Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Bahan organik dalam tanah adalah hasil dari dekomposisi organisme hidup yang tersusun dari campuran polisakarida. Lignin, protein, dan bahan-bahan organik yang berasal dari batuan dan mineral. Di dalam bahan organik selalu mengalami penguraian sebagai akibat aktivitas mikrobia tanah. Proses ini menghasilkan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman serta senyawa lainnya yang keseluruhannya dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Bahan organik berperan penting sebagai buffer tanah atau penyangga kation karena dapat mencegah larut dalam pencucian disamping berpengaruh pada struktur tanah. Ada hubungan yang erat antara karbon dengan nitrogen dalam organik tanah yang dikenal sebagai C/N Ratio. C/N Ratio menunjukkan tingkat dekomposisi bahan organik dalam tanah. Kandungan karbon dalam tanah berkisar antara 1,22,5%. Rata-rata bahahn organik tanah mempunyai kandungan 58% C, oleh karena itu rata-rata bahan organik tanah pertanian berkisar 2 - 6%. Bahan organik tanah merupakan timbunan binatang dan jasad renik yang sebagian telah mengalami perombakan. Bahan organik ini biasanya berwarna cokelat dan bersifat koloid yang dikenal dengan humus. Humus terdiri dari bahan organik halus yang berasal dari hancuran bahan organik kasar serta senyawasenyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalaui suatu kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Humus merupakan senyawa yang

resisten berwarna hitam / cokelat dan mempunyai daya menahan air dan unsur hara yang tinggi. Tanah yang mengandung banyak humus atau mengandung banyak bahan organik adalah tanah-tanah lapisan atas atau tanah-tanah top soil. Bahan organik tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yaitu sebagai granulator yang berfungsi memperbaiki struktur tanah, penyediaan unsur hara dan sebagainya. Yang mana nantinya akan mempengaruhi seberapa jauh tanaman memberikan hasil produktifitas yang tinggi. Berdasarkan hal inilah, maka dipandang penting untuk melaksanakan praktikum bahan organik tanah. 1.2 Tujuan dan kegunaan Tujuan dilaksanakannya praktikum bahan organik adalah untuk

mengetahui persentase bahan organik yang terkandung pada lapisan tanah dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organik. Kegunaan dilaksanakannya praktikum bahan organik adalah sebagai salah satu bahan informasi untuk mengetahui kandungan bahan organik dalam tanah dan cara untuk meningkatkan kandungan bahan organik tanah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Organik Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisik, kimia, maupun secara biologi. Bahan organik adalah pemantap agregat tanah. Bahan organik tanah adalah hasil perombakan organisme hidup yang susunannya merupakan campuran antara polisakarida lignin, protein, dan bahan organik lainnya yang berasal dari batuan dan mineral (Hakim dkk, 1986). Di dalam tanah, bahan organik selalu mengalami perombakan sebagai aktivitas dari mikroba tanah. Proses ini dapat menghasilkan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman serta senyawa lainnya yang semuanya itu dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Adapun metode penetapan bahan organik tanah ada tiga cara, yaitu metode langsung (berdasarkan hilangnya berat), metode tidak langsung, dan metode yang didasarkan pada proses reduksi oleh bahan organik. Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumahnya tidak besar hanya berkisar 3 5 % tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah sangat besar sekali. Bahan organik dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik halus dan humus. Humus terdiri dari bahan organik halus yang berasal dari hancuran bahan organik kasar mikroorganisme dalam tanah (Hardjowigeno, 2003). tersebut melalui kegiatan

Sumber primer bahan organik diperoleh dari jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun, bunga, dan buah. Jaringan ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasi dengan tanah. Sedangkan sumber sekundernya adalah binatang. Dalam kegiatannya, binatang terlebih dahulu harus menggunakan bahan organik tanaman, setelah itu barulah binatang menyumbang bahan organiknya (Pairunan dkk, 1985). Kedua sumber bahan organik tersebut memiliki pengaruh yang berbeda terhadap tanah. Hal ini dikarenakan perbedaan komposisi atau susunan dari bahan organik tersebut. Jaringan binatang berbeda dengan jaringan tumbuhan, oleh sebab itu pada jaringan binatang umumnya lebih cepat hancur dibandingkan dengan jaringan tumbuhan (Pairunan dkk, 1985). Beberapa senyawa organik lebih tahan lapuk seperti lignin lemak dan beberapa senyawa yang mengandung N melalui proses biokimia menghasilkan suatu kelompok senyawa yang agak stabil, koloid amorf, dan berwarna gelap yang dikenal dengan humus. Humus adalah senyawa kompleks yang agak resisten pelapukan, berwarna coklat, amorfus, bersifat koloid, dan berasal dari jaringan tumbuhan, dan jaringan tumbuhan yang telah didekomposisikan oleh jasad mikro. Senyawa organik yang mudah lapuk antara lain gula, pati, protein, hemiselulosa. Adapun hasil dari perubahan bahan organik meliputi energi, air, C, N, S, P, K, Ca, Mg, dan lain-lain. Kadar bahan organik dalam tanah dipengaruhi oleh kedalaman, iklim, drainase, dan pengolahan dari bahan tersebut. Mengingat peranannya, bahan organik tanah perlu dipertahankan melalui suatu pengelolaan yang baik.

2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Bahan Organik Diantara sekian banyak factor yang mempengaruhi bahan organik tanah, factor yang paling penting adalah kedalaman tanah, iklim, tekstur tanah dan drainase. Kedalaman lapisan menentukan kadar bahan organik dan N. Kadar bahan organik terbanyak ditemukan di lapisan atas, setebal 20 cm (15-20) %. Semakin ke bawah kadar bahan organik semakin berkurang. Hal itu disebabkan akumulasi bahan organic memang terkonsentrasi di lapisan atas (Hakim, dkk, 1986). Faktor iklim yang berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Pada suhu tinggi aktifitas organisme akan semakin cepat sehingga dekomposisi juga berjalan lebih cepat. Hal ini akan mengakibatkan bahan organik yang terbentuk semakin banyak. Makin ke daerah dingin kadar bahan organik dan nitrogen makin tinggi. Tekstur tanah juga cukup berperan, makin tinggi jumlah liat maka makin tinggi kadar bahan organik dan nitrogen tanah, bila kondisi lainnya sama. Tanah berpasir menginginkan oksidasi yang baik sehingga bahan organik cepat habis (Hakim, dkk, 1986). Pada tanah dengan drainase buruk dimana air berlebih, oksidasi terhambat karena aerasi buruk menyebabkan kadar bahan organik dan nitrogen tinggi daripada tanah berdrainase baik. Pada daerah yang mempunyai drainase yang baik proses dekomposisi berjalan baik karena air sebagai pelarut bagi proses kimia yang paling baik. Disamping itu vegetasi penutup tanah dan adanya kapur dalam tanah juga mempengaruhi kadar bahan organic tanah. Vegetasi penutup tanah akan berpengaruh terhadap bahan organic tanah dan juga erosi yang terjadi pada

tanah tersebut. Vegetasi hutan akan berbeda dengan padang rumput dan tanah pertanian. Semakin banyak jumlah vegetasi yang tumbuh maka tingkat bahan organic dalam tanah akan semakin banyak pula (Hakim, dkk, 1986). 2.3. Hubungan Bahan Organik Dengan Kesuburan Tanah Bahan organic memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organic berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organic mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan (Hakim dkk, 1986). Pergerakan air secara vertical atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah bertambah akibat terbentuknya agregat (Hakim dkk, 1986). Bahan organic adalah bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Melalui penambahan bahan organic, tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur remah yang relative lebih ringan (Hakim dkk, 1986). Pada tanah yang mengandung bahan organic lebih banyak maka tanah tersebut akan mempunyai kapasitas pengikat hara dan air lebih banyak sehingga akan berpengaruh terhadap kesuburan tanah, sifat-sifat tanah, dan secara tidak langsung berakibat terhadap pertumbuhan tanaman. Fungsi dari bahan organic yang ada dalam tanah tersebut adalah sebagai granulator (untuk memperbaiki tanah), sumber unsure hara N, P, S, unsure mikro, menambah kemampuan menahan air dan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme (Hakim, dkk, 1986).

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1. Tempat dan Waktu Praktikum bahan organic tanah dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin Makassar pada hari Rabu 5 Desember 2012 pukul 15.00 WITA sampai selesai. 3.2. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan pada praktikum bahan organik adalah neraca analitis, labu Erlenmeyer 250 mL, pipet tetes, gelas ukur, buret 50 mL. Bahanbahan yang digunakan pada praktikum bahan organik tanah adalah sampel tanah kering udara (Tanah Inceptisol, lapisan I), aquades, larutan H2SO4, larutan K2Cr2O7, indikator diphenilamin dan ammonium ferro sulfat. 3.3. Prosedur Kerja Prosedur kerja bahan organik tanah dilaksanakan dengan cara sebagai berikut : 1. Menimbang contoh tanah dengan neraca analitis sebanyak 1 gram. 2. Memasukkan kedalam labu Erlenmeyer 250 ml. 3. Tambahkan dengan teliti 5 ml larutan K2Cr2O7 1 N (pipet) dan reaksikan dengan 5 ml H2SO4 dan biarkan reaksi berlangsung hingga beberapa menit atau labu Erlenmeyer menjadi dingin. 4. Menambahkan aquades 50 ml. 5. Tetesi 3-5 tetes indikator diphenylamine dan titrasi dengan ammonium ferro sulfat 0,25 N.

6. Titik akhir titrasi adalah pada saat terjadi perubahan warna biru kehitaman menjadi hijau. 7. Mencatat volume titran Fe++ yang digunakan begitu pula dengan normalitasnya. 8. Menghitung % bahan organik dengan menggunakan rumus %C=
( )

% Bahan Organik

= %C x 1,724

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut : Tabel. Hasil perhitungan kandungan bahan organik Lapisan I Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2012 4.2. Pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan dalam praktikum bahan organic tanah lapisan I memiliki kandungan bahan organik senilai 3,5%. Hal ini terjadi karena lapisan I merupakan lapisan permukaan, yang juga kandungan liat tanahnya rendah dimana pada lapisan ini tidak terjadi proses pencucian yang dapat menyebabkan kurangnya bahan organik yang dikandung pada setiap lapisan, dan juga proses humufikasi berlangsung pada lapisan ini. Hal ini sesuai dengan pendapat Pairunan (1985) bahwa kandungan bahan organik tertinggi adalah tanah berada pada lapisan I, karena adanya proses pelapukan sisa-sisa mikroorganisme yang mati dan berakumulasi dilapisan ini. Hardjowigeno (1992) menambahkan, bahwa tanah yang mengandung bahan organik adalah tanah lapisan atas atau top soil, karena semakin ke bawah suatu lapisan tanah maka kandungan bahan organiknya semakin berkurang sehingga tanah menjadi keras. Bahan Organik ( % ) 3,5

Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organik dalam tanah adalah kedalaman, iklim, tekstur, dan adanya drainase yang buruk. Kedalaman suatu lapisan itu mempengaruhi bahan organik dalam tanah karena makin dalam suatu lapisan makin berkurang bahan organik dalam tanah. Faktor iklim juga mempengaruhi karena makin dingin suatu daerah makin tinggi kadar bahan

organiknya. Tekstur tanah juga berperan karena makin banyak unsur haranya. Adanya drainase yang buruk juga menyebabkan kadar bahan organik dalam tanah tinggi. Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan (Hakim dkk, 1986). Pada tanah yang mengandung bahan organic lebih banyak maka tanah tersebut akan mempunyai kapasitas pengikat hara dan air lebih banyak sehingga akan berpengaruh terhadap kesuburan tanah, sifat-sifat tanah, dan secara tidak langsung berakibat terhadap pertumbuhan tanaman. Fungsi dari bahan organic yang ada dalam tanah tersebut adalah sebagai granulator (untuk memperbaiki tanah), sumber unsure hara N, P, S, unsure mikro, menambah kemampuan menahan air dan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum yang telah diamati, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Kandungan bahan organik pada lapisan I yaitu 3,5 %. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan bahan organik dalam tanah adalah kedalaman lapisan tanah, iklim (suhu dan curah hujan), tekstur tanah, drainase, aerasi, aktivitas mikroorganisme, vegetasi. 5.2 Saran Sebaiknya pada tanah pertanian yang kurang subur dilakukan penambahan bahan organiknya yaitu dengan pemberian pupuk atau dengan cara menambahkan bahan hijau yang masih muda ke dalam tanah untuk memperbaiki tanah dan mempertahankan kadar bahan organik serta menaikkan kadar nitrogen tanah.

DAFTAR PUSTAKA Hakim N, dkk.1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung. Hardjowigeno,S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta : PT. Medyatama Sarana Perkasa. Pairunan, A.K, dkk. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Indonesia Timur. Tim Asisten. 2012. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar : Universitas Hasanuddin.

LAMPIRAN Hasil perhitungan Bahan Organik lapisan I tanah terganggu Dik : Mlb = 35,4 ml Mlt = 10 ml %C= = = = 2,027 % % Bahan Organik = %C x 1,724 = 2,027 % x 1,724 = 3,49 % = 3,5%
( ( )

N = 0,2 N m = 1 g = 1000 mg

Anda mungkin juga menyukai