket (+), kepala HI-II
G4P2A1 H40minggu+7hari dengan induksi FC (1x24 jam) nilai ualang FC jam 09.00 WIB, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup
09.00 WIB
pasien R/ nilai ulang pemasangan FC gerak janin (+), ibu belum merasakan mules, lender darah (-), keluar air-air (-)
09.30 WIB
11.00 WIB
11.30 WIB
lapor dr.Erdyan, saran : titrasi dengan RL+synto 5U start 8 tts/menit tiap 30 menit dinaikan 4 tts
14.00 WIB
Ku/Kes Baik/CM, TD 120/70mmHg, N 84x/menit, S 36oC, R 20x/menit St. generalis dbn St. obstetric : palpasi TFU 30cm, Presentasi kepala, DJJ (+) 146x/menit Io : V/U tenang VT : portio kenyal, axial, tebal 3cm, diameter 1cm, ket (+), kepala HI-II
G4P2A1 H41 minggu pasca induksi FC+oksitosin 1 kolf dan his belum adekuat , Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup
R/ awal partus pervaginam Terpasang infus RL-synto 5U, 16 tts/menit CTG : CST (-) reassuring
17.00 WIB
mules
hilang-
Ku/Kes
Baik/CM,
G4P2A1
H41
10
timbul
86x/menit, R 20x/menit St. Generalis : dbn St. Obstetri : 136x/menit, His 2x/10/20 Io : V/U tenang VT : Portio kenyal, axial, tebal 3cm, diameter 1cm, ket (+), kepala HI-II DJJ 1-
minggu pasca induksi FC+oksitosin 1 kolf dan his belum adekuat , Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup
DJJ, His/jam CTG : reassuring dengan uncoordinated uterine, uncontraction sikap : istirahat, induksi ulang besok pagi Rth/ : pasien diistirahatkan malam ini induks titrasi oksitosin dimulai kembali besok bila CTG reassuring lapor dr. Bee, saran : pasien diistirahatkan dulu Pasien makan/minum didapat
18.00 WIB
20.00 WIB
G4P2A1 H41 minggu pasca induksi FC+oksitosin 1 kolf dan his belum adekuat , Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup G4P2A1 H41 minggu pasca induksi FC+oksitosin 1 kolf dan his belum adekuat , Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup
21.00 WIB
janin mules
Ku/Kes Baik/CM, TD 110/70mmHg,N 84x/menit, R 20x/menit TFU 30cm, DJJ (+) 142x/menit, mules (+), perdarahan pervaginam (-)
His,
pasien istirahat
pasien istirahat pasien mandi pasien makan/minum didapat pasien dalam pengawasan Ku/Kes Baik/CM, 120/80mmHg, 80x/menit TD N G4P2A1 H41 minggu pasca induksi oksitosin 1 kolf dan his belum RDx : Obs TTV, DJJ, His RTh/ : R/ awal
07.00 WIB
11
partus pervaginam R/ lanjut induksi titrasi dengan oksitosin di kamar bersalin RDx : obs TTV, DJJ, His/jam RTh/ : R/ partus pervaginam mulai lagi pematangan serviks dengan oksitosin 5U/500cc 12 tts/menit Th/ : terpasang oksitosin 5U/500cc 12 tts/menit pertahankan selama 12 jam obs DJJ (+) 138x/menit, His (-) obs DJJ (+) 142x/menit, His (-) obs DJJ (+) 136x/menit, His (-) obs DJJ (+) 130x/menit, His (-) obs DJJ (+) 132x/menit, His (-)
07.15 WIB
Ku/Kes Baik/CM, TD 110/80mmHg, N 84x/menit, R 20x/menit St. generalis : dbn St. obstetric : 140x/menit, His (-) DJJ
G4P2A1 H41 minggu serviks belum matang pasca induksi FC+oksitosin 1 kolf , Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup
09.30 WIB 10.00 WIB 10.30 WIB 11.00 WIB 11.30 WIB 12.00 WIB pasien makan/minum didapat mules-mules (+), keluar airair (-), gerak janin aktif (+) Ku/Kes Baik/CM, TD 120/80mmHg, N 80x/menit, S 36oC, R 24x/menit, terpasang Infus RL+synto 5U dengan 12 tpm St generalis : dbn St obstetric : His 3x/10/35 sedang, DJJ (+) 140x/menit Io V/U tenang G4P2A1 H41 minggu dengan serviks belum matang, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup
14.30 WIB
12
15.00 WIB
Obs. His 3x/10/30 sedang relaksasi baik mules-mules makin sering, keluar air-air (-), gerak janin aktif (+) Ku/Kes Baik CM, TD 110/80mmHg, N 80x/menit, R 24x/menit, S 36oC St generalis : dbn St obstetric : His 3x/10/35 sedang baik, DJJ 145x/menit Io : V/U tenang VT : portio tipis, pembukaan 6cm, Ket (+), kepala HI-II G4P2A1 H41 minggu PK I aktif, Janin Presentasi Kepala Tunggal Hidup R/ awal partus pervaginam Obs TTV, His/jam DJJ,
16.00 WIB
17.00 WIB
Mules-mules makin sering seperti ingin bab, keluar airair dari jalan lahir
Ku/Kes Baik CM, TD 120/80mmHg, N 80x/menit, R 24x/menit, S 36oC St generalis : dbn St obstetric : 4x/10/40 kuat, 140x/menit Io : V/U tenang VT :pembukaan 8cm, Ket (-), kepala H II-III, UUK lintang kanan His DJJ
17.30 WIB
Mules-mules makin sering seperti ingin bab, keluar airair dari jalan lahir
Ku/Kes Baik CM, TD 110/70mmHg, N 83x/menit, R 24x/menit, S 36oC St generalis : dbn St obstetric : 4x/10/40 kuat, 141x/menit Io : V/U tenang VT :pembukaan 8cm, Ket (-), kepala H II-III, UUK lintang kanan His DJJ
RDx : Obs TTV/jam, DJ/30 menitJ, His/30 menit RTh : R/ awal partus pervaginam nilai ulang pukul 19.00
18.00 WIB
ibu meneran
ingin
Ku/Kes Baik/CM, TD 110/80mmHg, N 80x/menit, R 24x/menit St. generalis : dbn St obstetric : His 4-
13
5x/10/40 kuat baik Io : V/U tenang VT : pembukaan lengkap, Ket (-), kepala HIII-IV, UUK kidep 18.15 WIB Lahir bayi, langsung menangis, jenis kelamin perempuan, A/S 8/9, BB 3150gr, PB 52cm. Tali pusat dijepit lalu dipotong. Inj Synto 10U diberikan. mules-mules (+) Ku/Kes Naik/CM, TD 120/80mmHg, N 80x/menit, R 24x/menit St generalis : dbn St. Obstetri belum lahir : plasenta PK III dilakukan PTT , plasenta lahir lengkap kontraksi baik uterus
18.25 WIB
perdarahan 300cc Eksplorasi jalan lahir, ditemukan hasil perineum rupture grade I Jahit perineum
21.00 WIB
Ku/Kes Baik/CM, TD 110/70mmHg, N 82x/menit, R 20x/menit St generalis : dbn St obstetric : Io : V/U tenang
Pemeriksaan CTG Serial Tanggal Waktu Gambar Hasil Frekuensi Dasar : 140dpm Variabilitas : normal Akselerasi : ada Deselerasi : tidak ada
14
His : tidak ada Gerak Janin : >10x/20 Diagnosa Reassuring 28-03-12 11.00 WIB CTG :
Frekuensi Dasar : 130dpm Variabilitas : normal Akselerasi : ada Deselerasi : tidak ada His : tidak ada Gerak Janin : >10x/20 Diagnosa CTG : NST Reassuring
Frekuensi Dasar : 140dpm Variabilitas : normal Akselerasi : ada Deselerasi : tidak ada His : tidak ada Gerak Janin : 10x/20 Diagnosa Reassuring CTG :
Frekuensi Dasar : 140dpm Variabilitas : normal Akselerasi : ada Deselerasi : tidak ada His : ada, frekuensi 4x/10, kekuatan 80 mmHg, relaksasi ada, tonus dasar 20 mmHg Gerak Janin : >3x/10 Diagnosa CTG : uncoordinated uterine uncontraction
15
Saran : istirahatkan, lanjutkan induksi besok 30-03-12 07.30 WIB Frekuensi Dasar : 150dpm Variabilitas : normal Akselerasi : ada Deselerasi : tidak ada His : ada, frekuensi 1x/10, kekuatan 40-60 mmHg, relaksasi baik, konfigurasi ada, tonus dasar 20mmHg Gerak Janin : 6x/30 Diagnosa CTG : CST negative
16
KEHAMILAN LEWAT WAKTU Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) dari intrauterin ke lingkungan ekstra uterin, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lahir. Sebelum terjadi persalinan beberapa minggu sebelumnya, wanita memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labor).1,2 Hal ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut : 2 1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara. 2. Perut terlihat lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang disebut false labour pains.
4. 5.
Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah, bias bercampur darah (bloody show). Tanda-tanda in partu : 2 1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lender bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena robekan-
robekan kecil pada serviks. 3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. 4. Pada pemeriksaan dalam :
a. Serviks terasa lunak adanya pemendekan dan pendataran serviks secara progresif
selama persalinan. b. Dilatasi serviks peningkatan diameter pembukaan serviks yang diukur dalam sentimeter Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari haid pertama terakhir. Kehamilan aterm adalah usia kehamilan antara 38 sampai 42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi persalinan normal. Kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap disebut sebagai post term atau kehamilan lewat waktu.3 Menurut standar internasional dari American Collage of Obstetricians and Gynocologist (1997), kehamilan jangka panjang atau prolonged pregnancy ialah kehamilan yang terjadi
17
dalam jangka waktu lengkap 42 minggu (294 hari) atau lebih, yang dihitung dari haid pertama terakhir. Yang dimaksud lengkap 42 minggu ialah 41 minggu lebih 7 hari, jika 41 minggu lebih 6 hari belum bias dikatakan lengkap 42 minggu. Kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu > 40 minggu sampai dengan 42 minggu disebut kehamilan lewat tanggal atau postdate pregnancy.4 Etiologi pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum diketahui. Diduga penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada janin (anensefal, kelenjar adrenal janin yang tidak fungsinya kurnag baik, kelainan pertumbuhan tulang janin/osteogenesis imperfect atau kekurangan enzim sulfatase plasenta). Disamping itu, factor obstetric pun ikut berpengaruh. Seperti pemeriksaan kehamilan yang terlambat atau tidak adekuat, kehamilan sebelumnya yang lewat waktu, perdarahan pada trimester pertama kehamilan, jenis kelamin janin (janin laki-laki lebih sering menyebabkan kehamilan lewat waktu disbanding janin perempuan), dan cacat bawaan janin.4 Resiko kehamilan lewat waktu pada janin antara lain adalah gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, sampai kematian janin dalam rahim. Resiko gawat janin dapa terjadi 3 kali dari pada kehamilan aterm. Gawat janin terjadi akibat kekurnagan oksigen yang menyebabkan janin buang air besar dalam rahim yang akan mewarnai cairan ketuban menjadi hijau pekat. Kematian janin terjadi pada saat janin yang dilahirkan terdapat aspirasi (cairan terisap ke dalam saluran napas) asir ketuban yang dapat menimbulkan gejala MAS (meconium aspiration syndrome) seperti suhu bayi tidak stabil, hipoglikemia, polisetemia dan kelainan neurologic.4 Resiko kehamilan lewat waktu pada ibu antara lain distosia karena aksi uterus tidak terkoordinir, janin besar, dan moulding (moulage) kepala kurang. Sehingga sering dijumpai partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, dan perdarahan post partum. 4 Kriteria Diagnosis
I. Anamnesis :5
Janin belum lahir lebih dari dua minggu sejak perkiraan tanggal persalinan berdasarkan HPHT pada siklus 28 hari teratur atau hasil pengukuran CRL.
II. Pemeriksaan Fisik :5
a. Status Generalis : tanda-tanda vital, tinggi badan, dan berat badan ibu b. Status Obstetri : Pemeriksaan Luar Inspekulo Pemeriksaan Dalam : nilai skoring pelvik Bishop serta periksa untuk kemungkinan adanya patologi genitalia interna dan rongga pelvik. Pelvimetri Klinis
III. Pemeriksaan Penunjang :5
2. Kardiotokografi 3. Doppler 4. Amniosintesis : atas indikasi, dilakukan pada hari kerja. IV. Diagnosa : Posterm ialah kondisi bayi yang lahirakibat kehamilan lewat waktu dengan kelainan fisik akibat kekurangan makanan dan oksigen. Bila kasus telah mengalami insufisiensi yang berat maka akan lahir bayi dengan kleainan fisik.3 Diagnosa biasanya didapat dari rumus Naegele setelah mempertimbangkan siklus haid dan keadaan klinis. Bila terdapat keraguan, maka pengukuran tingi fundus uteri serial dengan sentimeter akan memberikan informasi mengenai usia gestasi lebih tepat.3 Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam mendiagnosa kehamilan lewat waktu, antara lain :4 1. HPHT jelas 2. Dirasakan gerak janin pada umur kehamilan 16-18 minggu 3. Terdengar denyut jantung janin/DJJ (normal 10-12 minggu dengan Doppler dan 19-20 minggu dengan fetoskop) 4. Umur kehamilan yang sudah ditetapkan dengan USG pada umur kehamilan kurang dari atau sama dengan 20 minggu. 5. Kehamilan (urin) sudah positif dalam 6 minggu pertama haid telat haid. Keadaan klinis yang mungkin ditemukan adalah air ketuban yang berkurang dan gerak janin yang kurang. Bila telah dilakukan pemeriksaan ultrasonografi serial sejak trimester pertama maka hamper dapat dipastikan usia kehamilan. Sebaliknya pemeriksaan sesat setelah trimester III sukar untuk memastikan usia kehamilan. Pemeriksaan tes tanpa tekanan dengan kardiotokografi mempunyai spesifisitas 100% dalam menentukan adanya disfungsi janin plasenta atau posterm. Perlu diingat bahwa kematangan serviks tidak dapat dipakai untuk menentukan usia gestasi.3 Tanda posterm dapat dibagi dalam 3 stadium :3 1. Stadium I Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas. 2. Stadium II Gejala pada stadium I disertai pewarnaan meconium (kehijauan) pada kulit. 3 StadiumIII Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat.
19
Yag paling penting dalam menangani kehamilan lewat waktu ialah menentukan keadaan janin, karena setiap keterlambatan akan menimbulkan resiko kegawatan. Penentuan keadaan janin dapat dilakukan :3 1. Tes tanpa tekanan (non stress test) Bila diperoleh hasil non reaktif maka dilanjutkan dengan tes tekanan oksitosin. Bila diperoleh hasil reaktif maka nilai spesifisitas 98,9% menunjukkan kemungkinan besar janin baik. Bila ditemukan hasil tes tekanan yang positif, meskipun sensitifitas relative rendah tetapi telah dibuktikan berhubungan dengan keadaan postmatur. 2. Gerakan janin Gerak janin dapat ditentukan secara subjektif (normal rata-rata 7 kali per 20 menit) atau secara objektif dengan tokografi (normal rata-rata 10 kali per 20 menit), dapat juga ditentukan dnegan USG. Penilaian banyaknya air ketuban secara kualitatif dengan USG (normal > 1cm/bidang) memberikan gambaran banyaknya air ketuban, bila ternyata oligohidramnion maka kemungkinan telah terjadi kehamilan lewat waktu. 3. Amnioskopi Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih kemungkinan keadaan janin masih baik. Sebaliknya air ketuban sedikit atau mengandung meconium akan mengalami resiko 33% asfiksia. V. Diagnosa Banding : Kehamilan aterm (38-42 minggu)
VI. Konsultasi : Spesialis Anak dan Anestesi5 VII. Perawatan Rumah Sakit : 5
Setiap wanita hamil > 41 minggu dirawat setelah mendapat Penatalaksanaan kasus kehamilan lewat waktu dapat bersifat individu.
VIII. Terapi :5
pemeriksaan.
a. Tujuan : kuratif
b. Cara : rawat inap, partus pervaginam, tindakan SC atas indikasi obstetric. Bila terdapat
jahitan pada serviks (mislanya Shirodgkar) harus segera dibuka. c. Macam induksi persalinan (EBM Grade la), SC atas indikasi obstetric.
d. Waktu : sesuai keadaan ibu adan atau janin (dapat darurat atau elektif). Kehamilan diakhiri
pada usia gestasi > 41 minggu e. Terapi komplikasi dari terapi : sesuai dengan penyulit yang terjadi IX. Penatalaksanaan Persalinan merupakan diagnosis klinik yang didefinisikan sebagai permulaan dan menetapnya kontraksi yang bertujuan untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang berkesinambungan. Induksi persalinan merujuk dimana kontraksi uterus diawali secara medis maupun bedah sebelum terjadinya partus spontan. Berdasarkan
20
studi-studi terkini, rasionya bervariasi dari 9,5 33,7% dari semua kehamilan setiap tahun. Pada keadaan serviks yang tidak matang, jarang terjadi keberhasilan partus pervaginam. Dengan demikian, pematangan serviks atau persiapan induksi harus dinilai sebelum pemilihan terapi.1 Menurut British Columbia Reproductive Care Program, ada beberapa indikasi induksi persalinan, antara lain kehamilan posterm, penyakit ibu (diabetes, hipertensi), pecah ketuban sebelum waktunya (PROM), kematian janin. Induksi persalinan ini merupakan suatu intervensi aktif dengan potensi risiko baik pada ibu maupun janin. Risikonya meliputi peningkatan risiko persalinan seksio sesaria, denyut jantung janin yang abnormal, hiperstimulasi uterus, ruptur uteri, prolaps tali pusat, intoksikasi ibu, dan medikolegal (oksitosin sering dipertimbangkan oleh pengadilan sebagai kofaktor yang berhubungan dengan kondisi janin maupun neonatus yang abnormal). Oleh karena itu, terdapat kontraindikasi induksi dan pematangan serviks. Kontraindikasi absolut meliputi insisi uterus sebelumnya secara klasik, inverted T, atau tidak diketahui. Riwayat histerotomi atau miomektomi pada korpus uteri yang melibatkan tindakan membuka kavum uteri atau perluasan diseksi miometrium, riwayat ruptur uteri, plasenta previa, letak lintang atau kontraindikasi persalinan lain, dan herpes genital yang aktif. Sedangkan kontraindikasi relatif meliputi grande multipara (>5), malpresentasi, overdistensi uterus (misalnya polihidramnion atau kehamilan kembar), karsinoma serviks invasif, dan apabila adanya makrosomia janin (taksiran berat janin. 1 >4000g) pada bekas SC. Selama beberapa tahun yang lalu, ada peningkatan kekhawatiran bahwa jika serviks belum siap, tidak akan terjadi persalinan yang sukses. Berbagai sistem skoring untuk penilaian serviks telah diperkenalkan. Pada tahun 1964, Bishop secara sistematis mengevaluasi sekelompok wanita multipara untuk induksi elektif dan mengembangkan sistem skoring servikal standar. Skor Bishop membantu mendeskripsikan pasien-pasien yang memiliki kecenderungan untuk mencapai keberhasilan induksi. Lama persalinan berhubungan terbalik dengan skor bishop; nilai 8 berarti kemungkinan besar persalinan terjadi secara pervaginam. Skor bishop <6 biasanya membutuhkan metode pematangan serviks lebih dahulu dengan prostaglandin 1 atau Kateter Foley. 1 Tabel 1. Skor Bishop untuk menilai kematangan serviks untuk induksi persalinan Faktor Pembukaan (cm) Pendataran (%) Station Konsistensi Posisi Induksi Persalinan :
a. Syaratnya : 4,5
Skor 0 0 0-30 -3 Kenyal Posterior 1 1-2 40-50 -2 medium medial 2 3-4 60-70 -1 atau 0 lunak anterior 3 5-6 80 +1 atau +2 -
3. Janin Presentasi Kepala 4. Tidak ada penyulit (CPD, bekas SC, dll)
5. ICA > 5cm (metode Phelan)
1. Pasang kateter Foley selama 24 jam, dimulai pagi hari. 2. Bila skor pelvik tetap rendah, lepaskan katetr Foley lanjutkan dengan drip oksitosin untuk pematangan serviks (dosis tetap, tidak dititrasi) 3. Oksitosin 5IU dalam 500cc dekstrosa 5%, dosis dinaikkan secara bertahap mulai dengan 4 tetes permenit, naikkan 4 tetes setiap 15 menit hingga kontraksi adekuat (3-4x dalam 10 menit, dengan kekuatan sedang dan relaksasi baik).
4. Tetesan maksimal oksitosin pada primigravida : 40 tetes/menit, multigravida : 32
tetes/menit.
5. Bila 1 botol gagal, keadaan ibu dan bayi baik, pasien diistirahatkan. Induksi ulang
besok pagi. 6. Bila terjadi kontraksi hipertonik atau inkoordinasi, lakukan tokolitik. Setelah hipertonik atau inkoordinasi hilang, induksi persalinan dapat dilanjutkan. 7. Sebelum induksi dilakukan pemeriksaan kardiotokografi. Bila terdapat gawat janin, tindakan induksi dihentikan dan pertolongan persalinan disesuaikan dengan diagnosis saat itu. 8. Bila telah dua kali dilakukan induksi dan keadaan ibu dan janin baik, induksi dihentikan dan direncanakan induksi ketiga. 9. Pada induksi ketiga dilakukan pemeriksaan kardiotokografi sebelum induksi. Khusus pada induksi ketiga ini dilakukan amniotomi pada saat pembukaan 5cm. 10. Induksi dianggap gagal bila :
a. Tiga kali gagal induksi tetapi syarat partus pervaginam tidak terpenuhi (tidak dicapai kala 2) b. Gawat janin c. Kontraksi hipertonik atau inkoordinasi berulang (tokolitik gagal)
11. SC atas indikasi obstetric X. Penyulit : Kematian janin, aspirasi meconium dan sitosia bahu. 5 XI. Informed Consent : dibuat tertulis, baik untuk induksi ataupun SC. 5 XII. Lama prawatan : partus pervaginam 2-3 hari, SC 3-5 hari. 5 XIII. Masa pemilihan : partus pervaginam 6 minggu, SC 12 minggu. 5 22
XIV. Patologi : periksa PA plasenta dan umbilicus bila air ketuban hijau atau dicurigai ada
patologi. 5
XV. Prognosis : Ibu diharapkan baik, Janin dubious ad bonam. 5
KESIMPULAN Kehamilan lewat waktu merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi, dimana dapat terjadi komplikasi pada ibu dan janin. Kehamilan umunya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari pertama haid terakhir.
23