Anda di halaman 1dari 5

Indikator Pertanian Berlanjut dari Aspek Biofisik

3.1.1.1.

Kualitas Air

Stopsite 1 : Data pengamatan kualitas air secara fisik dan kimia


Parameter Kekeruhan Suhu (air) Suhu (udara) pH DO Satuan cm celcius Lokasi pengambilan air Plot 1 UL 1 UL 2 UL 3 26 27 28,5 23 24 24 30 30 30 6,51 45,17 Kelas (PP no 28 tahun 2001) Kelas 1

Menurut klasifikasi kualitas air berdasarkan nilai DO dan nilai pH maka plot 1 dapat dinyatakan ke dalam kelas 1. Kelas 1 mengidentifikasikan bahwa air yang peruntukannya dapat digunakan untuk bahan baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyarakatkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut yang dalam hal ini juga dapat diaplikasikan dalam bercocok tanam. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan lahan pada skala lanskap termasuk dalam kategori pertanian yang keberlanjutan karena kualitas air tergolong sangat baik serta tidak tercemar. Kemudian jika dilihat berdasarkan parameter lainnya yakni seperti nilai kekeruhan didapat hasil rata-rata pada plot 1 sebesar 27,17. Dimana angka tersebut merupakan nilai terkecil jika dibandingkan dengan nilai kekeruhan pada plot lainnya. Dimana hasil tersebut dapat dikatakan menyatakan bahwa apabila kondisi air keruh maka cahaya matahari yang masuk ke air semakin berkurang sehingga mengurangi proses fotosintesis tumbuhan air yang kemudian juga akan sangat menentukan terhadap produktivitas. Jika dilihat berdasarkan parameter suhu air didapat rata-rata sebesar 23,7 dan untuk suhu udara rata-rata sebesar 30 maka dapat disimpulkan bahwa kandungan oksigen di dalam air, proses fotosintesis dalam air serta laju metabolisme organisme air pada plot 1 cukup tinggi. Namun, jika dibandingkan dengan plot lainnya untuk parameter suhu udara maupun air maka pada plot 1 ini tergolong rendah kedua setelah plot keempat. Sehingga didapat kesimpulan bahwa kadar oksigen dalam air juga tidak terlampau banyak dan aktifitas atau proses fotosintesis nya juga tidak sebanyak pada plot 3

Stopsite 2 : Data pengamatan kualitas air secara fisik dan kimia


Parameter Kekeruhan Suhu (air) Suhu (udara) pH DO Satuan Lokasi pengambilan air Plot 2 UL 1 UL 2 UL 3 25 41 31 28 28 29 30 30 31 6,76 44,67 Kelas (PP no 28 tahun 2001) Kelas 1

celcius

Menurut klasifikasi kualitas air berdasarkan nilai DO dan PH plot 2 termasuk ke dalam kelas 1 yang berarti pengelolaan lahan pada skala lanskap termasuk dalam kategori pertanian berlanjut karena air terklasifikasi tidak mengalami pencemaran. Kelas 1 mengidentifikasikan bahwa air yang peruntukannya dapat digunakan untuk bahan baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyarakatkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut yang dalam hal ini juga dapat diaplikasikan dalam bercocok tanam. Jika dilihat dari parameter lainnya, seperti halnya indicator kekeruhan dalam plot 2 ini untuk masing-masing UL didapat rata-rata sebesar 32,3. Dimana angka tersebut merupakan nilai terbesar kedua setelah plot ke-4 yang melampaui angka rata-rata sebesar 57. Hal ini tentunya sangat berdampak pada suplier oksigen yang diberikan oleh tumbuhan air juga berkurang sehingga jumlah oksigen yang terlarut dalam air juga berkurang. Sementara besarnya ratarata suhu air yakni 28,3 dan untuk suhu udara didapat rata-rata sebesar 30,3. Baik suhu udara maupun suhu air memiliki hasil yang paling significant tinggi jika dibandingkan dengan plot lainnya, hal ini berarti kandungan oksigen cukup tinggi, proses fotosintesis dalam air tinggi, laju metabolisme organisme air serta kepekaan organisme terhadap polusi, parasit dan penyakit juga sangat tinggi. Stopsite 3 : Data pengamatan kualitas air secara fisik dan kimia
Parameter Kekeruhan Suhu pH DO Satuan Lokasi pengambilan air Plot 3 UL 1 UL 2 UL 3 25 32 29 31 31 31 6,85 43,19 Kelas (PP no 28 tahun 2001) Kelas 1

celcius

Menurut klasifikasi kualitas air berdasarkan nilai DO dan pH plot 3 termasuk ke dalam kelas 1. Hal tersebut menyatakan bahwa pengelolaan lahan pada skala lanskap termasuk dalam kategori pertanian berlanjut karena air terklasifikasi tidak mengalami

pencemaran. Kelas 1 mengidentifikasikan bahwa air yang peruntukannya dapat digunakan untuk bahan baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyarakatkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut yang dalam hal ini juga dapat diaplikasikan dalam bercocok tanam. Pada plot 3 memiliki pH yang mana sesuai untuk kondisi optimum pH air bagi makhluk hidup, yakni pada kisaran 6,5 8,2. Sebab, apabila pH < 7 berarti tergolong masam, pH > 7 berarti tergolong basa dan untuk kondisi pH yang terlalu masam ataupun basa akan mematikan makhuk hidup. Kemudian untuk hasil DO didapat sebesar 43,19 oksigen yang berada dalam air berasal dari oksigen di udara dan hasil fotosintesis tumbuhan air. Oksigen terlarut tersebut sangat dibutuhkan tumbuhan dan hewan air. Jika kekurangan oksigen terlarut akan mematikan tumbuhan dan hewan air. Kemudian untuk angka kekeruhan didapat rata-rata pada plot 3 sebesar 28,67 sementara angka rata-rata suhu didapat sebesar 31. Angka rata-rata suhu tersebut merupakan angka terbesar jika dibandingkan dengan plot lainnya. Stopsite 4 : Data pengamatan kualitas air secara fisik dan kimia
Parameter Kekeruhan Suhu (air) Suhu (udara) pH DO Satuan Lokasi pengambilan air Plot 4 UL 1 UL 2 UL 3 89 42 40 21,5 22 22 30 31 31 7,07 40,10 Kelas (PP no 28 tahun 2001) Kelas 1

celcius

Menurut klasifikasi kualitas air berdasarkan nilai DO dan pH plot 3 termasuk ke dalam kelas 1. Hal tersebut menyatakan bahwa pengelolaan lahan pada skala lanskap termasuk dalam kategori pertanian berlanjut karena air terklasifikasi tidak mengalami pencemaran. Kelas 1 mengidentifikasikan bahwa air yang peruntukannya dapat digunakan untuk bahan baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyarakatkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut yang dalam hal ini juga dapat diaplikasikan dalam bercocok tanam. Kemudian untuk parameter lainnya seperti angka kekeruhan didapat hasil rata-rata sebesar 57. Dimana hasil tersebut merupakan angka terbesar jika dibandingkan dengan ketiga plot lainnya yang hanya berkisar dibawah angka 50. Hal ini menunjukkan bahwa pada plot 4 ini memiliki nilai yang kekeruhan yang cukup significant dan terdapat banyaknya bahan-bahan terlarut dalam air misalnya lumpur, alga, detritus dan kotoran lokal lainnya. Selain itu juga, menunjukan bahwa intensistas cahaya matahari yang masuk ke dalam air tidak terlampau banyak sehingga aktivitas maupun proses fotosintesis pada

tanaman pun ikut terganggu. Semakin air keruh berarti batas penglihatan semakin dangkal. Selain itu juga, untuk kondisi pH pada plot ini tergolong ke dalam basa karena memiliki pH sebesar 7,07. Berdasarkan literature bahwa pH yang terlalu masam ataupun basa akan mematikan makhuk hidup. Jika di analisis berdasarkan rata-rata suhu air pada plot 4 juga merupakan angka terkecil jika dibandingkan dengan plot lainnya ini yakni didapat hasil sebesar 21,83 sementara untuk suhu udara sebesar 30,67. Dari keempat plot tersebut jika dianalisis dari masing-masing parameter atau indicator yang digunakan maka termasuk dalam kategori baik. Berarti, kegiatan pertanian berlanjut di desa kekep berjalan baik dari aspek air. Hal tersebut bisa dikarenakan daerah di sekitar sungai memiliki cukup vegetasi yang dapat menahan limpasan air dan partikel tanah langsung terbuang ke sungai, sehingga air sungai menjadi tidak terlalu keruh karena kurang mengandung partikel-partikel tanah. Dari keempat plot tersebut yang paling baik dan sangat sesuai dengan pertanian berlanjut adalah plot 1 yakni dimana angka DO yang paling tinggi sebesar 45,17 dan dengan angka rata-rata tingkat kekeruhan yang paling kecil yakni 27,17. Lalu kemudian terbaik kedua diikuti oleh plot 3 dimana angka DO sebesar 43,19 dan dengan angka rata-rata tingkat kekeruhan sebesar 28,67. Lalu terbaik ketiga yakni pada plot 2 dengan nilai DO sebesar 44,67 dan dengan tingkat rata-rata kekeruhan sebesar 32,3. Sedangkan untuk plot terakhir yakni plot 4 memiliki tingkat DO yang paling rendah yakni hanya berkisar 40,10 dan dengan tingkat kekeruhan rata-rata yang paling significant yakni sebesar 57. Pada pengamatan lansekap pada lahan di desa kekep penggunaan lahan berupa agroforestry dimana terdapat tanaman tahunan, tanaman musiman juga peternakan. Pada lereng bawah ditanami tanaman hortikultura dengan tingkat tutupan lahan untuk kanopi rendah karena tidak ada kanopi pada area tersebut sehingga seresah pun tidak ada. Dari pengamatan lansekap tersebut pengelolaan lahan sudah baik. Ini dilihat dari penanaman komoditas yang ditanami dengan memperhatikan faktor-faktor pembatas yang berupa kelerengan. Pada lereng atas ditanamai tanaman, dengan ditanaminya tanaman tahunan ini dapat meminimalisir terjadinya erosi, karena tanaman tahunan memiliki akar tunjang sehingga cengkraman ditanah cukup kuat sehingga tanah tidak bisa tererosi. Pada lereng tengah ditanami rumput, selain sebagai pencegah erosi dan sebagai tutupan lahan rumput ini juga difungsikan sebagai makanan ternak. Pada lereng bawah ditanami tanaman hortikultura. Penanaman tanaman hortikultura pada lereng bawah sudah baik dengan jumlah komoditas yang banyak. Pengolahan tanah ini dikatakan baik juga dilihat dari kualitas air. Dengan melihat konsentrasi sedimen dengan melakukan perhitungan dapat dikatakan kualitas air baik

karena konsentrasi sedimen rendah sehingga air bersih dan tidak tercemar. Air yang bersih ini menunjukkan bahwa tidak terjadi erosi pada lahan tersebut. Kualitas air sangat berpengaruh terhadap pertanian berlanjut. Penurunan kualitas air masih banyak terjadi tidak hanya pada daerah hilir tetapi juga pada daerah hulu. Faktor utama terjadinya penurunan kualitas air adalah kualitas air sungai di daerah hulu melalui sedimentasi, penumpukan hara, dan pencemaran kimia pestisida. Selain itu, kondisi ini sangat mempengaruhi kesehatan manusia dan keberadaan makhluk hidup lainnya khususnya di perairan. Terdapat 3 jenis pendugaan kualitas air sungai yaitu fisik (kekeruhan dan suhu), kimia (pH dan oksigen terlarut) dan biologi (makroinvertebata) tetapi dalam fieldtrip kali ini pendugaan biologi tidak dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai